The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Buku Digital, 2023-05-31 13:27:49

100 Spesies Pohon Nusantara

100 Spesies Pohon Nusantara

141 Pohon Tajuk Buah


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 142 143 Nama lokal / Indonesia : gayam Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Fabaceae Genus : Inocarpus Spesies : Inocarpus fagifer (Parkinson ) Fosberg Deskripsi Morfologi : Pohon, tinggi mencapai 30 m, diameter 65 cm. Batang sering kali beralur tidak teratur, kadang-kadang berakar banir, percabangan merunduk, kulit batang bagian dalam mengandung cairan merah. Daun tunggal, berseling, kaku menyerupai kulit, lonjong hingga bundar telur, panjang 10-50 cm, lebar 4-18 cm. Daun penumpu kecil, daun muda berwarna merah jambu. Panjang tangkai daun 0,5-1,5 cm. Perbungaan ketiak daun, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga kecil dan berbau wangi. Tabung kelopak dengan 2 - 5 gigi, daun mahkota 5 berwarna kekuningan, benang sari 10. Buah polong, panjang 5-10 cm, lebar 5-8 cm, bentuk ginjal, gepeng, dalam polong terdapat 1 biji, tidak pecah. Biji mencapai panjang 8 cm, kulit biji keras dengan endosperm putih. Daerah Penyebaran: Maleysia hingga Australia dan Kepulauan Pasific. Di Indonseia meliputi Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua dan Habitat: Tumbuh di daerah pantai, daerah berawa-rawa atau di paya-paya dan di pinggirpinggir sungai. Buah bisa mengapung lebih dari satu bulan di atas air laut tetapi viabilitas biji cepat hilang. Tumbuh mulai dari ketinggian 0 - 500 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Musim berbunga bulan November-Desember dan musim berbuah bulan Januari-Februari. Inocarpus fagifer (Parkinson ) Fosberg Manfaat : Buahnya yang masak bila direbus atau dibakar akan enak dimakan. Kayunya yang keras dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempat tidur, kerajinan, kano dan konstruksi ringan. Akar, pepagan/ kulit kayu dan daun d i g u n a k a n d a l a m p e n g o b a t a n tradisional. Cabang dan ranting untuk kayu bakar. Pohon yang bertajuk Daun Daun Buah Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 142 143 Nama lokal / Indonesia : gayam Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Fabaceae Genus : Inocarpus Spesies : Inocarpus fagifer (Parkinson ) Fosberg Deskripsi Morfologi : Pohon, tinggi mencapai 30 m, diameter 65 cm. Batang sering kali beralur tidak teratur, kadang-kadang berakar banir, percabangan merunduk, kulit batang bagian dalam mengandung cairan merah. Daun tunggal, berseling, kaku menyerupai kulit, lonjong hingga bundar telur, panjang 10-50 cm, lebar 4-18 cm. Daun penumpu kecil, daun muda berwarna merah jambu. Panjang tangkai daun 0,5-1,5 cm. Perbungaan ketiak daun, majemuk bulir, panjang sampai 17 cm, bunga kecil dan berbau wangi. Tabung kelopak dengan 2 - 5 gigi, daun mahkota 5 berwarna kekuningan, benang sari 10. Buah polong, panjang 5-10 cm, lebar 5-8 cm, bentuk ginjal, gepeng, dalam polong terdapat 1 biji, tidak pecah. Biji mencapai panjang 8 cm, kulit biji keras dengan endosperm putih. Daerah Penyebaran: Maleysia hingga Australia dan Kepulauan Pasific. Di Indonseia meliputi Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, Papua dan Habitat: Tumbuh di daerah pantai, daerah berawa-rawa atau di paya-paya dan di pinggirpinggir sungai. Buah bisa mengapung lebih dari satu bulan di atas air laut tetapi viabilitas biji cepat hilang. Tumbuh mulai dari ketinggian 0 - 500 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Musim berbunga bulan November-Desember dan musim berbuah bulan Januari-Februari. Inocarpus fagifer (Parkinson ) Fosberg Manfaat : Buahnya yang masak bila direbus atau dibakar akan enak dimakan. Kayunya yang keras dapat dimanfaatkan untuk pembuatan tempat tidur, kerajinan, kano dan konstruksi ringan. Akar, pepagan/ kulit kayu dan daun d i g u n a k a n d a l a m p e n g o b a t a n tradisional. Cabang dan ranting untuk kayu bakar. Pohon yang bertajuk Daun Daun Buah Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 144 145 Nama lokal / Indonesia : bungur Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelass : Magnoliopsida Ordo : Myrtales Famili : Lythraceae Genus : Lagerstroemia Spesies : Lagerstroemia speciosa (L.) Pers. Deskripsi Morfologi : Pohon sedang, tinggi 15-30 m, diameter dapat mencapai 100 cm. Batang tegak, silindris, permukaan batang licin dan mengelupas tipis, warna abu-abu kecokelatan, kadang berbanir kecil. Daun tunggal, berpasangan, pinggir rata, berdaun penumpu atau tidak berdaun penumpu. Helaian daun bentuk bundar telur hingga lonjong, tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar 4-12 cm, berwarna hijau tua, daun muda merah jambu bercorak. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai, panjangnya 10-50 cm, pada ketiak daun atau ujung ranting. Buah kapsul berkayu, berbentuk bulat sampai bulat memanjang, panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah muda berwarna hijau, setelah masak menjadi cokelat, buah masak akan pecah. Biji berjumlah banyak, berukuran kecil, pipih dengan ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. Daerah Penyebaran: China, Australia dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia daerah persebaran meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Habitat: Tumbuh di sepanjang sungai, hutan jati, pada vegetasi terbuka, tanah berpasir hingga tanah liat, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang tinggi. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl dan dapat tumbuh pada lahan marginal. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji atau vegetatif melalui okulasi dan cangkok. Berbunga dan berbuah sepanjang tahun, puncak berbunga bulan Juni-November dan berbuah Bulan Maret-Juni. Lagerstroemia speciosa (L.) Pers. Manfaat: Pohonnya yang rindang dengan bunga-bunga ungu yang cantik sering ditanam sebagai tanaman peneduh tepi jalan. Selain itu tumbuhan ini bermanfaat juga sebagai tanaman obat. Bijinya digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi. Pepagan untuk pengobatan diare, disentri, dan kencing darah. Daunnya untuk pengobatan kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi. Bunga Buah Daun Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 144 145 Nama lokal / Indonesia : bungur Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelass : Magnoliopsida Ordo : Myrtales Famili : Lythraceae Genus : Lagerstroemia Spesies : Lagerstroemia speciosa (L.) Pers. Deskripsi Morfologi : Pohon sedang, tinggi 15-30 m, diameter dapat mencapai 100 cm. Batang tegak, silindris, permukaan batang licin dan mengelupas tipis, warna abu-abu kecokelatan, kadang berbanir kecil. Daun tunggal, berpasangan, pinggir rata, berdaun penumpu atau tidak berdaun penumpu. Helaian daun bentuk bundar telur hingga lonjong, tebal seperti kulit, panjang 9-28 cm, lebar 4-12 cm, berwarna hijau tua, daun muda merah jambu bercorak. Bunga majemuk berwarna ungu, tersusun dalam malai, panjangnya 10-50 cm, pada ketiak daun atau ujung ranting. Buah kapsul berkayu, berbentuk bulat sampai bulat memanjang, panjang 2-3,5 cm, beruang 3-7, buah muda berwarna hijau, setelah masak menjadi cokelat, buah masak akan pecah. Biji berjumlah banyak, berukuran kecil, pipih dengan ujung bersayap berbentuk pisau, berwarna cokelat kehitaman. Daerah Penyebaran: China, Australia dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia daerah persebaran meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Habitat: Tumbuh di sepanjang sungai, hutan jati, pada vegetasi terbuka, tanah berpasir hingga tanah liat, baik di tanah gersang maupun di tanah subur hutan heterogen berbatang tinggi. Di Jawa, bungur dapat tumbuh sampai ketinggian 800 m dpl dan dapat tumbuh pada lahan marginal. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji atau vegetatif melalui okulasi dan cangkok. Berbunga dan berbuah sepanjang tahun, puncak berbunga bulan Juni-November dan berbuah Bulan Maret-Juni. Lagerstroemia speciosa (L.) Pers. Manfaat: Pohonnya yang rindang dengan bunga-bunga ungu yang cantik sering ditanam sebagai tanaman peneduh tepi jalan. Selain itu tumbuhan ini bermanfaat juga sebagai tanaman obat. Bijinya digunakan untuk pengobatan tekanan darah tinggi. Pepagan untuk pengobatan diare, disentri, dan kencing darah. Daunnya untuk pengobatan kencing batu, kencing manis, dan tekanan darah tinggi. Bunga Buah Daun Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 146 147 Nama lokal / Indonesia : engkala, kangkala Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Litsea Spesies : Litsea garciae Vidal Deskripsi Morfologi : Pohon tinggi 35 m dengan diameter batang lebih dari 50 cm. Daun tunggal, kedudukan spiral, bentuk lonjong melanset atau lonjong melebar, berukuran 15-50 x 5-17 cm, pertulangan daun sekunder berjumlah 15-20 pasang. Bunga majemuk tandan, berwarna putih kuning, diameter 15 mm. Buah batu bulat dengan bagian (cupel) yang membesar, diameter 4 cm, warna hijau ketika muda kemudian menjadi merah muda saat matang, aromanya seperti buah alpukat. Daerah Penyebaran: Ditanam di Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Maluku dan New Guinea. Habitat: Tumbuh di hutan sekunder, sepanjang aliran sungai serta tahan terhadap sinar matahari langsung. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Manfaat : Buahnya dapat dikonsumsi seperti mengkonsumsi buah alpukat. Bijinya mengandung minyak yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sabun atau lilin. Selain itu bijinya memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder, pada fraksi metanol, n-heksana dan kloroform terdiri atas alkaloid, flavonoid, steroid dan triterpenoid, dapat berpotensi sebagai antibakteri. Masyarakat memanfaatkan bijinya sebagai obat bisul. Litsea garciae Vidal Bunga Daun Buah Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 146 147 Nama lokal / Indonesia : engkala, kangkala Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Laurales Famili : Lauraceae Genus : Litsea Spesies : Litsea garciae Vidal Deskripsi Morfologi : Pohon tinggi 35 m dengan diameter batang lebih dari 50 cm. Daun tunggal, kedudukan spiral, bentuk lonjong melanset atau lonjong melebar, berukuran 15-50 x 5-17 cm, pertulangan daun sekunder berjumlah 15-20 pasang. Bunga majemuk tandan, berwarna putih kuning, diameter 15 mm. Buah batu bulat dengan bagian (cupel) yang membesar, diameter 4 cm, warna hijau ketika muda kemudian menjadi merah muda saat matang, aromanya seperti buah alpukat. Daerah Penyebaran: Ditanam di Semenanjung Malaysia, Sumatera, Jawa, Maluku dan New Guinea. Habitat: Tumbuh di hutan sekunder, sepanjang aliran sungai serta tahan terhadap sinar matahari langsung. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Manfaat : Buahnya dapat dikonsumsi seperti mengkonsumsi buah alpukat. Bijinya mengandung minyak yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pembuat sabun atau lilin. Selain itu bijinya memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder, pada fraksi metanol, n-heksana dan kloroform terdiri atas alkaloid, flavonoid, steroid dan triterpenoid, dapat berpotensi sebagai antibakteri. Masyarakat memanfaatkan bijinya sebagai obat bisul. Litsea garciae Vidal Bunga Daun Buah Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 148 149 Nama lokal / Indonesia : mara, tutup awu, calik angina. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Macaranga Spesies : Macaranga rhizinoides (Blume) Mull. Arg. Deskripsi Morfologi : Pohon tinggi 15-40 m. Daun tunggal, tersebar spiral, bertangkai panjang, ukuran 9- 12 cm dan berbulu. Helai daun berbentuk segi tiga hingga bundar telur dengan panjang mencapai 20 cm, permukaan bagian bawah ditutupi bulu putih. Bunga majemuk tandan (racemes), bunga jantan dan betina terpisah. Anak bunga berukuran kecil dalam cluster. Buah bulat (globose) dengan diameter 4,5 mm. Biji bulat dan halus permukaannya. Daerah Persebaran: Sumatera dan Jawa. Habitat: Tumbuh di hutan pegunungan dengan ketinggian 700-2.400 m dpl. Macaranga rhizinoides (Blume) Mull. Arg. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Musim berbunga dan berbuah bervariasi atau berbeda pada lokasi yang berbeda. Manf aat : Kayunya dimanfaatkan untuk perabot rumah tangga dan peti pengemas. Buah Permukaan daun bagian bawah Daun


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 148 149 Nama lokal / Indonesia : mara, tutup awu, calik angina. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Euphorbiaceae Genus : Macaranga Spesies : Macaranga rhizinoides (Blume) Mull. Arg. Deskripsi Morfologi : Pohon tinggi 15-40 m. Daun tunggal, tersebar spiral, bertangkai panjang, ukuran 9- 12 cm dan berbulu. Helai daun berbentuk segi tiga hingga bundar telur dengan panjang mencapai 20 cm, permukaan bagian bawah ditutupi bulu putih. Bunga majemuk tandan (racemes), bunga jantan dan betina terpisah. Anak bunga berukuran kecil dalam cluster. Buah bulat (globose) dengan diameter 4,5 mm. Biji bulat dan halus permukaannya. Daerah Persebaran: Sumatera dan Jawa. Habitat: Tumbuh di hutan pegunungan dengan ketinggian 700-2.400 m dpl. Macaranga rhizinoides (Blume) Mull. Arg. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Musim berbunga dan berbuah bervariasi atau berbeda pada lokasi yang berbeda. Manf aat : Kayunya dimanfaatkan untuk perabot rumah tangga dan peti pengemas. Buah Permukaan daun bagian bawah Daun


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 150 151 Nama lokal / Indonesia : bacang, limus Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera Species : Mangifera foetida Lour. Deskripsi Morfologi: Pohon besar berbatang lurus, tinggi 30-35 m. Pepagan cokelat sampai cokelat kelabu tua. Bergetah bening kelabu keputihan, kemudian menjadi kemerahan dan menghitam. Getah ini tajam, gatal dan dapat melukai kulit. Daun tunggal, tersebar spiral, pinggir rata dan bertangkai, helai daun jorong melonjong atau jorong melebar, kadang bundar telur sungsang. Perbungaan dalam malai agak di ujung, tegak bercabang-cabang, seperti piramida, panjang 1 0 - 4 0 cm, merah tua sampai merah tembaga dan berbau harum. Buah batu lonjong bulat telur atau hampir bulat, hijau sampai kekuning-kuningan, daging buah jika masak berwarna kuning-jingga pucat sampai kuning, berserat, asam manis rasanya dan banyak mengandung sari buah, harum menyengat. Daerah Penyebaran: Semenanjung Malaya, Sumatra dan Kalimantan (termasuk Sarawak, Sabah, Brunei). Di Jawa jenis ini telah ditanam lama. Status kelangkaan dalam IUCN: LC (Least Concern/ kurang perhatian). Habitat: Tumbuh di hutan-hutan primer dataran rendah di kawasan tropika basah. Pohon ini telah beradaptasi di daerah yang curah hujannya tinggi dan dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1000 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji atau vegetatif melalui okulasi dan cangkok. Mangifera foetida Lour. Manfaat: Pohon pelindung, buahnya bisa dikonsumsi, daun dan bijinya dimanfaatkan sebagai bahan obat. Kayu untuk konstruksi, bangunan rumah dan kayu bakar. Buah & daun Buah Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 150 151 Nama lokal / Indonesia : bacang, limus Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera Species : Mangifera foetida Lour. Deskripsi Morfologi: Pohon besar berbatang lurus, tinggi 30-35 m. Pepagan cokelat sampai cokelat kelabu tua. Bergetah bening kelabu keputihan, kemudian menjadi kemerahan dan menghitam. Getah ini tajam, gatal dan dapat melukai kulit. Daun tunggal, tersebar spiral, pinggir rata dan bertangkai, helai daun jorong melonjong atau jorong melebar, kadang bundar telur sungsang. Perbungaan dalam malai agak di ujung, tegak bercabang-cabang, seperti piramida, panjang 1 0 - 4 0 cm, merah tua sampai merah tembaga dan berbau harum. Buah batu lonjong bulat telur atau hampir bulat, hijau sampai kekuning-kuningan, daging buah jika masak berwarna kuning-jingga pucat sampai kuning, berserat, asam manis rasanya dan banyak mengandung sari buah, harum menyengat. Daerah Penyebaran: Semenanjung Malaya, Sumatra dan Kalimantan (termasuk Sarawak, Sabah, Brunei). Di Jawa jenis ini telah ditanam lama. Status kelangkaan dalam IUCN: LC (Least Concern/ kurang perhatian). Habitat: Tumbuh di hutan-hutan primer dataran rendah di kawasan tropika basah. Pohon ini telah beradaptasi di daerah yang curah hujannya tinggi dan dapat tumbuh pada ketinggian di atas 1000 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji atau vegetatif melalui okulasi dan cangkok. Mangifera foetida Lour. Manfaat: Pohon pelindung, buahnya bisa dikonsumsi, daun dan bijinya dimanfaatkan sebagai bahan obat. Kayu untuk konstruksi, bangunan rumah dan kayu bakar. Buah & daun Buah Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 152 153 Nama lokal / Indonesia : kemang, binglu Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera kemanga Blume Deskripsi Morfologi: Pohon besar tinggi 30-45 m, diameter 50-120 cm, berbatang lurus dengan pepagan pecah-pecah dan berwarna abu-abu. Daun berbentuk lonjong hingga bundar telur, dengan ujung meruncing, warna hijau gelap, daunnya menumpuk padat di ujung ranting, tangkai daun sangat pendek, pangkal daun hampir duduk pada ranting. Perbungaan bentuk malai, warna ungu muda, panjang 15-40 cm, pada ujung ranting. Buah berwarna cokelat kekuningan atau cokelat keputihan dengan bentuk buah lonjong, permukaan buah licin mengkilap,daging buah putih kekuningan agak berair rasanya manis atau asam. Daerah Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan, ditanam di Jawa dan Bali. Habitat: Tumbuh baik di daerah dataran rendah dan pinggiran sungai, di tanah dengan drainase yang baik pada ketinggian 30-400 m dpl dengan curah hujan cukup tinggi dan merata sepanjang tahun. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Masa berbunga bulan OktoberDesember dan berbuah terjadi pada bulan November-Maret. Mangifera kemanga Blume Manfaat: Sebagai buah segar dapat dibuat jus atau rujak, daun muda untuk lalap. Pohon yang tinggi dan bunga ungunya yang cantik menjadikan pohon tampak menarik saat ditanam di tepi jalan dan kawasan terbuka hijau. Bunga Buah Tajuk Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 152 153 Nama lokal / Indonesia : kemang, binglu Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera Spesies : Mangifera kemanga Blume Deskripsi Morfologi: Pohon besar tinggi 30-45 m, diameter 50-120 cm, berbatang lurus dengan pepagan pecah-pecah dan berwarna abu-abu. Daun berbentuk lonjong hingga bundar telur, dengan ujung meruncing, warna hijau gelap, daunnya menumpuk padat di ujung ranting, tangkai daun sangat pendek, pangkal daun hampir duduk pada ranting. Perbungaan bentuk malai, warna ungu muda, panjang 15-40 cm, pada ujung ranting. Buah berwarna cokelat kekuningan atau cokelat keputihan dengan bentuk buah lonjong, permukaan buah licin mengkilap,daging buah putih kekuningan agak berair rasanya manis atau asam. Daerah Penyebaran: Sumatera dan Kalimantan, ditanam di Jawa dan Bali. Habitat: Tumbuh baik di daerah dataran rendah dan pinggiran sungai, di tanah dengan drainase yang baik pada ketinggian 30-400 m dpl dengan curah hujan cukup tinggi dan merata sepanjang tahun. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Masa berbunga bulan OktoberDesember dan berbuah terjadi pada bulan November-Maret. Mangifera kemanga Blume Manfaat: Sebagai buah segar dapat dibuat jus atau rujak, daun muda untuk lalap. Pohon yang tinggi dan bunga ungunya yang cantik menjadikan pohon tampak menarik saat ditanam di tepi jalan dan kawasan terbuka hijau. Bunga Buah Tajuk Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 154 Nama lokal / Indonesia : cempaka kuning, bunga jeumpa. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Magnoliales Famili : Magnoliaceae Genus : Magnolia Spesies : Magnolia champaca (L.) Bail ex Pierre Deskripsi Morfologi: Pohon berukuran sedang hingga besar, tinggi mencapai 50 m, diameter mencapai 180 cm. Batang lurus, bulat, pepagan licin berwarna cokelat keabu-abuan. Tajuknya agak jarang, dan agak melebar, dengan percabangannya tidak teratur. Daunnya tunggal, tersusun spiral, berbentuk lanset agak melebar atau bundar telur, berukuran sedang, dan berbulu halus pada permukaan bawah, tangkainya berbulu, stipulanya panjang seringkali melebihi tangkai daunnya. Bunga berwarna kuning muda ketika muda dan menjadi oranye tua ketika tua, harum, berukuran agak besar, helaian bunganya tersusun dalam untaian yang banyak. Buahnya cokelat terdiri atas 2-6 biji. Daerah Penyebaran: India, Indo Cina, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Bali. Sekarang sudah umum ditanam di seluruh daerah Tropika. Status kelangkaan menurut IUCN: LC (Least Concern/ kurang perhatian). Habitat: Tumbuh di pinggir hutan pada tanah yang subur pada ketinggian hingga 1.500 m dpl, pada temperature maksimal 35˚C-40˚C dan maksimum 3˚C-10˚C. Bunga cempaka merupakan flora identitas Provinsi Aceh. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Musim bunga dan pembuahan terjadi sepanjang tahun, terutama bulan April-Juli. Magnolia champaca (L.) Bail ex Pierre Bunga & daun Manfaat: Kayunya dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat panel pintu dan peralatan rumah tangga. Bunganya dapat digunakan sebagai campuran pada jamu atau digunakan untuk wewangian rambut atau diramu bersama bahan lain untuk dijadikan parfum. Minyak dari bunganya untuk dipakai dalam industri kosmetika. Pepagan atau kulit batang untuk obat demam. Daun untuk pengobatan sakit perut dan bau mulut. 155 Daun Buah


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 154 Nama lokal / Indonesia : cempaka kuning, bunga jeumpa. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Magnoliales Famili : Magnoliaceae Genus : Magnolia Spesies : Magnolia champaca (L.) Bail ex Pierre Deskripsi Morfologi: Pohon berukuran sedang hingga besar, tinggi mencapai 50 m, diameter mencapai 180 cm. Batang lurus, bulat, pepagan licin berwarna cokelat keabu-abuan. Tajuknya agak jarang, dan agak melebar, dengan percabangannya tidak teratur. Daunnya tunggal, tersusun spiral, berbentuk lanset agak melebar atau bundar telur, berukuran sedang, dan berbulu halus pada permukaan bawah, tangkainya berbulu, stipulanya panjang seringkali melebihi tangkai daunnya. Bunga berwarna kuning muda ketika muda dan menjadi oranye tua ketika tua, harum, berukuran agak besar, helaian bunganya tersusun dalam untaian yang banyak. Buahnya cokelat terdiri atas 2-6 biji. Daerah Penyebaran: India, Indo Cina, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Bali. Sekarang sudah umum ditanam di seluruh daerah Tropika. Status kelangkaan menurut IUCN: LC (Least Concern/ kurang perhatian). Habitat: Tumbuh di pinggir hutan pada tanah yang subur pada ketinggian hingga 1.500 m dpl, pada temperature maksimal 35˚C-40˚C dan maksimum 3˚C-10˚C. Bunga cempaka merupakan flora identitas Provinsi Aceh. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Musim bunga dan pembuahan terjadi sepanjang tahun, terutama bulan April-Juli. Magnolia champaca (L.) Bail ex Pierre Bunga & daun Manfaat: Kayunya dapat digunakan sebagai bahan untuk membuat panel pintu dan peralatan rumah tangga. Bunganya dapat digunakan sebagai campuran pada jamu atau digunakan untuk wewangian rambut atau diramu bersama bahan lain untuk dijadikan parfum. Minyak dari bunganya untuk dipakai dalam industri kosmetika. Pepagan atau kulit batang untuk obat demam. Daun untuk pengobatan sakit perut dan bau mulut. 155 Daun Buah


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 156 157 Nama lokal / Indonesia : manglid, baros, cempaka bulus Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Magnoliales Famili : Magnoliaceae Genus : Manglietia Spesies : Magnolia sumatrana var. glauca (Blume) Figlar & Noot. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi mencapai 40 m dengan bebas cabang 25 m dan diameter mencapai 150 cm. Tajuk membulat, lebat, percabangannya simpodial. Daun tunggal, tersebar spiral, bentuk bundar telur memanjang atau jorong memanjang, panjang 10-25 cm. Bunga soliter, pada ujung ranting, besar, bertangkai panjang 2-4 cm, mahkota bunga berwarna putih kekuningan, harum, kelopak 9-13 tersusun dalam 3 lingkaran. Biji 2-6 butir, kadang sampai 12, berwarna merah. Daerah Penyebaran: Di Indonesia tersebar mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sumba, Flores dan Sulawesi. Habitat: Tumbuh tersebar di hutan primer pada ketinggian 500-1500 m dpl di hutan pegunungan. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Berbunga dan berbuah sepanjang tahun, puncaknya pada bulan Oktober-Februari. Manfaat: Kayu jenis ini disukai karena selain kayunya mengkilat, strukturnya padat, halus, ringan dan kuat sehingga sering dijadikan jembatan, perkakas rumah, dan barang-barang. Ekstrak daun manglid dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis. Pohon ini sering ditanam pada program reboisasi. Magnolia sumatrana var. glauca (Blume) Figlar & Noot. Bunga & daun Batang pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 156 157 Nama lokal / Indonesia : manglid, baros, cempaka bulus Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Magnoliales Famili : Magnoliaceae Genus : Manglietia Spesies : Magnolia sumatrana var. glauca (Blume) Figlar & Noot. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi mencapai 40 m dengan bebas cabang 25 m dan diameter mencapai 150 cm. Tajuk membulat, lebat, percabangannya simpodial. Daun tunggal, tersebar spiral, bentuk bundar telur memanjang atau jorong memanjang, panjang 10-25 cm. Bunga soliter, pada ujung ranting, besar, bertangkai panjang 2-4 cm, mahkota bunga berwarna putih kekuningan, harum, kelopak 9-13 tersusun dalam 3 lingkaran. Biji 2-6 butir, kadang sampai 12, berwarna merah. Daerah Penyebaran: Di Indonesia tersebar mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sumba, Flores dan Sulawesi. Habitat: Tumbuh tersebar di hutan primer pada ketinggian 500-1500 m dpl di hutan pegunungan. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Berbunga dan berbuah sepanjang tahun, puncaknya pada bulan Oktober-Februari. Manfaat: Kayu jenis ini disukai karena selain kayunya mengkilat, strukturnya padat, halus, ringan dan kuat sehingga sering dijadikan jembatan, perkakas rumah, dan barang-barang. Ekstrak daun manglid dapat digunakan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri Bacillus subtilis. Pohon ini sering ditanam pada program reboisasi. Magnolia sumatrana var. glauca (Blume) Figlar & Noot. Bunga & daun Batang pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 158 159 Nama lokal/ Indonesia : sawo kecik. Klasifikasci: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Ericales Famili : Sapotaceae Genus : Manilkara Spesies : Manilkara kauki (L.) Dubard Deskripsi Morfologi: Pohon berukuran sedang, tingginya mencapai 25 m, diameter mencapai 90 cm. Daun tunggal, tersebar dalam spiral dan mengelompok di ujung ranting. Helaian daun bundar telur sungsang, permukaan atas hijau tua mengkilap, permukaan bawah hijau keputihan, tepi rata, ujung tumpul, pangkal melancip. Buah berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang, diameter 3-7 cm, buah masak berwarna merah. Daerah Penyebaran: Burma, Indo-China, Thailand, Semenanjung Malaysia, di seluruh kawasan Indonesia (kecuali Kalimantan), Papua New Guinea dan bagian timur-laut Australia. Habitat: Tumbuh liar di daerah pesisir pantai berpasir yang beriklim kering hingga daerah ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut. Cara Perbanyakan : Secara generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi/ grafting atau cangkok. Berbuah hampir sepanjang tahun, buah masak umumnya Februari. Manfaat : Kayunya digunakan untuk bahan bangunan, furnitur dan ukiran atau patung. Buah dapat dimakan. Sawo kecik biasanya digunakan sebagai batang bawah Sawo (Manilkara zapota). Pohonnya biasa ditanam sebagai pohon buah, pohon hias dekat kuil atau istana dan ditanam untuk reboisasi dan pohon pinggir jalan. Akar, pepagan dan biji dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Manilkara kauki (L.) Dubard Buah & daun Pohon Buah Daun


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 158 159 Nama lokal/ Indonesia : sawo kecik. Klasifikasci: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Ericales Famili : Sapotaceae Genus : Manilkara Spesies : Manilkara kauki (L.) Dubard Deskripsi Morfologi: Pohon berukuran sedang, tingginya mencapai 25 m, diameter mencapai 90 cm. Daun tunggal, tersebar dalam spiral dan mengelompok di ujung ranting. Helaian daun bundar telur sungsang, permukaan atas hijau tua mengkilap, permukaan bawah hijau keputihan, tepi rata, ujung tumpul, pangkal melancip. Buah berbentuk bulat telur atau bulat telur sungsang, diameter 3-7 cm, buah masak berwarna merah. Daerah Penyebaran: Burma, Indo-China, Thailand, Semenanjung Malaysia, di seluruh kawasan Indonesia (kecuali Kalimantan), Papua New Guinea dan bagian timur-laut Australia. Habitat: Tumbuh liar di daerah pesisir pantai berpasir yang beriklim kering hingga daerah ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut. Cara Perbanyakan : Secara generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi/ grafting atau cangkok. Berbuah hampir sepanjang tahun, buah masak umumnya Februari. Manfaat : Kayunya digunakan untuk bahan bangunan, furnitur dan ukiran atau patung. Buah dapat dimakan. Sawo kecik biasanya digunakan sebagai batang bawah Sawo (Manilkara zapota). Pohonnya biasa ditanam sebagai pohon buah, pohon hias dekat kuil atau istana dan ditanam untuk reboisasi dan pohon pinggir jalan. Akar, pepagan dan biji dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional. Manilkara kauki (L.) Dubard Buah & daun Pohon Buah Daun


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara Nama lokal/ Indonesia: pohon sapu tangan Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Maniltoa Spesies : Maniltoa browneoides Harms Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi 9-30 m, diameter 10-40 cm. Daun majemuk menyirip, helai anak daun jorong melonjong, tepi rata, pangkal dan ujung anak daun melancip. Daun mudanya menggantung berwarna putih atau kuning muda seperti saputangan, kemudian menjadi hijau tua, lebih kuat dan tegak. Bunga majemuk malai, tumbuh di ujung ranting atau ketiak daun. berwarna putih dengan benang sari yang panjang kemudian berubah coklat setelah terjadi polinasi atau rusak. Bunganya menarik burung jenis 'starling' dan 'sunbird'. Buah polong, kadang berbentuk pipih dan berwarna coklat yang di dalamnya terdapat sebuah biji. Biji kecil bentuk ginjal, berwarna hitam. Daerah Penyebaran: Papua-New Guinea, kemudian menyebar ke kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia (Maluku dan Papua). Habitat: Tumbuh di daerah dataran rendah, biasanya di hutan sekunder dan tempat berawa. Pohon ini menghendaki sinar matahari penuh atau sedikit naungan. Relatif mudah tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama tanah lembab dengan drainase yang baik. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji atau vegetatif dengan stek atau okulasi. Musim berbuah 2 kali dalam setahun. Maniltoa browneoides Harms Manfaat: Pohonnya rindang, cepat tumbuh dengan daun muda menggantung yang unik seperti saputangan, jenis ini sering dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh tepi jalan atau tanaman hias taman. Kayunya cukup baik untuk dibuat konstruksi, furniture dan lantai. Tunas Daun muda Buah Pohon 160 161


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara Nama lokal/ Indonesia: pohon sapu tangan Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Maniltoa Spesies : Maniltoa browneoides Harms Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi 9-30 m, diameter 10-40 cm. Daun majemuk menyirip, helai anak daun jorong melonjong, tepi rata, pangkal dan ujung anak daun melancip. Daun mudanya menggantung berwarna putih atau kuning muda seperti saputangan, kemudian menjadi hijau tua, lebih kuat dan tegak. Bunga majemuk malai, tumbuh di ujung ranting atau ketiak daun. berwarna putih dengan benang sari yang panjang kemudian berubah coklat setelah terjadi polinasi atau rusak. Bunganya menarik burung jenis 'starling' dan 'sunbird'. Buah polong, kadang berbentuk pipih dan berwarna coklat yang di dalamnya terdapat sebuah biji. Biji kecil bentuk ginjal, berwarna hitam. Daerah Penyebaran: Papua-New Guinea, kemudian menyebar ke kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia (Maluku dan Papua). Habitat: Tumbuh di daerah dataran rendah, biasanya di hutan sekunder dan tempat berawa. Pohon ini menghendaki sinar matahari penuh atau sedikit naungan. Relatif mudah tumbuh di berbagai jenis tanah, terutama tanah lembab dengan drainase yang baik. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji atau vegetatif dengan stek atau okulasi. Musim berbuah 2 kali dalam setahun. Maniltoa browneoides Harms Manfaat: Pohonnya rindang, cepat tumbuh dengan daun muda menggantung yang unik seperti saputangan, jenis ini sering dimanfaatkan sebagai tanaman peneduh tepi jalan atau tanaman hias taman. Kayunya cukup baik untuk dibuat konstruksi, furniture dan lantai. Tunas Daun muda Buah Pohon 160 161


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 162 163 Nama lokal / Indonesia : mindi, geringging, mementin Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Melia Spesies : Melia azedarach L. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi 40 m, diameter 60-180 cm, bercabang banyak. Batangnya silindris, dan tidak berbanir. Pepagan warna abu-abu cokelat, beralur membentuk garisgaris dan bersisik. Daunnya majemuk menyirip ganda yang tumbuh berseling dengan panjang 20-80 cm, anak daun bentuk bundar telur atau jorong, tepi bergerigi, berwarna hijau tua di bagian permukaan atas. Bunganya majemuk dalam malai, panjangnya 10-20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota berjumlah 5, panjang 1 cm, warna ungu pucat dan harum. Buah tipe buah batu, buah masak warnanya cokelat kekuningan. Daerah Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Habitat: Tumbuh pada tanah tertier, pada tanah liat, berbatu dan berpasir vulkanis, di bukitbukit pada ketinggian 700-1.400 m dpl, pada daerah dengan tipe curah hujan tinggi sampai sedang (<900 mm/ tahun) Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif dengan cara cangkok. Musim buah terjadi pada bulan Desember-Januari, jumlah biji sekitar 56.000 biji/kg. Manfaat: Kayunya berguna sebagai bahan bangunan. Pepagan, akar dan daunnya sebagai bahan obat herbal. Tajuknya yang khas, pohon ini dapat dimanfaatkan sebagai pohon hias dan tepi jalan. Melia azedarach L. Batang pohon Bunga & buah Pohon Daun


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 162 163 Nama lokal / Indonesia : mindi, geringging, mementin Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Melia Spesies : Melia azedarach L. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi 40 m, diameter 60-180 cm, bercabang banyak. Batangnya silindris, dan tidak berbanir. Pepagan warna abu-abu cokelat, beralur membentuk garisgaris dan bersisik. Daunnya majemuk menyirip ganda yang tumbuh berseling dengan panjang 20-80 cm, anak daun bentuk bundar telur atau jorong, tepi bergerigi, berwarna hijau tua di bagian permukaan atas. Bunganya majemuk dalam malai, panjangnya 10-20 cm, keluar dari ketiak daun. Daun mahkota berjumlah 5, panjang 1 cm, warna ungu pucat dan harum. Buah tipe buah batu, buah masak warnanya cokelat kekuningan. Daerah Penyebaran: Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua. Habitat: Tumbuh pada tanah tertier, pada tanah liat, berbatu dan berpasir vulkanis, di bukitbukit pada ketinggian 700-1.400 m dpl, pada daerah dengan tipe curah hujan tinggi sampai sedang (<900 mm/ tahun) Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif dengan cara cangkok. Musim buah terjadi pada bulan Desember-Januari, jumlah biji sekitar 56.000 biji/kg. Manfaat: Kayunya berguna sebagai bahan bangunan. Pepagan, akar dan daunnya sebagai bahan obat herbal. Tajuknya yang khas, pohon ini dapat dimanfaatkan sebagai pohon hias dan tepi jalan. Melia azedarach L. Batang pohon Bunga & buah Pohon Daun


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 164 165 Nama lokal / Indonesia : euodia, empah, empatung Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Melicope Spesies : Melicope glabra (Blume)T.G.Hartley Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi 20 m, diameter batang 25-50 cm. Batang licin, berwarna abu kecokelatan. Daun majemuk menjari 3, anak daun bundar telur sungsang, berukuran 4-10 cm x 7-20 cm, jumlah pertulangan sekunder 8-15 pasang. Perbungaan malai dengan mahkota bunga berwarna putih. Daerah Penyebaran: Kepulauan Hawai, Pasifik, Asia Tropis, Australia dan New Zealand. Di Indonesia secara alami tumbuh di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Status kelangkaan dalam IUCN: LC (Least Concern/ kurang perhatian). Habitat: Hutan sekunder atau kebun masyarakat pada ketinggian di bawah 500 m dpl dan dapat tumbuh sampai ketinggian 1200 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Manfaat: Kayunya berguna untuk venir, kayu lapis, mebel atau kerajinan rumah tangga. Buahnya disukai ulat dan getahnya yang keluar dari akar dapat sebagai obat sakit perut. Melicope glabra (Blume)T.G.Hartley Buah Tajuk Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 164 165 Nama lokal / Indonesia : euodia, empah, empatung Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Melicope Spesies : Melicope glabra (Blume)T.G.Hartley Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi 20 m, diameter batang 25-50 cm. Batang licin, berwarna abu kecokelatan. Daun majemuk menjari 3, anak daun bundar telur sungsang, berukuran 4-10 cm x 7-20 cm, jumlah pertulangan sekunder 8-15 pasang. Perbungaan malai dengan mahkota bunga berwarna putih. Daerah Penyebaran: Kepulauan Hawai, Pasifik, Asia Tropis, Australia dan New Zealand. Di Indonesia secara alami tumbuh di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Status kelangkaan dalam IUCN: LC (Least Concern/ kurang perhatian). Habitat: Hutan sekunder atau kebun masyarakat pada ketinggian di bawah 500 m dpl dan dapat tumbuh sampai ketinggian 1200 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Manfaat: Kayunya berguna untuk venir, kayu lapis, mebel atau kerajinan rumah tangga. Buahnya disukai ulat dan getahnya yang keluar dari akar dapat sebagai obat sakit perut. Melicope glabra (Blume)T.G.Hartley Buah Tajuk Pohon


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 166 167 Nama lokal / Indonesia : nagasari, dewadaru Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Calophyllaceae Genus : Mesua Spesies : Mesua ferrea L. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi mencapai 30 m, dengan pangkal membesar hingga berdiameter 200 cm. Daunnya tunggal, bentuk jorong, berwarna hijau gelap dan bagian sisi bawahnya agak keputihan, daun mudanya menjuntai, berwarna merah sampai merah muda kekuningan. Bunga berdiameter 4–7,5 cm, dengan empat petal dan banyak benang sari di tengahnya harum. Daerah Penyebaran: Himalaya, menyebar ke Semenanjung Malaya, Sri Lanka, Assam, Nepal dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia secara alami ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Bali dan Jawa. Habitat: Tumbuh di hutan dataran rendah, dan biasanya sebagai lapisan kedua hutan pegunungan hingga ketinggian 2.300 m dpl. Pohon ini tumbuh pada tanah subur dengan drainase yang baik dan tumbuh pula pada daerah yang kurang hujan. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Musim bunga dua kali setahun pada bulan Februari dan Agustus, musim buah pada bulan Juli dan Desember. Manfaat: Kayunya digunakan sebagai bantalan rel atau bangunan berstruktur berat, karena 3 sangat kuat dan berat (berat jenis 1,12 ton per m ). Tumbuhan ini menjadi lambang nasional Sri Lanka dan ditanam sebagai pohon hias. Getah resinnya agak beracun, tapi beberapa bagiannya memiliki khasiat pengobatan. Mesua ferrea L. Bunga Daun muda Daun muda Buah


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 166 167 Nama lokal / Indonesia : nagasari, dewadaru Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Calophyllaceae Genus : Mesua Spesies : Mesua ferrea L. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi mencapai 30 m, dengan pangkal membesar hingga berdiameter 200 cm. Daunnya tunggal, bentuk jorong, berwarna hijau gelap dan bagian sisi bawahnya agak keputihan, daun mudanya menjuntai, berwarna merah sampai merah muda kekuningan. Bunga berdiameter 4–7,5 cm, dengan empat petal dan banyak benang sari di tengahnya harum. Daerah Penyebaran: Himalaya, menyebar ke Semenanjung Malaya, Sri Lanka, Assam, Nepal dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di Indonesia secara alami ditemukan di Sumatera, Kalimantan, Bali dan Jawa. Habitat: Tumbuh di hutan dataran rendah, dan biasanya sebagai lapisan kedua hutan pegunungan hingga ketinggian 2.300 m dpl. Pohon ini tumbuh pada tanah subur dengan drainase yang baik dan tumbuh pula pada daerah yang kurang hujan. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Musim bunga dua kali setahun pada bulan Februari dan Agustus, musim buah pada bulan Juli dan Desember. Manfaat: Kayunya digunakan sebagai bantalan rel atau bangunan berstruktur berat, karena 3 sangat kuat dan berat (berat jenis 1,12 ton per m ). Tumbuhan ini menjadi lambang nasional Sri Lanka dan ditanam sebagai pohon hias. Getah resinnya agak beracun, tapi beberapa bagiannya memiliki khasiat pengobatan. Mesua ferrea L. Bunga Daun muda Daun muda Buah


Nama lokal / Indonesia : kemuning Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Rutaceae Genus : Murraya Spesies : Murraya paniculata (L.) Jack Deskripsi Morfologi: Perdu atau pohon kecil dengan percabangan sangat banyak, tinggi mencapai 15 m, diameter 40 cm, batangnya keras, beralur. Berdaun kecil dan lebat. Daunnya majemuk menyirip ganjil dengan anak daun 3-9 yang tumbuh berseling. Helaian anak daun bentuk bundar telur sungsang atau jorong, ujung dan pangkal daun 3-4 mm. Bunga majemuk berbentuk tandan dengan jumlah 1-8 bunga, berwarna putih, wangi, keluar dari ketiak daun atau ujung ranting. Buah mendaging, berbentuk bulat telur memanjang, diameter buah 8-12 mm, berwarna hijau ketika masih muda dan berubah menjadi merah mengkilat setelah tua. Daerah Penyebaran: Asia Tenggara termasuk Indonesia. Habitat: Tumbuh liar di hutan dataran rendah dan perbukitan, hingga ketinggian 600 m dpl, umumnya tumbuh pada tanah berbatu. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Berbunga sepanjang tahun tidak bergantung musim. Manfaat: Akar, pepagan, daun dan buah kemuning berkhasiat sebagai pemati rasa (anestesia), penenang (sedatife), anti radang, anti rematik, anti tiroid, penghilang bengkak, pelancar peredaran darah, dan penghalus kulit. Selain itu perdu cantik ini sering digunakan sebagai tanaman hias pekarangan atau pagar hidup. Murraya paniculata (L.) Jack TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara Buah & daun 168


169 Bunga Tajuk


Nama lokal / Indonesia : bangkal, klepu ketek. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Rubiaceae Genus : Nauclea Spesies : Nauclea orientalis (L.) L. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi hingga 35 m, diameter 50 cm. Termasuk tumbuhan menggugurkan daun (deciduous). Pepagan licin, berwarna kelabu cokelat kemerahan sedangkan kayunya berwarna orange hingga kuning. Daun tunggal, kedudukan berhadapan berseling, bentuk bundar telur hingga jorong, ukuran 7-30 x 4-18 cm. Permukaan daun bagia atas licin hijau mengkilap permukaan bawahnya hijau pucat dengan tulang daun menonjol berwarna kuning. Bunga kecil harum berwarna kuning hingga orange dengan benang sari berwarna putih. Buah bulat seperti bola golf dengan diameter 4-5 cm berwarna cokelat dengan aroma yang kuat. Biji kecil-kecil berbentuk bundar telur atau jorong ukuran 1-10 mm tidak bersayap, termasuk jenis rekalsitran. Daerah Persebaran: Daerah tropis Australia bagian utara, New Guinea hingga ke Asia Tenggara termasuk Indonesia (Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat). Habitat: Tumbuh di dekat sumber air, hutan rawa, areal limpasan banjir dan pegunungan sampai ketinggian 700 m dpl, ditemukan juga di hutan sekunder. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Berbuah sepanjang tahun pada bulan Juni-Agustus. Nauclea orientalis (L.) L. Manfaat: Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias, buahnya sebagai pakan kelelawar, monyet dan burung. Kayunya yang berwarna kuning mudah dipahat, sehingga sering dijadikan frame, bahan kertas atau hiasan. Pepagan sebagai racun ikan, dan ekstrak pepagan sebagai anti malaria, anti kanker dan sebagai bahan bedak pemoles wajah. Daun muda untuk obat sakit perut dan menurunkan tekanan darah. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 170 171 Pohon Buah Tajuk


Nama lokal / Indonesia : bangkal, klepu ketek. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Rubiaceae Genus : Nauclea Spesies : Nauclea orientalis (L.) L. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi hingga 35 m, diameter 50 cm. Termasuk tumbuhan menggugurkan daun (deciduous). Pepagan licin, berwarna kelabu cokelat kemerahan sedangkan kayunya berwarna orange hingga kuning. Daun tunggal, kedudukan berhadapan berseling, bentuk bundar telur hingga jorong, ukuran 7-30 x 4-18 cm. Permukaan daun bagia atas licin hijau mengkilap permukaan bawahnya hijau pucat dengan tulang daun menonjol berwarna kuning. Bunga kecil harum berwarna kuning hingga orange dengan benang sari berwarna putih. Buah bulat seperti bola golf dengan diameter 4-5 cm berwarna cokelat dengan aroma yang kuat. Biji kecil-kecil berbentuk bundar telur atau jorong ukuran 1-10 mm tidak bersayap, termasuk jenis rekalsitran. Daerah Persebaran: Daerah tropis Australia bagian utara, New Guinea hingga ke Asia Tenggara termasuk Indonesia (Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat). Habitat: Tumbuh di dekat sumber air, hutan rawa, areal limpasan banjir dan pegunungan sampai ketinggian 700 m dpl, ditemukan juga di hutan sekunder. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Berbuah sepanjang tahun pada bulan Juni-Agustus. Nauclea orientalis (L.) L. Manfaat: Tumbuhan ini banyak dimanfaatkan sebagai tanaman hias, buahnya sebagai pakan kelelawar, monyet dan burung. Kayunya yang berwarna kuning mudah dipahat, sehingga sering dijadikan frame, bahan kertas atau hiasan. Pepagan sebagai racun ikan, dan ekstrak pepagan sebagai anti malaria, anti kanker dan sebagai bahan bedak pemoles wajah. Daun muda untuk obat sakit perut dan menurunkan tekanan darah. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 170 171 Pohon Buah Tajuk


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara Nama lokal / Indonesia : pala Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Magnoliales Famili : Myristicaceae Genus : Myristica Spesies : Myristica fragrans Houtt. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi 20 m, diameter mencapai 40 cm. Daun tunggal, bentuk lonjong hingga bundar telur, berukuran 5-15 cm x 2-7 cm. Bunganya muncul di ujung, beraturan berwarna kuning keemasan, jika dikeringkan warnanya berubah menjadi kuning. Buahnya berwarna hijau sebesar bola pingpong, asam tetapi bisa dikonsumsi. Daerah Persebaran: Kepulauan Banda, Maluku kemudian dibawa ke bagian barat untuk dibudidayakan di Aceh, Nias, Minahasa, Sumatera Barat, Sulawesi Utara dan Jawa Barat. Di Bogor buah pala berkembang dengan baik dan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat. Kategori menurut IUCN: DD (Data Deficient/ data belum lengkap). Habitat: Tumbuh di berbagai tempat sampai pada ketinggian 700 m dpl dengan curah hujan tinggi, dapat pula tumbuh di daerah berbatu atau tanah pasir berbatu dan berlempung. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui cangkok, grafting dan okulasi. Masa buah sepanjang tahun dan musim panen terjadi pada bulan Juli-November. Manfaat: Batang pohon dipakai sebagai tiang rumah. Daging buahnya dapat dimakan dan menjadi bahan baku minyak atsiri, bijinya menjadi bahan rempah. Buah pala dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit kepala, pelancar peredaran darah dan relaksasi. Tajuk pohonnya yang rindang membuat pohon ini cocok sebagai pohon peneduh dan pohon tepi jalan. Myristica fragrans Houtt. Daun Pohon Biji Buah 172 173


TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara Nama lokal / Indonesia : pala Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Magnoliales Famili : Myristicaceae Genus : Myristica Spesies : Myristica fragrans Houtt. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi 20 m, diameter mencapai 40 cm. Daun tunggal, bentuk lonjong hingga bundar telur, berukuran 5-15 cm x 2-7 cm. Bunganya muncul di ujung, beraturan berwarna kuning keemasan, jika dikeringkan warnanya berubah menjadi kuning. Buahnya berwarna hijau sebesar bola pingpong, asam tetapi bisa dikonsumsi. Daerah Persebaran: Kepulauan Banda, Maluku kemudian dibawa ke bagian barat untuk dibudidayakan di Aceh, Nias, Minahasa, Sumatera Barat, Sulawesi Utara dan Jawa Barat. Di Bogor buah pala berkembang dengan baik dan mendatangkan nilai ekonomi bagi masyarakat setempat. Kategori menurut IUCN: DD (Data Deficient/ data belum lengkap). Habitat: Tumbuh di berbagai tempat sampai pada ketinggian 700 m dpl dengan curah hujan tinggi, dapat pula tumbuh di daerah berbatu atau tanah pasir berbatu dan berlempung. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui cangkok, grafting dan okulasi. Masa buah sepanjang tahun dan musim panen terjadi pada bulan Juli-November. Manfaat: Batang pohon dipakai sebagai tiang rumah. Daging buahnya dapat dimakan dan menjadi bahan baku minyak atsiri, bijinya menjadi bahan rempah. Buah pala dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit kepala, pelancar peredaran darah dan relaksasi. Tajuk pohonnya yang rindang membuat pohon ini cocok sebagai pohon peneduh dan pohon tepi jalan. Myristica fragrans Houtt. Daun Pohon Biji Buah 172 173


Nama lokal / Indonesia : klepu pasir, pundungan, wesen, ki anggrit, cangcaratan, cengeh caah. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Rubiaceae Genus : Neonauclea Spesies : Neonauclea lanceolate (Blume) Merr. Deskripsi Morfologi : Pohon tinggi hingga 30 m, diameter 75 cm. Batang silindris kurus, batang bebas cabang hingga 25 m, kadang-kadang berbanir pendek. Pepagan cokelat atau kelabu dengan permukaan kasar, beretak dan bersisik. Daun penumpu kecil, tidak melingkar ranting, panjang 4-10 mm, mudah luruh. Daun tunggal, berpasangan bersilangan, bentuk jorong, bundar telur sungsang. Pangkal melancip, berukuran 5-12 cm x 2-5 cm, permukaan bawah hijau pucat, pertulangan sekunder berjumlah 5-7 pasang. Bunga majemuk berwarna kuning, pada ujung ranting. Buah cokelat muda berbentuk kapsul dengan biji 1 setiap kapsulnya. Biji diameter 1-10 mm. Daerah Penyebaran: Asia Tenggara. Di Indonesia meliputi Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Habitat: Tumbuh di hutan-hutan dengan ketinggian tempat hingga 1.500 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Vegetatif melalui stek batang, okulasi, cangkok. Manfaat : Kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya sebagai bahan obat. Neonauclea lanceolata (Blume) Merr. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 174 175 Buah Bunga Pohon


Nama lokal / Indonesia : klepu pasir, pundungan, wesen, ki anggrit, cangcaratan, cengeh caah. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Gentianales Famili : Rubiaceae Genus : Neonauclea Spesies : Neonauclea lanceolate (Blume) Merr. Deskripsi Morfologi : Pohon tinggi hingga 30 m, diameter 75 cm. Batang silindris kurus, batang bebas cabang hingga 25 m, kadang-kadang berbanir pendek. Pepagan cokelat atau kelabu dengan permukaan kasar, beretak dan bersisik. Daun penumpu kecil, tidak melingkar ranting, panjang 4-10 mm, mudah luruh. Daun tunggal, berpasangan bersilangan, bentuk jorong, bundar telur sungsang. Pangkal melancip, berukuran 5-12 cm x 2-5 cm, permukaan bawah hijau pucat, pertulangan sekunder berjumlah 5-7 pasang. Bunga majemuk berwarna kuning, pada ujung ranting. Buah cokelat muda berbentuk kapsul dengan biji 1 setiap kapsulnya. Biji diameter 1-10 mm. Daerah Penyebaran: Asia Tenggara. Di Indonesia meliputi Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku dan Papua. Habitat: Tumbuh di hutan-hutan dengan ketinggian tempat hingga 1.500 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Vegetatif melalui stek batang, okulasi, cangkok. Manfaat : Kayunya dimanfaatkan sebagai bahan bangunan. Daunnya sebagai bahan obat. Neonauclea lanceolata (Blume) Merr. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 174 175 Buah Bunga Pohon


Nama lokal / Indonesia : rambutan Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Nephelium Spesies : Nephelium lappaceum L. Deskripsi Morfologi: Pohon dengan tinggi mencapai 44 m, diameter 125 cm, bercabang banyak dan berdaun lebat. Daun majemuk menyirip genap, berseling, terdiri atas 6 pasang helaian anak daun, berukuran 5-28 cm x 2-11 cm. Perbungaan majemuk, tersusun dalam karangan, tumbuh pada ujung ranting. Buahnya bulat lonjong dan berambut sehingga disebut rambutan. Kulit buahnya ada yang berwarna merah muda, merah tua dan kuning kehijauan. Daerah Penyebaran: Afrika, Kamboja, Karibia, Amerika Tengah, India, Filipina, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia tersebar mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Habitat: Tumbuh alami di daerah dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl. Pohon rambutan dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, pada lahan kering maupun basah. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Musim buah terjadi pada bulan Oktober-Februari. Manfaat: Buah rambutan dikenal sebagai buah segar. Akar, pepagan, daun dan buah dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat. Pohon ini dapat juga ditanam sebagai pohon peneduh di kawasan perkantoran dan pemukiman. Nephelium lappaceum L. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 176 177 Buah Daun Buah Pohon


Nama lokal / Indonesia : rambutan Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Nephelium Spesies : Nephelium lappaceum L. Deskripsi Morfologi: Pohon dengan tinggi mencapai 44 m, diameter 125 cm, bercabang banyak dan berdaun lebat. Daun majemuk menyirip genap, berseling, terdiri atas 6 pasang helaian anak daun, berukuran 5-28 cm x 2-11 cm. Perbungaan majemuk, tersusun dalam karangan, tumbuh pada ujung ranting. Buahnya bulat lonjong dan berambut sehingga disebut rambutan. Kulit buahnya ada yang berwarna merah muda, merah tua dan kuning kehijauan. Daerah Penyebaran: Afrika, Kamboja, Karibia, Amerika Tengah, India, Filipina, Thailand, Malaysia dan Indonesia. Di Indonesia tersebar mulai dari Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Habitat: Tumbuh alami di daerah dataran rendah hingga ketinggian 600 mdpl. Pohon rambutan dapat tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, pada lahan kering maupun basah. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Musim buah terjadi pada bulan Oktober-Februari. Manfaat: Buah rambutan dikenal sebagai buah segar. Akar, pepagan, daun dan buah dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat. Pohon ini dapat juga ditanam sebagai pohon peneduh di kawasan perkantoran dan pemukiman. Nephelium lappaceum L. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 176 177 Buah Daun Buah Pohon


Nama lokal / Indonesia : kepayang, kluwek, kelua Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Achariaceae Genus : Pangium Spesies : Pangium edule Reinw. Deskripsi Morfologi : Pohon besar dengan tinggi 40 m, diameter mencapai 100 cm. Daun tunggal, tersebar spiral pada ujung ranting. Helai daun bundar telur menjorong, berukuran 10-30 cm x 8-20 cm, tepi rata, permukaan bawah hijau pucat, permukaan atas hijau gelap, pertulangan sekunder berjumlah 5-7 pasang. Perbungaan pada ketiak daun, bunga berkelamin tunggal, bunga jantan tersusun dalam tandan, bunga betina tunggal, bunga berwarna hijau pucat. Buah cokelat, tidak berduri, mendaging merekah atau pecah stelah masak. Biji beracun, berwarna merahkecoklatan. Daerah Penyebaran: Seluruh kawasan Malesia, termasuk Indonesia yang tersebar di seluruh nusantara. Habitat: Tumbuh liar di hutan hujan primer dan sekunder, banyak dijumpai di sepanjang sungai dengan topografi agak curam, umumnya pada ketinggian di bawah 300 m dpl atau kadang pada ketinggian 1000 m dpl. Suhu antara 24-30 ˚C, kelembaban udara 50-80%. Tumbuh baik pada jenis tanah Latosol dengan pH 5,5-6,5. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Berbuah sepanjang tahun mulai umur 15 tahun, buah masak bulan September-Oktober. terjadi saat berbuah lebat pada bulan Oktober-Februari. Pangium edule Reinw. Manfaat : Biji yang difermentasikan dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi warna hitam pada rawon, daging bumbu kluwek, brongkos, serta sup konro. Bijinya memiliki daging buah yang bisa dimakan. Biji mentah sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan pusing (mabuk). Racun pada biji dapat dipakai sebagai racun untuk mata panah. Biji ini aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu. Biji, buah, daun, pepagan dan akar sebagai bahan obat dan memiliki sifat narkotika. Kayu memiliki nilai ekonomi . TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 178 179 Biji, buah Pohon Buah


Nama lokal / Indonesia : kepayang, kluwek, kelua Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malpighiales Famili : Achariaceae Genus : Pangium Spesies : Pangium edule Reinw. Deskripsi Morfologi : Pohon besar dengan tinggi 40 m, diameter mencapai 100 cm. Daun tunggal, tersebar spiral pada ujung ranting. Helai daun bundar telur menjorong, berukuran 10-30 cm x 8-20 cm, tepi rata, permukaan bawah hijau pucat, permukaan atas hijau gelap, pertulangan sekunder berjumlah 5-7 pasang. Perbungaan pada ketiak daun, bunga berkelamin tunggal, bunga jantan tersusun dalam tandan, bunga betina tunggal, bunga berwarna hijau pucat. Buah cokelat, tidak berduri, mendaging merekah atau pecah stelah masak. Biji beracun, berwarna merahkecoklatan. Daerah Penyebaran: Seluruh kawasan Malesia, termasuk Indonesia yang tersebar di seluruh nusantara. Habitat: Tumbuh liar di hutan hujan primer dan sekunder, banyak dijumpai di sepanjang sungai dengan topografi agak curam, umumnya pada ketinggian di bawah 300 m dpl atau kadang pada ketinggian 1000 m dpl. Suhu antara 24-30 ˚C, kelembaban udara 50-80%. Tumbuh baik pada jenis tanah Latosol dengan pH 5,5-6,5. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Berbuah sepanjang tahun mulai umur 15 tahun, buah masak bulan September-Oktober. terjadi saat berbuah lebat pada bulan Oktober-Februari. Pangium edule Reinw. Manfaat : Biji yang difermentasikan dipakai sebagai bumbu dapur masakan Indonesia yang memberi warna hitam pada rawon, daging bumbu kluwek, brongkos, serta sup konro. Bijinya memiliki daging buah yang bisa dimakan. Biji mentah sangat beracun karena mengandung asam sianida dalam konsentrasi tinggi. Bila dimakan dalam jumlah tertentu menyebabkan pusing (mabuk). Racun pada biji dapat dipakai sebagai racun untuk mata panah. Biji ini aman diolah untuk makanan bila telah direbus dan direndam terlebih dahulu. Biji, buah, daun, pepagan dan akar sebagai bahan obat dan memiliki sifat narkotika. Kayu memiliki nilai ekonomi . TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 178 179 Biji, buah Pohon Buah


Parkia speciosa Hassk. Nama lokal / Indonesia : petai, pete, peuteuy. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Parkia Spesies : Parkia speciosa Hassk. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi mencapai 30 m. d Daun majemuk, menyirip ganda, kedudukan berseling, bertangkai panjang. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol muncul di ujung ranting. Buah tipe polong, memanjang. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah mengering jika masak.. Daerah Penyebaran: India, Banglades, Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Indonesia. Di Indonesia secara alami terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Habitat: Tumbuh di hutan primer maupun sekunder, di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, dan tumbuh optimal pada ketinggian 500-1000 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Berbunga dan berbuah setiap tahun, setelah berumur 3-4 tahun setelah tanam. Manfaat: Pohon sebagai peneduh/ pelindung di pembibitan. Kayu sering dimanfaatkan untuk membuat kotak, lemari atau bahan bangunan. Buah, biji serta daun muda bisa dikonsumsi. Daun dan biji sebagai bahan obat untuk berbagai penyakit (anemia, stroke, mata, darah tinggi dan melancarkan pencernaan). TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 180 181 Biji & buah Bunga Buah


Parkia speciosa Hassk. Nama lokal / Indonesia : petai, pete, peuteuy. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Fabales Famili : Fabaceae Genus : Parkia Spesies : Parkia speciosa Hassk. Deskripsi Morfologi: Pohon tinggi mencapai 30 m. d Daun majemuk, menyirip ganda, kedudukan berseling, bertangkai panjang. Bunga majemuk, tersusun dalam bongkol muncul di ujung ranting. Buah tipe polong, memanjang. Dalam satu buah terdapat hingga 20 biji, yang berwarna hijau ketika muda dan terbalut oleh selaput agak tebal berwarna coklat terang. Buah mengering jika masak.. Daerah Penyebaran: India, Banglades, Myanmar, Thailand, Kamboja, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Indonesia. Di Indonesia secara alami terdapat di Sumatera, Kalimantan dan Jawa. Habitat: Tumbuh di hutan primer maupun sekunder, di dataran rendah hingga ketinggian 1500 m dpl, dan tumbuh optimal pada ketinggian 500-1000 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi. Berbunga dan berbuah setiap tahun, setelah berumur 3-4 tahun setelah tanam. Manfaat: Pohon sebagai peneduh/ pelindung di pembibitan. Kayu sering dimanfaatkan untuk membuat kotak, lemari atau bahan bangunan. Buah, biji serta daun muda bisa dikonsumsi. Daun dan biji sebagai bahan obat untuk berbagai penyakit (anemia, stroke, mata, darah tinggi dan melancarkan pencernaan). TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 180 181 Biji & buah Bunga Buah


Nama lokal / Indonesia : pinus sumatera, damar batu, tusam. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Pinophyta Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Pinaceae Genus : Pinus Spesies : Pinus merkusii Jungh & de Vriese Deskripsi Morfologi: Pohon sedang atau besar, tinggi antara 30-50 m, diameter 50-100 cm. Batang tegak dengan pepagan cokelat keabuan hingga orange, pepagan berlekah/ beralur dalam dan kasar. Daun bentuk jarum dan agak kaku, kedudukan berpasangan, merapat diujung ranting, berukuran panjang 15-20 cm dan tebal kurang dari 1 mm. Buah runjung (strobilus) muncul soliter atau berpasangan, posisi terhadap batang hampir duduk, strobilus berbentuk silinder dengan panjang 5-11 cm, strobilus segera gugur setelah merekah hingga mencapai bentuk bundar telur. Sisik-sisik strobilus berbentuk persegi panjang dengan permukaan yang halus sedangkan bagian ujung strobilus agak bulat pejal. Biji kecil bersayap mudah gugur dengan panjang sekitar 2.5 cm. Daerah Penyebaran: Timur Burma, Indo-China, China Selatan, bagian utara Thailand, Filippina (Mindoro, Luzon barat) dan Indonesia. Di Indonesia secara alami ditemukan di Sumatera (Aceh, Toba, Tapanuli dan Gunung Kerinci). Hutan tanaman tersebar di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Status kelangkaan IUCN: Vulnerable/ rentan. Habitat: Tumbuh di hutan tropis pegunungan Indonesia bagian barat, khususnya di Sumatera pada ketinggian 800-1600 m dpl, dengan curah hujan 2400-3600 mm/tahun. Pinus dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, toleran terhadap tanah pasir dan asam. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Berbunga sepanjang tahun, terutama pada bulan JuliNovember. Pinus merkusii Jungh & de Vriese Manfaat: Kayunya banyak digunakan u n t u k b a h a n b a n g u n a n . Getahnya sebagai bahan baku terpentin. Tumbuhan ini termasuk jenis perintis yang sering ditanam untuk memulihkan kembali lahanlahan kritis. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 182 183 Buah Pohon Daun Buah


Nama lokal / Indonesia : pinus sumatera, damar batu, tusam. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Pinophyta Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Pinaceae Genus : Pinus Spesies : Pinus merkusii Jungh & de Vriese Deskripsi Morfologi: Pohon sedang atau besar, tinggi antara 30-50 m, diameter 50-100 cm. Batang tegak dengan pepagan cokelat keabuan hingga orange, pepagan berlekah/ beralur dalam dan kasar. Daun bentuk jarum dan agak kaku, kedudukan berpasangan, merapat diujung ranting, berukuran panjang 15-20 cm dan tebal kurang dari 1 mm. Buah runjung (strobilus) muncul soliter atau berpasangan, posisi terhadap batang hampir duduk, strobilus berbentuk silinder dengan panjang 5-11 cm, strobilus segera gugur setelah merekah hingga mencapai bentuk bundar telur. Sisik-sisik strobilus berbentuk persegi panjang dengan permukaan yang halus sedangkan bagian ujung strobilus agak bulat pejal. Biji kecil bersayap mudah gugur dengan panjang sekitar 2.5 cm. Daerah Penyebaran: Timur Burma, Indo-China, China Selatan, bagian utara Thailand, Filippina (Mindoro, Luzon barat) dan Indonesia. Di Indonesia secara alami ditemukan di Sumatera (Aceh, Toba, Tapanuli dan Gunung Kerinci). Hutan tanaman tersebar di Jawa, Sumatera dan Sulawesi. Status kelangkaan IUCN: Vulnerable/ rentan. Habitat: Tumbuh di hutan tropis pegunungan Indonesia bagian barat, khususnya di Sumatera pada ketinggian 800-1600 m dpl, dengan curah hujan 2400-3600 mm/tahun. Pinus dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, toleran terhadap tanah pasir dan asam. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Berbunga sepanjang tahun, terutama pada bulan JuliNovember. Pinus merkusii Jungh & de Vriese Manfaat: Kayunya banyak digunakan u n t u k b a h a n b a n g u n a n . Getahnya sebagai bahan baku terpentin. Tumbuhan ini termasuk jenis perintis yang sering ditanam untuk memulihkan kembali lahanlahan kritis. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 182 183 Buah Pohon Daun Buah


Nama lokal / Indonesia : ki putri, jamuju Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Pinales Famili : Podocarpaceae Genus : Podocarpus Species : Podocarpus neriifolius D.Don Deskripsi Morfologi: Pohon sedang hingga besar, tinggi 30-45 m, diameter cukup 100 cm, tinggi batang bebas cabang 20 m. Batang silindris tegak, pepagan berwarna cokelat kekuningan. Daun tunggal, tersebar spiral, tersusun rapat pada ujung ranting, bentuk lanset melonjong, berukuran 6-12 cm x 1-1,8 cm, simetris, gundul, permukaan bawah hijau pucat. Pohon berumah dua, yaitu organ jantan dan betina terpisah dalam pohon yang berbeda. Organ jantan berupa untai kecil berwarna kekuningan, sedangkan organ betina membawa biji yang tertutup salut biji (aril) dengan struktur aksesori di pangkalnya berupa bengkakan berwarna ungu gelap. Daerah Penyebaran: India, Nepal, China, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Jepang, Papua New Guinea, Fiji dan Kepulauan Solomon. Di Indonesia terdapat di Sumatera Utara, Jawa dan Kalimantan. Status kelangkaan IUCN: LC (Least Concern/ Belum terkonservasi). Habitat: Tumbuh di hutan hujan tropis pegunungan, tanah berpasir mulai ketinggian 0-1000 m dpl, dengan curah hujan 1000-1500 mm/tahun. Beberapa varietas jamuju ada juga yang tumbuh di elevasi rendah dan toleran terhadap tanah bergaram. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui cangkok dan sambung. Berbunga dan berbuah hampir sepanjang tahun dan puncak musim buah terjadi pada bulan Maret-April. Podocarpus neriifolius D.Don Manfaat: Kayunya tergolong baik, dengan warna k a y u p u t i h k e k u n i n g a n b a n y a k dimanfaatkan sebagai bahan furniture, bahan bangunan, alat musik, ukiran dan bahan kapal. Buah dapat dikonsumsi. Rebusan daun untuk pengobatan radang sendi dan rematik. Ekstrak daun untuk obat luar penyembuh luka. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 184 185 Buah Pohon Daun Daun muda Bunga


Nama lokal / Indonesia : ki putri, jamuju Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Pinales Famili : Podocarpaceae Genus : Podocarpus Species : Podocarpus neriifolius D.Don Deskripsi Morfologi: Pohon sedang hingga besar, tinggi 30-45 m, diameter cukup 100 cm, tinggi batang bebas cabang 20 m. Batang silindris tegak, pepagan berwarna cokelat kekuningan. Daun tunggal, tersebar spiral, tersusun rapat pada ujung ranting, bentuk lanset melonjong, berukuran 6-12 cm x 1-1,8 cm, simetris, gundul, permukaan bawah hijau pucat. Pohon berumah dua, yaitu organ jantan dan betina terpisah dalam pohon yang berbeda. Organ jantan berupa untai kecil berwarna kekuningan, sedangkan organ betina membawa biji yang tertutup salut biji (aril) dengan struktur aksesori di pangkalnya berupa bengkakan berwarna ungu gelap. Daerah Penyebaran: India, Nepal, China, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar, Thailand, Malaysia, Indonesia, Filipina, Jepang, Papua New Guinea, Fiji dan Kepulauan Solomon. Di Indonesia terdapat di Sumatera Utara, Jawa dan Kalimantan. Status kelangkaan IUCN: LC (Least Concern/ Belum terkonservasi). Habitat: Tumbuh di hutan hujan tropis pegunungan, tanah berpasir mulai ketinggian 0-1000 m dpl, dengan curah hujan 1000-1500 mm/tahun. Beberapa varietas jamuju ada juga yang tumbuh di elevasi rendah dan toleran terhadap tanah bergaram. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui cangkok dan sambung. Berbunga dan berbuah hampir sepanjang tahun dan puncak musim buah terjadi pada bulan Maret-April. Podocarpus neriifolius D.Don Manfaat: Kayunya tergolong baik, dengan warna k a y u p u t i h k e k u n i n g a n b a n y a k dimanfaatkan sebagai bahan furniture, bahan bangunan, alat musik, ukiran dan bahan kapal. Buah dapat dikonsumsi. Rebusan daun untuk pengobatan radang sendi dan rematik. Ekstrak daun untuk obat luar penyembuh luka. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 184 185 Buah Pohon Daun Daun muda Bunga


Nama lokal / Indonesia : matoa Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Pometia Spesies : Pometia pinnata J.R.Forst. & G.Forst. Deskripsi Morfologi: Pohon besar, tinggi mencapai 50 m, diameter 140 cm. Batang silindris, tegak, warna putih keabuan, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk tersusun berseling, 4 – 12 pasang anak daun, daun muda berwarna merah cerah, setelah tua menjadi hijau pekat. Anak daun jorong hingga bundar telur, ukuran 30 – 40 cm x 8 – 15 cm, helaian anak daun tebal dan kaku, ujung meruncing dan pangkalnya tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas dan bawah halus berlekuk pada bagian pertulangan. Buah bulat atau lonjong dengan panjang 5 - 6 cm, berwarna hijau, merah bahkan hitam. Biji bulat berwarna cokelat muda. Daerah Persebaran: Srilanka, Andaman dan Nikobar, Indo China, Taiwan, seluruh kawasan Malesia, Kepulauan Pasifik, Fiji dan Samoa. Habitat: Tumbuh baik pada hutan hujan tropis, curah hujan tipe A-B, jenis tanah Latosol, Podzolik Merah Kuning, Podzolik Kuning pada ketinggian higga 600 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi atau stek. Berbuah sepanjang tahun. Manfaat: Kayunya dapat digunakan untuk bangunan perumahan dan jembatan, mebel, lantai, moulding, perkapalan, tangkai peralatan dan alat olah raga. Pepagan digunakan sebagai bahan obat. Pohonnya yang rindang sebagai peneduh, buahnya bisa dikonsumsi. Pometia pinnata J.R.Forst.& G.Forst. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 186 187 Daun Pohon Bunga Buah


Nama lokal / Indonesia : matoa Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Sapindaceae Genus : Pometia Spesies : Pometia pinnata J.R.Forst. & G.Forst. Deskripsi Morfologi: Pohon besar, tinggi mencapai 50 m, diameter 140 cm. Batang silindris, tegak, warna putih keabuan, permukaan kasar, percabangan simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak sehingga membentuk pohon yang rindang. Daun majemuk tersusun berseling, 4 – 12 pasang anak daun, daun muda berwarna merah cerah, setelah tua menjadi hijau pekat. Anak daun jorong hingga bundar telur, ukuran 30 – 40 cm x 8 – 15 cm, helaian anak daun tebal dan kaku, ujung meruncing dan pangkalnya tumpul, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan atas dan bawah halus berlekuk pada bagian pertulangan. Buah bulat atau lonjong dengan panjang 5 - 6 cm, berwarna hijau, merah bahkan hitam. Biji bulat berwarna cokelat muda. Daerah Persebaran: Srilanka, Andaman dan Nikobar, Indo China, Taiwan, seluruh kawasan Malesia, Kepulauan Pasifik, Fiji dan Samoa. Habitat: Tumbuh baik pada hutan hujan tropis, curah hujan tipe A-B, jenis tanah Latosol, Podzolik Merah Kuning, Podzolik Kuning pada ketinggian higga 600 m dpl. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji dan vegetatif melalui okulasi atau stek. Berbuah sepanjang tahun. Manfaat: Kayunya dapat digunakan untuk bangunan perumahan dan jembatan, mebel, lantai, moulding, perkapalan, tangkai peralatan dan alat olah raga. Pepagan digunakan sebagai bahan obat. Pohonnya yang rindang sebagai peneduh, buahnya bisa dikonsumsi. Pometia pinnata J.R.Forst.& G.Forst. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 186 187 Daun Pohon Bunga Buah


Nama lokal / Indonesia : bayur, wadang Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Malvales Famili : Malvaceae Genus : Pterospermum Spesies : Pterospermum javanicum Jungh. Deskripsi Morfologi : Pohon besar tingginya mencapai 45 m, diameter 100 cm. Pepagan berwarna keabu-abuan, licin hingga memecah dangkal. Ranting berbulu halus. Daun tunggal terletak berseling, bertangkai pendek, 3–6 mm. Helaian daun bundar telur sampai lanset, pangkal asimetris, ukuran 4–14 x 2,5–7 cm. Perbungaan berupa malai terminal atau di ketiak. Bunga panjang hingga 6 cm, kuning, berbulu halus. Buah kotak silindris, 5–13 x 2–5 cm, mula-mula berbulu halus kemudian gundul. Bijinya banyak dan bersayap. Daerah Penyebaran: India, Burma (Myanmar), Indo-China, China Selatan, Thailand dan seluruh wilayah Malesia kecuali New Guinea. Persebaran alami di Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Maluku, Kalimantan dan Nusa Tenggara Timur. Habitat: Tumbuh di hutan primer dan sekunder dataran rendah, dengan ketinggian tempat di bawah 1.000 m dpl. Kadang ditemukan juga di hutan tepi sungai dan hutan pantai, pada tanah liat, tanah pasir atau tanah liat berpasir. Iklim yang disukainya adalah basah hingga kemarau agak kering, dengan tipe curah hujan A-C. Cara Perbanyakan: Generatif melalui biji. Biji-biji memencar dengan bantuan angin atau melalui cabutan. Berbuah setiap tahun pada bulan September-Maret dengan jumlah 13.000-20.000 butir/ kg. Pterospermum javanicum Jungh. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara Bunga & daun 188


Manfaat : Kayunya tergolong baik, digunakan untuk konstruksi bangunan seperti rumah, perahu, balok dan papan, untuk membuat jembatan, untuk pembuatan mebel dan perkakas rumah tangga. P a d a m a s a l a l u , p e p a g a n diperdagangkan sebagai pengganti p e p a g a n s o g a ( P e l t o p h o r u m pterocarpum) yang relatif mahal. 189 Pohon Batang Daun


Nama lokal/Indonesia : kecapi, kacapi. Klasifikasi: Kingdom : Plantae Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Sapindales Famili : Meliaceae Genus : Sandoricum Spesies : Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. Deskripsi Morfologi : Pohon, tinggi 25-50 m, diameter 70-100 cm. Pepagan berwarna abu-abu hingga coklat. Bercabang banyak dan membentuk tajuk yang lebat. Daun majemuk menjari tiga, tersusun berseling, tangkai daun panjang hingga 19 cm. Anak daun bentuk jorong hingga bundar telur lonjong, mengkilap. Pembungaan berwarna kehijauan. Buah bulat, berwarna kuning sampai kuning kehijau-hijauan, kulit buah kasar sedikit berbulu, di dalam buah terdapat 2-5 biji. Daerah Penyebaran: Sumatera, Klaimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku da Papua. Habitat : Tumbuh baik di berbagai tempat hingga ketinggian 1200 m dpl, termasuk jenis pohon tahan kekeringan, namun tumbuh baik pada tanah lempung berpasir dan berhumus serta gembur. Cara Perbanyakan : Generatif melalui biji dan secara vegetatif melalui okulasi, stek dan sambungan/ grafting. Musim berbunga pada bulan Mei-Juni dan buah masak pada bulan Oktober-November. Manfaat : Kayunya sebagai bahan untuk pembuatan perahu, bangunan, gerobak, perabot rumah tangga dan peti kasar serta kayu bakar. Buah dikonsumsi segar atau diproses menjadi manisan dan selai. Kecapi dapat dimanfaatkan sebagai pohon obat. Pohonnya yang rindang sebagai tanaman pelindung dan termasuk pohon dengan pertumbuhan cepat. Sandoricum koetjape (Burm.f.) Merr. TARGET KONSERVASI EX SITU TAMAN KEANEKARAGAMAN HAYATI 100 Spesies Pohon Nusantara 190 191 Buah Pohon Buah


Click to View FlipBook Version