The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by najihatunnaila, 2022-01-05 22:17:24

BAB I- NAILA NAJIHATUN

BAB I- NAILA NAJIHATUN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang bersifat analisis,
sehingga dalam mempelajarinya dibutuhkan focus dan ketelitian. Hal ini dikarenakan
sulitnya melihat secara langsung objek kajian yang dipelajari (Herlina Wijayanti, 2017:
1). Ilmu kimia termasuk dalam rumpun sains. Pendidikan sains akan melahirkan siswa
yang berpotensi, salah satunya berhasil menumbuhkan potensi kemampuan berpikir
kritis. Berfikir kritis merupakan salah satu keterampilan abad ke-21 yang dibutuhkan
oleh siswa dalam menghadapi kemajuan teknologi dan komponen penting dalam
persaingan global di abad ke-21 (Kemendikbud, 2016).

Berpikir kritis adalah sebuah proses terorganisasi yang memungkinkan siswa
mengevaluasi bukti, asumsi, logika, dan bahasa yang mendasari pernyataan orang
lain. Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam
(Johnson,2011:185). Setiap orang memiliki kemampuan untuk menjadi seorang
pemikir kritis yang andal. Setiap orang dapat belajar untuk berpikir dengan kritis karena
otak manusia secara konstan berusaha memahami pengalaman (Johnson,2011:191).
Berdasarkan pernyataan tersebut, maka diketahui bahwa kemampuan berpikir
kritis seseorang dapat dilatih.

Fakta dilapangan menunjukan bahwa perkembangan kemampuan berfikir kritis di
Indonesia kurang optimal. Hal ini ditunjukan dari berbagai hasil penelitian yang telah
dilakukan diantaranya oleh Selly Yunita et al (2018), Gebi Dwiyanti et al. (2019) dan
Devi Lestari (2019) dengan persentase masing-masing adalah melalui TKV
sebesar 100% pada kategori cukup kritis, 51,44%, dan 58,17%. Dari beberapa hasil
studi ini, tergambar bahwa berfikir kritis siswa masih rendah. Oleh karena itu
diperlukan penanganan agar berfikir kritis siswa dapat berkembang.

Untuk mengembangkan berfikir kritis siswa, guru harus mencoba berinovasi dalam
mendesain pembelajaran yang membuat siswa aktif dan kreatif dalam proses
pembelajaran, dimana siswa dapat berpartisipasi dalam pembelajaran sehingga
keterampilan psikomotorik dan afektifnya dapat dikembangkan. Salah satu kegiatan
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan kreatif yaitu praktikum (Tiak et
al., 2019). Selain itu, melalui praktikum siswa dapat memahami materi kimia secara

konkrit sehingga akan lebih mudah dalam memahami konsepnya (Arifin, 1995).
Sehingga, melalui kegiatan praktikum dapat mengembangkan berfikir kritis siswa.
Tetapi beberapa kajian tentang praktikum mengungkapkan bahwa kegiatan praktikum
yang terstruktur dan hanya bersifat verifikatif, kurang membangkitkan rasa ingin tahu
sehingga kurang mengembangkan kemampuan berfikir kritis (Hofstein dan Lunetta,
2004; Lamanna dan Eason, 2011). Keterampilan berpikir kritis seharusnya
diberbedayakan melalui pembelajaran di sekolah khususnya pembelajaran sains,
karena keterampilan berpikir kritis merupakan keterampilan berpikir abad 21 yang
harus dimiliki siswa (Saavedra & Opfer, 2012). Selain itu, keterampilan berpikir kritis
sangat penting diberdayakan karena dapat mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa
(Cano & Maryinez,1991). Oleh karena itu, untuk mengembangkan berfikir kritis melalui
kegiatan praktikum ini tentu harus didesain sedemikian rupa agar sesuai tujuan yang
diharapakan.

Pada penelitian ini praktikum yang didesain berbasis brain based learning. Untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, diperlukan suatu desain pembelajaran
yang dapat mengembangkan potensi otak. Hal ini dikarenakan kemampuan berpikir
dipengaruhi oleh cara kerja otak. Desain pembelajaran yang berdasarkan prinsip kerja
otak adalah brain based learning. Prinsip pembelajaran brain based learning
merupakan prinsip pembelajaran yang berorientasi pada upaya pemberdayaan
potensi otak siswa. Jensen (2011: 5) mengemukakan bahwa brain based learning
adalah keterlibatan strategi yang didasarkan pada prinsip-prinsip yang berasal dari
satu pemahaman tentang otak. Oleh karena itu, dalam penelitian ini desain
pembelajaran tersebut akan diterapkan dalam proses pembelajaran untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dengan proses pembelajaran seperti
itu, diduga kemampuan berpikir kritis siswa dapat meningkat. Pada penelitian kali ini
brain based learning akan diterapkan untuk mengembangkan keterampilan abad 21
khususnya yaitu berfikir kritis.

Desain praktikum yang akan dipraktekan yaitu membuat edible film dari pati.
Pembuatan edible film dari pati ini terkait materi kimia SMA kelas XII semester 2 pada
materi Polimer yang termuat pada KD 4.11. Pemilihan materi polimer dikarenakan
banyaknya aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari yang terkait Polimer, salah
satunya yaitu polimer alam. Polimer alam adalah polimer yang tersedia di alam dan
terbentuk secara alamiah, salah satu contoh polimer alam adalah karbohidrat
(Sudarmo, 2013).

Menurut Jambeck et al. (2015) Indonesia menduduki peringkat ke dua terbanyak di
dunia dalam produksi limbah plastik dengan persentase sampah plastik 11%.
Tingginya angka penggunaan plastik oleh industri makanan ataupun minuman yang
ada di dunia khususnya di Indonesia mendorong banyak pihak untuk menghasilkan
suatu produk yang dapat mengurangi penggunaan plastik sebagai bahan pengemas.
Sehingga, edible film merupakan alternatif untuk menggantikan plastik kemasan
karena bersifat biodegradable.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Pembelajaran Praktikum Berbasis Brain Based Learning pada
Materi Polimer melalui Pembuatan Edible Film untuk Mengembangkan/
meningkatkan Berfikir Kritis Siswa”.

1.2. Rumusan masalah
Masalah utama dalam penelitian ini adalah “Bagaimana desain praktikum berbasis
brain based learning untuk mengembangkan/meningkatkan berfikir kritis siswa
melalui pembuatan edible film?”. Rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam
pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana rancangan desain praktikum berbasis brain based pada materi polimer
melalui pembuatan edible film yang valid untuk mengembangkan berfikir kritis
siswa?
2. Bagaimana keterlaksanaan praktikum menggunakan desain praktikum berbasis
brain based learning pada materi polimer melalui pembuatan edible film?
3. Bagaimana pengembangan berfikir siswa melalui penggunaan desain praktikum
berbasis brain based learning pada pembuatan edible film?
4. Bagaiman respon dari siswa dan guru terhadap desain praktikum berbasis brain
based pada materi polimer melalui pembuatan edible film untuk mengembangkan
berfikir kritis siswa siswa?

1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian dapat dilakukan lebih terarah, berikut adalah beberapa poin
pembatasan masalah penelitian, yaitu:
1. Penggunaan materi polimer dengan submateri polimer alami yaitu karbohidrat
(pati) yang menjadi konsep dasar desain praktikum.

2. Keterampilan berpikir kreatif yang dikembangkan adalah keterampilan
menngidentifikasi pertanyaan, mengemukakan hipotesis, menentukan suatu
tindakan, menentuukan prosedur yang tepat, merekam hasil obeservasi

3. Sikap kreatif siswa yang dikembangkan adalah rasa ingin tahu, sikap
menghargai dan berani mengambil resiko.

4. Tindakan berfikir kritis siswa yang dikembangkan adalah kemampuan siswa dalam
mempersiapkan, melakukan dan mengevaluasi hasil praktikum pembuatan edible
film.

1.4. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian desain praktikum berbasis brain based learning pada materi
polimer melelui pembuatan edible film adalah sebagai berikut:
1. Memperoleh desain praktikum berbasis brain based learning melalui pembuatan
edible film untuk mengembangkan kkemampuan berfikir kritis siswa yang valid.
2. Memperoleh informasi tentang keterlaksanaan praktikum menggunakan desain
praktikum berbasis brain based learning pada materi polimer melalui pembuatan
edible film untuk mengembangkan berfikir kritis siswa.
3. Mengidentifikasi kemampuan berfikir siswa yang dikembangkan setelah
melakukan pembelajaran menggunakan desain praktikum berbasis brain based
pada materi polimer melalui pembuatan edible film.
4. Mengetahui respon siswa dan guru mengenai pembelajaran menggunakan desain
praktikum berbasis brain based pada materi polimer melalui pembuatan edible film
untuk mengembangkan berfikir kritis siswa.

1.5. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi
pengembangan pembelajara kimia, antara lain:
1. Pengembangan desain praktikum berbasis brain based learning untuk
mengembangkan berfikir kritis siswa.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi yang bermanfaat bagi pendidik
dalam mengembangkan kemampuan berfikir kritis siswa dalam pembelajaran
kimia.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan motivasi dalam
penelitian pengembangan desain praktikum berbasis brain based learning pada
pokok bahasan lainnya.

1.6. Spesifikasi produk yang dikembangkan
Dalam penelitian ini produk dikembangkan adalah pembuatan edible film sebagai
pengganti pengemas produk makanan yang bersifat biodigredible.


Click to View FlipBook Version