JENIS-JENIS
ORNAMEN
HASNAWATI
PENDIDIKAN SENI RUPA
FSD - UNM
JENIS-JENIS
ORNAMEN
berdasarkan
unsur-unsur bentuk dasar motifnya dan
inspirasi penciptaannya
1. ORNAMEN
GEOMETRIS
Bentuk geometris adalah bentuk motif hias yang dibuat
secara terukur. Jadi, untuk membuatnya diperlukan alat
bantu seperti penggaris, jangka, atau pola. Karena
penciptaannya yang terukur, ragam hias geometris
bersifat kaku dan terikat. Dan motif ini lebih banyak
memanfaatkan unsur-unsur dalam ilmu ukur seperti garis
lengkung, garis lurus (vertikal maupun horizontal)
lingkaran, segitiga, segiempat, meander (bentuk dasar
seperti huruf T), swastika (bentuk dasar seperti huruf
Z atau zig-zag), bentuk pilin (bentuk dasar seperti
huruf S), dan lain-lain.
MOTIF MEANDER
Motif meander adalah kelompok ragam hias geometri
yang memiliki ciri bentuk dasar yang menyerupai bentuk
huruf “T” dan atau huruf “L” dan lain-lain.
Kata meander berasal dari Bahasa Yunani
“meandros”, yang artinya liku atau berkelok-kelok.
Ragam hias meander adalah garis batasan yang
terdiri atas garis yang saling berkaitan (disusun
secara berulang).
Berdasarkan sejarahnya,
ragam hias meander berasal
dari zaman Yunani Kuno.
Motif ini bukan hanya
digunakan di Yunani, tetapi
juga di Romawi dan Cina.
Motif meander menjadi
sesuatu yang penting pada
zaman Yunani Kuno, sebagai
perlambang
ketidakterbatasan dan
kesatuan. Banyak sekali
bangunan Yunani Kuno yang
menggunakan motif meander
sebagai hiasannya. Motif ini
sangat terkenal pada zaman
geometris. Motif ini
merupakan pengaruh dari
Cina yang datang ke Penerapan Ornamen Meander
Indonesia
S MOTIF PILIN S
Motif pilin adalah kelompok
motif geometris yang
memiliki bentuk dasar yang
menyerupai huruf ”S”
(bentuk spiral), dan bentuk
huruf “SS” (lazim disebut
sebagai pilin ganda)
Bentuk-bentuk dasar
tersebut kemudian disusun
secara berulang sehingga
membentuk pola hias
tertentu. Selain bentuk
bentuk tersebut, motif hias
pilin juga mempunyai bentuk
kreasi lainnya, seperti
bentuk pita, berumbai,
untaian, atau pusaran.
Ragam hias pilin banyak
diaplikasikan sebagai hiasan
pinggir, hiasan pada rumah
adat, dan motif batik.
S
Motif geometris Toraja (kategori motif pilin)
kreasi/pengembangan
dari bentuk-bentuk
pilin
Pengembangan motif Toraja yang menyerupai bentuk pilin untuk motif batik.
S
MOTIF SWASTIKA
Motif swastika adalah kelompok ornamen geometris yang
memiliki bentuk dasar menyerupai bentuk huruf “Z” dan atau
bentuk siqzag saling berlawanan antara satu sama lain, ada
juga yang dibuat saling berkaitan antara satu dengan lainnya
(sering disebut motif banji.
Kata swastika merupakan
terapan dari kata Swastyastu,
yang artinya semoga dalam
keadaan baik. Dalam kepercayaan
agama Hindu, motif swastika
dipercaya sebagai simbol suci.
Motif swastika merupakan simbol
yang diyakini sebagai warisan
sejarah dan unsur budaya. Dalam
kepercayaan agama Hindu, motif
swastika diyakini sebagai simbol
yang paling suci.
S MOTIF TUMPAL S
Motif tumpal adalah
kelompok ornamen
geometris yang memiliki
bentuk dasar segitiga sama
kaki dan atau segitiga
lancip, disusun secara
berulang hingga membentuk
pola hias tertentu.
Bentuk dasar tumpal tersebut kemudian diisi motif lain di
bagian tengahnya mengikuti bidang tumpal tersebut hingga
membentuk hiasan dengan pola segitiga, misalnya, diisi motif
garis-garis, bunga, sulur-suluran, dan sebagainya.
2. ORNAMEN FLORA
Motif flora ialah motif hias yang terinspirasi dari unsur-
unsur tumbuhan (misalnya daun, bunga, buah, tangkai, dsb).
Unsur-unsur tumbuhan tersebut kemudian digubah (distilasi)
bentuknya, digayakan (deformasi), dan atau didistorsi
menjadi pola hias untuk berbagai tujuan.
ornamen flora denga berbagai pola susunan
3. ORNAMEN
FAUNA
Motif fauna ialah motif hias yang terinspirasi dari unsur-
unsur binatang yang kemudian digubah/distilasi, digayakan,
dideformasi, didistorsi, dan atau dikombinasikan dengan
motif lainnya hingga menjadi motif hias tertentu untuk
berbagai tujuan penerapannya
4. ORNAMEN
FIGURATIF
Motif figuratif ialah jenis ragam hias
yang dikembangkan dari bentuk-bentuk
figuratif. Bentuk dasar motif figuratif
mengacu pada figur manusia dan atau
objek lainnya yang kemudian digayakan
sesuai kreasi imajinasi/kreasi
pembuatnya. Bentuk dasar figuratif
tersebut kemudian dikombinasikan dengan
motif-motif lainnya, misalnya dengan
motif flora dan motif geometris.
penciptaan ornamen juga banyak terinspirasi dari bentuk-bentuk
alam, seperti awan, matahari, bulan, bintang, air, batu-batuan,
benda-benda teknologis, serta bentuk-bentuk ciptaan yang tidak
terdapat pada alam nyata.
Misalnya motif ular naga,
kala-makara, dan motif
makhluk-makhluk gaib lainnya.
Bentuk-bentuk hayalan
tersebut kemudian digubah
sedemikian rupa sehingga
menjadi unsur motif hias
dengan karakter tertentu
sesuai dengan sifat benda
yang mengispirasinya.
JENIS-JENIS ORNAMEN
berdasarkan
masa perkembangannya
Ornamen Prasejarah
Ornamen Prasejarah merupakan ornamen atau ragam hias yang
diciptakan pada zaman prasejarah (zaman primitif).
Ciri-ciri umum dari seni
ornamen primitif adalah
sederhana, tegas, kaku,
cenderung bermotif geometris,
goresan spontan, pada
umumnya mengandung makna
simbolik tertentu.
Ornamen
Tradisional & Klasik
Ornamen Tradisional yaitu seni ragam hias yang berkembang
di tengah-tengah masyarakat secara turun-temurun, dan
tetap digemari dan dilestarikan karena dapat memberi
manfaat keindahan bagi kehidupan dari masa ke masa.
Ornamen tradisional
berasal dari seni klasik
atau seni primitif,
namun setelah
mendapat pengolahan
tertentu, kemudian
dilestarikan untuk
memenuhi kebutuhan
estetis. Wujud dari
pembauran tersebut
tergantung dari sumber
mana yang lebih kuat
yang akan memberi
kesan/corak yang lebih
dominan.
Ornamen klasik, yaitu seni ragam hias tradisional
yang telah mencapai puncak perkembangannya (telah
memiliki bentuk, struktur motif, pola susunan yang
tetap/baku, serta pakem yang standar).
Seperti halnya
dengan karya seni
lainnya, ornamen
klasik juga bersifat
kedaerahan. Di
Indonesia, masing-
masing daerah
memiliki ragam hias
klasik dengan corak
dan ciri-ciri
tersendiri.
Ornamen
Modern
Ornamen modern, yaitu ornamen yang merupakan hasil kreasi
atau ciptaan baru dan lepas dari kaidah-kaidah tradisi, klasik
atau primitif.
Namun dalam proses
penciptaannya terkadang
terinspirasi dari seni primitif,
tradisional, dan atau
merupakan hasil
inovasi/kreativitas
pembuatnya secara pribadi.
Penerapan ornamen motif tradisional dan klasik yang dapat digolongkan sebagai
ornamen modern misalnya ornamen etnik daerah di setiap bandara penerbangan
internasional di Indonesia. Penerapan ornamen etnik tersebut dimaksudkan untuk
memperkenalkan, melestarikan, dan sebagai apresiasi terhadap karya seni budaya
setiap motif etnik di Nusantara. Begitu pula bangunan-bangunan kantor, Bank, hotel,
dan lain-lain mengambil ornamen etnik sebagai unsur dekorasi ruang/gedung.
Jenis - Jenis
Ornamen
BERDASARKAN DAERAH ASAL
SULAWESI
KAIN TENUN DONGGALA
kain Donggala sangat penting untuk kegiatan kegiatan upacara tradisional
Kaili dan Pamona. Dahulu kain Donggala hanya boleh dikenakan pada acara
perkawinan, khitanan, dan upacara-upacara adat. Seiring dengan
perkembangan zaman, pemakaian tenun Donggala banyak dikenakan dalam
berbagai kesempatan, seperti menjamu tamu, melayat orang meninggal, dan
sebagai pakaian seragam kantor.
Motif bunga mawar
Motif buya bomba
Motif ragam hias kain tenun
Donggala yang khas adalah motif
bunga (flora), dan dedaunan dipadu
dengan unsur geometris. Secara
umum kain Donggala hampir sama
dengan tenun Bugis di Sulawesi
Selatan. Motif binatang yang
sering dibuat adalah burung
kakatua. Macam–macam corak
ragam hias pada kain tenun
Donggala, antara lain daun keladi,
bunga berbuah keranjang atau
sesekaranji, bomba atau bunga,
daun atau tava, pohon beringin
atau punanunu, bunga lampu
gantung dan lain-lain.
Motif bunga anyelir
SULAWESI
Kain Tenun Rongkong dan Galumpang
Rongkong berada di wilayah Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Ada dua
daerah penghasil tenun ikat Toraja yang dibuat oleh to Makka di Daerah
Galumpang Kabupaten Mamuju dan tenunan dibuat oleh To Rongkong
dari Daerah Kabupaten Luwu. Corak ragam hiasnya hampir sama dengan
Kalimantan Timur, Sumba, Sulawesi Utara, dan Timor. Ciri-ciri
persamaannya terletak pada unsur ragam hiasnya bercorak neolitikum
dan Dongson.
Kain
tenun
Rongkong
Khususnya pada kain Rongkong
maupun Galumpang memiliki motif kait
dan belah ketupat, yang merupakan
abtraksi figur nenek moyang yang
disebut Sekong atau Sekon. Pada
umumnya motif kain tenunan
Galumpang mempunyai unsur serupa
dengan Rongkong dengan warna
dasar merah dan motifgeometris
warna biru, putih, dan hitam yang
memenuhi pada bagian tengah bidang
dalam bentuk salinG terjalin.
Tenun ikat
Galumpang
Sulawesi
Rumah Adat Tongkonan
Tongkonan merupakan bangunan panggung Motif paq tedong
persegi panjang yang terkenal dengan
atapnya berbentuk perahu layar atau
tanduk kerbau. Baik tongkonan maupun
lumbung dindingnya diberi motif hias
berwarna merah, hitam, dan putih dengan
pola satwa, tumbuh-tumbuhan, dan benda-
benda langit. Pada mulanya suku Toraja
hanya mengenal empat macam ukiran, yaitu
ukiran matahari (paq barre allo), ukiran
kepala kerbau (paq tedong), ukiran ayam
jantan (paq manuk londang), dan ukiran
garis lurus (paq susuk), namun kemudian
dikembangkan menjadi lebih kurang 150
macam yang masing-masing mempunyai nama
serta makna khas.
Pemilihan warna untuk ragam
hias tradisional Toraja
kebanyakan warna yang
dipilih adalah warna merah,
putih, hitam, dan kuning.
Warna-warna tersebut juga
sering dijumpai pada patung
Asmat di Papua dan tenun
Sumba di Nusa Tenggara Timur.
Warna merah sebagai simbol
api menunjukkan keberanian
dan semangat, warna putih
lambang kesucian, warna
hitam warna tanah dan besi
sebagai simbol kesentausaan
dan keabadian, kuning sebagai
simbol keluhuran, kemuliaan,
dan kegairahan.
Motif paq komba kalua
Yogyakarta
Motif parang rusak
Motif parang rusak disebut juga batik
keris, motif ini merupaqan motif paling
kuat dibanding motif lainnya. Motif ini
berupa garis tegas disusun secara
diagonal paralel. Parang diartikan
sebagai ombak lautan sebagai sumber
tenaga alam, dalam hal ini yang
dimaksud adalah raja. Komposisi
kemiringan pada motif ini melambangkan
kewibawaan, kekuasaan, kebesaran
serta gerak cepat pemakainya.
Motif kawung Motif kawung
melambangkan empat
arah mata angin atau
sumber tenaga yang
berporos pada kekuatan
yakni timur, matahari
terbit sumber
kehidupan, utara
gunung lambing tempat
tinggal para dewa,
barat matahari
terbenam lambang
turunnya
keberuntungan,
selatan Zenit puncak
segalanya. Kawung
juga berarti
kesederhanaan raja,
kesejahteraan dan
keadilan
B ali
Motif ulamsari mas
Motif singa barong menggambarkan
menggambarkan seekor kesejahteraan dan
kemakmuran
binatang yang tidak masyarakat yang hidup
nyata yang ditemukan di pesisir pantai.
dalam kehidupan nyata.
Keajaiban wujud singa Motif singa barong
tersebut dapat dilihat
dari berbagai unsur
yang merupaqan
penggabungan singa
dan macan kata barong
banyak terdapat pada
kesenian di Jawa maupun
di Bali, dimana seekor
binatang yang tidak
nyata ditemukan dalam
realitas kehidupan.