The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Perbincangan mengenai Filsafat tidaklah lengkap tanpa menyentuh mitologi, sebab mitologilah akar dari semua filsafat di dunia ini, tidak soal apakah kemudianuntuk dikritik atau dilupakan, direvisi atau dibuang.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by E BOOK 3 PAI E UIN SAIZU PURWOKERTO, 2021-09-22 12:07:53

FILSAFAT DIINDONESIA

Perbincangan mengenai Filsafat tidaklah lengkap tanpa menyentuh mitologi, sebab mitologilah akar dari semua filsafat di dunia ini, tidak soal apakah kemudianuntuk dikritik atau dilupakan, direvisi atau dibuang.

Keywords: FILSAFAT DIINDONESIA

Nama Anggota : Nanda Restiana (2017402210)

Dhiyaa Mangisyatul Azkiya (2017402235)

Safa’atul Khasanah (2017402239)

Nikmatul Khoiriyah (2017402242)

A. Pendahuluan
Perbincangan mengenai Filsafat tidaklah lengkap tanpa menyentuh mitologi, sebab

mitologilah akar dari semua filsafat di dunia ini, tidak soal apakah kemudianuntuk
dikritik atau dilupakan, direvisi atau dibuang. Filsafat Indonesia adalah sebutan yang
digunakan untuk menggambarkan tradisi kefilsafatan yang dilakukan oleh masyarakat
Indonesia yang diungkapkan menggunakan bahasa yang berbeda-beda. Berfilsafat
berarti berpikir rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan tradisi, dogma
agama) untuk memperoleh kebenaran. Filsafat sendiri khas dengan bersandar akal budi
dan diskusi kritis untuk semakin mendekati kebenaran, serta menjadi manusia yang
bijaksana. Perjalanan filsafat sejak zaman Yunani berkaitan erat dengan hakikat dasar
segala sesuatu. Bila becermin pada para filsuf alam atau filsafat prasokratik dari Ionia
teristimewa kota Miletos seperti Thales, Anaximanes, Anaxagoras, lebih kurang Abad
ke-6 SM, pertanyaan dasar adalah mengenai hakikat segala sesesuatu. Pada era ini pun
patut disebut nama Pythagoras yang hidup di Italia Selatan dan membentuk sebuah
kelompok yang dikenal dengan nama Mazhab Pythagorean
Lantas, bagaimanakah perkembangan pemikiran filsafat di indonesia ini? Nah dalam
makalah ini kami akan sedikit menguraikan tentang perkembangan filsafat di indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah munculnya pemikiran filsafat?
2. Bagaimana perkembangan pemikiran filsafat di Indonesia?
3. Siapa saja tokoh filsafat di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sejarah munculnya pemikiran filsafat.
2. Untuk mengetahui perkembangan pemikiran filsafat di Indonesia.
3. Untuk mengetahui tokoh-tokoh filsafat Indonesia.

D. Pembahasan
1. Sejarah Munculnya Pemikiran Filsafat
Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philo dan sophia. Philo berarti cinta dan
sophia berarti kebijaksanaan atau kebenaran1. Kecerdasan bangsa Yunani adalah
terletak pada kemampuannya dalam menggunakan modal kebudayaan sendiri serta
kebudayaan yang bersentuhan dengannya sehingga menjadi bentukan kebudayaan
baru yang lebih arif2. Sedang menurut istilah, filsafat diartikan sebagai upaya
manusia untuk memahami secara radikal dan integral serta sistematik mengenai
Tuhan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan
tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia dan
bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan tersebut.
Pendeknya adalah apabila terjadi suatu pemikiran secara rasional, kritis, sistematis
dan radikal terhadap suatu obyek tertentu maka pekerjaan tersebut dapat dikatakan
sebagai berpikir filosofis atau bercorak kefilsafatan. Dari batasan filsafat di atas, hal
yang paling mendasar adalah adanya pemikiran yang bersifat rasional.
Pemikiran filsafat bermula ketika orang Yunani mulai mempertanyakan tentang
asal mula alam semesta. Apalagi pada waktu itu, ritual dan penyembahan dewa-
dewi sangat berkembang pesat. Penyembahan ini tidak dapat dianalisa
menggunakkan nalar dan akal semata. Filsafat adalah aktivitas berpikir manusia
untuk memahami segala sesuatu. Filsafat berusaha memahami segala sesuatu
dengan lebih mendalam. Filsafat berusaha mencari tentang asal mula segala
sesuatu. Motode yang digunakan dalam filsafat adalah pendekatan rasional.
Pendekatan ini menggunakan nalar dan logos semata. Argumentasi ini selalu
terarah pada penemuan sebab-sebab utama, alasan-alasan prinsipil dan prinsip-
prinsip dasar dari totalitas ada. Perbedaan ilmu filsafat dan ilmu ilmiah lainnya
terletak pada universalitasnya dan keluasan. Ilmu --ilmu lainnya mempejari sesuatu
secara parsial. Tujuan dari pencarian ilmu filsafat adalah mencari kebenaran3

1 Andreas Doweng, “Pemikiran Filosofis (Di) Indonesia: Sebuah Telaah HermeneutiS” Vol. 35, No. 2, (2019)
2 Achmad Musyahid, “Perkembangan Pemikiran Filsafat dalam Jurispundensi Islam” Vol. 8, No 1, januari 2010,
hlm 47-54
3 Kardionus Manfour, “Awal Mula Kemunculan Ilmu Filsafat”, 13 Apri 2020,
https://www.kompasiana.com/kardymanfour/5e9480df097f363cb35389f3/awal-mula-kemunculan-ilmu-
filsafat#:~:text=Pemikiran%20filsafat%20bermula%20ketika%20orang,dewa%2Ddewi%20sangat%20berkemba
ng%20pesat.&text=Filsafat%20adalah%20aktivitas%20berpikir%20manusia,segala%20sesuatu%20dengan%20l
ebih%20mendalam.

Menurut Harun Nasution (1979:46) pemikiran filosofis masuk ke dalam dunia
Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai oleh para pemikir Muslim di Suria,
Mesopotamia, Persia dan Mesir. Kebudayaan dan falsafah Yunani datang ke
daerah-daerah itu dikarenakan adanya ekspansi Alexander Yang Agung ke Timur
di abad ke-4 sebelum masehi. Politik Alexander untuk menyatukan kebudayaan
Yunani dan kebudayaan Persia meninggalkan warisan di daerah-daerah yang
dikuasainya. Hasilnya adalah munculnya pusat-pusat kebudayaan Yunani di Timur
seperti Alexandria di Mesir, Antiokia di Suriah, Jundisyapur di Mesopotamia, dan
Bactra di Persia4.

Merujuk pada periodisasi yang dicetuskan Harun Nasution, perkembangan
kajian filsafat Islam dapat dibagi ke dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode
pertengahan,dan periode modern. Periode klasik dari filsafat Islam diperhitungkan
sejak wafatnya Nabi Muhammad hingga pertengahan abad ke 13, yaitu antara 650-
1250 M. Periode selanjutnya disebut periode pertengahan yakni antara kurun tahun
1250-1800 M. Periode terakhir yaitu periode modern atau kontemporer berlangsung
sejak kurun tahun 1800an hingga saat ini5.
2. Perkembangan Pemikiran Filsafat di Indonesia

Memulai pembicaraan tentang para pemikir Indonesia pada umumnya dan
pemikir(an) filosofis (di) Indonesia pada khususnya merupakan pekerjaan yang
tidak mudah. Tampaknya belum ada filsuf besar yang lahir dari rahim Indonesia
yang setara dengan filsuf-filsuf Yunani seperti Sokrates, Plato, dan Aristoteles atau
filsuf-filsuf modern seperti René Descartes, Karl Marx, Friedrich Nietzsche, dan
Imanuel Kant, atau nama-nama besar lainnya6. Namun demikian, bisa ditemukan
minat terhadap filsafat yang cukup kuat di antara para pendiri bangsa atau tokoh
pergerakan Indonesia awal. Ini bisa dilihat antara lain dari buah karya Mohammad
Hatta, “Alam Pikiran Yunani”, yakni sebuah karya yang ditulis dalam kesunyian
pembuangannya di Boven Digul dan Neir. Hatta berkeyakinan bahwa filsafat
meluaskan pandangan serta mempertajam pikiran7

Filsafat merupakan suatu pemikiran yang bergerak di antara realitas dan
idealitas, atau dalam bahasa Hegel, antara tesis dan antitesis, yang

4 Nida Zuraya, “Sejarah munculnya filsafat islam” , 08 Februari 2012, https://republika.co.id/berita/dunia-
islam/khazanah/12/09/07/lz29pq-sejarah-munculnya-filsafat-islam-1
5 Filsafat Islam,” https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Islam” diakses pada 18 September 2021
6 Andreas Doweng, “Pemikiran Filosofis (Di) Indonesia: Sebuah Telaah HermeneutiS” Vol. 35, No. 2, (2019), 165
7 Andreas Doweng, “Pemikiran Filosofis (Di) Indonesia: Sebuah Telaah HermeneutiS” Vol. 35, No. 2, (2019)

memungkinkannya dilihat secara lebih luas8. Meneliti pemikir atau cendekiawan,
dalam bahasa Daniel Dhakidae pada buku Cendekiawan dan Kekuasaan dalam
Negara Orde Baru, bukanlah sesuatu yang mudah. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata cendekiawan diartikan sebagai “orang cerdik pandai, orang intelek”
atau bisa juga didefinisikan sebagai “orang yang memiliki sikap hidup yang terus
menerus meningkatkan kemampuan berpikir untuk dapat mengetahui kemampuan
berpikirnya untuk dapat mengetahui atau memahami sesuatu”. Sosok cendekiawan
dalam sejarah Indonesia tidak begitu kuat disebutkan karena berkaitan langsung
dengan tokoh pergerakan. Selain tokoh pergerakan yang juga adalah para
cendekiawan andal di atas bisa juga diperhitungkan beberapa tokoh lain yang
pemikirannya mewarnai dinamika bangsa Indonesia. Mereka adalah para pemikir
yang risau dan peduli pada negeri ini. Diantara tokoh indonesia tersebut yaitu ada
tiga pemikir yang bisa disebut dalam barisan ini: dari kajian religi-kultural bisa
disebut nama K. H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (1940-2009), dari bidang
kajian studi pembangunan dan humanisme nama Soedjatmoko (1922-1989), dan
dari bidang sastra nama Mochtar Lubis (1922-2004)9.
3. Tokoh-tokoh Filsafat di Indonesia

Ada beberapa mazhab pemikiran yang berkembang di Indonesia. Kategorisasi
mazhab didasarkan pada tiga hal: pertama, didasarkan pada segi keaslian yang
dikandung suatu mazhab filsafat tertentu; kedua, pada segi pengaruh yang diterima
oleh suatu mazhab filsafat tertentu, dan ketiga, didasarkan pada kronologi historis.
Berikut ini adalah sketsa mazhab-mazhab pemikiran dalam Filsafat Indonesia dan
filsuf-filsuf mereka yang utama.
a. Mazhab Etnik

Mazhab ini mengambil filsafat etnis Indonesia sebagai sumber inspirasinya.
Asumsi utamanya ialah mitologi, legenda, cerita rakyat, cara suatu kelompok
etnis membangun rumahnya dan menyelenggarakan upacara-upacaranya,
sastra yang mereka hasilkan, epik-epik yang mereka tulis, semuanya melandasi
bangunan filsafat etnis tersebut. ‘Filsafat’ ini tidak dapat berubah; ia senantiasa
sama, dari awal-mula hingga akhir dunia, dan ia senantiasa merupakan ‘Yang
Baik’. Mazhab ini melestarikan filsafat-filsafat etnis Indonesia yang asli,

8 Andreas Doweng, “Pemikiran Filosofis (Di) Indonesia: Sebuah Telaah HermeneutiS” Vol. 35, No. 2, (2019), 166
9 Andreas Doweng, “Pemikiran Filosofis (Di) Indonesia: Sebuah Telaah HermeneutiS” Vol. 35, No. 2, (2019), 168

karena filsafat-filsafat itu telah dianut erat oleh anggota etnis sebelum mereka
berhubungan dengan tradisi-tradisi filosofis asing yang datang kemudian10.
Tokoh mazhab ini adalah :
a) Ki Hajar Dewantara
b) Sunoto
c) R. Parmono
d) Jakob Sumardjo
e) Harun Hadiwijono
f) Damardjati Supadjar
g) Franz Magnis-Suseno
h) Madras & Karakang
i) P.J. Zoetmulder11
b. Mazhab India
Pembauran atau difusi filsafat-filsafat terus berlanjut bersamaan dengan
kedatangan kaum Brahmana Hindu dan penganut Buddhisme dari India antara
tahun 322 SM-700 M. Mereka memperkenalkan kultur Hindu dan kultur
Buddhis kepada penduduk asli, sementara penduduk asli meresponinya dengan
menyintesa dua filsafat India itu menjadi satu versi baru, yang terkenal dengan
sebutan Tantrayana. Ini jelas tercermin pada bangunan Candi Borobudur oleh
Dinasti Sailendra pada tahun 800-850 M. (SarDesai, 1989:44-47)12.
Tokoh mazhab India tersebut adalah :
a) R. Wahana Wegig
b) Sambhara Suryawarana
c) Mpu Prapañca
d) Mpu Tantular13
c. Mazhab Barat
Sejak pemerintah kolonial Belanda di Indonesia menerapkan ‘Politik Hati
Nurani’ (Politik Etis) pada awal tahun 1900-an, lembaga-lembaga pendidikan
bergaya Belanda menjamur dimana-mana dan terbuka untuk anak-anak

10 Filsafat Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Indonesia , diakses pada 18 Sep. 21
11 Daftar Filsuf Indonesia, http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Daftar-Filsuf-Indonesia
Dafta_49642_itbu_p2k-itbu.html , diakses pada 18 Sep. 21
12 Filsafat Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Indonesia , diakses pada 18 Sep. 21
13 Daftar Filsuf Indonesia, http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Daftar-Filsuf-Indonesia
Dafta_49642_itbu_p2k-itbu.html , diakses pada 18 Sep. 21

pribumi dari kelas-kelas feudal, yang hendak bekerja di lembaga-lembaga
kolonial. Sekolah-sekolah berbahasa Belanda itu mengajarkan Filsafat Barat
sebagai mata-pelajarannya14.
Tokoh mazhab barat tersebut adalah :
a) Tan Malaka
b) Mohammad Hatta
c) N. Drijarkara
d) Fuad Hassan
e) Toety Heraty
f) Bambang Sugiharto
g) I.R. Poedjawijatna
h) Justin Sudarminta
i) Karlina Supelli
j) FX. Mudji
E. Analisis
Saat ini teknologi informasi sangat pesat, sehingga informasi sangat mudah
didapat hal ini seringkali dimanfaatkan oleh manusia yang tidak bertanggungjawab
yang hanya mementingkan ego dan tidak bisa mengontrol hawa nafsu untuk
mengorbitkan narasi-narasi yang tidak sesuai fakta atau kebenaran, dan saat ini banyak
situs internet yang berbahaya yang bisa membuat menurunnya kualitas moral siswa.
Maka kita diharapkan dapat menyaring informasi dengan berfilsafat yaitu dengan
berusaha memahami segala sesuatu lebih mendalam dengan berfikir secara rasional,
kritis sistematis terhadap suatu objek tertentu.
Perkembangan filsafat di Indonesia yang dalam hal ini tidak terlalu
mengedepankan seperti apa dan bagaimana perkembangan nya. Pasalnya, sampai saat
ini pun belum muncul filsuf-filsuf besar dari rahim Indonesia. Akan tetapi dalam hal
para pemikir, ada beberapa tokoh yang dapat disebutkan tadi yakni Abdurrahman
Wachid, Soedjatmoko dan Mochtar Lubis.
Kaitan dengan perkembangan pada masa tersebut, dapat kita lihat
dampak/hasilnya seperti sekarang ini. Tak perlu kesulitan lagi meneliti dan
mengaksesnya, serta terjamin relevansi nya.

14 Filsafat Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Indonesia , diakses pada 18 Sep. 21

Selain itu, ada pula tokoh-tokoh yang muncul dari adanya filsafat di Indonesia.
Tokoh-tokoh tersebut ada berdasarkan madzhab yang muncul dan berkaitan dengan
perkembangan filsafat di Indonesia. Madhzab nya pun berdasarkan beberapa hal
diantaranya didasarkan pada segi keaslian yang dikandung suatu mazhab filsafat
tertentu; pada segi pengaruh yang diterima oleh suatu mazhab filsafat tertentu, dan
didasarkan pada kronologi historis.
F. Kesimpulan

Filsafat merupakan pemahaman kepada suatu objek secara rasional, radikal dan
integrasi serta sistematis sehingga mendapatkan pemahaman yang mendalam serta
kebenaran. Menurut Harun Nasution (1979:46) pemikiran filosofis masuk ke dalam
dunia Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai oleh para pemikir Muslim di Suria,
Mesopotamia, Persia dan Mesir. Prkembangan kajian filsafat Islam dapat dibagi ke
dalam tiga periode yaitu periode klasik, periode pertengahan,dan periode modern.
Periode klasik diperhitungkan dari wafatnya nabi Muhammad sampai abad ke-13,
periode pertengahan yaitunantara tahun 1250-1800 M, sedangkan periode modern atau
kontemporer berkisar tahun 1800an hingga sekarang,.

Dapat ditemukan minat terhadap filsafat yang cukup kuat di antara para pendiri
bangsa atau tokoh pergerakan Indonesia awal. Ini bisa dilihat antara lain dari buah karya
Mohammad Hatta, yaitu “Alam Pikiran Yunani”, tiga tokoh pemikir yang risau dan
peduli pada negeri ini yaitu K. H. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (1940-2009),
Soedjatmoko (1922-1989), dan Mochtar Lubis (1922-2004).

Kategorisasi mazhab didasarkan pada tiga hal, yaitu didasarkan pada segi
keaslian yang dikandung suatu mazhab filsafat tertentu, pada segi pengaruh yang
diterima oleh suatu mazhab filsafat tertentu, dan didasarkan pada kronologi historis.
Sketsa mazhab-mazhab pemikiran dalam Filsafat yang berkembang di Indonesia, yaitu
madzhab etnik, madzhab India, dan madzhab barat.
G. Daftar Pustaka
Musyahid, Achmad (2010) Perkembangan Pemikiran Filsafat Dalam Jurisprudensi
Islam, 8(1), 47-54
Doweng, Andreas (2019) Pemikiran Filosofis (Di) Indonesia: Sebuah Telaah
Hermeneutis, 35(2)
Soleh, khudori (2014) Mencermati Sejarah Perkembangan Filsafat Islam, 10(01)
Filsafat Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Filsafat_Indonesia , diakses pada 18
Sep. 21

Daftar Filsuf Indonesia, http://p2k.itbu.ac.id/ind/1-3064-2950/Daftar-Filsuf-Indonesia
Dafta_49642_itbu_p2k-itbu.html , diakses pada 18 Sep. 21
Sejarah munculnya filsafat islam, https://republika.co.id/berita/dunia-
islam/khazanah/12/09/07/lz29pq-sejarah-munculnya-filsafat-islam-1, diakses pada 18
September


Click to View FlipBook Version