The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Lkpd Fiqih Kelas VII Semester Ganjil

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Minnanur R Faradiase, 2023-01-08 23:05:51

Lkpd Fiqih

Lkpd Fiqih Kelas VII Semester Ganjil

Keywords: LKPD

LKPD

Lembar Kerja Peserta Didik

FIQIH

Kelas VII

Semester Ganjil

Penyusun

Minnanur Rohmah Faradiase,S.HI

LEMBAR LKPD DIDIK

KERJA PESERTA

MTs DARUSSALAM NGORO
KELAS VII SEMESTER GANJIL

Materi Alat-alat bersuci

Kelas/Semester VII/Ganjil

Oleh Minnanur Rohmah Faradiase,S.HI

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LKPD

ALAT-ALAT BERSUCI

Satuan Pendidikan : MTs Darussalam Ngoro
Kelas / Semester : VII / Ganjil
Materi Pokok : Alat-Alat Bersuci
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.1 Menghayati anugerah Allah berupa 1.1.1 Menemukan tanda-tanda yang digambarkan
air dan bendabenda lain yang dapat dalam Al-Qur’an dan Hadis tentang kemurahan

digunakan sebagai alat bersuci Allah Swt. dengan memperbolehkan penggunaan

bendabenda lain untuk bersuci di tengahkelangkaan

air

2.1 Menjalankan perilaku bersih 2.1.1 Menemukan kesinambungan tentang

sebagai implementasi dari pemahaman hubungan antara alat bersuci dengan kelangsungan

tentang alat-alat bersuci hidup manusia

3.1 Memahami alat-alat bersuci dari 3.1.1 Mengkategorikan air berdasarkan pembagian

najis dan hadats dan hokum kegunaannya

3.1.2 Mengklasifikasikan benda-benda selain air

sebagai alat bersuci

4.1 Mengkomunikasikan penggunaan 4.1.1 Membuat kesimpulan secara individual

alat-alat bersuci dari najis dan hadats terhadap data yang diperoleh dari kegiatan

pengamatan terhadap macam-macam air yang

dapat digunakan bersuci dilingkungan sekitar

sekolah

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific model
pembelajaran ceramah, diskusi dan tanya jawab metode pembelajaran discovery
learning peserta didik mampu mengkategorikan air berdasarkan pembagian dan
hokum kegunaannya dengan teliti, baik dan benar

2. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific model
pembelajaran ceramah, diskusi dan tanya jawab metode pembelajaran discovery
learning peserta didik mampu mengklasifikasikan benda-benda selain air sebagai alat
bersuci dengan teliti, baik dan benar

3. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific model
pembelajaran ceramah, diskusi dan tanya jawab metode pembelajaran discovery learning
peserta didik mampu membuat kesimpulan secara individual terhadap data yang
diperoleh dari kegiatan pengamatan terhadap macam-macam air yang dapat digunakan
bersuci dilingkungan sekitar sekolah dengan teliti, baik dan benar

Menyimak Materi

1. Taharah berasal dari kata bahasa Arab yang berarti bersih atau bersuci. Sedangkan menurut istilah ialah
suatu kegiatan bersuci dari najis dan hadas sehingga seseorang diperbolehkan untuk beribadah yang
dituntut harus dalam keadaan suci.

2. Dalil-dalil yang menganjurkan supaya kita untuk bersuci antara lain “Dan pakaianmu bersihkanlah dan
tinggalkanlah perbuatan dosa” (Q.S. al-Mudatstsir: 4-5) dan “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (Q.S. al-Baqarah: 222) “Kebersihan itu
sebagian dari iman” (H.R Muslim).

3. Najis berasal dari bahasa Arab yang artinya kotor, sedangkan menurut istilah adalah suatu benda yang
kotor yang mencegah sahnya mengerjakan suatu ibadah yang dituntut harus dalam keadaan suci.

4. Kata hadas berasal dari bahasa Arab yang artinya suatu peristiwa, atau tidak suci atau kotoran.
Sedangkan dalam istilah adalah keadaan tidak suci bagi seseorang sehingga menjadikannya tidak sah
dalam melakukan ibadah.

5. Najis terdiri dari 3 macam najis:
a. Najis mukhaffafah ialah najis ringan, yaitu angin kencing bayi laki-laki yang belum makan selain asi, cara

menyucikannya adalah mencipratkannya.
b. Najis mutawasitah ialah najis selain mukhafaffah dan mughaladzah, seperti kotoran manusia atau

hewan. Cara menyucikan adalah dengan menghilangkannya sampai hilang bau, warna atau sifatnya
dengan menyiram air.
c. Najis mughaladzah ialah najis karena jilitan anjing atau babi, cara menyucikannya adalah mencuci tujuh
kali, dan salah satunya dicampur dengan tanah.
d. Hadas terdiri dari hadas besar dan hadas kecil. Di antara yang menyebabkan seseorang berhadas kecil
ada buang air kecil, buang angin, menyentuh kemaluan dan sebagainya. Cara bersucinya adalah dengan
berwudu atau tayamum. Sedangkan yang menyebabkan seseorang berhadas besar adalah haid, nifas,
jima, dan sebagainya. Cara bersucinya adalah dengan mandi atau tayamum.
e. Alat-alat yang dipergunakan dalam bersuci terdiri dari dua macam yaitu air dan bukan air seperti batu.
Ditinjau dari segi hukumnya, air terbagi menjadi lima macam: air thair mutahir, air makruh, air
musta’mal, air thahir gairu mutahir, dan air mutanajjis.
f. Istinja’ menurut bahasa terlepas atau selamat. Sedangkan istinja’ menurut istilah adalah bersuci sesudah
buang air besar atau buang air kecil. Beristinja dengan air, dan apabila tidak ada air, maka boleh dengan
benda padat seperti batu, daun, kayu, kertas, dan sebagainya dengan syarat tertentu.
g. Adab Buang Air ialah mendahulukan kaki kiri pada waktu masuk wc, pada waktu masuk dan keluar wc
membaca doa, mendahulukan kaki kanan waktu keluar wc, istinja hendaknya menggunakan tangan kiri,
dan sebagainya.
h. Hal-hal yang dilarang sewaktu buang air ialah bercakap-cakap sewaktu buang air kecuali terpaksa,
menghadap Kiblat atau membelakanginya, membaca ayat Al-Quran, serta tidak buang air di tempat
terbuka, di air yang tenang, di lubang-lubang, di tempat yang mengganggu orang lain, dan sebagainya.
i. Tata cara berwudu sebagai berikut niat, tasmiyah (membaca Basmalah), membasuh kedua telapak
tangan, madmadhah (berkumur-kumur), Istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung dengan
menghirupnya) dan istinsyar (mengeluarkan air dari hidung), membasuh wajah, membasuh kedua
tangan sampai ke siku, mengusap kepala seluruhnya termasuk telinga, at-Tartib, al-Muwālat

(berkesinambungan dalam berwudu sampai selesai tidak terhenti atau terputus), dan membaca doa
sesudah berwudu.
j. Tata cara mandi wajib adalah sebagai berikut: mengucapkan basmillah, dan berniat untuk
menghilangkan hadas besar, dimulai dengan membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan
tangan, membersihkan kemaluannya, dan kotoran yang ada di sekitarnya,setelah itu berwudu
sebagaimana cara berwudu untuk salat. Kemudian mengguyurkan air di mulai dari pundak kanan terus
ke kepala dan seluruh tubuh, dan menyilang- nyilangkan air dengan jari tangan ke sela-sela rambut
kepala dan rambut jenggot dan kumis serta rambut mana saja di tubuh kita sehingga air itu rata
mengenai seluruh tubuh, dan seterusnya.
k. Tata cara bertayamum adalah membaca basmalah dan berniat, menepuk kedua telapak tangan ke
permukaan tanah, meniup kedua telapak tangan, lalu mengusap wajah dan kedua tangan hingga
pergelangan, tertib dalam tayamum, dan al-muwalah.
l. Tata cara beristinja ialah membasuh qubul, dubur dengan air sampai bersih, membasuh dan
membersihkan tempat keluar kotoran air besar atau air kecil dengan batu atau dengan benda kasat
lainnya sampai bersih sekurang-kurangnya tiga kali, najis yang jatuh di atas benda yang padat, cukup
dengan membuangnya dan benda yang berada di sekitarnya. Adapun benda yang terdapat bekas minum
anjing, harus dicuci sebanyak tujuh kali dan salah satunya dengan debu/tanah.

Kegiatan 1

1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok diskusi
2. Menentukan hierarki kelompok diskusi
3. Menemukan identitas kelompok diskusi
Amatilah gambar tentang tata cara shalat berjama’ah berikut ini :

Kemukakan pendapat kalian tentang alat-alat bersuci tersebut !

Apa manfaat dari gambar tersebut ?

MATERI

BERSUCI DARI HADAS DAN NAJIS

KELAS / SEMESTER

VII / GANJIL

OLEH

MINNANUR ROHMAH F,S.HI

Satuan Pendidikan LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK(LKPD)
Kelas / Semester
Materi Pokok : MTs Darussalam Ngoro
Alokasi Waktu : VII / GANJIL
: Bersuci dari Hadas dan Najis
: 2 x 40 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.2 Menerima pentingnya bersuci dari 1.2.1 Mematuhi perintah Allah Swt. Melalui Al-
hadats dan najis sebagai salah satu Qur’an untuk bersuci dari dari najis dan hadats

syarat beribadah

2.2 Menjalankan perilaku bersih 2.2.1 Membiasakan melaksanakan manfaat bersuci

sebagai implementasi dan penerapan akan dapat menjaga kelestarian lingkungan dari

tentang tata cara bersuci pencemaran dan berbagai penyakit melalui

pembiasaan sehari-sehari

3.2 Menerapkan tata cara bersuci dari 3.2.1 Mendeskripsikan berdasarkan

hadats dan najis urutanurutannya tentang prosedur pelaksanaan

bersuci dari najis

3.2.2 Menerapkan prosedur pelaksanaan bersuci

untuk menghilangkan hadats yang sesuai dengan

ketentuan fikih

4.2 Mempraktekkan tata cara bersuci 4.4.1 Mendemonstrasikan prosedur pelaksanaan

dari hadats dan najis bersuci dari hadats berdasarkan urutanurutannya

D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific model pembelajaran
ceramah, diskusi dan tanya jawab metode pembelajaran discovery learning peserta didik
mampu mendeskripsikan berdasarkan urutan-urutannya tentang prosedur pelaksanaan bersuci
dari najis dengan teliti, baik dan benar
2. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific model pembelajaran
ceramah, diskusi dan tanya jawab metode pembelajaran discovery learning peserta didik
mampu menerapkan prosedur pelaksanaan bersuci untuk menghilangkan hadats yang sesuai
dengan ketentuan fikih dengan teliti, baik dan benar
3. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific model pembelajaran

ceramah, diskusi dan tanya jawab metode pembelajaran discovery learning peserta didik
mampu mendemonstrasikan prosedur pelaksanaan bersuci dari hadats berdasarkan
urutanurutannya dengan teliti, baik dan benar

NAMA NILAI
KELOMPOK
NO. ABSEN

Kegiatan 1

1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok diskusi
2. Menentukan hierarki kelompok diskusi
3. Menemukan identitas kelompok diskusi

Kegiatan 2
Amatilah gambar tentang tata cara shalat berjama’ah berikut ini :

Kemukakan analisa kalian terhadap gambar tentang bersuci dari hadas dan najis tersebut !

Kegiatan 3
Bagaimana tata cara bersuci dari hadas kecil (wudlu) ?

Kegiatan 4
Sebutkan macam-macam najs dan tata cara mensucikannya !

LEMBAR LKPD DIDIK

KERJA PESERTA

MTs DARUSSALAM NGORO
KELAS VII SEMESTER GANJIL

Materi Sholat Fardlu Lima Waktu

Kelas/semester VII/Ganjil

Oleh Minnanur Rohmah Faradiase,S.HI

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LKPD

SHOLAT FARDLU LIMA WAKTU

Satuan Pendidikan : MTs Darussalam Ngoro
Kelas / Semester : VII / Ganjil
Materi Pokok : Sholat Fardlu lima waktu
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)

TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dikelas, diharapkan
peserta didik dapat:
 Menjelaskan pengertian sholat, hukum dan dalilnya
 Menyebutkan syarat wajib dan syarat sah sholat
 Menyebutkan rukun sholat
 Menjelaskan Sunnah sholat Fardlu
 Menjelaskan tata cara sholat
 Menjelaskan hal-hal yang membatalkan sholat fardlu lima waktu
 Mempraktekkan sholat fardlu

A. Kompetensi Inti
KI-1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI-2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli (toleran, gotong

royong), santun, percaya diri, dan percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 : Memahami pengetahuan (factual, konseptual dan procedural) dengan cara mengamati
[mendengar, melihat,membaca] berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni dan budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KD, Indikator dan Tujuan pembelajaran

NO KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1 1.2. Menghayati ketentuan solat lima 1.2.1. Menunjukkan kekhusukan dalam

waktu menjalankan solat lima waktu

2 2.2. Menghayati hikmah solat lima 2.2.1. Menunjukkan sikap bergegas solat

waktu ketika mendengar adzan

3 3.2 Memahami ketentuan salat lima 3.2.1 Mengidentifikasi pengertian salat

waktu lima waktu

3.2.2 Menunjukkan dalil-dalil

disyariatkannya sholat lima waktu

3.2.3 Menjelaskan syarat-syarat salat

3.2.4 Menjelaskan rukun salat

3.2.5 Menjelaskan sunah salat

3.2.6 Menjelaskan hal yang

membatalkan salat

4 4.2 Mempraktikkan salat lima waktu 4.2.1. Mendemontrasi kan salat lima

waktu

Petunjuk Belajar
1. Siswa memahami materi tentang

 Pengertian Dan dalil Sholat Fardlu Lima Waktu
 Syarat –syarat sholat
 Rukun sholat

A. Pengertian dan Hukum Shalat Lima Waktu

Shalat secara bahasa berarti doa. Secara istilah shalat adalah ibadah yang terdiri dari perkataan dan

perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri dengan salam. Shalat wajib juga disebut juga

dengan shalat fardlu atau shalat maktubah yang berarti shalat yang harus dikerjakan orang Islam yang telah

memenuhi syarat. Shalat wajib dibagi menjadi 2 macam, yaitu shalat fardlu `ain dan shalat wajib fardhu kifayah.

Hukum melaksanakan shalat lima waktu ini adalah wajib atau fardu `ain, yaitu sesuatu yang diharuskan

dan yang mengikat kepada setiap individu seorang muslim yang telah dewasa, berakal sehat, baligh (mukallaf).

Apabila shalat wajib ini ditinggalkan, maka orang yang meninggalkannya mendapat dosa dari Allah swt.

Dasarnya wajibnya shalat fardhu ini adalah firman Allah dan hadis Nabi saw berikut.

“Dan dirikanlah shalat dan bayarkanlah zakat, dan ruku`lah bersama orang-orang yang ruku’.” (QS. Al-

Baqarah : 43)

“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di

waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).

Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. al-

Nisa’: 103).

Hadis Nabi saw. Artinya: “Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Islam itu

terdiri atas lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammat itu

adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, hajji ke Baitullah dan puasa Ramadlan.” (HR.

Ahmad, Bukhari dan Muslim).

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa meninggalkan shalat yang

wajib dengan sengaja, maka janji Allah terlepas darinya.”‫ََ(ل ِة‬H‫ َّص‬R‫ال‬. Ahmad) Dalam hadis yang lain disebutkan; ‫َع ْن‬
‫ َب ْ نَي ال َّر ُج ِل َوَب ْ َني ا ْل ُك ْف ِر َت ْر ُك‬: ‫ َقا َل َر ْس ْو ُل اَ هّلِل ص‬: ‫َجا ِب ٍر َقا َل‬

Artinya: “Dari Jabir, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “(Yang membedakan) antara seseorang dan

kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Jama’ah, kecuali Bukhari dan Nasai).

Shalat dalam Islam menempati kedudukan sangat penting, karena shalat adalah perbuatan yang

pertama kali akan dihisab (‫ِه‬d‫م ِل‬iَ h‫ َع‬it‫ِر‬u‫ا ِئ‬n‫َس‬g‫ ْ)ت‬p‫َد‬e‫س‬rَ t‫ َف‬a‫ت‬nْ g‫ َد‬g‫َس‬u‫َف‬n‫ن‬gْ ‫وِا‬jَ a‫ِه‬w‫َم ِل‬a‫َع‬b‫ر‬aِ ‫ِئ‬n‫سا‬nَ y‫ َح‬a‫ص ُل‬kَ e‫ت‬lْak‫ل َح‬dُ ‫ص‬iَ h‫ ْن‬a‫ف ِا‬rَ i‫ ُة‬k‫َل‬iَ a‫َّص‬m‫ال‬a‫ِة‬t‫َم‬.‫َا َّو ُل َما ُي َحا َس ُب َع َل ْي ِه ا ْل َع ْب ُد َي ْو َم ا ْل ِق َيا‬

Artinya: “Amal yang pertama kali akan dihisab bagi seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Jika

shalatnya baik, maka akan dinilai baik semua amalnya yang lain dan jika shalatnya rusak maka akan dinilai

jeleklah semua amalnya yang lain.” (HR. At-Tabrani)

Begitu pentingnya kedudukan shalat dalam Islam, maka Rasulullah menyuruh umat Islam untuk

mendidik dan melatih shalat sejak kecil sebagaimana sabda Beliau: Artinya: “Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari

ayahnya, dari datuknya, ia berkata : Rasulullah saw. bersabda, “Suruhlah anak-anak kecilmu melakukan shalat

pada (usia) tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila lalai) atasnya pada (usia) sepuluh tahun, dan pisahkanlah

mereka pada tempattempat tidur.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

B. Syarat, Rukun dan Sunah Shalat Fardhu

1. Syarat shalat fardhu

Syarat shalat merupakan suatu hal yang harus dipenuhi sebelum mengerjakan shalat. Syarat shalat dibagi

menjadi dua yakni syarat wajib dan syarat sah sholat.

a. Syarat wajib shalat

Syarat wajib shalat meliputi:

1. Beragama Islam, setiap muslim diwajibkan untuk sholat, selain muslim tidak diwajibkan menjalankan

sholat. Sesuai dengan hadits berikut:

Hadis Ibnu Abbas manakala Rasulullah saw. mengutus Mu’adz bin Jabbal ra. ke negeri Yamann.

‫ن ي ْف ُك ىل َي ْوٍم َوَل ْي َل ٍة‬Bِ ‫ت‬eٍ l‫ا‬i‫و‬aَ ‫َل‬u‫ َص‬b‫س‬eَ r‫م‬kْ ‫خ‬aَ t‫م‬aْ ‫ه‬,ِ ‫ا ْد ُع ُه ْم ِا ََل َش َها َد ِة َا ْن ََل ِا َل َه ِا ََّل اَ هّلُل َوَا نىّن َر ُس ْو ُل اَ هّلِل َف ِا ْن ُه ْم َا َطا ُعوا َك ِل َذِل َك َف َا ْع ِل ْم ُه ْم َا َّن اَ هّلَل َق ِدا ْف َ َت َض َع َل ْي‬
"Serulah/ajaklah mereka untuk mengucapkan syahādat Lā ilāha illallāh (tidak ada Ilah selain Allāh)

dan menyaksikan bahwasanya saya adalah utusan Allāh. Apabila mereka menta'atimu akan hal itu

maka beritahukanlah kepada mereka bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta'āla telah mewajibkan

atas mereka shalāt 5 waktu satu hari satu malam." (HR Bukhāri dan Muslim)

2. Baligh atau dewasa, ada yang mengatakan bahwa laki-laki dikatakan baligh saat berumur 15 tahun

dan perempuan disebut baligh atau dewasa saat berusia 9 tahun. Namun lebih tepatnya laki-laki bisa

dibilang masuk baligh saat telah mengeluarkan sperma atau telah mimpi basah dan perempuan ketika

telah haidh atau menstruasi.

3. Berakal, memiliki akal yang sehat ‫ب‬aَّt‫ح‬aَ u‫و ِن‬tْ i‫ُن‬d‫ ْج‬a‫َم‬k‫ا ْل‬g‫ِن‬il‫َع‬a‫َو‬. Berdasarkan hadis Nabi saw., ‫َع ِن‬ ‫َث ََل َث ٍة‬ ‫َع ْن‬ ‫ا ْل َق َل ُم‬ ‫ُرِف َع‬
‫َي ْع ِق ُل‬ ‫ال َّنا ِئ ِم َح َّت َي ْس َت ْي ِق َظ َو َع ِن ال َّصِ ي ىب َح َّب َي ْح َت ِل َم‬
:

“Pena diangkat dari 3 orang; orang yang tidur sampai dia bangun, dari anak kecil sampai dia

ihtilām (dewasa/bāligh) dan dari orang yang gila sampai dia berakal.” (HR. Ash-Hābus Sunan).

4. Telah mengetahui dakwah tentang sholat.

5. Tidak dalam keadaan haidh atau nifas. Haidh ialah darah kotor yang keluar dari rahim wanita,

keluarnya darah tersebut yakni sunnatullah yang ditetapkan Allah SWT kepada seorang wanita. Jadi

haidh merupakan suatu yang normal bagi wanita yang sudah masuk baligh atau dewasa. Kalau nifas

merupakan darah yang keluar karena persalinan, baik saat proses persalinan maupun sebelum dan

sesudah persalinan yang disertai dengan rasa sakit mendalam.

b. Syarat sah shalat meliputi:

1. Suci badan dari hadats. Hadats ada dua macam, yaitu hadats besar dan hadats kecil. Hadats

besar yaitu junub, haidl, nifas, dan ini mewajibkan mandi. Sedangkan hadats kecil adalah

buang angin, buang air besar dan kecil. Firman Allah swt. “Hai orang-orang yang beriman,

apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai

dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan

jika kamu junub maka mandilah” [Al-Maa-idah: 6].

Hadis Nabi saw. ‫ََل ُت ْق َب ُل َص ََل ُة َم ْن َا ْح َد َث َح َّب َي َت َو َّض َأ‬

“Tidak diterima sholat orang yang berhadats sampai ia berwudlu.” (Muttafaq‘alaih).

2. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis. Kita wajib mensucikan diri dari najis berdasarkan

firman Allah: ‫َوِث َيا َب َك َف َط ىه ْر‬
“Dan pakaianmu sucikanlah.” (Al Muddatsir: 4).

Namun para ulama berbeda pendapat; apakah suci dari najis termasuk syarat sah sholat atau

tidak? Madzhab Asy Syafi’iyyah berpendapat bahwa ia adalah syarat sah sholat dan ini juga

pendapat Abu Hanifah dan Ahmad sebagaimana yang dikatakan oleh imam An Nawawi. Mereka

berdalil dengan ayat dan hadits yang telah kita sebutkan tadi, juga berdasarkan hadits :

‫َوِا َذا َا ْد َب َر ْت َفا ْغ ِس ِ ي ْل َع ْن ِك ال َّد َم َو َص ِل‬
“Apabila haidl telah pergi, maka cucilah darah darimu dan shalatlah “. (HR Bukhari dan Muslim).

Barangsiapa telah shalat dan dia tidak tahu kalau dia terkena najis, maka shalatnya sah dan tidak

wajib mengulang. Jika dia mengetahuinya ketika shalat, maka jika memungkinkan untuk

menghilangkannya -seperti di sandal, atau pakaian yang lebih dari untuk menutup aurat- maka

dia harus melepaskannya dan menyempurnakan shalatnya. Jika tidak memungkinkan untuk itu,

maka dia tetap melanjutkan shalatnya dan tidak wajib mengulang. Berdasarkan hadits Abu Sa’id:

“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah shalat lalu melepaskan kedua sandalnya. Maka orang-

orang pun turut melepas sandal-sandal mereka. Ketika selesai, beliau membalikkan badan dan

berkata, ‘Kenapa kalian melepas sandal kalian?’ Mereka menjawab, ‘Kami melihat Anda

melepasnya, maka kami pun melepasnya.’ Beliau berkata, ‘Sesungguhnya Jibril datang kepadaku

dan mengatakan bahwa pada kedua sandalku terdapat najis. Jika salah seorang di antara kalian

mendatangi masjid, maka hendaklah membalik sandalnya dan melihatnya. Jika dia melihat najis,

hendaklah ia gosokkan ke tanah. Kemudian hendaklah ia shalat dengannya.”

3. Menutup aurat (aurat laki-laki adalah antara pusar sampai lutut, sedang aurat perempuan

adalah seluruh anggota badan kecuali kedua telapak tangan dan wajah). Berdasarkan firman

Allah: ‫َيا َب ِ ن ي ْب َا َد َم ُخ ُذوا ِ ْزي َن َت ُك ْم ِع ْن َد ُك ىل َم ْس ِج ٍد‬

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid.” (Al-A’raaf: 31).

Yang dimaksud dengan perhiasan dalam ayat ini adalah pakaian yang menutup aurat di setiap

akan shalat, yakni, tutupilah aurat kalian. Karena mereka dulu thawaf di Baitullah dengan

telanjang.

Hadis Nabi saw. ‫ ََل َي ْق َب ُل اَ هّلُل َص ََل َة َحا ِئ ٍض ِا ََّل ِب ِخ َما ٍر‬: ‫َع ْن َعا ِئ َش َة َر ِن ي َض اَ هّلُل َع ْن َها َا َّن ال َّنِ ي َّب َص َّل اَ هّلُل َع َل ْي ِه َو َس هل َم َقا َل‬

“Dari Aisyah ra, Rasulallah saw. bersabda: “Tidak sah shalat seorang wanita yang sudah

mendapat haid (baligh) kecuali dengan memakai khimar.” (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi).

Yang dimaksud dalam hadits ini adalah kewajiban menutup aurat berlaku bagi setiap wanita yang

sudah baligh sebagimana berlaku untuk laki-laki yang sudah baligh. Batas aurat laki laki dalam

shalat yaitu wilayah antara pusar dan lutut.

Batas aurat perempuan yang wajib ditutup ialah seluruh badannya, kecuali muka dan dua

tangan. Allah berfirman: ‫َوََل ُي ْب ِد ْي َن ِ ْزي َن َت ُه َّن ِا ََّل َما َظ َه َر ِم ْن َها‬

“Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak

daripadanya.” (Qs An-Nur ayat: 31)

Yang dimaksud batas-batas aurat dan perhiasan yang harus dan tidak harus dibuka menurut Ibn

Abbas, muka dan dua tapak tangan. Wajah dan telapak tangan bukanlah aurat bagi wanita,

makanya tidak diharamkan membukanya. Karena kedua anggota ini (wajah dan telapak tangan)

sangat dibutuhkan bagi wanita dalam proses mengambil dan memberi sesuatu dalam pekerjaan

yang bersangkutan dengan hidupnya, lebih lebih kalau tidak ada orang lain yang bisa membantu

kehidupannya. Batas aurat hamba sahaya (budak wanita) seperti batas aurat laki laki merdeka

yaitu antara pusar dan lutut.

4. Telah masuk waktu shalat. Shalat tidak wajib dilaksanakan terkecuali apabila sudah masuk

waktunya, dan tidak sah hukumnya shalat yang dilaksanakan sebelum masuk waktunya.

Berdasarkan firman Allah: ‫َا َّن ال َّص ََل َة َكا َن ْت َع َل ا ْل ُم ْؤ ِم ِن ْ نَي ِك َتا ًبا َّم ْو ُقوَتا‬

“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orangorang yang

beriman.” [An-Nissa’: 103].

Tidak sah shalat yang dikerjakan sebelum masuknya waktu ataupun setelah keluarnya waktu

kecuali ada halangan.

5. Menghadap kiblat. Jika berada dalam masjid Haram Mekah, maka harus menghadap langsung.

Dan jika jauh dari baitullah, maka cukup menghadap ke arahnya. Berdasarkan firman Allah

Ta’ala: ‫َف َو ىل َو ْج َه َك َش ْط َر ا ْل َم ْس ِج ِد ا ْل َح َرا ِم َو َح ْي ُث َما ُك ْن ُت ْم َف َوُّلوا ُو ُجو َه ُك ْم َش ْط َرُه‬

“maka palingkanlah wajahmu ke Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka

palingkanlah wajahmu ke arahnya.” (Al-Baqarah: 150).

Boleh (shalat) dengan tidak menghadap ke kiblat ketika dalam keadaan takut yang sangat dan

ketika shalat sunnat di atas kendaraan sewaktu dalam perjalanan.

Allah berfirman: ‫َف ِا ْن ِخ ْف ُت ْم َف ِر َجا اَل َا ْو ُرْك َبا ًنا‬

“Jika kamu dalam keadaan takut (bahaya), maka shalatlah sambil berjalan atau berkendaraan.”

[Al-Baqarah: 239].

Ibnu Umar ra. berkata tentang tafsir ayat ini, “Jika rasa takut melebihi itu, maka mereka boleh

shalat sambil jalan kaki atau berkendaraan dengan menghadap kiblat maupun tidak menghadap

kiblat.” (HR. Bukhari)

Sedang jika dalam perjalanan (berkendaraan) boleh tidak menghadap kiblat ketika shalat

sunnah. “Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: “Rasulullah saw. pernah shalat di atas

kendaraannya sesuai dengan kendaraannya mengarah.” (HR Bukhari).

Dari hadits ini kita bisa memahami bahwa jika ingin melakukan yang fardhu, Rasulullah saw.

turun dari kendaraannya lalu menghadap kiblat. Kesimpulannya menghadap kiblat adalah syarat

sahnya shalat, maka ia tidak gugur kecuali dalam keadaan sangat takut (bahaya) dan saat shalat

sunah dalam bepergian sebagaimana telah disebutkan. Barangsiapa berusaha mencari arah

Kiblat lalu ia shalat menghadap ke arah yang disangka olehnya sebagai arah Kiblat, namun

ternyata salah, maka dia tidak wajib mengulang.

“Dari ‘Amir bin Rabi’ah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Kami pernah bersama Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam suatu perjalanan di suatu malam yang gelap dan kami tidak

mengetahui arah Kiblat. Lalu tiap-tiap orang dari kami shalat menurut arahnya masing-masing.

Ketika tiba waktu pagi, kami ceritakan hal itu pada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

2. Rukun Shalat

Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan aturan dan ketentuannya.

Rukun shalat adalah setiap perkataan atau perbuatan yang akan membentuk hakikat shalat. Jika salah satu

rukun ini tidak ada, maka shalat pun tidak teranggap secara syar’i dan juga tidak bisa diganti dengan sujud

sahwi. Meninggalkan rukun shalat ada dua bentuk.

Pertama: Meninggalkannya dengan sengaja. Dalam kondisi seperti ini shalatnya batal dan tidak sah

dengan kesepakatan para ulama.

Kedua: Meninggalkannya karena lupa atau tidak tahu. Di sini ada tiga rincian, Jika mampu untuk

mendapati rukun tersebut lagi, maka wajib untuk melakukannya kembali. Hal ini berdasarkan kesepakatan

para ulama. Jika tidak mampu mendapatinya lagi, maka shalatnya batal menurut ulama-ulama Hanafiyah.

Sedangkan jumhur ulama (mayoritas ulama) berpendapat bahwa raka’at yang ketinggalan rukun tadi

menjadi hilang. Jika yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, maka shalatnya harus diulangi dari awal

lagi karena ia tidak memasuki shalat dengan benar.

Rukun shalat ini ada 13 perkara:

 Niat, artinya menyengaja di dalam hati untuk melakukan shalat, misalnya berniat di dalam hati:

Sengaja saya shalat Zhuhur empat raka'at karena Allah. Begitulah seterusnya untuk tiap-tiap macam

shalat dengan niat yang tertentu pula. Hal ini berdasarkan kepada firman Allah swt. “Padahal mereka

tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam

(menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan

yang demikian itulah agama yang lurus.” (al-Bayyinah: 98)

 Berdiri, bagi yang berkuasa: (tidak dapat berdiri boleh dengan duduk, tidak dapat duduk boleh dengan

berbaring).

Nabi saw. bersabda,  ‫َص ىل َقا ِئ ًما َف ِا ْن َل ْم َت ْس َت ِط ْع َف َقا ِئ ًدا َف ِا ْن َل ْم َت ْس َت ِط ْع َف َع َل َج ْن ٍب‬

“Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakanlah dalam keadaan duduk. Jika tidak

mampu lagi, maka kerjakanlah dengan tidur menyamping.”(HR. Bukhari)

 Takbiratul ihram: membaca “Allahu Akbar”,

Yang dimaksud dengan rukun shalat adalah ucapan takbir “Allahu Akbar”. Ucapan takbir ini tidak bisa

digantikan dengan ucapakan selainnya walaupun semakna.

 Membaca Surat Fatihah.

 Ruku’ dan thuma’ninah, artinya membungkuk sehingga punggung menjadi sama datar dengan leher

dan kedua belah tangannya memegang lutut.

Dari Abu Mas'ud Badari. Nabi saw bersabda: “Shalat tidak cukup bila seseorang tidak meluruskan

punggungnya di waktu ruku' dan sujud.” (HR. Yang Berlima).

Nabi saw. pernah mengatakan pada orang yang jelek shalatnya (sampai ia disuruh mengulangi

shalatnya beberapa kali karena tidak memenuhi rukun),  ‫ُث َّم ا ْرَك ْع َح َّب َت ْط َم ِ ّنَي َرا ِك ًعا‬
“Kemudian ruku’lah dan thuma’ninahlah ketika ruku’.” (HR. Bukhari ).

Keadaan minimal dalam ruku’ adalah membungkukkan badan dan tangan berada di lutut. Sedangkan

yang dimaksudkan thuma’ninah adalah keadaan tenang di mana setiap persendian juga ikut tenang.

Ada pula ulama yang mengatakan bahwa thuma’ninah adalah sekadar membaca dzikir yang wajib

dalam ruku’.

 I'tidal dengan thuma'ninah, artinya bangkit bangun dari ruku' dan kembali tegak lurus, thuma'ninah.

Nabi saw. mengatakan pada orang yang jelek shalatnya,  ‫ُث َّم ا ْرَف ْع َح َّب َت ْع َت ِد َل َقا ِئ ًما‬

“Kemudian tegakkanlah badan (i’tidal) dan thuma’ninalah.”

 Sujud dua kali dengan thuma'ninah, yaitu meletakkan kedua lutut, kedua tangan, kening dan hidung

ke atas lantai.

Anggota sujud ialah muka, kedua telapak tangan, kedua lutut, dan kedua telapak kaki. Rasulullah saw.

bersabda, “Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: [1] Dahi (termasuk juga

hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), [2,3] telapak tangan kanan dan kiri, [4,5] lutut

kanan dan kiri, dan [6,7] ujung kaki kanan dan kiri. ”

 Duduk antara dua sujud dengan thuma’ninah: artinya bangun kembali setelah sujud yang pertama

untuk duduk sebentar, sementara menanti sujud yang ‫م‬kَّ ‫ث‬eُ ‫ا‬d‫ًس‬u‫ِل‬a‫جا‬.َ N‫ َّني‬aِ ‫َم‬b‫ط‬iْ ‫َت‬s‫ب‬aَّw‫ َح‬.‫ع‬bْ ‫َف‬e‫ا ْر‬rs‫ َّم‬a‫ ُث‬b‫دا‬dً ‫ج‬aِ ‫ا‬,‫َس‬ ‫َت ْط َم َ َنّي‬ ‫َح َّب‬ ‫ا ْس ُج ْد‬ ‫ُث َّم‬
 ‫َح َّب َت ْط َم ِ ّنَي َسا ِج ًدا‬ ‫ا ْس ُج ْد‬

“Kemudian sujudlah dan thuma’ninalah ketika sujud. Lalu bangkitlah dari sujud dan thuma’ninalah

ketika duduk. Kemudian sujudlah kembali dan thuma’ninalah ketika sujud.”.[8]

 Duduk untuk tasyahud akhir.

 Membaca tasyahud akhir di waktu duduk di raka'at yang terakhir.

 Membaca shalawat atas Nabi, artinya setelah selesai tasyahud akhir, maka dilanjutkan membaca pula

shalawat atas Nabi dan keluarganya.

 Mengucapkan salam yang pertama. Bila setelah selesai membaca tasyahud akhir dan shalawat atas

Nabi dan keluarga beliau maka memberi salam. Yang wajib hanya salam pertama.

 Tertib artinya berturut-turut menurut peraturan yang telah ditentukan. Diharuskan berurutan dalam

mengerjakan rukun karena dalam hadits musii’ sholatuhu terdapat kata “tsumma” ketika

menjelaskan urutan rukun. Tsumma sendiri berarti kemudian yang menunjukkan makna berurutan.

Diskusi

Petunjuk NILAI
1. Siswa dibagi beberapa kelompok Syarat say sholat
2. Siswa mendiskusikan beberapa persoalan dari guru
Diskusikan Dengan kelompokmu!

1. Identiikasikan syarat –syarat sholat!
Syarat Wajib sholat

1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.

2. APakah semua bacaan dan gerakan dalam sholat Fardlu itu termasuk rukun sholat?

3. Sebutkan rukun sholat!

Keterangan Indikator :
1. Terlibat aktif dalam diskusi kelompok di kelas
2. Bersedia mengerjakan tugas sesuai kesepakatan bersama
3. Aktif mencari informasi dalam kerja kelompok

Skala Sikap :
3 = Amat Baik (A)
2 = Baik (B)
1 = cukup (C)

Catatan
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………

Latihan 1

Petunjuk
1. Siswa memasangkan gambar yang termasuk rukun sholat

NILAI

Latihan 2

a. Pilihlah jawaban yang tepat dibawah ini!
2. Sholat adalah…

a. Ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, sesuai syarat Dan rukunnya.
b. Ibadah yang terdiri dari perkataan dan perbuatan tertentu, yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri

dengan salam
c. Ibadah mahdhah
d. Ibadah wajib Karena Allah
3. Perhatikan ayat berikut ini

Ayat diatas adalah dasar diperintahkannya sholat, yakni ….
a. QS Al Baqarah 110
b. QS AL Bayyinah 5
c. QS Al Baqarah 43
d. QS Al Humazah 10
4. Perhatikan Gambar dibawah ini!

Gambar diatas merupakan syarat….. 3 45
a. Syarat wajib sholat
b. Syarat sah sholat
c. Rukun sholat
d. Tata cara sholat
5. Amatilah gambar dibawah ini!

12

Dari table diatas yang termasuk syarat wajib sholat adalah gambar…

a. Gambar 1 beragama islam dan Gambar 2 telah memasuki waktu adzan
b. Gambar 3 Rukuk dan Gambar 4 Berakal
c. Gambar 5 Iktidal dan Gambar 3 Rukuk
d. Gambar 1 dan 4
6. Amatilah gambar dibawah ini!

1 23 4 5
45
Dari table diatas yang termasuk syarat sah sholat adalah nomor…
a. 1,2,3,4,
b. 1,2,3,5
c. 2,3,4,5
d. 1,2,3,4,5
7. Amatilah gambar dibawah ini!

1 23

Yang termasuk Rukun sholat adalah gambar….
a. 1 dan 5
b. 2
c. 1,3 ,4 dan 5
d. 1,4 dan 5
8. Aurat perempuan diluar shalat.....dan didalam shalat.....
a. Seluruh tubuhnya/ seluruh tubuhnya kecuali wajah dan tangan
b. Seluruh tubuhnya kecuali wajah/ seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan
c. Seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan/ seluruh tubuhnya kecuali wajah
d. Antara pusar dan lutut/ seluruh tubuhnya kecuali wajah dan tangan
9. Perhatikan penyataan berikut!

(1) wanita yang sedang haid

(2) beragama Islam

(3) belum baligh

(4) berakal

Yang termasuk syarat syah shalat yaitu ...

a. (1) dan (2)

b. (1) dan (3)

c. (2) dan (3)

d. (2) dan (4)

10. Nafisah sedang melaksanakan shalat Maghrib. Ia mengawalinya dengan niat, kemudian takbiratul ihram,
membaca surat Al-Fatihah, ruku, i’tidal, sujud, duduk diantara dua sujud, membaca tasyahud akhir dan
mengucap salam. Berdasarkan ilustrasi tersebut, perbuatan Nafisah yang termasuk rukun fi’li adalah ….
a. membaca surah Al-Fatihah, ruku, duduk diantara dua sujud, membaca tasyahud akhir .

b. niat, membaca surah al-Fatihah, membaca tasyahud akhir dan mengucap salam.

c. takbiratul ihram, ruku, i’tidal, sujud dan duduk diantara dua sujud.

d. niat, membaca surah Al-Fatihah, membaca tasyahud akhir, I’tidal.

11. Yang termasuk rukun sholat dibawah ini adalah…..
a. Niat, membaca surat al Fatihah, membaca tasyahud akhir, membaca shalawat , Tertib

b. Niat, Takbirotul ihram, membaca surat al Fatihah, membaca tasyahud akhir, membaca shalawat Nabi Dan

tertib

c. Takbirotul ihram, doa iftitah, membaca surat al Fatihah, membaca tasyahud akhir, salam

d. Niat,Takbirotul ihram, membaca surat al Fatihah, membaca surat pendek, rukuk Dan sujud

b. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Jelaskan pengertian shalat dan hukumnya!
2. Tulislah dalil tentang sholat lima waktu!
3. Sebutkan syarat wajib shalat!
4. Sebutkan syarat sah shalat!
5. Sebutkan rukun shalat!

Pedoman penskoran
Skor setiap jawaban benar = 10

Pedoman Penilaian: x 100
Jumlah Skor

Nilai =
Skor maksimal

Kriteria Nilai Kriteria Kriteria
No Skor Baik sekali A
1 80 – 100 Baik B
2 70 – 79 Cukup C
3 60 – 69 Kurang D
4 < 60

Tanda Tangan Guru Tanda Tangan Orang Tua Nilai

MENYMAK MATERI
Petunjuk Belajar
2. Siswa memahami materi tentang

 Sunnah Sholat
 Tata Cara Sholat dengan menyimak Video pembelajaran dari guru

Sunnah sholat
1. Sunah Ab'ad

Sunah adalah ialah sunah yang dilakukan dalam salat. Apabila amalan sunah Yang Terlupakan harus diganti
dengan sujud sahwi. Amalan-amalan dalam sunnah ab'ad itu adalah melakukan Tasyahud awal, kemudian membaca
selawat saat Tasyahud awal, lalu membaca selawat atas keluarga Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam saat
tasyahud akhir. Terakhir adalah bacaan Qunut saat salat subuh, salat Witir, Di pertengahan bulan suci. Saat salat,
ketika lupa melakukan amalan-amalan tersebut, hendaklah menggantinya dengan sujud sahwi.
2. Sunah Ha'iat

Sunah yang kedua adalah sunah Ha'iat. Ibadah ini adalah sunah dalam melakukan amalan amalan salat.
Inilah perbedaan sunah Ab'ad dan Sunah Hai'at dalam salat ketika lupa, atau tidak mengerjakan, tidak perlu diganti
dengan melaksanakan sujud Sahwi. Di antara sunah sunah Hai'at ialah mengangkat tangan saat Takbiratul Ihram.
Lalu meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri ketika sedekap, itu merupakan sunnah Hai'at. Memandang ke
tempat sujud juga merupakan sunnah Hai'at. Membaca doa iftitah, tumakninah atau yang disebut juga dengan diam
sejenak sebelum ataupun sesudah membaca surah Alfatihah.

Sunah Hai'at lainnya yakni membaca lafadz Amin sesudah membaca surat al-fatihah. Sunah Hai'at lainnya
itu membaca surah lain setelah membaca surat al-fatihah. Ketika menjadi makmum dalam mendengarkan apa
memperhatikan bacaan Imam itu termasuk sunah Hai'at. Ketika melaksanakan salat Maghrib Isya serta subuh
mengeraskan suara pada dua rakaat pertama itu juga hukumnya Sunah Hai'at.
Lalu mengucapkan takbir intiqal setiap berganti gerakan, kecuali saat berdiri dari ruku'. Yang dimaksud dengan
takbir intiqal adalah takbir saat berpindah gerakan salat, yakni dari berdiri ke ruku, bangkit dari ruku, atau hendak
sujud, dan Bangkit Dari Sujud, serta seterusnya. Membaca "Sami'allahu liman hamidah" saat bangkit dari ruku atau
iktidal. Duduk iftirasy. Yang dimaksud dengan duduk iftirasy ialah rukun salat yang dilakukan ketika bangun dari
sujud pertama, sebelum menuju sujud kedua (duduk diantara dua sujud).
Hal yang membatalkana sholat
1. Dalam Keadaan Berhadas

Hal yang membatalkan shalat ialah berhadas, baik hadas besar maupun hadas kecil.
Hadas dalam hal ini ialah keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang telah baligh. Yang terbagi dalam hadas
besar dan hadas kecil.
Contoh hadas kecil ialah setelah kencing, atau setelah buang air besar. Jika akan melaksanakan shalat, diwajibkan
untuk bersuci terlebih dahulu dengan cara berwudu.
Sedangkan hadas besar seperti haid, mengharuskan seseorang untuk mandi junub atau mandi besar.
Hal ini selaras dengan sabda Nabi Muhammad SAW:
“Jika datang haid, maka tinggalkanlah shalat. Jika darah haid tersebut sudah berhenti, maka mandilah dari darah
tersebut, lalu shalatlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Terkena Najis

Salah satu hal yang membatalkan shalat ialah terkena najis. Najis merupakan zat yang menyebabkan
seseorang tidak dalam keadaan suci. Daripadanya jika hendak melakukan shalat diwajibkan untuk bersuci,
menjauhkan diri dari najis tersebut.
Terkena najis adalah hal yang membatalkan shalat. Najis seperti kencing, kotoran, darah haid, air mani, minuman
keras, kotoran hewan yang haram dimakan, hingga bangkai hewan kecuali bangkai manusia, ikan, dan belalang.
Contoh najis tersebut jika menempel pada tubuh atau pakaian yang digunakan untuk shalat akan membatalkan
shalat.
Sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bersihkanlah
diri dari kencing. Karena kebanyakan siksa kubur berasal dari bekas kencing tersebut.”
Hal yang membatalkan shalat selanjutnya ialah sengaja berbicara saat shalat. Berbicara dalam hal ini ialah bukan
melantunkan bacaan doa dan zikir dari Al-Qur'an melainkan berbicara layaknya mengucapkan kata-kata dalam
sehari-hari.
Hal yang membatalkan shalat ini telah dilarang oleh Nabi Muhammad SAW dalam sabdanya:

“Ingatlah shalat itu tidak pantas di dalamnya terdapat perkataan manusia. Shalat itu hanya tasbih, takbir dan bacaan
Alquran.” (HR. Muslim).
3. Aurat yang Terbuka

Saat seorang muslim melakukan shalat tiba-tiba auratnya terbuka secara sengaja, maka ketentuannya ialah
ia batal dalam shalatnya. Hal yang membatalkan shalat ini tidak berlaku jika auratnya terbuka secara tidak sengaja.
Mudahnya, aurat yang terbuka secara tidak sengaja akan menyebabkan shalat batal jika terbuka sekilas dan segera
ditutup kembali.
4. Niat Shalat Berubah

Sejatinya, shalat merupakan sebuah ibadah yang berisikan doa dari seorang hamba kepada Allah SWT. Niat
yang lurus diperlukan agar tercapainya doa da harapan tersebut. Berubahnya niat shalat dapat menjadi hal yang
membatalkan shalat.
Meski tidak terkena hadas maupun najis, niat merupakan kunci utama dalam menjalankan shalat. Dalam hati
seorang muslim yang sedang shalat, tiba-tiba terbentik niat untuk tidak melakukan shalat dalam hatinya. Maka saat
itulah shalatnya telah batal.
5. Meninggalkan Rukun Shalat dengan Sengaja

Dalam shalat, harus menerapkan rukun shalat yang tepat. Tidak kurang dan tidak lebih sesuai dengan
tuntunan dalam syariat Islam. Hal yang membatalkan shalat ialah menambah atau mengurangi rukun shalat dengan
sengaja.
Misalnya saat shalat tidak menjalankan membaca Al-Fatihah dan langsung rukuk. Maka secara otomatis sholatnya
telah batal.
6. Membelakangi Kiblat

Telah dijelaskan secara terperinci kiblat umat muslim dalam menjalankan shalat ialah ke arah Masjidiharam.
Tertuang dalam Alquran surat al-Baqarah ayat 144:
“..Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke
arah itu..”

Secara sengaja bertolak dari arah kiblat merupakan salah satu hal yang membatalkan shalat.
Hal yang Membatalkan Shalat pada Shalat Berjamaah
Dalam shalat berjamaah ada aturan khusus yang mengatur antara imam dan makmum. Mendahului gerakan imam
merupakan hal yang membatalkan shalat. Misalnya saat bangun dari sujud, mendahului instruksi dari imam dan
mendahuluinya. Kecuali mendahului gerakan imam tanpa sengaja, hal itu tidak membuat seseorang batal dalam
shalatnya.
7. Banyak Bergerak

Gerakan dalam rukun shalat telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Secara baku, gerakan shalat ini
tidak dapat diubah. Selain itu tidak dibolehklan menyisipkan gerakan lain ke dalam shalat.
Misalnya gerakan berulang yang berulang di luar gerakan shalat. Imam Syafii memberikan batasan gerakan berulang
tersebut hanya dilakukan 3 kali, selebihnya merupakan hal yang membatalkan shalat.
Namun ada gerakan yang diperbolehkan misalnya, meluruskan shaf, mengisi shaf yang kosong, hingga
membenarkan arah kiblat.
8. Tertawa

Tertawa dapat menjadi hal yang membatalkan shalat jika seseorang tidak bisa menahan tawa hingga
tertawa hingga mengeluarkan suara. Beberapa perbedaan pemahaman terjadi, bahkan tertawa baik itu tersenyum
sekalipun sudah menjadikan seseorang batal dalam shalatnya.
9. Murtad dari Agama Islam

Sungguh disayangkan, murtad dari agama islam membuat shalat seseorang secara langsung akan batal.
Keyakinan dalam beragama merupakan hal utama yang harus dipegang seseorang dalam menjalankan ibadah
shalat. Meninggalkan agama Islam adalah merupakan hal yang membatalkan shalat.
Tata Cara Sholat 5 Waktu dan Doa Doa Sholat
1. Takbiratul Ihram
Takbiratil ihram dilakukan setelah membaca niat.
Cara melakukan takbiratul ihram adalah dengan mengangkat dua tangan sejajar dengan telinga dan
mengucapkan, “Allaahu akbar.”
2. Doa Iftitah
Setelah mengucapkan takbir pertama, lipat tangan di dada, tepatnya lagi pada area yang mendekat hati.
Bacaan sholat 5 waktu untuk doa iftitah adalah:
“Allaahu akbar kabiirow wal hamdu lillaahi katsiiroo wasubhaanalloohi bukrotaw wa-ashiilaa“

“Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fathoros samaawaati wal ardlo haniifaa wamaa ana minal musyrikiin. Inna sholaatii
wa nusukii wamahyaa wa mamaatii lillaahi robbil ‘aalamiin. Laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa ana awwalul
muslimiin”
3. Doa Al-Fatihah
Pada setiap rakaat, kamu diwajibkan membaca surat Al-Fatihah.
Membaca surat Al-Fatihah pada setiap rakaat adalah rukun sholat.
Berikut adalah bacaan doa Al-Fatihah seperti diambil dari Al-Qur’an:
“Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm”
“Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn”
“Ar-raḥmānir-raḥīm”
“Māliki yaumid-dīn”
“Iyyāka na’budu wa iyyāka nasta’īn”
“Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīm”
“Sirāṭallażīna an’amta ‘alaihim gairil-magḍụbi ‘alaihim wa laḍ-ḍāllīn”
4. Membaca Surat Pendek
Tata cara sholat 5 waktu berikutnya adalah membaca surat pendek.
Surat pendek dibaca pada dua rakaat pertama.
Berbeda dengan Al-Fatihah, membaca surat pendek hukumnya sunah.
5. Rukuk dan Itidal
Setelah selesai membaca surat Al-Fatihah dan surat pendek, saatnya rukuk.
Adapun bacaan sholat 5 waktu untuk rukuk adalah sebagai berikut.
“Subhaana rabbiyal adziimi wa bihamdih”
(dibaca 3 kali)
Beres rukuk, langkah selanjutnya adalah membaca:
“Sami’alloohu liman hamidah“
Bacaan tersebut diucapkan sambil mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan berdiri tegak.
Setelah itu, tata cara sholat berikutnya adalah membaca itidal.
Bacaan doa itidal adalah:
“Rabbana lakal hamdu milus samawati wa mil ulardi wa mil umasyita min syaiin badu“
6. Sujud dan Duduk di Antara Dua Sujud
Sujud dilakukan dengan meletakkan kedua telapak tangan dan menempelkan dahi serta hidung pada sejadah.
Adapun bacaan doa sujud yang harus diucapkan adalah:
“Subhaana robbiyal ‘a’la wabihamdih“
Bacaan doa sujud diucapkan sebanyak 3 kali.
Setelah itu, rukun sholat selanjutnya langsung ke duduk di antara dua sujud. Bacaan doa duduk di antara dua
sujud adalah:
“Robbighfirlii warhamnii wajburnii warfa’nii wahdinii wa ‘aafinii wa’fu ‘annii“
7. Tasyahud Awal
Tata cara sholat 5 waktu berikutnya adalah tasyahud awal.
Tasyahud awal dilakukan saat rakaat kedua pada salat dzuhur, ashar, magrib, dan isya.
Berikut adalah bacaan doa tasyahud awal.
“Attahiyyatul mubarakaatus salawatut tayyibatu lillah. Assalamu alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullahi
wabarakatuh. Assalamu alaina wa ala ibadillahis salihin. Asyhadu alla ilaha illallah. Wa asyhadu anna
Muhammadar rasulullah. Allahumma salli ala sayyidina Muhammad“
8. Tasyahud Akhir
salaat saat pandemi
Rukun sholat terakhir di dalam tata cara sholat yang baik dan benar adalah tasyahud akhir.
Rukunnya dilakukan sebelum membaca doa setelah sholat.
Rukun ini dilakukan sebelum mengucapkan salam pada rakaat terakhir.
Berikut adalah bacaan sholat 5 waktu untuk doa tasyahud akhir:
“At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu ‘alaika ayyuhannabiyyu wa
rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa
Allah wa Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidinaa Muhammad. Wa ‘ala aali
sayyidina Muhammad Kamaa shollayta ‘ala sayyidina Ibrahim. Wa Baarik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala aali
sayyidina Muhammad. Kamaa baarakta ‘ala sayyidinaa Ibrahim, wa ‘ala sayyidina Ibrahim, fil ‘aalamiina innaka
hamiidun majiid.”

Latihan 3 NILAI

Petunjuk
1. Siswa mengerjakan soal uraian pendek
2. Siswa memasangkan gambar yang termasuk Tata cara sholat fardlu lima waktu

Jawablah pertanyaan dibawah ini Dungan benar!

1. Jelaskan pengertian Sunnah hai’at Dan Sunnah ab’ad
2. Sebutkan yang termasuk Sunnah hai’at
3. Sebutkan yang termasuk Sunnah ab’ad
4. Jelaskan Hal yang membatalkan sholat lima waktu
5. Jelaskan gerakan Dan bacaan dalam gambar berikut ini!

Rubrik Penilaian uraian: Skor maks
5
No. 5
Soal Rubrik penilaian 5
5
 Jika peserta didik dapat menjelaskan pengertian Sunnah hai’at Dan ab’ad
1 dengan benar, skor 5 5
25
 Jika peserta didik dapat menjelaskan pengertian Sunnah hai’at Dan ab’ad
kurang sesuai, skor 4

 Jika peserta didik t i d a k t e p a t d a l a m menjelaskan pengertian
Sunnah hai’at Dan ab’ad, skor 2

 Jika peserta didik dapat Menyebutkan sunnah hai’at dengan benar, skor 5
2  Jika peserta didik dapat Menyebutkan sunnah hai’at kurang sesuai, skor 4

 Jika peserta didik tidak tepat dalam Menyebutkan sunnah hai’at, skor 2

 Jika peserta didik dapat Menyebutkan sunnah ab’ad dengan benar, skor 5
3  Jika peserta didik dapat Menyebutkan sunnah hai’at kurang sesuai, skor 2

 Jika peserta didik tidak tepat menjelaskan Menyebutkan sunnah hai’at,
skor 1

 Jika peserta didik dapat Menjelaskan Hal yang membatalkan sholat lima
waktu dengan benar, skor 5

 Jika peserta didik dapat Menjelaskan Hal yang membatalkan sholat lima
waktu kurang sesuai, skor 2

 Jika peserta didik tidak tepat Menjelaskan Hal yang membatalkan sholat
4 lima waktu, skor 1

 Jika peserta didik dapat Menjelaskan Tata cara sholat fardlu lima waktu
dengan benar, skor 5

 Jika peserta didik dapat Menjelaskan Tata cara sholat fardlu lima waktu
kurang sesuai, skor 2

5  Jika peserta didik tidak tepat dalam Menjelaskan Tata cara sholat fardlu
lima waktu, skor 1

Jumlah skor

Penskoran Nilai : Jumlah skor yang diperoleh (pilihan ganda dan uraian) x 100

Latihan 4

Petunjuk
1. Siswa mengamati gambar yang ada pada LKPD
2. Siswa menjodohkan gerakan sholat dan bacaannya yang benar
3. Siswa menyebut gerakan Dan bacaan yang sesuai dengan gambar sesuai Tata cara sholat yang benar Bersama

kelompoknya.

a. Jodohkan gerakan sholat dan bacaannya yang benar NILAI

b. Sebutkan gerakan dan bacaan dalam gambar/yang diberikan olah guru kemudian praktekkan gerakan tersebut
Bersama kelompokmu! (dibawah adalah contoh gambar)

Latihan 3

Petunjuk
1. Siswa mengisi teka teki silang tentang sholat
2. Siswa menjawab didepan kelas hasil jawabannya

Isilah teka teki silang dengan benar

1 57
1
6
7 8
6
2 23 4
3 8

4

5

Pertanyaan Menurun
1. Dikerjakan 5 waktu
Mendatar 2. Memimpin sholat
1. Sholat yang dilakukan dipagi hari 2 rokaat 3. rukun islam sholat
2. SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH 4. Makmum yang terlambat
3. Sholat yang dilakukan sendiri 5. SUBHAANA RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH
4. Sholat yang dilakukan 2orang/lebih 6. SHolat yang dikerjakan di sore hari
5. Dibaca setelah rukuk dalam sholat subuh 7. Bacaan sebelum Fatihah
6. A`ūdzu billāhi minas-syaitānir-rajīm 8. ASSALAAMU 'ALAIKUM WAROHMATULLOOHI
7. “Allahu Akbar” WABAROKAATUH
8. SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH.

Tanda Tangan Guru Tanda Tangan Orang Tua Nilai

MENYIMAK MATERI
Petunjuk Belajar
3. Siswa memahami materi tentang

 Hal-hal yang membatalkan sholat fardlu lima waktu

 Menyimak Video yang diberikan guru
 Siswa Berdiskusi secara berkelompok

 Mengerjakan soal pilihan ganda dan uraian
 Mempraktikkan Sholat Fardlu Lima Waktu

Hal-Hal yang membatalkan Sholat
Shalat menjadi batal apabila mushalli melakukan salah satu di antara hal-hal berikut:
2. Berbicara dengan sengaja, yakni mengucapkan kata-kata selain al-Qur’an, dzikir dan doa.

‫ا‬A‫ُك َّن‬l-‫م‬B‫ل‬uَّ ‫ت َك‬kَ ‫َن‬h‫ف‬aِ r‫ِة‬i‫ص(ل َا‬4َّ 2‫ال‬6‫م‬0‫ َك َّ)ل‬d‫ا ي‬a‫د َن‬n‫َح‬M‫ه َا‬u‫خا‬sَ l‫َا‬im‫ ِ(ه ِف‬5‫ج ِت‬3َ ‫ا‬9‫)َح‬،t‫ت‬eَّl‫ح‬aَ h‫ت‬m‫ َزل‬eَ ‫ َن‬r‫ِه‬i‫ذ‬wِ ‫ َه‬a‫ة‬yِ ‫ي‬aَ‫ل َا‬t‫ْا‬k: an dari Zaid bin Arqam RA, dia berkata:
Dulu kami berbicara dalam shalat. Seorang dari kami berbicara kepada kawannya tentang keperluannya,
sehingga turunlah ayat ini: “Peliharalah semua shalat(mu), dan (khususnya) shalat Wustha. Berdirilah untuk Allah
(dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (Q.S. al-Baqarah: 238). : Maka kami pun disuruh diam. Sedang Muslim sendiri
(537) meriwayatkan dari Mu’awiyah bin Hakam as-Sulami RA, bahwa Nabi SAW bersabda kepadanya –ketika
M‫ا َّن‬uِ ‫ذ’ِه‬aِ ‫ه‬wَ ‫ة‬iِ y‫ل َا‬a‫ص‬hَّ ‫ال‬m‫ل َا‬e‫ح‬n‫ل‬dُ ‫ص‬o‫ي‬aَ ‫ا‬k‫َه‬a‫في‬nِ ‫ ْئت‬o‫ش‬rَa‫ن‬ng‫م ِم‬yِ‫َا‬a‫ل‬n‫ َك‬g‫س‬b‫نا‬eَّ ‫ل‬r‫ا‬،s‫ا‬i‫م‬nَ ‫ا َّن‬sِ ‫ح‬el‫ي‬a‫س ِب‬gi‫ل َّت‬i‫ا‬a‫ه َو‬sh‫ي‬a‫ِب‬l‫ك‬aْ ‫َّت‬t‫ل‬-‫وا‬:َ ‫َو ِق َرا َءةا ْلق َران‬
Sesungguhnya shalat itu tidak patut di dalamnya sesuatu pun dari perkataan manusia. Yang patut hanyalah
tasbih, takbir dan bacaan al-Qur’an. Adapun perkataan yang dianggap membatalkan shalat ialah perkataan yang
terdiri dari dua huruf atau lebih, sekalipun tidak memuat ma’na yang bisa dimengerti. Atau berupa satu huruf,
tetapi sudah memuat arti. Seperti kata-kata: Qi, fi’il amar dari al-Wiqayah (memlihara), dan ‘I dari al-Wa’yu
(mengerjakan), dan Fi, dari al-Wafa’ (menunaikan janji).
Adapun pembicaraan dalam keadaan lupa bahwa dirinya sedang shalat, atau tidak mengerti bahwa itu
dilarang, karena baru saja masuk Islam, maka dimaafkan, asal hanya sedikit, yakni tidak lebih dari 6 kata.
3. Bergerak berturut-turut/Perbuatan yang banyak.
Maksudnya, perbuatan yang berlainan dengan perbuatan-perbuatan shalat, yakni apabila perbuatan itu cukup
banyak dan berturut-turut. Karena hal itu berlwanan dengan aturan shalat. Adapun ukuran banyaknya adalah tiga
kali gerakan atau lebih. Sedang ukuran berturut-turut adalah, bila menurut kebiasaan (‘uruf) perbuatan-perbuatan
itu sudah bisa dianggap berturut-turut, maka shalat menjadi batal.
4. Terkena najis pada pakaian atau badan
Yang dimaksud terkena najis ialah bila najis itu menempel pada pakaian atau badan, sedang orang yang shalat
itu tidak segera membuangnya seketika. Dengan demikian maka batallah shalatnya. Karena menjadi sesuatu yang
bertentangan dengan salah satu syarat sahnya shalat, yaitu sucinya badan dan pakaian dari najis.

Adapun kalau najis itu mengenai badan atau pakaian, karena tertiup angin atau semisalnya, tetapi bisa dibuang
seketika, karena kering umpamanya, maka shalat pun tidak batal.
5. Sebagian aurat terbuka.

Anda telah mengerti batasan aurat dalam shalat, baik bagi lelaki maupun perempuan. Apabila ada orang
shalat, membuka sebagian auratnya dengan sengaja, maka shalatnya mutlak batal. Adapun kalau auratnya itu
terbuka tanpa sengaja, maka tidak batal shalatnya, asal segera ditutup dengan seketika. Dan kalau tidak segera di
tutup, maka batal. Karena salah satu syarat sahnya shalat tidak terpenuhi pada salah satu bagiannya.

6. Makan dan minum, karena kedua-duanya berlainan dengan tingkah laku dan aturan shalat.
Adapun batas makanan dan minuman yang membatalkan bagi orang yang sengaja, adalah seberapa saja,

walaupun hanya sedikit. Adapun bagi orang yang tidak sengaja, adalah bila makanan atau minuman itu banyak
menurut adat (‘uruf). Pada fuqaha’ telah membuat ukuran: makanan yang banyak ialahyang ukurannya sebebsar
kacang kedelai. Artinya, kalau di sela-sela gigi terdapat sisa makanan yang tidak sebesar ukuran ini, lalu tertelan
bersama ludah tanpa sengaja, maka tidak membatalkan shalat.
Termasuk makanan yang membatalkan shalat ialah, apabila dalam mulut terdapat sisa gula, lalu meleleh di sana,
dan lelehan itu ditelannya.

7. Hadats sebelum salam yang pertama.
Dalam hal ini tidak ada bedanya antara yang disengaja dan tidak, karena salah satu syarat sahnya shalat –yaitu

suci dari hadats- hilang sebelum semua rukun-rukun shalat diselesaikan dengan sempurna.
Adapun kalau hadats itu terjadi sesudah salam yang pertama, sebelum yang kedua, berarti shalat itu telah

selesai dalam keadaan sah. Dan hal ini sudah merupakan ijma’ di kalangan seluruh kaum muslimin.
8. Berdeham, tertawa, menangis dan merintih, apabila sampai mengeluarkan dua huruf (suku-kata).

Ukuran yang membatalkan shalat dari keempat perkara ini ialah, apabila sampai mengeluarkan dua huruf,
sekalipun tidak dimengerti artinya. Adapun kalau hanya sedikit, di mana hanya bisa terdengar satu huruf saja, atau
tidak mengeluarkan satu huruf pun, maka tidak membatalkan shalat. Ini semua manakala hal-hal tersebut
dilakukan dengan tidak terpaksa, disengaja umpamanya. Adapun kalau memang terpaksa, umpamanya, tiba-tiba
batuk, atau tidak mampu menahan tawa, maka tidak batal shalatnya.

9. Tersenyum tidak membatalkan shalat.
Sebaliknya, dzikir dan doa, apabila tujuannya untuk berbicara kepada orang lain, maka membatalkan shalat.

Contohnya, bila mengatakan kepada seseorang: “Yarhamuka ‘l-Lah”. Karena di waktu itu, doa seperti ini pun
dianggap termasuk pembicaraan terhadap sesama manusia. Padahal shalat tidaklah patut untuk itu, sebagaiman
telah anda ketahui.
10. Berubah niat

Ukurannya, apabila berkehendak keluar dari shalat, atau menggantungkan keluar dari shalat atas sesuatu hal,
seperti datangnya seseorang, dsb. Shalat menjadi batal begitu kehendak seperti ini muncul.
11. Kenapa shalat menjadi batal, alasannya ialah, karena shalat itu tidak sah kecuali dengan niat yang mantap.

Sedangkan kehendak seperti tadi berlawanan dengan niat yang mantap.
12. Membelakangi kiblat.

Karena menghadap kiblat adalah syarat utama di antara syarat-syarat sahnya shalat. Dan hal itu, baik
disengaja atau karena diputar oleh orang lain tanpa sepengetahuan. Hanya saja, bila disengaja, maka shalat itu
batal seketika. Sedang bila karena terpaksa, maka shalat itu tidak batal, kecuali apabila dalam beberapa saat tetap
membelakngi kiblat. Jadi, kalau segera berputar lagi menghadap kiblat, maka tidak batal shalatnya.
13. Tetap atau tidaknya membelakangi kiblat, ukurannya ialah ‘uruf.
TATA CARA SHOLAT
Simak Video pelaksanaan sholat dari link berikut
https://youtu.be/My7anREara4
https://youtu.be/LH4Te_KiILY
https://youtu.be/zFVO8q7qmwA

TUGAS 1

Diskusikan dengan kelompok kalian soal dibawah ini kemudian presentasikan didepan kelas!
1. Bolehkan membatalkan Sholat sat Ada suatu hal?
2. Apa yang terjadi ketika auratnya sedikit terbuka saat sholat?

Hasil Diskusi

Keterangan Indikator :

4. Terlibat aktif dalam diskusi kelompok di kelas
5. Bersedia mengerjakan tugas sesuai kesepakatan bersama
6. Aktif mencari informasi dalam kerja kelompok

Skala Sikap :
3 = Amat Baik (A)
2 = Baik (B)
1 = cukup (C)

Catatan
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………

TUGAS 2

A. Pilihlah jawaban yang paling benar!

1. Salat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. Menurut bahasa salat

artinya ...

a. selamat. c. menyembah.

b. doa. d. memohon.

2. Salat tidak sah apabila tidak memenuhi syarat dan rukunnya. Berikut ini yang bukan syarat wajib salat adalah



a. muslim. c. berakal sehat.

b. tutup aurat. d. suci dari hadas.

3. Membaca surah Al-Fatihah termasuk salah satu … salat.

a. syarat wajib c. sunah

b. syarat sah d. rukun

4. Perhatikan ayat di bawah ini!

Ayat diatas adalah Dalila tentang diperintahkan sholat QS….

a. AL Maidah 30. c. AL BAyyinah 5

b. AL Humazah 4. d. AL Baqarah 43

5. Dalam salatnya Afandi berbisik bisik dengan temannya yang berada di sampingnya maka salat Afandi ...

a. batal. c. kurang sempurna.

b. tidak apa-apa. d. sah karena hanya pelan pelan.

6

Doa di atas dibaca ketika ...

a. sujud. c. ruku’.

b. i’ tidal. d. duduk tawaruk.

7. Salat kita lebih sempurna jika dikerjakan semua sunah-sunahnya berikut ini yang termasuk sunah salat adalah

...

a. membaca alfatihah. c. tasyahud akhir.

b. takbiratul ikhram. d. tasyahud awal.

8. Ibadah salat kita akan sah jika dilaksanakan pada waktu yang telah ditentukan.

Mulai matahari tergelincir condong kesebelah barat sampai bayang-bayang badan sama panjang dengan

bendanya adalah waktu salat ...

a. zuhur. c. Subuh.

b.asar. d. isya.

9. Waktu salat yang berakhir sampai mejelang matahari terbit adalah ...

a. zuhur. c. magrib.

b. asar. d. subuh.

10. Sujud yang dilakukan karena lupa atau ragu-ragu di dalam salat disebut ...

a. sujud tilawah. c. sujud sahwi.

b. sujud syukur. d. sujud tilawah

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan Jelas!
1. Sebutkan syarat sahnya salat !
2. Sebutkan hal-hal yang membatalkan salat !
3. Sebutkan rukun-rukun salat !
4. Apa yang dimaksud dengan sujud sahwi? Jelaskan!
5. Sebutkan sebab-sebab sujud sahwi?

Skor: Pedoman penskoran : Pilihan ganda: Jumlah jawaban benar x 0,25 (maksimal 10 x 0,25 = 2,50)

Rubrik Penilaian: Skor
Rubrik Penilaian Uraian: (nilai maksimal= 40)

No.
Soal Rubrik Penilaian

a. Jika peserta didik dapat menuliskan syarat sahnya salat lengkap dansempurna, skor 3 4
b. Jika peserta didik dapat menuliskan syarat sahnya salat lengkap, skor 3

1

c. Jika peserta didik dapat menuliskan syarat sahnya salat tidak lengkap, skor2

a. Jika peserta didik dapat menuliskan hal-hal yang membatalkan salat lengkapdan benar,

2 skor 4 4

b. Jika peserta didik dapat menuliskan hal-hal yang membatalkan salat kurangdari 3, skor 2

a. Jika peserta didik dapat menuliskan dengan rukun-rukun salat lengkap danbenar, skor 4

b. Jika peserta didik dapat menuliskan rukun-rukun salat kurang dari 8, skor 3

3 c. Jika peserta didik dapat menuliskan kurang dari 4, skor 2 4
a. Jika peserta didik dapat menuliskan pengertian sujudsahwidengan penjelasanyang 4

lengkap dan benar, skor 4

4 b. Jika peserta didik dapat menuliskan pengertian sujud sahwi tidak lengkapskor 2

a. Jika peserta didik dapat menuliskan sebab-sebab sujud sahwi denganlengkap dan 4
20
5 benar, skor 6.

b. Jika peserta didik dapat menuliskan sebab-sebab sujud sahwi kuranglengkap, skor 3

Jumlah Skor

Nilai = Jumlah nilai skor yang diperoleh x 100
Jumlah skor maksimal

TUGAS 3

Praktekkanlah Sholat Fardlu Lima waktu sesuai petunjuk yang disampaikan Guru dengan tertib Dan benar!

Tanda Tangan Guru Tanda Tangan Orang Tua Nilai

LEMBAR LKPD DIDIK

KERJA PESERTA

MTs DARUSSALAM NGORO
KELAS VII SEMESTER GANJIL

Materi Sholat Berjamaah

Kelas/Semester VII/Ganjil

Oleh Minnanur Rohmah Faradiase,S.HI

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LKPD

SHOLAT BERJAMAAH

Satuan Pendidikan : MTs Darussalam Ngoro
Kelas / Semester : VII / Ganjil
Materi Pokok : Sholat Berjamaah
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 pertemuan)

4. KOMPETENSI INTI (KI)
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak
mata
KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

5. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.4 Mengamalkan shalat berjamaah 1.4.1 Meyakini shalat jama’ah sebagai perintah

sebagai bukti ketaatan pada ajaran Islam Allah SWT berdasarkan tanda-tanda yang
digambarkan dalam Al-Qur’an dan hadis

2.4 Menjalankan sikap demokratis dan 2.4.1 Membiasakan sikap demokratis dan gotong

gotong royong sebagai implementasi royong sebagai implementasi dari pengetahuan

dari pengetahuan tentang shalat tentang shalat berjamaah

berjamaah

3.4 Menganalisis ketentuan shalat 3.4.1 Menganalisis ketentuan shalat berjamaah

berjamaah

4.4 Mengomunikasikan hasil analisis 4.4.1 Menyampaikan hasil analisis tentang tata

tentang tata cara shalat berjamaah cara pelaksanaan shalat berjama’ah

6. TUJUAN PEMBELAJARAN
i. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific model pembelajaran
ceramah, diskusi dan tanya jawab metode pembelajaran discovery learning peserta didik
mampumenganalisis ketentuan shalat berjamaah dengan teliti, baik dan benar
ii. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific model pembelajaran
ceramah, diskusi dan tanya jawab metode pembelajaran discovery learning peserta didik
mampumenyampaikan hasil analisis tentang tata cara shalat berjamaah dengan teliti, baik dan
benar

Kegiatan 1

7. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok diskusi
8. Menentukan hierarki kelompok diskusi
9. Menemukan identitas kelompok diskusi

Kegiatan 2
Amatilah gambar tentang tata cara shalat berjama’ah berikut ini :

Kemukakan analisa kalian (perwakilan kelompok) terhadap gambar tentang tata cara shalat
berjamaahtersebut !

Kegiatan 3

Buatlah peta konsep tentang ketentuan shalat berjamaah

Rubrik Penilaian

Kriteria 1 2 3
Isi peta konsep
Isi peta konsep Isi peta konsep kurang Isi peta konseplengkap lengkap dan sesuai
dengan pembahasan
lengkap dan kurang dan tapikurang sesuai

sesuai dengan dengan

pembahasan pembahasan

Kreativitas Desain peta konsep Desain peta konsep Desain peta konsep
kurang menarik dan
penataannya kurang menarik dan menarik dan
rapi
penataannya kurang penataannya rapi

rapi

Diskusi Diskusi dilakukan Diskusi dilakukan Diskusi dilakukan

dengan efektif semua dengan efektif dengan kurang

anggota kelompok aktif sebagian anggota efektif dan hanya

bekerjasama kelompok belum dapat sebagian anggota

aktif bekerjasama kelompok yang

terlibat bekerjasama



LEMBAR LKPD DIDIK

KERJA PESERTA

BERDZIKIR DAN BERDOA SETELAH SHALAT
KELAS VII SEMESTER GANJIL

MINNANUR ROHMAH F,S.HI

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LKPD

BERDZIKIR DAN BERDOA SETELAH SHOLAT

Satuan Pendidikan : MTs Darussalam Ngoro
Kelas / Semester : VII / GANJIL
Materi Pokok : Berdzikir Dan Berdoa Setelah Shalat
Sub Tema : Dzikir
Pertemuan :1
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong),
santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI-3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata

KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR (KD)

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.5 Mengamalkan dzikir dan doa 1.5.1 Meyakini dzikir dan berdoa setelah shalat
sebagai bukti ketaatan pada ajaran Islam fardlu sebagai perintah Allah SWT berdasarkan
tanda-tanda yang digambarkan dalam Al-Qur’an
2.5 Menjalankan perilaku santun dan dan hadis
optimis sebagai implementasi dari 1.5.2 Membuktikan dzikir dan berdoa setelah
pemahaman tentang dzikir dan doa shalat fardlu sebagai perintah allah swt
setelah shalat berdasarkan tanda-tanda yang digambarkan dalam
3.5 Menganalisis keutamaan berdzikir Al-Qur’an dan hadits
dan berdoa setelah shalat
2.5.1 Memadukan berbagai dzikir dan doa sebagai
4.5 Mengomunikasikan hasil analisis satu kesatuan ibadah shalat
tentang keutamaan berdzikir dan berdoa
setelah shalat 2.5.2 Menemukan kesesuaian dzikir dan doa
setelah shalat dengan pengembangan karakter
santun dan optimis

3.5.1 Menjelaskan pengertian dzikir
3.5.2 Mengkategorikan adab dan cara berdzikir
3.5.3 Memerinci lafadz dzikir setelah shalat
3.5.4 Menyimpulkan manfaat berdzikir

4.5.1 Menyajikan dengan lisan hasil analisis
tentang keutamaan berdzikir dan berdoa setelah
shalat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode
pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab
dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/n1xhK08JRJY , peserta
didik mampu menjelaskan pengertian dzikir dengan teliti, baik dan benar
2. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode
pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab
dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/n1xhK08JRJY , peserta
didik mampu mengkategorikan adab dan cara berdzikir dengan teliti, baik dan benar
3. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode
pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab
dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/n1xhK08JRJY , peserta
didik mampu memerinci lafadz dzikir setelah shalat dengan teliti, baik dan benar
4. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode
pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab
dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/n1xhK08JRJY , peserta
didik mampu menyimpulkan manfaat berdzikir dengan teliti, baik dan benar
5. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode
pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab
dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/n1xhK08JRJY, peserta
didik mampu menyajikan secara lisan hasil analisistentang keutamaan berdzikir dan berdoa
setelah shalat teliti, baik dan benar

NAMA NILAI
KELOMPOK
NO. ABSEN

Menyimak Materi

1. Pengertian Azan dan Iqāmah
Azan menurut bahasa artinya pemberitahuan atau seruan. Sedangkan menurut istilah artinya
pemberitahuan atau seruan sebagai pertanda masuknya waktu salat dengan bacaan yang telah
ditentukan. Azan merupakan panggilan kepada jama’ah untuk melaksanakan salat lima waktu dan
memperlihatkan syiar ajaran Islam.
Sedangkan pengertian iqāmah ialah ajakan salat kepada jama'ah yang telah hadir setelah
dikumandangkan lafal azan.

2. Keutamaan Azan dan Iqāmah
Azan memiliki keutamaan yang besar sehingga andai saja orang-orang tahu keutamaan pahala yang
didapat dari mengumandangkan azan, pastilah orang-orang akan berebutan. Bahkan kalau perlu mereka
melakukan undian untuk sekedar bisa mendapatkan kemuliaan itu.

3. Pengertian Salat Jama’ah
Jama’ah secara bahasa kumpulan atau bersama-sama. Menurut istilah salat jama’ah adalah salat yang
dilakukan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih secara bersama-sama, dan salah satunya
menjadi imam, sedangkan lainnya menjadi makmum.

4. Hukum dan Dalil Salat Jama’ah
Hukum salat menurut jumhur ulama adalah sunnah muakad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan dan
Nabi Saw jarang sekali meninggalkannya.

Kegiatan 1

1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok diskusi
2. Menentukan hierarki kelompok diskusi
3. Menemukan identitas kelompok diskusi

Kegiatan 2
Amati gambar berikut

Apa yang terdapat dalam gambar tersebut ?

Bagaimana adab (tata cara) dalam melakukan perbuatan seperti gambar tersebut !

Kegiatan 3
Bagaimana lafadz dalam berdzikir ?

LEMBAR

BERDOA SETELAH SHALAT
KELAS VII SEMESTER GANJIL

MINNANUR ROHMAH F,S.HI

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
LKPD

BERDZIKIR DAN BERDOA SETELAH SHOLAT

Satuan Pendidikan : MTs Darussalam Ngoro
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas /Semester : VII / Ganjil
Materi : Berdzikir Dan Berdoa Setelah Shalat
Sub Materi : Berdoa Setelah Shalat
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI-2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran, gotong royong),

santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI-3 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin

tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan

kejadian tampak mata

KI-4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1.5 Mengamalkan dzikir dan doa 1.5.1 Menerima dzikir dan berdoa setelah shalat
sebagai bukti ketaatan pada ajaran fardlu sebagai perintah Allah Swt. berdasarkan
Islam tanda-tanda yang digambarkan dalam Al-Qur’an
dan hadis
2.5 Menjalankan perilaku santun dan 2.5.1 Membiasakan perilaku santun dan optimis
sebagai implementasi dari pemahaman tentang
optimis sebagai implementasi dari dzikir dan doa setelah shalat

pemahaman tentang dzikir dan doa 3.5.1 Menguraikan pengertian doa
3.5.2 Menyimpulkan manfaat doa
setelah shalat 3.5.3 Mengidentifikasi adab dalam berdoa
3.5.4 Mengkategorikan waktu-waktu ijabah dalam
3.5 Menganalisis keutamaan berdoa
3.5.5 Merinci bacaan doa setelah shalat
berdzikir dan berdoa setelah shalat 4.5.1 Menyajikan dengan lisan hasil analisis
tentang keutamaan berdzikir dan berdoa setelah
4.5 Mengomunikasikan hasil analisis shalat
tentang keutamaan berdzikir dan
berdoa setelah shalat

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode
pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab

dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/kKnt7X2Phss, peserta didik

mampu menguraikan pengertian doa dengan teliti, baik dan benar
2. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode

pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab

dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/kKnt7X2Phss, peserta didik

mampu menyimpulkan manfaat doa dengan baik dan benar
3. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode

pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab

dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/kKnt7X2Phss, peserta didik

mampu mengidentifikasi adab dalam berdoa dengan baik dan benar
4. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode

pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab

dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/kKnt7X2Phss, peserta didik

mampu mengkategorikan waktu-waktu ijabah dalam berdoa dengan baik dan benar
5. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode

pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab

dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/kKnt7X2Phss, peserta didik

mampu merinci bacaan doa setelah shalat dengan baik dan benar
6. Melalui pembelajaran luring dengan menggunakan pendekatan scientific, metode

pembelajaran discovery learning dan model pembelajaran ceramah, diskusi, tanya jawab

dengan mengamati video youtube melalui link https://youtu.be/kKnt7X2Phss, peserta didik

mampu menyajikan hasil analisis tentang keutamaan berdzikir dan berdoa setelah shalat
dengan baik, benar dan percaya diri

NAMA : NILAI
KELOMPOK :

NO. ABSEN

Menyimak Materi

1. Zikir menurut bahasa ('3----ϛ˚ :¸ ) adalah mengingat, menyebut, menuturkan atau

merenungkan sedangkan menurut istilah adalah mengingat Allah Swt, dengan
maksud mendekatkan diri kepada Allah Swt.

2. Doa ( ›¹ϋΪϟ' ) menurut bahasa adalah memanggil atau memohon sesuatu,sedangkan menurut istilah

adalah memohon kepada Allah Swt. dengan merendahkan diri dan tunduk kepada- Nya.
3. Doa sangat baik dilaksanakan pada waktu-waktu ijabah, yaitu waktu tengah malam

(sepertiga malam yang terakhir), pada hari Jum’at (waktu antara dua khutbah), pada
waktuseseorang sedang puasa, sesudah salat lima waktu, saat kritis / genting, saat
teraniaya dan ketika minum air Zamzam.

4. Banyak manfaat yang dapat kita peroleh dengan kita selalu berzikir dan berdoa
antara lain dapat menentramkan hati kita di manapun berada, dapat lebih bersikap
hati-hati dalam melakukan apapun, dan dapat mendekatkan diri kita kepada Allah
Swt

Kegiatan 1

1. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok diskusi
2. Menentukan hierarki kelompok diskusi
3. Menemukan identitas kelompok diskusi

Kegiatan 2

Amati gambar berikut :

Apa yang dapat kamu simpulkan dari gambar tersebut !
Kegiatan 3
Tulislah bacaan doa untuknkedua orang tua besrta artinya

Kegiatan 4
Sebutkan Manfaat Berdoa


Click to View FlipBook Version