The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Teladan I Maninrori dan Karaeng Pattingaloang

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Buku Digital, 2023-06-10 14:56:46

Teladan I Maninrori dan Karaeng Pattingaloang

Teladan I Maninrori dan Karaeng Pattingaloang

Wena Wiraksih Aditya Maulana Rachdian Diadaptasi dari buku Karaeng Pattingaloang dan I Maninrori (Ibnu S. Palogai, 2018) Untuk Pembaca Lancar (10—12 Tahun) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur


Teladan I Maninrori dan Karaeng Pattingaloang Wena Wiraksih Aditya Maulana Rachdian Diadaptasi dari buku Karaeng Pattingaloang dan I Maninrori (Ibnu S. Palogai, 2018) MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa


PB 398.209 598 WIR t Katalog Dalam Terbitan (KDT) Wiraksih, Wena Teladan I Maninrori dan Karaeng Pattingaloang: Diadaptasi dari buku Karaeng Pattingaloang dan I Maninrori (Ibnu S. Palogai, 2018)/Wena Wiraksih; Penyunting: Wenny Oktavia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2020. iv; 28 hlm.; 29,7 cm. ISBN 978-623-307-038-6 1. CERITA ANAK-INDONESIA 2. KOMIK Teladan I Maninrori dan Karaeng Pattingaloang Penulis Skenario: Wena Wiraksih 'HVDLQ*UDÀV ffl$PULDQLV+V ,OXVWUDWRU  ffl$GLW\D0DXODQD5DFKGLDQ 3HQDWD/HWDN ffl.KDLULO$QZDU 3HQ\XQWLQJ  ffl:HQQ\2NWDYLD Diterbitkan pada tahun 2021 oleh %DGDQ3HQJHPEDQJDQGDQ3HPELQDDQ%DKDVD Jalan Daksinapati Barat IV 5DZDPDQJXQ -DNDUWD7LPXU Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang ,VL EXNX LQL EDLN VHEDJLDQ PDXSXQ VHOXUXKQ\D GLODUDQJ GLSHUEDQ\DN GDODP EHQWXN DSD SXQ WDQSD L]LQ WHUWXOLV GDUL SHQHUELWNHFXDOLGDODPKDOSHQJXWLSDQXQWXNNHSHUOXDQSHQXOLVDQ DUWLNHODWDXNDUDQJDQLOPLDK


KATA PENGANTAR MENTERI PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI BUKU LITERASI BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN BAHASA Literasi tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelahiran serta perkembangan bangsa dan negara Indonesia. Perjuangan dalam menyusun teks Proklamasi Kemerdekaan sampai akhimya dibacakan oleh Bung Kamo merupakan bukti bahwa negara ini terlahir dari kata-kata. Bergerak menuju abad ke-21 saat ini, literasi menjadi kecakapan hidup yang harus dimiliki semua orang. Literasi bukan hanya kemampuan membaca dan menulis, melainkan juga kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas. Sebagaimana kemampuan literasi telah menjadi faktor penentu kualitas hidup manusia dan pertumbuhan negara, upaya untuk meningkatkan kemampuan literasi masyarakat Indonesia harus terus digencarkan. Berkenaan dengan hal tersebut, pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menginisiasi sebuah gerakan yang ditujukan untuk meningkatkan budaya literasi di Indonesia, yakni Gerakan Literasi Nasional. Gerakan tersebut hadir untuk mendorong masyarakat Indonesia terus aktif meningkatkan kemampuan literasi guna mewujudkan cita-cita Merdeka Belajar, yakni terciptanya pendidikan yang memerdekakan dan mencerdaskan. Sebagai salah satu unit utama di lingkungan Kemendikbudristek, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa berperan aktif dalam upaya peningkatan kemampuan literasi dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu dan relevan dengan kebutuhan pembaca. Bahan bacaan ini merupakan sumber pustaka pengayaan kegiatan literasi yang diharapkan akan menjadi daya tarik bagi masyarakat Indonesia untuk terus melatih dan mengembangkan keterampilan literasi. Mengingat pentingnya kehadiran buku ini, ucapan terima kasih dan apresiasi saya sampaikan kepada Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa serta para penulis bahan bacaan literasi ini. Saya berharap buku ini akan memberikan manfaat bagi anak-anak Indonesia, para penggerak literasi, pelaku perbukuan, serta masyarakat luas. Mari, bergotong royong mencerdaskan bangsa Indonesia dengan meningkatkan kemampuan literasi serta bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar. iii


iv Sekapur Sirih Halo, Adik-Adik! Sebagai generasi penerus bangsa, kalian adalah generasi emas yang akan meneruskan perjuangan pendiri bangsa ini. Oleh karena itu, kalian harus punya bekal. Bekal apakah itu? Ya, bekal kecerdasan, cerdas hati, cerdas pikiran, dan cerdas dalam tindakan. Melalui komik ini, kalian akan berkenalan dengan tokoh I Maninrori. Dia merupakan anak cerdas dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Didampingi Karaeng Pattingaloang yang bijaksana dan berwawasan luas, I Maninrori belajar banyak hal sebagai bekal menjadi pemimpin. Komik ini merupakan alih wahana dari buku Karaeng Pattingaloang dan I Maninrori karya Pak Ibnu S. Palogai. Dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik, kalian akan senang membaca komik ini. Selamat membaca, ya. Jakarta, Agustus 2020 Wena Wiraksih dan Aditya Maulana Rachdian


Karaeng Pattingaloang adalah tumabbicara butta atau mangkubumi Kerajaan Gowa-Tallo. Pada hari itu ia tidak sibuk, lalu mengajak anak-anak bermain sambil belajar. Selamat pagi, Anak-Anak! Selamat pagi, Karaeng. 1 Kerajaan Gowa-Tallo


2 Kami siap! Siap, Karaeng! Sudah siap belajar hari ini? Kami sudah menunggu Karaeng sejak tadi. Baiklah, persiapkan diri kalian karena hari ini kita akan belajar bahasa Latin. Apa kalian tahu, kenapa bahasa Latin itu penting?


3 Bahasa Latin itu penting karena banyak buku yang ada di perpustakaan ini berbahasa Latin. Tapi, kalian juga harus mahir berbahasa lainnya. Cogitu ergo sum! Ayo, siapa yang tahu arti dari kalimat ini? Tidak ada yang berani menjawab. Mereka baru menghafal angka dan belajar melafalkan huruf dalam bahasa Latin. Baru sedikit kosakata dasar yang mereka hafal. Cogitu ergo sum, apa ya artinya? Cogitu ergo sum. Aku berpikir, maka aku ...?


4 Maka, aku membantu orang tua, Karaeng. Maka, aku mengaji, Karaeng. Maka, aku mencari ikan di sungai, Karaeng. Setelah keadaan tenang Karaeng melanjutkan pelajaran. Arti kalimat itu adalah ‘aku EHUSLNLUPDNDDNXDGD· Kalimat ini dituliskan oleh Descartes, seorang bapak ÀOVDIDWDVDO3UDQFLV\DQJODKLU tanggal 31 Maret 1596. Kita harus memikirkan dengan baik dan mempertimbangkan dengan matang, apa yang pantas atau tidak pantas kita lakukan. Apa yang perlu atau tidak perlu kita ucapkan. Sesungguhnya kebenaran itu seperti sebatang bambu. Jika pangkalnya diinjak, pucuknya akan terangkat. Jika pucuknya diinjak, akan bergerak pangkalnya. Apakah itu sudah betul, Karaeng? Siapa yang bisa mengartikan kalimat ini ke bahasa Melayu? Ya, betul sekali, Serang.


5 Siang itu, I Maninrori mengisi waktu dengan membaca buku. Setelah belajar, mereka pun mulai paham arti penting dari berpikir dan mengapa mereka harus rajin membaca. Berpikir sebelum bertindak itu penting. Tindakan paling baik adalah yang berlandaskan pada kebenaran. Salah satu cara untuk mencari kebenaran adalah dengan membaca buku.


6 Setelah beberapa lama membaca buku, Maninrori tertidur. La Pacco dan La Sanga sedang dimandikan? Daeng mau menungganginya? Tidak, saya belum bisa menunggangi kuda. Sedikit lagi sampai .... La Pacco adalah kuda Karaeng yang ditunggangi ketika menjalankan tugas sebagai Tumabbicara Butta Kerajaan Gowa. La Sanga adalah kuda yang ditunggangi Karaeng pergi berburu.


7 Sepertinya kamu tertarik sekali melihat kuda. Kamu mau merawat kuda? Ya, La Pacco punya anak. Umurnya tujuh bulan. Jika kamu mau, kamu bisa merawatnya. Mau, Karaeng. Apa Karaeng punya kuda lain? Saya akan meminta Mappa mengajarimu cara merawat kuda. Siap, Karaeng. Saya akan mengajarinya dengan benar. Mappa, nanti temani I Maninrori ke kandang kuda untuk melihat peliharaan barunya. Saya simpan buku ini dulu. Terima kasih, Karaeng Baik, Karaeng. Mappa melanjutkan memandikan kuda. Sesaat kemudian. 7DEH· Daeng. Ayo, kita melihat anak kuda. Wah, sudah selesai, Mappa. Cepat sekali.


sreeek 8 Meskipun baru berusia sepuluh tahun, I Maninrori memiliki karisma bangsawan. Ayahnya adalah I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangepe yang merupakan anak dari Raja Gowa ke-15, I Manuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung. Jika Daeng merawat kuda, Daeng harus memastikan kandang yang ditempati kuda itu bersih dan sehat. Kandang yang sehat itu bagaimana? Kandang yang bersih dan kuda terlindungi dari angin, hujan, dan terik matahari. Itu saja, Mappa? Kalau saya lihat, kandang ini memang sudah sesuai, ya. Iya, Daeng. Saya memang sudah membuatnya senyaman mungkin. Perhatikan juga pijakan kuda. Jangan ada tumbuhan liar dan genangan air.


9 Dalam merawat kuda, kita juga harus sering mengajak kuda jalan-jalan. Apakah saya harus mengajak kuda ini jalan-jalan setiap hari? Apakah itu berpengaruh terhadap kondisi kuda? Tentu saja! Itu salah satu bentuk latihan yang diberikan kepada kuda. Tidak perlu setiap hari. Selain jalan-jalan, masih ada beberapa latihan lain yang bisa diberikan kepada kuda. Oh, ada lagi. Latihan apa?


10 Sebenarnya tergantung pada peruntukan kudanya. Beda peruntukan beda juga latihan yang diberikan. Kuda ini akan digunakan untuk apa, Daeng? Saya mau menjadikan kuda ini sebagai teman bepergian dan teman berburu. Saya ingin kuda ini kuda ini dilatih seperti kuda perang. Kuda perang? Saya belum pernah melatih kuda perang karena itu khusus dilakukan para ahli kuda di Galesong, Daeng. Ya kuda perang. Kuda ini pasti akan terlihat gagah. Warna bulunya yang hitam akan lebih sangar. Baiklah, Daeng, Saya akan mempelajari cara melatih kuda perang. Daeng beri nama kuda ini terlebih dahulu.


sret sret 11 Suatu hari. I Maninrori? Iya, Karaeng Apa yang kamu lakukan sepagi ini di perpustakaan? Saya mencari nama untuk kuda yang Karaeng hadiahkan itu. Oh! Saya kira kamu sedang belajar. Ini ‘kan juga belajar, Karaeng Hari itu Karaeng mempelajari cara kerja kapal-kapal dagang yang singgah di Pelabuhan Makassar. Ia mencari tahu cara meningkatkan perniagaan di pelabuhan itu. Ommale! Akhirnya, saya dapat nama yang bagus. Tiba-tiba. Baiklah, silakan kamu lanjutkan. Saya kerja dulu.


Wah, berarti kamu sudah tahu dong nama-nama planet di tata surya ini? 12 Sudah dapat nama kudamu? Sudah, Venus, Kareng. Keren, ‘kan? Iya, Karaeng. Tadi saya menemukan nama itu ketika membaca buku tentang tata surya. Saya sudah tahu, Karaeng. Coba sebutkan semua planet yang ada! Jika diurutkan dari yang terdekat dengan matahari ada Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, dan Saturnus, Karaeng Venus? Itu ‘kan nama salah satu planet. Wah! Kamu memang anak yang pintar. Terima kasih, Karaeng. I Maninrori, perlu kamu ingat bahwa jumlah planet dan urutannya yang kamu sebutkan tadi, itu hasil kesepakatan para ilmuwan yang bertahun-tahun meneliti tata surya.


13 Tidak tertutup kemungkinan, pada masa depan, puluhan tahun atau ratusan tahun kemudian jumlah planet yang kamu tahu hari ini akan berubah. Entah jumlahnya atau urutannya. Pada masa depan kemajuan teknologi dan kecerdasan manusia akan mendorong ditemukannya faktafakta baru tentang tata surya. Tentu saja. Itu sebabnya saya membeli teropong besar ini. Dengan teropong ini, pada malam hari kamu bisa mengamati tata surya. Oh, begitu. Sepertinya belajar tata surya itu sangat menyenangkan ya, Karaeng. Suatu saat nanti saya juga mau belajar tentang tata surya, Karaeng. I Maninrori! Kamu tahu kenapa saya memberimu kuda sebagai hadiah ulang tahun? Tentu, kamu harus belajar. Kamu harus lebih pintar lagi dari orang yang mengajarimu. Suatu saat jika kamu sudah pintar, jangan lupa untuk mengajar orang lain agar mereka juga semakin pintar. Kuda itu bukan sekadar hewan. Ia bisa menjadi teman yang setia. Dengan memelihara kuda itu, saya berharap kamu belajar mencintai dan bertanggung jawab terhadap sesuatu. Dua pelajaran itu yang menjadi modal seorang pemimpin mengubah dunia ini. Tidak tahu, Karaeng. Mendengar penjelasan Karaeng, I Maninrori pun tambah semangat ingin belajar tentang banyak hal.


14 Pada suatu malam. Iya, Karaeng. Besok saya akan pergi berlayar ke Pulau Don Duango untuk melihat kegiatan perniagaan dan cara kerja penjaga pantai di sana. Kamu mau ikut? I Maninrori? Ada apa, Karaeng? Keesokan harinya. I Maninrori, kamu sudah siap? Serius, Karaeng? Wah, saya baru saja membaca buku tentang kapal pinisi. Saya mau, Karaeng. Kalau begitu, persiapkan pakaianmu karena kita akan pergi sekitar dua atau tiga hari. Baik, Karaeng.


15 Sudah, Karaeng. Karaeng, kereta kuda sudah siap. Kita sudah bisa berangkat. Pertama, tarik napas dalamdalam, lalu bayangkan kamu berangkat dan tiba di tempat tujuan dengan selamat. Bayangkan juga dirimu pulang di rumah dengan selamat. Setelah itu, baca doa keluar rumah, lalu berangkatlah. Iya, Karaeng! Saya akan ingat pesan Karaeng dan melakukannya. Baik, Karunrung. Kami sudah siap. Maninrori, sebelum pergi, duduklah di kursi itu. Setiap kali bepergian jauh, ada beberapa hal yang kamu lakukan.


16 Perjalanan pun dimulai. Karunrung, Maninrori, lihat kota kita itu! Kalian harus bisa membangun dan melindungi kota ini! Iya, Karaeng. Saya akan terus belajar dan berusaha agar bisa membuat kota ini semakin berkembang dan disegani. Perkembangan yang paling baik adalah merawat generasi selanjutnya, terutama mengajari anak kecil ilmu agama dan pengetahuan umum. Semangatilah mereka agar semakin rajin membaca. Karena pada bakti mereka, nasib kota ini ditentukan. Iya, Karaeng..


17 Pada suatu pagi. Anak-Anak, hari ini kita akan belajar memahami puisi. Nanti kalian akan saya tugasi membuat puisi. Karaeng, kenapa kami harus mempelajari puisi? Apa manfaat puisi dalam kehidupan kita? Salah satu yang harus kalian miliki adalah kelembutan hati karena kebijaksanaan itu datang dari hati. Nah, itulah alasannya kalian memahami puisi. Tapi, kelembutan hati seperti apa yang kita dapatkan dari puisi, Karaeng? Kelembutan seperti apa? Saya akan memberi kalian satu contoh masalah yang sering kita jumpai di masyarakat. Misalnya, I Baco dikejar oleh orang-orang karena satu persoalan. Kemudian, I Baco melempar songkoknya ke halaman rumah kita. Nah, itu tandanya I Baco meminta apa? Itu berarti I Baco meminta perlindungan kepada pemilik rumah. Betul! Sebagai pemilik rumah, apa yang harus kita lakukan? Kita harus melindungi I Baco, Karaeng.


18 Kenapa kita harus melindungi I Baco? Itu karena I Baco butuh pertolongan. Ya, tepat jawabanmu Maninrori. Tapi, ada satu alasan lagi. Pemilik rumah harus menolong I Baco. Songkok itu adalah simbol harga diri. Jika ada seseorang yang ingin harga dirinya ditolong karena merasa tidak bersalah atau punya alasan lain, kita harus menolongnya. Tapi, di mana letak kelembutannya, Karaeng? Kelembutan terletak pada kesediaan kita menolong orang lain. Kelembutan hati itu yang membuat kita berani mengambil sikap ketika melihat sesuatu. Apakah kita akan menolong atau tidak? Apakah kita akan membiarkan I Baco ini ditangkap oleh orang-orang, sementara mungkin ia punya pembelaan. Tapi, Karaeng, apa hubungannya dengan puisi? Hubungannya cukup jelas, bahwa kata-kata indah yang ada dalam puisi, tidak hanya sekadar dinikmati, tetapi untuk direnungkan. Kelembutan akan datang dari proses merenungkan kehidupan. Hati yang lembut akan melahirkan pemikiran yang jernih. Pemikiran yang jernih akan membuat kita bisa mengambil tindakan yang tepat.


19 Karaeng, apakah Karaeng mau membacakan contoh puisi kepada kami? Baiklah. Agar kalian semakin paham apa itu puisi, saya akan membacakan sebuah puisi klasik dari Tiongkok. Puisi ini karangan Meng Jiao. Kalian dengarkan dengan Nyanyian Pengelana saksama, ya. Jarum dan benang di tangan ibunda, sedang menjahit baju anaknya yang akan pergi jauh, ketika menjelang si anak berangkat jahitannya dirapatkan dan dikuatkan dalam hatinya, ia waswas anaknya tak cepat kembali. Oh, siapa bilang secuil warna hijau dari rumput kecil bisa membalas budi cahaya matahari di sepanjang musim semi? Sekian …! Karaeng, bagaimana puisi tadi membuat hati kita menjadi lembut? Baiklah, akan saya jelaskan, tetapi terlebih dahulu, kalian duduk setengah lingkaran agar kita bisa bergiliran membaca puisi yang kalian tulis.


Mereka akhirnya memahami puisi. Bahkan mereka bisa menulis dan membaca puisi. 20 Jasa ibu itu tidak bisa tergantikan. Ia selalu berkorban demi kesuksesan anaknya. Nah, coba perhatikan kalimat di bait pertama. Itu adalah simbol bahwa ibunya ini seorang pekerja keras yang menyiapkan baju untuk anaknya. Menurut kalian, apa yang bisa kita renungkan dari kalimat itu? Betul. Nah, lebih jelas lagi, itu dituliskan pada bait kedua. Maksud dari bait ini adalah, warna hijau dari rumput kecil itu adalah penggambaran seorang anak, rumput itu tumbuh subur karena adanya matahari, matahari ini adalah penggambaran seorang ibu. Tidak, Karaeng Apakah rumput kecil ini bisa membalas budi pada cahaya matahari? Nah, sekarang ayo kita menulis puisi. Betul. Jadi, ketika membaca puisi, kita harus merenungkan hal-hal seperti ini. Karena seorang penulis puisi tidak sekadar menulis, tetapi membuat pembacanya merenungi makna puisi yang berkaitan dengan kehidupan ini.


21 Siang itu Karaeng Pattingaloang menjalankan tugasnya sebagai Tumabbicara Butta Kerajaan Gowa-Tallo. Ia harus menyelesaikan persoalan yang terjadi di Pelabuhan Makassar. Karaeng, kami tidak bisa membayar pajak karena kami mengalami kerugian dan terancam dengan kehadiran para bajak laut. Apa itu mempengaruhi jumlah kapal dagang yang sandar di pelabuhan ini? Tidak, tapi itu tetap akan merusak citra Kota Makassar yang ramah terhadap pendatang yang mencari nafkah di kota ini. Baiklah, kita akan selidiki penyebab perompak ini mengganggu kapal yang datang. Keesokan harinya. Menurut laporan, biasanya bajak laut bersembunyi di beberapa pulau sepanjang pantai, Karaeng. Ya, semoga setelah jauh dari pantai kita bisa menemukan mereka. Masalah ini harus segera diselesaikan.


22 Setelah beberapa lama. Hei! Kalian semua berkumpul ke geladak jika tidak ingin kapal ini ditenggelamkan! Eh, itukah Anda Ka … Karaeng? Ternyata kalian yang sering mengacau. Cepat naik ke sini! Karena sadar mereka bersalah mereka pun menuruti perintah Karaeng. Kenapa kalian berani mencelakakan diri sendiri dengan menjadi bajak laut? Karaeng, maaf. Saya tidak tahu kalau ini kapal Anda.


23 Kami kehilangan mata pencarian. Kamu tinggal di daerah mana? Apa pekerjaanmu sebelumnya? Saya tinggal di daerah Batu, di selatan Benteng Somba Opu. Saya petani, tetapi saya harus berhenti bekerja semenjak sawah saya dijadikan tempat latihan angkatan perang Kerajaan Makassar. Ini masalah serius. Harus segera diselesaikan. Begini, besok kamu datang menghadap ke Istana Tallo. Saya akan mencari jalan keluar agar kamu tidak menjadi bajak laut lagi. Menjadi bajak laut itu tidak hanya merugikan orang lain, tetapi juga Kerajaan Gowa-Tallo Kamu bawa temanmu yang kabur tadi. Seorang manusia itu dihargai karena keberaniannya untuk bertanggung jawab. Iya, Karaeng. Malam ini kamu ikut dengan saya ke Pelabuhan Makassar. Kamu harus meminta maaf di depan para pemilik kapal dagang yang rugi karena ulahmu. Selain itu, kamu tetap dihukum atas tindakanmu ini Iya, Karaeng. Saya siap dan berani mempertanggungjawabkan perbuatan saya. Saya akan menerimanya karena saya memang bersalah. Akhirnya, persoalan bajak laut terpecahkan atas kebijaksanaan Karaeng Pattingalaong.


24 Maninrori, sedang apa? Kenapa murung? Tidak ada, Karaeng. Sesampainya Karaeng di istana. Saya akan melindungi dan menjaga kota ini. Wah, bagus dong. Apa isi suratnya? Saya diminta untuk pulang ke rumah, Karaeng. Karaeng, dua hari yang lalu orang suruhan ayah saya datang membawa surat. Jangan berbohong. Kamu sudah lama tinggal bersama saya. Jadi, saya tahu kapan kamu menyembunyikan sesuatu atau tidak. Sebagai putra mahkota, suatu saat kamu akan menjadi raja. Jika waktunya tiba, kamu sudah memiliki banyak hal yang harus dimiliki raja. Yang perlu kamu ingat adalah jaga hatimu tetap lembut, pelihara lidahmu agar selalu jujur, tetap rajin membaca buku, dan jangan malas beribadah kepada Allah Swt. Saya akan ingat pesan Karaeng.


Biodata Penulis Skenario :HQD :LUDNVLK ODKLU GL .HULQFL  'HVHPEHU ffiffi ,D WHODK PHQ\HOHVDLNDQSHQGLGLNDQ6SDGD-XUXVDQ7DUEL\DK3URJUDP 6WXGL 3HQGLGLNDQ%DKDVD$UDE GL 6HNRODK7LQJJL$JDPD,VODP 1HJHUL 67$,1  .HULQFL VHNDUDQJ ,$,1 .HULQFL 3DGD WDKXQ flLDPXODLEHNHUMDGL%DGDQ3HQJHPEDQJDQGDQ3HPELQDDQ %DKDVD VHEDJDL 3HQ\XVXQ 0RGXO 3HPEHODMDUDQ %DKDVD GDQ 6DVWUD,DELVDGLKXEXQJLPHODOXLSRVHOZHQDZLUDNVLK#JPDLO FRP Ilustrator $GLW\D0DXODQD5DFKGLDQEHUGRPLVLOLGL3DURQJSRQJ%DQGXQJ 3ULD \DQJ SXQ\D ULZD\DW SHQGLGLNDQ 6'1:DDV  OXOXV WDKXQ 6031HJHUL3DPHXQJSHXNOXOXVWKQ60.1HJHUL %DQGXQJOXOXVWDKXQPHPSXQ\DL%LGDQJ.HDKOLDQ,OXVWUDVL .RPLNGDQ$QLPDVL%HNHUMDVHEDJDL.RPLNXVGDQLOXVWUVDWRUGL $,8&RPLFVGGDQ37.XPDWD,QGRQHVLDffiVG 6HNDUDQJ %XNX \DQJ 'LLOXVWUDVL GDQ WHODK GLWHUELWNDQ DGDODK 7KH&KURQLFOHURI0DUDGWHUELWWKGL8$( 25


26 “Kemampuan untuk melakukan manajemen pengetahuan dan kemampuan untuk belajar terus-menerus. Literasi informasi merupakan kemampuan untuk menyadari kebutuhan informasi dan saat informasi diperlukanȢ mengidentiƥkasi dan menemukan lokasi informasi yang diperlukan, mengevaluasi informasi secara kritis, mengorganisasikan dan mengintegrasikan informasi ke dalam pengetahuan yang sudah ada, memanfaatkan serta mengkomunikasikannya secara efektif, legal, dan etis.” (sebagaimana dirilis dalam www.unesco.org, dikutip dari Panduan Gerakan Literasi Sekolah, Kemdikbud 2019) Literasi Informasi


27 Tahukah Kamu Kamu bisa membaca buku literasi lainnya di laman buku digital Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, yaitu www.budi.kemdikbud.go.id. Mari, selangkah lebih dekat dengan buku melalui Budi! Baca buku bisa di mana saja dan kapan saja.


28


I Maninrori rela meninggalkan rumah untuk belajar kepada Karaeng Pattingaloang. Sebagai generasi penerus, banyak hal yang ia pelajari bersama temantemannya. Semangat ingin tahu dan tidak menyerah mencari ilmu membawa I Maninrori pada banyak yang baru diketahuinya. Pelajaran dan keseruan apa saja yang didapati I Maninrori selama belajar? Teladan apa yang dapat kita petik dari kegigihan I Maninrori? Bagaimana pula kebijaksanaan dan kecintaan Karaeng Pattingaloang pada ilmu pengetahuan? Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur Buku nonteks pelajaran ini telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 001/P/2022 Tanggal 19 Januari 2022 tentang Buku Nonteks Pelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan yang Memenuhi Syarat Kelayakan untuk Digunakan sebagai Buku Pengayaan dalam Mendukung Proses Pembelajaran.


Click to View FlipBook Version