The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Buku ini berisi tentang perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Sep Tia, 2020-12-22 02:21:16

Sejarah Indonesia

Buku ini berisi tentang perkembangan Kerajaan Islam di Indonesia.

Keywords: Sejarah,Kerajaan Islam,Samudera Pasai

SEJARAH
INDONESIA

KERAJAAN ISLAM
DI NUSANTARA

SABTIYA PRATIWI

BIOGRAFI PENULIS

BIOGRAFI

:Nama Sabtiya Pratiwi
: , 20 2001TTL Blora
Januari

Nim : 190210302019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
UNIVERSITAS JEMBER

KOMPETENSI INTI

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural ada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.

Sabtiya Pratiwi
Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Jember

KOMPETENSI DASAR

KD 3.8

Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat,
pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan kerajaan Islam di
Indonesia dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada

kehidupan masyarakat
Indonesia masa kini.

INDIKATOR

3.8.1. Menjelaskan perkembangan kerajaan-kerajaan zaman Islam di Indonesia
3.8.2. Menganalisis kehidupan sosial ekonomi masyarakat zaman perkembangan Kerajaan

kerajaan Islam di Indonesia
3.8.3 Menganalisis perkembangan hasil-hasil kebudayaan zaman Kerajan-kerajaan Islam
3.8.4. Menunjukkan bukti-bukti kehidupan dan hasil budaya Islam yang masih ada sampai

sekarang

Sabtiya Pratiwi
Program Studi Pendidikan Sejarah

Universitas Jember

KERAJAAN ISLAM DI
NUSANTARA

Bagaimana Perkembangan
Kerajaan Islam di Nusantara??

Sabtiya Pratiwi
Program Studi Pendidikan Sejarah

Universitas Jember

PAGE 01

KESULTANAN
SAMUDERA PASAI

Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan

Islam pertama dinusantara kemunculan

kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal

atau pertengahan abad ke-13 masehi sebagai

hasil dari proses Islamisasi daerah-daerah

pantai yang pernah disinggahi Pedagang

muslim. Kerajaan Samudra Pasai terletak di

lebih kurang 15 km di sebelah timur

Lhokseumawe, Nanggroe Aceh, dan tumbuh

diperkirakan antara tahun 1270 dan 1275.

Sultan pertama bernama Malikush Shaleh

(696H/1297 M). Nama Malikush Shaleh

sebagai sultan pertama kerajaan tersebut

diceritakan dalam sejarah Melayu dan Hikayat

raja-raja Pasai yang sebelumnya hanya

seorang kepala Gampong Samudera yang

bernama Merah Selu. Tumbuhnya Kesultanan

Samudera Pasai tidak dapat dipisahkan dari

letak geografisnya yang senantiasa

bersentuhan dengan pelayaran dan

perdagangan internasional melalui Selat

Malaka yang sudah ada sejak abad pertama

Masehi.

PAGE 02

KESULTANAN
SAMUDERA PASAI

Perkembangan jaringan pelayaran dan

perdagangan melalui Selat Malaka disebabkan

oleh upaya-upaya perkembangan kekuasaan di

Asia Barat di bawah Dinasti Umayyah (40 H/661

M-132 H/750 M), Asia Timur di bawah Dinasti

Tang ( 618- 907) dan Asia Tenggara di bawah

kerajaan Sriwijaya (Abad VII- XIV). Oleh karena

itu, sejak abad VII-IX di daerah pesisir Selat

Malaka dan Cina Selatan tumbuh komunitas

komunitas muslim akibat proses Islamisasi.

Situasi dan kondisi Kerajaan Sriwijaya yang sedang melemah karena perluasan kekuasaan
Kerajaan Singosari dari Jawa menyebabkan Kerajaan Sriwijaya tidak mampu melakukan
kontrol sejak awal abad XIII. Maka lambat laun muncul komunitas muslim dan tumbuh
Samudra Pasai sebagai kerajaan islam pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara.

PAGE 03

SULTAN SAMUDERA PASAI

Sultan-sultan yang pernah memerintah
Kesultanan Samudera Pasai sebagai berikut:
1. Sultan Malik as-Shaleh (696 H/1297 M);
2. Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326)

±3. Sultan Mahmud Malik Zahir ( 1346-1383);

4. Sultan ZainalAbidin Malik Zahir (1383-1405);
5. Sultanah Nahrisyah (1405-1412);
6. Abu Zain MalikZahir (1412);
7. Mahmud Malik Zahir (1513-1524).

Nama-nama Sultan tersebut telah disebutkan
di dalam sumber sejarah Melayu dan Hikayat
raja-raja Pasai dan juga tercantum pada mata
uang kecuali nama Sultan Malikush Shaleh
belum didekatkan pada mata uang emas atau
Dirham. Pada masa pemerintahan Sultan
Malikush Shaleh, Kesultanan Samudera Pasai
sudah mempunyai hubungan baik dengan
Cina hal tersebut diberitakan dalam sejarah
dinasti Yuan bahwa pada tahun 1280 duta
Cina tertemu dengan salah satu seorang
menteri Kerajaan Samudra di Quilon yang
meminta agar Raja Sumatera (Samudera)
mengirimkan Dutanya ke Cina. Akhirnya
Kesultanan Samudera Pasai mengirimkan
ditanya yang bernama Sulaiman dan
Syamsudin.

PAGE 04

"Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Malik Zahir
banyak kali agama yang berdatangan antara lain dari
Persia yang bernama Qadi Syafir Amir Sayid dari Shiraz

(Irak-ed), dan Tajuddin dari Isfahan (Irak-ed)."

Menurut Tome Pires, Kesultanan Samudera Pasai mencapai
puncaknya pada awal abad ke-16. Kesultanan itu mengalami
kemajuan diberbagai bidang kehidupan seperti politik, ekonomi,
pemerintahan, keagamaan, dan terutama ekonomi perdagangan.
Diceritakan pula bahwa Kesultanan Samudera Pasai selalu
mengadakan hubungan persahabatan dengan Malaka, bahkan
hubungan persahabatan itu diperkuat dengan perkawinan. Para
pedagang yang pernah mengunjungi Pasai berasal dari berbagai
negara seperti, Rumi, Turki, Arab, Persia (Iran), Gujarat, Keling,
Bengal, Melayu, Jawa, Siam, Kedah, dan Pegu.

PAGE 05

Diberitakan pula bahwa Kesultanan Samudera

Pasai telah menggunakan mata uang seperti Kerajaan Samudera Pasai mempunyaiperanan

uang kecil yang disebut ceitis, ada yang penting dalam penyebaran Islam di Asia

terbuat dari emas yang disebut dramas. Mata Tenggara. Malaka menjadi kerajaanyang

uang mah itu disebut dari serbukan emas dan bercorak Islam karena amat erat hubungannya

perak. Kesultanan Samudera Pasai dengan Kerajaan Samudera Pasai. Hubungan

menghasilkan komoditas perdagangan ekspor tersebut semakin erat dengan diadakannya

seperti lada, Sutra, dan kapur barus. Selain itu pernikahan antara putra-putri sultan dari Pasai

Kesultanan Samudera Pasai yaitu juga dan Malaka sehingga pada awal abad-15 atau

mendapatkan pajak dari barang-barang yang sekitar 1414 M tumbuhlah Kerajaan Islam

diekspor dan diimpor. Dalam bidang Malaka, yang dimulai dengan pemerintahan

keagamaan, Ibnu Batuta menjelaskan bahwa Parameswara. Selain itu, dalam berita Tome

Kesultanan Samudera Pasai juga dikunjungi Pires' menceritakan hubungan antara Pasai dan

oleh para ulama dari Persia, Suriah (Syria), dan Malaka terutama pada masa pemerintahan

Isfahan. Dalam catatan Ibnu Batuta disebutkan Saquem Darxa- yang dapat disamakan dengan

bahwa Sultan Samudera Pasai sangat taat nama Sultan Muhammad Iskandar Syah yaitu

terhadap agama Islam yang bermazhab Syafi’i. Raja kedua Malaka.

Sultan selalu dikelilingi oleh para ahli eologi

Islam.

PAGE 06

Dalam Hikayat Patani terdapat cerita tentang pengislaman Raja Patani yang bernama
Paya Tu Nakpa dilakukan oleh seorang dari Pasai yang bernama Syaikh Sa’id, karena berhasil
menyembuhkan Raja Patani. Setelah masuk Islam, raja berganti nama menjadi Sultan Isma’il
Syah Zill Allah fi al-Alam dan juga ketiga orang putra dan putrinya yaitu Sultan Mudaffar Syah,
Siti Aisyah, dan Sultan Mansyur. Pada masa pemerintahan Sultan Mudaffar Syah juga datang
lagi seorangnulama dari Pasai yang bernama Syaikh Safi’uddin yang atas perintah raja
ianmendirikan masjid untuk orang-orang Muslim di Patani. Demikian pula jenis nisan kubur
yang disebut Batu Aceh menjadi nisan kubur raja-raja di Patani, Malaka, dan Malaysia. Pada
umumnya nisan kubur tersebut berbentuk menyerupai nisan kubur Sultan Malik as-Shaleh dan
nisan-nisan kubur dari sebelum abad ke-17. Dilihat dari kesamaan jenis batu serta cara
penulisan dan huruf-huruf bahkan dengan cara pengisian ayat-ayat al-Qur’an dan nuansa
kesufiannya, jelas Samudera Pasai mempunyai peranan penting dalam persebaran Islam di
beberapa tempat di Asia Tenggara dan demikian pula di bidang perekonomian dan
perdagangan.

Namun, sejak Portugis menguasai Malaka pada 1511 dan meluaskan kekuasaannya, maka
Kerajaan Islam Samudera Pasai mulai dikuasai sejak 1521. Kemudian Kerajaan Aceh
Darussalam di bawah pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah lebih berhasil menguasai
Samudera Pasai. Kerajaan-kerajaan Islam yang terletak di pesisir seperti Aru, Pedir, dan
lainnya lambat laun berada di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Aceh Darussalam yang sejak
abad ke-16 makin mengalami perkembangan politik, ekonomi-perdagangan, kebudayaan dan
keagamaan.

PAGE 07

RAGKUMAN

Kerajaan Samudra Pasai terletak di lebihkurang 15 km di sebelah timur Lhokseumawe, Nanggroe
Aceh, dan tumbuh diperkirakan antara tahun 1270 dan 1275. Sultan pertama bernama Malikush Shaleh
(696 H/1297 M). Nama Malikush Shaleh sebagai sultan pertama kerajaan tersebut diceritakan dalam
sejarah Melayu dan Hikayat raja-raja Pasai yang sebelumnya hanya seorang kepala Gampong
Samudera yang bernama Merah Selu. Sultan-sultan yang pernah memerintah
Kesultanan Samudera Pasai sebagai berikut:
1. Sultan Malik as-Shaleh (696 H/1297 M);
2. Sultan Muhammad Malik Zahir (1297-1326)

±3. Sultan Mahmud Malik Zahir ( 1346-1383);

4. Sultan Zainal Abidin Malik Zahir (1383-1405);
5. Sultanah Nahrisyah (1405-1412);
6. Abu Zain Malik Zahir (1412);
7. Mahmud Malik Zahir (1513-1524).

Nama-nama Sultan tersebut telah disebutkan di dalam sumber sejarah Melayu dan Hikayat
raja-raja Pasai dan juga Tercantum pada mata uang kecuali nama Sultan Malikush Shaleh belum
didekatkan pada mata uang emas atau Dirham. Kesultanan Samudera Pasai telah menggunakan
mata uang seperti uang kecil yang disebut ceitis, ada yang terbuat dari emas yang disebut dramas.
Mata uang mah itu disebut dari serbukan emas dan perak. Kesultanan Samudera Pasai menghasilkan
komoditas perdagangan ekspor seperti Lada, Sutra, dan kapur barus. Selain itu Kesultanan
Samudera Pasai yaitu juga mendapatkan pajak dari barang-barang yang diekspor dan diimpor.
Kerajaan Samudera Pasai mempunyai peranan penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara.
Malaka menjadi kerajaan yang bercorak Islam karena amat erat hubungannya dengan Kerajaan
Samudera Pasai.

Namun, sejak Portugis menguasai Malaka pada 1511 dan meluaskan kekuasaannya, maka
Kerajaan Islam Samudera Pasai mulai dikuasai sejak 1521. Kemudian Kerajaan Aceh Darussalam di
bawah pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah lebih berhasil menguasai Samudera Pasai. Kerajaan-
kerajaan Islam yang terletak di pesisir seperti Aru, Pedir, dan lainnya lambat laun berada di bawah
kekuasaan Kerajaan Islam Aceh Darussalam yang sejak abad ke-16 makin mengalami perkembangan
politik, ekonomi-perdagangan, kebudayaan dan keagamaan.

PAGE 07

EVALUASI

Analisisislah perkembangan kesultanan Samudera Pasaidari berbagai bidang (Ekonomi, Sosial-Politik
dan Keagamaan) serta jelaskan sumber-sumber sejarah Kesultanan Samudera Pasai dan tunjukan
bukti-bukti peninggalanya yang sudah ada hingga saat ini !!

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Taufik. 2012. Indonesia dalam Arus Sejarah. Jilid III. Jakarta: PT Ichtiar Baru van Hoeve
bekerja sama dengan KementerianPendidikan dan Kebudayaan RI.
Kartodirdjo, Sartono.1987. Pengantar Sejarah Indonesia Baru 1500- 1900 dari Emporium sampai
Empirium. Jakarta: Gramedia

Poesponegoro, Marwati Djoened (dkk). 1994. Sejarah Nasional Indonesia Jilid III. Jakarta: Balai
Pustaka.

SEJARAH INDONESIA

kerajaan Islam Di Nusantara

SABTIYA PRATIWI

Universitas Jember

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH


Click to View FlipBook Version