The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by radesidewi77, 2021-12-16 16:14:59

Koneksi Antar Materi Budaya Positive

Koneksi Antar Materi Budaya Positive

KONEKSI ANTAR MATERI

BUDAYA
POSITIF

NI MADE DEWI RADESI, S.PD., M.PD
CGP ANGKATAN 4

KABUPATEN KARANGASEM

1. Buatlah kesimpulan mengenai mengenai peran Anda
dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan
menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif,
motivasi perilaku manusia, posisi kontrol restitusi,
keyakinan kelas, restitusi, segitiga restitusi dan
keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaitu
Filosofi Pendidikan Nasional KHD, Nilai dan Peran Guru
Penggerak, dan Visi Guru Penggerak.

Pemikiran Ki Hadjar Dewantara tentang
Pendidikan dan Pengajaran

Paradigma Budaya Nilai dan
Inkuiri Positif Peran Guru
Sekolah Penggerak
Apresiatif

Visi Sekolah

Salah satu pemikiran Ki Hadjar Dewantara dibidang pendidikan
adalah bahwa tujuan pendidikan yaitu menuntun segala kodrat
yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan
dan kebahagiaan yang setinggi- tingginya baik sebagai manusia
maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, sebagai
pendidik saya hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya
kekuatan kodrat yang ada pada anak, agar dapat diperbaiki
lakunya ( bukan dasarnya ) hidup dan tumbuhnya kekuatan
kodrat anak.
Masih menurut Ki Hadjar Dewantara bahwa dalam proses "
menuntun " anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai "
pamong " dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak
kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang " pamong "
dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan
kemerdekaannya dalam belajar.

Berdasarkan atas pemikiran - pemikiran Ki Hajar Dewantara tersebut,
maka pemerintah telah merevisi tujuan pendidikan di Indonesia yaitu
terwujudnya " Profil Pelajar Pancasila ", maksudnya adalah pelajar
Indonesia ialah pelajar yang memiliki nilai- nilai : Beriman dan bertaqwa
Kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia, Mandiri, Bernalar
Kritis, Kebhinekaan Global, Bergotong royong dan Kreatif.

Untuk mencapai hal terebut diatas maka diharapkan peran dan nilai guru
penggerak sebagai garda terdepan dalam melakukan transformasi
pendidikan. Adapun peran guru penggerak adalah
1. Sebagai pemimpin pembelajaran
2. Menggerakkan komunitas praktisi
3. Menjadi coach bagi guru lain
4. Mendorong kolaborasi antar guru
5. Mewujudkan kepemimpinan murid.

Sedangkan nilai- nilai guru penggerak adalah mandiri, reflektif,
kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid.

Dengan bermodalkan peran dan nilai tersebut maka saya
sebagai calon guru penggerak diharapkan mampu untuk
membuat visi yang menggambarkan tentang usaha
mencapai tujuan pendidikan yaitu ' Profil Pelajar Pancasila'.
Aadapun visi yang saya impikan adalah mewujudkan pelajar
Pancasila yang Bahagia dan Kreatif. Setelah visi dibuat, maka
selanjutnya saya mengelaborasi visi tersebut dengan
menggunakan model Inkuiri Apresiatif ( IA ) dengan
langkah- langkah :
1. Membuat pertanyaan utama,
2. Ambil Pelajaran,
3. Gali mimpi,
4. Jabarkan rencana,
5. Atur eksekusi.

Untuk dapat terlaksananya visi tersebut dengan
baik, maka sekolah memerlukan suasana yang
kondusif, untuk itu diperlukan tumbuhnya budaya
positif di sekolah yaitu menumbuh kembangkan
budaya positif Salam, Sapa, Senyum, Sopan, dan
Santun yang tertuang nantinya dalam Kesepakatan
Kelas yaitu sebuah kesepakatan bersama antara
guru dan murid yang berisi keyakinan untuk
membantu guru dan murid bekerja bersama
menciptakan kegiatan belajar mengajar yang efektif
dan lingkungan sekolah yang lebih positif

2. Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman atas keseluruhan
materi Modul Budaya Positif ini!

Penanaman budaya positif sangat penting untuk menumbuhkan nilai
karakter anak didik. Melalui disiplin positif, anak didik dimotivasi untuk
menjadi pribadi yang mereka inginkan dan menghargai diri mereka sendiri
dengan nilai-nilai yang mereka percaya. Untuk menanamkan disiplin
positif pada anak didik, haruslah dimulai dari contoh teladan yang
diberikan oleh para pendidik. Penanaman disiplin positif dapat difasilitasi
dengan pembentukan dan menyepakati keyakinan kelas dengan para
pendidik mengambil posisi kontrol tertentu dengan maksud untuk
memfasilitasi siswa melakukan proses segitiga restitusi dalam mencari
solusi dari setiap permasalahan yang anak didik hadapi dalam memenuhi
kelima kebutuhan dasarnya.

Rancangan Aksi Nyata

MENGAPLIKASIKAN 5s (SENYUM, SALAM, SAPA, SOPAN, DAN SANTUN) DI SMA NEGERI 2 AMLAPURA







Latar Belakang Linimasa Tindakan yang Dilakukan




Penting sekali bagi guru untuk mengajarkan nilai dan norma yang

berlaku di masyarakat atau hanya sekadar nilai dan norma pada 1.Melakukan diskusi dan menjalin komunikasi dengan

lembaga keluarga seperti mengajarkan anak didiknya untuk semua warga sekolah dan pihak terkait dengan
menerapkan konsep Senyum Salam Sapa Sopan dan Santun (5S). rencana penerapan "5S" di sekolah baik secara
Sederhana, namun konsep 5S merupakan konsep dasar langsung maupun secara virtual.
pembelajaran nilai dan norma kesopanan yang kelak dapat di 2.Mensosialisasikan program yang telah direncanakan
tanamkan kepada setiap anak didik sebagai salah satu bentuk kepada kepala sekolah dan rekan sejawat
penerapan didiplin positif. 3.Melakukan kesepakatan kelas bersama siswa untuk
penerapan disiplin positif disekolah merupakan unsur utama dalam

mencapai tujuan pendidikan merdeka belajar sebab penerapan menerapkan penggunaaan 5S dalam komunikasi

disiplin dapat mendorong tumbuhnya karakter yang lebih kuat pada sehari-hari mereka di sekolah

murid sesuai profil pelajar pancasila. 4.Secara aktif mendokumentasikan pengaplikasian 5S


oleh warga sekolah





Tujuan






Mewujudkan budaya positif dengan menerapkan '5S' sebagai
Dukungan yang Dibutuhkan



pembentukan karakter Profil Pelajar Pancasila


1.Dukungan Moral dan kerjasama dari kepala sekolah
dan seluruh warga sekolah
Tolok Ukur


2.Komitmen dan konsistensi siswa dalam

1. Siswa tidak ragu menerapkan 5S dalam pergaulan mereka sehari- menggunakan 5S dalam komunikasi mereka sehari-

hari di sekolah kepada seluruh warga sekolah yang mereka temui. hari

2. Siswa menerapkan 5S dalam interaksi langsung maupun dalam 3.Peran aktif orang tua dalam menumbuhkan
interaksi virtual kesadaran anak didik menggunakan 5S di rumah.
3. Siswa konsisten melakukan 5S

TERIMA KASIH

SALAM DAN BAHAGIA


Click to View FlipBook Version