The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Majalah Imakulata Edisi XI: Merawat Bumi Sebagai Pertobatan Diri

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Rak Buku Paroki Kalideres, 2022-03-02 01:06:45

Majalah Imakulata Edisi XI

Majalah Imakulata Edisi XI: Merawat Bumi Sebagai Pertobatan Diri

SEKSI/KATEGORIAL

styrofoam, supaya kita dapat
mengurangi jumlah sampah yang akan
dibuang ke tempat pembuangan dan
ikut ambil bagian untuk tidak mencemari
bumi akibat sampah-sampah yang tidak
dapat terurai.
Rumah kita tentu akan selalu kita rawat
dan bersihkan, agar kita yang tinggal di
dalamnya merasa nyaman dan terhindar
dari berbagai penyakit. Sama halnya
dengan Bumi. Bumi ini adalah rumah
kita bersama, maka marilah kita jaga dan
rawat sebaik-baiknya. (/FU)

51

POJOK OMK

Mengenal Zero Waste:

Gerakan Mencintai Lingkungan
Kaum Urban Milenial

Zero Waste. Kata apakah itu? Saya baru
pernah dengar?

Mungkin bagi sebagian kita, kata “Zero
Waste” masih terdengar asing. Tapi bagi
banyak kaum urban Milenial, kata ini
sudah sangat familiar.

Zero waste, menurut Aliansi Zero
Waste Internasional atau Zero Waste

52

POJOK OMK

Internasional Alliance, adalah sebuah
upaya konservasi yang dilakukan dengan
cara bertanggung jawab atas produksi,
konsumsi, penggunaan semua sumber
daya alam tanpa mencemari lingkungan
dan mengancam kesehatan habitat
sekitar. Artinya, manusia memiliki peran
penting dalam menjaga kelestarian alam,
tidak hanya untuk manusia itu sendiri
melainkan juga makhluk lainnya.
Sebenarnya zero waste ini tidak hanya
sebuah cara untuk mengurangi bahkan
meniadakan sampah di tingkat konsumsi

53

POJOK OMK

melainkan juga produksinya. Salah
satu contoh penerapannya di tingkat
konsumsi adalah membawa wadah
masing-masing ketika berbelanja,
membawa kotak bekal dan air minum
sendiri, serta menggunakan bahan-
bahan alami sebagai produk kebersihan
diri.
Meski begitu, ternyata mengurangi atau
meniadakan sampah hanya menjadi
sebuah bagian kecil dari gunung es zero
waste. Upaya ini hanya bisa dilakukan
jika ada sinergi semua pihak, baik
pemerintah, produsen dan konsumen.
Gerakan ini bahkan dapat mendorong
tumbuhnya jenis perekonomian baru
yang dikenal sebagai bank sampah,
dan produk-produk yang berkelanjutan
(sustainable goods). 
Saat ini sudah beredar di pasaran
berbagai produk alami, aman bagi
lingkungan dan berkelanjutan seperti

54

POJOK OMK

bahan pengganti sabun bernama
lerak, sikat gigi bambu, kertas lilin
sebagai pembungkus makanan, tote
bag kain, dan lain sebagainya. Jika kita
peduli dengan lingkungan, yuk mulai
mengurangi dan bertanggung jawab
dengan sampah yang kita hasilkan
sehari-hari demi bumi, makhluk hidup
lain dan generasi di masa depan. Kamu
bisa memulainya dengan turut dalam
gerakan zero waste ini! (/papipipu)

(Disadur dari https://yoursay.suara.com/
lifestyle/2021/12/22/172524/mengenal-zero-waste-gerakan-
mencintai-lingkungan-kaum-urban-milenial)

55

RINGAN BERMAKNA

PEDULI LINGKUNGAN
SEJAK DINI

Sikap peduli lingkungan harus
dipupuk sejak dini. Harapannya,
agar anak memiliki kesadaran untuk
mengendalikan sampah, terutama
plastik. Namun, kesadaran bukanlah
sesuatu yang tumbuh dengan sendirinya.
Itu sebabnya, dibutuhkan pengenalan
dan pembiasaan dari orangtua.
“Mengajarkan kebiasaan baik kepada

56

RINGAN BERMAKNA

anak-anak memang cenderung lebih
mudah daripada orang dewasa, karena
masa tumbuh kembang adalah waktu
terbaik untuk menstimulasi anak akan
berbagai ilmu.” ucap Saskhya Aulia Prima,
M.Psi, Psikolog dan Co-founder Rumah
Psikologi Tiga Generasi.
"Dengan menumbuhkan kepedulian
lingkungan sejak dini, tentunya
akan memperbesar peluang untuk
menciptakan gaya hidup yang lebih
ramah lingkungan ketika beranjak
dewasa,” sambungnya
Lantas, cara apa saja yang bisa orangtua
lakukan untuk menumbuhkan
kesadaran mengelola sampah plastik
sejak dini? Berikut beberapa contohnya:
1. Orangtua adalah Role Model.
Orangtua dapat membiasakan anak
sedari kecil untuk lebih "melek" dalam
mengelola sampah plastik, karena

57

RINGAN BERMAKNA

anak akan melihat dan mencontoh
orang terdekat yang biasa mereka lihat.
Contoh, membuang sampah pada
tempatnya, mengurangi sampah plastik,
menggunakan barang-barang hasil daur
ulang, dsb.
2. Kenalkan hal-hal mengenai
pengelolaan sampah plastik sejak
kecil.
Membantu anak lebih memahami
pentingnya menjaga lingkungan
lewat media-media yang lebih mudah
ditangkap anak. Contoh, benda-benda
langsung di alam seperti batu, daun,
bunga, dan lain-lain, serta bantuan
materi lewat media visual seperti buku
cerita, video, hingga games.
3. Bantu anak untuk terbiasa
membangun rutinitas mengelola
sampah plastik.
Dukungan untuk pembiasaan anak bisa
dilakukan dengan menerapkannya pada

58

RINGAN BERMAKNA

kegiatan sehari-hari. Contoh, meletakkan
tempat sampah yang dapat dijangkau
anak agar bisa membuang sampah
secara mandiri, memilah sampah atau
menghemat penggunaan plastik.
4. Ajak anak berpartisipasi dalam
kegiatan mengelola sampah plastik.
Mulai melibatkan anak dalam kegiatan-
kegiatan yang meningkatkan kesadaran
untuk mengelola sampah plastik, mulai
dari hal yang kecil. Contoh, membawa
tas belanjaan sendiri dari rumah, isi
ulang belanjaan yang tidak harus selalu

59

RINGAN BERMAKNA

membeli kemasan baru (ke bulk store
atau refill barang-barang kebutuhan
rumah tangga), memanfaatkan benda-
benda yang bisa didaur ulang untuk
menjadi mainan, dan sebagainya.
5. Apresiasi spesifik untuk anak.
Jangan lupa untuk memberikan
anak apresiasi spesifik mengenai
keterlibatannya dalam menjaga
lingkungan. Contoh, "Terima kasih
kamu sudah membantu mama untuk
membuang sampah pada tempatnya"
atau "Wah bagus sekali ya mainan yang
kamu buat sendiri dari tempat tissue
gulung yang sudah habis ini."
6. Pilih lembaga edukasi yang
membantu anak untuk lebih sadar
menjaga lingkungan.
Beberapa lembaga pendidikan mulai
menggunakan barang-barang daur
ulang dalam proses pembelajaran
(terutama usia dini), kita juga bisa

60

RINGAN BERMAKNA

memperhatikan seberapa sering
sekolah menanamkan nilai-nilai tentang
“sustainability” yang melibatkan anak-
anaknya, serta fasilitas di sekolah untuk
menunjang anak dalam lingkungan
dan mengelola sampah plastik. Contoh,
penyediaan tempat sampah untuk
masing-masing jenis sampah, kondisi
bangunan serta fasilitas yang dijaga
kebersihannya, dan sebagainya.
Masih banyak contoh lain yang bisa kita
pilih untuk mengajarkan kepada anak
kita tentang menjaga lingkungan sejak
dini. Tumbuhkan kesadaran itu sejak dini,
agar lingkungan kita semakin asri.
(/papipipu)

(Disadur dari https://www.suara.com/
lifestyle/2021/11/20/170235/peduli-lingkungan-sejak-dini-ini-
6-cara-biasakan-anak-mengelola-sampah)

61

Redaksi Majalah Imakulata

Moderator Romo Antonius Rajabana , OMI
Pendamping DPH Reza Sjarif
Ketua Komsos SMI Michael Burhan
Ketua Komsos Stasi Vincentius Pallotti Fransiska
Yuliyanti Ayusari Siki
Pemimpin Redaksi Andrea Karmila
Redaktur Tiffany Maria, Pipu (artikel), Smartis
(editor)
Fotografer Michael Burhan
Reporter Yulia Susanti, Felicia Usawan
Desainer Sampul Andrea Karmila
Desainer Grafis Andrea Karmila
Email:
[email protected] id
URL:
bit.ly/majalahimakulata
Alamat Redaksi:
Sekretariat Paroki Kalideres
CItra Garden 3 Blok B 27
Jakarta Barat 11830
Telp. 021-29405097 / 29405098
Fax. 021-54360841

Foto oleh Sastra (2/3)

Selamat Memasuki Masa Prapaskah!

Semoga Tuhan menguatkan niat baik kita
dan menyertai kita dalam Retret Agung Gereja ini.


Click to View FlipBook Version