The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alvinamaharanikandi29, 2021-09-06 20:21:26

Analisis Matriks BCG

Analisis Matriks BCG

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

ANALISIS MATRIKS BOSTON
CONSULTING GROUP (BCG)

MANAJEMEN STRATEGI

Kelompok 5 Manajemen Strategik MPID- [2021]
9/9/2021

A. Pengertian Analisis Boston Consulting Group
Boston Consulting Group (BCG) ditemukan oleh Bruce D. Henderson

pada awal tahun 1970, sebagai definisi manajemen dan konsultasi dari Bostob
Safe Deposit and Trust Company yang mana merupakan anak cabang dari
perusahaan Boston. Seorang mantan penjual Alkitab Henderson sudah menjadi
sarjana teknik di Universitas Vanderbit sebelum berkunjung sekolah bisnis
Harvard beliau meninggal hbs 90 hari sebelum kelulusannya untuk bekerja di
perusahaan westinghouse tempat dimana ia menjadi wakil presiden termuda
sepanjang sejarah perusahaan tersebut. Dia akan meninggalkan wasting house
untuk memimpin unit manajemen pelayanan sebelum menerima tantangan yang
mustahil dari pimpinan Boston save deposit and turs Company untuk memulai
pelayanan konsultasi untuk Bank.

BCG adalah perusahaan konsultan manajemen swasta yang berbasis di
Boston Consulting group merupakan perusahaan yang berkecimpung dalam hal
perkembangan pangsa pasar. Dikembangkan dan dipopulerkan pertama oleh
manajemen konsultan terkemuka. Matriks Boston Consulting Group adalah
bagan yang diciptakan oleh Bruch Henderson untuk Boston Consulting Group
pada tahun 1970 untuk membantu perusahaan dengan menganalisis unit bisnis
atau Lini produk mereka. Matriks BCG membantu perusahaan mengalokasikan
sumber daya dan digunakan sebagai alat analisis dalam merek pemasaran,
manajemen produk, manajemen strategis dan analisis portofolio.
B. Diagram Analisis Boston Consulting Group

Diagram Boston Consulting Group merupakan suatu diagram yang dibuat
oleh Bruce D. Henderson dari Boston Consulting Group pada tahun 1970 untuk
membantu berbagai perusahaan untuk menganalisis unit bisnis atau lini produk
mereka. Diagram ini menempatkan tiap unit bisnis atau produk perusahaan ke
dalam suatu matriks yang memiliki dua sumbu, yaitu pangsa pasar dan
pertumbuhan pasar. Diagram ini digambarkan dengan :

1. Stars, dideskripsikan sebagai produk atau unit bisnis yang berada
pada yang memiliki pertumubuhan yang tinggi dengan pangsa pasar
yang luas. Hal ini menandakan bahwa produk dari bisnis yang digeluti
memiliki tren yang positif dan potensi yang besar. Produk atau unit
bisnis yang berada di kategori ini biasanya merupakan produk
monopoli, produk yang memiliki inovasi (contoh : minuman bobba
brown sugar ketika pertama kali keluar). Selain itu, produk ini
memiliki keunggulan yang lebih baik dibandingkan kompetitornya.

2. Cash Cows dideskripsikan sebagai produk atau unit bisnis yang
memiliki pertumbuhan yang rendah dengan pangsa pasar yang luas.
bisa diibaratkan sebagai sapi perah yang mampu memproduksi susu
secara terus menerus. Produk atau unit bisnis yang berada di posisi
cash cows sudah seharusnya menjadi pemimpin pasar dengan
keunggulan yang maksimal, seperti harga yang terjangkau dan kualitas
yang mumpuni. Pada posisi ini, pemilik bisnis menghasilkan
pemasukan lebih besar daripada pengeluaran karena investasi secara
maksimal sudah dilakukan ketika produk berada di posisi stars.

3. Questi on Marks dideskripsikan sebagai produk atau unit bisnis yang
memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dengan pangsa pasar yang
rendah. Produk atau unit bisnis pada posisi ini biasanya memiliki
tingkat pengeluaran yang lebih besar dibandingkan tingkat pemasukan,
salah satunya dikarenakan efek dari pangsa pasar yang rendah.

4. Dogs dideskripsikan sebagai produk atau unit bisnis yang memiliki
pertumbuhan yang rendah dengan pangsa pasar yang rendah. Produk

atau unit bisnis pada posisi ini biasanya memiliki tingkat pemasukan
yang rendah, bahkan mengakibatkan kerugian.
C. Keunggulan dan Kekurangan Analisis Boston Consulting Group
Metode analisis BCG matrix membantu unit bisnis untuk mengetahui
posisi dirinya di dalam empat kategori, yakni kategori Anjing (Dog), Tanda
Tanya (Question Mark), Star (Bintang), dan Cash Cow (Kas Sapi), yang
penentuannya didasarkan pada kombinasi dari pertumbuhan pasar dan pangsa
pasar relatif terhadap pesaing terbesar, seperti yang dijelaskan dalam bab
sebelumnya. Matriks ini juga dapat digunakan untuk memetakan atribut produk
strategis yang dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan
Analisis BCG adalah salah satu alat pembuat keputusan yang paling
mudah. Hanya dengan membaca grafiknya, orang akan dapat dengan mudah
melihat di posisi manakah perusahaan mereka berada. Matriks ini memusatkan
perhatian pada arus kas, karakteristik investasi, dan kebutuhan berbagai divisi
organisasi. Divisi dapat berubah dari waktu ke waktu: anjing menjadi tanda
tanya, tanda tanya menjadi bintang, bintang menjadi sapi perah, dan sapi perah
menjadi anjing. Namun yang jarang terjadi adalah perubahan yang searah jarum
jam.
Analisis Boston Consulting Group (BCG), sama dengan analisis matrik
lainnya yang memiliki kekurangan dalam penggunaanya, yakni : terlalu
memusatkan perhatian pada arus kas, karakteristik investasi dan kebutuhan
berbagai divisi organisasi; memandang semua bisnis sebagai Bintang, Sapi perah,
Anjing atau Tanda tanya adalah terlalu menyederhanakan masalah, karena
banyak bisnis yang berposisi tepat di tengah-tengah Matriks BCG, dan dengan
demikian sebenarnya tidak mudah untuk di klasifikasikan; matriks BCG tidak
menggambarkan jika berbagai divisi atau industri mereka tumbuh sepanjang
waktu, jadi matriks tersebut tidak memiliki karakterikstik waktu; hanya
memandang dua variabel yang paling dominan, tetapi mengesampingkan variabel
lainnya, seperti ukuran pasar dan keunggulan kompetitif yang juga merupakan
hal penting dalam pembuatan keputusan strategis.
D. Tujuan dan Fungsi Analisis Boston Consulting Group

Tujuan uatama analisis Boston Consulting Group (BCG) adalah untuk
mengetahui produk manakah yang layak mendapatkan dukungan dana agara
produk tersebut tetap bisa bertahan ditangan konsumen serta memeberikan
kontribusi terhadap kinerja perusahan dalam jangka waktu yang panjang.

Rangkuti berpendapat bahawasannya tujuan matriks Boston Consulting
Group (BCG), yaitu:

1. Pengembangan strategi pangsa pasar untuk sebuah produk
berdasarkan karakteristik cash flow nya.

2. Pengembangan portofolio produk agar dapat diketahui keunggulan
dan kelemahannya

3. Pengambilan keputusan investasi pada produk
4. Pengaturan alokasi anggaran pemasaran produk untuk kekuatan cash

flow jangka Panjang
5. Pengukuran kinerja manajemen berdasarkan kinerja produk di

pasaran
Adannya analisis BCG memiliki fungsi untuk memahami pasar, optimasi
portofolio dan alokasi sumber daya yang efektif . untuk memahami matriks BCG,
kita perlu memahami bagaimana pangsa pasar dan pertumbuhan pasar saling
berhubungan. Matriks BCG mengansumsikan bahwa jika kita menikmati pangsa
pasar yang tinggi, maka kita akan menghasilkan uang. Pertumbuhan pasar
digunakan sebagai ukuran dari daya tarik pasar, maka akan relative mudah bagi
bisnis untuk menambah keuntungan mereka,bahkan jika pangsa pasar mereka
tetap stabil.
E. Contoh Penerapan Analisis Boston Consulting Group
Penerapan analisis Boston Consulting Group (BCG) telah banyak
digunakan di industri perusahaan, berikut adalah contoh penerapan analisis
Boston Consulting Group (BCG) :
1. Sejarah PT Astra Honda Motor

PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda
motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT
Federal Motor. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan

komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock
down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah
tipe bisnis, S 90 Z bermesin empat dengan kapasitas 90cc. Jumlah
produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun
melonjak menjadi sekitar 30 ribu di setiap tahun dan terus berkembang
hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu
transportasi andalan di Indonesia.

Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif ini
mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda
motor Honda tahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak
perusahaan, diantaranya PT Honda Federal pada tahun 1974 yang
memproduksi komponen-komponen dasar sepeda motor Honda seperti
rangka, roda, knalpot dan sebagainya. PT Showa Manufacturing Indonesia
pada tahun 1979 yang khusus memproduksi peredam kejut, PT Honda
Astra Engine Manufacturing di tahun 1984 yang memproduksi mesin
sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg tahun 1990 yang khusus
memproduksi piston.

Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya
pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di
pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2001 PT Federal Motor dan
beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra
Honda Motor yang komposisin kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik
PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co Japan. Saat
ini PT Astra Honda Motor memiliki tiga fasilitas yaitu:

1. Pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi di Sunter Jakarta
Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat.

2. Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.
3. Pabrik ke tiga yang berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang

Barat, Bekasi.
Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang
mulai beroperasi sejak tahun 2005. Dengan keseluruhan fasilitas ini PT

Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 4.2 juta unit
sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di
Indonesia yang terus meningkat. Salah satu puncak prestasi yang berhasil
diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 40 juta pada
tahun 2013. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil
diraih oleh industri sepeda motor di Indonesia bahkan untuk tingkat
ASEAN. Untuk menunjang kebutuhan serta kepuasan pelannggan sepeda
motor Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1.800
showroom penjualan, 3.600 layanan service atau bengkel AHASS (Astra
Honda Authorized Service Station), serta 7.550 gerai suku cadang, yang
siap melayani jutaan penggunaan sepeda motor Honda di seluruh
Indonesia.

Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar
di Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah
sekitar 20.000 orang, ditambah ratusan vendor dan supplier serta ribuan
jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi
berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut
diperkirakan dapat memberikan kesempatan kerja kepada sekitar setengah
juta orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan
sarana transportasi roda dua yang menyenangkan, aman dan ekonomis
sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia.
2. Visi dan Misi PT Astra Honda Motor

PT Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi
produksi, penjualan dan pelayana yang lengkap untuk kepuasan pelanggan
dan memiliki sebuah visi dan misi yaitu:

VISI MISI

Memimpin pangsa pasar Menciptakan solusi mobilitas

sepeda motor di Indonesia bagi masyarakat Indonesia

dengan merealisasikan dengan produk dan layanan

impian pelanggan, terbaik

menciptakan kegembiraan
dan berkontribusi terhadap
masyarakat Indonesia.

3. Analisis Tingkat Pertumbuhan PT Astra Honda Motor
Pada PT. AHM Tingkat pertumbuhan pasar (Market Growth)

adalah proyeksi jumlah pengunjung pada setiap tahun. Pada perhitungan
matriks BCG diukur dengan peningkatan persentase dalam nilai atau
volume jumlaah pengunjung dua tahun terakhir. Dan untuk mengetahui
tingkat pertumbuhan pasar maka data yang dibutuhkan adalah data jumlah
penjualan sepeda motor pada tahun 2012 dan tahun 2013. Berikut adalah
Tingkat pertumbuhan pasar penjualan sepeda motor PT Astra Honda
Motor serta data jumlah penjualan sepeda motor PT Astra Honda Motor
tahun 2012 dan tahun 2013 yaitu:

Data Penjualan Sepeda Motor Tahun 2012

ATPM Penjualan Januari-Desember 2013 Market Share
Honda 4.092.693 57,31%
Yamaha 2.433.354 34,07%
Suzuki 465.630 6,52%
Kawazaki 13.1657 1,84%
TVS 18.252 0,26%

Data Penjualan Sepeda Motor Tahun 2013 Market Share
60,49%
ATPM Penjualan Januari-Desember 2013 32,12%
Honda 4.700.871 5,16%
Yamaha 2.495.796 1,98%
Suzuki 400.675
Kawazaki 153.807

TVS 19.865 0,26%


Click to View FlipBook Version