The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by ni komang purnamawati, 2023-06-07 22:27:34

BAHAN AJAR MATERI TEKS PUISI

BAHAN AJAR MATERI TEKS PUISI

LEMBAR PENGESAHAN Bahan ajar ini disahkan oleh: 1. Bapak Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Kediri Mengetahui Kediri, 14 Nopember 2022 Kepala SMP N 1 Kediri Penulis I Made Suardika,S.Pd Ni Nyoman Purnamawati,S.Pd NIP. 19661213 198803 1 011 NIP. -


A. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kopetensi 3.8 Menelaah unsur-unsur pembangun teks puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca. 4.8 Menyajikan gagasan, perasaan, dan pendapat dalam bentuk teks puisi secara tulis/lisan dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi. 3.8.1 Menelaah unsur-unsur pembangunteks puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca. (C4) 3.8.2 Menyimpulkan unsur-unsur pembangun puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca. (C4) 4.8.1 Merancang langkah-langkah menulis puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi. (P5) 4.8.2 Membuat teks puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi. (P5) C. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1 1.Melalui pendekatan saintifik dan model problem based learning, peserta didik dapat menelaah unsur-unsur pembangun puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca dengan tepat, disiplin, dan bertanggungjawab. 2.Melalui pendekatan saintifik dan model problem based learning, peserta didik dapat menyimpulkan unsur-unsur pembangun puisi (perjuangan, lingkungan hidup, kondisi sosial, dan lain-lain) yang diperdengarkan atau dibaca dengan tepat, disiplin, dan bertanggungjawab. Pertemuan 2 1. Melalui pendekatan saintifik dan model problem based learning, peserta didik dapat merancang langkah-langkah menulis puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi dengan tepat, disiplin, dan bertanggungjawab. 2. Melalui pendekatan saintifik dan model problem based learning, peserta didik dapat membuat puisi dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun puisi dengan tepat, disiplin, dan bertanggungjawab


B. Uraian Materi Unsur-unsur Pembangun Puisi Menurut Waluyo (dalam Rakhamansyah, 2014:13), unsur pembangun puisi terdiri dari unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik adalah unsur yang secara fisik tampak dapat dilihat, seperti rima, gaya bahasa, imaji, diksi, struktur, dan perwajahan. Rima, gaya bahasa, imaji, dan diksi tampak melalui kata atau frase yang digunakan dalam puisi. Perwajahan puisi tampak melalui bentuk penyajian puisi. Unsur batin adalah unsur yang ada dalam batin puisi, yaitu berupa tema, feeling (perasaan), nada, dan amanat. Unsur fisik dan unsur batin tersebut saling berkaitan. Pembaca bisa menemukan unsur batin puisi setelah memahami makna dalam setiap diksi, gaya bahasa, atau perwajahannya. 1. Unsur Fisik Puisi A. Rima (Persajakan) Rima atau persajakan merupakan perulangan bunyi yang sama dalam puisi. Pengertianini dapat diperluas sehingga persajakan dapat diartikan sebagai kesamaan dan atau kemiripan bunyi tertentu dalam dua kata atau lebih, baik yang berada di akhir kata, maupun yang berupa perulangan bunyi-bunyi yang sama yang disusun pada jarak atau rentangan tertentu secara teratur. Berdasarkan pengertian tersebut, persajakan dalampuisi pun dapat diklasifikasikan. Contoh. Dari mana hendak kemana Dari sawah hendak ke rumah Dari mana kita berkelana Dari rumah menuju dunia. Dilihat dari segi bunyi itu sendiri dikenal adanya sajak sempurna, sajak paruh, sajak mutlak, aliterasi dan asonansi; dari posisi kata yang mengandung dikenal adanya sajak awal, sajak tengah (sajak dalam), dan sajak akhir; dan dari segi hubungan antar baris dalam tiap bait dikenal adanya sajak merata (terus), sajak berselang, sajak berangkai, dan sajak berpeluk. Sajak sempurna muncul apabila seluruh suku akhirnya berirama sama, contoh: peti – hati. Sajak paruh muncul apabila sebagian atau separuh suku akhirnya berirama sama, contoh: gunung – pelindung. Sajak mutlak muncul apabila beberapa kata persis sebunyi, contoh jua-jua.


B. Diksi Diksi merupakan pemilihan kata yang dilakukan oleh penyair untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan-perasaan. Fungsi diksi dalam puisi merupakan sarana yang menghubungkan pembaca dengan gagasan penyair dan dunia intuisi penyair, menciptakan kesan hidup dalam puisi. Diksi dalam puisi menjadi ciri khas penyair. Bahasa puisi bersifat konotatif dan estetis. Untuk memahami puisi, pembaca harus memahami makna diksi ini. Diksi erat kaitannya dengan penggunaan kata denotatif dan konotatif. Istilah konotatif dan denotatif digunakan dalam banyak hal, terutama dalam ilmu bahasa. Konotasi adalah sebuah kata yang mengandung makna kias atau bukan kata sebenarnya. Sementara, denotasi adalah sebuah kata yang memiliki arti yang sebenarnya dan apa adanya seperti yang sehari-hari kita gunakan. Perhatikan penggalan puisi berikut ini! Hujan Bulan Juni Oleh Sapardi Djoko Darmono tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakan titik rindunya kepada pohon berbunga itu Kata hujan memiliki makna konotasi yaitu perbuatan baik sedangkan makna denotasinya air yang turun dari langit. Kata titik bermakna sesuatu yang kecil tetapi banyak (konotasi) sedangkan denotasinya titik percikan air. C. Gaya Bahasa Salah satu keindahan puisi terletak pada gaya bahasanya. Gaya bahasa yang sering muncul dalam puisi antara lain simile, metafora, metonimi, sinekdok, personifikasi, repetisi, pertanyaan retoris, dan ironi a. Simile, yaitu membandingkan satu hal dengan hal lain dengan kata-kata pembanding, yaitu seperti, bagai, laksana, semisal, seumpama, sepantun, sebagai,serupa,bak,dan sebagainya. Bentuk pembandingannya eksplisit. b. Metafora, yaitu menyatakan sesuatu sebagai hal yang sebanding dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama. Bentuk pembandingannya implisit. c. Metonimi, yaitu pemanfaatan ciri atau sifat suatu hal yang erat hubungannya.


d. Sinekdok, yaitu bahasa viguratif yang menyebutkan suatu bagian penting dari suatu benda atau hal itu sendiri. pars prototo (penyebutan sebagian dari suatu hal untuk menyebutkan keseluruhan) dan totum pro parte (penyebutan keseluruhan dari suatu benda atau hal untuk sebagiannya). e. Personifikasi, yaitu mempersamakan sesuatu benda dengan manusia. f. Repetisi berfungsi sebagai penekan dan melukiskan keadaan atau peristiwa yang terjadi secara terus menerus. g. Pertanyaan retoris, merupakan sarana retorik berbentuk pertanyaan yang tanpa perlu dijawab karena jawabannya sudah tersirat dalam jalinan konteks yang tersedia atau jawabannya diserahkan sepenuhnya kepada pembaca atau pendengar. h. Ironi, merupakan bentuk pengucapan kata-kata yang bertentangan dengan maksud sebenarnya, dan biasanya dimaksudkan untuk menyindiri atau mengejek. Perhatikan puisi-puisi berikut untuk memahami gaya bahasa tersebut! Matahari merangkak ke langit Sinarnya menyentil yang lelap Gegas bangun dan kejar mimpi Sebelum gelap datang menghampiri Matahari menatap dari sana Membakar semangat juga tekad Agar haraptidak lekas padam Kejar cita jangan cepat redam Puisi di atas memiliki banyak sekali personifikasi yang dikembangkan dari kata matahari dan disandingkan dengan dengan kata kerja merangkak, menyentil, menatap dan membakar. Dalam hal ini matahari digambarkan seperti benda hidup. D. Imaji Citraan merupakan rangkaian kata yang mampu menggugah pengalaman keindraan (membentuk gambaran angan-angan). Gambar yang muncul dalam angan-angan disebut citra (imaji). Sesuatu itu tergambar dengan sarana indra. Karena itu, jenis citraan sellau dikaitkan dengan indra ini. Berikut ini enam jenis citraan dalam puisi.


a. Citraan visual (visual imagery), yaitu citraan yang berhubungan dengan indera penglihatan, contoh kata daun, pohon, langit, pelangi, dan sebagainya. b. Citraan auditif (auditory imagery), yaitu citraan yang berhubungan dengan indera pendengaran, misalnya kata ritmis, gemericik, denting, dan sebagainya. c. Citraan kinestetik/gerak (kinaesthetic/movement imagery), yaitu citraan yang berhubungan dengan indera gerak, misalnya kata melompat, berlari, beranjak, dan sebagainya. d. Citraan peraba (thermal imagery), yaitu citraan yang berhubungan dengan indera peraba, misalnya kata prasasti, stupa, dan sebagainya. e. Citraan penciuman, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera penciuman, misalnya kata aroma, bangkai, melati, dan sebagainya. f. Citraan pencecapan, yaitu citraan yang berhubungan dengan indera pencecapan, misalnya kata getir, pahit, manis, dansebagainya. E. Perwajahan/tipografi Perwajahan merupakan bagian dari wujud visual puisi. Hal ini terkait dengan pengaturan bait dan baris dalam puisi. Ada puisi yang terdiri dari beberapa bait dengan jumlah baris yang sama. Ada puisi yang hanya terdiri dari satu bait yang sangat panjang. Ada juga puisi yang hanya terdiri dari satu bait yang sangat pendek. Selain itu, perwajahan juga dapat dikaitkan dengan tipografi atau bentuk puisi. Ada banyak puisi yang memiliki tipografi yang biasa dengan pengaturan bait dan baris yang teratur, tetapi ada juga puisi dengan bentuk yang menyerupai sebuah benda. F. Kata Konkret Kata konkret merupakan kata yang memungkinkan terjadinya imaji. Kata konkret bersifat imajinatif sehingga memunculkan imaji, biasanya berhubungan dengan kata kiasan atau lambang.


2. Unsur Batin Puisi Unsur batin puisi puisimerupakan pikiran perasaan yang diungkapkan penyairnya. Unsurbatin ini merupakan makna yang ingin disampaikan penyair dalam puisinya. Makna puisi ini tersurat di balik unsur fisiknya. I.A.Richards (melalui Waluyo, 1995:180-181) menyebutkan makna atau stuktur batin puisi itu ada empat yaitu tema (sense), perasaan penyair(feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone), amanat (intention). Keempat haltersebut akan dibahas sebagai berikut. A. Tema (Sense). Tema merupakan gagasan pokok atau subject matter yang dikemukakan penyair. Pokok pikiran itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama penyampaian puisinya. Jika desakan yang kuat itu berupa hubungan penyair dengan Tuhan, maka puisinya bertema ketuhanan. Jika desakan yang kuat itu berhubungan dengan sisi-sisi kemanusiaan, maka puisi bertema kemanusiaan. Jika desakan yang kuat itu berupa dorongan memprotes ketidakadilan, maka puisinya bertema protes atau kritik sosial. Jika desakan yang kuat itu berupa perasaan cinta pada seseorang atau sesuatu, maka puisinya bertema cinta. B. Perasaan (Feeling). Perasaan (feeling) merupakan sikap penyair terhadap pokok persoalan yang ditampilkannya. Perasaan penyair dalam puisinya dapat diketahui melalui ungkapan-ungkapan yang digunakan dalam puisinya. Ketika menulis puisi, penyair mengekspresikan suasana hati penyair sehingga dapat dihayati pembaca. C. Nada (Tone). Nada dalam puisi dapat diketahui dengan memahami apa yang tersurat. Nada berhubungan dengan suasana karena nada menimbulkan suasana tertentu pada pembacanya. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca (sikap pembaca) setelah membaca puisi atau akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca. Sebagai contoh, puisi yang bernada duka menimbulkan suasana iba hati pada pembaca, nada khusuk bisa menimbulkan suasana khusuk. D. Amanat (Intention). Amanat yaitu pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca. Meskipun penyair tidak secara khusus dan sengaja mencantumkan amanat dalam puisinya, amanat tersirat


di balik kata dan tema yang diungkapkan penyair. Menyimpulkan Makna Puisi Teks puisi bermaksud menyampaikan pesan tertentu kepada pembaca. Untuk memahami pesan tersebut, puisi harus dibaca secara keseluruhan untuk kemudian dimaknai. Pemaknaan puisi dilakukan dengan menentukan kesatuan unsur pembangun puisi, baik struktur lahir maupun struktur batin. Hal ini disebabkan setiap larik atau rangkaian kata dalam puisi menyiratkan maksud tertentu yang bersifat konotatif. Melalui pemaknaan puisi, pembaca dapat menyimpulkan isi puisi tersebut. Secara lebih lengkap, pembaca dapat melakukan langkah berikut untuk menyimpulkan isi puisi. 1. Mengindentifikasi kesatuan unsur dan hubungan antarunsur puisi. 2. Menentukan kata kunci pada setiap larik dan bait puisi. 3. Memarafrasekan kata-kata kunci. 4. Menyimpulkan isi puisi berdasarkan parafrasa tersebut. Menyajikan Puisi Kamu telah mendengar dan membaca banyak puisi. Tentu kamu juag tertarik untuk menulis puisi, bukan? Apakah kamu paham tentang menulis puisi? Menulis puisi harus berawal dari sebuah gagasan atau perasaan. Untuk memunculkan gagasan itu, kamu dapat mencaricarinya dari perjalan hidupmu ataupun sesuatu yang tengah terasa atau dipikirkan. Dalam materi ini kita akan membahas tentang cara menyajikan puisi yaitu: a. menulis puisi Menulis puisi adalah suatu keterampilan berbahasa dalam menuangkan ide, gagasan, dan pikirannya dalam bentuk bahasa tulis dengan memerhatikan keterikatan pada unsur-unsur puisi. Menulis puisi juga merupakan kegiatan produktif yang menghasilkan karya sastra. Menulis adalahkemampuanseseorangdalammelukiskanlambanggrafisyangdimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut.Jadi, dapat dilihat bahwa tujuan dari menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi,karena dalam pengertian tersebut muncul satu kesan adanya pengiriman dan penerimaan pesan (Adri Wicaksono dalam http://andriew.blogspot.com/2011/07/teori- menulis-puisi.html).


b. langkah-langkah menulis puisi Mungkin banyak yang berpikiran bahwa sepertinya membuat puisi itu mudah, namun pada nyatanya banyak yang harus diperhatikan agar puisi itu sendiri menarik saat dibaca dan mudah dipahami oleh pembaca. Lalu, bagaimana cara membuat puisi yang baik dan benar? Langkahlangkah yang perlu kamu perhatikan dalam menulis puisi yaitu: 1. Menentukan tema Sudah menjadi hal mutlak bahwa karya sastra harus memiliki tema. Tema adalah pondasi dari sebuah tulisan, baik karya sastra maupun nonsastra.Jadi, sebisa mungkin pilihlah tema yang benar-benar menarik. Setelah menentukan tema, langkah selanjutnya adalah menentukan judul yang berpacu pada tema. Misalnya saja kita menentukan temanya, yaitu kesetiaan. 2. Pemilihan diksi Ini yang sedikit membedakan dengan karya tulis yang lain. Dalam menulis puisi kita harus memerhatikan diksinya. Hal itu akan sangat berpengaruh terhadap pembaca. Bila diksinya bagus, maka akan enak dibaca atau diperdengarkan. Namun, bila sebaliknya, pembaca atau pendengar tidak akan nyaman. 3. Memaksimalkan majas Penggunaan majas akan membuat kalimat dalam puisi sarat makna. Dengan begitu pembaca tidak perlu terkekang dengan makna yang dikehendaki penulis, tetapi bisa memaknai dengan makna yang lain. 4. Kita harus mampu mengimajinasikan yang seluruh indera kita rasakan menjadi kalimatkalimat. 5. Menentukan ide. Seperti sudah kita bahas, ide merupakan ruh dalam dunia kepenulisan, termasuk menulis puisi. Maka hal pertama yang harus dilakukan dalam menulis puisi adalah mencari ide. 6. Memasukkan imajinasi. Imajinasi yang baik akan menghasilkan puisi yang baik pula. Imajinasi identik dengan pencitraan alat indera kita. Pembacaan puisi Puisi yang telah kamu buat akan lebih indah apabila dipedengarkan. Membacapuisi tergolong ke dalam tingkat pemahaman yang kreatif. Di dalam kegiatan itu kamutidak hanya melisankan sebuah puisi secara nyaring. Kamu dituntut untukmenyampaikan puisi dengan ekspresi, lafal, tekanan, dan intonasi yang benar. Untukitu kita perlu melakukan serangkain Langkah berikut. 1. Perhatikan judul puisi. 2. Lihat kata-kata yang dominan. 3. Pahami makna-makna konotatif yang ada dalam puisi itu. 4. Tangkaplah ide pokok penyair yang ada dalam puisi dengan memparafrasekannya. 5. Temukanlah pertalian makna tiap unit puisi (kata demi kata, frasa demifrasa, larik


demi larik, dan bait demi bait). Setelah itu, barulah kamu membacakan puisi itu dengan memperhatikan kualitas suara dan gerak mimik. Aspek suara meliputi lafal, tekanan, dan intonasi sedangkangerak mimik harus sesuai dengan makna puisi yang telah kamu salami sebelumya. ✓ Ekspresi dapat diartikan sebagia air muka yang memperlihatkan perasaan seseorang. Dengan demikian dalam pembacaan puisi kamu harus mengungkapkan maksud, gagasan, atau perasaan suatu puisi melalui air mukadengan tepat, entah itu berupa kegembiraan, antusias, harapan dan semangat. ✓ Lafal dapat diartikan ucapan seseorang pada huruf ataupun kata. Dalam pembacaan pusi huruf ataupun kata harus dilafalkan dengan jelas. ✓ Tekanan dapat diartikan kuat lemahnya cara mengucapan kata atau kalimat tekanan berfungsi untuk menegaskan bagian kata yang satu dengan yang lainya. ✓ Intonasi adalah naik turunya lagu kalimat. Perbedaan intonasi menyebabkanperbedaan maksud dari kata-kata itu.


Kata konkret Tipografi/ perwajahan Imaji Gaya Bahasa Diksi Rima Menulis Membaca Struktur Fisik Menyajikan Puisi Unsur-Unsur Pembangun Teks Puisi PUISI PETA KONSEP Struktur Batin Tema Rasa Nada Amanat


Rangkuman Puisi merupakan teks atau karangan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan dengan mengutamakan keindahan kata-kata. Puisi mengungkapkan berbagai hal. Kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada Sang Pencipta yang diungkapkan dengan bahasa indah. Unsur-unsur pembangun teks puisi dibagi menjadi dua yaitu unsur batin dan unsur fisik. Unsur batin terdiri dari tema, rasa, nada, dan amanat. Sedangkan unsur fisik terdiri dari tipografi, diksi, imaji, gaya bahasa, dan rima. Dalam penyajian puisi itu ada dua yaitu menulis dan membaca. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam menulis adalah 1) menetukan tema, 2) pemilihan diksi, 3) memaksimalkan majas, 4) mengimajinasikan yang seluruh indera, 5) menentukan ide, dan 6) Memasukkan imajinasi. Dalammebaca puisi yang perlu diperhatikan adalah 1) ekspresi, 2) lafal, 3) tekanan, dan 4) intonasi.


Daftar Pustaka Edukatif, Tim. (2016).Mahir Berbahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Erlangga Kosasih, E. (2017). Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Rakhamansyah, Alfian. 2014. “Studi dan Pengkajian Sastra;Perkenalan Awal Ilmu Sastra”. (dalam https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=RmY8AwAAQBAJ&oi=fnd&pg=P P1&dq=jurnal+tentang+sastra&ots=LurolxJBtf&sig=I72hXzHqscKcBw6D5Fy_l7UJ Uo&redir_esc=y#v=onepage&q=jurnal%20tentang%20sastra&f=false) Hasanah, Dian Uswatun, Ferdian Achsani. Iqbal Syahrul Akbar Al Aziz. 2019. “Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Pada Puisi-Puisi” Karya Fadli Zon. Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. Vol. 5, No. 1, April 2019 (file:///C:/Users/HP/Downloads/8187-24287-1-PB.pdf)


Untuk lebih memahami unsur -unsur teks puisi baca dan cermatilah puisi dibawah ini! Derai-Derai Cemara Cemara menderai sampai jauh Terasa hari akan jadi malam Ada beberapa dahan ditingkap merapuh Dipukul angin yang terpendam Aku sekarang orangnya bisa tahan Sudah berapa waktu bukan kanak lagi Tapi dulu memang ada satu bahan Yang bukan dasar perhitungan kini Hidup hanya menunda kekalahan Tambah terasing dari cinta sekolah rendah Dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan Sebelum pada akhirnya kita menyerah Karya :Chairil Anwar A. Telaahlah unsur pembangun puisi yang berjudul “Derai-deraiCemara” tersebut! a. Unsur fisik puisi Unsur-Unsur Pembangun Penjelasan Tifografi/perwajahan Diksi Imaji/citraan Kata Kongktet Majas Rima


b. Unsur batin puisi Unsur-unsur Pembangun Penjelasan Tema Rasa Nada Amanat B. Simpulan tentang unsur-unsur pembangun puisi “Derai-derai Cemara” Tugas 2 1. Tentukanlah langkah-langkah menulis puisi! 2. Buatlah puisi berdasarkan potongan gambar di bawah ini! Jawaban ………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………


Tes Formatif Pilihlah satu jawaban yang benar! Bacalah penggalan puisi di bawah ini! Gadis Peminta-Minta Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka Tengadah padaku, pada bulan merah jambu Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa ...................... 1. Kata-kata gadis kecil berkaleng kecil bermakna ... A. Gadis kecil yang membawa kaleng yang berukuran kecil B. Seorang gadis yang memegang mainan kaleng C. Seorang perempuan yang masih anak-anak yang mengalami kesengsaraan D. Seorang perempuan yang masih anak-anak yang suka membawa kaleng 2. Perhatikan penggalan puisi berikut! Serenada Hijau Kupacu kudaku Kupacu kudaku menujumu Bila bulan menegur Salam dan syahdu malam bergantung di dahan-dahan. ........................ “Bila bulan menegur salam” merupakan majas .... A. simile B. personifikasi C. metafora D. paralelisme


3. Contoh majas metafora di bawah ini adalah .... A. Dia adalah bunga desa B. Wajahnya seperti bulan purnama C. Matanya bagaikan lampu senter D. Alisnya bagai semut berbaris Bacalah puisi di bawah ini, kemudian jawab nomor 5 dan 6! Senja di Pelabuhan Kecil (Chairil Anwar) Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang menyinggung muram, desir hari lari berenang menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap 4. Perasaan yang dialami oleh penyair pada puisi di atas adalah ... A. gembira B. menyesal C. sedih D. marah


5. Suasana yang tergambar pada puisi di adalah .... A. sepi B. gaduh C. damai D. santai


Click to View FlipBook Version