LEGENDA DANAU JERUK Dahulu terdapat mata air tempat mandi para bidadari bernama Limboto Tupalo. Pada suatu hari, Jilumoto seorang jejakadari kahyangan menyaksikan para bidadari sedang mandi di Tupalo. Ia lalu menyembunyikan salah satu bidadari tertua bernama Mbu’ I Bungale. Karena sayapnya hilang, Mbu’ I Bungale tak bisa terbang dan ditinggalan oleh bidadari lainnya. Jilumoto kemudian menikahinya dan mereka tinggal bersama di bukit kapas. Suatu ketika, Mbu’ I Bungale mendapat kiriman mustika telur itik dari kahyangan. Mbu’ I Bungale mengambil mustika itu dan menyimpannya di dekat mata air Tupalo. Ditutupnya mustika itu dengan sebuah tudung. Namun suatu hari, mustika itu ditemukan oleh empat pengembara yang tengah mandi di mata air Tupalo. Mereka lantas mengaku sebagai pemilik mustika dan tempat itu.
Maka Mbu’ I Bungale menantang mereka untuk membuktikan siapa sesungguhnya pemilik tempat itu, “Jika kalian benar menguasai mata air dan mustika itu, cobalah kalian besarkan mata air ini menjadi danau.” Tantangan diterima. Satu persatu ke empat orang asing itu memperagakan kemampuannya untuk meluapkan air, “Mata air kami!! Meluas dan membesarlah…” Namun tak ada sesuatu pun yang terjadi. Mata air tetap tak bertambah. Lalu mereka berkata, “Sekarang giliranmu. Perlihatkan.”