The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Pada umumnya budaya menulis bagi anak-anak memiliki banyak sekali manfaat diantaranya sebagai media penyaluran emosi maupun ekspresi diri, belajar beropini, dan masih banyak lagi.
Buku ini menyuguhkan kumpulan cerita pendek para bibit penulis Gendis Sewu dari SDN Manukan Kulon II/499 Surabaya hasil dari pendampingan petugas Taman Baca Masyarakat se-Kecamatan Tandes.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tbmtandessurabaya, 2022-07-01 10:18:00

DUNIA IMPIAN

Pada umumnya budaya menulis bagi anak-anak memiliki banyak sekali manfaat diantaranya sebagai media penyaluran emosi maupun ekspresi diri, belajar beropini, dan masih banyak lagi.
Buku ini menyuguhkan kumpulan cerita pendek para bibit penulis Gendis Sewu dari SDN Manukan Kulon II/499 Surabaya hasil dari pendampingan petugas Taman Baca Masyarakat se-Kecamatan Tandes.

GENDIS SEWU BERKARYA

DUNIA IMPIAN

Antologi Cerita Pendek
Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan Kota Surabaya
Bekerja Sama dengan SDN Manukan Kulon II

Surabaya

DUNIA IMPIAN

Penulis : Quaneisha Aisy, Aleesya

Talita, Meylisa Nur, dkk.

Desain Sampul : Indah Purnamasari, Ikke

Ariani

Penyunting : Akbar Fitriadi, Khoiruli, Indah

Purnamasari, Ikke Ariani

Penyunting Akhir : Faradila Elifin Malidin, Vivi

Sulviana, Ameilia Rizky C,

Rici Alric K, Vegasari Yuniati

Diterbitkan pada tahun 2022 oleh
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota
Surabaya
Jl. Rungkut Asri Tengah 5-7, Surabaya
Buku ini merupakan kumpulan karya dari bibit
Gendis Sewu, sebagai penghargaan atas partisipasi
yang telah diberikan dalam Gerakan Melahirkan
1000 Penulis dan 1000 Pendongeng.
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT,
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu
besar, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan
buku ini sebagai bentuk apresiasi kepada para bibit
penulis yang mengikuti Gerakan Melahirkan 1000
Penulis dan 1000 Pendongeng (Gendis Sewu)
dengan baik dan lancar.

Antologi merupakan kumpulan karya cerita
pendek dari para penulis SDN Manukan Kulon II
Surabaya. Buku ini mengangkat tema tentang
meraih mimpi dari para penulis yang merupakan
bibit Gendis Sewu Berkarya.

Kami menyadari bahwa sebuah karya
memiliki ketidaksempurnaan. Apabila dalam
penyusunan buku ini masih jauh dari kesempurnaan
dan masih ada kekurangan kami mengharap kritik
dan saran yang bisa membangun dari segenap
pembaca buku ini.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi

perkembangan karya tulis anak bangsa khususnya
di Kota Surabaya dan seluruh Indonesia pada
umumnya.

Surabaya, 2022

Petugas TBM se-Kecamatan Tandes

KATA SAMBUTAN

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya

Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya, hanya dengan kemurahan-Nya kita
selalu dapat berikhtiar untuk berkarya dalam ikut
serta membangun Kota Surabaya yang kita cintai.

Kita patut bangga dan memberi apreasiasi
kepada para bibit penulis Gendis Sewu (Gerakan
Melahirkan 1000 Bibit Penulis dan 1000 Bibit
Pendongeng), para editor penulis Dispusip di Kota
Surabaya yang telah bekerja keras membuat karya
tulis yang berjudul Dunia Impian.

Buku para bibit Gendis Sewu menghasilkan
karya tulis dari anak-anak cerdas yang telah melalui
proses panjang dan berjenjang dan merupakan
karya-karya imajinatif yang mengandung pesan
moral dengan bahasa yang mudah dipahami juga
sangat baik untuk dinikmati.

Semoga kedepannya akan menjadi inspirasi
untuk berkembangnya budaya literasi dari berbagai
kalangan masyarakat di Kota Surabaya. Akhir kata,
semoga buku Gendis Sewu Berkarya dengan judul
Dunia Impian bermanfaat bagi semua pihak dan
perkembangan para bibit Gendis Sewu.

Surabaya, 2022

Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Kota Surabaya,

Mia Santi Dewi, SH, M.Si

SEKAPUR SIRIH

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya

Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah SWT
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
sangat bersyukur atas kehadirat-Nya, hanya dengan
kemurahan Allah SWT, kami dapat menghimpun
berbagai karya tulis para bibit penulis Gendis Sewu
dan menerbitkannya dalam sebuah buku antologi
cerpen dengan judul Dunia Impian.

Buku ini merupakan antologi cerpen
kolaborasi Gendis Sewu dengan SDN Manukan
Kulon II Surabaya. Kolaborasi ini menghasilkan 8
karya tulis cerpen pendampingan Petugas se-
Kecamatan Tandes yang diselenggarakan oleh
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya.

Kegiatan Gendis Sewu memanfaatkan
platform buatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kota Surabaya yang bernama Taman Kalimas.

Taman Kalimas yang merupakan singkatan
dari Tempat Menampung Karya Literasi Masyarakat
memberikan layanan literasi yang di dalamnya
terdapat tiga layanan sekaligus, antara lain layanan
Taman Kalimas Pembelajaran, Taman Kalimas
Karya dan Taman Kalimas Publikasi.

Para bibit penulis Gendis Sewu terlebih
dahulu didaftarkan untuk mengikuti kelas berjenjang
dari mulai kelas reguler Taman Kalimas di tingkat
kecamatan, lalu untuk bibit terbaik akan
mendapatkan reward naik ke kelas khusus minat
dan bakat setelah itu karyanya akan dibuat buku dan
dipublikasikan.

Saya mengapresiasi bangga kepada para
bibit penulis Gendis Sewu yang memiliki semangat
literasi dengan tidak hanya menjadi pembaca pasif
melainkan menjadi pembaca aktif, yaitu selain
membaca juga mampu menulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
Tim Gendis Sewu dan Tim Inti Penulis Dispusip yang
terdiri dari para tutor kelas reguler di tingkat
kecamatan, para editor area (Dira), dan para

penyunting akhir hingga buku ini terselesaikan
secara baik.

Buku ini adalah jawaban nyata atas kinerja
para Tim Inti Penulis Dispusip yang berkolaborasi
dengan SDN Manukan Kulon II Surabaya.

Membangun kota maka perlu disertai
'membangun' manusia di dalamnya. Tentu tidak lah
mudah, karena awal membangun seringkali terlihat
abstrak, dipertanyakan, atau diragukan. Walaupun
begitu, tetap terus 'membangun' karena
'membangun' manusia melalui literasi adalah
sebuah investasi jangka panjang untuk kota tercinta
kita Kota Surabaya.
Salam Literasi.

Surabaya, 2022

Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya

Dani Arijanti, SE, M.Si

DAFTAR ISI 1
7
1. Dunia Awan 10
2. Raih Cita-Cita 13
3. Gaya Gravitasi 17
4. Mimpi Dion 21
5. Kue Lebaran Bikin Sakit Perut? 23
6. Bonekaku 25
7. Sahabat Sejati
8. Bagaimana Leo Bisa Tersesat

DUNIA AWAN

Oleh Quaneisha Aisy Nasywa

Ada seorang gadis kecil yang bernama Lani. Lani
berusia 5 tahun dengan postur tubuh mungil, rambut
lurus sebahu, dihiasi poni di keningnya. Kulitnya
bersih, pipinya merona merah muda dengan mata
bulat, dan bibir mungil. Dia selalu tampak
menggemaskan ketika orang melihatnya.

Lani adalah gadis cerdas. Dia selalu
tersenyum pada setiap orang yang dijumpai. Dia
sering menghabiskan waktu di kamar. Banyak
aktifitas yang dia lakukan di sana. Kedua orang
tuanya memberikan fasilitas mainan, buku-buku
cerita yang dia sukai. Dia begitu disayang dan
dimanja karena anak satu-satunya dari orang
tuanya.

Namun, pada akhirnya Lani merasa sedikit
bosan dan jenuh dengan aktifitas yang sama setiap
harinya.

DUNIA 1 IMPIAN

“Ah … aku bosan sekali. Semua mainan dan
boneka sudah kumainkan,” gumam Lani sambil
menatap ke luar jendela.

Lani melamun sambil memikirkan apa yang
akan dimainkan. Lani pun mencari ide apalagi yang
bisa dilakukan di rumah dan taman yang cukup
besar.

“Aha … bagaimana jika aku bermain di taman
saja,” ucap Lani.

Lani lantas berpamitan kepada Ibu bahwa dia
akan pergi bermain di taman. Ibu pun
mengizinkannya serta berpesan agar Lani berhati-
hati supaya tidak terjatuh.

Di taman, Lani bermain perosotan dan
ayunan. Sesekali dia mengejar kupu-kupu yang
hinggap di sekumpulan bunga mawar. Bunga-bunga
itu tertata cantik, karena Ibu sangat rajin merawat
bunga.

Setelah lelah bermain, Lani duduk di kursi
taman yang berwarna putih dihiasi ukiran di sisi kiri
dan kanan bagian tanganannya.

DUNIA 2 IMPIAN

“Ah … aku bosan, tempat bermainku hanya
itu-itu saja. Kalau tidak di kamar, ya di taman.”

“Aku ingin bermain di tempat berbeda yang
tidak pernah kurasakan sebelumnya,” gerutu Lani.

Lani menatap ke atas dan melihat
sekelompok awan putih yang sedang bergerombol.
Awan kecil itu nampak saling berkejaran di atas sana
dengan warna putih bersih seperti kapas dikelilingi
awan biru yang sangat cerah. Lani berandai-andai,
jika dia bisa bermain di atas sana.

“Andaikan saja aku bisa bermain di atas
awan. Di sana awannya putih, luas dan sangat
bersih. Pasti aku bisa melihat semua yang dibawah.
Aku bisa melihat teman-temanku dan Ibu saat
berada di taman,” gumam Lani sambil menatap ke
atas awan.

Lantas Lani pun buru-buru kembali masuk
rumah. Dia mencari tahu caranya agar bisa bermain
di atas awan. Dia terus membaca banyak buku untuk
mendapat informasi. Namun, dia tidak menemukan
informasi yang dibutuhkan. Lani pun bertanya
kepada Ibu.

DUNIA 3 IMPIAN

“Ibu, bagaimana caranya pergi dan bermain
di atas awan?” tanya Lani.

Ibu sedang sibuk memasak dan hanya
menjawab singkat

“Maaf, Nak. Ibu tidak tahu.”
Lani pun sedih, tetapi Lani masih mencari
tahu.
Lani bertanya kepada semua orang yang
ditemuinya. Namun, belum ada yang tahu.
“Kenapa tidak ada yang tahu? Aku cari di
buku juga tidak ketemu,” gumam Lani sambil
bersedih.
Di ujung jalan, Lani melihat teman-temannya
sedang bermain bersama. Dia mendatangi teman-
temannya untuk ikut bermain dan melupakan
kesedihannya.
Setelah lelah bermain, Lani pun pulang. Dia
duduk di sofa melihat acara TV kesukaannya. Saat
sedang asyik, dia mendengar ada yang mengetuk
pintu depan. Lani buru-buru membukanya.
Kemudian dia dikejutkan akan pemandangan luar
biasa yang belum pernah ditemui sebelumnya.

DUNIA 4 IMPIAN

Ternyata Lani sudah berada di atas awan.
Dia melihat awan yang membentang luas
mengelilinginya.

”Wah ... aku berada di atas awan,” teriak Lani
sambil tertawa kegirangan.

Dia lantas berlari-lari di atas awan yang
sebelumnya hanya bisa dilihat dari bawah. Di atas
awan, dia melihat banyak pepohonan rindang,
bunga warna-warni, bangunan indah, dan ada
banyak lagi. Semuanya itu terbuat dari awan yang
lembut. Lani bersenang-senang di sana.

”Ye … akhirnya aku bisa bermain di atas
awan,” seru Lani.

Di sana ada istana yang sangat megah
terbuat dari awan. Lani sangat suka tinggal di Istana
Awan tersebut.

“Hore ... aku tinggal di Istana Awan,” ucap
Lani sambil tertawa riang.

Lani juga suka bermain di Taman Istana
Awan. Di taman, ada banyak hewan imut, lucu, dan
menggemaskan. Hewan tersebut terbuat dari awan.
Lani nampak begitu bahagia tinggal dan bermain di

DUNIA 5 IMPIAN

atas awan. Malam pun tiba, hari mulai gelap. Lani
pun tidur di kasur awannya.

Dia mendengar suara Ibu yang
membangunkan dan menyuruhnya pindah tidur di
kamar. Lani membuka matanya, dia lantas terkejut
kenapa tidak berada di kasur awan dan Istana Awan.
Lani tersadar ternyata semua itu hanyalah mimpi,
karena terlalu berharap untuk bisa pergi ke awan
hingga terbawa ke alam bawah sadarnya.

Lani sedih mengapa semua itu hanya mimpi.
Melihat Lani bersedih, Ibu pun bertanya. Lani
menceritakan semuanya. Ibunya tersenyum setelah
mendengar cerita Lani. Ibu menjelaskan tentang
awan dan bagaimana terjadinya awan.

Setelah mendengar penjelasan Ibunya, Lani
pun paham. Dia tidak sedih lagi. Lani akhirnya
merasa senang bisa merasakan pergi dan bermain
di dunia awan walaupun itu hanya dalam mimpinya.

DUNIA 6 IMPIAN

RAIH CITA-CITA

Oleh Aleesya Talita Sakhi

Di sebuah desa yang ramai dan padat penduduk,
ada satu keluarga yang sangat bahagia. Ada Ayah,
Ibu, dan putri semata wayangnya. Ayah bernama
Pak Tholib, Ibu bernama Ibu Fatimah dan putrinya
bernama Aminah.

Di pagi yang cerah, Ibu melihat matahari
terbit dengan sangat indah.

"Aminah, ayo bangun waktunya kamu
sekolah,” suara Ibu pagi itu.

Aminah bergegas bangun dan mandi. Selesai
mandi, dia dipanggil Ibu untuk sarapan. Setelah
sarapan, Aminah langsung berangkat ke sekolah.

Sesampai di sekolah, dia bertemu dengan
temannya yang bernama Khadijah.

"Hai Khadijah," tegur Aminah.
Khadijah pun menjawab, "Hai Aminah."
Mereka berdua masuk ke kelas bersama.
Ibu Guru datang ke kelas dengan membawa
kertas ulangan. Ibu Guru meminta Aminah untuk

DUNIA 7 IMPIAN

membagikan kertas tersebut kepada teman-
temannya. Setelah membagikan semua kertas,
Aminah bergegas duduk di bangkunya. Aminah
dengan penuh semangat mengerjakan ulangan
tersebut. Tidak lupa, dia berdoa terlebih dahulu
sebelum mengerjakan ulangan tersebut.

Waktu ulangan pun berakhir, Ibu Guru
meminta semua murid untuk segera mengumpulkan
kertas ulangan. Aminah dan teman-teman
menunggu hasil ulangan dari Ibu Guru. Sambil
menunggu hasil ulangan, Aminah dan teman-
temannya diberi tugas mengerjakan soal di papan
tulis.

Hasil ulangan dibagikan, Aminah mendapat
nilai 100. Teman-temannya banyak yg mendapat
nilai kurang dari 100.

Aminah bergegas pulang ke rumah.
Sesampai di rumah, Aminah menunjukkan nilai
ulangan itu ke Ibunya. Aminah merasa bahagia
sekali menunjukkan hasil ulangan itu. Ibunya sangat
bangga atas keberhasilan dan usaha Aminah.

DUNIA 8 IMPIAN

Ibu berkata, "Raihlah cita-citamu setinggi
langit ya, Nak!"

Aminah tersenyum dengan sangat bahagia.
***

Setelah bertahun-tahun berlalu, akhirnya
Aminah bisa mencapai cita-citanya. Dia sudah
menjadi seorang dokter dan membahagiakan orang
tua yang sudah mendidiknya sampai dewasa dan
berhasil.

DUNIA 9 IMPIAN

GAYA GRAVITASI

Oleh Meylisa Nur Rizkia

Pada hari minggu yang cerah. Ima sedang
menonton TV dan melihat astronaut melayang di
angkasa.

Kira-kira kenapa ya astronaut itu bisa
melayang? pikirku dalam hati.

Kemudian, Ima berjalan menuju kebun.
“Ibu, Ibu sedang berkebun, ya?”
“Apa mau kubantu?” kata Ima.
“Iya Ima, Ibu sedang berkebun. Tidak perlu di
bantu,” jawab Ibu sambil tersenyum
“Ibu, apa aku boleh bertanya?” tanya Ima.
“Boleh Ima, tanya saja,” jawab Ibu
“Mengapa astronaut bisa melayang di
angkasa? Sedangkan saat kita di bumi tidak
melayang seperti astronaut?” tanya Ima.
“Karena adanya gaya gravitasi,” jawab Ibu
“Gaya gravitasi itu, apa Bu?” Ima bertanya
kembali

DUNIA 10 IMPIAN

“Gaya gravitasi adalah gaya yang membuat
benda-benda tetap berada di bumi. Contohnya bola
yang kita lempar ke atas akan jatuh ke tanah. Jika
tidak ada gaya gravitasi, kita akan melayang di
udara. Dan jika seseorang melakukan terjun
payung, berlaku gaya gravitasi yang membuat
penerjun payung bergerak ke bawah.”

“Gaya gravitasi juga menjaga atmosfer tetap
berada di permukaan bumi, gaya gravitasi tidak
dapat dilihat tetapi bisa dirasakan dalam kehidupan
sehari-hari. Gaya gravitasi juga dapat menjadi
prinsip ilmu penerbangan, sumber energi, menjaga
bulan tetap berada pada orbitnya, dan menjaga
kestabilan yang ada pada kehidupan sehari-hari,”
jelas Ibu.

“Apa itu semua contohnya, Bu?” Ima
bertanya kembali.

“Itu hanya beberapa contohnya Ima. Kamu
akan tahu semua, jika sudah besar,” jawab Ibu.

“Wah … besok aku akan pergi ke
perpustakaan sekolah. Untuk mencari tahu tentang

DUNIA 11 IMPIAN

gaya gravitasi, agar aku lebih mengetahui
semuanya,” kata Ima.

“Bagus Ima. Jika ingin mengetahui sesuatu,
kamu harus rajin membaca. Apalagi di perpustakaan
pasti banyak buku yang tersedia,” kata Ibu.

DUNIA 12 IMPIAN

MIMPI DION

Oleh Rihana Aulia Putri As’sidik

Tidak sepertiku hanya melihat megahnya gedung
sekolah, tanpa pernah merasakan nyamannya
duduk di bangku sekolah. Menerima pelajaran untuk
mengenal dunia. Atau memang sudah menjadi
takdir untuk kami orang pinggiran. Kami selalu
tersisih dan tidak layak mengenyam pendidikan.

Aku lakukan hanya mengumpulkan rupiah
demi rupiah untuk kubawa pulang. Entah mengapa,
aku tak pernah lelah menanyakan ‘mengapa Ibu tak
menyekolahkanku seperti anak-anak yang lain’.
Meski jawaban yang Ibu berikan tetap saja tak
pernah berubah.

“Bu, apa memang anak-anak sepertiku tidak
berhak sekolah?” tanyaku.

“Kita itu tak butuh sekolah, yang penting
kamu itu bisa cari uang,” jawab Ibu.

Aku pernah mendengar di radio ‘Bahwa anak-
anak bangsa harus menerima pendidikan yang
layak karena kelak merekalah yang membangun

DUNIA 13 IMPIAN

bangsa ini’. Namun, anak-anak seusiaku banyak
yang tak menerima pendidikan yang layak. Bagi
mereka bisa makan sehari-hari saja sudah cukup.

“Ayo kenapa melamun saja?” ujar temanku.
“Mau ke mana?” tanyaku.
“Ya … memulunglah. Emang kalau melamun
bisa dapat uang,” sahutnya.
Dion adalah temanku, sama sepertiku tak
pernah mengenal bangku sekolah. Dipikirannya
hanya uang. Baginya tidak perlu pendidikan tinggi
atau keahlian khusus untuk memulung. Hanya butuh
karung besar untuk menampung barang-barang
bekas.
“Dion, apa kamu pernah berpikir kalau kita
bisa sekolah?” tanyaku.
“Apa, sekolah? Mimpi kamu,” tanya Dion.
Walau dia berkata seperti itu, sebenarnya
Dion punya mimpi yang besar. Namun, keadaan
yang membuatnya harus mengubur mimpi.
“Kalau sekolah itu hanya untuk orang-orang
kaya saja,” kata Dion lagi.

***

DUNIA 14 IMPIAN

Jalanan begitu ramai, terlihat seorang laki-
laki begitu terburu-buru dengan penampilan sangat
rapi. Dia berusaha menerobos keramaian. Namun,
tanpa sengaja dompetnya terjatuh dari saku celana.
Aku tepat berada dibelakangnya. Tanpa pikir
panjang, aku langsung mengambil dompet itu dan
langsung mengembalikannya.

“Pak ini dompetnya jatuh,” ujarku.
“Oh ya,” jawab laki-laki itu dan langsung pergi
dengan terburu-buru.
“Siapa itu, Ben?” tanya Dion.
“Tadi dompet Bapak itu terjatuh,” jawabku.
“Kenapa tidak kamu ambil saja, ‘kan
lumayan?” sahut Doni.
“Hem … dasar.”
Tak lama berselang, saat aku dan Dion
melepas dahaga di gerobak pedagang kaki lima.
Aku kembali melihat Bapak yang tadi dompetnya
terjatuh. Dia seakan menuju ke arah tempatku dan
Dion.
“Kamu tadi yang mengembalikan dompet
saya ‘kan?” tanya Bapak itu.

DUNIA 15 IMPIAN

“Iya, Pak,” jawabku.
“Maaf ya, tadi saya belum mengucapkan
terima kasih karena terburu-buru,” ujarnya.
“Iya Pak, tidak apa-apa,” sahutku.

DUNIA 16 IMPIAN

KUE LEBARAN BIKIN SAKIT PERUT?

Oleh Amalya Aura Kasih Putri. H

Saat menjelang hari raya, Difa dan Ibu ingin
membuat kue.

"Nak, kue apa yang akan kita buat?" tanya Ibu
kepada Difa.

"Kita buat kue nastar dan kue kacang saja,
Bu!" seru Difa.

"Iya Nak, Ibu setuju."
"Baiklah Bu. Ayo kita beli bahan-bahannya,”
ajak Difa.
"Iya Nak, ayo!" jawab Ibu.
Setelah pulang dari toko, Difa dan Ibu
mencuci tangan dulu sebelum membuat kue.
Mereka membuat kue yang lumayan banyak, agar
ada sisa dan bisa dibagikan ke teman-teman.
Setelah kue jadi, Difa ingin teman-temannya
mencicipi kue hasil buatan mereka.
"Ibu, Difa boleh tidak mengajak teman-teman
untuk mencicipi kue buatan kita?" tanya Difa.
"Boleh, Nak," jawab Ibu

DUNIA 17 IMPIAN

"Baiklah Bu, terima kasih.”
"Difa mau bertanya lagi, apa boleh Difa
bermain dulu besama teman-teman di lapangan?"
tanya Difa
"Boleh, Nak," tanggap Ibu
Difa bermain terlebih dahulu.
"Teman-teman nanti setelah main ke
rumahku, ya!" ajak Difa
"Memang ada apa, Difa?" tanya Lani.
"Aku dan Ibu membuat kue. Aku ingin kalian
mencicipinya nanti saat buka puasa," jawab Difa.
"Oh begitu. Baiklah Difa, kuusahakan, ya,”
jawab Lani.
"Teman-teman yang lain bagaimana?" tanya
Difa.
"Iya nanti aku ke sana," jawab teman Difa
yang lain.
"Baiklah teman-teman terima kasih atas
waktunya, ya."
Setelah bermain, Difa pulang.
"Assalamualaikum, Bu," salam Difa sebelum
masuk rumah.

DUNIA 18 IMPIAN

"Waalaikumsalam. Iya Difa, sebentar ya,"
jawab Ibu sambil membuka pintu.

"Ibu, ini ada teman-teman."
"Oh iya … silahkan masuk, Nak!" seru Ibu.
"Iya … Tante," jawab teman-teman Difa.
"Teman-teman sudah azan Magrib nih. Ayo
kita salat dahulu."
"Ayo teman-teman cuci tangan dahulu!" ajak
Difa.
"Iya … Difa," jawab teman-teman Difa.
"Ayo silahkan dicicipi teman-teman," ajak
Difa.
"Wah ... Difa rasanya enak sekali kue nastar
dan kue kacang ini," seru Lani sambil memakan kue.
"Iya Difa, rasanya enak sekali," jawab teman-
teman Difa yang lain.
"Difa, mengapa perutku tiba-tiba sakit, ya?"
tanya Tomy.
"Aku tidak tahu Tomy," jawab Difa.
"Ibu, kata Tomy perutnya sakit setelah makan
kue, kira-kira kenapa ya, Bu?" tanya Difa.
"Apa benar, Tomy?" tanya Ibu.

DUNIA 19 IMPIAN

"Iya, Tante," jawab Tomy.
"Apa kamu sudah mencuci tangan, Tomy?"
tanya ibu.
"Hem ... oh iya aku ingat," jawab Tomy.
"Ingat apa?" tanya Difa
"Setelah salat Magrib, aku sudah tidak sabar
mencicipi kuemu. Jadi aku tidak mencuci tangan
dahulu dan langsung makan saja," jawab Tomy.
"Oh berarti itu penyebabnya. Mangkanya
kalau mau makan harus cuci tangan dahulu,"
nasihat Ibu.
"Baik, Bu," jawab Difa.
"Apa perutmu masih sakit, Tomy?" tanya Ibu.
"Sedikit sih, Tante," jawab Tomy.
"Oh ... syukurlah, minumlah air putih yang
banyak," ajur Ibu.
"Baik, Tante," jawab Tomy.
"Jadi kalau kalian semua mau makan, kalian
mencuci tangan dahulu ya. Ibu tidak mau kejadian
ini terulang ya!" nasihat Ibu.
"Baik, Tante," jawab teman-teman Difa.

DUNIA 20 IMPIAN

BONEKAKU

Oleh Shalwanda Thibbia Qulbi

Pada hari Minggu, rumahku mengadakan gotong
royong. Dimulai pukul 06.30, semuanya bersiap-siap
membawa alat-alat kebersihan rumah.

Kami begitu bersemangat untuk
membersihkan bagian rumah yang kotor dan kurang
rapi. Setelah berkumpul, Ayah membagi tugas
masing-masing. Pada saat itu, saya dan Adik
mendapat bagian membersihkan, merapikan
mainan yang kotor dan merapikan kamar tidur.
Setelah itu, kami menyapu lantai dan mengepel.

Ibu kebagian membersihkan peralatan dapur
dan memasak. Ayah membersihkan langit-langit
rumah yang banyak sarang laba-laba, membenahi
atap yang bocor, dan memotong ranting bunga di
taman.

Pada saat sedang bersih-bersih, saya
menemukan barang yang lama hilang, yaitu boneka.
Boneka Barbie selalu menjadi teman tidurku.
Boneka barbie kado ulang tahun pemberian Ayah

DUNIA 21 IMPIAN

pada waktu saya masih sekolah di taman kanak-
kanak.

Setelah meyelesaikan tugas, kami membantu
Ayah mengambil, mengumpulkan rumput, dan
potongan bunga yang berserakan. Kami
membuangnya ke tempat sampah yang ada di
depan rumah. Setelah selesai, peralatan yang
dipakai dikumpulkan dan dicuci. Lalu dikembalikan
pada tempatnya dan ditata rapi.

Kami istirahat sejenak sambil membersihkan
badan di kamar mandi. Setelah itu, Ibu
menghidangkan makanan dan minuman kesukaan
kami. Setelah selesai makan, aku membantu Ibu
mencuci piring, sendok, dan gelas. Adik dan Ayah
membantu merapikan meja makan dan kursi.

Selesai sudah gotong royongnya. Aku
merasa senang dan bahagia melihat rumah kami
yang bersih, rapi, dan indah.

DUNIA 22 IMPIAN

SAHABAT SEJATI

Oleh Gangsar Aisyah

Aku memiliki sahabat yang baik. Ada lima
perempuan dan tiga laki-laki, yang pertama ada
Mbak Nesya. Dia yang paling tua di antara kami
semua. Mangkanya kita memanggilnya Mbak
Nesya.

Kedua Mbak Mega, dia juga yang paling tua
sama dengan Mbak Nesya, lalu aku, dan Arra. Nah,
Arra ini adik sepupuku yang ikut geng. Lalu ada
Tasya. Kalau yang laki-laki ada Risky, Zakky, dan
Messi.

Aku dan sahabatku sering bermain dan
berbagi cerita bersama. Kami juga saling tolong-
menolong, saling menghibur bila ada yang sedang
sedih. Sahabat sejati inilah yang selalu menghibur.
Pokoknya senang bersama, sedih pun bersama.

Pernah ada satu kejadian yang takkan
terlupakan. Suatu hari, aku kehilangan boneka
kesayanganku yang hanyut terbawa banjir. Aku
sedih sekali. Seketika Mbak Nesya dan sahabat

DUNIA 23 IMPIAN

yang lain patungan menyisihkan uang jajan untuk
membeli boneka yang mirip dengan bonekaku yang
hilang.

“Mega, sudah ada berapa uang terkumpul?”
kata Mbak Nesya.

“Sudah ada banyak, cukup untuk beli
boneka,” kata Mbak Mega.

Setelah boneka terbeli, mereka memberikan
boneka itu kepadaku. Aku sangat senang, tidak
sedih lagi. Mereka adalah sahabat sejatiku.

DUNIA 24 IMPIAN

BAGAIMANA LEO BISA TERSESAT

Oleh Nathaniella Florencya Mokodampis Mose

Pada suatu hari, Leo, Valen, Ferina, Candra, dan
Rafel sedang bermain di taman bermain. Mereka
mempunyai permainan favorit sendiri-sendiri. Leo
dan Ferina menyukai permainan perosotan, Valen
dan Candra senang permainan ayunan sedangkan
Rafel sering bermain jungkat-jungkit.

Saat bermain, Leo memanggil Ferina, Valen,
Candra, dan Rafel untuk bermain perosotan.

“Teman-teman, ayo kita bermain perosotan
bersama!“ kata Leo.

Mereka pun menjawab “Oke! Siap!”
“Ayo … Leo!”
Mereka pun turun dari mainan itu satu
persatu. Selesai bermain, mereka terkejut karena
sekitarnya hutan.
“Hah kita di mana?” celetuk Leo.
“Kenapa sekitar kita menjadi hutan?”
Mereka sangat panik, tetapi Rafel dan Leo
mencoba untuk tenang.

DUNIA 25 IMPIAN

“Kita harus tetap bersama, oke!”
“Baiklah,” kata Candra.
Mereka terus berjalan menyusuri hutan yang
sangat gelap. Saat sedang berjalan, Ferina berkata
kepada mereka
“Teman-teman, ayo kita beristirahat
sebentar!” ajak Ferina.
“Iya, lebih baik kita beristirahat sebentar,”
kata Candra.
Saat sedang beristirahat Rafel berkata
“Bagaimana kalau kita bermain tebak-tebakan?”
“Wah, ide bagus itu Rafel,” jawab mereka
kompak.
“Teman-teman, ayo kita lanjutkan
perjalanan,” kata Valen.
Mereka pun melanjutkan perjalanan. Saat
sedang berjalan, mereka melihat suatu cahaya.
“Teman-teman lihat di sana ada cahaya. Mari
kita ke sana,” celetuk Candra.
“Mungkin itu jalan keluar kita dari hutan ini,”
seru Leo.

DUNIA 26 IMPIAN

“Wah, iya Candra ada cahaya di sana. Ayo
kita ke sana,” kata Ferina.

Semua berlari, tetapi saat berlari Leo terjatuh.
Sakit yang dirasakan kakinya membuat Leo
terbangun dari tidur. Ya … ternyata itu hanya
mimpiku saja.

DUNIA 27 IMPIAN

DUNIA 28 IMPIAN


Click to View FlipBook Version