Hitung
jenis leukosit
Andi Tenri Abeng Darmawangsya
Pokok pembahasan 04 cara mewarnai sediaan
01 tujuan dari pemeriksaan apusan darah tepi
hitung jenis leukosit
02 jenis – jenis leukosit 05 prosedur pemeriksaan hitung
jenis leukosit
03 cara membuat sediaan apusan 06 faktor yang mempengaruhi
darah tepi pemeriksaan hitung jenis leukosit
Hitung jenis leukosit
● Hitung jenis leukosit merupakan pemeriksaan yang dilakukan
dengan menghitung leukosit berdasarkan ciri morfologi tiap jenis
leukosit di sediaan apus darah tepi (SADT)
● Ciri morfologi jenis leukosit didasarkan pada ukuran sel, bentuk inti
sel, kromatin, dan sitoplasma serta unsur yang terdapat didalam
sitoplasma.
● Hitung jenis leukosit biasanya dilakukan dalam 100 sel leukosit
dan dilaporkan dalam bentuk persentase. Selain itu, hitung jenis
leukosit dapat juga dilaporkan sebagai nilai absolut.
Hitung jenis leukosit
● Penghitungan jenis leukosit dapat dilakukan secara
mikroskopik, yaitu dengan mengenali dan menghitung jenis
sel leukosit menggunakan mikroskop.
● Selain itu penghitungan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan alat otomatisasi (Hematology Analyzer). Jenis
sel leukosit yang dilakukan hitung jenis adalah basophil,
eosinophil, neutrophil batang, neutrophil segmen, limfosit
dan monosit
01 Tujuan
pemeriksaan
Tujuan Pemeriksaan Hitung Jenis Leukosit
01 02 03
Untuk dapat Mengetahui jenis Mendiagnosa masalah
membedakan leukosit yang kesehatan dari jenis
berbagai jenis menyebabkan leukosit yang
meningkat
leukosit kenaikan jumlah
leukosit
02 Jenis leukosit
Morfologi leukosit
Jenis Leukosit Gambar Hasil Pewarnaan
Basofil
Eosinofil Sitoplasma berwarna ungu lavender, nucleus
biru muda sampai biru tua keunguan, granula
Neutrofil batang biru tua dan menutupi inti
Inti sel memiliki 2–3 lobus yang dihubungkan
dengan benang filamen, sitoplasma dipenuhi
dengan granula besar dan berwarna jingga
Sitoplasma merah muda, inti sel tidak
bersegmen melainkan hanya memiliki 1 lobus
dengan batang mempunyai lekukan melebihi
setengah diameter inti sel.
Morfologi leukosit
Jenis Leukosit Gambar Hasil Pewarnaan
Neutrofil segmen
Memiliki inti satu dengan 2 – 5 lobus, didalam
Limfosit sitoplasmanya terdapat granula halus dalam
Monosit jumlah banyak berwarna ungu muda
Nukleus bulat dengan kromatin padat
berwarna biru-ungu tua, mengisi sebagian
besar sel dan hanya sedikit bagian
sitoplasma
Inti tidak beraturan, sitoplasma berwarna
keabu-abuan, terdapat vakuola dan
pseudopodia.
03 Cara Membuat
Sediaan ADT
Alat dan bahan
Darah edta/kapiler Kaca objek spreader
Darah vena dan kapiler Syarat mutlak kaca Bila tidak ada spreader
dapat digunakan, jika objek untuk membuat dapat menggunakan
menggunakan darah
vena, maka pembuatan ADT adalah bersih, kaca objek. Bagian tepi
kering dan jernih. spreader harus diusap
sediaan ADT harus Perhatikan lemak
dilakukan sebelum 1 jam dan detergen yang secara hati-hati
sejak sampel ditampung dapat menyebabkan sebelum atau setelah
apusan berlubang –
dan disimpan di suhu digunakan, dan
18-25oC lubang. selama bagian tepi
tidak rusak spreader
dapat digunakan
Cara Membuat Sediaan ADT
1. Letakkan satu tetes kecil darah, ± 2-3 mm
dari ujung kaca objek
2. Letakkan spreader dengan sudut 30-45
derajat kaca objek didepan tetes darah
3. Tarik spreader ke belakang sehingga
menyentuh tetes darah, tunggu sampai
darah menyebar pada sudut tersebut.
4. Segera dorong spreader ke depan dengan
cepat dan tekanan yang cukup. Biarkan
hapusan mengering di udara. Tuliskan
identitas pasien pada bagian tebal
hapusan dengan pensil
Morfologi Apusan Darah Tepi
Kepala
Bagian tempat darah
diteteskan sebelum dilakukan
apusan
Badan
Bagian yang berada
diantara kepala dengan ekor
ekor
Bagian ujung preparat
atau akhir apusan
Daerah Baca Apusan Darah Tepi
Daerah baca apusan darah tepi berada pada daerah
monolayer dikarenakan sel sel darah tidak bertumpuk
Apusan Darah Tepi Yang Baik Secara Visual
● Ketebalannya gradual, paling tebal di daerah kepala, makin
menipis ke arah ekor.
● Apusan tidak melampaui atau menyentuh pinggir kaca objek
● Tidak bergelombang atau terputus-putus
● Tidak berlubang-lubang
● Bagian ekornya tidak membentuk “bendera robek”
● Panjang apusan kira-kira 23⁄ Panjang kaca objek
Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak Diperiksa
No Sebab Akibat
1 Pemeriksaan ditunda setelah Distorsi atau kerusakan sel – sel
sampel berhasil diambil darah
Lambat melakukan apusan Terjadi disproporsi sel-sel yang
2 setelah darah diteteskan pada kaca berukuran besar seperti monosit dan
objek neutrophil pada “feather edge”
3 Kaca Objek Kotor Bintik – bintik pada apusan
Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak Diperiksa
No Sebab Akibat
4 Tetesan terlalu banyak atau Apusan terlalu tebal dan Panjang , atau
terlalu sedikit terlalu tipis dan pendek
5 Sudut geseran terlalu besar Bila sudut terlalu besar, maka apusan
atau terlalu kecil terlalu tebal, dan bila sudut terlalu kecil,
maka apusan menjadi terlalu panjang
6 Geseran terlalu lambat
Penyebaran sel tidak baik
Sebab Akibat Apusan Darah Tepi Tidak Layak Diperiksa
No Sebab Akibat
7 Tekanan spreader pada kaca Tekanan yang terlalu kuat menyebabkan
objek tidak akurat apusan terlalu tipis
8 Kelembapan ruang Kelembapan yang tinggi menyebabkan
apusan lama menjadi kering.
Pengeringan yang lama mengakibatkan
eritrosit rusak
04 Cara Mewarnai
Sediaan ADT
Pewarnaan SADT
Pewarnaan yang dipakai untuk evaluasi SADT yaitu pewarnaan
dengan prinsip Romanowsky seperti Wright, Giemsa, May Grunwald-
Giemsa, Jenner, dan Leishman. Dasar dari pewarnaan Romanowsky
adalah penggunaan dua zat warna yang berbeda, yaitu Azure B
(Trimetiltionin) yang bersifat basa dan Eosin Y (Tetrabromofluorescein)
yang bersifat asam. Azure B akan mewarnai komponen sel yang bersifat
asam seperti kromatin, DNA dan RNA, sedangkan Eosin Y akan mewarnai
komponen sel yang bersifat basa seperti granula eosinophil dan
hemoglobin. Ikatan Eosin Y pada Azure B yang beragregasi dapat
menimbulkan warna ungu dan keadaan ini dikenal sebagai efek
Romanowsky Giemsa
Pewarnaan wright
1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan
2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau menggenangi
selama 5 menit
3. Genangi SADT dengan zat warna Wright, biarkan selama 10 menit.
4. Tambahkan Buffer pH 7 dalam jumlah yang sama dengan zat warna.
Usahakan agar buffer tercampur rata dengan zat warna. Biarkan selama
10 menit.
5. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat kemudian
lebih kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna.
6. Letakkan SADT dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
Pewarnaan Giemsa
1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan
2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau
menggenangi selama 5 menit
3. Genangi zat warna giemsa yang sudah diencerkan dengan buffer
1:9 (1 ml giemsa : 9 ml buffer) selama 30 menit atau 1:3 (1 ml
giemsa : 3 ml buffer) selama 15 menit
4. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat
kemudian ebih kuat dengan tujuan menghilangkan semua
kelebihan zat warna. Letakkan SADT dalam rak dalam posisi tegak
dan biarkan mengering.
Pewarnaan May Grunwald - Giemsa
1. Letakkan preparat pada rak pewarnaan
2. Fiksasi preparat dengan Metanol dengan mencelupkan atau
menggenangi selama 5 menit
3. Genangi SADT dengan zat warna May Grunwald yang sudah diencerkan
dengan buffer pH 6,4 dengan perbandingan 1:1 selama 2 menit
4. Bilas dengan air mengalir
5. Genangi dengan larutan giemsa 5% (larutan giemsa 1 ml + buffer pH 6,4
19 ml) biarkan selama 30 menit
6. Bilas dengan air mengalir, mula – mula dengan aliran lambat kemudian
lebih kuat dengan tujuan menghilangkan semua kelebihan zat warna.
Letakkan SADT dalam rak dalam posisi tegak dan biarkan mengering.
Prosedur Pemeriksaan
05 Hitung Jenis Leukosit
Penilaian Jenis Leukosit
Cara Membaca SADT
Bagian SADT
Morfologi Sel Darah
Perhitungan Jenis Leukosit
Hitung jenis leukosit dapat dilaporkan dalam bentuk persentase dari tiap jenis leukosit dan
dalam nilai absolut. Pelaporan hasil dalam bentuk persentase, dapat dilakukan
menggunakan differential counter atau dapat ditulis menggunakan tabel.
Perhitungan Jenis Leukosit
Hasil dilaporkan sebagai berikut : Selain persentase, hitung jenis leukosit
• Basofil : 1 % (0-1%) juga dapat dilaporkan dalam bentuk nilai
• Eosinofil : 3 % (1-3%) absolut. Perhitungannya adalah sebagai
• Neutrofil Batang : 5 % (2-6%) berikut :
• Neutrofil Segmen : 54 % (50-70%)
• Limfosit : 31 % (20- 40%) Hitung Jenis Leukosit Absolut :
• Monosit : 6 % (2-8%)
ℎ
100
Perhitungan Jenis Leukosit
Contoh : Nilai normal jenis leukosit absolut :
● Hasil hitung jenis sel neutrophil • Basofil : 0 – 50 sel/mm3
• Eosinofil : 40 – 300 sel/mm3
segmen : 54% • Neutrofil Stab : 80 – 600 sel/mm3
● Hitung jumlah leukosit : 6000 • Neutrofil Segmen : 2000 – 7000
sel/mm3
sel/mm3 • Limfosit : 800 – 4000 sel/mm3
Hitung Neutrofil Segmen Absolut : • Monosit : 80 – 800 sel/mm3
ℎ
100
54 6000
100
324.000 = 3240 / 3
100
06 Faktor yang
memengaruhi
1. Pengumpulan Sampel Darah
● Rasio antara darah dan antikoagulan harus sesuai
● Jika menggunakan darah kapiler, pastikan kerusakan jaringan
minimal karena akan memengaruhi distribusi sel
● Stabilitas sampel darah tidak lebih dari 1 jam karena dapat
mengakibatkan perubahan pada morfologi sel leukosit sehingga
sulit teridentifikasi
● Homogenisasi dapat memengaruhi distribusi maupun jumlah
leukosit di SADT
2. Pembuatan SADT
● Sudut spreader saat mendorong dan kecepatan menggeser
menentukan hasil akhir apusan darah
● Viskositas darah dapat memengaruhi panjang SADT dan area hitung
● Kelembaban udara yang tinggi menyebabkan proses pengeringan
SADT tdk terlalu baik akibatnya dapat timbul zona pucat dibagian
tengah sel sehingga akan mempersulit pengamatan pada sel eritrosit
hipokrom
● Slide yang terlalu tipis atau penggunaan spreader dengan bagian tepi
kasar dapat memengaruhi sebaran leukosit yang terakumulasi
dibagian ekor SADT
3. Fiksasi
● Proses fiksasi yang tidak baik dapat membuat tampilan sel darah
tidak sesuai dan gambaran eritrosit menjadi krenasi (burr cell)
● Fiksasi yang dilakukan sebelum SADT kering, komponen didalam
inti sel akan keluar ke sitoplasma
● Fiksasi dengan konsentrasi metanol yang tidak sesuai, dengan
kandungan air yang lebih banyak, akan menghasilkan morfologi
eritrosit yang terlihat seperti hipokrom
● Penundaan proses fiksasi dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan perubahan karakteristik zat warna yang terlihat
pada SADT
4. Pewarnaan SADT
● Baik atau buruknya kualitas pewarnaan SADT sangat dipengaruhi oleh
konsentrasi zat warna dan berapa lama zat warna kontak dengan
SADT
● Pewarnaan harus menggunakan pH larutan yang sesuai, jika pH
larutan terlalu rendah komponen sel basofil tidak akan terwarnai
dengan baik. Selain itu warna leukosit secara keseluruhan menjadi
pucat. Jika pH larutan terlalu tinggi, zat warna dasar yaitu Azure B yang
berwarna biru akan diserap berlebih oleh sel akibatnya sitoplasma sel
akan terlihat kebiruan menyerupai sel leukosit abnormal seperti
granulasi toksik pada sel neutrofil
● Zat warna yang tidak disaring dapat menimbulkan endapan pada SADT
yang akan mengganggu proses penghitungan
5. Penghitungan SADT
● Area baca/lapang pandang dapat memengaruhi tampilan sel
leukosit
● Bagian kepala SADT harus dihindari sebagai area hitung jenis
leukosit maupun pengamatan morfologi, karena warna sel
menjadi dua kali lipat lebih pekat dibandingkan bagian ekor
SADT
● Penyebaran sel leukosit dapat menjadi faktor inakurasi hitung
jenis leukosit
● Sel neutrophil umumnya berada dibagian ekor SDAT,sedangkan
sel limfosit lebih banyak berada dibagian badan SADT
6. Keterampilan Petugas
Selain faktor mekanik, keterampilan petugas
laboratorium dalam mengenali jenis sel leukosit merupakan
faktor penting pada hitung jenis leukosit metode manual.
Petugas laboratorium yang tidak professional dan
berpengalaman dapat salah dalam mengidentifikasi jenis sel
leukosit. Sebagai contoh, sel monosit dapat sulit dibedakan
dari sel limfosit besar
Thank
you