LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 45 Gambar 3.6. Skema Penempatan MBG 3.4. JADUAL PELAKSANAAN Tabel 3.1. Jadual Pelaksanaan Penelitian No Nama Kegiatan Bulan 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 Studi literatur 2 Observasi dan penentuan lokasi 3 Pengambilan dan uji sampel I 4 Laporan pendahuluan 5 Pengambilan dan uji sampel II 6 Laporan akhir 7 Pembuatan artikel
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 46 BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. PENGUMPULAN DATA Data sekunder diperoleh dari pihak kedua baik perorangan maupun instansi. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan obervasi lapangan, wawancara dengan pihak terkait, maupun studi literatur. Jenis-jenis data sekunder antara lain : 1. Kapasitas pelayanan PAMSIMAS saat ini : jumlah pengguna, kapasitas tandon, panjang jaringan, jumlah penggunaan air, dll. 2. Kondisi manajemen pengelolaan pelayanan PAMSIMAS : struktur organisasi, cash-flow keuangan, dll. 3. Gambar citra satelit lokasi penelitian Sedangkan data primer adalah hasil pengujian sampel air oleh tim peneliti sendiri bekerja sama dengan instansi terkait, yaitu UPTD Laboratorium Lingkungan DLH Kab. Blora. Pengambilan dan uji sampel akan dilaksanakan untuk 3 jumlah sampel : Air sebelum difiltrasi, Air hasil filter eksisting, Air hasil penerapan MBG. Parameter uji sampel sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan untuk jenis air higiene dan sanitasi, yaitu : 1. Parameter fisika : kekeruhan, zat padat terlarut (total dissolved solid/TDS), temperatur, bau, daya hantar listrik (DHL) 2. Parameter kimia : pH, nitrit sebagai N, Fe terlarut, dissolved oxygen (DO), biological oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD) 3. Parameter biologi : E coli 4.1.1.Kondisi Kapasitas Layanan Program PAMSIMAS “Tirto Aji” sudah berlangsung sejak tahun 2012. Dalam perjalanan waktu sampai saat ini telah mengalami
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 47 perubahan atau peningkatan kapasitas layanan dengan bantuan dari beberapa pihak maupun secara mandiri. Di bawah ini adalah tabel yang menggambarkan infrastruktur utama layanan PAMSIMAS : Tabel 4.1. Inventaris Infrastruktur PAMSIMAS No. Nama Inventaris Jumlah Inventaris Kapasitas Keterangan 1 Bak penampung 3 unit 18 m3 2 Instalansi listrik 4 unit 900-5.000 watt 3 Pipa transmisi 2” 2.750 m - 4 Pipa distribusi 3” 350 m - 5 Pipa distribusi 2” 2.100 m - 6 Pipa distribusi 1,5” 1.900 m - 7 Pipa distribusi 1” 50 m - 8 Sumur bor 6 unit - 9 Pompa submersibel 6 unit - 10 Filter 2 unit - (Sumber : Hasil Observasi, 2023) Gambar 4.1. Unit Tandon Penampung Air
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 48 Gambar 4.2. Instalasi Filter Saat Ini Gambar 4.3. Air Sebelum Masuk Filtrasi
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 49 4.1.2.Kondisi Kualitas Air Eksisting Data kualitas air eksisting diperoleh dari pengelola PAMSIMAS. Pengujian air dilakukan pada 2 jenis sampel air, yaitu : sampel air sebelum dan sesudah filtrasi. Filtrasi eksisting merupakan jenis filtrasi fisik pasir cepat. Metode pengujian dilakukan dengan berdasarkan pada PERMENKES RI No. 32 Tahun 2017 (untuk tahun : 2019, 2020, dan 2022) dan menggunakan baku mutu dari PERMENKES RI No. 492 Tahun 2010 untuk tahun 2021 seperti terlihat pada Tabel 4.2 – 4.5 Tabel 4.2. Hasil Uji Air PAMSIMAS Tahun 2019 Jenis Parameter Nama Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Sebelum Filtrasi Sesudah Filtrasi Biologi Total Koliform CFU/100 ml 460 - 50 Fisik Bau Tidak berbau Tidak berbau TDS mg/l - - 1000 Kekeruhan NTU 0.00 0.00 25 Rasa - Tidak berasa Tidak berasa - Suhu °C 24.3 24.9 ± 3°C Warna TCU 0 0 50 Kimia Besi mg/L 0.00 0.00 1.0 Mangan mg/L 0.00 0.00 0.5 Kesadahan mg/L 460 490 500 pH - 7.19 7.17 6,5 - 8,5 (Sumber : Data Sekunder, 2023) Tabel 4.3. Hasil Uji Air PAMSIMAS Tahun 2020 Jenis Parameter Nama Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Sebelum Filtrasi Sesudah Filtrasi Biologi Total Koliform CFU/100 ml 1100 < 3 50 Fisik Bau - Tidak berbau Tidak berbau - TDS mg/l - - 1000 Kekeruhan NTU 0.34 0.12 25 Rasa - Tidak berasa Tidak berasa - Suhu °C 33.4 33.4 ± 3°C Warna TCU 0 0 50 Kimia Besi mg/L 0.00 0.00 1.0 Mangan mg/L 0.00 0.00 0.5 Kesadahan mg/L 245 232 500 pH - 6.43 6.47 6,5 - 8,5 (Sumber : Data Sekunder, 2023)
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 50 Tabel 4.4. Hasil Uji Air PAMSIMAS Tahun 2021 Jenis Parameter Nama Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Sebelum Filtrasi Sesudah Filtrasi Bakteriologi Air Minum Memenuhi syarat Bakteriologi Air Minum Memenuhi syarat Bakteriologi Air Minum Fisika Bau - Tidak berbau Tidak berbau Tidak berbau Rasa - Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa TDS mg/l 2150 2020 1000 Kekeruhan skala NTU 0 0 5 Warna mg/l Pt 0 0 0 Kimia Arsen mg/l - - - Fluorida mg/l 0.63 0.71 1.5 Kromium total mg/l 0.04 0.05 0.05 Nitrit, Sebagai NO2 mg/l 0.02 0.02 3 Nitrit, Sebagai NO3 mg/l 6.3 4.9 50 Sianida mg/l - - 0.07 Aluminium mg/l - - 0.2 Besi mg/l 0.01 0.04 0.3 Kesadahan mg/l 137 183 500 Mangan mg/l - - 0.4 pH mg/l 6.8 6.8 6,5-8,5 Seng mg/l - - 3 Sulfat mg/l - - 250 Tembaga mg/l - - 2 Amonia mg/l - - 1.5 (Sumber : Data Sekunder, 2023) Tabel 4.5. Hasil Uji Air PAMSIMAS Tahun 2022 Jenis Parameter Nama Parameter Satuan Hasil Pemeriksaan Baku Mutu Sebelum Filtrasi Sesudah Filtrasi Biologi Total Koliform CFU/100 ml 100 10 50 Fisika Bau Tidak berbau Tidak berbau TDS 494 510.08 1000 Kekeruhan NTU 2.25 0 25 Rasa - Tidak berasa Tidak berasa - Suhu °C 35 35 ± 3°C Warna TCU 0 15 50 Kimia Besi mg/L 0 0 1.0 Mangan mg/L 0 0 0.5
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 51 Kesadahan mg/L 435 475 500 pH - 7.2 7.00 6,5 - 8,5 (Sumber : Data Sekunder, 2023) Sedangkan analisis awal tambahan yang telah dilakukan peneliti yaitu melakukan uji sampel air sebelum masuk filtrasi, yang meliputi : 1. Parameter mikrobiologi : escherichia coli 2. Parameter fisik : DHL, kekeruhan, suhu, TDS, dan bau 3. Parameter kimia : nitrit, pH, besi, COD, BOD, dan DO Dengan demikian ada 3 parameter baku mutu baru yang membedakan dari hasil uji pada Tabel 4.2-4.5, yaitu dengan memasukan parameter COD, BOD, dan DO. Pengambilan sampel oleh UPTD Laboratorium Lingkungan DLH Kab. Blora (seperti terlihat pada Gambar 4.4) telah dilakukan pada tanggal 2 Oktober 2023. Sedangkan hasil uji seperti terlihat pada Tabel 4.6. Gambar 4.4. Uji Sampel Air oleh UPTD Laboratorium Lingkungan DLH Kab. Blora
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 52 Tabel 4.6. Hasil Uji Air PAMSIMAS Tahun 2023 Jenis Parameter Nama Parameter Satuan Hasil Analisis Baku Mutu Sebelum (Inlet) Sesudah (Oulet) Mikrobiologi E Coli CFU/100 ml 100 0 0 Kimia pH 7,1 7,1 6,5-8,5 Nitrit sebagai N mg/L 0,001 0,002 3 Fe terlarut mg/L 0,1 0,6 0,2 DO mg/L 4 5 Parameter tdk dipersyaratkan BOD mg/L 0,1 0,1 Parameter tdk dipersyaratkan COD mg/L <5,6 2 Parameter tdk dipersyaratkan Fisika Kekeruhan NTU 1 1 <3 TDS mg/L 463 420 <300 Temperatur °C 31 30 Deviasi 3 Bau - Tdk berbau Tdk berbau Tdk berbau DHL μS/cm 687 668 Parameter tdk dipersyaratkan (Sumber : Data Primer, 2023) Hasil analisis kondisi air yang melalui filtrasi eksisting tahun 2023 seperti pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa sebelum difilter parameter temperatur, TDS, dan escherichia coli melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. Sedangkan sesudah melalui filtrasi parameter temperatur, TDS, dan besi (Fe) melebihi baku mutu yang dipersyaratkan. 4.2. ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL FILTRASI 4.2.1.Parameter Biologi Hasil analisis pada Tabel 4.2-4.6 menunjukkan bahwa ada beberapa parameter kualitas air yang mengalami perubahan akibat filtrasi. Parameter mikrobologi mempunyai perubahan yang sangat signifikan sesudah melalui filtrasi (dengan catatan pada tahun 2021 tidak dilakukan pengujian). Sebelum filtrasi, kandungan mikrobiologi mempunyai rata-rata nilai 440 CFU/100ml, yang mana tidak memenuhi baku mutu. Sedangkan sesudah filtrasi, kandungan mikrobiologi mendekati 0 atau sudah sesuai dengan baku mutu yang dipersyaratkan untuk masing-masing metode pengujian yang
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 53 digunakan. Adanya mikrobiologi berupa e coli (escherichia coli) merupakan indikator jasad pathogen. Total coliform adalah bakteri coliform yang berasal dari bahan organik yang sering dijadikan sebagai indikator biologi pada suatu perairan untuk menentukan adanya pencemaran. Total coliform dapat ditemukan di lingkungan seperti air, vegetasi, dan tanah yang telah terpengaruh oleh air permukaan serta limbah pembuangan kotoran manusia dan hewan. Pada umumnya bakteri ini tidak berbahaya tetapi jika ditemukan pada sampel air, hal ini menyebabkan adanya pencemaran lingkungan. Fecal coliform adalah subkelompok dari total coliform yang dapat ditemukan dalam saluran usus dan feses hewan berdarah panas. Fecal coliform lebih spesifik daripada sumber kelompok bakteri total coliform, karena dianggap sebagai indikasi yang lebih akurat. Sedangkan escherichia coli merupakan spesies utama dari subkelompok fecal coliform. Dari lima kelompok umum bakteri yang terdiri dari total coliform, hanya escherichia coli yang umumnya tidak dapat ditemukan tumbuh dan berkembang biak di lingkungan. Sehingga, escherichia coli dianggap sebagai indikator spesies bakteri coliform terbaik dari pencemaran feses/kotoran manusia dan adanya pathogen. Berdasarkan hal tersebut, maka filtrasi yang ada telah cukup layak untuk menurunkan kandungan pathogen yang berpotensi merugikan bagi kesehatan. 4.2.2.Parameter Kimia Parameter berikutnya adalah kesadahan air. Berdasarkan pengujian selama tahun 2019-2022 diperoleh hasil bahwa parameter kesadahan selalu mengalami kenaikan sesudah melalui proses filtrasi. Terjadinya kenaikan kesadahan sesudah dilakukan filtrasi kemungkinan besar diakibatkan oleh adanya proses penampungan dalam tandon air sebelum dialirkan ke filtrasi. Adanya penampungan ini kemungkinan akan menaikkan kandungan kesadahan dibandingkan
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 54 jika air dari sumber langsung dialirkan ke filtrasi. Namun demikian, perlu penelitian lebih lanjut untuk membuktikan hal tersebut. Kesadahan (hardness) merupakan salah satu parameter kimia tentang kualitas air bersih, tingkat kesadahan air pada dasarnya ditentukan oleh jumlah kalsium (Ca) dan magnesium (Mg). Dalam standar kualitas air bersih dan air minum minum, kesadahan maksimum yang diperbolehkan adalah 500mg/l (sebagai Ca). Kesadahan air diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Kesadahan sementara disebabkan oleh adanya senyawa-senyawa bikarbonat (HCO3) yang terdapat dalam air, yang jika dipanaskan akan terurai menjadi CO2 dan O meninggalkan endapan yang dapat dipisahkan. Kesadahan ini dapat dihilangkan dengan cara direbus, kemudian terdapat kerak pada alat rebusnya. Kesadahan tetap disebabkan oleh ion kalsium (Ca2+) atau ion magnesium (Mg2+) yang berikatan dengan Cl-, SO4 2-,NO3-. Kesadahan tetap hanya dapat dihilangkan dengan cara ditambah zat lain atau dengan perlakuan khusus. Kesadahan dalam tingkat tertentu akan bermanfaat bagi kesehatan, namun ketika kesadahan menjadi tinggi dan dikonsumsi manusia dalam jangka waktu yang lama akan dapat mengganggu kesehatan. Secara khusus kelebihan unsur kalsium akan menjadikan hyperparatyroidsm, batu ginjal (Nephrolithiasis), dan jaringan otot rusak (musculusweaknes). Kelebihan logam magnesium dalam darah akan mempengaruhi syaraf otot dan otot jantung yang ditandai lemahnya refleksi dan berkurangnya rasa sakit pada otot yang rusak. Walaupun terjadi kenaikan kesadahan sesudah filtrasi, tetapi kandungan parameter tersebut masih memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan. Selain kesadahan, beberapa paramter kimia lain yang akan dikaji untuk mengetahui efektivitas aerasi dibanding dengan metode filtrasi adalah adalah parameter : DO, COD, dan BOD.
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 55 4.2.3.Parameter Fisika Parameter selanjutnya adalah total disollved solid (TDS). TDS adalah senyawa anorganik yang ditemukan dalam air, seperti garam, logam berat, dan berbagai macam senyawa organik yang terlarut dalam air. TDS yang terdapat dalam air adalah salah satu penyebab utama air minum menjadi keruh dan alami sedimen. Bila air yang diminum dibiarkan tanpa filter, total padatan terlarutnya dapat menjadi penyebab berbagai penyakit, bahkan yang membahayakan. Angka TDS dapat membantu dalam menunjukkan jika air minum yang akan dikonsumsi memang layak, membutuhkan penyaringan, atau sangat terkontaminasi. Batas angka TDS yang layak untuk diminum adalah : Angka 50-150 : Sangat baik untuk diminum. Angka 150-250 : Baik untuk diminum. Angka 250-300 : Cukup baik untuk diminum. Angka 300-500 : Buruk atau tidak baik untuk diminum. Di atas angka 1200 : Sangat tidak layak untuk diminum. Pengujian sampel air dilakukan pada rentang tahun 2021-2023 menunjukkan bahwa nilai TDS relatif tinggi dan bahkan pengujian terakhir menunjukkan bahwa nilai TDS tidak memenuhi baku mutu, baik sebelum maupun sesudah melalui filtrasi. Namun demikian, air bersih tersebut masih cukup baik untuk diminum sesudah melalui proses pemasakan. 4.3. DESAIN ALAT MBG Penerapan uji sampel air hasil aerasi berbasis gelembung mikro (microbubble generator/MBG) membutuhkan perlengkapan lain untuk mendukung pengambilan sampel. Bagian utama alat terdiri dari : 1. Tampungan air berbahan kaca dengan tebal 5 mm dengan ukuran : panjang 100 cm x lebar 60 cm x tinggi 40 cm ( volume maksimal = 240 liter). Sedangkan yang akan digunakan untuk proses untuk MBG adalah : 120 liter 2. Pompa air kapasitas 60 lt/menit
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 56 3. Alat pengatur debit udara atau flow meter 4. Pipa pralon dengan diameter 1 inch 5. Alat MBG dengan konstruksi seperti pada Gambar 3.2-3.4. Skema penempatan alat MBG lengkap seperti terlihat pada Gambar 3.6. Alat MBG ditempatkan sesudah tandon air utama PAMSIMAS sedemikan sehingga kualitas air hasil aerasi MBG bisa dibandingkan dengan kualitas air hasil filtrasi secara fisik. Proses pemasangan alat MBG seperti terlihat pada Gambar 4.5-4.9. Sesudah komponen MBG terpasang, selanjutnya dilakukan uji coba dengan mengoperasikan alat MBG ( Gambar 4.10) dan membiarkan air hasil aerasi minimal 5 menit – 24 jam sebelum diambil sampel air untuk pengujian (Gambar 4.11-4.12). Gambar 4.5. Pemasangan Kolam Tampungan Air
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 57 Gambar 4.6. Pemasangan Pipa Inlet Tampungan Gambar 4.7. Pemasangan Komponen MBG
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 58 Gambar 4.8. Pemasangan Filter MBG Gambar 4.9. Pemasangan Pipa Outlet Tampungan
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 59 4.4. UJI COBA ALAT MBG Hasil uji coba alat MBG seperti terlihat pada Gambar 4.10, menunjukkan secara visual bahwa terjadi peningkatan kejernihan air secara signifikan dalam waktu kurang lebih 5 menit pengoperasian alat. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan aerasi dengan gelembung mikro berpotensi sebagai penjernih air yang baik. Gambar 4.10. Uji Coba MBG Gambar 4.11. Pengambilan Sampel Air Hasil MBG
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 60 Gambar 4.12. Pengujian Sampel Air Hasil MBG Berbeda dengan metode filtrasi, metode aerasi khususnya menggunakan alat MBG mempunyai kekhususan terkait parameter sampel air. Berdasarkan pembahasan hasil filtrasi sebelumnya, diperoleh temuan bahwa penggunaan filtrasi sebagai alat untuk memperbaiki kualitas air telah sangat baik memperbaiki parameter penting air yaitu mikrobiologi khususnya bakteri pathogen yang membahayakan berupa escherichia coli. Berdasarkan penelitianpenelitian sebelumnya, alat MBG mempunyai keunggulan dalam memperbaiki parameter fisik berupa kekeruhan dan parameter kimia berupa dissolved oxygen (DO) atau oksigen terlarut. DO adalah banyaknya oksigen yang terkandung dalam air dan diukur dalam satuan milligram per liter. Oksigen terlarut ini dipergunakan sebagai tanda derajat atau tingkat kekotoran limbah yang ada. Semakin besar oksigen terlarut menunjukkan tingkat kekotoran limbah yang semakin kecil.
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 61 Uji sampel air hasil filtrasi seperti pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai DO adalah 5 mg/l. Sedangkan uji sampel sesudah melalui alat MBG diperoleh 6 mg/l sebagaimana bisa dilihat pada bagian Lampiran 3. Hal tersebut menunjukkan bahwa sampel air hasil pengolahan dengan aerasi menghasilkan kandungan DO yang lebih baik daripada hasil filtrasi. Alat MBG untuk meningkatkan kejernihan air diuji menggunakan skala laboratorium seperti terlihat pada Gambar 4.13. Sedangkan hasil akhir sampel air hasil penjernihan dengan MBG seperti terlihat pada Gambar 4.14. Gambar 4.13. Proses Penjernihan Air dengan MBG Gambar 4.14. Hasil Akhir Proses Penjernihan Air dengan MBG 1 2 3
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 62 Sampel air yang digunakan untuk uji kejernihan menggunakan MBG diperoleh dari air sungai Bengawan Solo. Gambar 4.14 menunjukkan botol yang paling kiri (no 1) adalah sampel air sebelum melalui proses aerasi MBG. Sedangkan no 2 merupakan sampel air hasil proses aerasi MBG selama kurang lebih 4 jam. Sementara, no 3 adalah sampel air hasil aerasi selama 8 jam. Hasil aerasi selama 8 jam menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tingkat kejernihan yang signifikan. Sampel air tersebut di atas menggunakan air yang berasal dari Sungai Bengawan Solo yang mempunyai tingkat kekeruhan lebih jelek daripada sampel air PAMSIMAS yang berasal dari sumber air tanah. Sehingga dapat diambil kesimpulan, bahwa penggunaan MBG untuk meningkatkan kejernihan air PAMSIMAS akan lebih cepat durasinya.
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 63 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis dan pembahasan adalah : 1. Hasil filtrasi berdampak signifikan terhadap parameter kualitas air yaitu : mikrobiologi e coli, kesadahan, dan TDS. Sedangkan parameter lain, relatif tidak signifikan. 2. Hasil filtrasi berdampak menurunkan kadar e coli, menaikkan kesadahan, dan menurunkan TDS. 3. Parameter e coli dan kesadahan memenuhi baku mutu sesudah melalui filtrasi, sedangkan parameter TDS masih belum memenuhi baku mutu. 4. Performa MBG tipe swirl sebagai aerator berhasil meningkatkan karakteristik pelarutan oksigen (DO) dibandingkan dengan metode filtrasi. 5. Performa MBG tipe swirl sebagai aerator juga berhasil secara signifikan meningkatkan kejernihan air. 5.2. SARAN 1. Perlu pengujian lebih lanjut dengan menggabungkan metode filtrasi dan aerasi sedemikian sehingga bisa saling mengatasi kelemahan masing-masing metode 2. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai efisiensi alat MBG terkait dengan penggunaan pompa listrik. 3. Perlunya rancang bangun alat aerasi yang lebih portabel dan fleksibel untuk berbagai keperluan rumah tangga maupun industri.
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 64 Daftar Pustaka Anonim. (2018) ‘Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan’, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2018, 151(2), p. Hal 10-17. Afisna, L. P. and Juwana, W. E. (2020) ‘Aplikasi Microbubble Generator Porous-Venturi pada Pengolahan Air Limbah Buatan’, KURVATEK. journal.itny.ac.id. Available at: https://journal.itny.ac.id/index.php/krvtk/article/view/1818. Arohman, A., Kardiman, K. and Oleh, O. (2021) ‘Perancangan Alat Micro-Bubble Generator (Mbg) Dengan Memanfaatkan Energi Listrik Dari Panel Surya Sebagai Energi Terbarukan’, Barometer, 6(2), pp. 368–375. Available at: https://journal.unsika.ac.id/index.php/barometer/article/view/511 9. Batubara, Y. (2022) Studi Eksperimental Karakteristik Microbubble Generator Tipe Aliran Swirl dengan Diameter Outlet 30 Milimeter dan Variasi Jarak Nosel Gas-Outlet. etd.repository.ugm.ac.id. Available at: https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/218639. Budhijanto, W. et al. (2015) ‘Enhancement of aerobic wastewater treatment by the application of attached growth microorganisms and microbubble generator’, International Journal of Technology, 6(7), pp. 1101–1109. doi: 10.14716/ijtech.v6i7.1240. Etchepare, R. et al. (2017) ‘Nanobubbles: Generation using a multiphase pump, properties and features in flotation’, Minerals Engineering. Elsevier, 112(March), pp. 19–26. doi: 10.1016/j.mineng.2017.06.020. Fukami, K. et al. (2021) ‘Effective purification of eutrophic wastewater from the beverage industry by microbubbles’, Water. mdpi.com. Available at: https://www.mdpi.com/2073-4441/13/24/3661. Gahana, D. et al. (2022) ‘Implementasi Teknologi Microbubble Generator pada Pengolahan Limbah Cair Kotoran Sapi’, 1(09), pp.
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 65 1070–1077. Juwana, W. E. et al. (2019) ‘Hydrodynamic characteristics of the microbubble dissolution in liquid using orifice type microbubble generator’, Chemical Engineering Research and Design. Institution of Chemical Engineers, 141, pp. 436–448. doi: 10.1016/j.cherd.2018.11.017. Khuntia, S., Majumdar, S.M., Ghosh, P. (2012) ‘Microbubble Aided Water and Wastewater Purification : A Review’, Rev Chemical Engineering, 28(191–221). Kim, J., Kitagaki, R. and Choi, H. (2020) ‘Pore filling effect of forced carbonation reactions using carbon dioxide nanobubbles’, Materials. mdpi.com. Available at: https://www.mdpi.com/1996- 1944/13/19/4343. Li, P. and Tsuge, H. (2006) ‘Water Treatment by Induced Air Flotation Using Microbubbles’, Journal of Chemical Engineering of Japan, 39(8), pp. 896–903. doi: 10.1252/jcej.39.896. Lim, Y. S. et al. (2021) ‘Effects of microbubble aeration on water quality and growth performance of Litopenaeus vannamei in biofloc system’, Aquacultural Engineering. Elsevier B.V., 93(February), p. 102159. doi: 10.1016/j.aquaeng.2021.102159. Liu, C., Tanaka, H., Ma, J., Zhang, L., Zhang, J., Huang, X. (2012) ‘Effect of Microbubble and Its Generation Process on Mixed Liquor Properties of Activated Sludge Using Shirasu Porous Glass (SPG) Membrane Sytems’, Water Research, 46, pp. 6051–6058. Liu, C., Tanaka, H., Zhang, J., Zhan, L., Yang, J., Huang, X., Kubota, N. (2013) ‘Sucessful Application of Shirasu Porous Glass (SPG) Mebrane System For Microbubble Aeration in Biofilm Treating Syntetic Wastewater’, Separation and Purification Technology, 103, pp. 53–59. Liu, S., Ma, H., Huang, P., Li, J., and Kikuchi, T. (2010) ‘Effect of Microbubble on Coagulation Floatation Process of Dyeing water’, Separation and Purification Technology, 71, pp. 337–346. Liu, S. et al. (2018) ‘Separation characteristics of the gas and liquid
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 66 phases in a vane-type swirling flow field’, International Journal of Multiphase Flow. Elsevier Ltd, 107, pp. 131–145. doi: 10.1016/j.ijmultiphaseflow.2018.05.025. Mawarni, D. I. and Korawan, A. D. (2019) ‘Pengaruh Debit Fluida Air terhadap Distribusi Diameter Bubble pada Microbubble Generator Tipe Orifice-Porous Tube’, Jurnal SIMETRIS, 13(2), pp. 17–21. Nair, S. S. et al. (2022) ‘Contemporary application of microbubble technology in water treatment’, Water Science and Technology, 86(9), pp. 2138–2156. doi: 10.2166/wst.2022.328. Ohnari, H. (2002) ‘Swirling Fine-Bubble Generator’, (U.S. Patent No US 6,382,60 B1). U.S. Patent and Trademark Office, 1(12). Purnamasari, D. E., (2017), 'Penentuan Status Air Kali Wonokromo dengan Metode Storet dan Indeks Pencemar', Skripsi, ITS Purnomo, S. S., Sumarjo, J. and Gusniar, I. N. (2021) ‘Implementasi Microbubble Generator Tipe Orifice Dengan Pipa Porous Dan Pipa Distributor Untuk Aerasi Kolam Ikan’, SELAPARANG Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 4(2), p. 400. doi: 10.31764/jpmb.v4i2.4392. Purnomo, S. S., Sumarjo, J. and Purwanti, E. (2022) ‘Implementasi Alat Tenaga Surya Pada Microbubble Generator Untuk Aerasi Kolam Ikan’, SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(2), p. 1064. doi: 10.31764/jpmb.v6i2.8138. Putri, H. M., Saraswati, S. P. and Mahathir, J. S. (2022) ‘Penyisihan Material Organik dan Nitrogen dengan Proses Aerasi Menggunakan Microbubble Generator (MBG) pada Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Asrama’, Jurnal Ilmu Lingkungan, 20(1), pp. 127–138. doi: 10.14710/jil.20.1.127-138. Sadatomi, M., Kawahara, A., Kano, K., and Ohtomo, A. (2005) ‘Performance of New Micro-Bubble Generator With A Sperical Body in Flowing Water Tube’, Experimental Thermal and Fluid Science, 29, pp. 615–623. Sadatomi, M., Kawahara, A., Matsuura, H., S. (2012) ‘Microbubble Generation Rate and Bubble Dissolution Rate Into Water by A
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 67 Simple Multi Fluid Mixer With Orifice and Porous Tube’, Experimental Thermal and Fluid Science, 41, pp. 23–30. Saputra, D. A. and Sumarjo, J. (2022) ‘Perancangan Sistem Microbubble Generator Terapung Berbasis Arduino Untuk Mengontrol Dissolved Oxygen’, Infomatek, 24(1), pp. 15–24. doi: 10.23969/infomatek.v24i1.5370. Scabra, A. R. et al. (2021) ‘Aplikasi Teknologi Mikrobubble Pada Petani Ikan Nila Di Desa Bayan’, Indonesian Journal of Fisheries Community Empowerment, 1(1), pp. 36–42. doi: 10.29303/jppi.v1i1.56. Suryanto, H., Aminnudin, A. and Yanuhar, U. (2022) ‘Pemberdayaan Masyarakat Melalui Penerapan Teknologi Microbubble Terkontrol Iot Pada Kolam Ikan Lele Di Pokdakan Roi Lele Kabupaten Malang’, Jurnal Pengabdian Pendidikan dan Teknologi (JP2T), 3(1), p. 1. doi: 10.17977/um080v3i12022p1-7. Suwartha, N. et al. (2020) ‘Effect of size variation on microbubble mass transfer coefficient in flotation and aeration processes’, Heliyon. Elsevier Ltd, 6(4), p. e03748. doi: 10.1016/j.heliyon.2020.e03748. Terasaka, K., Nishino, T., Fujioko, S., and Kobayashi, D. (2011) ‘Development of Microbubble Aerator for Waste Treatment Using Aerobic Activated Sludge’, Chemical Engineering science, 66, pp. 3172–3179. Tsuge, H., Ogawa, T. and Ohmasa, R. (2008) ‘Microbubble formation by electrolysis using a new mixing equipment with low frequency vibratory fins’, Journal of Chemical Engineering of Japan, 41(7), pp. 557–561. doi: 10.1252/jcej.07WE106. Warjito and Laksana, M. (2008) ‘Micro Bubble Generator Dengan Metode Spherical Ball Dalam Pipa Beraliran’, Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin VII, (November), pp. 1–7. WICAKSONO, M. S. (2019) Karakteristik Aerasi dengan Variasi Diameter Nosel. repository.unej.ac.id. Available at: https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/90767.
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora 68 Yanuhar, U. et al. (2022) ‘Penerapan Microbubble Pada Kolam Ikan Koi Untuk Manajemen Kualitas Air Berkelanjutan Di Desa Nglegok, Kabupaten Blitar’, Prosiding Seminar Nasional Perikanan dan Kelautan dalam Rangka Memperingati Hari Ikan Nasional (HARKANNAS) Tahun 2021, pp. 90–94. Yulianti, T. (2021) ‘Identifikasi Efektivitas Reaerasi Menggunakan Microbubble Generator (Mbg) Pada Air Embung’, Jurnal Teknik Sipil, 16(2), pp. 93–104. doi: 10.24002/jts.v16i2.4775.
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora LAMPIRAN 1 Hasil Uji Lab Sampel pada Inlet PAMSIMAS
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora LAMPIRAN 2 Hasil Uji Lab Sampel pada Outlet PAMSIMAS
LAPORAN AKHIR Kajian Penerapan Microbubble Generator (MBG) untuk Meningkatkan Kualitas Air Bersih pada Program PAMSIMAS di Kabupaten Blora LAMPIRAN 3 Hasil Uji Lab Sampel Hasil MBG