The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by angelusnawur49, 2021-11-10 15:02:27

ebook Bahasa Indoonesia kelas 10

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Bahasa Indonesia Kelas X


























OLEH:

1. MARIA ELSIANA JENIA
2. LUSIA AJUNG
3. ANGELUS NAWUR











PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
SANTU PAULUS RUTENG
TAHUN AJARAN
2021/2021













1

KATA PENGANTAR

Pertama-tama, penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya sehingga penulis menyelesaikan buku ini tepat pada waktunya. Buku ini
sebagai salah satu persyaratan ujian mata kuliah penerbitan digital.
Buku ini merupakan buku pelengkap bagi teks pelajaran Bahasa Indoneisa jenjang
pendidikan SMA/MA/SMAK. Buku ini memuat rangkuman untuk membantu siswa memahami
dan mengingat kembali materi yang dipelajari.

Penulis berharap semoga buku ini dapat membantu peserta didik untuk menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan serta keterampilan sesuai jenjang pendiidkan dan mata
pelajaran. Penulis juga berharap semoga buku ini dapat membantu pendidik sebagai salah satu
sumber untuk mengajar dan sebagai penilaian hasil belajar peserta didik.
















Ruteng, November 2021



Penulis























2

DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR. .............................................................................................................................. 2

DAFTAR ISI. ............................................................................................................................................. 3
BAB I TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI. .................................................................................... 4

A. Hakikat Teks Laporan Hasil Observasi. .................................................................. 4
B. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi. ................................................................. 4
C. Ciri Umum Teks Laporan.............................................................................................. 5
D. Ciri Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi .................................................. 5
E. Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi ..................................................... 7
BAB II TEKS EKSPOSISI ....................................................................................................................... 9

A. Hakikat Teks Eksposisi ................................................................................................. 9
B. Struktur Teks Eksposisi ................................................................................................ 9
C. Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi ................................................................................ 9
D. Langkah-langkah Menyusun teks eksposisi ........................................................ 11

BAB III TEKS ANEKDOT .................................................................................................................... 13

A. Hakikat Teks Anekdot ................................................................................................. 13
B. Struktur Teks Anekdot ................................................................................................ 13
C. Ciri-Ciri Teks Anekdot ................................................................................................. 13
D. Ciri Kebahasaan Teks Anekdot ................................................................................ 14
E. Langkah-Langkah Penyusunan Teks Anekdot ................................................... 14

BAB IV TEKS HIKAYAT ...................................................................................................................... 16

A. Hakikat Hikayat ............................................................................................................. 16
B. Struktur Teks Anekdot ................................................................................................ 16
C. Isi Hikayat ........................................................................................................................ 16
D. Nilai-nilai Hikayat ......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 20




















3

BAB I

Teks Laporan Hasil Observasi



Tujuan setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan;
1. Mampu menginterpretasikan isi teks laporan hasil observasi
2. Mampu menganalisis isi dan aspek kebahasaan teks laporan hasil observasi

A. Hakikat Teks Laporan Hasil Observasi
Menurut Rahman (2017:11), teks laporan hasil observasi adalah teks yang memuat
klasifikasi mengenai jenis suatu berdasarkan kriteris tertentu. Teks laporan bersifat global
atau universal, teks laporan lebih menekankan pada pengelompokan berbagai hal ke
dalam jenis sesuai dengan ciri setiap jenis pada umumnya. Kumalasari (2018:2), teks
laporan hasil observasi merupakan jenis teks yang mendeskripsikan atau
menggambarkan bentuk, ciri, sifat makhluk hidup maupun menggambarkan sebuah
tempat, peristiwa dan sebagainya sscara umum. Laporan merupakan media untuk
mempublikasikan hasil kegiatan. Isinya berupa penyajian sejumlah fakta secara objektif
yang berkaitan dengan hasil kegiatan tersebut. Sebuah teks laporan observasi dapat
disajikan dalam bentuk teks tertulis maupun teks lisan.
Teks laporan hasil observasi dimaksudkan untuk memberi tahu atau menjelaskan
kegiatan pengamatan yang dilakukan. Hasil observasi terhadap suatu objek juga dapat
berfungsi untuk memberitahu pihak berwenang terkait suatu informasi. Teks laporan
hasil observasi secara umum juga berfungsi sebagai alat pendokumentasian suatu objek
atau suatu kegiatan.
Berdasarkan pendapat dari dua ahli di atas, dapat di simpulkan bahwa teks laporan
hasil observasi adalah teks untuk mendeskripsikan tentang suatu obejk berdasarkan hasil
pengamatan seseorang.
B. Struktur Teks Laporan Hasil Observasi
Struktur dalam teks laporan hasil observasi sangatlah penting. Sebelum menulis teks
laporan hasil observasi, perhatikan strukturnya. Kumalasari (2018:2) setiap teks memiliki
struktur dan unsur pembangun. Berikut ini struktur pembangun teks laporan hasil
observasi.
1. Pernyataan Umum Atau Klasifikasi
Pernyataan umum berisi pembuka atau pengantar hal yang akan disampaikan. Bagian
ini berisi hal umum tentang objek yang akan dikaji.
2. Deskripsi Bagian
Deskripsi bagian berisi penjelasan detail mengenai objek atau bagian-bagiannya.
3. Deskripsi Manfaat

Deskripsi manfaat menunjukkan bahwa setiap objek yang diamati memiliki manfaat
atau fungsi dalam kehidupan. Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan
bahwa struktur informasi isi teks laporan hasil observasi yaitu melalui pengamatan
sebuah objek.






4

C. Ciri Umum Teks Laporan Hasil Observasi
Menurut Apriato, (2020:523) ciri-ciri umum teks laporan hasil observasi antara
lain:
a. Ditulis secara lengkap bersifat objektif dan tidak memihak.
b. Harus ditulis berdasarkan fakta yang terjadi disaat pengamatan
c. Tidak mengandung hal-hal yang bersifat menyimpang, dugaan-dugaan yang tidak
tepat atau pemihakan terhadap sesuattu.
d. Ditulis secara lengkap dan sempurna.
e. Sifatnya universal dan gelobal.
Berdasarkan pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa, cirri-ciri umum teks
laporan harus ditulis secara lengkap dan sempurna, bersifat objektif, gelobal, dan
universal dan dituliskan berdasarkan fakta, agar pembaca mudah memahaminya.
D. Ciri Kebahasaan Teks Laporan Hasil Observasi
Kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi sangat penting, karena bahasa
sangat menentu dalam sebuah teks. Bahasa adalah struktur pemikiran manusia. Kebahasan
dalam suatu tulisan sangatlah penting dalam pengguna tata bahasa. Dengan ciri-ciri
kebahasaan ini pengetahuan untuk medapatakan atau mempelajari kaidah-kaidah yang
mengatur penggunan bahasa sehingga menghasilkan sebuah teks hasil laporan yang baik dan
benar. Kumalasari, (2018:3-4) teks laporan hasil observasi memiliki beberapa ciri
kebahasaan. Berikut ini ciri kebahasaan teks laporan hasil observasi.
1. Penggunaan kata dan kelompok kata (frasa) verba serta nomina.

Kelompok kata (frasa) merupakan gabungan beberapa unsur namun tidak melebihi
batas fungsi. Selain itu frasa merupakan kelompok kata yang nonpredikat atau tidak
menduduki subjek dan predikat. Jenis kata dan kelompok kata (frasa) yang dominan
digunakan dalam sebuah teks laporan hasil observasi adalah verba (kata kerja) dan
nomina (kata benda). Kata kerja (verba) digunakan untuk mendefenisikan dan
mendeskripsikan objek.

2. Pembentukan nomina dan verba tuturan dengan afiksasi.
Dalam kegiatan berbahasa, kata yang digunakan dapat berupa kata dasar atau kata
bentukan. Kata dasar adalah kata yang belum mendapat imbuhan, pemajemukan,
atau pengulangan. Sementara itu, kata bentukan adalah kata yang telah mendapat
imbuhan (afiksasi), pengulangan (reduplikasi), dan pemajemukan ketika digunakan.
Kata yang mendapat proses pengimbuhan dapat berubah jenis. Kata berjenis verba
(kata kerja) dapat berubah menjadi nomina (kata benda) jika mendapat imbuhan pe
(N)-, pe (R)-, -an, atau kadang ke-an. Contoh, kata “makan” (verba) mendapat
imbuhan “-an” menjadi “makan” (nomina). Sementara itu suatu kata dasar dapat
berubah menjadi verba jika mendapat imbuhan me (N)-, be (R)-, di-, bahkan
terkadang ter- atau ke-an.
3. Penggunaan kalimat defenisi dan kalimat deskripsi
Kalimat defenisi, yaitu kalimat yang menggunakan verba defenitif. Kalimat defenisi
seringkali menggunakan konjungsi adalah, ialah, yakni, merupakan, dan yaitu.
Contoh kalimat defenisi;
a. Batik adalah kain gambar yang pembuatannya secara khusus dengan
menuliskan atau menerakan cairan malam pada kain itu.





5

b. Kegiatan bulan Bahasa meupakan kegiatan tahunan yang dilakukan siswa SMA
Negeri 1 Batu untuk memperingati Sumpah Pemuda.
4. Penggunaan kalimat simpleks dan kompleks

Kalimat dalam sebuah teks dapat dibentuk hanya oleh satu klausa, yaitu bagian
kalimat yang mengandung subjek dan predikat (predikatif). Berikut ini jenis kalimat
yang digunakan dalam sebuah teks laporan hasil observasi

a. Kalimat simpleks (kalimat tunggal)
Kalimat simpleks yaitu kalimat yang hanya memiliki satu klausa dan minimal
terdiri dari subjek (S) dan predikat (P), serta satu keterangan (jika perlu).
Contoh kalimat simpleks:
1) Rumah tersebut berbentuk persegi panjang seperti rumah
S P O K
panggung.


b. Kalimat kompleks (kalimat majemuk)

Kalimat kompleks yaitu kalimat yang memiliki dua atau lebih klausa. Kalimat
ini terdiri atas dua akalimat tunggal menjadi satu kalimat yang dihubungkan
oleh kata penghubung/sambung (konjungsi). Setiap kalimat kompleks (kalimat
majemuk) mempunyai kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat
tersebut dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakan.
Kalimat kompleks pada teks laporan hasil observasi ada dua macam, yaitu;


1. Kalimat majemuk setara

Kalimat majemuk setara merupakan penggabungan dua kalimat atau lebih
kalimat tunggal yang kedudukannya sejajar atau sederajat. Berdasarkan kata
penghubungnya (konjungsi), kalimat majemuk setara terdiri atas lima
macam, yakni;



Konjungsi
Jenis
sedangkan
Berlawanan
Atau
Pemilihan
Dan
Penggabungan
Bahkan
Penguatan/penegasan
kemudian, lalu, lantas
Urutan waktu





6

2. Kalimat majemuk bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat merupakan penggabungan dua kalimat atau lebih
kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda. Berdasarkan kata penghubung
(konjungsi), kalimat majemuk bertingkat terdiri atas sepuluh macam, yaitu;

Konjungsi
Jenis
Dengan, tanpa
Alat
Dengan, tanpa
Cara
Padahal
Kenyataan
Maka, sehingga
Pengakibatan
Bahwa
Penjelasan
Sebab, karena, oleh karena
Penyebaban
Seperti, bagaikan, alih-alih
Perbandingan
Walaupun, kendati (pun),
Perlawanan (konsesif) biarpun
Jika, kalau, manakala,
Syarat andaikata, asal (kan)
Agar, supaya, biar
Tujuan

E. Mengonstruksi Teks Laporan Hasil Observasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan observasi atau pengamatan
adalah menetapkan objek yang akan diamati, mempersiapkan hal-hal yang akan
diamati dan menyusun rancangan laporan hasil observasi. Pada setiap paragraf
terdapat gagasan pokok. Jadi, mengembangkan teks dimulai dengan menuliskan
gagasan-gagasan pokok terlebih dahulu. Setiap gagasan pokok dikembangkan menjadi
satu paragraph.

Perhatikan contoh rangkaian gagasan pokok berikut.

1. Merpati sering disamakan dengan dara karena termasuk dalam ordo yang sama.
2. Merpati dan dara memiliki spesies yang bermacam.
3. Berbagai spesies merpati dan dara dimanfaatkan sebagai burung hias.
Dari gagasan pokok di atas, dapat dikembangkan menjadi sebuah teks dengan
menambah gagasan-gagasan penjelas. Apabila dilihat dari letak gagasan pokoknya,
sebuah paragraf dibedakan menjadi empat kelompok yaitu (a) dedukasi, (b) induksi,
(c) campuran, (d) naratif dan deskriptif.






7

Rangkuman

1. Laporan hasil observasi merupakan jenis teks yang mendeskripsikan atau
menggambarkan bentuk, ciri, sifat makhluk hidup maupun menggambarkan sebuah
tempat, peristiwa dan sebagainya sscara umum.
2. Teks laporan hasil observasi adalah teks yang memuat klasifikasi mengenai jenis suatu
berdasarkan kriteris tertentu. Teks laporan bersifat global atau universal, teks laporan
lebih menekankan pada pengelompokan berbagai hal ke dalam jenis sesuai dengan ciri
setiap jenis pada umumnya
3. Struktur dalam teks laporan hasil observasi sangatlah penting. Sebelum menulis teks
laporan hasil observasi, perhatikan strukturnya.
a. Pernyataan umum atau klasifikasi
b. Deskripsi bagian
c. Deskripsi manfaat

4. Bahasa adalah struktur pemikiran manusia. Kebahasan dalam suatu tulisan sangatlah
penting dalam pengguna tata bahasa. Dengan ciri-ciri kebahasaan ini pengetahuan untuk
medapatakan atau mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunan bahasa sehingga
menghasilkan sebuah teks hasil laporan yang baik dan benar.


Latihan Soal
1. Apa pengertian teks laporan hasil observasi?
2. Apa struktur dalam menulis teks laporan hasil observasi?
3. Bagaimana ciri kebahasaan dalam teks laporan hasil observasi?
4. Apakah dalam teks laporan hasil observasi terdapat deskripsi manfaat?





























8

BAB II
TEKS EKSPOSISI


Adapun tujuan setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan;
1. Mampu menginterpretasikan makna dalam teks eksposisi,
2. Mampu mengembangkan teks ekposisi dan menganalisis struktur, isi, dan kebahasaan
teks eksposisi

A. Hakikat Teks Eksposisi
Menurut Jauhari (2013:58), eksposisi secara leksikal berasal dari kata bahasa inggris
exsposition, yang artinya “membuka”. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa karangan
atau teks eksposisi bertujuan untuk menerangkan, menguraikan, dan mengupas
sesuatu. Adapun pendapat Kumalasari (2018:20), eksposisi (paparan) adalah tulisan
yang berusaha untuk menerangkan dan menguraikan suatu gagasan yang dapat
memperluas pandangan atau pengetahuan seseorang.
Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa teks eksposisi merupakan
sebuah karangan yang bertujuan untuk menjelaskan sesuatu atau memberi informasi
kepada pembaca berdasarkan fakta dan data.
B. Struktur Teks Eksposisi
Teks eksposisi memiliki struktur berupa tesis, argumentasi dan penegasan ulang.
1) Tesis
Menurut Marahimin (2010:193), tesis adalah inti sebuah eksposisi. Kadang-
kadang tesis ini tidak terungkap di dalam sebuah kalimat di dalam eksposisi itu,
hanya tersirat saja. Tarigan (2008:83) mengatakan bahwa, pernyataan tesis adalah
kalimat sederhana deklaratif (bersifat menjelaskan). Tesis hendaknya menjelaskan
maksud penulis, tetapi hal ini tidaklah selalu dinyatakan secara eksplisit bisa juga
dinyatakan secara implisit saja.
2) Argumentasi
Semi (2007:74), mengatakan bahwa, argumentasi adalah tulisan yang ber-
tujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat pe-nulis.
Kosasih (2012:19) menyatakan bahwa, pengertian argumen bermakna “alasan”.
Argumentasi berberarti pemberian alasan yang kuat dan meyakinkan.
Dari kedua pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa argumentasi
merupakan suatu pendapat dalam suatu tulisan yang mempunyai tujuan untuk
mempengaruhi pembaca agar dapat menyakini apa yang disampaikan oleh si
penulis.
3) Penegasan ulang
Kumalasari (2018:20), penegasan ulang yaitu bagian yang bertujuan
menegaskan pendapat awal serta menambah rekomendasi atau saran terhadap
permasalahan yang diangkat.
C. Ciri Kebahasaan Teks Eksposisi
Teks eksposisi banyak menggunakan istilah dalam bidang yang dibahas. Penggunaan
istilah tersebut membantu penulis atau pembicara memperkuat gagasan yang ingin
disampaikan. Menurut Kumalasari (2018:20-24), ciri-ciri kebahasaan dalan teks
eksposisi yaitu;
1. Penggunaan kata sifat (adjektiva), kata benda (nomina), dan kata kerja (verba)


9

Kata sifat (adjektiva) adalah kata yang digunakan untuk menerangkan kualitas
sesuatu, seperti ciri, wujud, warna, atau ukuran. Ciri-ciri kata sifat (adjektiva)
sebagai berikut;
a. Dapat diberi kata keterangan seperti “agak, sangat, paling atau sekali”.
Contoh: tinggi menjadi agak tinggi
b. Dapat membentuk konstruksi “se + kata sifat ulang + -nya”.
Contoh: tinggi menjadi setinggi-tingginya
2. Kata benda (nomina) adalah kelas kata yang menyatakan nama diri seseorang,
tempat atau semua benda dan segala yang dibendakan. Ciri-ciri kata benda (nomina)
sebagai berikut;
a. Dapat disangkal dengan kata “bukan”
Contoh; mobil menjadi bukan mobil
b. Dapat membentuk konstruksi “kata benda + yang + kata sifat”.
Contoh: mobil menjadi mobil yang bagus
3. Kata kerja (verba) adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman, atau pengertian dinamis. Jenis kata ini umumnya menjadi predikat
dalam suatu frasa atau kalimat. Ciri-ciri kata kerja (verba) adalah sebagai berikut;
a. Dapat disangkal dengan kata “tidak”.
Contoh: makan menjadi tidak makan
b. Dapat membentuk konstruksi “kata kerja + dengn + kata sifat”.
Contoh: makan menjadi makan dengan lahap
4. Perubahan jenis kata karena afiksasi (pengimbuhan)
Afiksasi atau pengimbuhan adalah proses pembentukan kata dengan cara
pemberian imbuhan baik berupa awalan (prefiks), sisipan (infiks), akhiran (sufiks),
afiks gabung, maupun konfiks.
a. Awalan (prefiks)
Awalan (prefiks) adalah imbuhan yang terletak di awal kata. Awalan terdiri atas
me-, di-, ke-, ter-, pe-, per-, se-, dan ber-.
Contoh awalan (prefiks)
me- + lamar = melamar
di- + kelar = dikejar
ke- + luar = keluar
ter- + injak = terinjak
Pe- + kerja = pekerja
se- + ikat = seikat
ber- + main = bermain
b. Sisipan (infiks)
Sisipan (infiks) adalah imbuhan yang terletak di dalam kata. Jenis imbuhan ini
tidak produktif, artinya pemakaiannya terbatas hanya pada kata-kata tertentu.
Jadi, hampir tidak mengalami pertambahan secara umum. Sisipan terletak pada
suku pertama kata dasarnya yang memisahkan konsonan pertama dengan vocal
pertama suku tersebut. Imbuhan yang berupa sisipan seperti –er-, -el-, -em- dan
–in.
Contoh sisipan (infiks)
gendang + -er = gendering
tunjuk + -el = telunjuk



10

tali + -em = temali
kerja + -in = kinerja

c. Akhiran (sufiks)
Akhiran (sufiks) adalah imbuhan yang terletak di akhir kata. Dalam proses
pembentukkannya, kata ini tidak pernah mengalami perubahan bentuk. Akhiran
terdiri atas –kan, -an, -i, -nya, -mu, -ku, -kah, dan –pun.
Contoh akhiran (sufiks)
Tulis + -kan = tuliskan
Laut + an = lautan


d. Afiks gabung
Afiks gabung adalah gabungan antara awalan dan akhiran yang melekat pada
kata bentukan tidak secara bersama-sama.
e. Konfiks
Konfiks adalah awalan dan akhiran yang melekat pada kata secara bersamaan,
tidak secara bertahap/tidak satu demi satu.
5. Penggunaan Kalimat Verba
Kalimat verba adalah kalimat yang predikatnya berwujud kata kerja atau frasa
benda, sedangkan kalimat nomina adalah kalimat yang predikatnya selain kata
kerja.
6. Penggunaan Kalimat Fakta dan Opini
Dalam teks eksposisi, pembicara atau penulis banyak mengungkapkan fakta yang
dianalisis dengan menggunakan teori yang ada. Fakta adalah informasi yang
didasarkan atas temuan di lapangan, sehingga bersifat objektif.

D. Langkah-langkah Menyusun teks eksposisi
Menurut Dalman (2015:134), Pada dasarnya, setiap jenis karangan memiliki
langkah-langkah yang tidak jauh berbeda dan bahkan sama. Jadi, yang berbeda adalah
penyampaian isi dan tujuannya. Adapun langkah-langkah dalam menulis karangan
eksposisi adalah sebagai berikut:
a. menentukan topik (tema)
b. menentukan tujuan
c. mendapatkan data yang sesuai dengan topik
d. membuat karangan kerangka
e. mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposis.

Rangkuman

1. Eksposisi secara leksikal berasal dari kata bahasa inggris exsposition, yang artinya
“membuka”. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa karangan atau teks eksposisi
bertujuan untuk menerangkan, menguraikan, dan mengupas sesuatu.
2. Eksposisi (paparan) adalah tulisan yang berusaha untuk menerangkan dan
menguraikan suatu gagasan yang dapat memperluas pandangan atau pengetahuan
seseorang.
3. Teks eksposisi memiliki struktur berupa tesis, argumentasi dan penegasan ulang.



11

4. Adapun langkah-langkah dalam menulis karangan eksposisi adalah sebagai berikut:
menentukan topik (tema), menentukan tujuan, mendapatkan data yang sesuai dengan
topik, membuat karangan kerangka dan mengembangkan kerangka menjadi karangan
eksposis.

Latihan Soal

1. Jelaskan pengertian tentang teks eksposisi
2. Jelaskan struktur dalam teks eksposisi
3. Bagaimana ciri kebahasaan dalam teks eksposisi















































12

BAB III

TEKS ANEKDOT

Tujuan setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan mampu;

1. Mampu mengkritisi teks anekdot dari aspek makna tersirat
2. Mampu menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
3. Mampu menciptakan kembali teks anekdot dengan memperhatikan struktur dan
kebahasaan

A. Hakikat Teks Anekdot
Menurut Kumalasari (2018:52) Anekdot adalah sebuah cerita singkat, lucu dan
mengesankan, biasanya mengenai orang penting dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya. Anekdot selalu disajikan berdasarkan pada kejadian nyata melibatkan
orang-orang yang sebenarnya, apakah terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat
yang dapat diidentifikasi. Anekdot seringkali disamakan dengan humor. Tetapi pada
kenyataannya berbeda. Ide cerita yang diambil pada humor hanyalah sebuah cerita
rekaan atau imajinasi saja, sedangkan pada teks anekdot didapati dari berbagai sumber
dengan menambahkan unsur rekaan. Humor bersifat menghibur saja, sedangkan teks
anekdot bersifat menyampaikan kritik/sindirian secara halaus, sehingga memiliki
makna yang tersirat.
Anekdot sering dipilih sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan kepedulian
atau kepekaan terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. Fungsi teks anekdot
memberi hiburan yang dilengkapi dengan sindirian terhadap suatu hal.
B. Struktur Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2016: 95-96), struktur teks anekdot yaitu;
1. Abstraksi
Abstraksi merupakan pendahuluan yang menyatakan latar belakang atau gambaran
umum tentang isi suatu teks.
2. Orientasi
Orientasi merupakan bagian cerita yang mengarah pada terjadinya suatu krisis,
konflik, atau peristiwa utama.
3. Krisis/komplikasi
Krisis merupakan bagian dari inti peristiwa suatu anekdot.
4. Reaksi
Reaksi merupakan tanggapan atau respon atas kritis yang dinyatakan sebelumnya.
5. Koda
Koda merupakan penutup atau kesimpulan sebagai petanda berakhirny ceritanya.
C. Ciri-Ciri Teks Anekdot
Kumalasari (2018: 52), ciri-ciri teks anekdot yaitu;
1. Bersifat menyindir
2. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa
terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
3. Anekdot bersifat menghibur tetapi tujuan utamanya untuk mengungkapkan
kebenaran yang lebih umum.
4. Memiliki tujuan tertentu


13

D. Ciri Kebahasaan Teks Anekdot
Kumalasari (2018: 53-54), teks anekdot memiliki ciri kebahasaan yang membedakan
dengan teks lain.
1. Menggunakan kalimat yang menyatakan peristiwa masa lalu
Peristiwa masa lalu adalah suatu kalimat yang mentakan peristiwa, kejadian,
perbuatan yang terjadi pada waktu lampau atau masa lalu.
Contohnya; pada zaman dahulu
2. Menggunakan kalimat retoris
Kalimat retoris adalah kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban atau
tanggapan secara langsung. Kalimat retoris bertujuan untuk memberi semangat,
menggugah hati, mempotivasi, memberi kesadaran terhadap pendengar.
Contoh; Apakah nasib kita akan berubah tanpa ada usaha?
3. Menggunakan konjungsi
Konjungsi adalah kata untuk menghubungkan kata-kata, ungkapan-ungkapan, atau
kalimat-kalimat. Konjungsi pada teks anekdot biasanya menyatakan hubungan
waktu.
Seperti; kemudian, akhirnya dan lalu.
4. Menggunakan kata kerja aksi
Kata kerja yang menyatakan bahwa subjek sedang melakaukan suatu pekerjaan.
Contohnya; memukul, melempar.
5. Menggunakan kalimat perintah
Kalimat yang mengandung makna meminta seseorang untuk melakukan sesuatu.
Contohnya; duduklah sekarang juga
6. Menggunakan kalimat seru
Kalimat yang isinya mengungkapkan kekaguman perasaan.
Contohnya; Asataga, berani sekali dia
7. Menggunakan kalimat langsung
Teks anekdot disajikan dalam bentuk drama dan dialog, penggunaan kalimat
langsung sangat dominan.
Contoh: Oh, maaf saya piker tadi anda adalah teman saya.
E. Langkah-Langkah Penyusunan Teks Anekdot
Menurut Kosasih (2016: 102-103), langkah-langkah dalam menulis teks anekdot yaitu;
1. Menentukan Topik
2. Menentukan tokoh yang terkait
3. Menentukan peristiwa yang menjadi latar utama cerita
4. Merinci peristiwa sesuai dengan struktur
5. Mengembangkan kerangka anekdot menjadi sebuah cerita utuh
6. Melakukan penyuntingan













14

Rangkuman

1. Anekdot adalah sebuah cerita singkat, lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang
penting dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya. Anekdot selalu disajikan
berdasarkan pada kejadian nyata melibatkan orang-orang yang sebenarnya, apakah
terkenal atau tidak, biasanya di suatu tempat yang dapat diidentifikasi.
2. Anekdot sering dipilih sebagai salah satu cara untuk mengungkapkan kepedulian atau
kepekaan terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat. Fungsi teks anekdot memberi
hiburan yang dilengkapi dengan sindirian terhadap suatu hal
3. Ciri-Ciri Teks Anekdot.
a. Bersifat menyindir
b. Bersifat menggelitik, artinya teks anekdot akan membuat pembacanya merasa
terhibur dengan kelucuan yang ada dalam teks.
c. Anekdot bersifat menghibur tetapi tujuan utamanya untuk mengungkapkan
kebenaran yang lebih umum.


Latihan Soal

1. Apa itu teks anekdot?
2. Melalui sebuah teks anekdot, seorang penulis dapat menyampaikan?
3. Apa tujuan menulis teks anekdot?
4. Bagaimana struktur dalam menulis teks anekdot?
































15

BAB IV

TEKS HIKAYAT



Tujuan yang ingin di capai pada pembelajaran ini, siswa diharapkan mampu;
1. Mengidentifikasi nilai-nilai da nisi yang terkandung dalam hikayat
2. Mengembangkan makna (isi dan nilai) hikayat

A. Hakikat Hikayat

Menurut Kumalasari (2018: 68) Hikayat adalah cerita yang berpokok pada
kehidupan raja dihiasi dengan perstiwa atau kejadian yang luar biasa dan menakjubkan.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia hikayat merupakan salah satu bentuk karya sastra
lama pada angkatan melayu klasik yang berbentuk prosa yang bersisi cerita, UU, dan
sisilah yang bersifat rekaan, keagamaan, sejarah, biografi, atau gabungan sifat-sifat itu.
Hikayat berasal dari Bahasa Arab, yakni” haka yang memiliki arti “bercerita atau
menceritakan”.

B. Ciri-Ciri Hikayat
Menurut Kumalasari (2018:68) ciri-ciri hikayat;
• Isi ceritanya berkisar pada tokoh raja-raja dan keluarganya
• Bersifat pralogis,
• Mempergunakan banyak kata arkais, misalnya hatta, syahdan, sahibul hikayat, dan
konon.
• Tema dominan dalam hikayat adalah petualangan
• Nama penciptanya tidak diketahui (anonim). Karena pada zaman dahulu tidak kenal
dengan Bahasa tulis/ tulisan. Hal ini karena sifat karya sastra klasik yang
merupakan milik bersama dari kelompok masyarakat.
• Berbahasa melayu
 Hikayat dapat dibedakan menjadi;

• Hikayat asli Melayu, contohnya; Hikayat Hang Tuah dan Hikayat Si Miskin

• Hikayat berasal dari Jawa, contohnya; Hikayat Panji Semirang

• Hikayat yang mendapat pengaruh dari India, contohnya; Mahabhrata, Ramayana

• Hikayat yang mendapat pengaruh dari Arab, contohnya; Hikayat Amir Hamzah.

C. Isi Hikayat
Menurut Kumalasari (2018:68-69), Hikayat memiliki unsur instrinsik dan ekstrinsik.
 Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.

1. Tema: Suatu hal yang menjadi pokok masalah dalam cerita.

Tema dalam hikayat biasanya pada umumnya menyangkut soal kepercayaan,
agama, pendidikan, pandangan hidup, adat-istiadat, percintaan dan sosial. Hal itu
terjadi karena hikayat sebagai karya sastra merupakan cermin masyarakat pada
waktu itu dan dapat digunakan sebagai media untuk mendidik, mengmemukakan
fakta-fakta, mengeritik dan lain-lain.


16

1 Tokoh: pelaku dalam sebuah cerita

2 Penokohan: Pengambaran watak tokoh. Dibagi menjadi tiga Protagonis, antagonis
dan tirtagonis.

• Protagonis

• Antagonis

• Tritagonis

Penokohan dalam hikayat biasanya hitam putih. Artinya, tokoh yang baik
biasanya selalu baik dari awal hingga akhir kisah. Sedangkan tokoh yang jahat
selalu jahat. Tokoh utama juga selalu berada di pihak yang benar, dengan
kehebatan dan kesaktiannya, sedangkan yang jahat dikalahkan.

4. Setting/ latar

a. tempat → dimana peristiwa itu terjadi

b. waktu →kapan peristiwa itu terjadi

c. suasana
5. Alur

Alur adalah jalan cerita dalam sebuah peristiwa.

Pada umumnya alur ada 3;

 Alur maju
 Alur mundur
 Alur campuran

6. Sudut Pandang Pengarang

• Sudut pandang orang pertama sering disebut juga sebgaia sudut pandang orang
pertama menjadikan penulis solah-olah menjadi tokoh utama. dijelaskan dengan
kata gati aku dan saya.


• Sudup pandang orang pertama jamak

Sudut pandang orang pertama jamak mirip dengan tunggal. Hal yang membedakan
terletak pada kata gantinya, yang menggunakan “kami”. Kata ganti kami, penulis
seolah-olah menjadi seorang yang bicara mewakili beberapa orang.

• Sudut pandang orang ketiga.

Pada sudut orang pandang ketiga penulis menceritakan kisah mengenai tokoh lain.
misalnya dia mereka.

7. Majas/Gaya Bahasa

• Suatu cerita tidak terlepas dengan bahasa kiasan dan konotasi.




17

• Bahasa Kiasan disebut juga gaya bahasa, merupakan suatu bentuk perbandingan
atau perumpaamaan. contohnya Kutu buku, cuci mata, tutup usia

• Konotasi: makna yang tidak sebenarnya.

Contohnya; Para pedangan tersebut gulung tikar. Irfan adalah keturunaan darah
biru Popo hidup sebatang kara: sendiri.

Majas dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Perbandingan: gaya bahasa yg digunakan untuk membandingkan.

Contohnya Personifikasi, metafora, asosiasi, hiperbola, eufimisme.

2. Pertentangan: Bertentangan dengan maksud yang sesungguhnya,

contohnya: litotes, pardoks, antitesis,

3. Sindiraan: Menggunakan bahasa sindiran contohnya ironis, sinisme, sarkasme

4. Penegasan: meperkuatakan pengaruh dan mendapatakan persetujuan pembaca.
Contohnya: Pleonasme, reperisi, retorika, paralesime

 Unsur ekstrinsik

Unsur ekstrinsik Adalah unsur yang ada diluar karya sastra tetapi secara tidak
langsung mempengaruhi isi karya sastra secara keseluruhaann tentang nilai.

Unsur-unsur instrinsik, antara lain:

1. Nilai moral
2. Nilai agama
3. Nilai social

D. Nilai-nilai hikayat
Menurut Kumalasari (2018: 69), hikayat banyak mengandung nilai kehidupan. Nilai
adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menu jukan kualitas, dan berguna bagi manusia
sehingga bermanfaat abadi dan universal.
 Jenis Nilai dalam Karya Sastra
• Nilai religi adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama yang berlaku di
masyarakat.
• Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi
pekerti, perilaku, atau tata susila yang diperoleh pembaca
• Nilai social adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan masyarakat
• Nilai buadaya merupakan nilai yang diambil dari budaya yang berkembang
secara turun menurun di masyarakat.
• Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni
• Nilai edukasi; nilai yang berkaitan dengan pendidikan.






18

Rangkuman

1. Hikayat adalah cerita yang berpokok pada kehidupan raja dihiasi dengan perstiwa atau
kejadian yang luar biasa dan menakjubkan.
2. Dalam kamus besar bahasa Indonesia hikayat merupakan salah satu bentuk karya sastra
lama pada angkatan melayu klasik yang berbentuk prosa yang bersisi cerita, UU, dan
sisilah yang bersifat rekaan, keagamaan, sejarah, biografi, atau gabungan sifat-sifat itu.
3. Hikayat berasal dari Bahasa Arab, yakni” haka yang memiliki arti “bercerita atau
menceritakan”.
4. Hikayat memiliki unsur instrinsik dan ekstrinsik.
Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam.
Unsur intrinsic adalah unsur yang membangun karya sastra dari luar
5. Hikayat banyak mengandung nilai kehidupan. Nilai adalah sesuatu yang berharga,
bermutu, menu jukan kualitas, dan berguna bagi manusia sehingga bermanfaat abadi
dan universal.

Latihan Soal

1. Apa itu teks hikayat?
2. Jelaskan yang dimaksud dengan hikayat bersifat pralogis
3. Hikayat terdapat berapa jenis?
4. Sebutkan isi teks hikayat
5. Apa saja jenis-jenis nilai hikayat?
































19

DAFTAR PUSTAKA



Apriato, ariel. 2020. Super Master Pelajaran SMA.2021. Bandung: Yrma Widya.

Dalman. 2015. Menulis karya ilmiah. Depok: Rajagrafindo Persada
Jauhari, Heri. 2013. Terampil Mengarang. Bandung: Nuansa Cendekia.

Kumalasari, 2018. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/ SMK/ MAK Kelas X. Sidoarjo: Buana
Pustaka.

Kosasih, E. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.

Kosasih. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Glora Aksara
Pratama.

Marahimin. 2010. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya

Rahman, 2017. Teks Dalam Kajian Struktur Dan Kebahasaan. Semarang: Cv Pilar Nusantara.
Semi. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


































20

21


Click to View FlipBook Version