The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Majalah Imakulata Edisi XVII: Biarkanlah Anak-Anak Itu Datang Kepada-Ku

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Paroki Kalideres - Bookshelf, 2023-07-12 11:46:19

Majalah Imakulata Edisi XVII

Majalah Imakulata Edisi XVII: Biarkanlah Anak-Anak Itu Datang Kepada-Ku

SEPUTAR PAROKI 51 Stasi Vincentius Pallotti untuk Pemazmur Anak; Clara Today Rosari untuk Pemazmur OMK; dan Petrus Rusli dari Stasi Vincentius Pallotti untuk Pemazmur Dewasa. Dalam lomba 3 kategori pemazmur ini, Paroki Kalideres belum berhasil meraih juara, tetapi para wakil lomba mendapatkan pengalaman yang sangat berharga karena dapat mendengarkan para pemazmur dari Paroki-Paroki se-Keuskupan Agung Jakarta yang luar biasa talentanya. Kelompok Paduan Suara Pria Gregorian diikuti oleh 22 orang dengan pelatih dan dirigen Edwin Mahendra dari Tim Seksi Musik Liturgi SMI. Kelompok ini menyanyikan lagu-lagu Gregorian yang sudah sangat jarang terdengar di Gereja. Lagu wajib yang dinyanyikan adalah “Viri Galilei” dan lagu pilihan yang dibawakan adalah “Veni Sancte Spiritus”. Untuk Paduan Suara Dewasa Wanita kali ini dilatih oleh Michael Ryan yang pada Pesparani


SEPUTAR PAROKI 52 Ke-2 juga melatih kami. Ryan adalah alumni Unpar Choir, berpengalaman sebagai guru vocal di beberapa tempat, dan aktif sebagai anggota Batavia Madrigal Singers. Dalam melatih, Ryan dibantu oleh Klaudia Christi yang merupakan anggota senior koor dan pemazmur di Gereja SMI. Paduan Suara Dewasa Wanita ini beranggotakan 24 orang, membawakan lagu wajib “Hodie Christus Natus Est” dan lagu pilihan “Et Incarnatus Est” pada saat lomba. Lomba Paduan Suara diadakan pada 09 Juli 2023. Untuk kategori Paduan Suara Dewasa Wanita, wakil dari Paroki Kalideres berhasil meraih Juara 2. Proficiat untuk seluruh Tim Paduan Suara yang telah berkenan mewakili Paroki Kalideres di ajang Pesparani Ke-3 ini.


SEKSI/KATEGORIAL 53 ANTIOKHIA Ada yang bingung kalau lagi liburan sekolah apa yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang? Atau ada yang ingin liburan sambil mencari teman baru? Kalau begitu Weekend Antiokhia adalah jawabannya. Di sini para remaja bisa mengisi waktu, mendapatkan teman baru, juga sekalian bisa mendekatkan diri dengan Tuhan dengan cara yang menyenangkan. “Mereka tinggal bersama-sama dengan jemaat itu satu tahun lamanya, sambil Disusun berdasarkan wawancara dengan Viola (Ketua Panitia Weekend Antiokhia ke-37), oleh Felicia Usawan


SEKSI/KATEGORIAL 54 mengajar banyak orang. Di Antiokhia-lah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen.” (Kis 11:26). Weekend Antiokhia adalah kegiatan untuk mengenal diri lebih dalam, membangun karakter, bertumbuh bersama di dalam iman, serta mengenal Tuhan Yesus, dan merasakan cinta kasih Tuhan melalui teman-teman yang dikhususkan untuk anak-anak remaja yang sudah duduk di bangku SMA. Biasanya, para peserta Weekend Antiokhia akan pergi ke suatu tempat untuk menginap selama 3 hari dan 2 malam. Tujuan dari Weekend Antiokhia ini adalah untuk mengajak anak-anak muda untuk bertumbuh bersama dalam kasih Tuhan dengan harapan agar mereka maupun Panitia Pelaksana dapat menyebarkan kasih Tuhan kepada sesama di sekitar mereka.


SEKSI/KATEGORIAL 55 Logo Antiokhia berupa segitiga dengan bagi tengahnya berbentuk jalan yang berliku-liku yang melambangkan jalan hidup kita pasti tidak akan selalu mulus, terkadang ada banyak masalah yang datang menghadang. Selain itu terdapat 3 lambang lain dalam logo Antiokhia yaitu batu karang, bunga, dan salib. Melalui ketiga lambang itu, para remaja yang mengikuti Weekend Antiokhia diajak untuk menjadi kokoh seperti batu karang di tengah banyaknya cobaan yang datang dari berbagai tempat dengan bermacammacam bentuknya. Bertumbuh bersama dalam iman, maupun dalam karakter seperti layaknya bunga yang dapat selalu bertumbuh dan mekar. Sedangkan Salib melambangkan kemenangan bersama Tuhan Yesus. Maka Weekend Antiokhia mengajak para remaja untuk belajar dari batu karang yang tidak mudah hancur meski terkena angin ataupun hujan, dan belajar dari masalah yang dihadapi agar bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dalam Tuhan.


SEKSI/KATEGORIAL 56 Antiokhia pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960 di daerah Amerika Serikat. Kemudian di tahun 1986, Romo Peter K. Subagyo, OMI membawa Antiokhia masuk ke Indonesia dan Gereja Trinitas menjadi Gereja pertama yang mengadakan Weekend Antiokhia yang masih berlanjut hingga saat ini. Pada masa virus Covid yang menyebar di Indonesia, maka selama 2 tahun Weekend Antokhia terpaksa ditiadakan. Pada 23 Juni 2023 yang baru lalu, akhirnya Weekend Antiokhia (WA) yang ke-37 diadakan kembali dengan tema NEWRISH dan mengambil lokasi penyelenggaraan di Wisma Canossa, Bintaro, Tangerang Selatan. Khusus untuk WA ke-37 ini, Panitia mempersilahkan para remaja yang sudah kuliah untuk ikut berpartisipasi. Meski kegiatan WA sudah dapat dimulai kembali, tetapi Panitia masih harus membatasi jumlah peserta hanya 70 orang saja.


SEKSI/KATEGORIAL 57 “Aku bisa jamin setiap peserta yang ikut Weekend Antiokhia, pulangnya pasti akan mendapat teman baru, bahkan Panitia juga membuka diri untuk para peserta yang mau ngobrol dengan kami, ” kata Viola selaku Ketua Panitia Weekend Antiokhia ke-37. Keunikan Antiokhia adalah mengajak para pesertanya untuk dapat saling kenal, baik kenal peserta lainnya maupun Panitia yang hadir. Mereka diajak bernyanyi bersama untuk memuliakan nama Tuhan, menari bersama, bahkan bisa sharing juga mengenai berbagai macam hal yang dihadapi. Karena umur peserta yang tidak jauh berbeda, tentunya hal-hal yang ditemukan dan dihadapi tidak akan jauh berbeda. Tidak hanya berhenti saat Weekend selesai, terkadang ada juga follow-up dari Panitia untuk mengajak peserta kembali berkumpul bersama yang


SEKSI/KATEGORIAL 58 berupa mengikuti Misa Kudus bersama, berolahraga bersama, atau hanya sekedar duduk dan nongkrong bareng. Hal demikian adalah agar bonding yang sudah terbentuk saat WA tetap terjaga. “Aku mau berterima kasih kepada temanteman yang sudah bersedia memberikan waktunya buat ikut acara WA, terima kasih juga untuk Panitia yang meluangkan waktu buat rapat. Terima kasih kepada orangtua peserta yang telah memberikan dukungan bagi anak-anaknya untuk ikut WA. Terima kasih kepada orangtua Panitia yang memberikan dukungan penuh pada anak-anaknya, sampaisampai ada yang membatalkan acara makan bersama keluarga supaya anaknya dapat ikut rapat Panitia WA. Harapanku buat Panitia yang baru, semoga kalian bisa memeruskan rantai ini agar bisa berbagi kasih Tuhan ke calon peserta selanjutnya juga agar jangan sampai putus. Kemudian untuk calon peserta,


SEKSI/KATEGORIAL 59 tidak perlu takut tidak ada teman, karena kalian pasti akan dapat teman baru, karena di Antiokhia kita bertumbuh bersama-sama juga.” Selain Gereja Trinitas, kini Gereja SMI juga mengadakan Weekend Antiokhia sendiri yang biasanya diadakan di setiap bulan Desember dengan tema yang berbeda. Tapi tidak menutup kemungkinan untuk para remaja dari Trinitas untuk bergabung, dan begitu juga sebaliknya Weekend Trinitas juga menerima peserta WA dari SMI untuk ikut bermain bersama sambil memuji Tuhan. Jadi, para remaja SMI dan Trinitas dapat mengisi waktu luang saat libur Natal dan Tahun Baru mendatang! Jangan tunda melakukan hal baik sampai besok jika engkau dapat melakukannya hari ini. -St. Yohanes Don Bosco


POJOK OMK 60 Peran OMK Dalam BIA dan BIR Orang Muda Katolik (OMK) kerap kali menunjukkan keaktifannya di luar Gereja karena dinilai lebih menyenangkan dan seru. Padahal di dalam Gereja banyak sekali wadah untuk OMK mengembangkan diri dan terlibat aktif menggereja. Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan ketika OMK mengikuti organisasi/komunitas yang ada di dalam Gereja. Melalui wadah-wadah tersebut, OMK dapat menambah relasi pertemanan antar Paroki atau luar Oleh Meli Setiawan & Maria G. Angela


POJOK OMK 61 Paroki, menerima pengajaran-pengajaran berharga tentang kehidupan menggereja yang dikemas dalam acara khas orang muda yang fun dan menyenangkan. OMK mungkin bingung bagaimana cara supaya bisa mulai aktif menggereja. Yang pertama adalah melalui OMK Wilayah (18- 35 tahun dan belum menikah), Antiokhia, Roses, PDOMPKK, Putra Altar, Legio Ekaristi, BIA dan BIR. Nah, tapi kali ini kita akan membahas secara khusus peranan OMK dalam BIA dan BIR. Tak cuma di lingkup Wilayah OMK saja nih, sebagai OMK kita juga bisa berperan aktif dalam kegiatan yang diadakan oleh BIA dan BIR, seperti Valentine BIR. OMK dapat terlibat dalam Kepanitiaan yang mengurus rangkaian acaranya, menjadi Pembina Kelompok dalam acara yang diadakan.


POJOK OMK 62


POJOK OMK 63 Kegiatan lainnya seperti saat Natal dan Paskah. Setiap tahunnya pasti diadakan Misa Natal dan Paskah untuk anak-anak BIA & BIR. Biasanya ada Panitia tersendiri untuk persiapan Misa Natal & Paskah BIA & BIR ini yang diambil dari OMK. Mulai dari persiapan sampai terlaksananya Misa, saat Misa berlangsung juga akan ada kakak-kakak OMK yang menjaga tiap barisan kursi yang digunakan. Tugasnya adalah untuk menjaga apabila ada anak BIA/BIR yang ingin ke toilet, membantu mengarahkan anak BIA/BIR untuk menjaga ketenangan selama Misa berlangsung. Selain itu, dari kegiatan yang baru saja terlaksana yaitu Summer Camp BIR (biasanya dulu sebelum pandemi COVID19, Gereja sering mengadakan kegiatan untuk anak BIR yang bernama “Bible Camp”.) Dalam kegiatan ini, OMK-lah yang membantu setiap persiapan yang ada bersama dengan om/tante juga.


POJOK OMK 64 Setiap rangkaian acara juga dimeriahkan oleh OMK yang terlibat di dalamnya. Salah satu Koordinator Ketua Kelompok acara Summer Camp BIR ini juga berasal dari OMK, yaitu Kak Ocha dan Michelle SIEKEP, dan didampingi juga oleh Kak Carla yang merupakan Pembina BIR. Dalam kegiatan Summer Camp tersebut, anak-anak BIR pergi ke kebun sayur, ke tempat pembuatan hosti, makam para Pastor OSC, dan juga melihat patung Yesus tanpa tangan di ruang meditasi Romo dan Frater. Acara tersebut bukan seolah-olah menjadi acara yang sia-sia, namun acara tersebut dapat melatih anak-anak BIA dan BIR semua untuk turut ambil bagian dalam proses kemandirian, proses pergaulan, serta proses pertumbuhan iman Katolik mereka. OMK berperan penting dalam BIA dan BIR, karena nantinya mereka yang sekarang masuk kategori BIA dan BIR


POJOK OMK 65 akan bertumbuh dan akan menjadi OMK juga. OMK juga menjadi bagian dari tubuh Gereja dan harapan bagi masa depan Gereja. Penerus Gereja nantinya siapa lagi kalau bukan OMK ini? Pendidikan sendiri tidak hanya didapatkan di sekolah saja, tetapi


POJOK OMK 66 pendidikan iman juga perlu dibina agar dapat bertumbuh sejak kecil, nah caranya dengan kegiatan BIA & BIR yang diadakan oleh Paroki. Dengan melihat kakak-kakak OMK yang aktif melayani, berbagi cerita ke mereka yang masih BIA & BIR, harapannya adalah dengan bekal ilmu dan iman yang dibagikan oleh kakakkakak OMK bisa menumbuhkan kerinduan adik-adik BIA & BIR untuk melayani Gereja nantinya. So, untuk teman-teman OMK tetap semangat dalam melayani di BIA & BIR ya, karena kalianlah yang bisa memberikan contoh bagi adik-adik BIA & BIR! Dengan demikian, kehadiran OMK, BIA, dan BIR memberikan warna baru dan menghidupkan dalam Gereja Katolik!


POJOK OMK 67 Bersukacita Dalam Pelayanan Perutusan Yesus Oleh William Ekachandra Pengalaman menjadi bagian dari keluarga besar Emmaus Journey sejak Gen-9 menjadi kebanggaan tersendiri bagiku. Banyak hal yang aku dapatkan selama 9 bulan menjadi peserta Emmaus Journey, salah satunya adalah menjadi lebih dekat dengan Tuhan Yesus dan lebih banyak mengetahui Firman Tuhan yang dikutip di dalam ayat-ayat Kitab Suci. Selama 9 bulan lamanya aku dan kelompokku diutus untuk bersama-sama mendalami


POJOK OMK 68 maksud dari Firman Tuhan dengan saling berbagi cerita (sharing), membuat jurnal mingguan EJ, dan menjawab pertanyaanpertanyaan yang terdapat dalam buku EJ. Hal ini menjadi pengalaman berharga bagiku yang sebelumnya belum aku dapatkan. Momen terindah bagiku ketika diberikan kesempatan untuk mengikuti Retret Perutusan Emmaus Journey Gen-9 dengan tema “Pelayanan Dengan Hati”. Bersama keluarga besar Emmaus Journey, bersukacita dengan bernyanyi dalam pelayanan perutusan Yesus.


POJOK OMK 69 Bersama-sama memperdalam iman Katolik selama mengikuti Retret Perutusan (Retrus) ini. Harapanku untuk Emmaus Journey ke depan adalah semakin banyak yang bergabung dan berkontribusi langsung di dalam tugas perutusan Yesus. Sukses selalu untuk Emmaus Journey. Tuhan memberkati. Misa Perayaan Paskah BIA dan BIR di Gereja SMI


RINGAN BERMAKNA 70 Orang Kudus Muda Gereja Katolik Gelar Orang Kudus (Santo/Santa) diberikan Gereja Katolik bukan hanya kepada orang-orang dengan usia tertentu saja. Ternyata, ada banyak Orang Kudus Gereja yang berusia muda, bahkan masih terhitung anak-anak. Berikut adalah beberapa di antaranya: Santo Dominikus Savio Dominikus adalah salah satu dari 10 anak pasutri Carlo dan Birgitta Savio yang lahir pada 02 April 1842, di Riva, Chieri, Italia. Pada usia 5 tahun, Dominikus memohon dan diizinkan orang tuanya untuk menjadi Putra Altar. Dominikus menerima Komuni Pertamanya di usia 7 tahun. Disusun oleh Andrea Mylla


RINGAN BERMAKNA 71 Remaja, khususnya remaja putra Paduan suara remaja putra Remaja yang diperlakukan tidak adil Mereka yang tidak bersalah tetapi dikenai tuduhan palsu Dominikus Savio bersama temantemannya mendirikan perkumpulan “Sodalitas Maria Imakulata” yang bertujuan mendorong anak-anak berdevosi kepada Bunda Maria dan menerima Komuni dengan pantas. Ia bercita-cita menjadi seorang Imam, namun ia meninggal dalam usia empat belas tahun karena sakit. Santo Dominikus Savio adalah Santo Pelindung bagi: Santa Imelda Lambertini Pada umur 5 tahun, Imelda sudah memiliki kerinduan untuk menerima Komuni Kudus Pertama namun ditolak karena peraturan batasan umur pada saat itu adalah umur 14 tahun.


RINGAN BERMAKNA 72 Pada umur 9 tahun, Imelda pergi untuk tinggal di Kesusteran Dominikan di Val Di Pietra dengan harapan akan dapat menerima Komuni segera. Namun Pimpinan Kesusteran tetap menyuruhnya menunggu hingga usia yang ditetapkan. Sambil merasa iri melihat teman-temannya menerima Komuni, Imelda pun bertanya-tanya: “Bagaimana mungkin seseorang dapat menerima Yesus ke dalam hatinya dan tetap hidup?” Pada 12 Mei 1333, malam Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus, 2 tahun sejak Imelda bergabung dengan Kesusteran, Imelda tetap tinggal di dalam gereja setelah selesai Misa. Tetap bersujud, Imelda ditemukan oleh salah satu Suster dengan cahaya yg bersinar di atas


RINGAN BERMAKNA 73 kepalanya. Di dalam cahaya bersinar itu adalah sebuah Hosti Kudus. Pimpinan Kesusteran segera mengambil Hosti Kudus tersebut dan memberikannya kepada Imelda sebagai Komuni Kudus Pertamanya. Bersujud dalam doa, Imelda pun menutup mata dan rohnya naik bergabung bersama Allah. Komuni Pertama Imelda pun menjadi Komuni Abadi. Santo Aloysius Gonzaga Aloysius lahir dari keluarga kaya. Atas keinginan ayahnya, pada umur 4 tahun, Aloysius pun mulai berlatih untuk menjadi prajurit kerajaan.


RINGAN BERMAKNA 74 Namun pada umur 8 tahun, Aloysius menderita sakit pada ginjalnya. Selama beristirahat, ia banyak membaca tentang kehidupan orang-orang kudus serta berdoa. Ketika berumur 9 tahun, Aloysius bersumpah untuk tidak pernah menikah. Aloysius sering mengajarkan ajaranajaran Kristiani kepada anak-anak miskin di sekitarnya. Setelah berusaha meyakinkan ayahnya, pada umur 17 tahun, Aloysius bergabung ke dalam Tarekat Serikat Yesus. Ia pun ikut membantu merawat orang sakit akibat wabah yg menyerang Italia pada tahun 1591. Kesehatan Aloysius memang tidak pernah prima, maka ia pun ikut tertular dan meninggal pada 21 Juni 1591 dalam usia 23 tahun. Santo Antonius dari Padua Nama baptis Antonius adalah Fernando Martins. Lahir dari keluarga kaya Portugis pada tahun 1195, Fernando memilih melayani kehidupan


RINGAN BERMAKNA 75 orang-orang miskin. Pada umur 15 tahun ia pergi ke ibukota Portugal untuk belajar menjadi Imam Kristus. Ketika Ordo Fransiskan berkunjung, Fernando merasa terpanggil dan bergabung bersama mereka. Fernando mengganti namanya menjadi Antonius. Antonius jatuh sakit ketika melayani di Maroko. Para tetua memutuskan agar Antonius kembali ke Portugal. Namun badai membawa kapal yang ditumpangi Antonius ke Sisilia, Italia. Karena kondisi kesehatan yang memburuk, Antonius menetap sementara di Tuscani.


RINGAN BERMAKNA 76 Suatu hari Antonius diminta untuk memimpin Misa Kudus yang selama ini belum pernah dilakukannya. Namun ternyata Homili Antonius dapat diterima semua kalangan; muda dan tua, berpendidikan maupun yang tidak berpendidikan, semua dapat mengerti apa yang diajarkan Antonius. Antonius mempunyai buku yang selalu ia jadikan referensi dalam mengajar. Suatu hari buku tersebut hilang, dan Antonius pun berdoa agar pencurinya mengembalikan buku tersebut. Alih-alih mengembalikan, si pencuri pun bertobat dan bergabung dalam Ordo Fransiskan. Inilah mengapa Santo Antonius menjadi Santo Pelindung bagi orang-orang yang sedang kehilangan sesuatu. Santo Antonius wafat di usia 36 tahun karena sakit yang dideritanya. (AM) Sumber: https://katakombe.org/para-kudus/mei/dominikus-savio.html https://catholicsaintmedals.com/saints/st-imelda-lambertini/ https://www.teachingcatholickids.com/category/saints/saint-stories/


Moderator Romo Antonius Rajabana, OMI Pendamping DPH Reza Sjarif Ketua Komsos SMI Michael Burhan Ketua Komsos Stasi Vincentius Pallotti Fransiska Yuliyanti Ayusari Siki Pemimpin Redaksi Andrea Karmila Redaktur Smartis (Editor) Fotografer Tim Fotografi Komsos Reporter Yulia Susanti, Felicia Usawan, Susan Sandy Logo Majalah Herry Thamrin Desain Sampul Andrea Karmila Tata Letak Andrea Karmila Email: [email protected] id URL: bit.ly/majalahimakulata Alamat Redaksi: Sekretariat Paroki Kalideres CItra Garden 3 Blok B 27 Jakarta Barat 11830 Telp. 021-29405097 / 29405098 Fax. 021-54360841 REDAKSI MAJALAH IMAKULATA


"Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah.” (Lukas 18: 16)


Click to View FlipBook Version