43 Hadirmu membawa cahaya kehidupan Yakin menuntun, mendidik hati yang gundah Menginspirasi jiwa, mendorong asa Nurani mendidik dan mengajar selalu menggelora Energi kebijaksanaan memancar dalam pembelajaran Gelora dedikasi membangun karakter agung Usahamu menuntun pengetahuan dan keterampilan tak terlupakan Rona kasih sayangmu penuh makna Ungkapan pujian ku sampaikan lewat hymne Menyala semangatmu penuh dedikasi Ajaran bijak dilantunkan dengan gemilang Rajut visi, ciptakan prestasi Sentuhan tuntunan, mendidik dengan penuh cinta Gelar pahlawan pantas kau sandang Usaha mulia, mengukir masa depan Rentangkan sayap karakter dengan penuh semangat Ungkapan bangga, tersusun dalam bait-bait Mars ini
44 Kau tahu periode usiaku wiraga Kau fokus membuatku mengalami dan bebas menjelajahi duniaku Kaupun tahu periode usiaku wirama Kau tuntun dan tantang aku tuk seirama sesama semesta Kau latih budi pekerti dengan permainan Olah raga kau latih dengan ngronce Olah pikir kau latih dengan cublak-cublak suweng Alangkah riang gembiranya aku Kau menuntun serasi zaman dan alam Kultur sosial budaya karakterku Kebutuhan kompetensi masa kini tetap terdepan Aku senang, kau tahu kebutuhanku Kau sadarkan aku tentang arti pendidikan dan pengajaran Kau berusaha menyiapkan dan menyediakan amunisi untukku di masa depan Kelak ku tak jadi sampah masyarakat Aku menjadi orang berguna, kau bahagia Kau tak alergi perspektif global pendidikan Konten pengetahuan dari luar, kau adopsi Konteks budaya dan kemanusiaan negara kita, kau jadikan Saringan Wawasan globalku tak tenggelam dimakan zaman Kau ibaratkan guru laksana petani Berkatmu, guru menuntun tumbuhnya kekuatan kodrat Guruku berharap, lakuku hidup diperbaiki Guru merawat dan menjagaku dengan kasih sayang
45 Kau pernah mengatakan waspadalah Cari barang yang bermanfaat Apakah arti barang itu? Oh ternyata simbol tuk ditiru sebagai sumber belajar Kau pernah berseru, tujuan pendidikan menuntun segala kodrat anak Lalu apa yang harus ku lakukan di dalam kelas? Menuntun anak tuk menemukan arah menemukan cara yang tepat mencapai tujuan pendidikan Siapakah kau yang arif bijak? Petuahmu menjadi rujukan arah bangsa Ki Hajar Dewantara julukanmu Sang bapak pendidikan
46 Dikala aku mengantar anakku Tuk belajar ke kolam renang megah Teringat kenanganku waktu SD Tempat sekolahku di desa terpencil Jauh dari hiruk pikuk dan keramaian Sekolahku kala itu cukup dekat dengan kali Di Kali itu... Aliran airnya bergelombang tanda dangkal Ada juga Air yang diam tanda dalam Warna airnya kecoklatan Batu kecil dan besar bertebaran Kicauan burung bersahutan Pohon bambu berjajar laksana penjaga kali Angin semilir membuat segar Waktu pulang sekolah tiba Aku dan kawan-kawan bergegas ke kali Berjalan penuh kegembiraan Nyanyian dan canda tawa Bebas tanpa tekanan Sesampainya dikali Ku buka baju bahkan celanakku Berenang tanpa berfikir airnya keruh Tanpa membeli tiket untuk berenang Tanpa penjaga kali Tanpa CCTV pemantau Bahaya!!! Oh memang bahaya kalau teringat sekarang Tapi tidak kala itu Rasa bahagia menyelimuti
47 Tanpa takut banjir bandang menyerang Ku coba berbagai gaya berenangku Gaya batu Gaya berdiri Gaya bebas Gaya katak Gaya berenangku bebas tanpa aturan Berbagai permainan air dilakukan Saling lempar air Galah santang air Main kucing kucingan Kekompakan Kedamaian Persahabatan terjalin Canda tawa selalu mengiringi Di kali itu... Aku bisa berenang Kerjasama dan kreativitas muncul Kondisi Alam jadi sumber belajarku Kawan-kawan jadi guruku Terima kasih ku ucapkan Tuk Kali yang jadi sumber belajarku
48 Kau selalu bercermin dari pengalaman Pengalaman baik atau buruk, kau jadikan pelajaran Kau yakin pengalaman itu dapat menuntunmu, murid dan sesama jadi lebih baik Kau layak ku sebut reflektif Gagasan segar dan tepat guna jadi mahkotamu Pantang menyerah selalu jadi selendang jiwamu Mata tajam mampu menangkap peluang dan potensi di sekelilingmu Kau pantas ku nilai inovatif Kau mampu menuntun arah jalan muridmu dengan tangguh Kau berpijak dengan kaki mu saat mengajar Kau mengelola pembelajan dengan nyaman tanpa tekanan Kau cocok ku panggil mandiri Kau sadar kesendirian itu hampa Bergandengan tangan hidup lebih berisi Kau yakin dengan bersama pembelajaran lebih ringan dan masalahpun terpecahkan Nilai kolaboratif layak kau sandang Kau mengerti kebutuhan tiap murid Fikiran, jiwa dan ragamu hanya tuk murid Pembelajaran aman, nyaman dan menantang selalu jadi sajian utama Kau cahaya bangsa berpihak pada murid
49 Kau terampil sediakan suasana positif Kau ciptakan ruangan dan pembelajaran aman Kau pembangkit minat murid tuk mandiri Tercapainya puncak potensi murid itu targetmu Buat Pertanyaan utama sebagai pondasi Arah jalan penyelidikan kekuatan terbentang Aset yang tertimbun batu masalah terungkapkan Potensi dan peluang keluar dari gelap gulita kebodohan semakin nyata Ambil Pelajaran terbaik dari untaian pengalaman diri dan makhluk lain Aku berusaha menemukan dan mengenali permata diri Aku identifikasi dan hargai setiap yang kumiliki Aku maknai setiap pengalaman makhluk lain Gali mimpi terbaik tuk masa depan murid Murid selamat dan bahagia tercapai Masa lalu yang indah digali Tuk gambaran masa depan yang membumi Jabarkan rencana matang, aktivitas pun lancar Langkah demi langkah kususuri tanpa lelah Walau batu kerikil tajam selalu menyerang Ku tetap tegar berani capai puncak kesuksesan Atur eksekusi tuntas, perasaan pun tenang Berbagi peran tiap aktor ku atur tertib Jalinan kolaborasi antar aktor akrab mencair Refleksi, evaluasi, monitoring menjadi ciri
50 Tatkala kau berada di depan murid Peranmu menjadi nakoda keteladanan Tatkala kau berada di tengah murid Peranmu menjadikan murid berdaya Tatkala kau berada di belakang Peranmu menjadi pendorong kemajuan murid Peranmu mulia sebagai pemimpin pembelajaran Kau temani dan tuntun kawan sejawat tuk berdaya Kau rengkuh kawan sejawat tuk merefleksi proses pembelajaran Kau tak lupa tuk perbaiki lakumu sendiri Kau tak pelit tuk berbagi pengalaman dengan kawan Peranmu terhormat sebagai coach bagi orang lain Kau senang mengembara bersama tuk mencapai tujuan Kau sadar dengan bersama kekuatan berlipat ganda Tiap kawan berbagi gagasan cemerlang Pintu ruang dialog terbuka leluasa Kualitas pembelajaran tuk tunas bangsa pun meningkat Peranmu penting sebagai pendorong kolaborasi Kau tempatkan murid pada kursi pemegang kendali Suara murid, kau hargai penuh penuh kehangatan Pilihan murid, kau tatap tajam penuh empati Laju proses pembelajaran milik sang tunas masa depan Peranmu berharga tuk wujudkan kepemimpinan murid Kau hampa bekerja sendiri Kau perlu kawan tuk diskusi Kau rintis komunitas belajar Diskusi dan dialog menjadi menu utama Kualitas potensi dan karakter jadi tujuan Peranmu startegis tuk menggerakan komunitas praktisi
51 Ketika ku selalu hadir tepat waktu ke sekolah Aku berusaha jadi orang bertanggung jawab Aku hargai diri dengan terhormat Aku jadi teladan bagi murid-murid Ketika ku temui murid-murid berkepedulian rendah Aku ciptakan program kebajikan dengan menu peduli dan empati Aku bentuk keyakinan kelas dengan semangat Aku pajang poster-poster nilai peduli dan empati Ketika ku amati murid-muridku mengerjakan tugas tepat waktu Mereka memiliki motivasi diri kuat Mereka menghargai dirinya sendiri dengan nilai yang dipercayai Mereka harapan bangsa pembelajar sepanjang hayat Aku lakukan bukan takut hukuman Aku laksanakan bukan haus pujian Aku kerjakan berulang dengan ikhlas bahagia Kau ku sebut budaya positif Aku ingin budaya Positif tumbuh berkembang di sekolah secara keseluruhan Aku yakin akan wujudkan lingkungan belajar aman dan nyaman Aku lakukan berbagi pemahaman dan diskusi di komunitas belajar Aku berbagi pengalaman dan pembelajaran melalui praktik aksi nyata
52 Kala muridku datang terlambat ke sekolah Aku hardik dengan jari menunjuk, mata melotot, suara tinggi Muridku takut, marah mungkin juga dendam Aku menjadi penghukum bagi murid Kala muridku melakukan pelanggaran Aku katakan kecewa dengan nada suara memelas Muridku merasa bersalah yang selalu terngiang Aku menjadi pembuat merasa bersalah murid Kala muridku tidak mengerjakan tugas yang mesti dikumpulkan Aku ingatkan konsekuensi yang telah jadi janji Murid ku paham tuk tinggal di kelas jam Istirahat guna mengerjakan tugas tertinggal Aku sadar posisiku sebagai pemantau Kala muridku ngobrol tanpa memperhatikan pelajaran yang dijelaskan Aku dekati murid sambil tertawa ringan Aku ingatkan janji silam tak ngobrol saat pelajaran Aku suka posisiku sebagai teman murid Kala muridku membuat keributan Aku dekati murid dengan nada suara tulus tidak kaku Aku tuntun murid tuk bertanggung jawab dan temukan solusi atas permasalahan sendiri Posisiku sebagai manajer, murid merdeka, mandiri dan bertanggung jawab
53 Aku tuntun murid dari gagal jadi sukses Dikala muridku melanggar peraturan, dia mencari perhatian Aku katakan tak ada manusia sempurna Aku juga pernah melakukan kesalahan yang sama Aku dan kamu ingin mencari solusi dari permasalahan ini Aku berjuang tanpa lelah tuk menstabilkan identitas muridku Aku yakin setiap tindakan punya tujuan Aku katakan kamu pasti punya alasan Aku pun katakan kamu patut bangga melindungi sesuatu yang penting bagimu Aku coba kuatkan, padahal kamu bisa melakukan hal lebih buruk dari ini Aku tanyakan dengan nada tenang tanpa menghakimi Aku berjuang tuk memvalidasi tindakan yang salah Aku yakin kamu punya nilai-nilai yang kau yakini Kamu mau jadi orang seperti apa? Apa yang bisa kamu lakukan tuk memperbaiki Kapan kamu akan melakukan perbaikan Aku sedang menanyakan keyakinan Agar kamu bisa kembali berbaur
54 Kau lebih abstrak dibanding peraturan Kau berupa Pernyataan-pernyataan universal Kau tak pernah negatif selalu positif Kau simpel, membuat warga kelas paham Kau adalah sesuatu yang bisa dilakukan di kelas Kau dibangun dipampang seluruh warga kelas Kau dievaluasi dari waktu ke waktu Kau ku panggil keyakinan kelas Aku ingat proses membangunmu penuh kehati-hatian Langkah demi langkah ku tapaki penuh kesadaran Curah pendapat seluruh warga kelas menyepakati peraturan Papan tulis penuh dengan beragam masukan Masukan kalimat negatif berganti jadi positif Jangan berlari di kelas itu kalimat negatif Berjalanlah di kelas itu kalimat positif Lalu... Kalimat positif kucari nilai kebajikan yang cocok bagimu Oh telah kutemukan, saling menghormati cocok bagimu Lalu... Keyakinan saling menghormati ku masukan dalam daftar tuk disepakati Keyakinan yang lain pun muncul setelah itu Disiplin, kerja sama, rasa dimiliki, kebersihan terdaptar jelas Lalu seluruh muridpun tanda tangan tanda setuju Keyakinan kelas pun terpampang di dinding kelas
55 Aku mau guru bermulut kecil Guruku sedikit ceramah Aku ingin guru bermata besar Guruku selalu memperhatikanku Aku harap guru bertelinga besar Guruku tak lelah mendengarkanku Aku butuh guru yang kedua tangannya terbuka Guruku arif bijak terhadap kesalahanku Aku tak mau guru bermulut besar Guruku banyak ceramah Aku tak ingin guru bermata sipit Guruku biasa kurang memperhatikanku Aku tak harap guru bertelinga kecil Guruku biasanya lelah mendengarkanku Aku tak butuh guru bertelunjuk jentik Guruku sering mengancamku apabila salah Wahai Guruku... Aku mau Aku ingin Aku harap Aku butuh Guru yang dapat memenuhi kebutuhanku
56 Ku susuri setiap buku panduan Ku buka lembar demi lembar Ku ingin lebih kenal denganmu Wahai kau pembelajaran diferensiasi yang viral Ku dengar kau menganalisis kebutuhan murid diawal pembelajaran Ku dapat kabar kau selalu gunakan gaya belajar Visual, auditori maupun kinestetik secara gantian Kau juga memakai kendaraan tugas bervariasi Sempat ku lihat kau menyediakan teks narasi materi berbeda-beda tingkat kesulitan Ku tatap tajam kau mengatur materi pembelajaran berbeda-beda Ku amati kau menyiapkan materi lebih sederhana Baru ku sadar, diferensiasi konten kau terapkan Kau boleh dipilih dalam pengumpulan tugas Membuat gambar atau diagram alur boleh dipilih Mencari artikel tentang materi pun boleh dipilih sesuai minat dan kemampuan Ku lebih sadar, diferensiasi produk kau lakukan Kau ingin strategi pengelompokan murid bervariasi Model Pembelajaran pun ingin sesuai kebutuhan Tak ketinggalan media Pembelajaran pun ingin bervariasi Ku lebih paham, diferensiasi proses kau implementasikan Sekarang ku mengerti, paham dan lebih kenal Kau berharap guru yang mengajar Guru dapat menyesuaikan proses pembelajaran Harmoni dengan kebutuhan individu setiap murid
57 Di panggung cerdas cermat, kecerdasan menyala Berlomba dengan arif, laksana bulan dalam kelam Tanya bersambut jawab, ilmu dan wawasan dipertaruhkan Oh cerdas cermat, dalam setiap jawaban tergambar jiwamu Wahai para partisipan, waspada akal yang sangat Dekap tiap tanya, jawab dengan tepat Pertanyaan melenggok-lenggok, di fikiran yang terbentang Cerdas menangkap pertanyaan , cermat melepas kunci jawaban Di panggung penuh bintang yang sinarnya terang Peserta riang, memanjat ke puncak cahaya Berebut cepat, memijit alarm kemenangan Menangkap peluang, mengambil kesempatan Hati-hatilah dalam menjawab soal Tergelincir sedikit, kesempatan hilang Bahkan kemenangan, beralih ke tangan lawan Cermat lah dalam mencerna pertanyaan Gemuruh penonton dukung dan ejekan Namun ku tetap tegar percaya diri Ku yakin ini bukan sekedar perlombaan Namun jalan nyata menuju pengetahuan mumpuni
58 Aku jelajahi jiwa dan raga Aku ikat identitas pribadi dengan sosial dengan erat Aku tak lelah menggali emosi-emosi dalam diri Aku ingin mengenal lebih dalam diri sendiri Aku tunjukan integritas dan kejujuran Aku hubungkan lorong perasaan, pikiran dan nilai-nilai Aku uji sang prasangka dan bias Tak lupa ku pupuk lahan efikasi diri Aku lakukan tuk punya kesadaran diri tangguh Agar ku rawat tanaman pola pikir bertumbuh Supaya berkembang bunga minat mempesona Sehingga menetaplah arah tujuan hidup
59 Perbedaan adalah suatu keniscayaa, Warna kulit, bahasa, budaya yang bervariasi. kebinekaan laksana mutiara tak ternilai, Jalinan cerita, dunia jadi makin kaya. Dari timur ke barat, dari utara ke selatan, berbagai keyakinan dan iman namun kita bersatu. Kekuatan ku dapat dalam perbedaan, Kedamaian tercipta di masa depan dengan tetap bergandengan tangan Bahasa yang berbeda laksana lagu yang merdu, Musik melodi dari budaya yang beragam. Dalam harmoni suara, kita bersama menciptakan, Simfoni dunia yang mempesona, tak terlupakan. makanan, tarian, permainan dan adat yang beragam, Mewarnai dunia dengan hiasan berkilauan. saling berbagi, kita saling melengkapi, tumbuh dan berkembang dalam kebinekaan global. Jadilah perintis dalam perubahan positif, Menjalin kasih, pemahaman, dalam bingkai perbedaan hakiki. Kebinekaan global adalah permata, Kehadirannya, dunia tempat indah dan damai.
60 Terdapat keindahan yang tulus di alam, Perilaku mulia laksana akhlak sebagai kewajiban. berlaku bijak lah, kita sebagai penjaganya hormati dan lestarikan, inilah tugas kita. Hutan-hutan rimbun, sungai-sungai jernih, Samudra yang luas, dan gunung menjulang langit. Mereka adalah rumah banyak makhluk, Kita jaga, jangan rusak. Akhlak terhadap alam adalah refleksi diri, Bagaimana kita bersikap dan peduli. tanggung jawab yang mendalam meski tertanam, Mengawasi, menjaga dan berguru padanya. Hematlah dalam penggunaan sumber daya, bijaklah, tidak boros. kurangi polusi, hindari pemborosan, Akhlak terhadap alam laksana wujud cinta dan kasih sayang. Teriknya sinar matahari, desiran hembusan angin, suara burung yang riang bernyanyi, keajaiban ciptaan Tuhan terlihat jelas, akhlak terhadap alam, kita memelihara keindahan. dengan penuh hormat dan penjagaan di masa depan anak cucu pun merasakan. Alam yang indah penuh kasih sayang.
61 Di sekolah yang damai dan tenteram, Gotong royong adalah semangat yang menggelora. Bersama-sama, kita berkumpul dengan bahagia, Membangun sekolah yang semakin sejahtera. Di kelas, halaman, kebun dan lapangan, Kita bersatu, tak kenal lelah, Membantu teman, guru dan warga sekolah, Gotong royong, mengalir dalam pembuluh darah. Satu sekolah bekerja, dalam kebersamaan, Mengatasi kesulitan dengan tekad yang mulia. Gotong royong adalah silaturahmi cinta, Saling membantu dalam kesulitan dan kepekaan. Tak hanya dalam belajar, namun juga dalam kegiatan dan perayaan, Gotong royong hadir, membawa suka cita. Makanan sederhan, tawa, dan riuh yang menggema, merayakan pembelajaran penuh keharmonisan. Gotong royong, sebuah nilai yang tak terhingga, Menyatukan dalam keberagaman. Di dalamnya, ada kekuatan nan besar, Dalam gotong royong, kita bercahaya bersama
62 Bernalar kritis, tuntutan manusia bijak, Tak terima langsung, penuh pertimbangan. Haus pertanyaan, masalah jadi santapan, Menjajaki kebenaran, tanpa bias nan bias. Penglihatan tajam, cerdas dan analitis, Bernalar kritis laksana sinar di tengah malam. Mendulang informasi, menyeleksi fakta, Membuka tirai tipuan, muncul transparansi. desas-desus yang palsu jadi tak berpengaruh, Bernalar kritis bak benteng yang gagah. Manipulasi dihadapi, teka-teki terpecahkan, Keadilan tegak, berdiri penuh keberanian. Dalam dunia yang rumit, tipu daya berkuasa, Bernalar kritis laksana pembimbing yang setia. Menuntun tuk berpikir lebih dalam, Tantangan dihadapi penuh percaya diri. Jadilah penyelidik kebenaran, pemburu fakta, bernalar kritis, kita bisa berjalan lebih pasti. Menyibak misteri, mengalahkan ketidakpastian, Bernalar kritis adalah panduan dalam kehidupan.
63 Di alam yang luas, imajinasi mengembara, Kreatifitas mengalir, tak terhingga seperti ara. Seorang kreator, seorang seniman yang menari, Menyuguhkan karya, alam jadi berwarna. Dalam setiap goresan, dalam setiap nada, Kreatifitas bersemayam, sebagai teman yang sahaja. Melahirkan ide-ide, mengukir realitas baru, Mengubah dunia dengan sentuhan tanganku. Kreatifitas adalah kilat di malam yang kelam, Mengungkapkan rahasia, membuka jalan terjal. Dalam frasa, lukisan dan nada, Kreatifitas membawa kita ke alam takjub. Dalam diriku, tersembunyi potensi, berkreasi dan berkembang penuh arti. Jangan takut bermimpi, berani mengeksplorasi, Kreatifitas laksana api yang tak pernah padam
64 Dalam sunyi malam, bintang bertaburan, Di hatiku, kemandirian ku peluk erat. Langkahku gagah, tak tergoyahkan, Ku susuri hidup, tak butuh tanya. Keyakinan tertanam kokoh dalam diriku Rasa lemah tak berani muncul padaku. Kemandirian tak sama dengan kesendirian, namun kekuatan dalam menapaki perjalanan. Tak bersandar pada orang lain, Ku rintis cerita hidup sendiri, tanpa keluh. Ku temukan kekuatan, dalam Kemandirian Menghadapi dunia dengan tekad yang ikhlas. Ku temukan cahaya dari kesalahan dan kegagalan, Kemandirian menuntunku menjadi pribadi yang bijak. Ku tumbuh dan berkembang, tanpa batasan, Mengukir nasibku dengan tangan sendiri. Kemandirian adalah anugerah tak terhingga, Menghiasi hidupku seperti mutiara yang bersinar. Dalam jejak kakiku yang penuh keberanian, Ku temukan kemerdekaan sejati dalam kemandirian
65 Terukir kisah pendidikan di Purwakarta Asa pelestarian alam nyata di sekolah Tantangan permasalahan ekologis terpecahkan Aksioma permakultur menjadi aksi Nampak murid dan guru bertani di sekolah Esensi merawat dan berguru pada bumi pasti Nakoda gaya hidup berkelanjutan pun terealisasi Damai bersih lestari alam sekolahku Implementasi Aksi yang hakiki Berkebun jadi kegiatan penuh arti Alunan melodi alam sumber inspirasi Lembayung langit Purwakarta jadi saksi Eloknya bumi asri terwujud pasti Ajaran pendidikan Ki Hajar Dewantara jadi rujukan Terlaksananya harmoni seisi bumi jadi tujuan Ikut serta murid menjadi kegiatan inti pancaniti Karena merekalah pengisi bumi di masa depan Aku juluki kau dengan nama TDBA Namamu akan selalu hidup dalam sanubari
66 Keheningan malam tiba Sunyi Sepi Aku menunduk sembari tertawa Menertawakan lakuku disiang hari Selalu menanti datangnya puji dari makhluk Aku cakep Aku baik Aku pintar Aku selalu merasa sudah benar Mengagap sudah baik dan orang lain remeh Perkataanku ingin selalu didengar tanpa mau mendengar. Aku ingin diperhatikan tanpa mau memperhatikan. Jari Telunjuk ku menunjuk orang lain salah Tak pernah telunjuk itu mengarah kepadaku. He he, tertawakku makin menjadi.. Tadi siang, lidahku bolak balik membicarakan kesalahan orang lain. Ah, kenikmatanku terhenti ketika dia yang dibicarakan datang. Lidahkku lebih menggila ketika si dia pergi Betapa lucu nya diriku, he he Seketika tawaku berhenti Malah diriku mencaci diriku sendiri Hey, lidah, mulut, gigi calon makan jakum dan api neraka. Sudah siapkah diriku dihisabNya Tanpa ada yang terlewat.
67 Jaga mata untuk tidak melihat yang haram dilihat Jaga telinga untuk tidak mendengarkan gibah atau berita bohong Jaga lidah untuk tidak membicarakan kejelekan orang lain Jaga tangan untuk tidak menyentuh, menggenggam yang bukan hak nya Jaga kaki untuk tidak melangkahkan ke tempat maksiat. Jaga hati untuk tidak mengharapkan kesempatan zina Jaga kemaluan dari perbuatan zina Malu lah untuk melakukan maksiat karena dimanapun berada kita selalu dalam pengawasan Allah Swt.
68 Lembayung merah tertutup awan Semilir angin membawa kegembiraan Semesta menyambut datang nya rahmat Tuhan Langit riuh memberi tahu Angin dan awan bergesekan memicu kilat Selang beberapa saat muncul gemuruh guntur Beban awan tercurahkan menjadi rahmat bagi bumi. Rahmat Tuhan itu kusebut hujan. Oh sang rahmat Tuhan, terimakasih Ku titip salam teruntuk yang mengutusmu. Ku sambut engkau sang rahmat dengan kegembiraan. Daun yang kusam menjadi berseri Batang yang terkulai layu menjadi tegar Bunga yang tertutup debu menjadi jelas indahnya Buah buahan terbersihkan Akar yang dahaga jadi terpuaskan, segar Tanah mati menjadi hidup Seluruh tanaman, pepohonan tumbuh berkembang. hutan riang gembira saling bersahutan. Dzikir katak tiada henti Semerbak bau khas tanah yang dirindukan
69 Kau adalah Aku Aku adalah kau Kita punya banyak persamaan Tidak sedikit perbedaan Kau faham tentang Aku Aku mengerti tentang mu Kau sedih, aku tak bisa senyum Aku tertawa, kau tak bisa nangis Kau tidak mau di depan Takut aku tertinggal Akupun tidak mau di belakang Takut kamu tersesat sendirian Kau dan aku bersamaan Tidak ada Aku Tidak ada kamu Kata Aku dan kamu Menyatu menjadi kita Kita saling mengerti Kita saling memahami Kita saling mengoreksi Kita saling melengkapi Selamat dan bahagia tujuan kita
70 Kupersiapkan jiwa dan raga Ku cari tahu kisah sempurnamu Ku awasi seluruh indraku Tuk mengejar jejak cahaya Namun, siapakah dirimu? Terbayang dibenakku jika aku dapat menggapaimu Apakah kamu menerima kedatanganku? Atau penolakanmu yang kuterima Langkah kaki tegas terisi energi Fikiranku fokus Hatiku penuh harap Apakah kamu dapat menyelesaikan masalahku? Menjadi penerang dari gelap gulitanya hidupku Sedangkan saraf sensori indraku tidak sesempurna dirimu Sesekali langkah kakiku melemah Kakiku yang awalnya ringan terasa berat Tubuhku cape terkulai Fikiranku kacau penuh prasangka Hatiku goyah Kisah heroikmu menambah energi bagiku Para pengejar yang telah menggapaimu Pulang menang, gagah dan bahagia
71 Kau datang tanpa undangan Kau tahu harus datang ke siapa Kau membawa amanah dari pengutusmu Namun kehadiranmu tidak diharapkan Ketika kau hadir padaku Cahaya wajahku hilang Kekuatan tubuhku lemah Lidahku kurang berasa Aku berbaring lemah tak berdaya Sakit.... Sakit, sakit, sakit Nama itu yang terucap Lalu kupanggil kau dengan sebutan Sakit.. Sakit, Kau diharapkan datang oleh perindu Kau pengingat tuk selalu bersyukur Kau penggugur dosa bagi yang sabar Kau tanda cinta dari pengutusmu padaku
72 Kau mudah untuk diucapkan Namun sulit tuk dilaksanakan Kau mudah disebut banyak orang Namun makna namamu mengalami pergeseran Jasad tak penting tanpa hidup Hidup pun tak penting tanpa ilmu Ilmu tak penting tanpa amal Amal pun tak penting tanpa ikhlas Lantas apa sebenarnya makna mu? Sampai sampai kau berada di derajat tertinggi Lalu bagaimana aku bisa hanyut bersamamu? Ku telusuri jejak rekammu Ternyata kau tidak berdiri sendiri Kau punya bagian-bagian Zuhud lah Waro lah Syukur lah Sabar lah Juga tawakal lah Apakah aku harus sowan juga dengan bagian dari mu Hingga aku dapat menggapaimu Ketika ku baca surat qulhu Itu juga katanya surat Al ikhlas Padahal aku tidak menemukan namamu Lantas, apa maknamu? Ku lihat manusia tidak kebagian haknya Dia mengatakan "aku ikhlas tidak kebagian" Ketika seseorang memberikan sesuatu yang disayangi kepada orang lain
73 Dia juga mengatakan "Aku Ikhlas memberi untuk mu" Lantas apa makna namamu? Seberkas sinar ku dapatkan dari guru sepritualku Katanya... Jika kau memberi tidak harus disebut Jika kau beramal tidak harus dipuji makhluk Jika kau beribadah tidak harus dilihat orang Niatmu Jalan amalmu Tujuanmu Allah Semata.
74 Rumahku... Tempat indah nan nyaman Kau ceria kala tamu datang Suguhan hidangan melimpah Tamu pun senang berseri Kau penuh berkah Rumahku.. Tempat diskusi para pencari ilmu Diskusi ilmu terdengar ilmiah Ayat demi ayat kalam ilahi tersampaikan Estapeta sanad pewaris rasul terbahas Penerang dari kegelapan Rumahku... Tempat rindang penuh buah-buahan Kau memberi untuk yang butuh Infak tuk semesta Manusia, hewan dan tumbuhan Rumahku... Terpancar sinar dari lantunan firman Fakir, miskin, yatim piatu senang bersamamu Tempat teduh penyejuk hati Tak terelakan Kau membawa berkah bagi penghunimu Kau penuh berkah
75 Roda dunia selalu berputar Jalan tak selama nya datar Kadang naik kadang turun Batu terjal kehidupan mengintai Kesedihan dan duka cita menyertai Lindungi aku ya Robb Kaki tak kuasa untuk berjalan Otak tak kuasa untuk berfikir Harap meraih mimpi tanpa bergerak Diam namun ingin sukses Lemah dan malas menggerogoti Lindungi aku ya Robb Tak berani menyongsong masa depan Kalah sebelum gaung pertandingan Harta dunia serasa milik sendiri Tanpa hasrat tuk berbagi dengan sesama Pengecut dan kikir semakin menjadi Lindungi aku ya Robb Harta pinjam ke sana ke mari Jasa dan budi pun meski dibayar Ikatan hati dan perasaan sulit dilepas Jiwa dan raga terbelenggu Hutang dan kesewenang-wenangan merajalela Lindungi aku ya Robb
76 Melihat terang dengan kaca mata gelap Kupandang sulit, menjadi lebih semeraut Fikiranku jelek, yang baik jadi buruk Ku anggap musuh, musibahku dapat Ku anggap teman, barokah ku gapai Ku anggap guru, ilmu ku capai Berfikirlah positif, sukses ku raih Ku rasa diriku terbaik Hanya aku yang bisa Ku meraung saat kritikan tiba Kepentinganku yang utama Ku tak peduli yang lain muram Namun ku gagal tak berdaya Kurangi egoku, kesuksesan pun tiba Peristiwa lewat tak terasa Penomena mengalir tak bermakna Kejadian terasa hampa Oh, ku tak pernah bercermin Ku tak pernah baca Semuanya ayat bermakna Pelajaran dan hikmah ku dapat Ratusan bahkan ribuan alasan ku cari Mencari waktu dan suasana yang tepat Namun ku tetap jalan ditempat Jangan tunggu ruang dan waktu sempurna Mulailah dengan kesungguhan diri Mulailah saat ini juga Janganlah berhenti, maju terus Sukses ku genggam
77 Kau disenangi banyak orang Anak anak hingga dewasa Kau membuat orang gembira Kau juga dipakai untuk materi pelajaran Kau penentu keseimbangan Kau naik turun karena bebanmu tak imbang Kau juga dipakai sebagai timbangan Betapa banyak gunamu Ku panggil kau, Jungkat Jungkit Oh Jungkat Jungkit... Kau mengingatkanku pada suatu kenangan Dulu... kau hanya terbuat dari bambu Kadang dari kayu Sekarang.... Kau terbuat dari besi dengan kursi diujungnya. Tapi gunamu tetap sama membuatku senang Jungkat jungkit kesayangan. Kemanapun aku pergi Aku menemukanmu Ke taman rekreasi Ke taman kanak kanak Bahkan di rumahku pun kau ada. Kala anakku ingin bermain denganku Aku kondisikan posisi dibadanmu Aku dekat dengan titik tumpumu Anakku jauh dari titik tumpumu Ketika posisiku naik Anakku posisinya turun Aku dan anakku senang bersamamu
78 Kala ku menjadi pembina pramuka Aku bersama muridku berkemah bersama Bayanganku waktu kecil hadir dalam ingatanku Berkemah di samping rumah Bersama Kakak, ibu dan ayahku Sesekali aku tertawa Mengingat lakuku dimasa kecil Sabtu sore tiba Aku merengek mau kemah di samping rumah Lahan yang sempit dibersihkan Bambu penahan tenda ditegakan Tenda dari sarung dibentangkan Pancuh-pancuhpun dikuatkan Ku gelar tikar Ku bawa perabot masak Aku masak mie instan Namun hatiku menyenangkan Semua itu kulakukan Bersama kakak, ibu dan ayahku tersayang Di malam hari minggu Ranting, bambu, kayu dan ban kering ku kumpulkan Korek api pun tak lupa ku siapkan Untuk menggelar api unggun Hangatnya suasana Hangatnya tubuhku Hewan buas minggat Bintang bertaburan berkedip dan tersenyum pada kita Alangkah bahagianya hatiku Tak terasa gunungan api unggun sirna Akupun hanyut dalam mimpi Esok hari minggu pun tiba
79 Vas bunga indah berseri tertata rapi Imajinasi liar berdatangan meyelinap di sela-sela pepohonan Lantunan ayat-ayat alam berkumandang memberi ketenangan Lirih nyanyian burung menambah harmoni tak mau pulang Asa lemah jadi kuat menggelora penuh keyakinan Segala puji hanya bagi Tuhan yang mulia Oh itu arti namamu yang kau sandang Lirik lagu tercipta mengalir bait-bait keindahan Impian menjelma menjadi nyata tak terbantahkan Deru angin dan awan berkejaran Elok nian bungalau-bungalau berjejer berdekatan Oase kehidupan hadir ditengah-tengah hutan Glamping literasi 2023 Purbasari jadi saksi Literasi enam varian jelas didiskusikan Obrolan-obrolan materi jurnalistik terang benderang Riuh tawa fun English games menggelegar Ilustrasi fotografi jurnalistik memberi arti kejujuran Aku pasti rindu berkegiatan lagi, tak ingat pulang
80 Gumam jalan makin meradang Paras hitam aspal memantulkan sinar Deru debu hilir mudik beterbangan Ku duduk termangu dipinggir jalan Jejak-jejak kaki makin deras Raja siang makin meninggi Angin datang kian menghilang Ku masih termangu fikiran mengembara Awan hitam pekat lenyap Raja siang di tengah cakrawala Sinarnya membakar rambut, mendidihkan ubun-ubun Namun aku tetap berjuang menunggu kedatanganmu Pantulan sinar menyisakan bayangan Sang raja siang beranjak turun Rambut dan ubun-ubun meminta istirahat Ku tetap terdiam menunggumu Dimanakah kau yang kutunggu Sesibuk apakah kau sampai lupa kepadaku Aku tetap menunggu kehadiramu Wahai ide pencerah hidupku
81 Dalam gaduh ku mengaduh Dalam pana ku merana Dalam harap ku cemas Dalam mudah ku rumit Fikiran kusut makin membelit Hidup ramai terasa sepi Jalan harapan terasa buntu Tubuh berpindah tak tentu arah Impian buruk selalu datang menyapa Bayangan seram tak mau pulang Fikiran melancong ke lembah penderitaan Ilusi sedih besok dirasa sekarang Aliran darah di otak makin melemah Keringat dingin keluar memperlihatkan taringnya Jantungku berdetak cepat tak beraturan Lidahku meraung, pergi kau bedebah gelisah!
82 Semilir angin senja membawa keteduhan Upuk barat menyambut datangnya surya Rona mata pengunjung menatap tajam penuh kagum Yang Maha pencipta, cipta Pangandaran yang mempesona Alunan ombak menenggelamkan rasa yang gundah Teruntuk bidadari dan buah kasihku ku antarkan Elok senja menyambut magrib tak terlupakan Nama kita terukir di merah lembayung senja Gelora asa bangkit penuh keyakinan Gemulai tarian perahu menarik mata yang mulai sendu Eforia keromatisan senja seakan tak mau pergi Lantunan puji-pujian sebelum adzan magrib dikumandangkan Alam Pangandaran menjadi saksi kesetiaan Melankolisnya hati terpatri penuh kemesraan Deru ombak menyentuh pasir penuh kelembutan Impian sukses terlukis indah dilangit merah hitam Perahu bargas mengantarkan pelancong ke puncak kerinduan Angan bertemu Pangandaran terlaksanakan Nyanyian anak pelancong tertutup gemuruh ombak Gesekan awan dan angin tak terjadi seakan mengerti Aku ingin jadi saksi tenggelamnya surya di pangandaran Nan elok rona surya menarik kekaguman Dan surya pun tenggelam ditelan malam
83 Alam redup berganti cahaya rembulan Riuh keramaian suara pedagang mulai hilang Asa menyambut malam diselimuti hati riang Nanti aku akan kembali mengunjungimu wahai surya yang tenggelam di pangandaran Pangandaran, senja 23 desember 2023
84 Pasir putih alami ayat ilahi Air laut jernih menembus terumbu karang Suara peluit pemandu menandai datangnya perahu Iringan nyanyian tongeret pasir putih makin berseri Rindu hati terobati primata monyet wara wiri Pantai Pasir putih tatkala berjanji tak diingkari Usapan lembut tangan ombak menyentuh bibir pantai Titah kesibukan kerjaan berangsur terlupakan Imajinasi masa depan cerah terukir di pasir putih Harapan indah makin kuat terpapar mentari pagi Penyair duduk bersila dipunggung pasir putih Elegi bait-bait puisi alam teruntai pasti Lara hati yang gundah terkikis tak bersisa Ikatan cinta kasih adam hawa terjalin penuh kemesraan Puing kapal laut yang ditenggelamkan menteri susi menambah keindahan pemandangan Ungkapan kagum pelancong tertegun memandang ciptaan tuhan Rasa hati tak mau kembali merasuk raga Lambaian pohon waru laut berjajar laksana penjaga laut yang menenteramkan Air laut dengan dasar pasir putih lambang kesucian alam Raga biru putih langit menghiasi ornamen alam Alunan suara elang bersahutan menandai mangsa ikan berdatangan Pangandaran, pasir putih, minggu 24 Desember 2023
85 Puing-puing keindahan mulai ditinggalkan Episode pariwisata di akhir cerita Ritus-ritus kenangan ditinggal tak perlu alasan Jalinan kasih insan dan alam pangandaran mulai berjarak Alunan kumandang suara ombak makin tak terdengar Lalu lalang perahu bargas tersimpan dalam memori Asa lukisan di lembayung dan pasir putih dibawa pulang Nyanyian pelancong hilang tertutup deru mobil berpapasan Asih rayuan pedagang ikan dan terasi kian terasa sepi Namamu tak kan ku lupakan wahai pesona pangandaran Kelapa muda dicampur es, menjadi minuman penutup Elok paras pantai terlihat sedih, tak mau ditinggal pergi Mobil bus sudah menanti tuk ditempati Ban mobil sudah tak sabar untuk bergesekan dengan aspal Ajakan kursi mobil siap tuk diduduki Lambaian daun pepohonan dipinggir jalan tanda selamat jalan Iringan musik karaoke menyertai perjalanan pulang Koar pedagang menawarkan oleh-oleh sebagai buah tangan Estetik buah tangan jadi incaran kekasih hati Purwakarta, sudah menanti Ucapan cerita wisata, disana akan dibagi Rasa rindu tempat lahir kian bersemi Waktu berlalu tak mungkin kembali
86 Asa ingin bertemu makin menjadi Kantong-kantong terisi oleh-oleh yang dinanti Ada pasir, baju, ikan asin dan terasi Rincian utama oleh-oleh yang ditunggu Terlihat jelas dipinggir jalan keluarga menjemput Akhirnya aku sampai rumah dengan selamat
87 Warisan alam nan asri penuh pesona Alunan nyanyian gerimis menambah suasana romatis Yang Maha Kuasa cipta kawah berguna Amparan teh hijau panorama indah Nama dua gunung wayang dan windu jadi saksi Gumpalan kabut menyentuh kulit jadi dingin Wahana foto jadi incaran Impian bertemu wayang windu terwujudkan Nirwan dunia nyata ada Deretan pohon pinus jadi penjaga jalan Uliran jalan menanjak jadi tantangan Panorama alam indah tak terbantahkan Alfukat berjejer di sisi jalan Nampak tulisan geotermal sumber bermanfaat Elok rona paras alam tak lelah dipandang Nuansa berkemah membuat betah Jembatan membentang pengikat janji suci Ornamen rumah panggung bilik mengesankan Aku mengunjungi wahai wayang windu panenjoan Namamu selalu menjadi incaran wisatawan
88 Buku ini merupakan buku kumpulan puisi bebas dan akrostik tentang dunia pendidikan dan kehidupan yang berjudul Pelita Harapan Tunas Bangsa. Pelita harapan itu adalah guru sedangkan tunas bangsa adalah murid. Untaian goresan pena penuh makna ini menceritakan pengalaman penulis sebagai guru dalam membersamai murid di sekolah dan mengarungi bahtera kehidupan. Tujuan utama pembuatan buku supaya pendidik dapat selalu berpihak pada murid dan tujuan pendidikan pun tercapai. Penulis berharap, buku ini bermanfaat sebagai salah satu ide ataupun inspirasi lewat puisi bagi seluruh praktisi pendidikan seperti guru, kepala sekolah, murid atau bahkan mahasiswa calon guru. Sehingga buku ini penting dimiliki.
89 Enjang Sarip Hidayat, S.Pd. dilahirkan di Purwakarta pada tanggal 21 November 1983. Anak kedua dari empat bersaudara. Memiliki seorang istri bernama Ihat Solihat, S.Pd dan dikaruniai dua orang anak. Anak pertama bernama Muhamad Aidil Alfatih dan anak kedua bernama Mutiara Azkiya Fatiha. Penulis tinggal di Kp. Cibodas Rt 007 Rw 002, Desa Cibodas, Kecamatan Sukatani, Kabupaten Purwakarta Jawa Barat, No HP 085767969544. Riwayat pendidikan penulis yaitu SDN 1 Cibodas (1996), SMPN 1 Sukatani (1999), dan SMAN 1 Purwakarta (2002), dan melanjutkan ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI Bandung) jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro selesai tahun 2009. Pada saat ini Penulis bertugas sebagai guru PNS mata pelajaran IPA di SMPN 1 Sukatani Kabupaten Purwakarta. Penulis menjadi Guru PNS pada tahun 2014 yang sebelumnya pernah menjadi guru honorer di SMPN 3
90 Sukatani, SMKN 1 Sukatani, SMKN 3 Sukatani, SMK YPB Purwakarta dan SMP Satuatap Pasirmunjul Sukatani. Pengalaman mengajar di banyak sekolah dijadikan sebagai refleksi untuk menjadi guru yang lebih baik dimasa yang akan datang. Selain sebagai seorang guru, penulis juga pernah menjabat sebagai waka kesiswaan di SMPN 3 Sukatani (2009-2013), Waka Kurikulum di SMKN 3 Sukatani (2013), Ketua jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik di SMKN 1 Sukatani (2013-2017), PKS Sarana Prasarana di SMPN 1 Sukatani (2017). Penulis juga aktif di komunitas dengan menjadi ketua MGMP IPA SMP Kabupaten Purwakarta tahun 2017-2022. Tim pengembang kurikulum SMP Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta (2020-2022). Instruktur Kurikulum 2013 (2017-2018), Guru Inti PKP (2019), Penulis dan Penelaan Soal Nasional pada Puspendik kemendikbud tahun 2018-2020. Pengajar Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh PPPPTK IPA tahun 2021. Pengajar Praktik Program Guru Penggerak angkatan 5 Kabupaten Purwakarta. Sekarang aktif sebagai fasilitator PGP dan peserta CGP Rekognisi angkatan 9 kabupaten Purwakarta
91 Penulis pernah menjadi juara 1 Olimpiade Guru Nasional Tingkat Kabupaten Purwakarta bidang IPA tahun 2019. Beberapa kali menjadi peserta terbaik pada pendidikan dan pelatihan, diantaranya diklat Pembekalan PKP tahun 2019 dan diklat Pembina Ekstrakurikuler bidang IPA tahun 2021 yang diselenggarakan oleh PPPPTK IPA Bandung. Pernah juga menjadi peserta terbaik diklat penulisan artikel yang diselenggarakan oleh UPI Bandung tahun 2021. Penulis juga mendapat piagam penghargaan sebagai penulis dalam rangka duta litarasi Purbasari Kab. Purwakarta tahun 2022. Mulai tahun 2020, penulis mencoba dunia menulis, beberapa artikel sederhana dimuat di website disdik purwakarta. Artikel ilmiah populer di muat di Tabloid Aspirasi tahun 2021 berjudul Pembelajaran IPA Berbasis Penelitian Pada Masa Pandemi, dan Artikel Ilmiah di Jurnal Pakar edisi Februari 2022 berjudul Penerapan Metode Inkuiri Dalam Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas 9 SMPN 1 Sukatani. Buku tunggal tahun 2023 berjudul Refleksi Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Pancaniti. Buku antologi Puisi bebas tahun 2023 berjudul Sepenggal kenangan masa kecil dan antologi
92 puisi akrostik tahun 2023 berjudul Jingga di ujung senja serta antologi carpon berjudul amis dibales pait.