The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Kunci Jawaban Kisi-Kisi Ujian Komprehensif (1)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by rizkianatasa, 2021-08-19 08:27:44

uji kompre

Kunci Jawaban Kisi-Kisi Ujian Komprehensif (1)

SOAL UJI KOMPREHENSIF

CP 1
1. Bagaimana kabar saudara? Apakah hari ini saudara siap untuk mengikuti uji komprehensif?

Jawaban :
Assalammualaikum Bapak Dian dan Ibu Karlimah selaku dosen penguji. Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah
kondisi saya saat ini sehat dan Insya Allah siap mengikuti ujian komprehensif pada hari ini.

2. Persiapan apa saja yang sudah saudara lakukan untuk menghadapi uji komprehensif ?
Jawaban :
Persiapan yang saya lakukan dalam menghadapi uji komprehensif pada hari ini :
1) Berdoa pada Allah, agar diberi kemudahan dalam menjawab pertanyaan Bapak/Ibu dosen penguji.
2) Membaca Modul-modul pedagogis, profesional, dan modul advance yang sebelumnya sudah saya unduh
semenjak awal PPG.
3) Membaca secara cermat 3 set perangkat pembelajaran yang telah saya buat pada kegiatan pada point 3.
Perancangan Perangkat Pembelajaran.
4) Berdiskusi dengan teman-teman satu kelompok dalam group WAG mengenai tugas-tugas dalam PPG Daljab
ini.
5) Membaca referensi dari sumber-sumber internet, berdiskudi dengan rekan kerja dan guru senior terkait
permasalahan tugas-tugas yang saya hadapi dalam PPG Daljab
6) Mengikuti arahan, saran, serta petunjuk dari dosen pembimbing dan guru pamong dalam mempersiapan ujian
komprehensif ini.

CP 2
1. Jelaskan klasifikasi kognitif menurut Bloom dan Anderson, terkait dengan representasi kemampuan berpikir

HOTS?
Jawaban :
Bloom, atau Benjamin S. Bloom, merupakan seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat yang membuat
suatu klasifikasi berdasarkan urutan keterampilan berpikir dalam suatu proses yang semakin lama semakin tinggi
tingkatannya. Konsep ini kemudian disempurnakan oleh salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin
Anderson. Anderson merevisi taksonomi Bloom pada tahun 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada tahun
2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Selanjutnya disempurnakan kembali oleh Krathwohl (2001) seorang
ahli psikologi aliran kognitivisme yang memperbaiki taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman.
Klasifikasi kognitif menurut Bloom dan Anderson, terkait dengan representasi kemampuan berpikir HOTS yakni
adanya pembagian kemampuan dalam dua level yakni :
(1) Low Order Thinking skills (LOTs), yang termasuk dalam kategori ini adalah mengingat, memahami, dan

mengaplikasikan
(2) High Order Thinking skills (HOTs), yakni menganalisis, mengevaluasi, dan berkreasi
Berikut disajikan pada bagan klasifikasi kognitif

. Selanjutnya dalam pembelajaran, kedua level LOTs dan HOTs tersebut

dicirikan dengan menggunakan kata kerja operasional (KKO).
(1) Mengingat

Mengenali, daftar, menjelaskan, mengidentifikasi, mengambil,
penamaan, mencari, menemukan
(2) Memahami
Meringkas, menyimpulkan, parafrase, mengklasifikasi,
membandingkan, menjelaskan, mencontohkan
(3) Mengaplikasikan
Menerapkan, melaksanakan, menggunakan, melaksanakan
(4) Menganalisis
Membandingkan, mengorganisir, dekonstruksi, menghubungkan,
menguraikan, menemukan, penataan, mengintegrasikan
(5) Mengevaluasi
Memeriksa, mengkritisi, percobaan, penilaian, pengujian,
mendeteksi, monitoring
(6) Berkreasi
merancang, membangun, perencanaan, menghasilkan,
menciptakan, merancang, membuat

2. Kata kerja operasional apakah yang biasa digunakan untuk mempresentasikan kemampuan berpikir HOTs?
Jawaban :
Berdasarkan revisi taksonomi Bloom oleh Anderson, kata kerja operasional yang digunakan untuk
mempresentasikan kemampuan berpikir HOTs terletak pada C4 - C6.

3. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang berorientasi pada HOTS, dari aspek penyusunan indikator?
Jawaban :
Indikator adalah adalah perilaku yang dapat diukur atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi
dasar (KD) tertentu yang telah menjadi acuan penilaian pada suatu mata pelajaran. Agar RPP yang disusun
berorientasi HOTS, maka lakukan hal-hal berikut ini :
(1) Memahami secara cermat KKO (kata kerja operasional) dari C1-C6
(2) Menelaah Kompetensi Dasar (KD) secara teliti, hal ini dilakukan karena indikator dirumuskan dari
Kompetensi Dasar (KD).
(3) Mencocokan dengan kata kerja yang merujuk pada C4-C6, gunakan kata kerja operasional (KKO) yang
dapat diukur.
(4) Rumuskan dalam kalimat yang simpel, jelas dan mudah dipahami.
(5) Tidak menggunakan kata yang bermakna ganda.
(6) Hanya mengandung satu tindakan.
(7) Memperhatikan karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah, masyarakat dan
lingkungan/daerah.

4. Apakah pemberdayaan kemampuan berpikir HOTS hanya terjadi pada bagian evaluasi saja?
Jawaban :
Pemberdayaan kemampuan berpikir HOTS tidak hanya terjadi pada bagian evaluasi saja. Kemampuan berpikir
HOTs dapat diberdayakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Peserta didik di dorong mampu membangun
kemampuan berpikir kritisnya melalui stimulus model-model pembelajaran yang dirancang guru. Misal,
menggunakan Problem Based Learning (PBL) yang dapat menstimulus peserta didik berpikir kritis dimulai dari
persoalan yang ada di lingkungan ia berada. Atau menggunakan pendekatan discovery learning, yakni belajar
penemuan yang mendorong peserta didik membangun pengetahuan melalui pengalaman, eksperimennya, dan juga
mencoba-coba .

5. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang berorientasi pada HOTs, dari aspek penyusunan proses (langkah)?
Jawaban :
Sebenarnya dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru tidak hanya memuat HOTS akan
tetapi harus muncul empat macam yaitu (PPK, Literasi, 4C/keterampilan abad 21, dan HOTS) maka perlu
kreatifitas guru dalam meramunya. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun RPP berbasis HOTs yakni : ini.
Langkah-langkah menyusun RPP berbasis HOTs sebagai berikut :
(1) Menentukan Kompetensi Dasar (KD), cermati dan analisis apakah dapat dikembangkan menjadi indikator
HOTs atau tidak.

(2) Menentukan KKO yang HOTS pada indikator KD-nya. KKO HOTS dimulai dari level kognitif C4
Menganalisis

(3) Menentukan model, strategi, atau pendekatan pembelajaran yang mampu menstimulus peserta didik berperan
aktif dalam proses pembelajaran.

(4) Menyusun kegiatan pembelajaran mulai dari pendahuluan, inti, dan penutup yang Mendorong aktivitas fisik
dan mental peserta didik lebih tinggi. Mendorong kreatifitas peserta didik memecahkan masalah dan menemukan
solusi.Terbuka peluang bagi peserta didik menggunakan teknik, media, dan peralatan yang beragam. Peserta didik
menggunakan pengetahuan, emosi, keterampilan, dan ekspresi lainnya dari sudut pandang beragam.

(5) Pengetahuan yang dikembangkan pada dimensi konseptual dan procedural yang mendorong tumbuhnya
keterampilan metakognitif.

(6) RPP didesain dalam kondisi nyata/hampir nyata, situasi baru yang terduga, hingga situasi baru yang tak terduga

6. Apakah RPP saudara sudah berorientasi untuk memberdayakan kemampuan berpikir HOTS? Harap ditunjukkan.
Jawaban :
Buka RPP set 3, tunjukkan kepada dosen penguji

CP 3
1. Bagaimana cara mengembangkan materi ajar dari dokumen kurikulum?

Jawaban :
a. Merujuk pada website Dikmenjur, materi ajar merupakan seperangkat materi/substansi pelajaran yang disusun

secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan materi ajar memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi atau kompetensi
dasar secara runtut dan sistematis, sehingga secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara
utuh dan terpadu.
b. Materi ajar bertujuan untuk membantu siswa dalam mempelajari sesuatu, menyediakan berbagai jenis pilihan
materi ajar, memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta agar kegiatan pembelajaran menjadi
lebih menarik.
c. Manfaat materi ajar adalah membantu pelaksanaan belajar mengajar, dapat diajukan sebagai karya yang dinilai
untuk menambah angka kredit guru untuk keperluan kenaikan pangkat, selanjutnya akan menambah
penghasilan guru apabila hasil karangannya diterbitkan.
d. Jenis materi ajar, antara lain:
(1) Materi ajar cetak: ialah materi yang dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk, diantaranya handout, buku,

modul, evaluasi, lembar kegiatan siswa, brusur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/market.
(2) Materi Ajar dengar: di antaranya, kaset, radio.
(3) Materi ajar pandang dengar: diantaranya, video, orang/narasumber.
(4) Materi ajar interaktif: berupa kombinasi dari dua buah meteri ajar, yaitu, audio dan visual. Contohnya

dapat berupa, teks, grafik, dan sebagainya.
Cara mengembangkan materi ajar dari dokumen kurikulum yakni :
(1) Menganalisis kurikulum

Menganalisis kurikulum berujuan untuk menentukan kompetensi mana yang memerlukan materi ajar, caranya
dengan mempelajari standar kompetensi, kompetensi dasar, kemudian membuat indikator yang disesuaikan
dengan level pengetahuan (kognitif,afektif, psikomotorik), karakter peserta didik dan lingkungan belajar
peserta didik.
(2) Menganalisis sumber belajar
Analisis dilakukan terhadap ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan dalam memanfaatkannya. Caranya
adalah menginventarisasi ketersediaan sumber belajar yang dikaitkan dengan kebutuhan. Termasuk juga di
dalamnya menganalisis kompetensi guru sebagai sumber belajar.
Sumber-sumber belajar :
- Referensi buku teks
- Referensi artikel, jurnal, dan juga sumber dari berbagai website yang berkaitan dengan materi yang akan

diajarkan
- Pakar atau ahli bidang studi penting digunakan sebagai sumber bahan ajar yang dapat dimintai konsultasi

mengenai kebenaran materi atau bahan ajar,ruang, lingkup, kedalaman serta urutannya
- Professional yaitu orang-oarang yang bekerja pada bidang tertentu atau orang yang sudah ahli dibidang

tertentu
- Lingkungan, lingkungan alam, sosial, senibudaya, dan kehidupan sehari-hari peserta didik
(3) Adaptasi materi ajar
Adaptasi materi ajar adalah membuat perubahan terhadap materi yang sudah ada dalam rangka
memperbaikinya atau menjadikannya lebih cocok untuk disampaikan kepada peserta didik.

(4) Adopsi materi ajar
Adopsi materi ajar bertujuan untuk menentukan (mengevaluasi) apakah materi ajar yang dibuat sesuai dengan

tujuan pembelajaran, unsur motivasi cukup dalam materi tersebut, isinya sesuai, urutannya benar, semua
informasi yang dibutuhkan tersedia, latihan soal tersedia, mengandung umpan balik, panduan diberikan secara
memadai.
(5) Membedah KD, membuat indikator, dan tujuan pembelajaran
Pada tahap ini guru mengembangkan indikator baik dalam level LOTs atau HOTs, dari indikator
dikembangkan kembali menjadi tujuan pembelajaran. Selanjutnya guru mempersiapkan materi ajar sesuai
dengan pengembangan indikator dan tujuan pembelajaran

2. Bagaimana cara mengajarkan materi yang berkategori sebagai :
a. Fakta
b. Konsep
c. Prosedur
Jawaban :
a. Materi fakta : segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa
sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya.
Cara menyajikan fakta dalam proses pembelajaran yakni :
(1) Pertama, sajikan materi fakta dengan lisan, tulisan, atau gambar.
(2) Kemudian berikan bantuan kepada peserta didik untuk menghafal. Bantuan diberikan dalam bentuk
penyampaian secara bermakna, menggunakan jembatan ingatan, jembatan keledai, atau mnemonics,
asosiasi berpasangan, dan sebagainya.
Contoh lain penggunaan jembatan keledai atau jembatan ingatan untuk IPS Geografi:
 PAO-HOA (Panas, April-Oktober, Hujan OktoberApril)
 Untuk menghafal, nama-nama planet dalam tata surya kita MERVEBUM-MAYUSAT-URNEP
(Merkurius,Venus, Bumi- Mars, yupiter, Saturnus- Uranus, Nepptunus)
 Untuk menghafal, nama-nama bulan yang berumur 30 hari digunakan AJSN atau penulisannya
AJuSeNo (April, Juni, September, November) dan lain-lainnya
(3) Bantuan penyampaian materi fakta secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk
membantu menghafal. Sebagai contoh, untuk menghafal jenis-jenis sumber belajar digunakan cara berpikir:
apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat, teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka
berpikir tersebut, jenis-jenis sumber belajar diklasifikasikan menjadi: pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan
lingkungan.
b. Materi konsep : materi pembelajaran jenis konsep adalah materi berupa definisi atau pengertian.Tujuan
mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham, dapat menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan,
membandingkan, menggeneralisasi, dan sebagainya.
Langkah-langkah mengajarkan konsep: pertama, sajikan konsep, kedua berikan bantuan (berupa inti isi, ciri-
ciri pokok, contoh dan bukan contoh), ketiga berikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari
contoh lain, keempat berikan umpan balik, dan kelima berikan tes.
c. Materi prinsip : berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium,
postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat.
Langkah-langkah mengajarkan atau menyampaikan materi pembelajaran jenis prinsip adalah:
 sajikan prinsip
 berikan bantuan berupa contoh penerapan prinsip
 berikan soal-soal latihan
 berikan umpan balik
 berikan tes.

3. Materi ajar memiliki dua katagori yaitu normal (umum) dan advance. Untuk siapa materi advance itu disusun?
Mengapa demikian?
Jawaban :
Materi biasa (umum) adalah materi yang mengandung pengetahuan secara umum, biasanya diberikan kepada
peserta didik.
Materi advance adalah materi essensial, pengayaan, dan juga pengembangan dari materi umum. Materi advance
berisi konsep dan pengetahuan yang lebih dalam. Materi ini diberikan untuk guru sebagai bekal saat mengajar agar
informasi yang diberikan saat mengajar lebih mendalam, detail, dan runtut. Materi advance juga dapat digunakan
sebagai acuan pengembangan materi ajar berbasis HOTs.

4. Bagaimanakah saudara menguraikan materi advance material pada RPP yang saudara kembangkan?
Jawaban :
Dalam RPP yang saya buat, materi advance saya sajikan dalam bentuk materi fakta, konsep dan prosedur. Ketiga
elemen materi tersebut saya atur dalam sesi pembukaan, inti dan penutup. Pada bagian pembukaan, setelah
kegiatan apersepsi saya menyajikan gambar yang menjadi pembuka awal penanaman materi fakta. Materi fakta ini
saya kolaborasikan dengan materi prinsip, berupa ajuan pertanyaan-pertanyaan pretest. Pada bagian inti, materi
advance saya uraikan dalam materi konsep dan prinsip. Pada sesi ini saya mendorong peserta didik untuk

mempelajari definisi atau pengertian.Tujuan mempelajari konsep adalah agar peserta didik paham, dapat
menunjukkan ciri-ciri, unsur, membedakan, membandingkan, menggeneralisasi, dan sebagainya. Langkah-langkah
yang saya lakukan yakni dengan: (1) menyajikan konsep, (2) memberikan bantuan (berupa inti isi, ciri-ciri pokok,
contoh dan bukan contoh, (3) memberikan latihan (exercise) misalnya berupa tugas untuk mencari contoh lain, (4)
memberikan umpan balik, dan (5) memberikan tes. Saya juga memberikan bantuan penyampaian materi fakta
secara bermakna, misalnya menggunakan cara berpikir tertentu untuk membantu menghafal. Sebagai contoh, untuk
menghafal jenis-jenis sumber belajar digunakan cara berpikir: apa, oleh siapa, dengan menggunakan bahan, alat,
teknik, dan lingkungan seperti apa? Berdasar kerangka berpikir tersebut, jenis-jenis sumber belajar diklasifikasikan
menjadi: pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan. Barulah pada sesi penutup, materi advance saya sajikan
dalam bentuk post test untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik.

5. Dari 4 unsur keterampilan abad 21 (critical, Creative, Colaboratif) unsur manakah yang menunjang untuk
diterapkan dalam pembelajaran? Apakah alasannya? Bagaimanakah langkah – langkah pembelajarannya?
Jawaban :
Empat kompetensi yang harus dimiliki siswa di abad 21 yang disebut 4C yakni:
(1) Critical Thinking and Problem Solving (berpikir kritis dan menyelesaikan masalah),
(2) Creativity (kreativitas),
(3) Communication Skills (kemampuan berkomunikasi), dan
(4) Ability to Work Collaboratively (kemampuan untuk bekerja sama).
Keempat unsur tersebut saling berkaitan dan dapat menunjang ketercapaian proses pembelajaran. Alasannya,
keempat keterampilan abad 21 tersebut bertujuan untuk mengembangkan bakat, minat, dan potensi
peserta didik agar berkarakter, kompeten dan literat. Dalam pembelajaran berbasis kurikulum 2013,
keempat keterampilan tersebut terintegrasi dalam konsep Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), literasi, dan
scientific.
Langkah-langkah memasukkan kecerdasan abad 21 dalam proses pembelajaran sebagai berikut :
(1) Guru merancang RPP yang menggunakan pendekatan saintifik meliputi: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi , menalar/mengasosiasikan dan mengkomunikasikan.
(2) Guru mengupayakan mengangkat isu di sekitar lingkungan peserta didik sebagai sumber belajar, sehingga
pembelajaran berbasis masalah menjadi fakta nyata yang mudah dipahami peserta didik.
(3) Guru mencoba menelaah kompetensi dasar dan kemudian mengembangkan ke dalam indikator yang merujuk
pada level C4-C6, dalam hal ini guru berusaha mengembangkan indikator berbasis HOTs. Tujuannya agar
planing pembelajaran mengarah pada proses berpikir kritis.
(4) Guru berupaya mengintegrasikan teknologi, pedagogis, dan konten materi menjadi satu kesatuan
ketika menyajikan pembelajaran. Guru menjadi fasilitator yang berbagi peran dengan peserta didik.
Dalam proses pembelajaran peran guru tidak lagi mendominasi dalam kegiatan proses pembelajaran,
guru hanya berperan sebagai fasilitator, mentor, kolaborator atau sebagai teman peserta didik dalam
pembelajaran. Peserta didik dituntut untuk mencari dan menggali sendiri pengetahuan yang harus
mereka kuasai dengan arahan dan bimbingan guru melalui fasilitas TIK yang digunakan.

6. Berikan contoh bahwa suatu pembelajaran telah memberdayakan kemampuan berpikir kreatif
Jawaban :
Contoh bahwa suatu pembelajaran telah memberdayakan kemampuan berpikir kreatif saya rujuk dari hasil
penelitian yang dilakukan oleh Jamaluddin dari Universitas Mataram. Berdasarkan laporan penelitian yang
dilakukan, pembelajaran dengan strategi, model, dan metode tertentu dapat mendorong peserta didik berpikir kreatif.
Dalam penelitian Jamaludin, upaya pengembangan kemampuan berpikir siswa dapat dilakukan dengan menerapkan
berbagai strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran dimaksud diantaranya adalah pembelajaran Pengembangan
Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP), pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), dan pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Hasil penelitian pada SD, SMP, dan SMA di Malang,
menunjukkan bahwa strategi pembelajaran tersebut telah terbukti secara signifikan mengembangkan kemampuan
berpikir siswa dan pemahaman konsep IPA. Dapat disimpulkan dari artikel laporan penelitian tersebut, seorang guru
hendaknya berupaya menyajikan pembelajaran dengan menggunakan variasi strategi, metode, ataupun model
pembelajaran agar dapat mendorong peserta didik berpikir kreatif.
# sumber: https://media.neliti.com/media/publications/103344-ID-kemampuan-berpikir-kreatif-siswa-sd-dala.pdf

7. Berikan contoh bahwa suatu pembelajaran telah memberdayakan kemampuan kolaboratif.
Jawaban :
Contoh suatu pembelajaran telah membedayakan kemampuan kolaboratif pernah saya praktikan ketika

menggunakan pembelajaran kooperatif menggunakan STAD (Student Teams Achievement Division). Langkah-
langkah STAD yang saya lakukan sebagai berikut:
a. Membentuk kelompok yang beranggotakan 4 - 5 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis

kelamin, suku, dll)
b. Guru menyajikan pelajaran
c. Guru memberikan tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggota

kelompok yang sudah memahami materi, diharapkan menjelaskan apa yang sudah dimengertinya kepada
anggota kelompok yang lain sampai setiap anggota kelompok tersebut memahami materi yang dimaksud
d. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada seluruh siswa. Pada saat mengerjakan kuis/pertanyaan, siswa harus
bekerja sendiri
e. Memberi evaluasi
Berdasarkan pengamatan yang saya lakukan, pada saat proses pembelajaran menggunkan model ini terjadi :
a. Peningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga dengan hasil belajar yang baik dapat meningkatkan rasa percaya diri
siswa tersebut.
b. Muncul kerjasama dalam proses pembelajaran
c. Muncul tindakan saling membantu atau berkolaborasi membangun pemahaman materi pelajaran.
d. Pembelajaran bersama mampu meningkatkan kemampuan akademis, menumbuhkan kemapuan interpersonal
siswa, yang dapat meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri mereka
e. Muncul kepercayaan diri dalam hal komunikasi satu sama lain, kemampuan interpersonal, keterampilan dalam
memecahkan masalah, kemampuan organisasi dan membangun kelompok, dan keterampilan untuk
mengevaluasi pemahaman diri
Dapat saya simpulkan bahwa strategi, model dan metode tertentu yang diupayakan guru di kelas dapat membangun
kolaborasi antar peserta didik dalam membangun pengalaman belajar di kelas.

CP 4
1. Salah satu teori belajar adalah kontruktivisme, bagaimana teori ini diterapkan dalam proses pembelajaran? Model

pembelajaran mana yang cocok dengan teori kontruktivisme ini? Langkah – langkah dari model tersebut seperti
apa?
Jawaban :
a. Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun

bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat. Siswa harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata . Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan
masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide. Guru tidak akan mampu
memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus mengkonstruksikan pengetahuan dibenak mereka
sendiri. Pengetahuan tidak statis, tetapi berevolusi dan berubah secara konstan selama pelajar
mengonstruksikan pengalaman-pengalaman baru yang memaksa mereka untuk mendasarkan diri dan
memodifikasi pengetahuan sebelumnya.
b. Model pembelajaran yang cocok dengan teori konstruktivisme beserta langkah-langkahnya antara lain :
(1) Koperatif (CL, Cooperative Learning)

Model pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja
sama saling membantu mengkontruk konsep, menyelesaikan persoalan, atau inkuiri. Dalam model ini,
siswa di dorong mengkonstruksi pengetahuan dengan titik tekannya bekerja sama dengan siswa lain
dalam membangun pemahaman belajar.
Langkah-langkah atau sintaks model pembelajaran ini yakni informasi, pengarahan-strategi,
membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, presentasi hasil kelompok, dan pelaporan. Secara
runtut terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif yaitu :
(a) Menyampaikan tujuan serta memotivasi siswa. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

mengkomunikasikan kompetensi dasar yang ingin dicapai dan memotivasi siswa.
(b) Penyajian informasi. Guru memberikan informasi kepada siswa.
(c) Atur siswa menjadi kelompok belajar. Guru memberi tahu pengelompokan siswa.
(d) Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi dan memfasilitasi pekerjaan siswa dalam

kelompok belajar kelompok.
(e) Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah diterapkan.
(f) Berikan penghargaan. Guru menghargai hasil belajar individu dan kelompok.

(2) Kontekstual (CTL, Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan
(ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling),
sehingga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajkan, motivasi belajar muncul, dunia pikiran

siswa menjadi konkret, dan suasana menjadi kondusif – nyaman dan menyenangkan.
Pembelajaran kontekstual mempunyai beberapa langka yaitu:
(a) Menyiapkan alat pembelajaran yang sesuai dengan tema
(b) Memberikan penjelasan tentang materi pokok dan kegiatan yang akan di lakukan
(c) Membagi kelas menjadi 5 kelompok dan masing-masing kelompok memilih ketua kelompok.
(d) Membagi lembar kerja pada masing-masing kelompok
(e) Masing-masing kelompok berdiskusi dan mencatat macam-macam gerak benda dengan

mempraktikkan media yang sudah disediakan
(f) Membimbing kelompok yang merasa kesulitan
(g) Menunjuk masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok dan kelompok

lain menanggapi
(h) Membimbing siswa untuk mengambil kesimpulan tentang materi yang telah di bahas
(i) Penguata, guru menegaskan kembali tentang materi yang telah dipelajari oleh peserta didik.

(3) Realistik (RME, Realistic Mathematics Education)
RME adalah aktivitas (doing) konstruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman
(menemukan-informal daam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter-twinment
(keterkaitan-intekoneksi antar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan
bimbingan (dari guru dalam penemuan).
Pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) dilandasi oleh teori belajar konstruktivisme
langkah-langkah penerapan pembelajaran Realistic Mathematics Education (RME) adalah sebagai
berikut :
(a) Langkah 1: Memahami masalah kontekstual Guru memberikan masalah kontekstual dan siswa
memahami permasalahan tersebut.
(b) Langkah 2: Menjelaskan masalah kontekstual Guru menjelaskan situasi dan kondisi soal dengan
memberikan petunjuk/saran seperlunya (terbatas) terhadap bagian-bagian tertentu yang belum
dipahami siswa. Penjelasan ini hanya sampai siswa mengerti maksud soal.
(c) Langkah 3: Menyelesaikan masalah kontekstual Siswa secara individu menyelesaikan masalah
kontekstual dengan cara mereka sendiri. Guru memotivasi siswa untuk menyelesaikan masalah
dengan cara mereka dengan memberikan pertanyaan/petunjuk/saran.
(d) Langkah 4: Membandingkan dan mendiskusikan jawaban Guru menyediakan waktu dan
kesempatan pada siswa untuk membandingkan dan mendiskusikan jawaban dari soal secara
berkelompok. Untuk selanjutnya dibandingkan dan didiskusikan pada diskusi kelas.
(e) Langkah 5: Menyimpulkan Dari diskusi, guru mengarahkan siswa menarik kesimpulan suatu
prosedur atau konsep, dengan guru bertindak sebagai pembimbing

(4) Pembelajaran Berbasis masalah (PBL, Problem Based Learning)
Model pembelajaran ini bertujuan untuk melatih dan mengembangkan kemampuan untuk
menyelesaikan masalah yang berorientasi pada masalah otentik dari kehidupan aktual siswa, untuk
merangsang kemamuan berpikir tingkat tinggi. Kondisi yang tetap hatrus dipelihara adalah suasana
kondusif, terbuka, negosiasi, demokratis, suasana nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat
berpikir optimal. Indikator model pembelajaran ini adalah metakognitif, elaborasi (analisis),
interpretasi, induksi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, konjektur, sintesis, generalisasi, dan inkuiri.
Langkah-langkah pembelajaran :
(a) Orientasi siswa pada masalah
Pertama, sampaikan pada siswa tentang tujuan pembelajaran yang ingin Anda capai. Kemudian,
sajikan sebuah masalah yang harus dipecahkan siswa. Masalah digunakan untuk meningkatkan
rasa ingin tahu, kemampuan analisis, juga inisiatif. Pastikan setiap anggota paham berbagai istilah
serta konsep yang ada dalam masalah. Sebagai guru, Anda juga berperan sebagai pemberi motivasi
agar setiap siswa terlibat langsung dalam pemecahan masalah.
(b) Mengorganisasi siswa
Setiap anggota dalam kelompok akan menyampaikan informasi yang sudah dimiliki perihal
masalah yang ada. Kemudian, akan terjadi diskusi yang membahas informasi faktual, dan juga
informasi yang dimiliki setiap siswa. Nah, di sinilah brainstorming dilakukan. Peran Anda sebagai
guru adalah membantu siswa untuk mengorganisasikan tugas belajar yang relevan dengan masalah
yang disajikan.
(c) Membimbing penyelidikan
Mendorong siswa dalam pengumpulan informasi yang relevan, melaksanakan eksperimen, hingga
mendapat insight untuk pemecahan masalah.
(d) Mengembangkan hasil karya
Membantu siswa ketika proses perencanaan dan penyajian karya. Beberapa di antaranya video,
model, laporan, dan membagi tugas di antara anggota dalam kelompok.
(e) Analisis dan evaluasi

Arahkan siswa untuk melakukan refleksi dan evaluasi dalam setiap proses yang dijalankan dalam
penyelidikan. Kelompokkan bagian yang sudah dianalisis keterkaitannya satu dengan lain.
Manakah yang paling menunjang, bertentangan, dan lain-lain.

(5) Problem Solving
Model pembelajaran ini mendorong peserta didik mencari atau menemukan cara penyelesaian
(menemukan pola, aturan, .atau algoritma). Sintaknya adalah: sajiakn permasalah yang memenuhi
kriteria di atas, siswa berkelompok atau individual mengidentifikasi pola atau atuiran yang disajikan,
siswa mengidentifkasi, mengeksplorasi,menginvestigasi, menduga, dan akhirnya menemukan solusi.
Langkah-langkah :
(a) Pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran.
(b) Guru memberikan permasalahan yang perlu dicari solusinya.
(c) Pendidik (guru) menjelaskan prosedur pemecahan masalah yang benar.
(d) Peserta didik mencari literatur yang mendukung untuk menyelesaikan permasalahan yang
diberikan guru.
(e) Siswa atau peserta didik menetapkan beberapa solusi yang dapat diambil untuk menyelesaikan
permasalahan.
(f) Peserta didik melaporkan tugas yang diberikan guru.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan TPACK dan bagaimana implementasinya dalam penyusunan RPP?
Jawab :
Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) adalah pengetahuan tentang bagaimana memfasilitasi
pembelajaran peserta pelatihan dari konten tertentu melalui pendekatan pedagogik dan teknologi. Titik berat

TPACK adalah kemmapuan guru meramu atau mengintegrasikan pengetahuan Teknologi (Technological
Knowledge), pengetahuan Pedagogi (Pedagogy Knowledge), dan pengetahuan Konten (Content
Knowledge) dapat di satukan dalam sebuah pembelajaran yang nantinya menjadikan pembelajaran yang
efektif dan berhasil dalam sebuah konteks pembelajaran. Implementasi TPACK dalam penyusunan RPP yakni
:
(a) Guru menyiapkan perangkat pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi
(b) Media ajar yang digunakan, diupayakan mengandung IT. Misal media ajar berbasis PPT, video, web, kahoot,

atau quizz.
(c) Guru menggunakan strategi pembelajaran yang mampu menintegrasikan teknologi, konten materi, dan

pedagogis dalam satu sajian pembelajaran. Misal, menggunakan model pembelajaran PBL dengan media ajar
berbasis video atau ppt dan dalam proses pembelajaran guru tetap menggunakan pendekatan pedagogis dalam
berkomunikasi dengan peserta didik.
(d) Guru dapat menggunakan presensi google form, zohoo, dan aplikasi presensi lain berbasis IT.

3. Apakah penerapan TPACK hanya pada penggunaan internet dalam pembelajaran saja?
Jawaban :
Penerapan TPACK tidak hanya pada penggunaan internet dalam pembelajaran saja. Dalam pembelajaran praktik
langsung penerapan teknologi sederhana merupakan bagian dari TPACK juga. Contoh, pembelajaran membuat
teknologi pangan sederhana. Fermentasi tempe, fermentasi tape, pembuatan kincir angin dan sebagainya.
Teknologi, tidak hanya dimaknai internet saja. Teknologi dalam pembelajaran dapat juga menggunakan teknologi
terapan tanpa internet.

4. Bagaimana cara mengembangkan RPP yang menerapkan TPACK, dari aspek penyusunan materi dan langkah
pembelajaran?
Jawaban :
Dari aspek penyusunan materi dan langkah pembelajaran, pengembangan RPP yang menerapkan TPACK dapat
dilakukan dengan cara :
(a) Membedah KD, lalu kemudian mengembangan indikator yang mengacu pada penggunaan IT
(b) Merancang tujuan pembelajaran yang mengandung unsur penggunaan IT
(c) Membuat rancangan bahan ajar yang mengandung unsur teknologi, baik berbasis internet ataupun teknologi
terapan.
(d) Membuat/mengadopsi media pembelajaran berbasis teknologi
(e) Membuat LKPD yang diintegrasikan dalam teknologi, misal penggunakan e-edukasi (kahoot atau quizz)
(f) Merancang penilaian, presensi, refleksi berbasis IT ( google form, zohoo, adan lain-lain)

CP 5
1. Harap disipakan dan ditayangkan video pembelajaran saudara (produk dari peerteaching) berdurasi 6 -10 menit

menunjukan praktek pembelajaran inovatif, kreatif dan siswa aktif!
Jawaban :

Siapkan link youtube video peerteaching
Contoh : https://youtu.be/uh6xNocZ3hI

CP 6
1. Bagaimana saudara merancang instrumen dan menerapkan evaluasi autentik pada RPP dan pembelajaran?

Jawaban :
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam menentukan
sejauh mana dan bagaimana pembelajaran yang telah berjalan agar dapat membuat penilaian (judgement) dan
perbaikan yang dibutuhkan untuk memaksimalkan hasilnya. Evaluasi diperlukan guna mengetahui sudah sejauh
mana proses kegiatan tersebut berjalan.
Evaluasi autentik dapat dimaknai sebagai pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta
didik untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Evaluasi autentik dalam RPP dan pembelajaran dapat
menggunakan instrumen yang mengukur ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
(a) Untuk instrumen evaluasi yang mengukur kognitif, saya merancang instrumen evaluasi berupa kisi-kisi soal,

kunci jawaban, dan skor hasil.
(b) Untuk instrumen yang mengukur afektif dan psikomotorik, saya menngunakan instrumen berbasis rubrik,

observasi berupa ceklist skala Linkert, dan juga catatan kecil berupa jurnal observasi selama proses
pembelajaran.

2. Aspek Evaluasi apa saja yang akan saudara lakukan pada pembelajaran di RPP?
Jawaban :
Merujuk pada taksonomi Bloom, yang dikemukan oleh Benjamin S. Bloom. Dalam pembelajaran terdapat tiga
aspek evaluasi pembelajaran yakni kognitif, afektif dan psikomotorik.
(a) Ranah kognitif memiliki enam tingkatan, yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan
evaluasi. Untuk mengevaluasi ranah ini, saya menggunakan teknik pengukuran berupa hasil belajar dengan
tes tertulis. Bentuk tes kognitif diantaranya;
 tes atau pertanyaan lisan di kelas
 pilihan ganda
 uraian obyektif
 uraian non obyektif atau uraian bebas
 jawaban atau isian singkat
 menjodohkan
 portofolio
 performans.
(b) Ranah afektif memiliki lima aspek yaitu : Penerimaan (Receiving), Jawaban (Responding), Penilaian
(Valuing), Organisasi, Karakteristik nilai / Pembentukan pola hidup. Untuk mengevaluasi ranah ini, saya
menggunakan teknik pengukuran berupa hasil pengamatan tingkah laku siswa selama mengikuti proses belajar
mengajar berlangsung. Skala yang sering digunakan dalam instrumen (alat) penilaian afektif adalah Skala
Thurstone, Skala Likert, dan Skala Beda Semantik.
(c) Sedangkan ranah psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah
seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Untuk mengevaluasi ranah ini, saya menggunakan teknik
pengukuran berupa observasi selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan berpikir kritis siswa?
Jawaban :
Memberikan sebuah permasalahan kepada siswa lalu siswa mengamati dan mencari pemecahan dari
permasalahan tersebut, untuk instrumennya bisa membuat rubrik yang mencakup kemampuan dalam
menyimpulkan, memberikan penjelasan lebih lanjut.

4. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan berpikir kreatif siswa?
Jawaban :
Memberikan sebuah masalah lalu siswa memikirkan solusinya agar menghasilkan gagasan yang baru. Untuk
instrumennya membuat rubrik penilaian mencakup kelancaran, keluwesan, dan kesesuaian dengan materi

5. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan berpikir kolaboratif siswa?
Jawaban :
Memberikan sebuah masalah lalu siswa dibentuk kelompok untuk bertukar pendapat dan informasi dalam
pemecahan masalahnya. Untuk instrumennya membuat rubrik dengan mencakup kerjasama dalam kelompok,
penyelesaian tugas kelompok, bertanya dan menjawab, kesesuaian antara pertanyaan dan jawaban

6. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek kemampuan berpikir komunikatif siswa?
Jawaban :
Salah satu nilai sikap yang dikembangkan adalah nilai komunikatif. Nilai ini dapat diambil dalam pengamatan
pada percobaan, diskusi dan presentasi. Cara lain yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai sikap
komunikatif adalah dengan menggunakan angket penilaian diri yang dilakukan sendiri oleh siswa

7. Bagaimana melakukan evaluasi dan menyiapkan instrument pada aspek sikap ilmiah siswa?
Jawaban :
Evaluasi sikap ilmiah dapat dilakukan dengan cara membuat lembar observasi mengenai sikap siswa dalam
melakukan sebuah pengamatan. Instrumennya bisa mencakup aspek ketelitian, tanggung jawab, jujur, dan
kerjasama

CP 7
1. Mengapa seorang guru professional diminta menjadi guru yang reflektif?

Jawaban :
Tugas guru sebagaimana disebutkan pada pasal 1 ayat (1) UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan (pasal 4 UU 14/2005). Sebagai tenaga profesional, guru
berkewajiban untuk selalu memperbaiki diri dalam tugas sehingga tugas-tugas yang dilakukan mencapai tujuan
yang ditetapkan. Agar guru bijaksana dalam mengatasi permasalahan pembelajaran, maka guru perlu melakukan
refleksi setelah melakukan pembelajaran di kelas. Refleksi diri ini penting dilakukan oleh guru karena dengan
melakukan hal tersebut, guru akan bisa melakukan perbaikan dalam pelaksanaan tugas. Logikanya, guru akan jujur
ketika melakukan refleksi, karena memang tidak ada yang mengawasi. Dan pekerjaan yang dilakukan atas dasar
kejujuran ini, akan berdampak pada tindak lanjut yang tepat, sehingga akan menghasilkan kinerja yang baik.
Hasilnya? Mutu pendidikan akan meningkat. Dalam melakukan refleksi, harus dipahami bahwa poin pentingnya
bukan apakah proses pembelajaran berjalan lancar atau tidak. Yang terpenting dari refleksi adalah guru mampu
menentukan mengapa pelajaran tidak memuaskan (aktivitas atau materi pelajaran tidak tepat, langkah-langkah
yang lemah, atau pengelompokan siswa yang tidak tepat) sehingga dapat diperbaiki di waktu mendatang.

2. Apa makna guru reflektif dalam pembelajaran?
Jawaban :
Makna guru reflektif dalam pembelajaran adalah guru yang mau “melihat” dirinya sendiri. Mau melakukan
refleksi dan introspeksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya. Mau mendengar saran dan kritik
baik dari pengawas, Kepala Sekolah, sesama guru bahkan peserta didik. Guru reflektif selalu melihat dari sisi
positif setiap saran dan kritik, menjadikannya sebagai sarana untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas
kinerja. Guru reflektif tidak pernah berhenti terus menelaah apakah pembelajaran yang dilakukannya mampu
mengantarkan peserta didik menguasai kompetensi yang diharapkan.

3. Bagaimana saudara melakukan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran yang akan saudara lakukan?
Jawaban :
Cara saya melakukan refleksi atas proses dan hasil pembelajaran yang saya lakukan yakni :
(a) Melist pertanyaan refleksi dan menjawab dengan jujur
Berikut pertanyaan refleksi diri setelah proses pembelajaran :
 Apakah peserta didik tertarik pada pembelajaran saya?
 Apakah peserta didik tertarik dengan penjelasan saya?
 Apakah mereka tertarik dengan media yang saya gunakan?
 Apakah mereka memperhatikan hanya saya karena takut ?
(b) Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik
 Apa yang membuat kamu tertarik dengan pelajaran hari ini?
 Hal penting apa yang kamu pelajari hari ini?
 Apa yang ingin kamu pelajari lebih jauh dari materi yang telah dipelajari hari ini?
 Bagian pelajaran mana yang membuatmu paling merasa kreatif hari ini?
(c) Dari daftar pertanyaan dan jawaban, saya berusaha mendaftar kelemahan dan kelebihan saya dalam megajar.
(d) Melakukan diskusi dengan rekan sejawat untuk membantu mengatasi kelemahan saya dalam mengajar
(e) Menyusun langkah-langkah perbaikan dalam mengajar selanjutnya

4. Apakah saudara mempertimbangkan hasil penelitian atau informasi baru dalam menyusun RPP utamanya dengan
cara diajarkan? Tunjukkan contohnya di RPP yang saudara siapkan.
Jawaban :
Saya mempertimbangkan hasil penelitian atau informasi baru dalam menyusun RPP. Dalam RPP yang saya buat,
saya menggunakan media ajar PPT karena dari hasil penelitian dan informasi pendidikan, media ajar PPT dapat
membantu peserta didik memahami materi yang akan disampaikan.
# Sajikan RPP set 3

5. Mengapa hasil penelitian atau informasi baru perlu dipertimbangkan dalam menyusun RPP dan dalam
pelaksanaan pembelajaran?
Jawaban :
Hasil penelitian atau informasi baru perlu dipertimbangkan dalam menyusun RPP dan dalam pelaksanaan
pembelajaran agar :
(a) RPP yang disusun sesuai dengan perkembangan zaman, kebutuhan peserta didik, dan menyesuaikan dengan
karakter peserta didik saat ini
(b) RPP yang didasarkan pada hasil penelitian dan informasi baru dapat memperkaya strategi pembelajaran yang
dilakukan, sehingga RPP bersifat kekinian (sesuai dengan zaman)
(c) Informasi baru, memberikan wawasan dan pengetahuan baru pada peserta didik


Click to View FlipBook Version