The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

PENUNTUN PRAKTIKUM LAPANGAN-RIZKA HALID-431419071-BIODIK A

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rizkahalid7, 2021-12-19 11:55:39

PENUNTUN PRAKTIKUM LAPANGAN-RIZKA HALID-431419071-BIODIK A

PENUNTUN PRAKTIKUM LAPANGAN-RIZKA HALID-431419071-BIODIK A

PENUNTUN PRAKTIKUM LAPANGAN
BIOLOGI

Oleh :
RIZKA HALID

(431419071)
Pendidikan Biologi - A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah sehingga penyusunan penuntun ini yang dapat diselesaikan
dengan baik. Walaupun mungkin dalam penulisan penuntun ini masih terdapat
kesalahan dan kekeliruan, namun pada hakikatnya bahwa tidak ada manusia yang
sempurna dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Mudah-mudahan melalui
kelemahan itu, dapat menyadarkan kita akan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Dalam melaksanakan praktikum terdapat beberapa konsep-konsep yang
diberikan dalam perkuliahan yang dapat dipahami. Dalam kegiatan praktikum ini
untuk prmakaian alat-alat praktikum pelu diperhatikan petunjuk kegunaannya dari
guru atau dosen mapun asisten. Oleh karena itu, diawal kegiatan yang pertama kali
dilakukan adalah petunjuk penggunaan alat/mikroskop dan lain-lain. Semoga
penuntun ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Ikutilah
petunjuk-petunjuk yang ada agar tujuan dapat tercapai.

Gorontalo, 18 Desember 2021

Rizka Halid

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
Praktikum I................................................................................................. 1
Praktikum II ............................................................................................... 5
Praktikum III.............................................................................................. 7
Praktikum IV .............................................................................................. 11
Praktikum V................................................................................................ 14

PRAKTIKUM I
KEANEKERAGAMAN DAN KEPADATAN HEWAN TANAH

A. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi jenis hewan tanah yang terdapat di kampus dan kebun
Universitas Negeri Gorontalo
2. Menganalisis keanekaragaman hewan tanah yang ada di kampus dan kebun
Universitas Negeri Gorontalo
3. Mengidentifikasi jenis cacing tanah yang terdapat di kebun Universitas Negeri
Gorontalo
4. Mengestimasi kepadatan populasi cacing tanah di kebun Universitas Negeri
Gorontalo

B. Dasar Teori
Tanah sebagai tempat hidup berbagai organisme menyediakan makanan bagi

masing-masing jenis organisme yang hidup di dalamnya, misalnya seresah yang
jatuh di tanha akan dapat digunakan oleh tumbuhan lagi bila terpecahkan sampai
ke tingkat mineral. Pemecahan seresah di tanah tidak terjadi secara langsung dari
seresah ke tingkat mineral, tetapi melalui proses humifikasi yang melibatkan
hewa-hewan tanah.

Kehidupan hewan tanah sangat bergantung pada habitatnya, karena keberadaan
dan kepadatan populasi suatu jenis hewan tanah di suatu daerah sangat bergantung
ditentukan keadaan daerah itu. Dengan perkataan lain keanekaragaman suatu jenis
hewan tanah di suatu daerah sangat tergantung dari faktor lingkungannya, yaitu
faktor lingkungan biotik dan abiotik.

Keanekaragaman suatu komunitas tergantung pada kekayaan jenis dan tingkat
kemerataan jumlah individu dari tiap jenis yang ada. Pada keanekaragaman yang
tinggi akan terbentuk rantai makanan lebih panjang dan lebih banyak simbiosis
yang terjadi, sehingga akan meningkatkan kestabilan.

Kepadatan populasi suatu jenis atau kelompok hewan tanah dapat dinyatakan
dalam bentuk jumlah atau biomassa per unit contoh, atau persatuan luas, atau per
satuan volume, atau per satuan penangkapan. Kepadatan populasi sangat penting
untuk menghitung produktifitas, tetapi untuk membandingkan suatu komunitas
dengan komunitas lainnya parameter ini tidak tepat. Untuk itu biasanya digunakan
kepadatan relatif. Kepadatan relatif dihitung dengan membandingkan kepadatan
suatu jenis dengan kepadatan semua jenis yang terdapat dalam unit contoh
tersebut. Kepadatan relatif dinyatakan dalam bentuk persentase.

Cacing tanah merupakan salah satu hewan tanah yang berperan penting dalam
kesuburan tanah. Cacing berperan mencampurkan bahan organik kasar ataupun
halus antara lapisan atas dan bawah. Aktifitas inilah yang menyebabkan tanah
menjadi gembur dan penyebaran bahan organik yang hampir merata. Kotoran
cacing kaya dengan unsur hara karena itu cacing dapat memperkaya hara pada
tanah dengan kotorannya. Di samping itu, cacing dengan membuat liang-liang
menyebabkan aerasi tanah menjadi lebih baik. Aktifitas cacing tanah sama seperti
organisme tanah pada umumnya, yaitu dipengaruhi oleh berbagai factor, antara
lain:
a. Iklim (curah hujan, suhu, dan lain-lain)
b. Tanah (kemasaman, kelembapan, suhu, hara dan lain-lain)
c. Vegetasi (hutan, padang rumput, belukar dan lain-lain).

Keanekaragaman dapat diestimasi dengan menggunakan Indeks
keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) dengan rumus:

H’ = - Σ pi ln pi

pi = ni / N

Keterangan:

pi : proporsi dari jumlah individu jenis ke-i
H’ : indeks keanekaragaman Shannon-Wiener

ni : jumlah individu dari jenis ke-i

N : jumlah total individu dari seluruh jenis

Akibat berbagai faktor tersebut, maka amatlah sukar untuk menduga jumlah,
macam dan aktivitas dari cacing atau organisme tanah. Pengukuran biomassa
salah satu jenis hewan tanah hanya merupakan salah satu parameter untuk
mengukur aktivitas jasad hidup dalam tanah.

C. Metode
Alat:
1. Meteran
2. Patok kayu
3. Tali rafia
4. Plastik kecil
5. Botol koleksi
6. Cetok

Bahan:

1. Alkohol 70%
2. Populasi Cacing tanah
D. Prosedur
1. Membuat garis transek sepanjang 10 m, tiap-tiap 2 m dibuat plot kuadrat

ukuran 25 cm x 25 cm.
2. Pada tiap-tiap plot, tanahnya digali dengan menggunakan cetok sampai

kedalaman 10 cm.
3. Tanah galian ditaruh di lembaran plastik putih, bagian tanah dipisahkan satu

sama lainnya dengan menggunakan tangan (Metode Hand Sorted).
4. Hewan tanah dan cacing tanah yang ditemukan dibersihkan dan disimpan di

botol koleksi dengan menggunakan larutan alkohol 70%.
5. Tahap 2 sampai 4 diulang lagi secara bertahap pada kedalam 20 cm dan 30 cm.

6. Hewan tanah dan cacing tanah yang ditemukan dibawa ke laboratorium untuk

difoto dan diidentifikasi jenisnya.

E. Hasil Pengamatan

Jumlah Hewan Atau Cacing Tanah

Plot Nama Pada Kedalaman Jumlah Total

Spesimen 10 cm 20 cm 30 cm

I

II

III

PRAKTIKUM II

KEANEKARAGAMAN HEWAN AIR

A. Tujuan Praktikum
1. Mengidentifikasi jenis hewan air yang ada di perairan tawar sekitar danau
Limboto
2. Menganalisis keanekaragaman hewan air yang ada di perairan sekitar danau
Limboto

B. Dasar Teori
Ada empat jenis habitat utama di biosfer, yaitu: habitat lautan, habitat perairan

tawar, habitat air payau dan habitat daratan. Habitat perairan tawar merupakan
habitat air yang dekat dengan kehidupan manusia. Perairan tawar merupakan
sumber air untuk keperluan rumah tangga.

Ekosistem perairan dapat digunakan sebagai tempat pembuangan limbah yang
paling mudah dan paling murah. Perairan sebagai salah satu sumber daya alam
telah sedemikian rupa disalahgunakan oleh manusia, sehingga harus segera
dilakukan usaha untuk mengurangi beban, sebab air dapat menjadi salah satu
faktor pembatas bagi manusia.

Keanekaragaman hewan air dapat terpengaruh oleh faktor lingkungan yang
berubah-ubah dari waktu ke waktu. Karena tiap hewan mempunyai kisaran
toleransi terhadap setiap faktor lingkungan, maka kondisi lingkungan penting
peranannya dalam menentukan kehadiran dan kelimpahan hewan. Suatu spesies
hewan yang kehadirannya dapat memberikan petunjuk mengenai kondisi fisik dan
kimia lingkungan disebut spesies indikator ekologi.
C. Metode
Alat:
1. Meteran
2. Patok kayu
3. Tali rafia

4. Saringan
5. Botol koleksi

Bahan:
1. Alkohol 70%

D. Prosedur Kerja

1. Membuat garis transek sepanjang 5 m di sungai sekitar kampus UIN Maliki

Malang, tiap-tiap 1 m dibuat plot kuadrat ukuran 1 m x 1 m, sehingga

diperoleh 5 buah plot kuadrat.

2. Pengamatan dimulai dari bagian bawah sungai menuju ke atas (melawan arus

air sungai).

3. Mengamati semua jenis hewan air yang ada di dalam plot, untuk memudahkan

menangkap digunakan saringan.

4. Sampel hewan air diambil, dimasukkan ke dalam botol koleksi yang sudah

diisi dengan alkohol 70% dan selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk difoto

dan diidentifikasi.

5. Mengitung dan dicatat jumlah individu dari setiap kelompok takson hewan air

yang ditemukan.

E. Hasil Pengamatan

Nama spesies Jumlah hewan pada plot Jumlah total

takson 12 3 4 5

PRAKTIKUM III
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI EKOSISTEM

SUNGAI
A. Tujuan Praktikum

1. Mengetahui komposisi dan struktur komunitas makrozoobentos di sungai dan
hubungannya dengan faktor lingkungan

B. Dasar Teori
Struktur komunitas dibedakan menjadi struktur fisik dan struktur biologik.

Struktur fisik suatu komunitas tampak jika diamati. Sedangkan aspek struktur
biologik komunitas meliputi komposisi spesies, kelimpahan individu dalam
spesies, perubahan temporal dalam komunitas, hubungan antara spesies dalam
suatu komunitas. Kedua aspek komunitas berpengaruh kuat pada fungsi suatu
komunitas.

Dalam ekosistem sungai, salah satu komunitas yang sangat besar peranannya
adalah komunitas bentos. Bentos adalah hewan yang sebagian atau seluruh siklus
hidupnya berada pada dasar perairan baik bersifat sesil maupun motil yang
meliputi merayap atau menggali lubang. Hewan ini dapat hidup diberbagai
ekosistem perairan seperti sungai (perairan lotik) dan kolam atau danau (perairan
lentik). Pada umumnya bentos terdiri dari jenis-jenis hewan dari kelompok
Molusca, Crustacea, Insecta, Nematoda dan Oligochaeta.

Bentos memegang peranan penting dalam perairan serta menduduki beberapa
tingkatan trofik dalam rantai makanan. Hewan ini diantaranya ada yang bersifat
konsumen primer dan ada pula sebagai konsumen sekunder atau konsumen yang
menempati tingkatan trofik yang lebih tinggi. Bentos dapat juga bersifat sebagi
indicator biologis suatu perairan. Misalnya jenis-jenis Gastropoda yang berlimpah,
merupakan indikator bagi perairan yang mengandung kesadahan tinggi. Disamping
itu, hewan ini juga dapat berperan sebagai indikator pencemaran suatu perairan. Di
perairan yangtercemar oleh bahan organik, keanekaragaman bentosnya lebih
rendah disbanding perairan alami.

Struktur komunitas bentos dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan biotik
dan abiotik. Diantara faktor lingkugan yang mempengaruhi keanekaragaman jenis
bentos ini adalah keadaan substrat, kandungan unsur kimia dalam air, suhu,
interaksi jenis serta pola siklus hidup masing-masing jenis dalam komunitas.
C. Metode
Alat:
1. Saringan 0,5 mm
2. Botol koleksi
3. Termometer
4. Ph meter
5. Baki plastic
6. Pinset
7. Kuas kecil

Bahan:
1. Surber net
2. Alkohol 70%
3. MnSO4
4. H2SO4 pekat
5. KOH, KI
6. Na2S2O3 0,025N
7. Amilum 1%
8. NaOH 0,02N
9. pp dan keping Secchi.

D. Prosedur
1. Penentuan lokasi, stasiun dan titik sampling

Pilihlah lokasi sungai yang akan diteliti struktur komuitas
makrozoobentos. Pilihlah sungai yang mempunyai bentuk lurus dengan
panjang kurang lebih 100 m. Pilihlah titik sampling secara Purposive random
dengan ulangan yang ditentukan berdasarkan kesepakatan asisten.

Gambarkan desain penelitian saudara lengkap dengan titik sampling dan
juga profil sungai. Catatlah topografi dan kondisi lingkungan di sekitar sungai
tersebut. Catat juga flora yang dominan di sekitar sungai dan juga fauna yang
dominan di sungai tersebut.
2. Pengambilan Sampel

Ambilah sampel makrozoobentos dengan menggunakan alat surber net.
Saringlah lumpur yang terangkut atau di ayak menggunakan saringan
bertingkat secara berurutan dari atas ke bawah saringan berukuran mesh lebih
besar sampai yang berukuran lebih kecil. Tujuan penyaringan ini adalah untuk
menghilangkan lumpur. Sampel yang telah disaring dimasukkan dalam
kantong plastik atau botol koleksi yang diberi larutan formalin 4%. Sampel
makrozoobentos yang didapatkan dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi
dan selanjutnya dihitung jumlah individu masing-masing jenis.

Pada waktu pengambilan sampel bentos, lakukan pengukuran faktor
fisika-kimia air yaitu: suhu, kecepatan arus, kedalaman, pH, dan kadar organik
substrat, oksigen terlarut dan karbondioksida bebas.
3. Pengukuran parameter lingkungan

Pengukuran suhu, kecepatan arus, kandungan organik substrat, karbon
dioksida bebas dan oksigen terlarut dilakukan sesuai dengan prosedur seperti
yang telah dipraktikumkan pada acara I.
4. Analisis data

Kumpulkan semua data mentah (sebagai data kolektif), kemudian buatlah
tabelnya. Selanjutnya tentukan: Kepadatan, Kepadatan relatif, Frekuensi
kehadiran, Indeks diversitas, Indeks kesamarataan dan Indeks similaritas
sorensen

E. Hasil Pengamatan

Kepadatan Kepadatan Frekuensi Indeks Indeks Indeks
relatif similaritas
Kehadiran diversitas Kesamarataan sorensen

PRAKTIKUM VI

FLUKTUASI HARIAN PLANKTON

A. Tujuan
Mengetahui komposisi dan struktur harian plankton dan hubungannya dengan
faktor lingkungan.

B. Dasar Teori
Plankton adalah organisme yang terapung atau melayang-layang di dalam air

yang pergerakannya relatif pasif. Berdasarkan ukurannya plankton di bagi atas: 1)
ultra nanoplankton yang berukuran < 2 μm; 2) nanoplankton yang berukuran 2-20
μm; 3) mikroplankton yang berukuran 20-200 μm; 4) mesoplankton berukuran
200-2000 μm; dan 5) megaplankton yang berukuran > 2000 μm.

Zooplankton merupakan plankton yang tergolong hewan perenang aktif, yang
dapat mengadakan migrasi secara vertikal tetapi kekuatannya sangat kecil.
Pergerakan zooplankton biasanya terjadi pada malam hari dengan naik ke
permukaan perairan dan tenggelam ke dasar pada siang hari. Zooplankton
merupakan konsumen tingkat pertama yang memakan bahan organic dalam
perairan. Makanan yang disukai oleh zooplankton biasanya adalah alga dan
diatom. Didalam perairan zooplankton memiliki peran penting dalam
mengendalikan laju pertumbuhan fitoplankton. Hal ini disebabkan karena makanan
utama zooplankton herbivora adalah diatom, dan jumlah pemangsa dapat
memberikan pengaruh yang besar terhadap komposisi jenis diatom.

Beberapa faktor fisis lingkungan yang dapat mempengaruhi kehidupan
plankton antara lain suhu, cahaya, kelembaban, garam-garam, arus, tekanan dan
lain sebagainya. Faktor-faktor tersebut kadang-kadang tidak bekerja sendiri,
melainkan berinteraksi satu sama lainnya, sehingga pengaruhnya begitu kompleks
terhadap kehidupan hewan air.

C. Metode
Alat:
1. Botol koleksi
2. Termometer
3. Ember plastik
4. Tongkat berskala

Bahan:

1. Plankton net
2. Formalin
3. Kertas pH
4. MnSO4
5. H2SO4 pekat
6. KOH, KI
7. Na2S2O3 0,025N
8. Amilum 1%
9. NaOH 0,02N
10. Pp
D. Prosedur
1. Pada titik sampling yang telah ditentukan diambil plankton dengan cara

menyaring air sebanyak 100 liter dengan cara menimba air ke dalam plankton
net No. 25. Pengambilan sampel plankton dilakukan pada selang waktu yang
telah ditentukan selama 24 jam. Plankton yang tersaring diawetkan dengan
formalin 4% dan diberi label sesuai waktu pengamatan.
2. Di laboratorium seluruh sampel diperiksa. Sampel terlebih dahulu
dihomogenkan dan diambil sebanyak 1 ml diamati setetes demi setetes yang
diletakkan di atas kaca objek dan ditutup dengan cover glass. Pengamatan
plankton menggunakan mikroskop perbesaran 10x10 dan 10x40. Selanjutnya
diidentifikasi sampai tingkat genus dengan menggunakan buku identifikasi.

3. Pada waktu pengambilan sampel plankton, lakukan pengukuran faktor
fisikakimia air yaitu: suhu, kedalaman, pH, oksigen terlarut dan
karbondioksida bebas sesuai dengan prosedur seperti yang telah
dipraktikumkan pada acara I.

E. Hasil Pengamatan Kepadatan relatif Frekuensi Kehadiran
Kepadatan

PRAKTIKUM V

METODE SAMPLING HEWAN TANAH

A. Tujuan Praktikum
Mengetahui dan menaksir populasi hewan tanah (makrofauna) pada suatu habitat

B. Dasar Teori
Cara pengambilan contoh hewan tanah dan taksiran kepadatannya sangat

tergantung pada jenis hewannya. Metoda pengambilan contoh hewan tanah sangat
banyak macamnya, tetapi tidak satupun diantaranya dapat digunakan untuk semua
kelompok hewan tanah. Masing-masing metoda hanya memberikan hasil yang
shahih untuk kelompok hewan tanah tertentu. Berikut beberapa metoda sampling
hewan tanah, yaitu metoda sortir dengan tangan (Hand Sorting Method) dan
metoda perangkap jebak(Pit Fall Trip).

Metoda sortir dengan tangan menghendaki kesabaran dan ketelitian serta
membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak. Metoda ini dapat dilakukan hanya
untuk hewan-hewan tanah yang berukuran besar seperti cacing. Berdasarkan
ukuran tubuh, hewan tanah dapat dibedakan atas 3 kelompok, yaitu:
a. Mikrofauna: bila ukuran tubuh 20-200 mikron
b. Mesofauna: bila ukuran tubuh 200 mikron-1 cm
c. Makrofauna: bila ukuran tubuh lebih dari 1 cm

Penerapan metode sortir dengan tangan ini dilakukan langsung di lapangan
atau pada habitat yang diteliti, yaitu dengan memilih langsung hewan dari contoh
tanah yang diambil. Metoda sortir dengan tangan sangat cocok untuk menaksir
populasi cacing tanah. Efisiensi dari metoda ini berkisar antara 59-90%.

C. Metode
Alat:
1. Petak kwadran ukuran 10 x 10 cm dan 30 x 30 cm
2. Timbangan O Haouss

3. Oven
4. Soil tester
5. Cangkul/sekop
6. Pinset
7. Botol koleksi
8. Plastik
9. Pinset.
Bahan:
1. Alkohol 70%
2. formalin 4%
D. Prosedur Kerja
1. Pengerjaan Di Lapangan
a. Tentukan habitat yang akan ditaksir populasi hewannya misalnya semak,

padang rumput dan hutan. Buatlah catatan singkat mengenai area studi anda
(jenis habitat, lapangan rumput utuh, lapangan rumput yang dikenai dampak
pijakan, jenis rumput dominan, kebun, jenis- jenis tanaman dan lain-lain).
b. Letakkan kuadran 10 x 10 cm dan 30 x 30 cm pada situs cuplikan. Sebelum
menggali tanah buatlah taksiran kasar mengenai persentase liputan vegetasi
penutupnya. Disebelah luar dekat batas kuadran lakukan pengukuran suhu
tanah dan pH tanah (dengan soil tester). Siram tanah dengan menggunakan
cairan formalin diamkan beberapa saat (5 menit), kemudian gali tanah
sedalam 30 cm, mulai dari sisi kuadran dan bagianbagian cuplikan tanah yang
dihancurkan serta cacing tanahnya disortir dan dikumpulkan dalam kantung-
kantung plastik lalu hitung jumlahnya. Apabila di dalam ada terdapat telur-
telur cacing tanah (berwarna keputihan, lunak, dan bentuknya agak membulat
dengan kedua ujungnya agak lancip), kumpulkan telur-telur itu bersama
dengan cacing tanahnya. Meskipun hewan obyek hanya cacing, namun
diminta untuk mengumpulkan hewan-hewan komponen makrofauna lainnya
yang dijumpai dalam cuplikan. Kumpulkan dalam kantung plastik yang diisi

larutan formalin 5%, samakan nomor kodenya dengan nomor kode cuplikan
cacing tanah.
c. Pengukuran suhu tanah, kelembaban tanah, pH tanah dilakukan bersamaan
dengan proses pengambilan sampel cacing.
d. Dari cuplikan kuadran, ambillah segenggam kecil tanah yang bersih dari
serasah ataupun perakaran, dan masukan dalam kantung plastik lain, jangan
lupa memberi nomor kode yang sama dengan nomor cuplikan cacing tanah.
2. Pengerjaan di Laboratorium
a. Timbang masing-masing hasil cuplikan cacing tanah yang sudah bersih dar
partikel tanah yang menempel (bersihkan dengan kuas halus dan penimbangan
hingga ketelitian 0,05gram).
b. Timbang tanah cuplikan kuadrat (B1) lalu simpan dalam oven pengering
hingga berat konstan (B2), karena telah bebas air. Lalu hitung persentase
kandungan airnya.
c. Kelembaban:
Pengukuran kelembaban tanah dilakukan dengan cara 100 gram tanah diambil
dari lokasi yang diukur kelembabannya secara in situ (dengan soil tester)
maupun ex situ. Sampel tanah dimasukkan ke dalam oven selama kurang lebih
24 jam pada suhu 1000 – 2000oC. Setelah dioven ditimbang berat tanah
tersebut lalu masukkan dalam rumus :

Kelembaban tanah = Berat basah – Berat kering/ Berat basah x100%

d. Kadar organik tanah diukur dengan cara menimbang 25 gram tanah yang
sudah kering dari jumlah kadar air tanah. Kemudian digerus dan dimasukkan
ke dalam cawan pembakaran, difurnace dalam tungku pembakaran dengan
suhu 6000o C selama 1 jam sehingga didapat berat abu. Rumus untuk
menghitung kadar organik tanah yaitu:

Kadar organik tanah = Berat kering –Berat abu/Berat kering x100%

E. Hasil Pengamatan Kepadatan relatif Frekuensi Kehadiran
Kepadatan


Click to View FlipBook Version