cover
i SANTRI SEHAT Indonesia Kuat BUKU PEDOMAN PELAKSANAAN POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN) “SANTRI SEHAT” Pengarah : dr. Ruszaeni, S.H., M.M. Penyusun : dr. Meliansyori Slamet, S.K.M., M.M. Dian Oktaviani, S.K.M. Estu Puji Lestari, S.K.M. St. Risya Alifyanti, S.K.M. Nurdiana Faqih, S.K.M. Editor : Dian Oktaviani, S.K.M.
ii SANTRI SEHAT Indonesia Kuat KATA PENGANTAR Dalam rangka mewujudkan masyarakat Kabupaten Tegal yang sejahtera, mandiri, unggul, berbudaya, dan berakhlak mulia, dilakukan berbagai upaya termasuk meningkatkan peranan pondok pesantren dalam menggerakkan masyarakat untuk menumbuhkembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat. Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) sebagai salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) memiliki kedudukan yang sama dengan UKBM lainnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, pemberdayaan masyarakat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kemampuan individu, keluarga, serta masyarakat untuk berperan aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat. Dengan rahmat dan hidayah Allah SWT, buku “Santri Sehat” sebagai pedoman pelaksanaan Pos Kesehatan Pesantren telah dapat disusun. Selanjutnya diharapkan semua komponen dan semua pihak yang berkepentingan terkait Pos Kesehatan Pesantren dapat memanfaatkan buku“Santri Sehat” sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan kegiatan.
iii SANTRI SEHAT Indonesia Kuat Semoga Allah SWT selalu memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam melaksanakan pembangunan kesehatan di Kabupaten Tegal. Slawi, 21 Maret 2023 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr. Ruszaeni, S.H., M.M. Pembina Utama Muda NIP. 197101 18 200212 1 001
iv SANTRI SEHAT Indonesia Kuat DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................................i KATA PENGANTAR......................................................................................................ii DAFTAR ISI .................................................................................................................iv BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1 A. Latar Belakang .................................................................... 2 B. Maksud & Tujuan .................................................................. 3 C. Sasaran ............................................................................ 4 D. Dasar Hukum ...................................................................... 4 BAB II GERAKAN “SANTRI SEHAT”..........................................................................5 A. Gambaran Umum.................................................................. 6 B. Tujuan Gerakan “Santri Sehat”................................................. 8 C. Kegiatan Gerakan “Santri Sehat”............................................... 8 D. Tagline dan Pesan Kunci ....................................................... 12 BAB III POS KESEHATAN PESANTREN.................................................................. 13 A. PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP POSKESTREN ................ 14 1. Pengertian Poskestren................................................. 14 2. Tujuan Poskestren ...................................................... 14 3. Ruang Lingkup Poskestren............................................. 15 4. Fungsi Dan Manfaat Poskestren ...................................... 16 B. PENGORGANISASIAN DAN PEMBENTUKAN POSKESTREN.................... 18
v SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 1. Kedudukan dan Hubungan Kerja....................................... 18 2. Pengelola Poskestren................................................... 18 3. Kader Poskestren (Santri Husada)................................... 19 C. PENYELENGGARAAN KEGIATAN................................................. 22 1. Kegiatan Poskestren.................................................... 22 2. Waktu dan Penyelenggaraan .......................................... 24 3. Tempat penyelenggaraan.............................................. 24 4. Tugas dan tanggung jawab para pelaksana......................... 25 D. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN ............................................ 27 1. Pembinaan................................................................ 27 2. Peran Petugas dan Stakeholders..................................... 29 3. Pengembangan .......................................................... 31 E. PEMBIAYAAN ..................................................................... 32 F. INDIKATOR KEBERHASILAN POSKESTREN..................................... 33 PENUTUP ..................................................................................................................34 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................35
1 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat BAB I PENDAHULUAN
2 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat A. Latar Belakang Pasal 28H ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Hal ini dapat diartikan bahwa kesehatan merupakan salah satu hak asasi yang fundamental bagi setiap penduduk. Untuk itu, mengingat Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama, maka perlu diperjuangkan oleh berbagai pihak bukan hanya jajaran kesehatan semata. Hal ini sejalan dengan Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pondok pesantren yang merupakan wadah lembaga pendidikan agama Islam berbasis masyarakat dan sangat potensial untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemberdayaan masyarakat di pondok pesantren merupakan upaya fasilitasi, agar warga pondok pesantren mengenal masalah yang dihadapi, merencanakan dan melakukan upaya pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat sesuai situasi, kondisi dan kebutuhan setempat. Upaya fasilitasi tersebut diharapkan pula dapat mengembangkan kemampuan warga pondok pesantren untuk menjadi perintis/pelaku dan pemimpin yang dapat menggerakkan masyarakat berdasarkan asas kemandirian dan kebersamaan. Bila ditilik dari sisi kesehatan, pada umumnya kondisi kesehatan di lingkungan pondok pesantren masih memerlukan perhatian dari berbagai pihak terkait, baik dalam aspek akses pelayanan kesehatan, berperilaku sehat maupun aspek kesehatan
3 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat lingkungannya. Salah satu upaya untuk mendekatkan pelayanan kesehatan bagi warga pondok pesantren adalah menumbuhkembangkan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Untuk itulah pedoman pelaksanaan kesehatan pesantren ini disusun dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat pondok pesantren yang disesuaikan dengan potensi dan sosial budaya masyarakat dalam rangka pencapaian sasaran prioritas nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Sustainable Development Goals (SDGs). B. Maksud & Tujuan Buku “Santri Sehat” pedoman pelaksanaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) difungsikan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Diharapkan dengan adanya buku ini dapat dipergunakan oleh berbagai lembaga pemerintah dan swasta di sektor kesehatan khususnya untuk pemenuhan dan peningkatan kesehatan di lingkungan pondok pesantren. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka buku “Santri Sehat” disusun dengan maksud sebagai berikut : 1. Menjabarkan pedoman pelaksanaan Pos Kesehatan Pesantren yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren 2. Menyediakan satu acuan resmi bagi pembuat kebijakan dalam pembangunan kesehatan di pondok pesantren.
4 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 3. Memudahkan pemangku kepentingan pembangunan kesehatan khususnya kesehatan di pondok pesantren dalam mencapai tujuan dengan cara menyusun program dan kegiatan secara terpadu, terarah, dan terukur. Buku “Santri Sehat” ini bertujuan untuk Mewujudkan pelaksanaan pembinaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) yang lebih optimal. C. Sasaran 1. Puskesmas 2. Pondok Pesantren D. Dasar Hukum 1. Undang-undang kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan 2. Permenkes RI Nomor 8 Tahun 2019 tentang pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan 3. Permenkes RI Nomor 1 Tahun 2013 tentang pedoman penyelenggaraan dan pembinaan Pos Kesehatan Pesantren
5 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat GERAKAN “SANTRI SEHAT” BAB II
6 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat A.Gambaran Umum Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan keagamaan Islam yang berbasis masyarakat baik sebagai satuan pendidikan dan/atau sebagai wadah penyelenggara pendidikan. Unsur-unsur pondok pesantren terdiri atas kiai, ustad atau sebutan lain yang sejenis, santri, pondok atau asrama, dan masjid atau musala serta penyelenggaraan pengajian kitab kuning. Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Seseorang tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya jika berada dalam kondisi tidak sehat. Sehingga kesehatan merupakan modal setiap individu untuk meneruskan kehidupannya secara layak. Berdasarkan laporan tahunan program promosi kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal tahun 2022, di Kabupaten Tegal terdapat 104 pondok pesantren, namun baru 28 pondok yang baru membentuk Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Poskestren merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang berpotensi untuk diberdayakan dan menjadi kelompok yang dapat dijadikan Agent of Change dalam upaya pencegahan penyakit di pondok pesantren untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pondok pesantren yang setinggi-tingginya. Dampak dari belum optimalnya penggerakan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) adalah : 1. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat pondok pesantren tentang kesehatan. Seperti pengetahuan tentang gizi, kesehatan lingkungan, PHBS, kesehatan reproduksi, pencegahan
7 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat penyakit menular dan tidak menular, kesehatan jiwa dan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (NAPZA). 2.Peningkatan kasus penyakit menular seperti scabies, influenza, Tuberculosis, kutu, dll dan penyakit tidak menular seperti anemia, gastritis, hipertensi, dll. 3.Kurang optimalnya pemeriksaan kesehataan & pelayanan kesehatan 4.Peningkatan kasus perkawinan dini. 5.Kurangnya dukungan dari berbagai pihak. Dalam rangka pemenuhan standar pelayanan minimal kesehatan, terutama pada pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar dan pelayanan kesehatan pada usia produktif di pondok pesantren. Maka gerakan “Santri Sehat” di implementasikan dalam mewujudkan warga pondok pesantren yang sehat, mandiri, dan berpengetahuan serta mendapatkan pelayanan kesehatan dasar demi mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Gerakan “Santri Sehat” merupakan Gerakan yang diimplementasikan guna mengoptimalkan pelaksanaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Kegiatan dalam Gerakan ini meliputi pemeriksaan kesehatan, Edukasi santri melalui Kelas Santri Sehat, Peresmian Poskestren, dan deklarasi santri. Melalui dukungan dari pimpinan pondok pesantren, petugas puskesmas dan sektor terkait, Gerakan ini dapat menjadi pendongkrak pelaksanaan Pos Kesehatan Pesantren melalui komitmen bersama dari berbagai pihak.
8 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat B. Tujuan Gerakan “Santri Sehat” C. Kegiatan Gerakan “Santri Sehat” 1. Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan kesehatan dilakukan oleh tenaga kesehatan puskesmas. Jenis pemeriksaan dalam Gerakan “Santri Sehat” sekurang-kurangnya meliputi : ✓ Pengukuran tinggi badan ✓ Penimbangan berat badan ✓ Pengukuran tekanan darah Tujuan Umum Gerakan “Santri Sehat”: Mengoptimalkan penggerakan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Tujuan Khusus Gerakan “Santri Sehat”: ❖ Menyediakan layanan Kesehatan dasar masyarakat pondok pesantren ❖ Meningkatkan pengetahuan kesehatan dan pemahaman tentang Pos Kesehatan Pesantren ❖ Membentuk Pos Kesehatan Pesantren ❖ Meningkatkan komitmen & kolaborasi pada penggerakan Pos Kesehatan Pesantren
9 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 2. Edukasi santri melalui “Kelas Santri Sehat” a.Penyuluhan kesehatan Materi penyuluhan kesehatan dalam Gerakan ini antara lain : PHBS, Kesehatan Lingkungan, Gizi, Kesehatan Reproduksi, Kesehatan Jiwa dan NAPZA (Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya), Pencegahan penyakit menular dan tidak menular, TOGA (Tanaman Obat Keluarga) dan edukasi tentang ayo ke Posyandu. b.Kampanye Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat bermanfaat untuk mencegah, menanggulangi dan melindungi diri dari berbagai ancaman penyakit. Cuci tangan pakai sabun merupakan salah satu indikator perilaku hidup bersih dan sehat. Mencuci tangan menggunakan sabun dapat mencegah berbagai penyakit, salah satunya adalah diare. Jari tangan dapat menjadi jalur masuk bagi patogen, bakteri atau virus yang bisa menyebabkan diare, oleh karena itu mencuci tangan menjadi salah satu upaya pencegahan yang efektif dan efisien untuk menghindari terjadinya penyakit di pondok pesantren.
10 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat c.Kampanye minum Tablet Tambah Darah (TTD) Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil sampai usia lanjut. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 masih di angka 21,6% dan di Kabupaten Tegal 22,3%. Anemia pada remaja putri (Rematri) akan berdampak pada kesehatan dan prestasi di sekolah dan nantinya akan berisiko anemia. Saat menjadi ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan janin yang tidak optimal serta berpotensi menyebabkan komplikasi kehamilan dan persalinan serta kematian ibu dan anak. Kampanye minum Tablet Tambah Darah (TTD) ini menjadi salah satu intervensi spesifik dalam upaya penurunan stunting. 3. Peresmian Poskestren Sebelum Poskestren diresmikan, dilakukan pemilihan kepengurusan secara musyawarah masyarakat pondok pesantren. Kepengurusan dalam Poskestren meliputi ketua, sekretaris, bendahara, dan kader kesehatan pesantren (Santri Husada).
11 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 4. Deklarasi Santri Dibacakan oleh pengelola Poskestren dan santri husada dan disaksikan oleh pimpinan pondok pesantren dan pihak terkait. Naskah deklarasi santri adalah sebagai berikut : Setelah deklarasi dibacakan, kemudian dilaksanakan penandatanganan lembar komitmen oleh : ▪ Pimpinan pondok pesantren ▪ Kepala Dinas Kesehatan ▪ Kepala Kantor Kementerian Agama ▪ Kepala Puskesmas ▪ Pemegang program Poskestren ▪ Pengurus Poskestren & Santri Husada Saya, Santri Indonesia, dengan ini, saya akan : 1. Senantiasa menjaga kesehatan jiwa dan raga sebagai bentuk syukur atas nikmat Allah SWT 2. Selalu menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) 3. Bagi santriwati bersedia meminum tablet tambah darah 1 (satu) kali dalam seminggu 4. Makan makanan bergizi seimbang dan selalu memeriksakan kesehatan 5.Bersedia menjadi Santri Husada yang menyebarkan informasi kesehatan dan ikut serta dalam pencegahan penyakit di pondok pesantren
12 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat D. Tagline dan Pesan Kunci • Tagline : #Santri Sehat, Indonesia Kuat #Mari Dukung Santri Sehat & Bahagia • Pesan Kunci 1. Selalu mencuci tangan dengan sabun & air mengalir 2. Konsumsi tablet tambah darah 1 (satu) kali dalam seminggu bagi santriwati 3. Makan makanan bergizi seimbang 4. Selalu memeriksakan kesehatan
13 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat BAB III POS KESEHATAN PESANTREN (POSKESTREN)
14 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat A.PENGERTIAN, TUJUAN DAN RUANG LINGKUP POSKESTREN 1. Pengertian Poskestren Pos Kesehatan Pesantren, yang selanjutnya disebut Poskestren merupakan salah satu wujud UKBM di lingkungan pondok pesantren, dengan prinsip dari, oleh, untuk warga pondok pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotive (peningkatan) dan preventif (pencegahan) tanpa mengabaikan aspek kuratif (pengobatan) dan rehabilitative (pemulihan kesehatan), dengan binaan Puskesmas setempat. UKBM merupakan salah satu wujud pemberdayaan masyarakat, yang tumbuh dari masyarakat, dikelola oleh masyarakat dan untuk kepentingan masyarakat dalam upaya menanggulangi permasalahan kesehatan yang dihadapi dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki masyarakat setempat. 2.Tujuan Poskestren • meningkatkan pengetahuan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya tentang kesehatan; • meningkatkan sikap dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya; • meningkatkan peran serta aktif warga pondok pesantren dan warga masyarakat sekitarnya dalam penyelenggaraan upaya kesehatan; dan • memenuhi layanan kesehatan dasar bagi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya.
15 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 3.Ruang Lingkup Poskestren Sasaran Poskestren terdiri atas : a. Pondok pesantren b. Masyarakat pondok pesantren, yang terdiri atas : 1) Warga pondok pesantren: santri, kiai, pimpinan, pengelola, dan pengajar di pondok pesantren termasuk wali santri; 2) Masyarakat di lingkungan pondok pesantren; 3) Tokoh masyarakat: tokoh agama Islam, Pimpinan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pimpinan organisasi kemasyarakatan lainnya di lingkungan pondok pesantren; 4) petugas kesehatan dan stakeholders terkait lainnya. Ruang Lingkup Kegiatan Poskestren, meliputi : a. Pelayanan kesehatan dasar yang mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitative dalam batas kewenangan Poskestren. Selain itu Poskestren juga melakukan upaya pemberdayaan warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar dalam bidang kesehatan serta peningkatan lingkungan yang sehat di pondok pesantren dan wilayah sekitarnya. b. Pemberdayaan santri sebagai kader kesehatan (santri husada) dan kader siaga bencana (santri siaga bencana).
16 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 4.Fungsi Dan Manfaat Poskestren Manfaat Poskestren a.Bagi Pondok Pesantren 1) Tersedianya layanan dan akses kesehatan dasar 2) Penyebaran informasi kesehatan 3) Pengembangan dan perluasan kerja sama pondok pesantren dengan instansi terkait 4) Terpeliharanya sarana sanitasi lingkungan b.Bagi Warga Pondok Pesantren dan Masyarakat Sekitarnya 1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, dan pelayanan kesehatan dasar 2) Memperoleh bantuan secara professional dalam pemecahan masalah kesehatan FUNGSI POSKESTREN a. Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dalam alih informasi, pengetahuan dan keterampilan, dari petugas kepada warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya, dan antar sesama pondok pesantren dalam rangka meningkatkan perilaku hidup sehat. b. Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar kepada warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya. c. Sebagai wadah pembelajaran tentang nilai dan ajaran agama Islam dalam menghadapi permasalahan kesehatan
17 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 3) Mendapat informasi awal tentang kesehatan 4) Dapat mewujudkan kondisi kesehatan yang lebih baik bagi warga pondok pesantren dan masyarakat lainnya c.Bagi Kader Poskestren 1) Mendapatkan informasi lebih awal tentang kesehatan 2) Dapat mewujudkan aktualisasi dirinya untuk membantu warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada dilingkungannya. d.Bagi Puskesmas 1) Dapat mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama 2) Dapat memfasilitasi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya dalam pemecahan masalah kesehatan sesuai kondisi setempat 3) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui pemberian pelayanan kesehatan secara terpadu e.Bagi Sektor Lain 1) Dapat memfasilitasi warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya dalam pemecahan masalah sektor terkait 2) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara terpadu sesuai sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masingmasing sektor
18 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat B. PENGORGANISASIAN DAN PEMBENTUKAN POSKESTREN Pengorganisasian 1. Kedudukan dan Hubungan Kerja • Terhadap pondok pesantren Secara teknis operasional, Poskestren dikoordinasi oleh pengelola pondok pesantren, Kementerian Agama dan instansi terkait lainnya. • Terhadap Puskesmas Secara teknis medis, Poskestren dibina oleh puskesmas. • Terhadap Pemerintahan Desa/kelurahan/kecamatan Secara kelembagaan, Poskestren dibina oleh pemerintah kecamatan dan pemerintah desa/kelurahan. • Terhadap Sesama UKBM lainya Terhadap berbagai UKBM yang ada, Poskestren sebagai mitra 2.Pengelola Poskestren Struktur organisasi Poskestren ditetapkan melalui musyawarah warga pondok pesantren pada saat pembentukan Poskestren. Struktur organisasi tersebut bersifat fleksibel, sehingga dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, kondisi, permasalahan dan kemampuan sumber daya yang ada. Struktur organisasi minimal terdiri dari : • Ketua • Sekretaris • Bendahara dan • Kader Poskestren yang merangkap sebagai anggota
19 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat Kriteria pengelola Poskestren antara lain : • Diutamakan berasal dari warga pondok pesantren dan tokoh masyarakat setempat • Memiliki semangat pengabdian berinisiatif tinggi dan mampu memotivasi masyarakat: dan • Bersedia bekerja secara sukarela Bersama masyarakat 3. Kader Poskestren (Santri Husada) Kriteria kader Poskestren antara lain sebagai berikut: a. Berasal dari santri atau alumni pondok pesantren; b. Mempunyai jiwa pelopor, pembaharu dan penggerak masyarakat; c. Bersedia bekerja secara sukarela; dan d. Telah mengikuti pelatihan/orientasi kader tentang kesehatan. Pembentukan Poskestren a. Persiapan - Persiapan internal petugas puskesmas Tujuan pendekatan ini adalah mempersiapkan para petugas sehingga bersedia dan memiliki kemampuan dalam mengelola, melakukan pemetaan dan membina Poskestren. - Koordinasi dengan lintas sektor terkait Tujuan koordinasi ini adalah agar terjalin komunikasi, sinergi, serta pengembangan program yang komprehensif dengan melibatkan stakeholders terkait.
20 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat - Pendekatan kepada pimpinan/pengelola pondok pesantren - Pelatihan untuk Survei Mawas Diri (SMD) b. Survei Mawas Diri (SMD) SMD merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh warga pondok pesantren dan masyarakat sekitarnya bersama-sama petugas puskesmas, stakeholders terkait, dan Konsil Kesehatan Kecamatan (jika sudah terbentuk), dalam mengenal keadaan dan masalah kesehatan di lingkungan pondok pesantren, serta menggali potensi yang dimiliki. c. Musyawarah Warga Pondok Pesantren Tujuan penyelenggaran musyawarah ini adalah membahas hasil SMD dan data kesehatan lainya yang mendukung. Proses selama musyawarah berlangsung adalah memaparkan hasil SMD yaitu: 1) urutan masalah dan rincian potensi yang dimiliki 2) perumusan masalah dan potensi dilakukan secara musyawarah mufakat; 3) upaya pemecahannya salah satunya melalui pembentukan Poskestren; 4) memilih pengelola dan kader Poskestren;
21 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 5) membuat rencana kegiatan penanggulangan masalah kesehatan yang ada lengkap dengan jadual kegiatan dan penanggung jawabnya. d. Materi orientasi pengelola dan pelatihan kader Poskestren Materi orientasi/pelatihan antara lain kesehatan masyarakat, gizi, kesehatan lingkungan, PHBS, kesehatan reproduksi, pencegahan penyakit menular dan tidak menular, kesehatan jiwa dan NAPZA (narkotika, alkohol, psikotropika dan zat adiktif lainnya) usaha kesehatan gigi masyarakat desa/UKGMD, penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman atau PAB-PLT, program intensifikasi pertanian tanaman pangan dan pemanfaatan pekarangan, melalui Taman Obat Keluarga (TOGA), nilai-nilai agama tentang kesehatan, kegiatan ekonomi produktif, seperti: Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga (UP2K), usaha simpan pinjam. e. Peresmian pembentukan Poskestren Peresmian Poskestren dilaksanakan dalam suatu acara khusus yang dihadiri oleh pemimpin daerah, tokoh pondok pesantren, tokoh masyarakat, warga pondok pesantren dan anggota masyarakat sekitarnya. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mensosialisasikan kepada warga pondok pesantren, warga masyarakat sekitar, masyarakat lainnya
22 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat dan stakeholders terkait, bahwa di lingkungan pondok pesantren ini telah terbentuk Poskestren. Setelah Poskestren resmi dibentuk, dilanjutkan dengan pelaksanaan kegiatan Poskestren secara rutin, berpedoman pada panduan yang berlaku. Secara berkala kegiatan Poskestren dipantau oleh puskesmas, yang hasilnya dipakai sebagai masukan untuk perencanaan dan pengembangan Poskestren selanjutnya secara lintas sektoral. C. PENYELENGGARAAN KEGIATAN Kegiatan rutin Poskestren diselenggarakan dan dimotori oleh kader Poskestren dengan bimbingan teknis dari puskesmas setempat dan sektor terkait. 1. Kegiatan Poskestren Pelayananan yang disediakan oleh Poskestren adalah pelayanan kesehatan dasar, yang meliputi promotif, preventif, rehabilitatif (memelihara kesehatan, mencegah, pemulihan kesehatan) dan kuratif (pengobatan). Khusus untuk pelayanan kuratif dan beberapa pelayanan preventif tertentu, seperti imunisasi dan pemeriksaan kesehatan berkala dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
23 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat Pelayanan kesehatan tersebut di atas, secara rinci sebagai berikut: a. Upaya Promotif, antara lain: • konseling kesehatan; • penyuluhan kesehatan, antara lain: PHBS, • penyehatan lingkungan, gizi, Kesehatan reproduksi, kesehatan jiwa dan NAPZA, penyakit menular dan tidak menular, serta TOGA; olahraga teratur; dan • lomba lingkungan bersih dan sehat, mading, poster. b. Upaya Preventif, antara lain: • pemeriksaan kesehatan berkala; • penjaringan kesehatan santri; • imunisasi; • kesehatan lingkungan dan kebersihan diri; • pemberantasan nyamuk dan sarangnya; • penyediaan dan pemanfaatan air bersih; dan deteksi dini gangguan jiwa dan NAPZA c. Upaya Kuratif Upaya kuratif dapat dilakukan oleh Poskestren dalam bentuk merujuk fasilitas pelayanan kesehatan terdekat atau kunjungan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas. Selain itu upaya kuratif yang dapat dilakukan oleh Poskestren antara lain melakukan pertolongan pertama pada penyakit ringan dan menyediakan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
24 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat 2.Waktu dan Penyelenggaraan Penyelenggaraan Poskestren pada dasarnya dapat dilaksanakan secara rutin setiap hari atau ditetapkan sesuai kesepakatan bersama. 3. Tempat penyelenggaraan Tempat penyelenggaraan kegiatan promotif dan preventif dapat dilaksanakan di lingkungan pondok pesantren dan sekitarnya. Adapun untuk pelayanan kesehatan dapat dilaksanakan di ruang tersendiri, baik menggunakan salah satu ruang pondok pesantren atau tempat khusus yang di bangun secara swadaya oleh warga pondok pesantren dan masyarakat sekitar. Tempat penyelenggaraan sekurang-kurangnya dilengkapi dengan: • Tempat Pemeriksaaan; • Tempat Konsultasi (Gizi,Sanitasi,, dll) • Tempat Penyimpanan Obat; Dan • Ruang Tunggu. d.Upaya Rehabilitatif Upaya rehabilitatif dilakukan oleh Poskestren untuk menindaklanjuti penanganan pasien pasca perawatan di puskesmas/rumah sakit
25 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat Selain sarana tersebut di atas, Poskestren perlu dilengkapi dengan Peralatan Medis yang disesuaikan dengan jenis pelayanan yang disediakan dan peralatan Non Medis berupa Sarana pencatatan, meja, kursi, tempat tidur, dan lain-lain sesuai kebutuhan serta Obat-obatan yang perlu disediakan di Poskestren sesuai dengan petunjuk petugas puskesmas setempat. 4.Tugas dan tanggung jawab para pelaksana a.Kader Poskestren (Santri Husada) Kader Poskestren merupakan ujung tombak di Poskestren. Selain sebagai pelaksana, para kader Poskestren diharapkan dapat berfungsi antara lain sebagai penggerak masyarakat, pemberi semangat, pengagas kegiatan, maupun suri teladan. Jumlah kader untuk setiap Poskestren minimal 3 % dari jumlah santri atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kegiatan yang dikembangkan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh kader Poskestren antara lain: ✓ Melaksanakan kegiatan penyuluhan kesehatan; ✓ Melakukan inspeksi sanitasi (pemeriksaan kesehatan lingkungan); ✓ Melakukan kunjungan tatap muka ke tokoh masyarakat; ✓ Menghadiri pertemuan rutin kelompok masyarakat atau organisasi keagamaan; ✓ Mengukur berat dan tinggi badan dan memeriksa tajam penglihatan;
26 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat ✓ Mendeteksi dini masalah kesehatan jiwa dan napza; ✓ Memberikan pelayanan kesehatan sesuai kewenangannya, misalnya memberikan vitamin,pemberian tablet zat besi (fe) dan oralit serta menolong santri yang sakit; ✓ Melakukan pencatatan pada buku catatan poskestren; dan ✓ Mengadakan pemutakhiran data sasaran poskestren. b.Pengelola Poskestren: ✓ Bertanggung jawab terhadap keberlangsungan Poskestren; ✓ Merencanakan, mengorganisasi dan mengevaluasi penyelenggaraan Poskestren; ✓ Menggalang dukungan dana, menjalin kemitraan, menyediakan kebutuhan Poskestren; dan melakukan pencatatan. c.Petugas Puskesmas Poskestren merupakan salah satu UKBM binaan puskesmas. Kehadiran tenaga kesehatan puskesmas yang diwajibkan dalam pembinaan di Poskestren hanya satu kali dalam sebulan. Peran petugas puskesmas antara lain sebagai berikut: ✓ Membimbing dan membina kader dalam pengelolaan Poskestren termasuk melakukan orientasi dan pelatihan; ✓ Menyelenggarakan pelayanan kesehatan Sesuai dengan kehadiran wajib petugas puskesmas untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan satu kali dalam sebulan. Namun untuk Poskestren yang baru dibentuk, fasilitasi petugas puskesmas dapat dilakukan sesuai kebutuhan;
27 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat ✓ Menyelenggarakan penyuluhan kesehatan masyarakat kepada pengunjung Poskestren dan masyarakat sekitarnya; ✓ Mengolah dan menganalisa data hasil kegiatan Poskestren, menyusun rencana kerja peningkatan kesehatan di pondok pesantren; ✓ Menerima konsultasi atau rujukan dalam menangani berbagai kasus kesehatan yang tidak dapat ditanggulangi oleh kader Poskestren; ✓ Merujuk ke unit layanan kesehatan yang lebih tinggi bila diperlukan; ✓ Membantu pengadaan alat kesehatan dan obat-obatan yang dibutuhkan Poskestren D. PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN 1. Pembinaan Pembinaan Poskestren dilaksanakan secara terpadu oleh puskesmas dan stakeholders terkait lainnya, yang dilakukan secara berkala, baik langsung maupun tidak langsung. Pembinaan dilakukan antara lain meliputi: peningkatan pengetahuan, kesadaran, dan keterampilan bagi pengelola dan kader Poskestren serta pembinaan administrasi, termasuk pengelolaan keuangan. Pembinaan Poskestren ditunjukan untuk memelihara kelangsungan hidup (sustainability) dari Poskestren. pembinaan Poskestren harus mencakup langkah-langkah sebagai berikut:
28 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat • Menugaskan tenaga puskesmas tertentu yang bertanggung jawab dalam hal supervisi dan pemberian bantuan teknis bagi Poskestren; • Menyediakan dana puskesmas yang memadai untuk pelaksanaan supervisi dan pemberian bantuan teknis, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan; • Supervisi, bimbingan dan bantuan teknis dari puskesmas kepada puskesmas, sekurang-kurangnya sekali dalam sebulan; bersama kader Poskestren mengembangkan dan melaksanakan pencatatan kegiatan Poskestren, dalam rangka memantau perkembangan Poskestren; • Rapat koordinasi berkala sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan, antara puskesmas dengan pengelola pondok pesantren dan kader Poskestren, untuk mengevaluasi perkembangan Poskestren dan memecahkan masalahmasalah yang dihadapi; • Mengembangkan sistem asuransi kesehatan, misalnya melalui keikutsertaan para santri dalam Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) atau dana sehat; • Bersama pengelola pondok pesantren dan kader Poskestren mengembangkan usaha Bersama guna mendapatkan dana tambahan bagi pembiayaan kesehatan, misalnya: peternakan ayam, pemeliharaan ikan, pertanian, dan lainlain; • Menyelenggarakan temu kader Poskestren dari seluruh wilayah kerja puskesmas, sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk saling tukar informasi, pengalaman dan
29 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat pengelolaan Poskestren dan upaya pemecahan masalah yang dihadapi. • Menyelenggarakan lomba Poskestren minimal sekali dalam setahun, misalnya pada saat Hari Kesehatan Nasional (HKN); • Memberikan penghargaan kepada pengelola pesantren yang Poskestrennya maju, kader Poskestren yang giat, dan lainlain, dalam berbagai alternatif bentuk, misalnya: sertifikat, studi banding, seragam, kartu berobat gratis ke puskesmas/ rumah sakit, dan lain-lain; dan • Mengembangkan jejaring kerjasama/ kemitraan. 2.Peran Petugas dan Stakeholders a.Puskesmas: ✓ Mengkoordinasikan instansi Pembina Poskestren. ✓ Memberikan dukungan dalam upaya meningkatkan kinerja Poskestren. ✓ Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Poskestren secara teratur. b. Penanggung jawab wilayah setempat: ✓ Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana penyelenggaraan Poskestren. ✓ Mengkoordinasikan penggerakan masyarakat untuk dapat memanfaatkan Poskestren. ✓ Mengkoordinasikan peran kader Poskestren, pengurus Poskestren dantokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan Poskestren.
30 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat ✓ Menindaklanjuti hasil kegiatan Poskestren atau sebutan lainnya ✓ Melakukan pembinaan untuk terselenggaranya kegiatan Poskestren secara teratur. c. Instansi/Lembaga Terkait: ✓ Memberikan dukungan teknis kegiatan Poskestren sesuai dengan bidangnya. ✓ Mengusahakan bantuan lain untuk kelancaran penyelenggaraan Poskestren sesuai dengan kebutuhan. d.Tokoh Masyarakat/Konsil Kesehatan Kecamatan atau Badan Penyantun Puskesmas (apabila telah terbentuk): ✓ Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggara Poskestren. ✓ Menaungi dan membina kegiatan Poskestren. ✓ Menggerakan Masyarakat untuk dapat hadir dalam berperan aktif dalam kegiatan Poskestren. e.Organisasi Kemasyarakatan/LSM: Bersama petugas Puskesmas berperan aktif dalam kegiatan Poskestren. ✓ Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Poskestren. ✓ Kantor Kementerian Agama cq Kasi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pesantren Kabupaten/ Kota/ Tingkat Organisasi Sejenis (TOS): ✓ Koordinasi dengan petugas kesehatan.
31 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat ✓ Membina bersama petugas kesehatan. f. Swasta/Dunia Usaha: ✓ Memberikan dukungan sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan Poskestren ✓ Berperan aktif sebagai sukarelawan dalam pelaksanaan kegiatan Poskestren. 3. Pengembangan Peningkatan pelayanan ini harus dilandaskan oleh kebutuhan kesehatan dari warga pondok pesantren. Setelah itu, baru didukung oleh ketersediaan dan keterampilan sumber dayanya. Upaya peningkatan pelayanan Poskestren ini harus mencakup langkah-langkah berikut: 1) Bersama kader Poskestren mengidentifikasi kebutuhan tambahan bagi kesehatan warga pondok pesantren. Hal ini dapat dilaksanakan melalui survei atau observasi untuk perluasan pelayanan 2)Bersama kader Poskestren menetapkan pilihan pelayanan tambahan dan menyusun prioritas sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dana serta tenaga yang ada. 3)Menyediakan dana dan tenaga puskesmas untuk dapat memberikan tambahan bantuan teknis kepada Poskestren. 4)Melatih kader Poskestren dalam pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menyelenggarakan pelayanan tambahan. 5)Bersama kader Poskestren menyempurnakan sistem pencatatan dan pelaporan sehingga mencakup pelayanan kesehatan tambahan.
32 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat E.PEMBIAYAAN 1. Sumber Biaya Pembiayaan Poskestren berasal dari berbagai sumber, antara lain swadaya pondok pesantren, masyarakat, swasta/ dunia usaha, pemerintah dan pemerintah daerah. 2.Pengelolaan Dana Pengelolaan dana dilakukan oleh pengelola dan kader Poskestren. Dana harus disimpan di tempat yang aman. Untuk keperluan biaya rutin disediakan kas kecil yang dipegang oleh kader yang ditunjuk. Setiap pemasukan dan pengeluaran harus dicatat, dikelola dan dilaporkan secara 3. Pencatatan dan pelaporan Pencatatan dilakukan oleh kader terhadap penyelenggaraan kegiatan dan pengelolaan keuangan. Format pencatatan kegiatan meliputi : buku catatan sasaran Poskestren, buku catatan rekapitulasi kegiatan pelayanan Poskestren, buku catatan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan, dll. Laporan Poskestren dibuat oleh pengelola Poskestren dan disampaikan kepada pimpinan pondok pesantren setiap bulan yang meliputi laporan kegiatan dan keuangan. Pelaporan juga disampaikan kepada Puskesmas yang nantinya diteruskan ke Dinas Kesehatan.
33 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat F.INDIKATOR KEBERHASILAN POSKESTREN 1. Indikator Masukan : • Adanya kader • Adanya sarana Poskestren • Adanya dukungan pendanaan • Adanya data dasar personal hygiene • Adanya media informasi kesehatan • Adanya kebijakan yang mendukung kegiatan Poskestren 2.Indikator Proses • Terlaksananya Survei Mawas Diri (SMD) • Terlaksanannya musyawarah masyarakat pondok pesantren • Terlaksananya pelayanan kesehatan dasar • Terlaksananya peningkatan kapasitas kader dan pengelola • Terlaksananya penyuluhan yang dilaksanakan • Terlaksananya pembinaan dari petugas 3. Indikator Luaran • Jumlah kader yang terlatih • Adanya dana sehat • Adanya peningkatan personal hygiene
34 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat PENUTUP Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) ini , diharapkan dapat dijadikan acuan bagi tenaga kesehatan puskesmas, pengelola pondok pesantren dan pemangku kepentingan (stakeholders) terkait lainnya dalam penyelenggaraan dan pembinaan Poskestren. Dalam pelaksanaanya, dapat disesuaikan dengan masalah, potensi dan situasi daerah. Keberhasilan pengelolaan Poskestren memerlukan dukungan dari berbagai pihak, baik dukungan moril, materil maupuan finansial. Selain itu, diperlukan adanya kerja sama dengan berbagai sektor terkait, di samping ketekunan dan pengabdian para pengelola dan kadernya, yang kesemuanya mempunyai peranan strategis dalam menunjang keberhasilan pengelolaan Poskestren. Apabila kegiatan Poskestren dapat di selenggarakan dengan baik, diharapkan. Hormat Kami, Penulis
35 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat DAFTAR PUSTAKA Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam Nomor 653 Tahun 2023 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Peningkatan Kesehatan dan Sanitasi Pesantren Tahun Anggaran 2023. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2022 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024. Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. (2022). Stategi Komunikasi Perubahan Perilaku Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Tegal Tahun 2023-2026. Slawi: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. (2022). Perubahan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal Tahun 2019-2024. Slawi: Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
36 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 2269/ Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
37 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat LAMPIRAN
38 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat
39 SANTRI SEHAT Indonesia Kuat