The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Setiap orang menginginkan kesehatan bagi tubuhnya, banyak cara dilakukan agar kesehatan tetap terjaga. Tak terkecuali jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit pasti akan memeriksakan dan berobat ke dokter demi kesembuhan.
Buku ini menyuguhkan kumpulan cerita pendek para bibit penulis Gendis Sewu dari SDN Banjarsugihan II/117 Surabaya hasil dari pendampingan petugas Taman Baca Masyarakat se-Kecamatan Tandes.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by tbmtandessurabaya, 2024-01-27 01:23:39

HEALTH STORY

Setiap orang menginginkan kesehatan bagi tubuhnya, banyak cara dilakukan agar kesehatan tetap terjaga. Tak terkecuali jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit pasti akan memeriksakan dan berobat ke dokter demi kesembuhan.
Buku ini menyuguhkan kumpulan cerita pendek para bibit penulis Gendis Sewu dari SDN Banjarsugihan II/117 Surabaya hasil dari pendampingan petugas Taman Baca Masyarakat se-Kecamatan Tandes.

GENDIS SEWU BERKARYA HEALTH STORY Antologi Cerita Pendek Bibit Penulis Gendis Sewu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya Bekerja Sama dengan SDN Banjarsugihan II/117 Surabaya


HEALTH STORY Penulis : Kaila Jaharah, Keysa Naura, Ikliil Putra, dkk. Desain Sampul : Indah Purnamasari dan Ikke Ariani Penyunting : Akbar Fitriadi, Khoiruli, Indah Purnamasari, dan Ikke Ariani Penyunting Akhir : Faradila Elifin Malidin, Vivi Sulviana, Ayu Dewi A.S.N, Rici Alric K,dan Vegasari Yuniati Diterbitkan pada tahun 2022 oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan KotaSurabaya Jln. Rungkut Asri Tengah 5-7, Surabaya Buku ini merupakan kumpulan karya dari bibit Gendis Sewu, sebagai penghargaan atas partisipasi yang telah diberikan dalam Gerakan Melahirkan 1000 Penulis dan 1000 Pendongeng. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang.


KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah segala puji bagi Allah Swt. atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang begitu besar, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan buku ini sebagai bentuk apresiasi kepada para bibit penulis yang mengikuti Gerakan Melahirkan 1000 Penulis dan 1000 Pendongeng (Gendis Sewu) dengan baik dan lancar. Antologi merupakan kumpulan karya cerita pendek dari para penulis SDN Banjarsugihan II/117Surabaya. Buku ini mengangkat tema tentang kesehatan dari para penulis yang merupakan bibit Gendis Sewu Berkarya. Kami menyadari bahwa sebuah karya memiliki ketidaksempurnaan. Apabila dalam penyusunan buku ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih ada kekurangan kami mengharap kritik dan saran yang bisa membangun dari segenap pembaca buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi


perkembangan karya tulis anak bangsa khususnya di Kota Surabaya dan seluruh Indonesia pada umumnya. Surabaya, 2022 Petugas TBM se-Kecamatan Tandes


KATA SAMBUTAN Kepala Dinas Perpustakaan danKearsipan Kota Surabaya Kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayat-Nya, hanya dengan kemurahan-Nya kita selalu dapat berikhtiar untuk berkarya dalam ikut serta membangun Kota Surabaya yang kita cintai. Kita patut bangga dan memberi apreasiasi kepada para bibit penulis Gendis Sewu (Gerakan Melahirkan 1000 Bibit Penulis dan 1000 Bibit Pendongeng), para editor penulis Dispusip di Kota Surabaya yang telah bekerja keras membuat karya tulis yang berjudul Health Story Buku para bibit Gendis Sewu menghasilkan karya tulis dari anak-anak cerdas yang telah melalui proses panjang dan berjenjang dan merupakan karya-karya imajinatif yang mengandung pesan moral dengan bahasa yang mudah dipahami juga sangat baik untuk dinikmati.


Semoga ke depannya akan menjadi inspirasi untuk berkembangnya budaya literasi dari berbagai kalangan masyarakat di Kota Surabaya. Akhir kata, semoga buku Gendis Sewu Berkarya dengan judul Health Story bermanfaat bagi semua pihak dan perkembangan para bibit Gendis Sewu. Surabaya, 2022 Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Mia Santi Dewi, S.H., M.Si.


SEKAPUR SIRIH Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya Alhamdulillah, dengan menyebut nama Allah Swt. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami sangat bersyukur atas ke hadirat-Nya, hanya dengan kemurahan Allah Swt. kami dapat menghimpun berbagai karya tulis para bibit penulis Gendis Sewu dan menerbitkannya dalam sebuah buku antologi cerpen dengan judul Health Story. Buku ini merupakan antologi cerpen kolaborasi Gendis Sewu dengan SDN Banjarsugihan II/117 Surabaya. Kolaborasi ini menghasilkan 12 karya tulis cerpen pendampingan petugas TBM se-KecamatanTandes yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya. Kegiatan Gendis Sewu memanfaatkan platform buatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya yang bernama Taman Kalimas.


Taman Kalimas yang merupakan singkatan dari Tempat Menampung Karya Literasi Masyarakat memberikan layanan literasi yang di dalamnya terdapat tiga layanan sekaligus, antara lain layanan Taman Kalimas Pembelajaran, Taman Kalimas Karya dan Taman Kalimas Publikasi. Para bibit penulis Gendis Sewu terlebih dahulu didaftarkan untuk mengikuti kelas berjenjang dari mulai kelas reguler Taman Kalimas di tingkat kecamatan, lalu untuk bibit terbaik akan mendapatkan reward naik ke kelas khusus minat dan bakat setelah itu karyanya akan dibuat buku dan dipublikasikan. Saya mengapresiasi bangga kepada para bibit penulis Gendis Sewu yang memiliki semangat literasi dengan tidak hanya menjadi pembaca pasif melainkan menjadi pembaca aktif, yaitu selain membaca juga mampu menulis. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Gendis Sewu dan Tim Inti Penulis Dispusip yang terdiri dari para tutor kelas reguler di tingkat kecamatan, para editor area (Dira), dan


para penyunting akhir hingga buku ini terselesaikansecara baik. Buku ini adalah jawaban nyata atas kinerja para petugas TBM se-Kecamatan Tandes yang berkolaborasi dengan SDN Banjarsugihan II/117 Surabaya. Membangun kota maka perlu disertai 'membangun' manusia di dalamnya. Tentu tidak lah mudah, karena awal membangun seringkali terlihat abstrak, dipertanyakan, atau diragukan. Walaupun begitu, tetap terus 'membangun' karena 'membangun' manusia melalui literasi adalah sebuah investasi jangka panjang untuk kota tercinta kita Kota Surabaya. Salam Literasi. Surabaya, 2022 Kepala Bidang Pembinaan dan Pengelolaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya Pudji Astuti, S.T.


DAFTAR ISI 1. Jangan Makan Sembarangan 1 2. Kesehatan Itu Berharga 5 3. Resep Obat 9 4. Sakit Mata 12 5. Anak Sehat 15 6. Kesehatan Tubuh 17 7. Mata Sehatku 20 8. Menjaga Kesehatan Lambung 22 9. Bermain Saat Hujan 25 10.Proteksi di Tengah Pandemi 29 11.Sakit Perut 33 12.Tubuhku Sehat 37


1 JANGAN MAKAN SEMBARANGAN Oleh Keysa Naura Azara Suatu hari pada saat jam pulang sekolah, saya diajak oleh Farah untuk pulang bersama. “Mau beli makanan terlebih dahulu enggak?” tanya Farah. “Iya, tidak apa-apa. Kebetulan saya juga lapar,” jawab saya. Setelah selesai membeli makanan, saya dan Farah langsung pulang. Di tengah perjalanan, kami mengobrol tentang penjual makanan tadi. “Kamu sadar enggak sih kalau penjual makanan yang kita beli tadi itu belum cuci tangan lo!” cerita saya ke Farah. “Sebenarnya saya sudah tau sih, tapi aku biarkan aja, hehehe,” jawab Farah. “Apa kamu tidak takut kalau makanan tadi itu jorok dan kurang higienis?” tanya saya. “Enggak takut sih, soalnya saya juga sering beli makanan di situ dan tidak terjadi apa-apa,” jawab Farah.


2 “Ya sudah, yang penting sayasudah mengingatkan, ya. Lain kali beli makanan lebih hatihati lagi,” ujar saya. “Iya, terima kasih sudah diingatkan. Kamu teman terbaik saya deh,” ujar Farah. Setelah sampai di rumah masing-masing, tidak lama kemudian telepon saya berdering. Saya angkat telepon itu dan ternyata yang menelepon adalah mamanya Farah. “Asalamualaikum, Dita. Tante mau minta tolong buat titip surat izin sakit karena Farah kemarin pulang sekolah tiba-tiba langsung diare sama muntah-muntah!” ujar mama Farah dengan penuh khawatir. “Walaikumsalam. Baik, Tante. Besok sebelum berangkat sekolah saya ambil surat izinnya Farah, ya. Sekalian juga mau menjenguk Farah,” jawab saya. “Alhamdulillah, terima kasih banyak ya, Dita. Kamu memang teman terbaik!” ujar mama Farah. “Iya, sama-sama, Tante,” jawab saya.


3 Keesokan harinya sebelum berangkat sekolah, saya menyempatkan mampir ke rumah Farah untuk mengambil surat izinnya dan sekalian menjenguk. Ketika saya datang ke rumahnya, ternyata Farah masih dalam kondisi tidur. Tidak lama setelah itu, mamanya membangunkan dan memberitahu bahwa saya datang untuk menjenguknya. “Ayo, Farah bangun! Ini ada Dita temanmu mau menjenguk,” ujar mama Farah. “Eh Dita, kamu enggak berangkat sekolah, Dit?” tanya Farah. “Iya, ini mau berangkat sekolah sekalian ambil surat izinmu. Kamu sih dibilangin kalau kemarin makanan yang kita makan itu enggak higienis. Akhirnya sakit deh kamu,” ujar saya menasihatinya. “Kayaknya iya setelah makan makanan kemarin, perutku langsung sakit. Jadi pelajaran deh buat kita kalau beli makanan di luar lebih hati-hati lagi!” ujar Farah dengan sedih.


4 “Alhamdulillah akhirnya kamu bisa sadar, hehehe. Ya sudah Far, kamu lanjutkan tidurmu. Saya mau berangkat ke sekolah dulu ya, Far. Takut nanti keburu telat,” ujar saya. “Iya, terima kasih Dit. Hati-hati di jalan, ya. Jangan jajan sembarangan hehehe,” pesan Farah. “Siap!” jawab saya. Setelah itu saya langsung berangkat ke sekolah karena waktu sudah menunjukkan pukul 06:45. Sesampai di sekolah, saya langsung menuju ruang guru untuk memberikan surat izin Farah dan memberitahukan pada Bu Guru bahwa dia sekarang sedang sakit setelah membeli makanan sembarangan di luar sana. Setelah mendengar cerita saya, Bu Guru langsung menghimbau kepada seluruh siswanya untuk tidak membeli makanan sembarangan di luar dan memilih untuk membawa bekal dari rumah saja.


5 KESEHATAN ITU BERHARGA Oleh Kaila Jaharah Leona Lala berbaring sejenak di kamar tidur yang dipenuhi oleh mainan dan peralatan sekolahnya. Ada kotak P3K yang berisi beberapa obat-obatan. Lala adalah anak dari ibu Mita dan bapak Heri. Dia anak bungsu dan sangat dimanja oleh kedua orang tuanya, terutama oleh ibu. Lala jadi anak yang bandel dan suka membantah perintah kedua orang tuanya karena sangat dimanja. Empat hari yang lalu, Lala dan teman-temannya pulang dari sekolah. Namun, di tengah jalan hujan turun dengan deras. Temanteman Lala memilih untuk berteduh, tetapi tidak dengan Lala. Dia justru memilih untuk hujan-hujan daripada berteduh dengan teman-temannya. “Lala, kenapa kamu basah kuyup begini?” tanya Pak Heri marah saat Lala sudah tiba di rumah. “Ayah, Lala biar mandi dan ganti baju dulu,” ujar bu Mita.


6 Lala langsung bergegas mandi dan istirahat. “Tuh ‘kan, Ibu jangan terlalu memanjakan dia,” ujar pak Heri kepada bu Mita. “Iya, Yah. Nanti Ibu nasihati dia,” Kemudian ibu membuatkan teh hangat untuk Lala. Saat masuk kamar Lala, bu Mita melihat Lala dari tadi bersin-bersin dan badannya sangat panas. “Lala kenapa? Sakit?” tanya sang ibu. “Enggak tahu, Bu. Badan Lala jadi panas banget dan dari tadi bersin terus menerus, Bu.” “Ya sudah kita ke dokter saja, ya,” saran bu Mita. “Tidak Bu,Lala ingin makan es krim saja.” “Lala, kalau kamu tidak mau Ibu ajak ke dokter, lebih baik kamu istirahat saja. Kamu jangan makan es krim, ya,” “Ibu ke luar dulu, jangan lupa tehnya diminum.” “Iya, Bu.” Akhirnya Lala pun menurut. Namun, sifatnya yang suka membantah perintah atau pun nasihat orang tuanya itu muncul. Pada malam hari ketika


7 ayah dan ibunya tertidur, Lala mengendap-endap menghampiri kulkas dan mengambil es krim, dia melahapnya sampai habis. Pagi harinya, demam Lala semakin parah. Orang tuanya sangat khawatir. Mereka langsung membawa Lala ke dokter. Setelah diperiksa dan diberi obat, Lala mulai menyesali perbuatannya. Melihat Lala yang tampak sedih, ibunya pun bertanya. “Lala, kenapa kok sedih?” “Lala minta maaf, Yah, Bu.” “Lala janji tidak akan mengulangi lagi.” “Iya, Nak. Ibu maafkan, tapi kamu tidak boleh mengulangi lagi, ya. Jangan suka membantah perintah orang tua.” “Iya Lala, jangan diulangi lagi, ya,” sahut ayah. “Kesehatan itu mahal harganya. Banyak orang yang sakit parah dan menghabiskan uangnya demi menyembuhkan sakit yang dideritanya karena ingin sehat. Maka dari itu selagi


8 masih diberi kesehatan dari Allah Swt. kita harus menjaga kesehatan dengan baik,” nasihat pak Heri. “Iya, Yah.Sekarang Lala mengerti dan tidak akan membantah Ayah dan Ibu lagi. Lala akan patuh pada Ayah dan Ibu,” ujar Lala dengan wajah berseri-seri. Kini Lala jadi anak yang penurut, dia sering kali mengingatkan teman-temannya untuk menjaga kesehatan.


9 RESEP OBAT Oleh Revan Kurniawan Pada hari yang cerah ada keluarga yang terdiri dari pak Rahmat, bu Sarah, Fitri dan Rani. Fitri dan Rani adalah putri dari bu Sarah dan pak Rahmat. Mereka sering tidak akur antara satu dengan yang lain, hingga suatu ketika orang tua mereka mengalami sakit dan hanya mereka yang harus merawatnya. Sikap mereka yang tak akur pun berubah menjadi akur untuk bekerjasama dalam membuat obat dengan resep turun temurun dari nenek moyang mereka, tetapi kertas yang berisikan resep itu entah disimpan di mana sehingga mereka mencari dan terus mencari hingga dapat menemukan resep itu. “Rani kamu tahu tidak resep yang biasanya dipakai untuk membuat racikan obat?” tanya Fitri. “Aku tidak tahu, Kak,” jawab Rani. “Tolong bantu aku mencarinya, ya!” seru Fitri.


10 Pada akhirnya mereka berdua mencari resep itu hingga ketemu. Tanpa resep itu mereka tidak dapat meracik obat yang telah digunakan leluhur mereka. “Bagaimana, Kak apa sudah ketemu?” tanya Rani. “Belum, Ran. Kita cari sampai ketemu, ya,” jawab Fitri. Rani merasa heran ada sesuatu benda di atas lemari yang lama tidak disentuh hingga debu yang menempel sangat tebal. “Ini benda apa, ya?” gumam Rani. Rani membersihkan dan membuka kotak tersebut di dalamnya ternyata isinya kertas. Dia sangat penasaran dengan tulisan di kertas tersebut. Sementara Fitri juga masih sibuk mencari barang yang dimaksud agar bisa segera digunakan untuk membuat ramuan obat. “Oh … ternyata ini resep obat yang dimaksud,” gumam Rani.


11 “Kak aku sudah menemukan resep obatnya!” seru Rani memberitahu kakaknya. Akhirnya mereka menemukannya dan mulai membuat obat untuk mengobati kedua orang tua mereka yang sedang sakit. Setelah membuat obat, mereka memberikan obat itu kepada bu Sarah dan pak Rahmat. Bu Sarah dan pak Rahmat bangga terhadap mereka yang masih anak-anak, tetapi sudah bisa bekerja sama antara satu dengan yang lain. Kedua orang tua mereka pun sembuh dan mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan bagi tubuh. Mereka dapat berkumpul kembali seperti semula.


12 SAKIT MATA Oleh Ikliil Putra Adinata Saat umurku empat tahun, aku sangat suka mengonsumsi telur. Telur yang kumakan diolah berbagai macam,seperti telur mata sapi, telur rebus, telur omlet hingga telur puyuh. Biasanya dalam sehari aku dapat mengonsumsi hingga tiga kali. Tak pernah bosan aku memakan telur buatan mama. Aku percaya olahan telur mengandung banyak protein untuk tubuh. Suatu pagi saat bangun tidur, aku merasa berat saat membuka kedua mata. “Kenapa dengan mataku, ya?” gumam Adi. Lantas kupanggil mama dan rnenceritakannya. “Ma, mataku kenapa ini, saat bangun tidur tiba-tiba mataku sakit dan susah dibuka,” cerita Adi. “Kelopak mata kamu terdapat benjolan kecil Adi,” kata mama. “Sekarang kamu bersihkan dulu pelan-pelan nanti Mama kasih salep.”


13 Tiga hari berlalu sakit mata yang kuderita tak kunjung sembuh. Akhirnya mama membawaku pergi ke dokter. Aku rutin minum obat dari dokter, perlahan sakit mata yang kuderita sernbuh. Satu bulan telah berlalu, benjolan mata itu kernbali muncul. Namun, kali ini Iebih parah karena muncul di kedua kelopak mataku. Gejala yang kurasakan berupa suhu tubuh meningkat, badan menjadi lemas serta kepala menjadi berat. Aku pun dibawa oleh keluargaku untuk periksa kembali ke rumah sakit. Di sana aku diperiksa dan didiagnosa bahwa aku terlalu sering memakan olahan telur. Selain itu terdapat cairan kotor yang mengendap di kedua kełopak mataku. Salah satu tindakan yang dapat ditempuh supaya aku sembuh ialah dengan melakukan operasi mata. “Aku takut dioperasi, Ma,” kata Adi. “Tidak apa-apa Adi, kalau tidak dioperasi malah nanti tidak sembuh dan kamu tidak bisa melihat bagaimana, karena benjolannya tumbuh semakin besar,” jawab mama menenangkan.


14 Seminggu kemudian Adi dibawa lagi ke Rumah Sakit untuk dikontrol dan diberikan obat. Dokter memeriksa kondisi mata Adi. “Alhamdulilah, proses penyembuhannya berjalan lancar,” kata Dokter. “Konsumsi telurnya dikurangi ya, Adi. Biar tidak kambuh lagi,” dokter menambahkan. Semua makanan dapat memberi efek baik bagi tubuh termasuk telur, tetapi jika makanan tersebut dikonsumsi secara berlebihan maka tidak baik bagi tubuh kita.


15 ANAK SEHAT Oleh Nova Sintya Revania Namaku Dini, aku duduk di kelas empat. Teman sekolahku bernama Rini. Dia mempunyai adik yang sangat lucu, karena ibunya selalu memberikan imunisasi sehingga dia tumbuh sehat dan periang. Setiap hari ibunya memberikan adiknya dengan makanan yang bergizi di antaranya sayursayuran seperti wortel sehingga matanya jernih dan putih bersinar. Setiap pagi Rini mengajak adiknya jalan-jalan. Pada saat bertemu Rini aku menyapa dan berbincang dengannya. “Rin, kenapa setiap pagi kamu mengajak adikmu jalan-jalan?” tanya Dini. “Supaya terbiasa bangun pagi untuk salat subuh." “Setelah itu olah raga sebentar meskipun hanya sekedar jalan-jalan,” jawab Rini.


16 “Aku mengajak adikku jalan-jalan untuk melatih kakinya supaya kuat dan sehat,” Rini menambahkan. “Oh iya, Rin. Adik kamu matanya sangat bersih dan putih bening aku jadi pingin nggemesin,” seru Dini. “Ibuku selalu menyediakan makanan empat sehat lima sempurna untuk keluarga, tujuannya agar kami semua sehat,” terang Rini. Mendengar uraian dari Rini, Dini pun ingin memiliki badan yang sehat. Sehingga dengan badan sehat dapat melakukan aktivitas sehari-hari, juga di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.


17 KESEHATAN TUBUH Oleh Meisha Widyadhana Pada suatu hari bu Nia mengabsen murid-murid kelas 5B dan memanggil nama Varasya ternyata kata Akira, teman sebangkunya bilang bahwa Varasya tidak masuk dikarenakan sakit perut karena jajan sembarangan. “Varasya Akeila Nadiva, hadir tidak?” tanya bu Nia. “Tidak masuk, Bu. Varasya sakit perut,” jawab Akira. ”Kalau boleh tau sakitnya gara-gara apa ya?” ”Karena jajan sembarangan,” jawab Akira. ”Tolong dijelaskan bagaimana kejadiannya Akira? Kalau besok belum sembuh, kita jenguk bersama.” ”Jadi begini, Bu,” Akira menjelaskan. *** “Akira tunggu aku, ya? Aku mau beli jajan di pedagang itu,” celoteh Varasya.


18 ”Di mana warungnya banyak?” tanya Akira. ”Di situ depan gerbang sekolah kita,” jawab Varasya sambil menunjuk. ”Tapi Varasya di situ makanannya tidak ditutupi dan dihinggapi lalat,” seru Akira. Varasya pun tidak menghiraukannya karena makanannya terlihat sangat menarik dan enak. ”Tidak masalah itu terlihat sangat enak, aku sangat menginginkannya,” jawab Varasya. ”Tapi bagaimana nanti kalau perut kamu sakit?” tanya Akira. ”Tidak apa-apa aku yakin pasti perutku tidak sakit,” jawab Varasya. ”Ya sudahlah kalau itu maumu,” Akira pasrah. Beberapa jam kemudian Akira menjemput Varasya untuk berangkat les. ”Varasya ...Varasya …,” Akira memanggil. Varasya keluar dari rumah. ”Ada apa Akira? Sambil memegang perutnya.” ”Kamu tidak les?” tanya Akira.


19 ”Sepertinya aku tidak les dulu perutku sangat sakit, mungkin karena makan jajan tadi.” ”Ya sudah semoga cepat sembuh,” doa Akira. Di kelas Akira menjelaskan kepada bu Nia. ”Oh begitu mari kita doakan semoga Varasya cepat sembuh,” ajak bu Nia. ”Amiin,” jawab anak-anak satu kelas. Bu Nia pun memberitahu kepada anak-anak sekelas bahwa pentingnya menjaga kesehatan kebersihan dan jangan jajan sembarangan.


20 MATA SEHATKU Oleh Fazahira Hilda. C Mata adalah bagian yang terpenting dari indra manusia untuk melihat dengan jelas. Mata juga merupakan bagian yang paling dilindungi oleh setiap manusia. Mata juga sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari manusia. Namun, tidak berlaku bagi Roy teman sekolahku yang terkenal sangat nakal di kelas. “Roy kok kamu selalu bermain HP sih kalau di rumah hampir tiap hari dan berjam-jam kamu suka main game nanti mata kamu sakit loh”, kataku. “Halah kata siapa main HP bisa bikin sakit mata,” jawab Roy. “Kamu ini dikasih tahu susah sekali, ya. Awas saja kalau sampai mata kamu sakit,” ungkapku. Selang beberapa bulan Roy kebetulan duduk di bangku belakang ketika Bu Guru menjelaskan di depan.


21 “Bu maaf itu tulisan apa, ya. Kok Roy tidak kelihatan?” tanya Roy. “Anak-anak yang duduk di bangku belakang apa kelihatan tulisan Bu Guru di papan tulis?” tanya Bu Guru. “Kelihatan Bu Guru,” jawab serempak muridmurid. “Roy apa kamu kalau di rumah sering main game di HP atau melihat TV di rumah sambil tiduran?” tanya Bu Guru. “Iya Bu Guru saya sering main game di rumah dari berjam-jam,” jawab Roy. “Nah anak-anak sudah jelas ‘kan apa yang menyebabkan Roy tidak bisa melihat dari jarak jauh tulisan di papan tulis,” kata Bu Guru. Jadi menjaga kesehatan mata itu sangat penting boleh main game, tetapi tidak boleh berlebihan. Karena akan merusak mata kita kalau sudah begini siapa yang dirugikan pasti diri sendiri.


22 MENJAGA KESEHATAN LAMBUNG Oleh Novariendra Hersiya Zaskiey Azzahra Hari sudah mulai siang, bel pulang pun berbunyi menunjukkan bahwa jam sekolah telah selesai. Ada empat anak pulang sekolah berjalan bersama,empat anak itu adalah Ani, Lani, Beni, dan Udin. Mereka berempat membeli jajanan di depan gerbang sekolah. Ada yang berjualan telur gulung, pentol colek, cireng, batagor, dan lain-lain. “Teman-teman aku mau beli jajan dulu, ya,” kata Ani. “Ani aku juga beli jajan,” sahut Lani. Keempat anak tersebut membeli jajan yang ada di luar sekolah. “Kalian mau beli apa?” tanya Ani. “Aku mau beli telur gulung,” jawab Lani. “Kalau aku mau beli pentol colek,” sahut Beni. “Aku mau beli bakso yang paling pedas,” Udin menimpali.


23 “Apa, kamu mau beli bakso pedas?” seru Ani. “Udin, jangan pedas-pedas nanti perutmu sakit lo!” Lani menasehati. “Iya, Udin. Jangan pedas-pedas, ya!” sahut Beni. Udin tidak mau mendengarkan ucapan teman-temannya. Dia langsung pergi ke penjual bakso. “Pak, bakso satu bungkus ya, yang pedas,” pesan Udin. “Iya, Dek. Bentar, ya Bapak buatkan dulu,” kata penjual bakso. Akhirnya mereka berempat pulang ke rumah masing-masing. Udin tidak sabar langsung menuangkan bakso ke dalam mangkuk dan memakannya dengan lahap. Setelah beberapa jam kemudian Udin merasakan sesuatu pada perutnya. “Aduh … kenapa perutku sakit begini, ya. Apa karena makan bakso pedas tadi?” rintih Udin. “Udin dari tadi Ibu lihat kamu bolak balik ke kamar mandi. Kamu kenapa?” tanya ibu.


24 “Iya, Bu. Gara-gara aku tadi makan bakso sangat pedas makanya sekarang perutku sakit. Aduh … tolong, Bu,” rintih Udin kesakitan. “Iya-iya Ibu bawa ke klinik saja, ya?” jawab ibu. “Iya, Ibu. Terima kasih,” sahut Udin. Ibu Udin langsung membawanya ke klinik terdekat. Setelah menunggu beberapa antrian akhirnya Udin diperiksa oleh dokter. “Dok, bagaimana dengan anak saya?” tanya ibu Udin khawatir. “Anak Ibu terkena lambungnya karena terlalu banyak makan pedas. Tolong diingatkan kepada anaknya ya, jangan makan terlalu banyak dan sering makan yang pedas-pedas,” terang dokter. Setelah pulang dari klinik, ibu dan Udin mampir ke apotek untuk membeli obat yang telah diresepkan oleh dokter. Sesampai di rumah, ibu memberikan obat kepada Udin agar segera diminum. Kondisi Udin akhirnya berangsur-angsur membaik.


25 BERMAIN SAAT HUJAN Oleh Arika Apriliana Suatu hariaku sedang memandang langit yang diselimuti awan mendung. Berwarna hitam ke abuabuan dan ditemani angin semilir yang menandakan akan terjadinya turun hujan. Tak berapa lama kemudian turun hujan rintik-rintik dan semakin deras. Terdengar suara teman sebayaku tertawa ceria di depan rumah dan memanggil. Lalu aku membalasnya dengan melambaikan tangan dari teras rumah. Dia adalah temanku bernama Naya. Aku dan Naya selalu bermain bersama-sama baik di sekolah maupun di rumah. Naya mengajakku bermain sambil hujan-hujanan. “Ayo, Rika kita hujan-hujanan!” kata Naya. “Oke, tapi aku izin dulu sama Ibuku,” jawabku. Setelah itu aku masuk ke dalam rumah mencari ibu di dapur.


26 “Bu, aku boleh bermain hujan-hujan bersama Naya dan teman-teman yang lain?” tanyaku kepada ibu. “Tidak boleh,” jawab ibu. “Ayolah, Bu!”pintaku sambil merengek pada ibu. “Tidak, Rika. Nanti kamu sakit kalau hujanhujanan,” jawab ibu. Aku berjalan kembali ke depan teras rumah sambil merengut karena tak diijinkan ibu. Tanpa sepengetahuan ibu, aku nekat mengabaikan nasihatnya. Aku ikut Naya bersama teman-teman bermain hujan-hujanan. Aku senang sekali bisa hujan-hujanan berlari ke sana kemari sambil tertawa riang bersama teman-teman. “Wah seru sekali, ya!” seruku. “Iya, seru!” balas Naya. “Ayo kita ajak juga Rehan!” ajakku. Kami pun berjalan ke rumah Rehan sambil bercanda di bawah rintikan hujan. Setelah sampai di depan rumah Rehan, aku memanggilnya. “Rehan ...! Rehan...!” panggilku.


27 “Ada apa, Mbak?” jawab Rehan. “Ayo kita main hujan-hujanan!” ajakku. “Ayo, Rehan!” ajak teman-teman lainnya juga. “Aku enggak boleh hujan-hujan sama Mamaku,” jawab Rehan. “Ya sudah tidak apa-apa,” kataku. Kami melanjutkan bermain hujan-hujanan kembali hingga reda. Aku, Naya, dan teman-teman yang lain berpamitan pulang ke rumah masingmasing. Keesokan harinya aku merasakan badanku lemas dan panas tinggi. Aku izin tidak masuk sekolah karena sakit dan dibawa ke Puskesmas. Setelah itu aku istirahat di rumah, tetapi sebelumnya minum obat dulu agar cepat sembuh. “Ibu ‘kan sudah bilang, tidak usah hujanhujanan nanti sakit. Gini ini jadinya, siapa yang repot. Ibu juga ‘kan? Kamu tidak bisa masuk sekolah,” kata ibu.


28 “Iya, Ibu. Minta maaf, aku janji tidak akan melanggar dan akan mendengarkan baik-baik nasihat, Ibu,” jawabku. Aku istirahat tidur setelah minum obat. Keesokan harinya alhamdulillah panas badanku sudah turun kembali normal itu artinya sudah sembuh dan kembali bugar lagi. Setelah kejadian itu aku berjanji tidak akan melawan nasihat Ibu dan akan menuruti perkataannya. Ibu seperti itu untuk kebaikanku.


29 PROTEKSI DI TENGAH PANDEMI Oleh Uswatun Khasanah Lestari Awal bulan Maret 2020 banyak terdengar berita mengenai pandemi virus yang mewabah di berbagai belahan dunia. Tidak tanggung-tanggung, virus yang bernama Covid-19 ini telah banyak merenggut jiwa hingga setiap harinya. “Jangan lupa cuci tangan dengan sabun, Tania!” kata ibu setiap menit mengingatkanku. “Iya, Bu. Ibu tidak perlu mengingatkanku setiap saat, aku sudah tahu,” jawabku sebal. Semenjak pandemi, setiap orang dimana pun berada harus menjaga jarak satu sama lain demi menjaga diri masing-masing dari penyebaran virus ini. Ibuku sangat memperhatikan anakanaknya agar tidak keluar rumah jika tidak terlalu penting. Aku sampai bosan sekali di rumah. TULILUT … TULILUT .... Ada pesan masuk di telepon genggamku.


30 “Tania besok ‘kan ulang tahunku. Kamu datang ya, aku mau merayakannya kecil-kecilan bersama sahabat kita,” pesan dari Fira. “Wah pasti seru, Tina. Kia juga kamu undang ‘kan?” tanyaku semangat. “Tentu saja, Tan. Hanya berempat saja pesta sederhana kok, sampai ketemu besok ya jam tiga sore,” jawab Fira. Sudah berbulan-bulan ribuan sekolah ditutup. Banyak siswa belajar secara daring di rumah. Ini membuatku dan teman-teman tidak pernah bertemu secara langsung. Ulang tahun Fira adalah kesempatan bisa bertemu dengan sahabatsahabatku setelah sekian lama. Namun, aku bingung minta izin kepada ibu karena pasti tidak mengizinkanku. “Ah sudahlah aku coba dulu meminta izin kepada Ibu. Mungkin saja ada keajaiban dan Ibu mengizinkanku pergi,” gumamku dalam hati. “Bu, besok Fira ulang tahun. Bolehkah Tania datang?” tanyaku.


31 “Tania, Virus Covid-19 belum sepenuhnya hilang, kita masih harus tetap di rumah dan mengurangi aktifitas di luar rumah. Kita lihat berita di televisi setiap harinya pemerintah selalu mengingatkan terhadap proteksi diri yang harus dilakukan selama di tengah situasi pandemi saat ini. Seperti menerapkan protokol kesehatan di berbagai fasilitas publik, mengeluarkan kebijakan mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar, menggunakan masker, dan masih banyak lagi langkah pemerintah yang dianjurkan untuk dipatuhi oleh masyarakat. Kita harus mematuhi pemerintah Tania,” ibu menerangkan. “Baiklah, Bu. Aku tidak akan datang,” jawabku dengan kecewa. “Tania dan teman-teman bisa merayakan ulang tahun secara virtual sama serunya sayang, Kesehatan pun tetap terjaga,” hibur ibu agar aku tidak kecewa. “Baiklah, Bu. Aku coba telepon teman-teman untuk menyampaikan ide, Ibu,” jawabku.


32 Aku pun menghubungi teman-temanku dan ternyata mereka setuju kami merayakan ulang tahun Fira secara virtual. Aku memahami bahwa menyadarkan setiap orang itu tidaklah mudah, tetapi aku bisa memulainya dari diri sendiri. Sehingga ketika orang sudah tahu dan menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan diri di tengah pandemi, maka akan banyak juga yang tersadar seperti aku. Itulah sepenggal ceritaku dan tetap selalu menjaga kesehatan bagi siapa pun yang membaca cerita ini.


33 SAKIT PERUT Oleh Aisyah Abhinaya. M Sore hari itu tampak dua orang anak sedang pergi ke restoran yang tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Lina dan Anggi berjalan kaki menuju restoran sambil mengobrol tak terasa 10 menit mereka telah sampai dan masuk ke dalam restoran. “Lin, kamu pesan apa?” tanya Anggi. “Hem … apa ya, enaknya? Ini saja deh ayam bakar,” jawab Lina. “Kalau begitu ini satu porsi buat kita berdua ya!” seru Anggi. “Oke, nasi sama ayam bakar 1 porsi sudah cukup buat berdua”, sahut Lina. “Oh ya, minumnya apa?” tanya Anggi lagi. “Jus alpukat,” jawab Lina “Mbak, ayam bakar komplit satu porsi ya, minumnya juz alpukat satu, lemon tea satu,” pesan Anggi kepada pramusaji.


34 “Baik, Mbak. Silakan ditunggu, ya,” jawab pramusaji. Sambil menunggu pesanan, mereka asyik berbincang tentang keseruan di sekolah. Datanglah seorang pramusaji mengantar hidangan ke meja nomor lima. “Pesanan ayam bakar, juz apukat, dan lemon tea, silakan menikmati,” kata pramusaji. “Terima kasih, Mbak,” jawab mereka berdua. “Wah … kelihatannya enak banget ini, Lin,” kata Anggi. “Iya, sudah tidak sabar aku menyantapnya,” jawab Lina. Mungkin karena lapar, mereka makan dengan lahap. Tak terasa Lina memakan sambal ayam bakar cukup banyak. “Lin, apa perutmu nanti tidak sakit sambal begitu banyaknya kamu makan?” tanya Anggi. “Aku suka makan pedas dan enggak enak rasanya kalau makan tidak pedas,” jawab Lina. Keseruan mereka bersama di restoran akhirnya berakhir juga. Makan bersama, canda


35 tawa bersama, cerita hal-hal menarik, semuanya selesai. Mereka pun kembali pulang ke rumah masing-masing. Pada malam hari perut Lina terasa sakit dan bolak-balik ke kamar mandi. “Aduh … kenapa perutku sakit, ya?” rintih Lina. “Apa gara-gara makan sambal terlalu banyak tadi, ya?” gerutu Lina. Lina khawatir terhadap kondisi tubuhnya karena terlalu banyak BAB dan segera membawa dirinya ke rumah sakit. Tidak lama setelah melakukan pendaftaran akhirnya Lina diperiksa oleh dokter Rena. Lina menceritakan semua keluhannya kepada dokter Rena. “Lambungnya Mbak terkena infeksi karena terlalu banyak makan pedas,” kata dokter Rena. “Lain kali dikurangi ya, Mbak makan pedasnya, makan sambal secukupnya, ini untuk kesehatan tubuh mbak,” dokter Rena menambahkan.


36 “Iya, Dok. Terima kasih saran dan nasihatnya,” jawab Lina. Keesokan harinya Lina bertemu dengan Anggi dan menceritakan semua kejadian setelah dari restoran itu. “Apa kubilang, jangan banyak-banyak makan sambal,” terang Anggi. “Iya deh lain kali tidak akan kuulangi lagi. Dokter juga sudah menasihatiku,” sahut Lina. Sejak saat itu Lina tidak berani makan sambal terlalu banyak. Dia tidak ingin kejadian itu terulang lagi. Maka dari itu dia sangat berhati-hati dalam makan agar tubuhnya tidak sakit.


37 TUBUHKU SEHAT Oleh Firsa Fahmi Idris Manusia merupakan makhluk sosial yang kehidupannya selalu berdampingan dan membutuhkan orang lain. Seperti kisah hidup keluarga pak Udin yang mempunyai istri dan dua orang anak. Istrinya bernama bu Siti sedangkan anak laki-lakinya bernama Agus dan anak perempuannya bernama Aminah. Pak Udin adalah seorang yang pekerja keras walaupun dia hanya seorang petani miskin, tetapi selalu rajin bekerja tanpa mengenal lelah demi menghidupi seluruh keluargnya. Pak Udin selalu mengajarkan kepada kedua anaknya akan pentingnya kerja keras tanpa melupakan kesehatan tubuh. Tubuh sehat dan kuat adalah pondasi utama agar tetap bisa beraktivitas. Hal yang selalu diajarkan Pak Udin kepada kedua anaknya adalah bagaimana cara menjaga kesehatan tubuh sejak dini.


38 "Anakku Agus dan Aminah, apa pun yang kalian lakukan dan di mana pun kalian berada harus tetap memperhatikan serta menjaga kesehatan tubuh kalian masing-masing, ya. Bapak tidak bisa mengawasi kalian setiap harinya," pesan pak Udin. "Iya, Pak. Dalam keadaan apa pun Agus akan selalu mengingat pesan Bapak," jawab Agus. "Aminah juga, Bapak," sahut Aminah. Pak Udin selalu menekankan pola hidup sehat, harus menjaga kesehatan tubuh, mengkonsumsi makanan sehat, dan bergizi serta berolah raga. Pak Udin tidak ingin seluruh keluarganya, baik istri maupun kedua anaknya terjangkit suatu penyakit. Pak Udin mengetahui pasti akibat yang akan menimpa keluarganya apabila menyepelekan kesehatan tubuh. “Kita benar-benar bisa terkena bermacammacam penyakit, misal diare, muntah-muntah jika tidak menjaga pola makan. Kita bisa terserang penyakit flu jika tidak menjaga kesehatan tangan, karena banyak kuman masuk terbawa tangan. Kita


39 akan terserang sakit gigi jika tidak menjaga kesehatan gigi, jarang menggosok gigi, mencuci mulut, dan kita akan sakit paru-paru atau sesak nafas apabila kita mengkonsumsi rokok,” beber Pak Udin. “Waduh Bapak begitu banyak bahaya penyakit yang ada di sekitar kita jika tidak bisa berhati-hati menjaga kesehatan tubuh,” sahut bu Siti. "Betul sekali, Bu. Makanya Bapak selalu mengingatkan anak-anak. Begitu banyak penyakit yang bisa menyerang tubuh kita jika tidak berhatihati menjaga kesehatan diri. "Upaya apa yang harus dilakukan, Pak?" tanya Aminah. "Kita harus selalu rajin mencuci tangan sehabis keluar rumah, membersihkan tubuh dengan cara mandi dua kali sehari, menggosok gigi dua kali sehari pada pagi hari setelah sarapan dan malam sebelum tidur, harus mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi, jangan mengkonsumsi rokok, dan rajin berolah raga,” jawab pak Udin.


Click to View FlipBook Version