E-BOOK
DAMPAK
BUDAYA ASING
TERHADAP
PENDIDIKAN
DI INDONESIA
YUSRIYAH
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan
keudahan dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas membuat
E-book dari mata kuliah Aplikasi Komputer dengan Judul
“DAMPAK BUDAYA ASING TERHADAP PENDIDIKAN
DI INDONESIA” yang insya Allah telah diselesaikan dengan
baik.
Kemudian shalawat beserta salam semoga selalu terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta Nabi Muhammad SAW yang
mudah-mudahan kita selaku umat-Nya mendapat syafa’atul
‘uzma-Nya dihari kiamat kelak.
Atas tersusunnya E-book ini, kami ucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu kami Muhammad Mustofa, M. Pd.
Saya menyadari dalam pembuatan E-book ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya harap dosen
pengampu bersedia memberikan kritik dan saran yang
membangun agar sekiranya pembuatan E-book yang kurang
baik akan menjadi lebih baik lagi. Semoga E-book ini dapat
bermanfaat bagi yang membaca, memahami dan
mengamalkannya.
Wallahul muwaffiq ila aqwamit tharieq
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bandar Lampung, 29 Mei 2022
YUSRIYAH
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................ii
BAB I DAMPAK BUDAYA LUAR TERHADAP
PENDIDIKAN DI INDONESIA..........................................1
BAB II PENGARUH KEBUDAYAAN ASING
TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA DI
KALANGAN REMAJA.......................................................5
BAB III UPAYA MENGATASI DAMPAK NEGATIF
BUDAYA ASING.................................................................7
DAFTAR PUSTAKA .........................................................10
ii
BAB 1
DAMPAK BUDAYA LUAR TERHADAP PENDIDIKAN
DI INDONESIA
Pendidikan adalah segala daya upaya dan semua usaha
untuk membuat masyarakat dapat mengembangkan potensi
manusia agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan,
berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan
sebagai anggota masyarakat dan warga negara.
Dan Globalisasi telah menguasai hampir setiap bidang
kehidupan.Banyak kalangan menyepakati pandangan bahwa
globalisasi membawa dampak baik secara positif atau pun
negatif.
Di sisi lain, Indonesia sedang mengalami perubahan sosial
budaya secara terus-menerus, yang didorong oleh inovasi-
inovasi di bidang ilmu pengetahuan dan terbukanya informasi
dari berbagai sumber Mindset masyarakat tentang pendidikan
yang bermutu sebagai piranti filter terhadap pengaruh budaya
asing belum terbentuk dengan baik.
Pengaruh pendidikan asing dapat menjadi ancaman bagi
pendidikan nasional membutuhkan pertimbangan dan
kewaspadaan. Hasil dalam kenyataan Globalisasi terjadi
dengan saling ketergantungan asimetris antara negara maju
dan negara berkembang.
1
Globalisasi dapat mengancam untuk melemahkan kedaulatan
nasional dan komunitas nasional. Negara akan kewalahan oleh
kekuatan karena kurangnya daya saing bangsa akan bisa
terlibas oleh kekuatan superpower.
Masuknya ideologi trans-nasional bahkan bisa menganggu
ketentraman hidup masyarakat di negara-negara berkembang.
Ketergantungan negara-negara berkembang terhadap negara-
negara maju dalam teknologi, modal dan pasar ekspor semakin
besar. Serbuan informasi dan multimedia (termasuk internet),
jika tidak hati-hati, akan dapat merusak nilai-nilai sosial budaya
lokal.
Di sisi lain, globalisasi juga berdampak positif terhadap
identitas budaya Fakta nya, globalisasi seringkali tidak
menghancurkan nya sama sekali identitas budaya, melainkan
penciptaan dan perluasan identitas budaya. Hal seperti itu Ini
bisa terjadi terutama karena nilai-nilai global (dari negara
maju) tidak selalu diterima oleh negara berkembang . Indonesia
sedang mengalami perubahan sosial budaya yang
berkelanjutan, didorong oleh inovasi di bidang
PENGETAHUAN dan terbukanya informasi dari berbagai
sumber, mengarah ke pola lama dan Pola-pola baru dalam
masyarakat memunculkan pola masyarakat Tidak seperti
sebelumnya.
Dalam konstruksi sekolahan sebagai bagian dari pilar sistem
sosial-budaya, maka peranan pendidikan di sekolahan sangat
vital dalam membentuk identitas kultural bagi bangsa
Indonesia.
2
Pawito (2013) mendasarkan pada pandangan Rummens
(2001) menyatakan bahwa identitas kultural biasanya dirasakan
sangat penting oleh warga masyarakat/bangsa bersangkutan di
mana pun terutama karena identitas kultural dapat berfungsi,
selain sebagai (a) penanda atau pembeda karakter bangsa, juga
berfungsi sebagai (b) pengikat kebersamaan (yang
mempersatukan segenap warga komunitas), sebagai (c)
kekayaan bangsa (warisan budaya yang memberikan semacam
roh yang karena itu harus senantiasa dipelihara, dilestarikan
dan dikembangkan), dan juga sebagai (d) kekuatan yakni
kekuatan penggerak dalam kehidupan dan mencapai tujuan
baik secara internal sesama warga komunitas maupun eksternal
ketika berinteraksi dengan masyarakat/bangsa lain.
Untuk mengatasi pengaruh kebudayaan Asing terhadap
kebudayaan Indonesia, khususnya untuk membentengi
kalangan remaja dari pengaruh negatif melibatkan semua pihak
terutama pemerintah dan keterlibatan orang tua di rumah.
Peran Pemerintah harus mampu mengambil kebijakan
strategis dengan melakukan restrukturisasi sistem pendidikan,
khususnya yang berkaitan dengan kurikulum. Secara umum,
setiap sekolah menerapkan sistem pendidikan pengetahuan
agama kepada generasi muda dengan hanya dua jam pelajaran
per minggu. Semacam. Pemerintah harus menata ulang sistem
pendidikan untuk mendorong kreativitas guru dalam penelitian.
3
Pengkajian dan pemahaman agama tidak hanya terkonsentrasi
pada bidang studi agama yang dianggap tidak mencukupi
waktunya, tetapi guru setiap mata pelajaran umum juga dapat
mengajarkan nilai-nilai agama di depan anak didik nya.
Peranan orang tua dan keluarga adalah lingkungan di mana
anak-anak menghabiskan sebagian besar waktu mereka. Orang
tua merupakan figur utama dalam keluarga dan memiliki
tanggung jawab terbesar bagi masa depan anak dan anggota
keluarga lainnya.
Oleh karena itu, lingkungan keluarga mempunyai pengaruh
yang besar terhadap perilaku atau karakter moral anggota
keluarga, terutama anak-anak. Lingkungan keluarga dan
lingkungan sosial harus tetap berpikir positif dalam artian
orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang
yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”.
Orangtua harus bisa mengambil porsi lebih banyak diantara
porsi yang lainnya. Peran orang tua sangat amat dibutuhkan,
selain mengawasi anak-anak dan dengan siapa dia bergaul,
tetapi sesekali orang tua harus turun langsung mengawasi anak-
anaknya agar jangan sampai anak-anaknya bisa salah gaul.
4
BAB 2
PENGARUH KEBUDAYAAN ASING TERHADAP
KEBUDAYAAN INDONESIA DI KALANGAN REMAJA
Indonesia di kenal sebagai negara multi etnis dan agama,
dari situlah Indonesia memiliki ragam Budaya yang berbeda-
beda. Di setiap budaya tersebut terdapat nilai-nilai sosial dan
seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan Indonesia
kini kian memudar secara perlahan. Hal ini dikarenakan
semakin berkembangnya teknologi yang akhirnya dapat
memberikan dampak negatif terhadap kebudayaan asli
Indonesia. Dengan banyak berkembangnya media elektronik,
kebudayaan barat dapat dengan mudah masuk ke
Indonesia,sehingga mulai mengubah pola pikir dan prilaku
masyarakat Indonesia.
Kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia sebenarnya
memiliki dampak positif dan negatif bagi masyarakat
Indonesia. Dampak positif misalnya, kreatifitas, inovasi
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hidup disiplin
dan profesionalitas dalan lain-lain. Nasmun dalam karya tulis
lebih fokus pada dampak negatif kebudayaan asing terhadap
kebudayaan Indonesia khususnya di kalangan remaja.
Dampak negatifnya kebudayaan asing atau barat terhadap
masyarakat Indonesia khususnya kalangan remaja sudah
sampai tahap memprihatinkan karena ada kecenderungan para
remaja sudah melupakan kebudayaan bangsanya sendiri.
Budaya ikut-ikutan atau latah terhadap cara berpakaian
5
misalnya. Para remaja tidak ingin ingin dikatakan kuno,
kampungan kalau tidak mengikuti cara berpakaian ala barat
karena dinilai modern, tren dan mengikuti perkembangan
zaman meski memperlihatkan auratnya yang dilarangan oleh
ajaran agama maupun bertentangan dengan adat istiadat
masyarakat secara turun temurun.
Selain cara berpakaian dan mode, pergaulan bebas dan
cara berhurahura di kalangan remaja yang di lihat sebagi
prilaku yang menyimpang baik secara agama maupun sosial
juga menjadi masalah bagi kebudayaan di Indonesia.
Umumnya kalangan remaja Indonesia berperilaku ikut-
ikutan tanpa selektif sesuai dengan nilai-nilai agama yang di
anut dan adat kebiasaan yang mereka miliki. Para remaja juga
merasa bahwa kebudayaan di negerinya sendiri terkesan jauh
dari moderenisasi. Sehingga para remaja merasa gengsi kalau
tidak mengikuti perkembangan zaman meskipun bertentangan
dengan nilainilai ajaran agama dan budayanya. Sehingga pada
akhirnya para remaja lebih menyukai kebudayaan barat,
dibandingkan dengan kebudayaan kita sendiri.
6
BAB 3
UPAYA MENGATASI DAMPAK NEGATIF BUDAYA
ASING
Untuk mengatasi pengaruh kebudayaan Asing terhadap
kebudayaan Indonesia, khususnya untuk membentengi
kalangan remaja dari pengaruh negatif diperlukan pelibatan
semua pihak terutama pemerintah dan tokohtokoh masyarakat
seperti, para ulama budayawan serta keterlibatan orang tua di
rumah.
Peranan Pemerintah
Pemerintah hendaknya dapat mengambil kebijakan strategis
melalui penataan ulang sistem pendidikan terutama mengenai
pengaturan kurikulum. Umumnya di setiap sekolah
menerapkan sistem pengajaran pengetahuan mengenai ilmu
keagamaan kepada para remaja sekolah dengan waktu yang
berjalan selama dua jam dalam se-minggu saja. Tentu saja ini
kurang memadai waktunya untuk mengharapkan sebuah
perubahan prilaku siswa sehingga memerluikan penambahan
jam pelajaran atau kreatifitas guru bidang studi tersebut dalam
bentuk kegiatan keagamaan di lingkungan sekolah seperti
kegiatan pengajian atau kajian-kajian tematik menurut
pandangan agama. Sebaiknya pemerintah menata ulang sistem
pendidikan dan mendorong kreatifitas guru bidang studi.
7
Mengenai pelajaran dan pemahaman keagamaan
sesungguhnya tidak hanya terpaku pada bidang study agama
yang dinilai waktunya kurang memadai tersebut tetap setiap
guru mata pelajaran umum juga dapat memasukkan nilainilai
agama ketika mengajar di hadapan siswanya. Misalnya, mata
pelajaran geografi, guru dapat menjelaskan kekuasaan Tuhan
menciptakan langit dan bumi, sejarah perjuangan nasional yang
dipelopori atau dimpin oleh ulama atau pejuang Islam seperti
Pengeran Diponegoro, Sultan Hasanuddin dan lainnya. Tokoh-
tokoh pejuang tersebut sekaligus merupakan bentuk perlawan
terhadap penjajahan negara asing yang inin menguasai wilayah
dan sumber daya ekonomi Indonesia juga sekaligus
menyebarkan kebuadyaannya.
Peranan Tokoh Agama dan Budaya
Peranan para ulama dan budayawan melalui program kerja
organisasi keaagamaan dan sanggar-sanggar budaya sangat
strategis untuk menangkal masuknya budaya asing dalam
masyarakat khususnya kalangan generasi muda. Keterlibatan
para tokoh agama dan budaya melalui program kerja organisasi
keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah
dan yang lainnya dapat diarahkan pada pembuinaan remaja
agar memiliki ketahanan budaya yang berbasis agama. Begitu
juga peranan para budayawan dan seniman melalui organisasi
atau sanggar seni dapat merancang program kerja yang
diminati oleh kalangan remaja sehingga mereka tidak tertarik
dengan budaya hura-hura yang datang dari budaya asing.
8
Kalau hal ini dapat diperankan secara maksimal oleh para
tokoh agama dan budayawan, maka pola pembinaan generasi
muda dapat diarahkan kepada penanaman nilai-nilai Pancasila
dan ajaran agama yang lebih terarah dan terukur, baik dari
kegiatan-kegiatan internal sekolah seperti pada proses belajar-
mengajar maupun di luar sekolah seperti remaja masjid,
kesenian dan budaya. Dengan adanya kebijakan ini remaja juga
dapat berinterksi sosial secara langsung dengan masyarakat
sebagai pelaku sosial.
Peranan orang tua dan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan anak yang paling banyak
waktunya. Orang tua adalah figur utama dalam keluarga yang
paling bertanggujawab terhadap masa depan anak-anak dan
anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, lingkungan keluarga
sangat berkontribusi terhadap kualitas prilaku atau akhlak
anggota keluarga terutama anakanaknya. Lingkungan keluarga
dan lingkungan sosial harus tetap beriklim positif dalam artian
orang-orang yang ada dalam sekitar kita harus orang-orang
yang “tidak membawa kita kedalam kesesatan”. Orangtua harus
bisa mengambil porsi lebih banyak diantara porsi yang lainnya.
Peran orang tua sangat amat dibutuhkan, selain mengawasi
anak-anak dan dengan siapa dia bergaul, tetapi sesekali orang
tua harus turun langsung mengawasi anak-anaknya agar jangan
sampai anak-anaknya bisa salah gaul. Pada masyarakat modern,
seorang remaja sangat tergantung pada cara orang tua atau
keluarga mendidiknya. Melalu interaksi dalam keluarga, remaja
akan mempelajari pola perilaku, sikap, keyakinan dan cita-cita
dan nilai dalam keluarga dan masyarakat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Putu Sadhvi Sita. (2013). Pengaruh Kebudayaan Asing
Terhadap Kebudayaan Indonesia di Kalangan Remaja.
4212100116 – PTIK 18 , 1-22.
Ravik Karsidi. (2017). Buaya likal dalam liberalisasi
pendidikan. The Journal of Society & Media, Vol. 1(2)
19-34 , 1-16.
Yuli sectio rini. (n.d.). pendidikan: hakekat, tujuan, dan proses.
1-13.
Sidi Gazalba, Islam & Perubahan Sosio budaya. Jakarta :
Pustaka AlHusna, 1983. Zianuddin Sardar, Tantangan
Dunia Islam Abad 21. Bandung : Mizan, 1988. Kun
Maryati, Juju Suryawati, Sosiologi untuk SMA dan MA
kelas X.Jakarta : Erlangga, 2001.
10