REVIEW
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) BESERTA
RUANG LINGKUP YANG MEMPENGARUHI DALAM PEMBELAJARAN
Diajukan sebagai Tugas Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I
Dosen Pengampu : Dr. Agus Setiawan, M.Pd.I
Disusun Oleh :
PUTRI HELMALIYANI SARI
2011101018 (PAI 5)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS (UINSI)
SAMARINDA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab karena rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas review pengembangan bahan ajar PAI I dengan sebaik
mungkin.
Sholawat dan salam dari kami semoga tetap tercurah kepada Nabi terakhir, penutup para
Nabi sekaligus satu-satunya uswatun hasanah kita, Nabi Muhammad SAW. tidak lupa kami
ucapkan terima kasih kepada dosen pengampu yang dibina oleh Bapak Dr. Agus Setiawan,
M.Pd.I dalam mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas dari dosen yang
bersangkutan agar memenuhi silabus yang telah ditetapkan dan dalam mengisi makalah ini dapat
membantu para pembaca dalam memahami bagaimana suatu sistem tersebut, maka makalah ini
berjudul Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) Beserta Ruang Lingkup
Yang Mempengaruhi Dalam Pembelajaran.
Dalam makalah ini kami bahas mengenai penalaran dilengkapi dengan rinciannya. Kami
sebagai penulis atau mahasiswa mengetahui betul masih banyak terdapat kesalahan dalam
penulisan serta penyusunan makalah ini. Kami meminta maaf dan mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak yang membaca guna kemajuan dan kebaikan makalah ini
kedepannya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah dalam rangka menyelesaikan tugas pada
semester V UINSI SAMARINDA mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar PAI I yang diberikan
oleh dosen mata kuliah tersebut.
Samarinda, 30 November 2022
Putri Helmaliyani Sari
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB PEMBAHASAN
I. Kelompok 1 Pengembangan dalam Jenis dan Peran Bahan Ajar
A. Pengertian dalam Bahan Ajar ...................................................... 1
B. Jenis-Jenis dalam Bahan Ajar ...................................................... 1
C. Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran........................................ 4
II. Kelompok 2 Analisis Kriteria dan Pemilihan Bahan Ajar yang Bermutu
A. Fungsi Bahan ajar dan Kriteria Bahan Ajar ................................. 7
B. Prosedur Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar........................ 7
C. Penerapan Pemilihan Bahan Ajar ................................................ 8
III. Kelompok 3 Perkembangan Keilmuan PAI, Ruang Lingkup PAI Beserta
Cakupannya
A. Perkembangan dan Ruang Lingkup PAI...................................... 9
B. Keilmuan dalam Ruang Lingkup PAI.......................................... 9
C. Cakupan dan Keterkaitan dalam Ruang Lingkup PAI............... 10
D. Tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI)..................................... 10
E. Analisis Karakteristik Materi PAI di SD, SMP, dan SMA........ 11
IV. Kelompok 4 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar PAI
A. Perancangan Bahan Ajar PAI .................................................... 12
B. Pengembangan Lanjutan Bahan Ajar PAI ................................. 12
C. Evaluasi dan Revisi dalam Bahan Ajar PAI .............................. 12
V. Kelompok 5 Urgensi Pengembangan Materi PAI
A. Pengembangan Pendidikan Agama Islam.................................. 14
B. Model-Model Pengembangan PAI ............................................ 14
C. Tujuan dan Peran Penting dalam Pengembangan PAI .............. 15
VI. Kelompok 6 Penyusunan Bahan Ajar PAI
A. Pengertian dan Syarat Penyusunan Bahan Ajar PAI ................. 16
B. Tujuan dan Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar ................ 16
C. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar.................... 17
D. Evaluasi dalam Penyusunan Bahan Ajar ................................... 17
VII. Kelompok 7 Karakteristik Bahan Ajar PAI
A. Karakteristik dalam Bahan Ajar ................................................ 18
B. Kurikulum Pendidikan Agama Islam......................................... 18
iii
VIII. Kelompok 8 Langkah-Langkah Pengembangan Materi Kontekstual
IX. A. Pengertian Pengembangan Materi Kontekstual ......................... 20
B. Langkah-langkah Pengembangan Materi Kontekstual .............. 20
X.
XI. Kelompok 9 Faktor-Faktor yang Dipertimbangkan dalam Kualitas Bahan
XII. Ajar PAI
A. Kecermatan Dan Ketepatan dalam Isi Bahan Ajar .................... 22
B. Ketercernaan Dan Penggunaan Bahasa dalam Bahan Ajar ....... 22
C. Pengemasan Dan Ilustrasi dalam Bahan Ajar ............................ 22
D. Kelengkapan Komponen dalam Bahan Ajar.............................. 23
Kelompok 10 Penyusunan Bahan Ajar Dalam Bentuk Buku
A. Sistematika Penyusunan Bahan Ajar ......................................... 24
B. Syarat Penyusunan Bahan Ajar Dalam Bentuk Buku................ 24
C. Petunjuk Penyusunan Bahan Ajar Dalam Bentuk Buku............ 25
Kelompok 11 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT
A. Pengertian dan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT......... 26
B. Cara Merancang Bahan Ajar Berbasis ICT ............................... 26
C. Proses dari Mendesiminasikan Pengembangan
Bahan Ajar Berbasis ICT ........................................................... 27
Kelompok 12 Pembuatan Bahan Ajar dalam Bentuk Digital (E-Book)
A. Pembuatan Bahan Ajar dengan Adobe Acrobate Reader .......... 28
B. Pembuatan Bahan Ajar dengan PDF melalui Microsoft Word.. 28
C. Pembuatan Bahan Ajar dengan Digital Flipbook ...................... 28
iv
BAB
PEMBAHASAN
Kelompok 1 Pengembangan dalam Jenis dan Peran Bahan Ajar
A. Pengertian dalam Bahan Ajar
Bahan ajar adalah suatu perangkat materi/substansi pembelajaran (teaching
material) yang telah tersusun secara sistematis, dalam menginterpretasikan keutuhan dari
kompetensi yang akan dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya
berisi tentang pengetahuan, nilai, karakter dan keterampilan yang sesuai nilai atau kaidah
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut pendapat Gustiawati, Arief, & Zikri, bahwa bahan pembelajaran adalah suatu
alat yang dapat digunakan dengan ranah kepada penyaluran materi pelajaran untuk
disampaikan kepada peserta didik untuk menyesuaikan tujuan yang harus dicapai
khususnya dalam kurikulum. National center for vocational education research
Ltd/National Center for Competency based training, “panduan pengembangan bahan ajar
(direktorat pembinaan sekolah menengah atas, 2008)”, Bahan ajar telah membentuk suatu
kegiatan belajar dalam membantu guru atau instruktur dalam proses penyampaian di
ruangan kelas. Bahan ajar dimaksud seperti bahan tertulis maupun tidak tertulis
menunjang proses melaksanakan aktivitas belajar yang komprehensif. Pengembangan
bahan ajar penting untuk mendedikasi para peserta didik melalui proses awal sampai
dengan akhir dalam mengenali dan mengembangkan kemampuan yang dapat dilalui
dengan bahan ajar. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang dapat digunakan dalam
membantu guru atau instruktur dalam melaksanakan proses pembelajaran.
B. Jenis-jenis dalam Bahan Ajar
Dalam menunjang proses pembelajaran terdapat beberapa jenis bahan ajar.
Peserta didik dapat menyesuaikan bahan ajar untuk dapat dianalisis dan diaplikasikan
pada pembelajaran.
Dari aspek pendekatan bahan ajar terdapat jenis-jenis berikut.
1. Bahan ajar untuk pembelajaran mandiri,
Peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar sendiri (self learning) tanpa kehadiran
pendidik atau guru. Pendidik bertindak sebagai fasilitator yang bertugas merancang
1
kegiatan pembelajaran, menyiapkan bahan ajar, memberikan tugas khusus pada
peserta didik, dan dapat melakukan konsultasi kepada guru jika materi belum dapat
dipahami. Dalam pendekatan pembelajaran ini , jenis bahan ajar yang diperlukan atau
yang perlu dikembangkan dan disiapkan pendidik antara lain modul, materi presentasi
bersuara (dengan program Camtasia) , film , program audio , slide , dan sebagainya.
2. Bahan ajar untuk sistem tatap muka
Dalam jenis bahan ajar juga mementingkan aspek sistem tatap muka , pendidik dan
peserta didik melakukan interaksi belajar mengajar pada internal atau eksternal jika
berada dalam lingkungan sekolah. Untuk mendukung kegiatan menjadi lebih efektif,
dan beragam dalam kompleksitas pengetahuan peserta didik dalam bahan ajar
tersebut. Bahan ajar ini dapat berupa bahan kompilasi, handout, atau dalam bentuk
lembar kerja peserta didik (LKPD).
3. Bahan ajar untuk sistem pembelajaran kombinasi
Dalam jenis bahan ajar ini, memiliki pola atau sistem kombinasi yang dimaksud
adalah kombinasi antara pembelajaran mandiri dan pembelajaran tatap muka . Bahan
ajar yang diperlukan untuk sistem pembelajaran kombinasi dapat berbentuk buku
ajar, modul, bahan kompilasi, materi presentasi dalam bentuk powerpoint atau adobe
flash, dan sebagainya.
Selain itu, pengelompokan bahan ajar dapat ditinjau dari aspek teknologi.
1. Handout adalah bahan tertulis yang disiapkan oleh seorang pendidik untuk memperkaya
pengetahuan peserta didik . Handout biasanya diambilkan dari beberapa literatur yang
memiliki relevansi dengan materi yang diajarkan (atau dengan kompetensi dasar) dan
materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik. Saat ini handout dapat diperoleh
dengan berbagai cara, antara lain dengan cara download dari internet, atau menyalurkan
dari sebuah buku.
2. Buku adalah bahan ajar tertulis yang telah menyajikan ilmu pengetahuan atau pedagogi
dari buah pikiran oleh pengarangnya . Dibentuk dari hasil olah pemikiran pengarangnya,
isi buku didapat dari berbagai cara, seperti hasil penelitian, hasil pengamatan, aktualisasi
pengalaman, autobiografi, atau hasil dari imajinasi seseorang yang disebut sebagai fiksi.
Buku yang telah dikategorikan baik adalah buku dengan pengolahan bahasa mudah
dipahami, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan -
2
keterangannya , isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide
penulisannya . Buku pelajaran biasanya tentang ilmu pengetahuan yang dapat digunakan
oleh peserta didik untuk menunjang proses belajar yang tersusun, buku fiksi akan berisi
tentang pikiran-pikiran fiksi si penulis, dan seterusnya.
3. Modul adalah buku yang ditulis dengan tujuan kepada peserta didik untuk melakukan
pendahuluan dalam pembelajaran, dapat dengan mudah menggunakannya. Pembelajaran
dengan modul membantu peserta didik yang memiliki kecepatan tinggi dapat
menyelesaikannya dan memenuhi standar ketercapaian dalam KD, menggunakan bahasa
yang baik , menarik , dilengkapi dengan berbagai ilustrasi.
4. Lembar Kegiatan Peserta Didik
Lembar kegiatan peserta didik (student worksheet) adalah berbagai lembaran berisi tugas
yang harus dikerjakan oleh peserta didik . Lembar tersebut biasanya berupa petunjuk,
langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu tugas yang diberikan dengan menyesuaikan
kompetensi dasar yang akan dicapainya . Lembar kegiatan dapat digunakan untuk semua
bidang mata pembelajaran. Tugas yang diberikan pada lembar kegiatan tersebut harus
dilengkapi dengan buku yang mengandung unsur dari materinya dan pendidik juga
memiliki kemudahan untuk bekerja sama dengan pemikiran peserta didik.
5. Brosur
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Kedua, Balai Pustaka, 1996, brosur
adalah bahan informasi tertulis mengenai suatu masalah yang disusun secara bersistem
atau cetakan yang hanya berisi beberapa halaman dan dilipat tanpa dijilid atau bentuk
selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat tetapi lengkap tentang perusahaan atau
organisasi. Dengan demikian, maka brosur juga dapat cocok sebagai bahan ajar, selama
sajian brosur diturunkan dari KD yang harus dikuasai penuh oleh peserta didik. Ilustrasi
dalam sebuah brosur akan menambah menarik minat peserta didik untuk
menggunakannya sebagai bahan pembelajaran.
6. Leaflet
A separate sheet of printed matter , often folded but not stitched (Webster's New World ,
1996) . Leaflet adalah bahan cetak tertulis dengan bentuk lembaran yang dilipat tapi tidak
dimatikan/dijahit. Agar dilihat dapat meningkatkan ketertarikan, leaflet didesain secara
tersusun dilengkapi dengan ilustrasi dan menggunakan bahasa yang sederhana, singkat,
3
padat dan lebih mudah dipahami. Dan juga sebagai bahan ajar yang dapat menampung
penguasaan satu atau lebih pada KD.
7. Wallchart
Wallchart adalah bahan cetak, umumnya berupa bagan siklus/proses atau grafik yang
bermakna dengan menunjukkan posisi tertentu. Untuk meningkatan ketertarikan pada
wallchart, maka bentuk desain dengan pengolahan warna dan proporsi yang seimbang
dan baik bagi pembaca. Wallchart digunakan sebagai alat bantu dalam bahan ajar,
sehingga penyesuaian kriteria atas bahan ajar dan berkesinambungan dengan KD dan
materi pokok yang harus dikuasai oleh peserta didik dan juga diajarkan petunjuk
penggunaannya.
8. Foto/Gambar
Foto/gambar telah memiliki makna yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk tulisan.
Foto/gambar sebagai bahan ajar yang utama diperlukan pada satu rancangan yang sangat
baik, agar setelah selesai melihat sebuah atau serangkaian foto/gambar peserta didik
diharapkan dapat melakukan sesuatu yang pada akhirnya terhubung menguasai satu atau
lebih dari KD.
Dari proses pengenalan jenis-jenis bahan ajar yang telah terangkum diatas, adapun bahan
ajar cetak dan bahan ajar non-cetak. Hal ini terletak hanya pada perbedaan bentuk bahan
yang membantu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan tertuang pada
teknologi.
C. Peran Bahan Ajar dalam Pembelajaran
Adapun peran bahan ajar tersebut dapat disesuaikan dengan ruang lingkupnya yaitu:
1. Peran Bagi Guru
a. Menghemat waktu guru dalam proses pembelajaran atau proses mengajar
Dalam proses menghemat waktu pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien
sehingga dapat memudahkan guru dalam mentransfer ilmu kepada peserta didik.
b. Mengubah peran guru dari pengajar menjadi fasilitator
Sehubungan dengan adanya bahan ajar, berdasarkan para guru umumnya di
sekolah menjadi pusat utama dalam melakukan peran pembelajaran. Tetapi, hal
ini dapat dirubah dengan peran guru tidak hanya sebagai pengajar tetapi juga
fasilitator dengan menggunakan berbagai aspek metode pembelajaran. Seperti
halnya, dengan melakukan diskusi bersama mengenai pembelajaran yang
mengarah pada pemecahan permasalahan. Guru dapat menjadi fasilitator untuk
4
dapat membantu peserta didik dalam menemukan jawaban dengan proses yang
menarik dan luas dalam proses pembelajaran tersebut.
c. Meningkatkan proses pembelajaran lebih efektif dan interaktif
Bahan ajar menciptakan proses pembelajaran lebih efektif menciptakan fungsi
sebagai fasilitator yang membimbing peserta didik untuk suatu topik
pembelajaran. Metode pembelajaran disini tidak hanya satu arah tetapi bersifat
interaktif dengan aneka metode yang digunakan guru, seperti metode diskusi,
simulasi, role playing dan lainnya. Dan berjalan lebih efektif karena guru
mempunyai waktu leluasa untuk interaksi aktif kepada peserta didik, misalnya
diskusi, tanya jawab, praktikum di lapangan atau pengamatan.
2. Peran Bagi Peserta Didik
a. Peserta didik dapat belajar tanpa harus ada guru atau teman
Bahan ajar yang telah dirancang dan ditulis dengan penyesuaian yang terstruktur
sejalan dengan jadwal pelajaran dalam satu semester. Sehingga, memberikan
kebebasan peserta didik untuk belajar terlebih dahulu secara mandiri di manapun
menggunakan bahan ajar yang diberikan, dan membentuk peserta didik
mengetahui konsep-konsep dari inti bahkan lebih siap dalam mengikuti kegiatan
pelajaran. Selain itu, bahan ajar yang telah dipelajari peserta didik, mereka dapat
membayangkan untuk tugas yang akan diberikan guru setelah pelajaran usai.
b. Peserta didik dapat belajar kapan saja dan di mana saja
Bahan ajar memberikan kesempatan lebih terbuka terhadap peserta didik, karena
mereka tidak hanya dapat belajar di dalam kelas saja bisa untuk diluar kelas.
Bahan ajar menjadi langkah-langkah positif untuk dapat dijadikan bahan bacaan,
bahan belajar atau kegiatan formal sekolah.
5
c. Peserta didik dapat belajar sesuai dengan kecepatannya sendiri
Kepribadian peserta didik sangat menentukan bagaimana proses dalam
mempelajari suatu bidang pelajaran, sehingga peserta didik menggunakan bahan
ajar dengan mudah mengenal cara dan kecakapan dalam belajar. Adapun seorang
anak murid yang lambat dalam mencerna proses pembelajaran dapat
menggunakan bahan ajar di rumah secara sendiri, dan bisa menanyakan kembali
kepada guru untuk tingkat kepamahaman yang lebih baik atas pembelajaran yang
merasa masih menemukan kesulitan. Bahan ajar sangat membantu dalam peran
ini.
6
Kelompok 2 Analisis Kriteria dan Pemilihan Bahan Ajar yang Bermutu
A. Fungsi Bahan ajar dan Kriteria Bahan Ajar
Dengan melihat fungsi bahan ajar maka adapun perbedaan antara guru dan peserta didik,
sehingga fungsi bahan ajar untuk guru yaitu:
1. Untuk mengarahkan keseluruhan dari aktivitas guru di setiap proses pembelajaran
(subtansi kompetensi)
2. Dijadikan alat evaluasi untuk mencapai hasil pembelajaran.
Sedangkan, fungsi bahan ajar untuk siswa yaitu dijadikan suatu pedoman dalam
proses pembelajaran serta subtansi kompetensi yang harus dipelajari. Adanya bahan ajar
dengan fungsi yang disebutkan akan lebih tahu kompetensi apa saja yang harus dikuasai
selama pembelajaran berlangsung, tidak lain memiliki upaya agar peserta didik
mempunyai ilustrasi.
B. Prosedur Pemilihan dan Penyusunan Bahan Ajar
Bahan ajar yang digunakan harus sesuai dengan standar kompetensi dasar dan
komponen silabus yang dibuat oleh sekolah. Kelayakan grafik dengan persentase 85%,
bahasa yang digunakan dengan persentase 79%, serta kelayakan isi materi dengan
persentase 71%. Jika semua komponen telah dipenuhi maka bahan ajar dinyatakan lulus
uji kelayakan untuk digunakan dalam pembelajaran. Menurut ahli Sudrajat yang dikutip
oleh Simarmata bahwa prinsip penyusunan dan pemilihan bahan ajar harus meliputi:
a. Prinsip Relevansi,
b. Prinsip Konsistensi
c. Prinsip Kecukupan.
Menurut Prastowo yang dikutip oleh Nana menyebutkan ada enam komponen penting dalam
pemilihan dan penyusunan bahan ajar, yaitu:
a. Petunjuk Belajar
b. Kompetensi yang akan dicapai
c. Informasi Pendukung
d. Latihan-latihan
e. Petunjuk Lembar Kerja
f. Evaluasi
Prosedur atau tahapan pemilihan bahan ajar ini dibagi menjadi 6 tahapan antara lain:
1. Mengidentifikasi kebutuhan peserta didik.
2. Mencari informasi terkait bahan ajar.
3. Membuat gagasan yang sesuai dengan pemilihan materi bahan ajar.
7
4. Membuat bahan ajar dengan menampilkan standar kompetensi.
5. Menyajikan bahan ajar kepada siswa.
6. Mengevaluasi pembelajaran dari hasil bahan ajar yang telah digunakan.
C. Penerapan Pemilihan Bahan Ajar
Implementasi pemilihan bahan ajar dengan menggunakan basis Berfikir Kritis,
sehingga memiliki beberapa persiapan yang harus dilakukan yaitu:
1. Mempersiapkan jenis bahan yang digunakan. Pemilihan jenis bahan ini dapat
berupa bahan yang membantu siswa dalam menganalisa, mendiskusikan,
memberikan argumentasi, dan mengklasifikasikan data, yang diperoleh, seperti
membuat bahan puzzle, mind mapp, peta dan lain sebagainya.
2. Merancang kegiatan yang menggunakan model belajar hipotesis deduktif dengan
menggali pengetahuan awal siswa seperti melakukan eksperimen terhadap temuan
konsep materi.
3. Setelah mempersiapkan sarana, guru dapat mulai memuat desain dan petunjuk
bahan ajar dengan baik. Desain bahan ajar ini dibuat dengan semenarik mungkin
dan memuat lembar kerja dengan tujuan untuk memicu keterampilan berfikir
kritis siswa.
8
Kelompok 3 Perkembangan Keilmuan PAI, Ruang Lingkup PAI Beserta Cakupannya
A. Perkembangan dan Ruang Lingkup PAI
Perkembangan pendidikan islam pada mulanya di awali sejak masa kemerdekaan
indonesia. Pada saat itu pemerintah Indonesia mulai menyadari pentingnya peran umat
Islam dalam kemerdekaan Indonesia, dan kesepakatan pemerinah dibutikan dengan
dikeluarkanya untdang-undang no 2 tahun 1989 mengenai sistem pendidikan nasional
yang diteruskan dengan uu NO 20 tahun 2003 yang mengatur mengenai pengintegrasian
pedidikan islam ke dalam sisitem pendidikan nasional. Dalam perkembangannya
pendidikan agama islam terbagi menjadi orde lama, orde baru, dan era reformasi. Pada
masa orde lama sistem pendidikan masih pada tahap pembentukan akan tetapi pada masa
ini antusias masyarakat sangat besar agar semua kalangan dapat merasakan pendidikan
agar sistem pendidikan dapat tersebar secara menyeluruh dan masyarakat dapat
merasakan pendiidkan dala semua kalangan. Hingga pada akhirnya Upaya pemerintah
Indonesia yang baru merdeka, ingin membangun bangsa Indonesia yang mandiri ini, juga
terlihat pada perhatiannya terhadap pendidikan agama baik di lembaga pendidikan-
lembaga pendidikan negeri maupun swasta. Upaya ini dimulai dari keseriusan pemerintah
dalam memberikan bantuan kepada lembaga pendidikan-lembaga pendidikan Islam.
Ruang lingkup pendidikan agama islam identic dengan kombinasi yang melengkapi.
Ruang lingkup ajaran Islam meliputi masalah keimanan, aqidah, masalah keislaman,
syariah, ikhsan dan akhlak.
B. Keilmuan dalam Ruang Lingkup PAI
Dalam pendidikan agama Islam adapun beberapa keilmuan agama yaitu, ilmu tauhid,
ilmu fiqih, dan ilmu akhlak.
a. Ilmu Tauhid atau Keimanan
Ilmu keimanan ini banyak membicarakan tentang kalamullah dan banyak
berbicara tentang dalil-dalil dan tentang kebenaran adanya Allah SWT. Beriman
kepada Allah SWT, berarti percaya dan yakin kepada Tuhan Yang Maha Esa,
beriman kepada sifatsifat ketuhanan-Nya yang sempurna, percaya bahwa Dia
Maha Kuasa dan memiliki kekuasaan mutlak atas alam semesta dan seluruh
makhluk ciptaan-Nya
b. Ilmu Fiqih
Ilmu fiqh adalah ilmu yang membicarakan dan memberikan hukum-hukum Islam
berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah.
c. Al-Qur‟an
Al-Qur'an menempati suatu ilmu tersendiri yang dipelajari secara khusus cara
membaca Al-Qur'an adalah ilmu yang mengandung seni, seni membaca Al-
Qur'an. Al-Qur'an adalah wahyu dari Allah SWT yang dibukukan dan diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai mukjizat, membacanya suatu ibadah dan
merupakan sumber utama ajaran Islam.
d. Hadits
Hadits adalah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW baik
dalam perkataan maupun perbuatan. Ilmu yang dapat dipelajari dari hadits
tersebut adalah tentang dari segi matan dan maknanya, dari segi riwayat, dan dari
segi sejarah dan tokoh-tokohnya.
9
e. Akhlak
Akhlak adalah istilah dalam bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang dan
memotivasinya untuk berbuat atau berperilaku.
f. Tarikh Islam
Tarikh Islam atau ilmu sejarah Islam adalah studi sejarah tentang pertumbuhan
dan perkembangan umat Islam.
C. Cakupan dan Keterkaitan dalam Ruang Lingkup PAI
Cakupan dalam Pendidikan Agama Islam memiliki keterlibatan secara langsung
atau tidak langsung. Sehingga pihak yang terlibat dalam pendidikan Islam beserta ruang
lingkup pendidikan Islam adalah perbuatan mendidik itu sendiri, peserta didik, dasar dan
tujuan pendidikan agama Islam, pendidik, materi dan media pendidikan Islam, evaluasi
pendidikan serta lingkungan sekitar.
Ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keimanan (aqidah), keislaman (syari'at)
dan ikhsan (akhlak). Semua kajian pendidikan agama Islam diatas tidak dapat dipisahkan
dalam kehidupan karena semuanya memiliki keterkaitan dan berdasarkan Al-Qur'an,
Sunnah, Ijma, Qiyas. Oleh karena itu, semua aspek tersebut tidak boleh lepas dari urusan
seorang muslim baik secara personal maupun sebagai makhluk Allah yang memiliki
tanggung jawab sosial.
D. Tujuan PAI
Tujuan dalam pendidikan agama Islam secara aspek luas yaitu:
1. Tujuan Umum (Institusional)
Tujuan umum yaitu dicapai pada semua aspek pendidikan, baik melalui
pengajaran maupun cara lain. Tujuan ini meliputi semua aspek kemanusiaan,
mulai dari sikap, tingkah laku, kebiasaan, pandangan dan sebagainya.
2. Tujuan Akhir
Tujuan akhir PAI dapat lebih dipahami dalam firman Allah SWT. Seperti dalam
surat Al-Imran ayat 102 yang artinya : Hai orang-orang yang
beriman,bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepadanya, dan
janganlah sekalikali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.
3. Tujuan Sementara (Instruksional)
Tujuan sementara merupakan tujuan yang akan dicapai peserta didik setelah
diberikan beberapa pengalaman tertentu yang direncanakan dalam kurikulum
pendidikan formal.
4. Tujuan Operasional
Tujuan operasional adalah tujuan yang mudah dicapai dengan sejumlah kegiatan
tertentu. Seperti kegiatan yang telah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai
tujuan tertentu tersebut.
10
E. Analisis Karakteristik Materi PAI di SD, SMP, dan SMA
Dalam analisis keseluruhan karakteristik pada umunya bahwa materi PAI
diberbagai jenjang dan jenis Pendidikan yaitu dari SD, SMP, dan SMA memiliki
karakteristik yang berbeda mulai dari isi materi, bobot materi maupun pendalaman materi
juga berbeda dari aspek psikologis, filosofis, sosiologis, dan teknologis. Mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) diberbagai jenjang dan jenis pendidikan secara
keseluruhan berada pada lingkup Al-Qur'an dan Hadits, keimanan, akhlaq, fiqih, dan
sejarah. Adapun Ruang Lingkup Materi PAI yang meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara : Hubungan dengan Allah SWT., hubungan manusia sesama
manusia, dan, dan hubungan manusia dengan makhluk lain (selain manusia) dan
lingkungan.
11
Kelompok 4 Prosedur Pengembangan Bahan Ajar PAI
A. Perancangan Bahan Ajar PAI
Dalam melakukan perancangan bahan ajar PAI adapun hal-hal yang harus
diperhatikan untuk memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku yaitu diantaranya :
1. Pemilihan topic mata pelajaran, hal ini berdasarkan silabus dan analisis
instruksional dan berbagai sumber bahan ajar.
2. Membuat peta konsep, sebagai penentu jumlah bahan ajar yang akan disiapkan
dalam semester tertentu.
3. Pemilihan meida dan sumber bahan ajar
4. Pemilihan strategi pembelajaran, dengan pemenuhan tema/ isu/ konsep/ prinsip/
prosedur yang tepat untuk bahan ajar tersebut.
B. Pengembangan Lanjutan Bahan Ajar PAI
Langkah guru dalam mengembangkan sumber bahan ajar mata pelajaran PAI
selanjutnya adalah dengan cara memperhatikan prinsip-prinsip dalam pemilihan materi
pembelajaran meliputi prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan
memiliki keterkaitan dengan pencapaian standar kompetensi, prinsip konsistensi artinya
adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa,
prinsip kecukupan artinya hendaknya materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang dijarkan. Materi tidak boleh
terlalu sedikit dan juga tidak boleh terlalu banyak memiliki proporsi yang seimbang.
C. Evaluasi dan Revisi dalam Bahan Ajar PAI
Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan,unjuk-kerja, proses, orang,
objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian Untuk
menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator dapat
langsung membandingkan dengan kriteria umum, dapat pula melakukan pengukuran
terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan dengan kriteria tertentu.
evaluasi bahan ajar khusus dalam pembelajaran PAI adalah untuk menentukan sejauh
mana tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran pai. Pada kondisi dimana
para siswa dapat memahami dan mendapatkan nilai yang sangat memuaskan, maka tentu
saja akan memberikan dampak stimulus dalam proses pembelajaran. Sehingga evaluasi
dalam pendidikan islam adalah melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan yang
selaras dengan nilai-nilai islam sebagai tujuan dari pendidikan itu sendiri. Evaluasi dalam
pendidikan islam telah menjadi sebuah tolak ukur yang selaras dengan tujuan
pendidikannya dalam jangka waktu pendek atau jangka waktu yang panjang.
12
Tahapan revisi bahan ajar bidang PAI dan lainnya dapat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1) Proses revisi yaitu dimulai dengan meringkas data yang telah ditemukan.
2) Revisi pembelajaran dilakukan dengan berdasarkan semua informasi yang telah
didapatkan dari evaluasi kelompok kecil atau dari uji lapangan.
3) Perbandingan dari berbagai pendekatan juga diikutsertakan dalam evaluasi
formatif .
4) Selain beerdasarkan hasi evaluasi, revisi bahan ajar juga dilakukan sesuai dengan
strategi pembelajaran.
13
Kelompok 5 Urgensi Pengembangan Materi PAI
A. Pengembangan Pendidikan Agama Islam
Pengembangan Pendidikan Agama Islam sebagai budaya sekolah adalah suatu
alternative untuk mengimplementasikan eksistensi dari nilai ajaran Islam yang secara
konseptual tertuang dalam mata pelajaran PAI di sekolah dasar dan Menengah. Pada era
Klasik, pendidikan Islam hanya menjangkau sasaran masyarakat lokal dengan kualitas
fasilitas yang rendah tetapi dengan adanya pembaharuan bahan ajar pendidikan Islam ikut
berevolusi dengan jangkauan tanpa batas, sehingga waktu yang digunakan memiliki
kualitas lebih tinggi. Era revolusi industry 4.0 membawa dampak yang tidak sederhana,
dengan ditandai sentralnya peran teknologi untuk membantu pendidikan secara garis
meluas dalam kehidupan mansuia dengan integrasi yang lebih baik.
B. Model-Model Pengembangan PAI
Adapun model pengembangan Pendidikan Agama Islam di sekolah umum dan
perguruan tinggi di Indonesia, dapat dilihat dengan berbagai model yaitu:
1. Model Dikotomis
model ini menekankan pada pendalaman al-„ulum al-diniyah (ilmu-ilmu
keagamaan) yang menjadi jalan pintas untuk menuju kebahagiaan akhirat, dan
untuk sains (ilmu pengetahuan) dianggap terpisah dari agama. Pendekatan yang
diterapkan melalui model ini yaitu lebih bersifat keagamaan yang normative,
doktriner, dan absolutis. Diharapkan peserta didik mengarahkan dirinya untuk
menjadi pelaku (actor) yang loyal (setia), serta memiliki commitment
(keberpihakan), dan dedikasi (pengabdian) yang sangat tinggi kepada agama yang
dipelajari.
2. Model Mekanisme
Model ini menekankan pada keseluruhan pada aspek-aspek kehidupan secara
kompleksitasnya adalah menurut fungsinya. Aspek-aspek ataupun nilai-nilai
kehidupan terdiri atas nilai agama, nilai individu, nilai social, nilai politik, nilai
ekonomi, nilai rasional, nilai estetik, nilai biofisik, dan lain-lainnya. Berfokus
pada keluwesan antara nilai umum dan nilai agama, maka model ini boleh berbaur
menjadi satu namun juga tidak terlalu jauh dalam keterlibatan.
3. Model Organism/Sistemik
Model ini menekankan pada n sistem pendidikan agama islam dapat
mengintegrasikan nilai-nilai ilmu pengetahuan, nilai-nilai agama dan etik, serta
mampu melahirkan manusia-manusia yang menguasai dan menerapkan ilmu-ilmu
pengetahuan, teknologi, dan budaya, serta memiliki kematangan professional dan
sekaligus hidup di dalam nilai-nilai agama.
14
C. Tujuan dan Peran Penting dalam Pengembangan PAI
Tujuan dalam pengembangan PAI terletak pada sistem yang mengarahkan pada
kebijakan, program, dan metode yang telah dilaksanakan. Sehingga, berorientasi pada
keimanan dan pengamatan dengan agama Islam untuk menjadikan manusia yang
bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia sebagai pribadi manusia yang
bermanfaat untuk lingkungan sekitarnya.
Peran penting dalam pengembangan PAI dapat ditinjau berdasarkan Pada
hakekatnya pengembangan PAI diperlukan bagi umat Islam dan bangsa Indonesia untuk
menghasilkan generasi yang unggul. Yakni, berprestasi sesuai dengan bidang
kecerdasannya masing-masing, misalnya dalam bidang sosial atau alam. Melalui
perkembangan ini, PAI dapat mengangkat kejayaan (kemajuan) pendidikan Islam.
15
Kelompok 6 Penyusunan Bahan Ajar
A. Pengertian dan Syarat Penyusunan Bahan Ajar PAI
Penyusunan bahan ajar adalah suatu kegiatan dalam memproses segala sesuatu
yang digunakan oleh guru dan juga para peserta didik untuk memudahkan kegiatan
belajar dan mengajar. Bahan ajar disusun harus sesuai dengan tujuan atau sasaran
pembelajaran yang hendak dicapai. Penyusunan bahan ajar secara umum dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu menulisnya sendiri, mengemas kembali atau mendaur ulang
bahan ajar yang sudah ada ataupun informasi dan teks baik secara langsung maupun
digital, serta penataan informasi dengan baik dan teratur.
Syarat dalam penyusunan bahan ajar menurut ahli Mblu dan Suhartono yang dikutip
dari Saputra yaitu:
a. Memberikan orientasi terhadap teori, penalaran teori, dan cara-cara penerapan
teori dalam praktik,
b. Memberikan latihan terhadap pemakaian teori dan aplikasinya,
c. Memberikan umpan balik kebenaran latihan itu,
d. Menyesuaikan informasi dan tugas sesuai tingkat awal masingmasing peserta
didik,
e. Membangkitkan minat peserta didik,
f. Menjelaskan sasaran belajar kepada peserta didik,
g. Meningkatkan motivasi peserta didik,
h. Menunjukan sumber informasi yang lain
B. Tujuan dan Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar
Tujuan penyusunan bahan ajar memiliki bentuk tujuan antara lain:
1) Dengan adanya penyusunan bahan ajar keberlangsungan dalam kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik dan lebih mudah di pahami oleh para peserta
didik dengan berbagai macam sumber refernsi,
2) Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
16
Manfaat dalam Penyusunan Bahan Ajar
1) Membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2) Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan
terhadap kehadiran guru
3) Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus
dikuasainya.
4) Memberi tambahan pengetahuan tentang manfaat dan pentingnya penyusunan
bahan ajar pengayaan agar meningkatkan kualitas pembelajaran
C. Langkah-Langkah dalam Penyusunan Bahan Ajar
Ketika membuat atau menyusun bahan ajar, ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan oleh pendidik (pengembang), yaitu:
a. Menganalisis Kurikulum
b. Menganalisis sumber belajar
c. Menetapkan jenis bahan ajar
d. Pengorganisasian materi pembelajaran
e. Menetapkan struktur bahan ajar
f. Mengumpulkan dan mempelajari referensi
g. Memulai langkah dalam penulisan
D. Evaluasi dalam Penyusunan Bahan Ajar
Setelah disusun dan dievaluasi, para guru diharapkan mampu menilai bahan ajar yang
efektif dan informatif. Kompetensi yang harus diperhatikan sebelum melakukan evaluasi
penyusunan bahan ajar adalah sebagai berikut:
a. Mampu menjelaskan variabel yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
evaluasi penyusunan bahan ajar.
b. Mampu menentukan penggunaan format evaluasi penyusunan bahan ajar
berdasarkan jenis bahan ajar yang telah dibuat.
c. Mampu melakukan evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar dengan baik dan
terstruktur.
d. Mampu menindak lanjuti hasil evaluasi terhadap penyusunan bahan ajar.
17
Kelompok 7 Karakteristik Bahan Ajar PAI
A. Karakteristik Bahan Ajar PAI
Dalam pengembangan bahan ajar di sekolah guru perlu memperhatikan juga dari
segi karakteristik dan kebutuhan siswanya kemudian di buat sesuai dengan tuntutan
kurikulum, dimana proses pengembangan bahan ajar ini menuntut pertisipasi dan aktivasi
siswa lebih dominan dalam pembelajaran. Selain itu, dalam pengembangan bahan ajar
guru juga di tuntut untuk paham mengenai bahan ajar. Bahan ajar sendiri memiliki lima
karakteristik yang menjadi ciri khas dari suatu bahan ajar, adapun penjabaran dari kelima
krakteristik tersebut adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik bahan ajar Self Intructional, yaitu bahan ajar dapat membuat siswa
mampu membelajarkan diri sendiri dengan bahan ajar yang dikembangkan. Oleh
karena itu,didalam bahan ajar harus memiliki tujuan yang dirumuskan dengan
jelas dan memberikan materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit atau
kegiatan yang lebih spesifik.
2. Karakteristik bahan ajar Self Contained, yaitu seluruh materi pelajaran dari satu
unit kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan
ajar secara utuh.
3. Karakteristik bahan ajar Stand Alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang
dikembangkan tidak tergantung pada bahanajar lain atau tidak harus digunakan
bersama-sama dengan bahan ajar lain.
4. Karakteristik bahan ajar Adaptive, yaitu bahan ajar hendaknya memiliki daya
adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi
5. Karakteristik bahan ajar User Friendly, yaitu setiap instruksi dan paparan
informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya,
termasuk kemudahan pemakai dalam merespon dan mengakses sesuai dengan
keinginan
B. Kurikulum Pendidikan Islam
Perubahan kebijakan mengenai kurikulum 2013 tentang Pendidikan Agama Islam dan
bahasa Arab terjadi perubahan dikarenakan berbagai faktor yang mempengaruhi.
Diantaranya faktor internal yaitu: Pokok dari tujuan pendidikan agama Islam belum
tercapai yaitu mengesakan Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlakul karimah,
Pembelajaran PAI hanya sebatas teori yang dimana murid belum mampu untuk
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai agama yang belum menjadi
substansi. Tujuan Pendidikan Agama Islam untuk membentuk dan menguatkan iman atau
keyakinan murid melalui pembiasaan diri, pengamalan setiap nilai-nilai yang ada di
dalam Pendidikan Agama Islam. Dalam kurikulum pendidikan agama Islam tersusun
dengan beberapa karakteristik yaitu:
a. Adanya sikap spiritual, pengetahuan, keterampilan yang seimbang dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan kemampuan murid yang mampu untuk memahami mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan juga mampu untuk mengaplikasikannya
18
dalam kehidupan sehari-hari baik itu untuk dirinya sendiri maupun
bermasyarakat.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan waktu yang cukup
optimal dengan memaksimalkan peran keluarga, sekolah dan juga masyarakat.
d. Mengembangkan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Kompetensi
inti pada tingkatan kelas yang disusun secara rinci dan juga kompetensi dasar
pada tingkatan kelas tersebut
e. Mengoptimalkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu tidak hanya
berfokus pada sebuah mata pelajaran yang wajib dipelajari, tetapi juga bagaimana
materi Pendidikan Agama Islam ini mampu meresap dan dihayati dalam diri
murid yang kemudian diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, menjadi
landasan dalam berpikir, bersikap, dan juga dalam bertindak.
19
Kelompok 8 Langkah-langkah Prngembangan Materi Kontekstual
A. Pengertian Pengembangan Materi Kontekstual
Definisi Pembelajaran Kontekstual selanjutnya berasal dari US Department of
Education sebagai salah satu penyelenggara pendidikan berbasis kontekstual ini Menurut
US Department of Education Office of Vocational and Adult Education and the National
School to Work Office mendefinisikan Contextual Teaching and Learning (CTL) sebagai
berikut: Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata
siswa, dan mendorong siswa membentuk hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya
dengan penerapannya dalam kehidupan nyata mereka sehari- hari engetahuan dan
keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan
keterampilan baru ketika belajar. Pengembangan materi PAI kontekstual adalah suatu
perbuatan mengembangkan materi PAI dengan menggunakan metode pembelajaran
kontekstual, sehingga metode ini akan membantu guru untuk medorong siswanya agar
mengimplementasikan materi PAI yang dimana siswa dapat di sekolah dalam lingkungan
sosialnya.
B. Langkah-langkah pengembangan materi kontekstual
Dalam penerapan pengembahan bahan ajar kontekstual ada lima langkah perlu diketahui
yaitu:
1. Analisis
Analisis ini dilakukan agar materi yang dihasilkan dari pengembangan
kontekstual tidak melenceng dari kompetensi dasar yang sudah ada. Dengan
adanya analisis ini juga seorang guru akan mudah untuk mencari dan menentukan
media-media apa saja yang akan digunakan dan sesuai dengan materi yang akan
diajarkan dalam pembelajaran kontekstual nantinya.
2. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ada beberapa hal yang harus dilakukan atau
diperhatikan yaitu:
a. Perumusan tujuan pembelajaran berdasarkan analisis
b. Pemilihan topik mata pelajaran dengan tepat berdasarkan silabus dan
analisis yang telah dimiliki
c. Pemilihan media dan sumber belajar menyesuaikan topik mata pelajaran
d. Pemilihan strategi pembelajaran berdasarkan media atau proses
merancang kegiatan materi bahan ajar
3. Pegembangan
Langkah dalam pengembangan CTL menurut ahli Rusman yaitu:
a. Mengembangkan pemikiran peserta didik sampai ke tahap mengkonstruksi
pengetahuan dan keterampilan,
b. Melaksanakan kegiatan inquiry
c. Mengembangkan rasa ingin tahu dan menciptakan masyarakat belajar
dengan berbagai aspek dalam berdiskusi,
d. Melahirkan model dari pembelajaran.
20
Adapun tujuh komponen dalam materi kontekstual yaitu:
a. Kontruktivisme
b. Inquiry (menemukan)
c. Questioning (bertanya)
d. Learning Community (masyarakat belajar)
e. Modelling (pemodelan)
f. Reflection (refleksi)
g. Authentic Assessment (penilaian yang sebenarnya)
4. Evaluasi
Menurut Enoh (2004:23) dijelaskan bahwa evaluasi dalam pembelajaran
kontekstual dilakukan tanpa batas pada evaluasi hasil (tes harian, cawu, tetapi
juga dalam bentuk kuis, tugas kelompok, tugas individu, dan ulangan akhir
semester) tetapi juga dapat dievaluasi proses. Metode penilaian yang digunakan
dalam materi kontekstual adalah diskusi, wawancara, paper dan pencil test,
observasi dan demonstrasi.
21
Kelompok 9 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan dalam Kualitas Bahan Ajar PAI
A. Kecermatan Dan Ketepatan dalam Isi Bahan Ajar
Kecermatan isi secara ilmiah adalh kebenaran isi berdasarkan sistem nilai
yang dianut sehingga menunjukkan validitas isi bahan ajar yang sesuai konsep
dan teori relevan dengan bidang atau ilmu dari bentuk bahan ajar yang dibuat
untuk dibawa ke jenjang pendidikan selanjutnya. Ketepatan bahan ajar meliputi
kompetensi inti, kompetensi dasar, serta kurikulum, tujuan pembelajaran,
kesusaian dengan kajian teori, tujuan lainnya. Keluasan dan kedalaman isi bahan
ajar sangat berhubungan dengan keutuhan konsep berdasarkan bidang ilmu pada
ketepatan cakupan bahan ajar.
B. Ketercernaan Dan Penggunaan Bahasa dalam Bahan Ajar
Ketercernaan bahan ajar dengan melihat aspek yang mendukung yaitu ada
6 hal diantaranya:
1. Pemaparan yang logis
2. Penyajian materi yang tersusun secara sistematis
3. Contoh dan ilustasi yang memudahkan dalam pemahaman
4. Alat bantu yang memudahkan dalam bahan ajar
5. Format yang tertib dan konsisten dalam pengerjaan
6. Penjelasan terkait relevansi dan manfaat dari bahan ajar
Penggunaan bahasa dalam bahan ajar menjadi pertimbangan penting
dalam kualitas bahan ajar, dengan kriteria penilaian aspek bahasa yaitu:
a. Kesesuaian tingkat dengan tingkat perkembangan berfikir peserta didik.
b. Menggunakan bahasa yang mudah dipahami.
c. Kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Memiliki keruntutan dan kesatuan gagasan.
C. Pengemasan Dan Ilustrasi dalam Bahan Ajar
Perwajahan / pengemasan bahan ajar ini sangat berperan pada perancangan atau
penataan letak informasi pada satu halaman cetak.14 Penataan letak informasi
untuk satu halaman cetak dalam bahan ajar tersebut memperhatikan serta
mempertimbangkan hal yaitu:
a. Narasi atau teks yang dalam satu halaman terlalu padat membuat peserta
didik cenderung lelah untuk membacanya.
b. Bagian kosong (white space) pada satu halaman sangat dibutuhkan untuk
mendorong peserta didik mencoret-coret bagian kosong yang telah
disiapkan tersebut dengan catatan ataupun rangkuman yang nantinya
dibuat oleh peserta didik itu sendiri. Dalam hal ini, perlu menyediakan
secara konsisten bagian kosong dalam halaman bahan ajar.
c. Padukan grafik, poin, serta kalimat-kalimat singkat, tetapi jangan
dilakukan secara terus-menerus sehingga dikhawatirkan akan
membosankan.
22
d. Gunakan sistem paragraf yang tidak rata pada pinggir kanan, karena
dengan sistem paragraf yang seperti itu akan lebih mudah untuk dibaca.
e. Gunakan grafik atau gambar untuk tujuan tertentu saja. Grafik atau
gambar tidak perlu dicantumkan jika tidak bermakna.
f. Gunakan sistem penomoran yang benar dan juga konsisten pada seluruh
bagian bahan ajar.
g. Gunakan dan variasikan jenis serta ukuran huruf agar dapat menarik
perhatian, namun gunakan secukupnya tidak terlalu banyak sehingga tidak
membingungkan.
Media pembelajaran berupa ilustrasi merupakan salah satu yang harus
dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar PAI, dalam pembuatan media
pembelajaran ilustrasi, kemampuan para guru perlu ditingkatkan, dengan tujuan
ilustrasi bahan ajar menjadi efektif dan efisien. Karena dapat meningkatkan
proses belajar siswa dalam pembelajaran dan keberadaannya juga diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar ketercapaian.
D. Kelengkapan Komponen dalam Bahan Ajar
Kelengkapan komponen bahan ajar merupakan salah satu faktor yang
dipertimbangkan dalam kualitas bahan ajar. Idealnya bahan ajar merupakan paket
multi komponen dalam bentuk multimedia. Paket bahan ajar dapat bersifat
lengkap dalam satu paket atau dapat juga dilengkapi dengan sumber informasi
lain (dari internet atau buku lain), panduan belajar/peserta didik, serta panduan
guru. Sehingga, ada tiga komponen dalam paket bahan ajar yaitu : komponen
utama (informasu utama yang disampaikan untuk penguasaan peserta didik),
komponen pelengkap (topik tambahan untuk pengayaan wawasan siswa),
komponen evaluasi hasil belajar (berupa tes atau soal untuk melatih kemampuan).
23
Kelompok 10 Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku
A. Sistematika Penyusunan Bahan ajar
Menurut Pannen dan Purwanto bahwa penyusunan bahan ajar dapat disusun
dengan cara yang berbagai macam, dari kisaran harga termahal atau paling
sederhana sampai dengan teknologi yang canggih. Dalam cara umum terbagi
menjadi tiga dalam menyusun bahan ajar yaitu:
1. Menulis sendiri (Starting from scratch)
Bahan ajar yang ditulis sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran siswa, selalu berlandaskan pada kebutuhan siswa,
meliputi kebutuhan pengetahuan, keterampilan, bimbingan,
latihan, dan umpan balik. Untuk itu dalam menulis bahan ajar
didasarkan: (a) analisis materi pada kurikulum, (b) rencana atau
program pengajaran, dan (c) silabus yang telah disusun.
2. Pengemasan kembali informasi (information repackaging)
Bahan ajar dikemas kembali berdasarkan informasi, tidak dengan
penulis. Tetapi, penulis menggunakan buku-buku teks dan
informasi dengan membentuk bahan ajar yang baik sesuai dengan
proses intruksional. Kemudian ditulis kembali/ulang dengan
dengan gaya bahasa yang sesuai untuk menjadi bahan ajar
(diubah), juga diberi tambahan kompetensi atau keterampilan yang
akan dicapai, bimbingan belajar, latihan, tes, serta umpan balik
agar mereka dapat mengukur sendiri kompetensinya yang telah
dicapai.
3. Penataan informasi (compilation atau wrap around text)
Proses penataan informasi hampir mirip dengan proses
pengemasan kembali informasi. Namun, dalam proses penataan
informasi tidak ada perubahan yang dilakukan terhadap buku teks,
materi audio visual, dan informasi lain yang sudah ada di pasaran.
Jadi buku teks, materi audio visual dan informasi lain tersebut
digunakan secara langsung, hanya ditambahkan dengan pedoman
belajar untuk peserta didik tentang cara menggunakan materi
tersebut, latihan-latihan dan tugas yang perlu dilakukan, umpan
balik untuk peserta didik dan dari peserta didik.
B. Syarat Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku
Adapun persyaratan dalam penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku yaitu:
a. Keamanan nasional, dengan cara penyajian, bahasa, ilustrasi dan isi dalam
buku pelajaran selaras dan tidak bertentangan dengan peraturan undang-
undang yang berlaku.Menghormati kerukunan hidup umat beragama.
b. Isi buku pelajara, dalam menyusun isi buku sebaiknya memuat bahan
pelajaran minimal yang harus dikuasai siswa. Sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Bersifat relevan dengan tujuan pembelajaran. Memiliki nilai
kebenaran ditinjau dari struktur keilmuan. Sesuai dengan perkembangan
24
IPTEKS. Kedalaman dan keluasan isi buku sesuai dengan jenjang
pendidikan.
c. Cara penyajiannya sebagai berikut:
1) Urutan uraian teratur
2) Penahapan penyajian
3) Sederhana ke komplek
4) Mudah
5) Saling memperkuat bahan kajian terkait
6) Menarik minat dan perhatian
7) Menantang dan merangsang siswa untuk mempelajari buku
8) Pengorganisasian dan sistematika penulisan memperhatikan aspek
dari kemampuan siswa.
9) Bahasa yang digunakan adalah bahasa indonesia yang baik dan
benar, kalimat digunakan sesuai tingkat kematangan siswa,
menggunakan kosakata serta istilah atau simbol dalam
mempermudah pemahaman, menggunakan transliterasi yang telah
dibaku.
10) Ilustrasi, dalam relevan dengan isi buku pelajaran, tidak menjadi
gangguan dalam kesinambungan dalam setiap pola kalimat, bagian
terpadu dari keseluruhan isi buku, secara jelas dan esensial untuk
membuat konsep.
C. Petunjuk Penyusunan Bahan Ajar dalam Bentuk Buku
Petunjuk penyusunan bahan ajar dalam bentuk buku ajar ditulis untuk
dimaksudkan dalam tujuan instruksional tertentu, disusun secara sistematis dan
runut berdasarkan alur dan logika tertentu, dan dilengkapi dengan kebutuhan
sarana pengajaran agar pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif
dan efisien sesuai dengan rencana yang telah disusun. Buku ajar dapat tersusun
untuk membantu mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi dalam
keseluruhan pembelajaran.
25
Kelompok 11 Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT
A. Pengertian dan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT
Pengembangan bahan ajar yang disesuaikan dengan perkembangan zaman
adalah pengembangan bahan ajar berbasis ICT. Sedangkan, ICT adalah bentuk
singkatan dari Information and Communication Technology atau yang biasa kita
sebut sebagai TIK (teknologi informasi dan komunikasi). Dalam jurnal
pengembangan pembelajaran berbasis ICT dalam pendidikan islam, Tinio
mendeinisikan TIK sebagai seperangkat alat yang di gunakan untuk
berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan, menyimpan, dan mengelola
informasi.
Adapun pengembangan bahan ajar berbasis ICT telah diterapkan di lingkungan
sekolah diantaranya yaitu: salah satu isi dari kurikulum 2013 yang di jelaskan
oleh Akbar Iskandar,Acai Sudirman dkk. Pada buku aplikasi pembelajaran
berbasis TIK, pembelajaran berbasis TIK (teknologi, informasi dan komputer)
yang semakin berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan kurikulum
pembelajaran dan teknologi yang dimana menggunakan bahan ajar npn cetak atau
bahan ajar digital yaitu seperti e-book dan e-modul.
Handout adalah bahan ajar yang berisikan ringkasan materie dari berbagai sumber
yang relevam dengan kompetensi dasar untuk menjadi pedoman dan membantu
siswa dalam proses pembelajaran. Dan bahan ajar audio visual adalah seperangkat
alat yang dapat memproyeksikan gambar bergerak dan bersuara, seperti : televisi,
video-VCD, slide bersuara, dan film.
B. Cara merancang bahan ajar berbasis ICT
Dalam merancang pengembangan bahan ajar ICT harus bisa
menyesuaikan media dengan tujuan pembelajaran, menyesuaikan media dengan
lingkungan belajarnya, memudahkan pemanfaatan media yang berkaitan dengan
waktu, tenaga dan biaya, memastikan keamanan bagi pembelajaran, kemampuan
media harus bisa membuat siswa semakin aktif. Pemanfaatan ICT dalam
pembelajaran biasanya mengunakan perangkat keras (hard ware) dan perangkat
lunak (soft ware) dengan aplikasinya seperti perangkat komputer yang
tersambung dengan jaringan internet LCD/proyektor, CD pembelajaran, juga bisa
mengunakan web/situs-situs di internet. Hal ini dilakukan untuk memudahkan
kegiatan pembelajaran pada semua pihak yang terlibat.
26
C. Proses dari Mendesiminasikan Pengembangan Bahan Ajar Berbasis ICT
Untuk dapat melalui proses mendesiminasikan bahan ajar basis ICT para
peserta didik harus sepenuhnya menguasai teknologi yang dapat memanfaatkan
strategi sebagai alat bantu media pembelajaran yang berbentuk fail, power point,
gambar serta vidio dan sebagainya.
Menjadikan menjadikan ICT sebagai sarana/tempat belajar kegiatan belajar yaang
bukan hanya dilakukan di dalam kelas tapi juga bisa dilakukan dengan cara
mmembuat kelas maya dalam bentuk e- learning. Perencanaan dan pengadaan
peralatan ICT didasarkan atas kebutuhan-kebutuhan yang diusulkan oleh guru.
Terkait kawasan ini, seharusnya sekolah menjalankan, a) pengelolaan proyek, b)
pengelolaan sumber, c) pengelolaan sistem penyampaian, dan d) pengelolaan
informasi.
27
Kelompok 12 Pembuatan Bahan Ajar dalam Bentuk Digital (E-Book)
A. Pembuatan Bahan Ajar dengan Adobe Acrobate Reader
Adobe Acrobat merupakan aplikasi penampil PDF terbaik yang terus
mengalami perkembangan hingga saat ini. Aplikasi ini selalu dibutuhkan mulai
dari pelajar hingga pengusaha dalam mengelola dokumen pekerjaannya. Dan
sekarang, aplikasi PDF ini sudah terhubung ke layanan Adobe Document Cloud,
sehingga pengguna dapat bekerja dengan PDF di perangkat apa pun dan di mana
pun. Hanya dengan Adobe Acrobat Reader pengguna dapat melihat,
menandatangani, mengumpulkan dan melacak umpan balik dokumen, hingga
berbagi PDF secara gratis. Sehingga, bahan ajar dapat dialokasikan atau dibuat
dalam bentuk adobe acrobate reader ini untuk memudahkan penggunanya.
B. Pembuatan Bahan Ajar dengan PDF melalui Microsoft Word
Dengan bahan ajar yang telah dibuat dalam aplikasi microsoft word maka
langkah selanjutnya adalah mengubah ke bentuk PDF hal ini ditujukan untuk
ketidakadanya perubahan yang digunakan oleh orang asing dalam setiap bahan
ajar yang telah dibuat oleh guru atau penulis. Dari beberapa manfaat media
pembelajaran di atas, maka media pembelajaran menjadi salah satu komponen
yang sangatberpengaruh dalam keberhasilan proses pembelajaran.
C. Pembuatan Bahan Ajar dengan Digital Flipbook
Dengan adanya bahan ajar yang telah dibentuk oleh penulis, maka langkah
selanjutnya dapat menggunakan aplikasi digital flipbook dalam membantu peserta
didik dengan proses yang telah tertuang yaitu dari perolehan Hasil wawancara
perwakilan beberapa dari kelompok mengenai bagaimana cara meubah pdf
menjadi flipbook yaitu dari 9 aplikasi yang sudah di sediakan rata-rata temen-
temen semuanya memakai "anime flip" yaitu dengan cara mencari website online
terlebih dahulu yang bisa membuat flipbook secara online lalu daftar di salah satu
website tersebut yang bisa membuat flipbook ,setelah itu membuka website kita
lalu memilih bagan atau pilihan tentang bagan untuk meng-upload file PDF yang
mau di jadikan flipbook baru setelah di upload tinggal menunggu dan bisa
mengganti template atau model model dari flipbook tersebut jika sudah selesai
tinggal salin dan bisa di download. Sehingga, tampilan buku atau bahan ajar
banyak diminati masyarakat karena menjadi buku digital dengan teknologi e-book
3 dimensi yang dikenal dengan flipbook menyesuaikan halaman dan dapat dibuka
seperti membaca buku di layar monitor. Proses ini telah berjalan di lingkungan
sekolah, sehingga sebagaimana proses pembelajaran dapat menggunakan ide-ide
terbaru dari teknologi dan dapat memudahkan peserta didik dan guru dalam
pembelajaran.
28