JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE 7 MODUL 2.3 COACHING SUPERVISI AKADEMIK SANDI KISAH TUNGGARAWATI, S.Pd CALON GURU PENGGERAK ANGKATAN 9 SMA NEGERI 1 CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN KE 7 MODUL 2.3 COACHING SUPERVISI AKADEMIK Assalamu alaikum wr wb….. Salam guru – guru hebat…… Dalam mengerjakan tugas ini saya menggunakan model refleksi yang dikembangkan oleh Dr. Roger Greenaway. Diantaranya yaitu facts (peristiwa), feelings (perasaan), finding (pembelajaran), dan future (penerapan). FACTS Pada pembelajaran modul 2.3 coaching supervisi akademik. Mulai dari diri menjawab beberapa pertanyaan di LMS sebagai refleksi individu terkait supervisi akademik yang pernah dilaksanakan di sekolah calon guru penggerak. Setelah itu memasuki alur kedua yaitu eksplorasi konsep, pada alur eksplorasi konsep calon guru penggerak belajar secara mandiri melalui materi-materi yang disajikan dalam forum LMS diantaranya konsep coaching secara umum dan coaching dalam dunia pendidikan, paradigma berpikir dan prinsip coaching, kompetensi inti coaching dan alur TIRTA sebagai percakapan coaching dan supervisi akademik dengan paradima coaching. Memasuki alur ketiga yaitu ruang kolaborasi yang dibagi menjadi dua sesi, ruang kolaborasi ini dipandu oleh fasilitator. Ruang kolaborasi sesi pertama dimulai dengan refleksi materi pada eksplorasi konsep sejauh mana pemahaman calon guru penggrak pada materi tentang coaching supervisi akademik. Kemudian kesepakatan kelas dalam pembelajaran dan diskusi kelompok berdasarkan kelompok yang telah dibagi yaitu praktek sesi latihan melakukan coaching dengan rekan sejawat. Dilanjutkan dengan ruang kolaborasi sesi kedua yaitu kami calon guru penggerak diminta mempraktikan coaching dan saling menilai serta merefleksi praktik coaching yang dilakukan. Alur yang keempat yaitu demontrasi kontekstual yaitu calon guru penggerak diminta untuk mempraktikan coaching dengan satu orang observer. Dalam satu kelompok terdiri dari tiga orang calon guru penggerak dengan peran yang bergantian yaitu menjadi observer, coach, dan coachee. Selanjutnya alur yang kelima adalah elaborasi pemahaman bersama instruktur, pada alur ini calon guru penggerak mendapat penguatan tentang materi coaching supervisi akademik. Selanjutnya alur yang keenam adalah koneksi antar materi mengaitkan materi coaching supervisi akademik dengan pembelajaran berdeferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosional . Alur terakhir dari alur merdeka adalah aksi nyata. Pada aksi nyata ini calon guru penggerak diminta untuk melakukan supervisi kepada rekan sejawat dan menerapkan teknik coaching dalam pelaksanaan supervisi akademik di sekolah. FEELINGS Pada modul 2.3 ini coaching dalam supervisi akademik. Sebelum mempelajari tentang coaching saya berpikir coaching adalah kegiatan pelatihan yang diberikan dari coach kepada murid atau guru. Saya juga berpikir ketika proses coaching, coach dapat memberikan solusisolusinya kepada murid atau guru yang menjadi coacheenya. Setelah mempelajari coaching ternyata coaching adalah sebuah proses kolaborasi yang membangun kemitraan antara seorang coach dan coachee sehingga dari hubungan kemitraan ini dapat menggali dan mengidentifikasikan masalah agar coachee dapat terbantu dalam mencari solusi atas permasalahannya melalui diskusi efektif dengan alur TIRTA. Setelah mempelajari modul ini
saya mengetahui bahwa dalam proses coaching seorang coach tidak memberikan solusi akan tetapi coach membantu coachee melalui pertanyaan- pertanyaan berbobot dan terbuka yang diberikan untuk menstimulus coachee menemukan solusi atas permasalahannya. Coaching bertujuan menuntun coachee untuk menemukan ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi atau pencapaian tujuan yang dikehendaki. Coaching membangun kemitraan yang setara dan coachee sendiri yang mengambil keputusan. Coach hanya menghantarkan melalui mendengarkan aktif dan memberikan pertanyaan yang berbobot dan terbuka coacheelah yang membuat keputusan dan menemukan solusi sendiri atas permasalahannya. Coaching merupakan ikatan hati antara seorang coach dan coachee karena pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog yang terjadi secara emansipasif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan. Sebagai seorang pendidik maupun pemimpin pembelajaran memiliki kemampuan coaching ini sangat diperlukan karena seorang pemimpin pembelajaran ataupun pemimpin sekolah harus dapat mengidentifikasi kebutuhan pengembangan kompetensi diri dan orang lain dengan menggunakan pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan tersebut. Salah satu pendekatan yang sesuai kebutuhan dan dengan paradigma berpikir memberdayakan adalah teknik coaching. FINDINGS Pembelajaran yang didapatkan dalam modul ini banyak sekali diantaranya 1. Memahami bahwa coaching sebagai sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee. 2. Dalam melakukan coaching membangun kemitraan antara coach dan coachee sehingga dalam proses coaching terdapat ikatan hati dan kasih persaudaraan sesuai dengan paradigma among Ki Hadjar dewantara. 3. Coaching menuntun coachee untuk menemukan solusi dari permasalahannya dengan pertanyaan-pertanyaan berbobot yang diberikan oleh coach. 4. Kompetensi coaching diantaranya adalah kehadiran penuh (presense), mendangarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot. Ketiga kompetensi ini aling terkait satu ssama lainnya. 5. Alur percakapan yang digunakan dalam coaching diantaranya adalah alur TIRTA yaitu menanyakan tujuan yang ingin dicapai coachee, identifikasi, rencana aksi, dan tanggung jawab. 6. Paradigma berpikir coaching diantaranya fokus pada coachee, bersikap terbuka dan ingin tahu, memiliki kesdaran diri yang kuat, dan mampu melihat peluang baru dan masa depan. 7. Prinsip coaching diantaranya kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi yang dimiliki oleh coachee. 8. Prinsip-prinsip supervisi akademik dengan paradigma berpikir coaching diantaranya kemitraan, konstruktif, terencana, reflektif, objektik, berkesinambungan dan kmprehensif. 9. Membangun kemitraan pada saat supervisi akademik dengan percakapan pra observasi, observasi, dan pasca observasi.
10. Proses coaching yang berhasil akan menghasilkan kekuatan bagi coach dan coachee untuk mengembangkan diri secara berkesinambungan. FUTURES Setelah pembelajaran pada modul ini penerapan dan perubahan yang ingin saya lakukan adalah : 1. Menerapkan coaching dalam supervisi akademik. 2. Menginformasikan kepada warga sekolah atau teman sejawat tentang coaching supervisi akademik 3. Dengan mempelajari modul ini saya akan menerapkan coaching kepada murid dan rekan sejawat manambah intensitas melakukan coaching agar kompetensi coaching semakin terlatih meningkat. 4. Mempelajari coaching dari sumber atau literature lainnya. FOTO – FOTO SELAMA KEGIATAN
TERIMA KASIH SALAM GURU – GURU HEBAT