A HISTORY BOOK BY IKRIMA
CIRI-CIRI
HISTORIOGRAFI
TRADISIONAL,
KOLONIAL,
DAN MODERN
BIOGRAFI
Himmatul Aliya Ikrima
Lahir di Situbondo tanggal 1
April 2001. Anak perempuan
terakhir dari tiga bersaudara.
Saat ini sedang menjadi
mahasiswi yang menempuh
pendidikan S1 di Universitas
Jember mengambil Program
Studi Pendidikan Sejarah di
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Kependidikan.
Saya pernah bersekolah dan mengenyam pendidikan di
SD Negeri Curahpoh 02 Bondowoso (2007-2012), SMP
Negeri 1 Panti Jember (2013-2015), dan SMA Negeri
Rambipuji Jember (2016-2019).
Menulis menjadi salah satu hobi saya diwaktu senggang,
dan ketika saya merasa bosan yang saya lakukan ialah
mendengarkan musik dan mengedit foto.
KOMPETENSI INTI
Memahami, menerapkan, dan
menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, procedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan
masalah.
KOMPETENSI DASAR
Menganalisis ciri-ciri dari
historiografi tradisional, kolonial, dan
modern
INDIKATOR
3.8.1. Mendeskripsikan ciri-ciri
historiografi tradisional
3.8.2 Mendeskripsikan ciri-ciri
historiografi kolonial
3.8.3 Mendeskripsikan ciri-ciri
historiografi modern
PETA KONSEP
Ciri-ciri Historiografi
Tradisional, Kolonial, dan
Modern
Pengertian Ciri-ciri
Historiografi Historiografi
Indonesia Tradisional
Historiografi Historiografi
Tradisional
Historiografi Kolonial
Kolonial Historiografi
Historiografi
Modern Modern
Pengertian Historiografi
Historiografi adalah tahap
menuliskan kembali suatu peristiwa
sejarah sebagai sebuah bentuk
catatan sejarah.
Dalam menulis karya sastra,
Kuntowijoyo menggunakan semua
apa yang ada pada dirinya baik itu
pengalaman pribadi, pengalaman
orang lain, pengalaman kelompok
maupun hasil dari penelitiannya.
Tetapi saat menulis
sejarah, Kuntowijoyo
tentunya menggunakan
fakta yang ada dan ide-
ide cermelangnya untuk
mengungkap suatu
peristiwa yang kemudian
ditulisnya dan menjadi
karya sejarah.
Pengertian Historiografi
Historiografi merupakan gabungan
dari dua kata yaitu "history" yang
berarti sejarah dan grafi yang berarti
deskripsi atau penulisan.
Penulisan sejarah adalah cara untuk
merekontruksi suatu gambaran
masa lampau berdasarkan data yang
telah diperoleh yang didahului
dengan penelitian.
Historiografi dalam ilmu
sejarah merupakan titik
puncak seluruh kegiatan
penelitian sejarah. Dalam
metodologi sejarah,
Historiografi merupakan
bagian terakhir.
Historiografi Indonesia
Historiografi di Indonesia mengalami
perkembangan yang cukup pesat.
Terjadinya perkembangan
historiografi di Indonesia disebabkan
oleh peristiwa yang telah terjadi di
negeri ini.
Karena Indonesia mengalami
beberapa fase peristiwa penting,
mulai dari zaman Hindu-Budha
hingga masuknya Islam , penjajahan
yang sangat lama dan dijajah oleh
beberapa negara, kemudian
Indonesia merdeka dengan
perjuangan rakyat Indonesia hingga
kehidupan modern di zaman yang
seperti ini.
Dengan adanya beberapa fase
tersebut maka historiografi
Indonesia dapat terbagi menjadi
tiga corak, yaitu :
1.historiografi tradisional,
2.historiografi kolonial, dan
3.historiografi modern.
Setiap perkembangan
historiografi tersebut memiliki
karakteristik, metode, dan
motivasi penulisan yang
berbeda-beda satu dengan yang
lain.
Historiografi Tradisional
Historiografi tradisional adalah
penulisan sejarah yang dimulai dari
zaman Hindu-Budha sampai masuk
dan berkembangnya Islam di
Indonesia.
Penulisan sejarah di zaman Hindu-
Budha pada umumnya ditulis di
prasasti, naskah-naskah kuno yang
bertujuan supaya generasi penerus
dapat mengetahui peristiwa di masa
lalu terutama di zaman kerajaan saat
seorang raja memerintah suatu
kerajaan.
Historiografi Tradisional
Pada dasarnya yang ada di
historiografi tradisional fakta tidak
begitu penting, karena para
penulisnya lebih sering membahas
tentang mitos dan sedikit yang
membahas tentang fakta yang ada.
Dalam historiografi tradisional
terdapat unsur mitos di sebabkan
oleh unsur mistik atau kepercayaan
yang telah dipercayai. Mitos lebih
mengedepankan subyektifitas dari
pada obyektifitas.
Historiografi Tradisional
Dalam historiografi tradisional
memiliki corak penulisan yang
berbeda dengan historiografi lainnya.
Untuk mengetahui bagaimana
penulisan dalam historiografi
tradisional maka adapula ciri-cirinya
yaitu :
1.Region – sentries atau kedaerahan,
biasanya di pengaruhi oleh ciri
budaya masyarakat didaerahnya.
Seperti halnya cerita-cerita ghaib
yang ada dilingkungan sekitar.
2. Cenderung mengabaikan
unsur fakta karena
dipengaruhi dari sistem
kepercayaan yang dimiliki
masyarakat atau dari alam
pikiran penulis saat menulis
suatu naskah.
Historiografi Tradisional
3. Adanya kepercayaan tentang
kekuatan sakti dan unsur magis yang
menjadi pangkal dari berbagai
peristiwa alam, termasuk kehidupan
manusia.
4. Percaya magis atau sihir yang
dilakukan tokoh-tokoh tertentu.
Seperti kesaktian yang dimiliki para
raja, dan masyarakat menganggap
bahwasannya raja merupakan utusan
dari sang dewa sehingga apa yang
dikatakan dan diperbuat oleh sang
raja semuanya dianggap benar.
5. Religio sentris gambaran
dari tokoh-tokoh yang
ditonjolkan dalam cerita
naskah. Segala sesuatu
dipusatkan pada raja atau
keluarga raja (keluarga
istana), maka sering juga
disebut istana sentries.
Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial merupakan
penulisan sejarah bangsa-bangsa
asing di Indonesia.
Historiografi kolonial biasa dikenal
dengan Europa Centrisme atau
Belanda Centrisme. Dikatakan
Europa Centrisme atau Belanda
Centrisme dikarenakan yang
diuraikan atau dibentangkan secara
panjang lebar adalah aktivitas
bangsa Eropa atau Belanda,
pemerintahan kolonial, aktivitas para
pegawai kompeni (orang-orang kulit
putih), seluk beluk kegiatan para
gubernur jenderal dalam
menjalankan tugasnya di tanah
jajahan, yakni Indonesia.
Historiografi Kolonial
Dalam historiografi kolonial memiliki
beberapa karakteristik yang
membedakan dengan historiografi
yang lainnya. Historiografi kolonial
ditulis oleh sejarawan atau orang-
orang pemerintah kolonial yang
intinya bahwa yang membuat
adalah orang barat.
Pembuatan historiografi ini
dimaksudkan untuk dijadikan
sebagai bahan laporan pada
pemerintah kerajaan Belanda,
sebagai bahan evaluasi menentukan
kebijakan pada daerah kolonial.
Historiografi Kolonial
Dibawah ini adalah ciri-ciri historiografi
kolonial, sebagai berikut:
Penulisan sejarah biasanya berisi
tentang kisah pelajaran atau
petualangan untuk menemukan
daerah-daerah baru untuk dijadikan
kolonialnya (jajahannya).
Tulisan mereka merupakan sarana
propaganda untuk kepentingan
mereka (penjajah) dan sekaligus
untuk mengendurkan semangat
perlawanan bangsa Indonesia.
Bersifat Belanda sentris,
kepentingan kolonial sangat
mewarnai inpretasi mereka
terhadap suatu peristiwa sejarah
yang terjadi, tujuannya untuk
memperkokoh kekuasaan.
Historiografi Modern
Historiografi modern ada setelah
historiografi nasional, sekitar tahun 1957
yang dianggap sebagai titik tolak
kesadaran sejarah baru. Diresmikannya
pada waktu terselenggaranya Seminar
Sejarah Nasional Indonesia yang
pertama di Yogyakarta.
Kemudian diadakannya lagi seminar
Sejarah Nasional ke dua tahun 1970 juga
di Yogyakarta. Banyak perubahan yang
terjadi pada tahun-tahun setelah 1970
tidak saja dalam arti pemikiran tentang
bagaimana seharusnya sejarah ditulis,
tetapi juga kegiatan dalam arti yang
kongkret, seperti diwujudkan dalam
perkembangan kelembagaan, ideologi,
dan substansi sejarah.
Historiografi Modern
Menurut Kuntowijoyo historiografi baru
(Modern) penting dalam penulisan
sejarah di Indonesia. Karena Sejak
Indonesia merdeka pemikiran
kesejarahan lebih didominasi oleh
pemikiran dekolonisasi dan ilmu-ilmu
sosial.
Bagi Kuntowijoyo, menulis dan
merekonstruksi masa lalu digunakan
untuk menjelaskan masa kini dan
merancang masa depan. Dalam
historiografi modern, lebih
mengedepankan metode dan teori
sejarah.
Jika metode dan teori sejarah tidak
dipergunakan maka akan menjadi
seperti historiografi tradisional. Metode
dan teori masih belum dipergunakan
dengan baik.
Historiografi Modern
Adapun ciri-ciri historiografi adalah
sebagai berikut:
Menonjolkan peran bangsa
Indonesia.
Menggunakan teknik penelitian yang
lebih luas.
Menggunakan sudut pandang
Indonesia sentris.
Bersifat kritis dan analistis dengan
menggunakan pendekataan
multidimensional.
Menghilangkan sejarah populis
bukan elitis.
Metode yang digunakan yaitu
metode kritis.
Pengumpulan sumber harus
dikembangkan.
Bahan kajian untuk penulisan
sejarahnya yakni dinamika
masyarakat dalam berbagai aspek
kehidupan.
EVALUASI
A. Pilihan Ganda
1. Penulisan sejarah zaman Islam dikenal
sebagai historiografi tradisional....
a. Kuno
b. Klasik
c. Baru
d. Islam
e. Madya
2. Salah satu ciri historiografi tradisional
adalah regio-sentrisme, artinya....
a. menonjolkan wilayah kekuasaan
b. menitikberatkan penjelasan kekuatan
gaib
c. penekanan terhadap ego kesukuan
d. kental dengan muatan psikologis raja
e. menitik beratkan pembahasan
keluarga istana
3. Penulisan sejarah tradisional dimulai
sejak zaman....
a. Prakarsa
b. Hindu
c. Islam
d. Kemerdekaan
e. Modern
4. Penulisan sejarah kolonial sangat
merugikan bangsa sebab....
a. menulis sejarah para penguasa
b. memuat perjuangan Diponegoro
c. adanya kronik dalam sejarah
d. merendahkan martabat bangsa
e. adanya tradisi yang masuk dalam
sejarah
5. Historiografi yang didominasi aspek
magis religius merupakan ciri dari
historiografi....
a. Modern
b. Nasional
c. Tradisional
d. Kolonial
e. Masa revolusi
B. Uraian
1.Jelaskan apa yang dimaksud
dengan Historiografi Indonesia
dan berilah contohnya!
2.Mengapa fakta sejarah memiliki
posisi yang sangat penting pada
sejarah?
3. Mengapa Region-sentries
dipengaruhi oleh ciri budaya
masyarakat didaerahnya?
Jelaskan!
4.Sebutkan ciri-ciri Historiografi
Kolonial?
5.Bagaimana proses terjadinya
peresmian Historiografi Modern?
DAFTAR PUSTAKA
R. Moh Ali, 2005. Pengantar Ilmu
Sejarah.Jakarta:LKIS 208
Kuntowijoyo,2003. Metodologi
Sejarah.Jogjakarta:Tiara
Wacana
Agus Mulyana dan Darmiasti.
Historiografi di Indonesia, 34-38
Sartono Kartodirjo, 1982.
Pemikiran dan Perkembangan
Historiografi
Indonesia.Jakarta:Gramedia
Program Studi Pendidikan Sejarah
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jember