The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

MUKROFIN AULIA RAHMA
TADRIS IPA
SEMESTER 3

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by mukrofinauliarahma, 2021-12-29 11:11:07

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MUKROFIN AULIA RAHMA
TADRIS IPA
SEMESTER 3

Keywords: Tugas Individu Psikologi Pendidikan

NAMA : MUKROFIN AULIA RAHMA

NIM : 20208017

PRODI : TADRIS IPA

MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN

TUGAS INDIVIDU (Merangkum Materi)

A. HAKIKAT PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
• Definisi psikologi pendidikan

Psikologi pendidikan merupakan cabang dari ilmu psikologi yang mengkaji berbagai
problematika psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Hasil dari kajian tersebut
kemudian dirumuskan menjadi suatu konsep, teori, dan metode yang dapat digunakan untuk
memecahkan berbagai problematika yang terjadi di dalam proses pembelajaran. Jadi dapat
disimpulkan bahwa psikologi pendidikan ialah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari
tentang tingkah laku manusia selama
dalam proses belajar-mengajar.

• Tujuan dan Manfaat Psikologi Pendidikan
1) Tujuan psikologi pendidikan

Tujuan utama dari mempelajari Psikologi Pendidikan adalah agar dapat memahami
karakteristik individu, baik diri sendiri maupun orang lain, terlebih memahami
karakteristik peserta didik.
2) Manfaat psikologi pendidikan
Manfaat dari psikologi pendidikan yaitu Memahami karakteristik peserta didik,
memilih strategi dan metode pembelajaran yang tepat, dapat menciptakan suasana
belajar yang kondusif, memberikan bimbingan kepada peserta didik, memberi motivasi
belajar kepada peserta didik, dan mengevaluasi hasil belajar.

• Peranan psikologi pendidikan

Psikologi juga memiliki berbagai peranan diantaranya :

1) Psikologis pendidikan berperan dalam mempersiapkan para guru (calon) yang
prefesional dan pemahaman terhadap individu yang lain.

2) Psikologis pendidikan berperan dalam upaya pencegahan terhadap timbulnya masalah
psikologis, dan perkembangan pendidikan sebagai pedoman bagi guru pembimbing.

3) Psikologis pendidikan sebagai upaya bantuan dalam pemecahan masalah dan dapat
mempengaruhi ide dan pelaksanaan administratifdan supervisi pendidikan.

4) Psikologis pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan upaya meningkatkan
kualitas pemberian layanan.

• Konsep belajar yang efektif

Konsep belajar yang efektif adalah cara belajar yang sesuai dengan kondisi personal
pembelajaran, mulai dari metodenya ataupun pengelolaan waktu belajar. Dan ada beberapa
cara belajar yang efektif dan efisien diantaranya:

1) Mengatur waktu belajar
2) Memilih tempat belajar
3) Mengadakan diskusi, dan
4) Membuat kesimpulan.

• Perkembangan peserta didik

Dalam perkembangan peserta didik terdapat beberapa aspek perkembangan yang
terjadi pada setiap anak diantaranya :

1) Perkembangan kognitif dan bahasa, yakni berkaitan dengan kemampuan mental dan
fisiknya. Untuk mengetahui objek tertentu, memasukkan informasi kedalam pikiran,
mengubah pengetahuan yang telah ada.

2) Perkembangan personal (self), adalah bertambahnya kemampuan dan skill yang
dimiliki oleh diri sendiri dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
pola teratur dan dapat diramaikan sebagai proses pematangan.

3) Perkembangan psikososial, Perkembangan psikososial merupakan kematangan
psikologis seseorang dalam berhubungan sosial. Dapat pula diartikan sebagai proses
belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi
serta menyesuaikan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi.

4) Perkembangan moral, Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan
tentang kemampuan seseorang untuk mengetahui baik dan buruknya suatu perbuatan,
kesadaran untuk melakukan perbuatan baik, kebiasaan melakukan baik dan rasa cinta
terhadap perbuatan baik.

B. KERAGAMAN INDIVIDU (INDIVIDUAL DIVERSITY) INTELIGENSI, GAYA
BELAJAR DAN KEPRIBADIAN
• Pengertian Individu

Dalam kamus echols & shadaly (1975), individu adalah kata benda dari individual yang
berarti orang, perseorangan, dan oknum. Sedangkan menurut kamus besar bahasa indonesia
(KBBI) online, individu berarti orang seorang: pribadi orang (terpisah dari yang lain). Bisa
juga disebut individual yang berarti mengenai atau berhubungan dengan manusia secara
pribadi, bersifat perseorangan.Berdasarkan pengertian di atas dapat dibentuk suatu lingkungan
untuk anak yang dapat merangsang perkembangan potensi-potensi yang dimilikinya dan akan
membawa perubahan-perubahan apa saja yang diinginkan dalam kebiasaan dan sikap-
sikapnya.

• Perbedaan Individu

Menurut Gerry (1963) dalam buku perkembangan peserta didik karya Sunarto dan B.
Agung Hartono mengkategorikan perbedaan individual seperti berikut:

1) Perbedaan fisik, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penglihatan,
dan kemampuan bertindak.

2) Perbedaan sosial termasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga, dan suku.
3) Perbedaan kepribadian termasuk watak, motif, minat, dan sikap.
4) Perbedaan intelegensi dan kemampuan dasar (skema).

5) Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah dalam mencapai pengetahuan
baru.

• Macam-macam Perbedaan Individu
1. Intelegensi

Inteligensi pada mulanya mempunyai pengertian kemampuan untuk memilih suatu
penalaran terhadap fakta atau kebenaran. Beberapa pakar menyebutkan bahwa intelegensi
sebagai keahlian untuk memecahkan masalah. Intelegensi merupakan potensi bawaan yang
sering dikaitkan dengan berhasil tidaknya anak belajar disekolah.

Sternberg dalam Santrock mengatakan bahwa secara umum intelegensi dibedakan menjadi 3
diantaranya :

1) Inteligensi Analitis

Yaitu kecerdasan yang lebih cenderung dalam proses penilaian objektif dalam suatu

pembelajaran dalam setiap pelajaran, selalu mendapatkan nilai yang bagus,dalam setiap

hasil ujian. Misalnya: seorang individu dalam ujian disetiap pelajarannya selalu

mendapatkan nilai di atas rata-rata.

2) Inteligensi Kreatif

Yaitu kecerdasan yang lebih cenderung pada sifat-sifat yang unik, merancang hal-hal
yang baru. Misalnya: seorang peserta didik diinstrusikan untuk menuliskan kata “P O
H O N” oleh gurunya, tetapi jawaban seorang individu yang kreatif dengan

menggambarkan sebuah pohon.

3) Inteligensi Praktis

Yaitu kecerdasan yang berfokus pada kemampuan untuk menggunakan, menerapkan,

mengimplementasikan, dan mempraktikan. Misalnya: seorang individu mendapatkan

skor rendah dalam tes IQ tradisional, tetapi dengan cepat memahami masalah dalam

kehidupan nyata, contohnya dalam pembelajaran praktikum di laboratorium, akan cepat

memahami karena dibantu dengan berbagai peralatan dan media

2. Gaya Belajar dan Gaya Berpikir

Gaya belajar dan berpikir bukanlah kemampuan, tetapi cara yang dipilih seseorang
untuk menggunakan kemampuannya. Dua dikotomi gaya belajar dan berpikir yang paling
banyak didiskusikan adalah:

1) Gaya Impulsif/Reflektif
Gaya impulsif/reflektif juga disebut sebagai tempo konseptual, yakni murid cenderung
bertindak cepat dan impulsif atau menggunakan lebih banyak waktu untuk merespons
dan akurasi dari suatu jawaban (Kagan, 1965). Murid yang impulsif sering kali lebih
banyak melakukan kesalahan ketimbang murid yang reflektif.

2) Gaya Mendalam/Dangkal
Maksudnya adalah sejauh mana murid mempelajari materi belajar dengan satu cara
yang membantu mereka untuk memahami makna materi tersebut (gaya mendalam) atau
sekadar mencari apa-apa yang perlu untuk dipelajari (gaya dangkal) (Marton, Hounsell,
& Entwistle, 1984).

3. Kepribadian dan Temperamen
1) Kepribadian

Menurut Horton (1982:12), pengertian kepribadian adalah keseluruhan sikap, perasaan,
ekspresi, dan temperamen seseorang. Sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen itu akan
terwujud dalam tindakan seseorang jika dihadapkan pada situasi tertentu. Setiap orang
mempunyai kecenderungan berprilaku yang baku, atau berpola dan konsisten, sehingga
menjadi ciri khas pribadinya.

2) Temperamen

Dalam kamus psikologi, temperamen diartikan sebagai disposisi reaktif seseorang.
Sedangkan menurut Santrock, temperamen adalah gaya perilaku sesorang dan cara khasnya
dalam memberi tanggapan atau respon. Dalam kehidupan sehari-hari biasanya dijumpai ada
murid yang bertemperamen aktif, sedangkan yang lainnya tenang. Jenis-Jenis Temperamen :

a. Sanguine

Seseorang yang memiliki tipe sanguine adalah orang yang ramah dan hangat, berusaha
menyenangkan hati orang lain, supel dalam bergaul, kehadirannya meramaikan suasana,
mudah tertawa tapi mudah pula terharu.

b. Melankolis

Seseorang yang memiliki tipe melankolis ini adalah orang yang tekun dalam melakukan
sesuatu, berbakat, perfeksionis, suka yang indah-indah, setia, biasanya tanpa disuruh dia akan
langsung mengerjakan tugasnya, sangat menjaga barang pribadi, hanya dengan disindir saja
dia sudah langsung tahu letak kesalahannya dan berusaha untuk memperbaikinya.

c. Kolerik

Seseorang yang mempunyai temperamen jenis ini merupakan orang yang berkemauan
keras, berjuang untuk mendapatkan apa yang diinginkannya (ambisius), mandiri, punya rasa
percaya diri yang kuat, suka menjadi pemimpin, aktif dan produktif.

d. Flegmatik

Berasal dari kata flegma yang artinya ketidakacuhan atau sikap dingin yang apatis dan
menjemukan. Keseluruhan sifat ini tampaknya kebalikan dari kolerik. Orang dengan tipe ini
adalah orang yang cinta ketenangan dan kedamaian, pendiam, tidak rewel, penurut, easy going,
dan tidak banyak menuntut.

C. KERAGAMAN INDIVIDU (INDIVIDUAL DIVERSITY) SOSIOKULTURAL, ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS
• Sosiokultural

Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar didunia yang menganut
paham Bhineka Tunggal Ika. Kenyataan ini dapat dilihat dari sosio-kultural dan gegografisnya
meliputi agama, ras, suku, budaya dan lainnya. Pendidikan multikultural menawarkan satu
alternatif melalui penerapan strategi dan konsep pendidikan yang berbasis pada pemanfaatan
keragaman yang ada di masyarakat, seperti keragaman etnis, budaya, bahasa, agama, status
sosial, gender, kemampuan, umur, dll. Karena itulah yang terpenting dalam pendidikan
multikultural adalah seorang pendidik tidak hanya dituntut untuk menguasai dan mampu secara
profesional mengajarkan materi yang diajarkan.

1). pendidikan multikultural adalah konsep, ide atau falsafah sebagai suatu rangkaian
kepercayaan (set of believe) dan penjelasan yang mengakui dan menilai pentingnya keragaman
budaya dan etnis di dalam membentuk gaya hidup, pengalaman sosial, identitas pribadi,
kesempatan-kesempatan pendidikan dari individu, kelompok maupun negara.

2). strategi pendidikan yang diaplikasikan pada semua jenis mata peserta didikan,
dengan cara menggunakan perbedaan-perbedaan kultural yang ada pada anak sangat
diperlukan, dengan pertimbangan sebagai berikut:

➢ Pendidikan multikultural secara inheren
➢ Pendidikan multikultural memberikan harapan
➢ Pendidikan multikultural menentang pendidikan yang berorientasi bisnis.
➢ Pendidikan multikultural sebagai resistensi fanatisme

• Anak berkebutuhan khusus

Anak berkebutuhan khusus (ABK) merupakan anak yang membutuhkan penanganan
istimewa dikarenakan adanya gangguan dalam pertumbuhan, perkembangan , dan kelainan
yang dialami oleh anak. ABK adalah anak yang mempunyai keterbatasan fisik, psikis, dan
ADHD.

a. Gangguan Fisik :
1. Tuna Netra / visual impairment.
2. Tuna Rungu / hearing loss
3. Gangguan Kelancaran Berbahasa
4. Tuna Daksa

b. Gangguan Perilaku
1. Autisme
2. ADHD
3. Tunalaras
4. Conduct Disolder

c. Bentuk Layanan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus

Sistem layanan pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah dari
sistem pendidikan anak normal. Pendidikan anak berkebutuhan khusus melalui sistem
segregasi maksudnya adalah penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan secara khusus
dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikan untuk anak normal. Ada empat bentuk
pelayanan pendidikan dengan sistem segregasi yaitu:

1.Sekolah Luar Biasa (SLB)
2. Sekolah Luar Biasa Berasrama
3. Kelas jauh atau kelas kunjung
4. Sekolah Dasar Luar Biasa

d. Bentuk Layanan Pendidikan Terpadu / Integrasi

Bentuk layanan pendidikan terpadu/integrasi adalah sistem pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama-sama

dengan anak normal belajar dalam satu atap.Sistem pendidikan integrasi disebut juga sistem
pendidikan terpadu yakni sistem pendidikan yang membawa anak berkebutuhan khusus kepada
suasana keterpaduan dengan anak normal. Ada 3 bentuk keterpaduan dalam layanan
pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus menurut Depdiknas (1986), ketiga bentuk tersebut
adalah:

1. Bentuk Kelas Biasa
2. Kelas Biasa dengan Ruang Bimbingan Khusus
3. Bentuk Kelas Khusus

D. PENERAPAN KONSEP BEHAVIORAL
• Teori behavioral

Teori Behavior merupakan sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner
tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Kemudian teori ini berkembang
menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap pengembangan teori pendidikan
dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada
terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.

• Respon

Respon berasal dari kata reponse yang berarti jawaban, menjawab, balasan atau
tanggapan (reaction). Secara universal reaksi atau asumsi bisa dimaksud selaku hasil ataupun
kesan yang didapat ( ditinggal ) dari pengamatan tentang subjek , kejadian ataupun hubungan
- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi serta menafsirkan pesan - pesan.

• Refleks

Gerakan refleks terjadi ketika stimulus yang diterima oleh saraf sensorik ditransmisikan
langsung dari neuron perantara (neuron ikat). Gerakan tersebut biasanya dilakukan secara
sadar, tetapi ada juga gerakan yang tidak disadari yaitu gerakan refleks. Impuls dalam gerakan
sadar sepanjang jalur panjang, yaitu dari reseptor ke saraf sensorik, diangkut ke otak untuk
diproses lebih lanjut oleh otak dan kemudian oleh otak dalam bentuk respons yang harus
diberikan saraf motorik sebagai perintah . untuk diproses oleh efektor.
Classical conditioning dan operant conditioning

• Classical conditioning dan operant conditioning

Teori belajar classical conditioning mengimplikasikan pentingnya mengkondisi
stimulus agar terjadi respon. Dengan demikian pengontrolan dan perlakuan stimulus jauh lebih
penting daripada pengontrolan respon.

Operant Conditioning adalah metode pembelajaran yang menggunakan penghargaan
dan hukuman sebagai konsekuensi dari perilaku. Dengan metode ini, mereka yang
mempelajarinya akan memahami hubungan yang terjalin antara perilaku dan konsekuensi.

E. PENDEKATAN SOSIAL DALAM PEMBELAJARAN
• Pembelajaran Observasional

Teori belajar sosial terkenal dengan sebutan teori observational learning, “belajar
observasional atau dengan pengamatan”. Metode pembelajaran observasional didasarkan pada
teori belajar sosial Bandura (Groenendijk, 2011). Groenendijk (2011) menyatakan bahwa teori
ini menjelaskan bahwa pembelajaran adalan interaksi yang berkesinambungan antara kognitif,
perilaku dan pengaruh lingkungan.

• Elemen Dalam Pembelajaran Observasional

1. Attention

Atensi (perhatian) merupakan salah satu proses dalam pembelajaran observasional.
Atensi akan suatu model yang memberikan stimulus, menurut Bandura (1986) mengatakan
individu akan memerhatikan model yang efektif, atraktif, dihargai dan sukses dibanding
sebaliknya (Hergenhahn, 2010:363). Dalam hal ini pembelajaran observasional yang
melibatkan atensi, bisa memiliki efek terhadap proses pembentukkan kognitif dan afektif.

2.Retention
Bandura (1986: 58) menjelaskan bahwa ada proses retensi yaitu proses mengingat dan

mempertahankan informasi tadi bisa secara simbolis secara imajinatif bagaimana gaya dan
ucapan model tadi, dan simbolis secara verbal disini membiasakan memakai bahasa yang
dipakai oleh model.

3. Production
Pada fase ini, gambar atau kode simbolis verbal dalam memori memandu aspek nyata dari

perilaku yang baru diperoleh. Tahap produksi memungkinkan model atau instruktur untuk
melihat apakah komponen urutan perilaku telah dikuasai oleh siswa atau kadang-kadang hanya
bagian dari urutan perilaku kode yang dimiliki dengan benar.

• Observasional learning dalam pembelajaran

Ada Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menerapkan teori belajar sosial Albert
Bandura dalam proses belajar mengajar adalah:
1. Menghubungkan pelajaran dengan pengalaman atau kehidupan siswa
2. Alat untuk memusatkan perhatian seperti peta konsep, gambar, bagan dan media
pembelajaran visual lainnya.
3. Kaitkan pesan pembelajaran dengan topik yang diteliti.
4. Gunakan musik.
5. Ciptakan lingkungan yang bahagia.
6. Teknik penyajian materi bervariasi.
7. Pengurangan materi yang tidak relevan

F. PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI

Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan informasi
untuk meningkatkan kapabilitas siswa mel8alui proses pembelajaran.

• Sumber Daya Kognitif (Cognitive Recourse)

Dalam arti yang luas Cognition/kognisi ialah perolahan penataan, penggunaan
pengetahuan. Teori belajar kognitivisme lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil
belajar itu sendiri. Teori ini lebih menaruh perhatian dari pada peristiwa-peristiwa Internal.

• Perhatian (Attention)

Perhatian sendiri merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
mendayagunakan kesadaran untuk mengiringi suatu kegiatan.

• Memori

memori merujuk pada kemampuan pembelajar untuk secara mental menyimpan hal-hal
yang telah mereka pelajari sebelumnya. Contohnya penyimpanan pengetahuan dan
keterampilan yang telah dipelajari sebelumnya selama satu kurun waktu.

• Keahlian (Expertise)

Keahlian sendiri adalah mampunya seseorang dalam melakukan sesuatu dengan sangat
baik atau sesuatu yang telah dikuasai. Keahlian ini merupakan suatu kemampuan yang dapat
diturunkan kepada orang lain, seperti seorang guru yang menurunkan keahlian kepada
muridnya.

• Metakognisi

Konsep dari metakognisi ialah ide yang muncul dari pemikiran pada diri sendiri.
Metalkognisi juga dapat dikatakan sebagai menggali pemikiran orang tentang berfikir atau
“thinking about thinking”.

G. TEORI KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN (LANJUTAN)
• Pemahaman Konseptual

Pemahaman konseptual merupakan komponen penting dari pengetahuan yang
diperlukan untuk mengatasi suatu masalah. Hal ini sejalan dengan pendapat Bransford, Brown
dan Cocking (NCTM, 2000: 20) menyatakan bahwa pemahaman konseptual adalah komponen
terpenting dari kecakapan.

• Berfikir

1..Berfikir Kritis

Berpikir kritis adalah berpikir reflektif dan produktif, dan mengevaluasi bukti.
Kesadaran adalah suatu konsep yang mencerminkan pemikiran kritis.

2. Berpikir Afektif
Aspek penting dari pemikiran adalah berpikir kreatif (Baghetto & Kaufman, 2010;

Sternberg, 2009, 2010). Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir tentang cara baru, dan
tidak biasa, dan datang dengan solusi yang unik.

• Memori Jangka Panjang (Long-term Memory)

LTM digambarkan sebagai tempat penyimpanan informasi dalam jumlah besar untuk
periode waktu yang tak tentu (Atkinson dalam Matlin, 2005). LTM memiliki kapasitas yang

tidak terbatas karena lokasi penyimpanan memori ini ada di seluruh bagian otak, meskipun
terpusat pada bagian-bagian tertentu.

• Excecutive Funtioning

Secara umum fungsi eksekutif didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengontrol dan
mengelola proses kognitif dan perilaku, yang biasanya dilihat sebagai proses yang digunakan
untuk regulasi diri atas pemikiran dan perilaku dalam rangka mencapai tujuan (Ursache, Blair,
& Raver, 2012).

• Penalaran

Berpikir merupakan proses untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran, sedangkan
logika merupakan ilmu berpikir (Solso, 2008). Aristoteles memperkenalkan sistem validasi
argumen yang disebut silogisme, dimana silogisme memiliki 3 langkah, diantarnya: premis
mayor, premis minor, konklusi (Solso, 2008).

• Problem Solving

Problem solving adalah sebuah upaya untuk mengatasi hambatan yang menghalangi
jalan menuju solusi (Reed, 2000). Problem solving adalah proses kognitif-behavioral yang
dilakukan individu untuk mengidentifikasi dan menemukan solusi yang efektif atas masalah
yang dihadapinya.

• Transfer of Learning

Transfer belajar adalah kemampuan menerapkan apa yang telah dipelajari ke dalam
situasi yang baru, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dengan kata lain transfer dalam
belajar berarti pemindahan hasil belajar dari mata pelajaran yang satu ke mata pelajaran yang
lain, atau ke kehidupan di luar lingkungan sekolah.

• Perkembangan Otak

Pada dasarnya sistem perkembangan otak merupakan sebuah interaksi yang sangat
kompleks antara faktor genetik dan stimulasi dari lingkungan. Pengalaman yang diperoleh oleh
anak dari interaksi dengan lingkungannya akan menstimulasi terbentuknya hubungan-
hubungan yang kompleks antar sel-sel saraf dan antar bagian-bagian otak (sinaps) sehingga
dengan berjalannya waktu anak akan mampu mengerti dan melaksanakan aktivitas-aktivitas
yang semakin kompleks.

• Forgetting dan Remembering

1. Lupa (Forgetting)

Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk mengungkapkan kembali
informasi yang telah kita terima atau yang sudah kita pelajari. Secara sederhana (Djamarah,
2008) mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang
pernah dipelajari atau dialami.

2. Remembering (Mengingat Kembali)

Remembering adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan
dalam ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan
informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan.

• Strategi Membantu Siswa Belajar

Ada empat strategi dasar belajar mengajar yang meliputi hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi serta menetapkan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana
yang diharapkan sesuai tuntutan dan perubahan zaman.

2. Mempertimbangkan dan memilih sistem belajar mengajar yang tepat untuk mencapai
sasaran yang akurat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan tehnik belajar mengajar dan dianggap paling
tepat dijadikan pegangan guru dalam menunaikan kegiatan mengajar.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar
keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil
kegiatan belajar mengajar.

H. PERAN MOTIVASI DALAM BELAJAR

1). Pengertian motivasi belajar

Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa (intrinsik) dan dari
luar diri siswa ekstrinsik) untuk melakukan sesuatu .
2). Pengertian Emosi

Emosi adalah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Emosi dapat ditunjukkan ketika
merasa senang mengenai sesuatu, marah kepada seseorang, ataupun takut terhadap sesuatu.
3). Pendekatan Motivasi ada 5 :

➢ Pendekatan Behavioral : Pendekatan behavioral didasarkan pandangan ilmiah tentang
tingkah laku manusia yaitu pendekatan yang sistematik dan terstruktur dalam
konseling.

➢ Pendekatan Humanistik : Pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari
dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan
tersebut.

➢ Pendekatan Kognitif : Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah
proses mental di mana individu (organism) aktif dalam menangkap, menilai,
membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi.

➢ Pendekatan Sosial Kognitif : pembelajaran sosial koginitif adalah belajar dengan b
erinteraksi dengan lingkungan atau melalui observasi atau proses pembelajaran
seperti ini dinamakan modelling .

➢ Pendekatan Sosial Kultural : Pada dasarnya proses belajar tidak dapat dipisahkan dari
aktivitas dan interaksi, karena persepsi dan aktivitas berjalan seiring secara dialogis .

4). Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa :

a. Menggunakan metode pembelajaran yang tepat dan beragam
b. Menjadikan siswa sebagai peserta didik yang aktif
c. Memanfaatkan media seoptimal mungkin
d. Mengadakan evaluasi secara berkala
e. Memberikan Pujian Pujian

I. PERAN EMOSI DALAM BELAJAR

Emosi dalam proses pembelajaran memberikan pengaruh dalam bentuk cepat atau
lambatnya proses belajar siswa. Emosi pada individu juga berpengaruh dalam membantu
proses pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi siswa. Tanpa adanya emosi,
kegiatan saraf otak akan bekerja tidak optimal dan juga tidak maksimal dalam merekatkan
pengetahuan dalam ingatan sehingga hasil belajar tidak dapat dicapai dengan maksimal.
Kondisi emosi yang baik dan positif pada siswa akan menunjang keberhasilan siswa dalam
belajar dan mencapai tujuan-tujuannya. Sementara emosi yang tidak sesuai atau bersifat negatif
pada anak justru akan berdampak pada kegagalan dalam belajar sampai putus sekolah bahkan
droup out.

• Membangun Emosi Positif Dalam Kelas

Berikut adalah cara membangun emosi positif dalam kelas :

➢ Tunjukkan antusiasme, gairah dan semangat anda dalam mengajar. Murid akan melihat
anda dan terbawa oleh semangat anda.

➢ Beritahukan tujuan pembelajaran dan manfaat dari pelajaran yang akan anda sampaikan
kepada murid. Setelah murid mengetahui tujuan dan manfaat pelajaran diharapkan akan
tumbuh minat untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

➢ Berikan kesempatan murid untuk berkomunikasi, berdialog, dan berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran. Misalnya dalam menyiapkan perlengkapan belajar, media
pembelajaran, dan dalam kerjasama kelompok.

➢ Ciptakan makna pembelajaran dengan mengaitkan pelajaran dengan
pengalamanpengalaman murid dan kejadian nyata di lingkungan

➢ Lontarkan pernyataan yang empatik dengan bahasa yang tegas dan tenang. Contoh ;
“anak-anak, hari ini kita akan mempelajari sesuatu yang lebih menantang, kita akan
berusaha memecahkan persoalan yang berkaitan erat dengan kehidupan kita”.

➢ Berikan pujian yang tulus dan merata kepada murid yang bersikap positif, aktif, dan
menunjukkan kesungguhan dan keberhasilan belajar meski sekecil apapun. Pujian
diberikan secara spontan tanpa menunggu waktu lama tepat setelah anak melakukan
tindakan yang terpuji dan menunjukkan keberhasilan.

➢ Berikan hadiah (reward) untuk murid dengan kriteria tertentu.

J. MANAGEMENT KELAS UNTUK PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF
• Konsep Pembelajaran

Dikatakan efektif apabila dalam proses pembelajaran dapat mencapai tujuan yang di
inginkan , misalnya seperti menciptakan suasana yang tenang dan nyaman sehingga siswa
merasa senang.

• Cara Menciptakan Suasana Pembelajaran Yang Efektif
1) Pemilihan media pengajaran dan metode yang sesuai yang akan guru gunakan.
2) Disela sela menjelaskan jangan lupa menyelipkan candaan sedikit agar siswa tidak

terlalu tegang dalam proses pembelajaran
3) Suasana belajar yang menyenangkan. Menurut Reight (1989), bebrapa hal yang

hars diperhatikan oleh guru dalam membuka pembelajaran supaya pembelajaran
lebih efektif:
a. Membagi materi dalam beberapa pokok bahasan atau topic, kemudian memberi
penjelasan singkat tentang kaitan antartopik dan memberitahukan jika uraian topic
berikutnya perlu dikuasai terlebih dahulu.
b. Memberikan bahasan yang mudah dipahami peserta didik.
c. Menuliskan kata kunci, dengan begitu peserta didik lebih mudah memahainya.
d. Setelah topic selesai, dapat diadakan evaluasi singkat untuk mengetahyui
seberapa paham pada materi tersebut.

• Konsep Management Kelas

Manajemen kelas adalah suatu usaha yang dilakukan guru untuk menyiaptakan kondisi
yang kondusif agar kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara lancar.

• Aspek – Aspek

Management Kelas

1) Mengecek kehadiran siswa.
2) Mengumpulkan hasil pekerjaan siswa,memeriksa, dan menilai hasil pekerjaan tersebut.
3) Pendistribusian bahan dan alat.
4) Mengumpulkan informasi dari siswa.
5) Mencatat data.
6) Pemeliharaan arsip.
7) Menyampaikan materi pembelajaran.
8) Memberikan tugas/pekerjaanrum

• Fungsi Management Kelas
1) Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas.
2) Merencanakan, yakni memikirkan dan menetapkan secara matang arah ,tujuan ,dan

tindakan sekaligus mengkaji berbagai sumber
daya dan metode/teknik yang tepat.
3) Mengorganisasikan ,yakni menentukan sumber daya dan kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi.
4) Memimpin ,yakni pemimpin harus memiliki sifat kepemimpinan dan kepribadian yang
dapat menjadi suri tauladan.
5) Mengendalikan ,yakni memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktivitas
yang direncanakan.

• Peran "waktu" dalam management kelas

Manajemen Waktu adalah proses pengendalian waktu berdasarkan suatu rangkaian
kegiatan yang telah direncanakan dan telah dipertimbangkan berdasarkan kemungkinan-
kemungkinan yang kemudian harus dilakukan pengontrolan dalam prosesnya agar maksimal.
Apalagi bagai seorang guru idealnya dapat mengatur dan mengelola kelas dengan baik,
termasuk menggunakan waktu yang tersedia selama kegiatan pembelajaran dengan bijak dan
agar rangkaian kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan dapat terselesaikan dengan
baik.

K. MANAJEMEN KELAS UNTUK PEMBELAJARAN YANG EFEKTIF (LANJUTAN)
• Prinsip penataan kelas :
➢ Mengurangi hambatan di area macet. Gangguan dan kekacauan sering kali muncul ini
meliputi area kerja kelompok, meja siswa, meja guru, rautan, rak buku, ruang computer,
dan lokasi penyimpanan. Sebids mungkin, pisahkanlah area ini satu sama lain dan
pastikanlah area tersebut mudah di datangi.
➢ Memastikan bahwa anda bisa dengan mudah melihat semua siswa.
➢ Membuat materi pelajaran yang sering digunakan dan persediaan siswa menjadi
Mudah untuk di akses.
➢ Memastikan bahwa siswa bisa dengan mudah mengobservasi presentasi seluruh kelas.

• Mengatur kelas :
➢ Mengatur perabotan dengan cara yang mendorong interuksi siswa dan ubahlah kalau

malah ternyata kontraproduktif
➢ Minimalkan kemungkinan distraksi (pengalihan perhatian)
➢ Mengatur kelas sedemikian rupa sehingga kita mudah berinteraksi dengan
➢ Mengidentifikasi lokasi-lokasi yang mempermudah pemantauan perilaku

• Menciptakan lingkungan positif untuk pembelajaran
➢ Strategi umum

Strategi umum meliputi penggunaan gaya demokratis dan manajemen aktivitas kelas
secara efektif.
➢ Meningkatkan pembelajaran
Saat melakukan evaluasi formatif untuk mengembangkan atau memodifikasi rencana
pelaksanaan pembelajaran (rpp), kita jelas sedang menggunakan asesmen untuk
memfasilitasi pembelajaran.


Click to View FlipBook Version