SMA MODUL PEMBELAJARAN
GEOGRAFI
KELAS 10
DONAL FEBRIZAL DOUGLAS,S.Pd
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah saya puji syukur kehadirat Allah swt yang senantiasa mel impahkan segala
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini.
Modul ini disusun untuk memenuhi kebutuhan peserta pendidikan Profesi guru di
bidang guru geografi. Modul ini disusun dengan kualifikasi sesuai tingkatan kelas yaitu SMA
kelas X yang mengarahkan pada Problem Based Learning(PBL).
Pembahasan modul ini dimulai dengan menjelaskan tujuan yang akan dicapai. Kelebihan
modul ini, Anda bisa melihat adanya masalah serta pengurai permasalahan tersebut secara
jelas.
Pembahasan yang akan disampaikan pun disertai dengan soal-soal yang dapat
digunakan untuk mengukur tingkat ketercapaian dan ketuntasan.
Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan modul masih banyak kekurangan,
untuk itu penyusun sangat membuka saran dan kritik yang sifatnya membangun. Mudah-
mudahan modul ini memberikan manfaat.
Duri, 21 April 2021
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
COVER JUDUL.......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI .............................................................................................................. 3
PENDAHULUAN …………………................................................................................... 4
1.1 Deskripsi Singkat ............................................................................. 4
1.2 Relevansi ........................................................................................ 4
1.3 Petunjuk Modul............................................................................... 4
INTI MATERI
2.1 Pembelajaran Pertama .................................................................. 5
2.1.1 Hidrologi ....................................................................... 5
2.1.2 Proses Hidrologi .................................................................... 7
2.1.3 Siklus Hidrologi ..................................................................... 12
2.1.4 Manfaat Pembelajaran ......................................................... 14
2.2 Pembelajaran Kedua...................................................................... 14
2.2.1 Sungai……………...................................................................... 15
2.2.2 DAS (Daerah Aliran Sungai)................................................... 22
2.2.3 Manfaat Pembelajaran ......................................................... 28
2.3 Pembelajaran Ketiga...................................................................... 29
2.3.1 Air Tanah…………………............................................................ 29
2.3.2 Rawa………………..................................................................... 33
2.3.3 Manfaat Pembelajaran ......................................................... 36
RANGKUMAN………………………................................................................................. 37
EVALUASI…………………………………….......................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA………………………. ......................................................................... 40
PEMBELAJARAN KEDUA
Ananda yang saya banggakan. Setelah mempelajari hidrologi Kita sekarang
mempelajari bagian perairan yang ada di daratan. Simak materi berikut dengan seksama
dan sungguh-sungguh. Saya yakin Kalian semua bisa memahami dengan baik.Sebelum
Masuk ke pembelajaran, Amatilah Peta berikut! Dari peta dibawah timbul pertanyaan
bagaimana aliran sungai membentuk beberapa belokan yang saling berlawanan.
Mengapa alur sungai di Rantau Kopar berbelok-belok?Untuk menjawabnya pelajarilah
materi berikut.
Peta Digital Kecamatan Rantau Kopar
Sumber : www.google.map.com
Untuk membantu ananda sekalian akan ditambahkan peta RBI
Peta RBI digital Kecamatan Rantau Kopar
Sumber : https://portal.ina-sdi.or.id/downloadaoi/
A. Perairan darat di permukaan
1. Sungai
Sungai dapat didefinisikan sebagai massa air tawar yang mengalir secara alamiah
mulai dari sumber air sampai ke muara. Sumber air sungai umumnya berasal dari mata
air yang keluar dari dalam tanah melalui celah-celah atau retakan batuan. Selain dari
resapan air hujan sumber air sungai dapat pula berupa pencairan es atau gletser.
Adapun badan-badan air yang dapat berfungsi sebagai muara sungai antara lain laut,
danau, atau sungai lain.
I.Pembagian wilayah sungai.
a.Berdasarkan letaknya,
Sungai dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitusebagai berikut.
a) Bagian Hulu, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) arus sungai deras;
2) arah erosi ke dasar sungai (erosi vertikal);
3) lembahnya curam;
4) lembahnya berbentuk V;
5) kadang-kadang terdapat air terjun; dan
6) terdapat erosi mudik.
7) tidak terjadi pengendapan (sedimentasi).
8) terdapat batu-batu besar dan runcing.
b) Bagian Tengah, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) arus air sungai tidak begitu deras;
2) erosi sungai mulai ke samping (erosi horizontal);
3) aliran sungai mulai berkelok-kelok; dan
4) mulai terjadi proses sedimentasi dan (pengendapan) karena kecepatan air
mulai berkurang.
5) batu-batu bersudut bulat, dengan ukuran lebih kecil dari daerah
hulu.
c) Bagian Hilir, memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) arus air sungai tenang;
2) terjadi banyak sedimentasi;
3) erosi ke arah samping (horizontal);
4) sungai berkelok-kelok (terjadi proses meandering);
5) terkadang ditemukan meander yang terpotong sehingga membentuk kali
mati/danau tapal kuda (oxbow lake); dan
6) di bagian muara kadang-kadang terbentuk delta.
7) terdapat batu-batu kecil bersudut bulat.
Sumber : http://harirustianto.blogspot.com
Sungai juga dibedakan menjadi beberapa macam menurut kriteria-kriteria tertentu
sebagai berikut.
b. Berdasarkan Asal atau sumber Airnya
1) Sungai yang Bersumber dari Mata Air
Sungai semacam ini biasanya terdapat di daerah yang mempunyai curah hujan
sepanjang tahun dan alirannya tertutup vegetasi.
2) Sungai yang Bersumber dari Air Hujan
Sungai hujan yaitu sungai yang airnya bersumber dari air hujan. Sungai di Indonesia
pada umumnya termasuk sungai jenis ini, sebab wilayah Indonesia beriklim tropis dan
banyak turun hujan.
3) Sungai Gletser
Sungai gletser yaitu sungai yang sumber airnya berasal dari pencairan es. Sungai jenis ini
biasanya hanya terdapat di daerah dengan ketinggian di atas 5.000 m dari permukaan
laut.
c. Berdasarkan arah alirannya
Menurut arah alirannya sungai dapat dibedakan atas beberapa macam,yaitu
sebagai berikut:
Sumber : www.agrobisnisinfo.com
1) R (sungai Resekuen)
Sungai yang mengalir searah dengan kemiringan batuan. Sejajar dengan sungai
konsekuen. Merupakan anak sungai subsekuen yang terbentuk setelah sungai
konsekuen dan sungai subsekuen pada bidang erosi yang baru dan pada level lebih
rendah.
2) K (sungai Konsekuen)
Sungai yang alirannya searah dengan kemiringan batuan yang dilaluinya.
Terdapat dua jenis sungai konsekuen.
Konsekuen lateral : menuruni lereng-lereng asli yang ada di permukaan bumi
seperti dome, pegunungan blok, atau dataran yang baru terangkat.
Konsekuen longitudinal : memiliki aliran sejajar dengan bagian puncak
gelombang pegunungan.
3) O (sungai Obsekuen)
Sungai yang mengalir berlawanan arah dengan kemiringan struktur batuan dan
juga sungai konsekuen.
4) S (sungai Subsekuen)
Sungai yang mengalir sejajar dengan arah perlapisan. Mengalir pada bidang yang
relatif tahan erosi. Umumnya tegak lurus dengan sungai konsekuen.
II.Pola aliran sungai
1) Pola aliran dendritik
Sungai yang umum dijumpai. Daerah aliran sungainya luas, aliran sungai konsekuen, dan
anak-anak sungainya mirip cabang atau akar pohon. Terbentuk pada daerah dengan
kemiringan struktur batuan yang hampir horizontal dan memiliki tingkat resistensi
batuan yang seragam.
Sumber : www.lets-sekolah.blogspot.com
2) Pola aliran trelis
Banyak ditemukan di daerah yang memiliki struktur perlipatan dan daerah pesisir. Pola
trelis terbentuk di area bidang perlapisan yang tersingkap panjang dan sejajar. Pola ini
menunjukkan desain geometris berbentuk persegi dari jaringan konsekuen dan anak-
anak sungai. Anak-anak sungai ini hampir membentuk sudut 90 derajat terhadap sungai
induknya dengan panjang yang relatif sama.
Sumber : www.aditiamuhamad.blogspot.com
3)Pola aliran rektangular
Terbentuk akibat adanya patahan atau rekahan pada permukaan suatu area.
Juga memiliki geometri berbentuk persegi dengan sudut 900. Berbeda dengan trelis,
pola ini sangat dipengaruhi oleh keberadaan struktur batuan sehingga terkadang tidak
ada jaringan antarsungai. Ruang antar sungai memiliki jarak lebih lebar antara sungai
satu dengan berikutnya.
Sumber : www.lets-sekolah.blogspot.com
4) Pola aliran paralel
Pola aliran sungai yang arah alirannya hampir sejajar dengan sungai induk.
Terbentuk di daerah dengan batuan seragam dengan kemiringan yang sama. Umumnya
terbentuk di wilayah pesisir yang sempit atau lereng perbukitan yang panjang.
Sumber :www.gurugeografi.id
5) Pola aliran radial sentripetal
Pola aliran yang ditemukan di daerah topografi seperti kubah, bukit terisolasi,
atau kerucut vulkanik dengan lereng divergen yang ditemukan disemua arah. Daerah
aliran sungai berasal dari puncak topografi dan menyebar ke segala arah dari atas
dataran tinggi.
Sumber : www.fastrans.blogspot.com
6) Pola aliran radial
Terbentuk pada sungai-sungai dari arah yang berbeda bertemu di dalam satu cekungan,
seperti laut pedalaman, danau, atau cekungan struktural.
Sumber : www.lunu.blogspot.com
7) Pola anular
Pola anular melingkar menunjukkan aliran konsentrasi sungai di sekitar dataran
tinggi. Umumnya terjadi ketika batuan keras dan lunak tersusun dalam bentuk
konsentris di sebuah struktur seperti kubah.
Sumber : www.fastrans.blogspot.com
8) Pola pinnate
Pola pengaliran anak-anak sungai yang bermuara ke sungai induk membentuk
sudut lancip. Banyak ditemui di daerah yang memiliki lereng tinggi dan curam.
Sumber : www.fastrans.blogspot.com.
Manfaat sungai bagi kehidupa manusia
1) Menampung dan mengalirkan air hujan.
2) Pembangkit listrik.
3) Pusat dari ekosistem.
4) Sumber mata pencaharian.
5) Sebagai tempat wisata.
6) Sumber air kehidupan.
7) Pencegah banjir.
III. Daerah Aliran Sungai (DAS)
1. Pengertian DAS
Daerah Aliran Sungai (Drainage Area Riverbasin) yang disingkat menjadi DAS
adalah bagian dari muka bumi yang airnya mengalir ke dalam sungai tertentu. Adapun
pengertian lain, Daerah Aliran Sungai adalah wilayah tampungan air hujan yang masuk
ke dalam wilayah air sungai.
Jadi suatu sungai beserta anak-anak sungai membentuk satu daerah aliran.
Misalnya, sungai Ci Manuk dengan anak-anak sungainya disebut Daerah Aliran Sungai Ci
Manuk.
Daerah yang memisahkan antara DAS yang satu dengan DAS yang lainnya
merupakan daerah punggungan dinamakan watershed atau stream devide (igir).
Untuk melestarikan suatu bendungan agar tidak cepat mengalami proses pendangkalan,
maka DAS tersebut harus dihijaukan. Besar kecilnya air sungai bergantung luas tidaknya
daerah aliran dan besar sedikitnya curah hujan di DAS tersebut.
DAS merupakan daerah penangkapan air hujan (catchment area).
Definisi Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS menurut Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 adalah suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak- anak sungainya, yang berfungsi
menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau
atau ke laut secara alami, batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di
laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
Sedangkan menurut Asdak ( 2010 ), Daerah aliran sungai (DAS) diartikan sebagai
daerah yang dibatasi punggung-punggung (igir-igir) gunung, air hujan yang jatuh pada
daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan dialirkan melalui
sungai-sungai kecil ke sungai utama. Contoh-contoh DAS di Indonesia:
1) DAS Ciliwung, yang mempunyai hulu di Bogor dan hilir di Kota Jakarta.
2) DAS Bengawan Solo, yang mempunyai hulu di Wonogiri dan hilir di Gresik.
3) DAS Mahakam, yang mempunyai hulu di Pegunungan Bawui dan hilir di Samarinda.
Sumber : https://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/mimpi-tentang-das-ciliwung/
Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu akan berpengaruh sampai
pada hilir. Oleh karenanya DAS bagian hulu merupakan bagian yang penting karena
mempunyai fungsi perlindungan terhadap seluruh bagian DAS, apabila terjadi
pengelolan yang tidak benar terhadap bagian hulu maka dampak yang ditimbulkan akan
dirasakan juga pada bagian hilir. Misalnya, erosi yang terjadi tidak hanya berdampak
bagi daerah dimana erosi tersebut berlangsung yang berupa terjadinya penurunan
kualitas lahan, tetapi dampak erosi juga akan dirasakan dibagian hilir, dampak yang
dapat dirasakan oleh bagian hilir adalah dalam bentuk penurunan kapasitas tampung
waduk ataupun sungai yang dapat menimbulkan resiko banjir sehingga akan
menurunkan luas lahan irigasi.
Pengelolaan DAS secara terpadu merupakan suatu proses penyusunan dan
penerapan suatu tindakan yang melibatkan sumberdaya alam dan manusia di dalam
suatu kawasan DAS dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti sosial, politik,
ekonomi, lingkungan, dan kelembagaan dalam DAS, untuk mencapai semaksimal
mungkin tujuan masyarakat baik jangka pendek maupun panjang. Dilihat dari aspek
pengelolaan terpadu, unsur-unsur seperti: hutan, tanah, air, masyarakat dan lain-lain
tersebut merupakan
Sasaran atau obyek yang akan dikelola. Pengelolaan DAS terpadu perlu
mengupayakan agar unsur-unsur struktur ekosistem seperti : hutan, tanah, air,
masyarakat dan lain-lain tetap dalam keadaan seimbang dan serasi.
Penampang Daerah Aliran Sungai
Sumber : Eny Anjani,Geografi untuk Kleas X SMA, 193
2. Kerusakan Das
Kerusakan DAS dapat diakibatkan oleh banyak faktor, seperti penebangan hutan
secara berlebihan, penutupan danau dan kantong-kantong air lainnya, berubahnya
saluran drainase dan sungai, serta pembuangan limbah ke sungai.
Dalam mengelola sumberdaya lahan suatu DAS perlu diketahui apa yang menjadi
masalah utama DAS. Masalah DAS pada dasarnya dapat
dibagi menjadi kuantitas (jumlah) air dan kualitas air. Masalah kuantitas DAS antara lain
: banjir, kekeringan, menurunnya tinggi muka air tanah, tingginya fluktuasi debit puncak
dengan debit dasar. Sedangkan maslaah kualitas air meliputi tingginya sedimentasi dan
pengendapan lumpur di dasar sungai, tercemarnya air sungai, dan air tanah, eutrofikasi
(peningkatan konsentrasi hara di dalam badan air). Berikut beberapa tindakan yang
menyebabkan rusaknya suatu DAS :
1) Penebangan Hutan
Penebangan hutan yang berlebihan terutama di bagian hulu DAS akan
menyebabkan dampak bagi bagian hilir DAS yaitu timbulnya banjir. Hal ini disebabkan
kawasan resapan di wilayah tersebut rusak/tidak berfungsi secara optimal.
Sumber : http://www.berpendidikan.com/2016/02/akibat-penebangan-hutan-secara-
liar-dan-upaya-serta-cara-mengatasi-kerusakan-hutan.html
2) Berubahnya Saluran Drainase dan Sungai
Saluran drainase dan sungai dapat berubah karena adanya pengendapan hasil-
hasil erosi dan pembuangan sampah oleh masyarakat ke saluran tersebut. Bentuk
perubahan saluran drainase dan sungai dapat berupa pendangkalan saluran, yang
menyebabkan kapasitas penampungan air menjadi berkurang. Selain itu, adanya
permukiman di sekitar bantaran sungai juga dapat menyebabkan hilangnya daerah
penyerapan air, menyempitnya sungai, dan polusi di sungai.
Sumber : http://pwkub2011.blogspot.co.id/2014/06/konsep-pemukiman-kumuh-
bantaran-sungai.html
3) Pembuangan Limbah Berbahaya
Limbah-limbah yang mengandung bahan kimia dapat berasal dari limbah
domestik, limbah industri, pengolahan lahan, dan lain sebagainya, dapat menurunkan
kualitas air sungai dan berbahaya bagi makhluk hidup yang memanfaatkan air sungai
tersebut.
Sumber :https://www.pasundanekspres.co/jabar/karawang/ limbah-cair-dibuang-ke-
anak-sungai-citarum-polisi-mulai-periksa-pindo-3/
3. Konservasi DAS
Konservasi DAS adalah upaya-upaya pelestarian lingkungan DAS dengan tetap
memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap
mempertahankan keberadaan setiap komponen ekosistemnya untuk pemanfaatan di
masa yang akan datang.
Tujuan konservasi DAS adalah untuk membina kelestarian dan keserasian ekosistem DAS
serta meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara berkelanjutan.
Upaya – upaya dilakukan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Konservasi secara vegetatif,
yaitu penghutanan kembali lahan hutan gundul, penutupan lahan terbuka
dengan tanaman penutup, penghijauan pada lahan terbuka dan berlereng curam
dengan penanaman pohon-pohon, penanaman dengan cara melajur sesuai garis kontur.
Sumber : https://putratidarperkasa.com/pt-ptp-lakukan-penanaman-pohon-di-twa-
muka-kuning-sebagai-salah-satu-kegiatan-perayaan-hut-ke-11/
b. Konservasi secara mekanik,
yaitu normalisasi sungai, pembuatan saluran air terasering di lereng curam
dengan mengikuti garis kontur, pembuatan selokan atau saluran air, membuat sumur
resapan.
Normalisasi sungai dengan pengerukan
Sumber : http://beritadaerah.co.id/2014/10/27/normalisasi-sungai-di-desa-maribaya-
tegal/
IV. MANFAAT PEMBELAJARAN
Pembelajaran ini berguna bagi siswa yaitu untuk mengetahui alas an dan
jawaban mengapa sungai –sungai didaerah peserta didik berbelok-belok. Setelah
mengetahui jawabannya dengan melihat peta maka diharapkan adanya kesadaran pada
diri peserta didik untuk memelihara sungai mereka dengan baik dan tidak membuang
sampah ke sungai serta tidak menebang pohon sembarangan. Hal ini akan berefek pada
masyarakat seperti terjadi bencana banjir, kebakaran hutan dan DAS yang tidak
menguntungkan bagi masyarat