The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Supernova, 2022-12-13 07:53:20

Kearifan Lokal Teknologi Tradisional

BUKU KEARIFAN
LOKAL
TEKNOLOGI
TRADISIONAL

KELOMPOK KEARIFAN
LOKAL TEKNOLOGI
TRADISIONAL XE10


Kearifan Lokal
Teknologi Tradisional

Disusun Oleh:
Kelompok Teknologi

Tradisional
XE10

SMA Negeri 5 Surakarta
2022/2023


Kata Pengantar

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji Syukur Kami Panjatkan Kepada Allah SWT. Karena Berkat

Rahmat Dan Hidayah-Nya Saya Dapat Menyelesaikan Buku Ini Yang
Berjudul “Kearifan Lokal Teknologi Tradisional”. Tak Lupa Syalawat
Serta Salam Kita Panjatkan Kepada Nabi Muhammad SAW, Kepada
Keluarganya Dan Para Sahabatnya.

Dalam Penyelesain Pembuatan Buku Ini Kami Mendapat Banyak
Bantuan Dari Berbagai Pihak. Oleh Karena Itu, Penulis Mengucapkan
Terima Kasih Kepada Bu Endang Suratiningsih . Selaku Guru
Pembimbing Pembelajaran Project Serta Rekan-Rekan Dan Pihak
Lain Yang Telah Membantu Dalam Proses Penyelesaian Tugas Ini
Semoga Allah SWT. Memberikan Balasan Yang Berlipat Ganda. Amin

Buku Yang Dikerjakan Oleh Kami Ini Bukanlah Karya Yang
Sempurna. Oleh Karena Itu Penulis Mengharapkan Kritik Dan Saran
Yang Bersifat Membangun Agar Penulis Dapat Lebih Baik Lagi Di
Kemudian Hari. Semoga Buku Ini Dapat Memberikan Banyak Manfaat
Bagi Penulis Sendiri Dan Bagi Pembacanya Terima Kasih.

Surakarata, 2022

Kelompok Teknologi Tradisional XE10

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional ii


Daftar Isi

Kata Pengantar …………………………………………………………………………... ii
Daftar Isi ……………..…………………………………………………………………..… iii
Pendahuluan …………………………………………………………………………..…. Iv
Kearifan Lokal Permainan Tradisional ………………………….….…………….. 1
Macam Macam Permainan Tradisional ………………………………………..… 3
A. kentongan………. …………………………………………………………………..……. 3
B. Canting……………………………………………………………………………………..… 6
C. Membajak Sawah Dengan Kerbau ……………………………………………… 9
D. Daun Lontar …………………………………………………………………………….. 11
E. Rakit Bambu …………………………………………………………………………….. 15
Daftar Pusaka ………..…………………………………..…………………………….. 37

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional iii


Pendahuluan

A. Pengertian

Kearifan Lokal Adalah Pandangan Hidup Suatu Masyarakat Di
Wilayah Tertentu Mengenai Lingkungan Alam Tempat Mereka
Tinggal. Pandangan Hidup Ini Biasanya Adalah Pandangan
Hidup Yang Sudah Berurat Akar Menjadi Kepercayaan Orang-
Orang Di Wilayah Tersebut Selama Puluhan Bahkan Ratusan
Tahun.

B. Ciri-Ciri

1. Bertahan Dari Gempuran Budaya Asing
2. Memiliki Kemampuan Mengakomodasi Budaya Yang

Berasal Dari Luar
3. Mampu Mengintegrasikan Budaya Asing Ke Dalam

Budaya Asli Di Indonesia
4. Mampu Mengendalikan Budaya Asing Yang Masuk
5. Memberi Arah Pada Perkembangan Budaya Di

Masyarakat

C. Fungsi

1. Konservasi Pelestarian Sumber Daya Alam Yang Ada
2. Menjadi Petuah, Kepercayaan, dan Pantangan
3. Menjadi Ciri Utama Sebuah Masyarakat

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional iv


D. Jenis-Jenis Kearifan Lokal

1. Kearifan Lokal Berwujud Nyata atau Tangible

Sesuai Dengan Namanya, Kearifan Lokal Berwujud Nyata Adalah
Kearifan Lokal Yang Bisa Kita Lihat Dan Sentuh Wujudnya. Kearifan
Lokal Dalam Bentuk Nyata Atau Tangible Ini Bisa Dilihat Dalam
Berbagai Bentuk, Baik Itu Dalam Bentuk Tekstual Seperti Tata Cara,
Aturan, Atau Sistem Nilai.

2. Kearifan Lokal yang Tidak Berwujud atau Intangible

Kebalikan Dari Kearifan Lokal Berwujud Yang Nyata Dan Bisa
Dilihat Serta Dirasakan, Kearifan Lokal Tidak Berwujud Atau
Intangible Ini Tidak Bisa Dilihat Wujudnya Secara Nyata.
Namun, Walaupun Tidak Terlihat, Kearifan Lokal Jenis Ini Bisa
Didengar Karena Disampaikan Secara Verbal Dari Orang Tua
Ke Anak, Dan Generasi Selanjutnya.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional v


Kearifan Lokal Teknologi
Tradisional:

Pengertian Kearifan Lokal Teknologi
Tradisional:

adalah teknologi dari peralatan hidup yang tidak
dipengaruhi oleh teknologi dari kebudayaan Eropa-
Amerika.

Menurut Harsojo, sistem teknologi yang dimaksud
adalah jumlah keseluruhan teknik yang dimiliki oleh
anggota masyarakat yang meliputi cara bertindak dan
berbuat dalam hubungannya dengan pengumpulan
bahan mentah dari lingkungannya. Bahan tersebut
dapat diproses menjadi alat untuk bekerja, alat untuk
menyimpan makanan atau pakaian, dan alat
transportasi serta kebutuhan lain yang berupa materi.
Adapun menurut J. J. Honigmann, teknologi adalah
mengenai "... segala tindakan baku dengan apa manusia
mengubah alam, termasuk badannya sendiri atau badan
orang lain ...." Dari definisi tersebut, Koentjaraningrat
mengemukakan bahwa teknologi adalah mengenai cara
manusia membuat, memakai, dan memelihara seluruh
peralatannya, bahkan mengenai cara manusia bertindak

Buku Kearifan Lokal Permainan Tradisional 1


dalam keseluruhan hidupnya. Teknologi lahir ketika
manusia mencari dan memenuhi kebutuhan sehari-hari,
ketika manusia meng organisasi kan masyarakat, serta
ketika manusia meng ekspresikan rasa keindahan dalam
membuat suatu karya seni

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 2


Macam-Macam Kearifan Lokal
Teknologi Tradisional:

Berikut Beberapa Contoh Kearifan Lokal Teknologi
Tradisional Yang Ada Di Indonesia, Di Antara :

A. Kentongan

1) Pengertian kentongan

kentongan adalah bunyi-bunyian yang berasal dari
bamboo atau kayu berongga,dibunyikan atau dipukul
untuk menyatakan tanda waktu atau tanda bahaya atau
mengumpulkan massa.Nama atau sebutan lain untuk
kentongan adalah thethekan[jawa],kulkul[bali] dan
jidor.

Umumnya,kentongan memiliki tingakt berdasarkan
bunyi yang dihasilkan dan ukuran.Ukuran diameternya
berkisar antara 40cm dan tinggi 1 sampai 2 meter.Yang
berbunyi paling keras dan berukuran paling besar

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 3


biasanya dipasang di balai desa.Kemudian kentongan
yang berukuran lebih kecil dipasang dikediaman kepala
desa/kampung dan yang lebih kecil lagi dirumah-rumah
warga.

2) kegunaan/manfaat kentongan

Berikut beberapa manfaat penggunaan kentongan
bagi masyarakat yang dapat kami ulas:

1.Memberi informasi akan terjadinya Bencana Alam

beberapa daerah menyepakati bahwa saat kentongan
dibunyikan irama tertentu memberikan tanda bahwa
bencana alam akan terjadi.Hal ini sekaligus sebagai
upaya antisipasi warga untuk mengevakuasi diri lebih
dini

2.Sarana untuk mengumpulkan warga dilokasi tertentu
pada zaman kerajaan,kentongan kerap digunakan para
pamong raja untuk mengumpulkan warga guna
mendengarkan perintah dari raja.saat ini kentongan
juga masih digunakan dengan tujuan yang sama yaitu
mengumpulkan warga untuk kerja bakti atau rapat
dilokasi yang ditentukan.

3.Pemberi tanda adanya tindak kriminal

Kentongan yang dibunyikan dengan irama tertentu juga
bisa menjadi alarm bagi warga bahwa telah terjadi
tindak kriminal di lingkungan mereka.Hal ini bertujuan
agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaanya
terhadap keamanan rumah masing-masing

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 4


3) Cara Menggunakan kentongan.
Cara memainkan kentongan adalah dengan
dipukul.Dalam hal irama pukulan
kentongan,masyarakat memiliki kesepakatan seperti
berikut:
1.Peristiwa kematian atau pembunuhan,kentongan
akan dipukul satu kali berturut-turut.
2.Dipukul dua kali berturut-turut diselingi jeda yang
bermakna adanya pencurian yang memasuki wilayah
tersebut.
3.Jika kentongan dipukul tiga kali berturut-turut dengan
cara diberi jeda antara tiga pukulan satu dengan tiga
pukulan lainnya diartikan telah terjadi rumah
kebakaran.
4.Jika ada peristiwa bencana alam,maka kentongan
dipukul empat kali berturut-turut.
5.Bunyi kentongan lima kali berturut-
turut[titir]menandakan telah terjadi pencurian.
6.Dan yang terakhir adalah bunyi dara muluk,yaitu satu
kali pukulan diselingi jeda kemudian sekitar 7 sampai 9
kali berturut-turut dan diakhiri dengan satu pukulan
penutup menandakan situasi dan kondisi wilayah
tersebut aman dan damai.

Buku Kearifan Lokal Permainan Tradisional 5


B. Canting

1) Pengertian Canting

Canting berasal dari Bahasa jawa yang artinya alat untuk
melukis batik tulis.

Canting adalah alat pokok dalam membatik yang
menentukan apakah hasil pekerjaan tersebut disebut
batik atau bukan batik.

Canting dipergunakan untuk menulis[melukis dengan
cairan malam]untuk membuat motif yang
diinginkan.Membatik dapat dikatakan sebagai
penerapan teknologi,karena proses melekatnya lilin
pada kain harus menggunakan canting.Batik juga
dikatakan seni karena gambar motifnya merupakan
ekspresi perasaan,keinginan,atau suasana hati seorang
pembatik.Pemilihan canting dalam membatik sangat
menentukan baik dan tidaknya motif batik yang
dihasilkan.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 6


Hal ini karena setiap titik dan garis pada batik memiliki
ukuran[canting]yang telah ditentukan.Sehingga dalam
motif batik tidak hanya menampilkan susunan warna-
warna yang indah, melainkan juga menampilkan garis
yang diwujudkan melalui bentuk motif-motifnya.

2) Kegunaan/manfaat canting

Canting dipakai untuk menuliskan pola batik dengan
cairan malam. Canting pada umumnya terbuat dari
bahan tembaga dengan gagang bambu, tetapi saat ini
canting untuk membatik mulai digantikan dengan
teflon.

3) Cara Menggunakan canting

Kain batik yang sering kita gunakan memerlukan proses
pembuatan yang tidak mudah dan dilakukan dengan
teliti serta telaten tahap demi tahap. Berikut setiap
tahap dalam menghasilkan kain batik yang indah dan
bernilai:

1. Nyungging. Merupakan tahap pembuatan pola di
atas kertas.

2. Njaplak. Proses pemindahan pola dari kertas ke kain.
3. Nglowong. Tahap melekatkan lilin dengan

menyesuaikannya pada pola yang telah dibuat.
4. Ngiseni. Proses memberikan ornamen-ornamen

seperti gambar bunga, tumbuhan, atau hewan.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 7


5. Nyolet. Merupakan proses mewarnai dengan kuas.
6. Mopok. Menutup bagian yang telah diwarnai dengan

malam atau lilin.
7. Nembok. Tahap untuk menutup bagian latar

belakang pola yang tidak diwarnai.
8. Ngelir. Proses pewarnaan kain dengan merendamnya

pada pewarna alami atau kimia secara menyeluruh.
9. Nglorod. Perendaman kain ke dalam air mendidih

untuk meluruhkan malam.
10. Ngrentesi. Merupakan proses memberikan titik

pada klowongan menggunakan canting dengan
jarum tipis.
11. Nyumri. Penutupan bagian tertentu dengan malam.
12. Nglorod. Merupakan tahap terakhir, tahap
meluruhkan dan melarutkan malam pada kain.
Dilakukan dengan memasukkan kain pada air
mendidih.
Setelah tahap-tahap atas selesai dilakukan, kain batik
dapat dikeringkan dengan cara diangin-anginkan.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 8


C.Membajak sawah dengan kerbau

1. Pengertian membajak sawah dengan kerbau

Kegiatan membajak sawah dengan kerbau adalah suatu
kegiatan yang dilakukan petani untuk menggemburkan
lahan pertanian sebelum masa bercocok tanam

Karena dengan membajak sawah menggunakan kerbau
dan bajak tradisional ini diyakini akan mampu
mempertahankan humus tanah dan menjaga kwalitas
dari padi yang dihasilkan, tekstur lumpur pun lebih halus
dan tidak tercemari oleh limpahan bahan bakar dan oli,

Petani juga mempekerjakan ternak, misalnya sapi dan
kerbau. Untuk mengolah lahan pertanian, para petani
menggunakan kerbau atau sapi untuk menarik bajak.
Sudah umum, bagi petani yang memiliki kebun dan
sawah luas, mereka memelihara sapi atau kerbau.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 7


Ternak itu bukan saja digunakan sebagai investasi untuk
dijual ketika mereka memerlukan uang banyak, yang
lebih penting adalah digunakan untuk mengolah lahan
pertaniannya. Dengan menggunakan tenaga sapi atau
kerbau, petani mampu mengolah sawah atau kebun
hingga beberapa hektar dalam waktu singkat.

2) Kegunaan/manfaat membajak sawah dengan
kerbau

Kegiatan membajak sawah menggunakan traktor
mempunyai banyak manfaat yaitu :

1. Pekerjaan selesai lebih cepat
2. Mudah digunakan dan praktis
3. Hasil tanah lebih baik
4. Mengurangi biaya produksi

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 10


D. Daun lontar

1) Pengertian Daun lontar
Lontar (dari bahasa Jawa: ron tal, "daun tal") adalah
daun siwalan atau tal (Borassus flabellifer atau palmyra)
yang dikeringkan dan dipakai sebagai bahan naskah dan
kerajinan. Artikel ini terutama membahas lontar sebagai
bahan naskah manuskrip.
Setiap lempir lontar yang akan ditulis, pada umumnya
diberi garis dahulu agar tulisan tetap rapi. Pembuatan
garis ini dilakukan dengan menggunakan alat yang
disebut panyipatan. Tali-tali kecil direntangkan pada
dua paku bambu. Lalu dibawahnya ditaruh lempir-
lempir lontar. Tali-tali ini lalu diberi tinta dan ditarik.
Rentangan tali yang ditarik tadi lalu terpental dan
mencipratkan tinta ke lempiran lontar sehingga
terbentuk garis-garis.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 11


Lontar yang sudah memiliki garis ditulis menggunakan
pisau tulis yang disebut pengropak atau pengutik dalam
bahasa Bali. Di Jawa Barat, dalam bahasa Sunda disebut
dengan istilah péso pangot. Sang penulis sebenarnya
mengukir aksara pada lempir-lempir lontar ini. Setelah
selesai ditulis sebuah lempir, umumnya pada kedua sisi,
maka lempir harus dihitamkan. Cara menghitamkan
dilakukan dengan menggunakan minyak kemiri yang
dibakar. Lalu minyak kemiri ini diusapkan pada lempir
dan ukiran aksara-aksara tadi jadi terlihat tajam karena
jelaga kemiri. Minyak kemiri sekaligus juga
menghilangkan tinta-tinta garisan. Lalu setiap lempir
dibersihkan dengan lap dan kadang kala diolesi dengan
minyak sereh supaya bersih dan tidak dimakan
serangga.

Lalu tumpukan lempir-lempir ini disatukan dengan
sebuah tali melalui lubang tengah dan diapit dengan
sepasang pengapit yang di Bali disebut sebagai cakepan.
Namun kadang kala lempir-lempir disimpan dalam
sebuah peti kecil yang disebut dengan nama kropak di
Bali (di Jawa kropak artinya adalah naskah lontar).

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 12


2) Kegunaan/manfaat daun lontar
daun lontar biasa di jadikan prasasti pada jaman dahulu.
Selain prasasti, daun lontar juga digunakan sebagai alat
komunikasi pada masa lalu. Daun lontar adalah daun
dari pohon siwalan yang dikeringkan. Daun lontar
dikenal juga sebagai daun pohon Nira. Daun lontar di
pakai untuk menulis naskah dan kerajinan.

Naskah dari lontar banyak ditemukan di Sunda, Jawa,
Bali, Madura, Lombok, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan
kerajinan dari lontar digunakan untuk bahan baku atap
rumah dan produk utama anyaman serta kipas.

3) Cara Menggunakan daun lontar
Cara menulis di atas daun lontar juga tidak bisa
sembarangan. Ada beberapa teknik yang digunakan,
seperti menuliskannya dengan pisau khusus yang
dinamakan pengrupak, kemudian digosok dengan
kemiri yang dibakar dari arah kanan ke kiri, sedikit
ditekan dengan jari, lalu dilap atau dibersihkan dengan
kain atau tisu. Begitu juga dengan posisi tangan yang
tidak boleh miring dan berada di atas bantalan kecil.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 13


Sebagai materi bahan tulis, naskah lontar mencakup
berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari naskah
suci, materi medis, astronomi, wiracarita, sampai
gambar-gambar untuk kisah pewayangan. Hingga saat
ini, daun lontar masih digunakan sebagai alat tulis di
Bali. Berbagai lokakarya naskah lontar Bali kuno pun
masih dilaksanakan sebagai upaya berkelanjutan untuk
merawat, memperkenalkan, serta menyebarluaskan
ilmu dan warisan dari masa lampau tersebut.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 14


E. Rakit bambu

1}Pengertian Rakit bambu

Rakit adalah susunan benda yang mengapung yang
datar untuk perjalanan di atas air; dan merupakan
rancangan perahu paling dasar, yang cirinya tak
memiliki lambung. Sebagai gantinya, rakit dijaga
mengapung menggunakan gabungan bahan ringan
seperti kayu, tong tertutup, maupun ruang air dipompa.
Rakit tradisional ataupun primitif dibuat dari kayu atau
buluh. Rakit modern juga menggunakan ponton, drum,
atau balok polistirena. Rakit pompaan menggunakan
susunan berlapis-lapis yang lebih elastis dan tahan lama.
Bergantung pada penggunaan dan ukurannya, rakit bisa
memiliki atap, tiang, maupun kemudi.
Rakit kayu digunakan oleh industri logging untuk
pengiriman gelondongan kayu, dengan mengikatkannya
ke rakit, dan menimbun atau menariknya di bawah
sungai, yang amat umum hingga pertengahan abad ke-
20, tetapi sekarang jarang digunakan.

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 15


Di beberapa sungai besar di Indonesia di mana jembatan
belum tersedia atau memiliki jarak akses yang jauh, rakit
digunakan untuk menyebrangkan orang dan kendaraan
bermotor.

Jenis-jenis rakit yang digunakan untuk wisata berakit
hampir seluruhnya perahu pompaan, dibuat dari bahan-
bahan yang fleksibel untuk digunakan di gerojokan

2)Manfaat Rakit Bambu
Rakit Bambu Mempunyai Beberapa Manfaat Yaitu:
1. Berlayar Antar Tempat
2. Lomba Berlayar
3. Kendaran Berlayar Parawisata

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 16


Daftar Pusaka

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Canting
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Lontar
https://amp.kompas.com/travel/read/2013/01/2
3/14371099/rakit-bambu-upaya-mengenalkan-
loksado
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kentungan
https://fr.m.wikipedia.org/wiki/Fichier:Kerbau_Pe
mbajak_Sawah.jpg

Buku Kearifan Lokal Teknologi Tradisional 17


LIFE IS LIKE RIDING
BICYCLE TO KEEP YOUR
BALANCE YOU MUST KEEP

MOVING
-ALBERT EINSTEN


Click to View FlipBook Version