1
1. Lima Teori Bimbingan Karir dan Implikasi Terhadap Guru BK di Sekolah
A. Teori Penyesuaian Kerja/Theory of Work Adjustment (TWA)
Theory of Work Adjustment (TWA) atau Teori Penyesuaian Kerja yang
dikembangkan oleh Dawis dan Lofquist, dari University of Minnesota. Menurut Leung
(dalam Athanasou, 2008) mengemukakan bahwa teori penyesuaian kerja merupakan
teori perkembangan karir untuk mengkaitkan perbedaan individual perilaku memilih
pekerjaan yang menyesuaikan dengan korespondensi lingkungan, teori ini melihat
pilihan karir merupakan proses pengembangan dan penyesuaian antara: (a) Person (P)
individu yang mencari penyesuaian dengan lingkungan kerjanya, (b) Environment (E)
merupakan lingkungan tempat seseorang itu bekerja.
Implikasinya terhadap guru Bimbingan Karir di sekolah:
Implikasi bimbingan dan karir pada teori penyesuaian kerja terhadap guru BK
di sekolah antara lain sebagai berikut:
1) Konselor (guru BK) perlu membuat beberapa penilaian, keterampilan, dan
kemampuan, serta kebutuhan dan nilai-nilai konseli pada siswa. Hal ini dapat
dilakukan dengan mendiskusikan secara rinci beberapa aspek pekerjaan yang yang
dapat dipilih oleh siswa ketika mereka lulus dari SMK.
2) Konselor (guru BK) memberikan layanan bimbingan karir tentang pemilihan karier
penilaian, keterampilan, dan kemampuan, serta kebutuhan dan nilai-nilai konseli
pada siswa.
3) Konselor (guru BK) diharapkan dapat membantu konseli/siwa agar dapat
menyesuaikan diri dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya ketika mereka lusus
dari SMK.
4) Konselor (guru BK) dapat membantu konseli/siswa untuk dapat memahami nilai-
nilai dan kebutuhan individu agar sesuai dengan tuntutan pekerjaannya.
B. Holland’s Theory of Vocational Personalities in Work Enviroment
Teori ini dikemukakan oeh John Holland pada tahun 1966, menjelaskan bahwa
interaksi individu dengan lingkungan tersebut dapat menghasilkan karakteristik pilihan
pekerjaan dan penyesuaian lingkungan pekerjaan. Inti dari teori ini adalah proyeksi dari
kepribadian individu dengan suatu pekerjaan. Selain itu, teori ini menganggap bahwa
2
suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan adalah merupakan hasil dari interaksi antara
faktor keturunan dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, orang
dewasa yang dianggapm memiliki peranan penting. Teori ini menegaskan bahwa
kebanyakan orang menyerupai lebih dari satu tipe kepribadian. Selanjutnya Holland’s
membagi kepribadian seseorang dalam enam tipe yaitu: realistic (realistis),
investigative (investigasi), artistic (artistik), social people (sosial), enterprising (giat)
dan conventional (konvensional).
Implikasinya terhadap guru Bimbingan Karir di sekolah:
Implikasi teori bimbingan karir yang dikemukakan oleh Holland di SMK
yaitu:
1) Konselor atau guru BK dapat membantu klien atau siswa menilai kepentingan dan
lingkungan kerja mereka dan memahami hubungan antara kepribadian mereka
dengan lingkungan kerja.
2) Konselor atau guru BK membantu mengembangkan struktur kognitif atau kerangka
kerja pada siswa untuk melihat diri mereka pada suatu pekerjaan sangat membantu
banyak orang.
3) Konselor atau guru BK mengatur dan memberikan referensi karir dan informasi
pekerjaan kepada siswa sesuai dengan kepribadian masing-masing siswa, dengan
menggunakan kode tiga poin yang sesuai dengan jenis kepribadian yang paling
menonjol pada diri siswa.
C. Teori Konsep Diri Perkembangan Karir (Self Concept Theory of Career
Development)
Teori ini dikembangkan oleh Donald Super berdasarkan pada perkembangan
pribadi. Lebih jauh lagi Super (dalam Anasthasou, 2008) menjelaskan bahwa
pemiilihan karir berhubungan dengan penerapan konsep diri seseorang mengenai
pekerjaan. Artinya orang mempunyai konsep diri dan ia akan berusaha menerapkan
konsep diri itu dengan memilih pekerjaan atau karir yang menurut orang paling
memungkinkan berekspresi diri. Pandangan orang tentang dirinya tercermin dalam apa
yang mereka lakukan. Kemudian, Donal Super) membagi perkembangan karir ke dalam
lima tahapan, dimana masing-masing dengan tugas perkembangan yang harus
diselesaikan. Tahap perkembangan karir antara lain:
1) Growth atau pertumbuhan (sejak lahir hingga 14 tahun), ditandai dengan
perkembangan kemampuan, sikap, minat, dan kebutuhan yang terkait dengan konsep
3
diri. Selama masa ini, dengan sub tahapan fantasi (usia 4-10), minat (usia 11-12),
dan kapasitas (usia 13-14), anak-anak membentuk gambaran mental akan diri
mereka sendiri dalam berhubungan dengan orang lain.
2) Exploratory atau eksplorasi (usia 15-24), ditandai dengan fase tentatif yaitu di mana
kisaran pilihan dipersempit tetapi belum final. Pada tahap ini terdiri dari tiga sub
tahap yakni tentafif (usia 14-17 tahun), transisi (usia 18-21 tahun), dan percobaan
(usia 21-24 tahun). Tugas utama pada tahap ini adalah eksplorasi secara umum
tentang dunia kerja dan secara khusus tentang karir yang disukai.
3) Establishment atau pembentukan (usia 25-44), ditandai dengan trial dan stabilisasi
melalui pengalaman kerja. Pada tahap ini mempunya dua sub tahapan yakni uji coba
(usia 24-30) dan peningkatan (usia 31-44), terdiri dari tugas utama untuk menjadi
lebih mapan dalam bidang pekerjaan yang disukai dan tepat. Setalah mapan orang
tersebut dapat berkonsentrasi pada peningkatan sampai mereka lelah dengan
pekerjaan itu, atau meraih posisi tertinggi dalam profesi tersbut.
4) Maintenance atau perbaikan (usia 45—64), ditandai dengan proses penyesuaian
berkelanjutan untuk memperbaiki posisi dan situasi kerja. Mempunyai tugas utama
berupa mempertahankan apa yang telah dicapai.
5) Decline atau penurunan (usia 65+), ditandai dengan adanya pertimbangan-
pertimbangan prapensiun, output kerja, dan akhirnya pensiun. Pada tahap ini
individu melepaskan diri dari pekerjaan dan masuk ke sumber kepuasan yang lain.
Sub tahap terdiri dari pelambatan (usia 65-70) dan pensiun (usia 71 hingga
meninggal dunia).
Implikasinya terhadap guru Bimbingan Karir di sekolah:
Implikasi teori bimbingan karir yang dikemukakan oleh Donal Super di SMK
yaitu:
1) Guru BK atau konselor dapat membantu siswa dalam perencaan karir yang akan
diplih siswa ketika lulus yaitu bekerja, melanjutkan pendidikan ataupun
berwirausaha.
2) Guru BK atau konselor dapat membantu siswa dalam ekplorasi karir yang akan
dipilih oleh siswa sesuai dengan kepribadian, bakat dan minat mereka masing-
masing.
4
3) Guru BK atau konselor dapat membantu dan mengarahkan siswa dalam
pengambilan keputusan karir oleh siswa sesuai dengan kepribadian, bakat, minat dan
kemampuan masing-masing siswa.
4) Guru BK atau konselor dapat memberikan informasi terkait dengan dunia kerja, baik
itu lowongan pekerjaan, berkas/persyaratan dalam melamar pekerjaan, tenis dalam
penerimaan karyawan, dan lain sebaginya agar siswa memahami tentang dunia kerja.
5) Guru BK atau konselor dapat memberikan dan memotifasi siswa tentang pekerjaan
yang disukai oleh siswa dan kedepan dapat dijadikan pilihan karir oleh siswa
tersebut.
D. Gottfredson’s Theory of Circumscription and Compromise
Proses pemilihan karir merupakan proses perkembangan yang dimulai sejak
masa kanak-kanak, aspirasi pekerjaan menggambarkan upaya individu untuk
mewujudkan konsep/citra dirinya. Kebahagiaan yang diperoleh dalam karir akan
bergantung kepada sejauhmana pilihan karir sesuai dengan konsep dirinya.
Gottfredson juga mengakui persamaan dengan teori-teori lain seperti person-
environment fit theories, yaitu teori yang menyatakan harus ada kesesuaian antara
individu dengan lingkungan. Pemilihan pekerjaan merupakan proses pencocokan dan
penyesuaian, dalam arti individu mencari pekerjaan yang sesuai dengan gambaran
tentang dirinya. Selain itu teori individualistik dipengaruhi juga oleh konsep klasifikasi
sosial, keluarga, dan gender dalam pengembangan karir.
Teori dari Gottfredson memiliki empat konsep utama yaitu:
1) Cognitive growth (usia 3-13 tahun)
Bahwa kapasitas individu untuk belajar dan bernalar meningkat selama proses
perkembangan dari mulai masa post-natal sampai usia remaja, perkembangan
kemampuan mental individu mempengaruhi perilaku dan kehidupan.
2) Self-creation (mulai usia 14 tahun)
Konsep ini berakar dari asumsi peran lingkungan dan bawaan dalam perkembangan
individu, berikutnya Gottfredson mengembangkan konsep self-creation, dalam
konsep ini individu dinyatakan sebagai pemeran sentral dalam perkembangan yang
dijalaninya, semenjak dilahirkan individu mengarahkan dirinya sendiri, dan
menciptakan perilakunya sendiri.
3) Circumscription
5
Suatu proses pembatasan dan proses penginternalan konsep diri tentag pilihan karir.
Proses ini menjadi proses yang penting dan dikelompkkan menjadi dua tahapan
yakni cognitive growth dan self creation merupakan bagian dari
tahapan circumscription.
4) Compromise
Proses kompromi merupakan proses pencarian alternatif yang didasarkan pada
realitas diluar diri individu. Hal ini didasarkan bahwa lingkungan ikut andil
mempengaruhi kesempatan seseorang untuk memperoleh pekerjaana atau karir
tertentu.
Implikasinya terhadap guru Bimbingan Karir di sekolah:
Teori Gottfreson memfokuskan pada isi dari aspirasi karir, dan bagian-bagian
perkembangan lainnya. Anasthasou (2008:123) menegaskan bahwa pada teori ini
mengelaborasi secara dinamis antara faktor bawaan dan lingkungan, yang menurutnya
keduanya mempunyai peran yang sama-sama penting dalam membentuk pribadi
individu yang utuh. Namun walaupun susunan genetic dan lingkungan memainkan
peran penting dalam membentuk orang, Gottfredson mempertahankan bahwa individu
masih merupakan agen yang aktif yang dapat mempengaruhi cetakan atau lingkungan
mereka. Oleh karena itu, pengembangan karir dipandang sebagai sebuah proses
penciptaan diri dalam individu yang melihat jalur-jalur untuk mengekploitasi atau
mengeskplorasi kecenderungan genetik mereka dalam batas lingkungan budaya mereka
sendiri. Beberapa aplikasi yang dapat diterapkan yakni:
1. mengoptimalkan pembelajaran yang dilalui individu,
2. mengoptimalkan self insight,
3. mengoptimalkan self investment.
E. Social Cognitive Career Theory (SCCT)
Social cognitive career theory atau teori karir kognitif sosial atau pertama kali
dipublikasikan pada tahun 1994 dan telah memberikan dampak yang besar pada
penelitian terkait masalah pemilihan karir (Glading, 2011). Mengambil landasan dari
teori Bandura's, SCCT menyoroti kapasitas orang untuk mengarahkan perilaku karier
mereka sendiri tapi juga mengakui pengaruh lingkungan (misalnya, hambatan dan
dukungan socio structural, budaya, cacat status) yang berfungsi untuk memperkuat,
memperlemah, atau, dalam beberapa kasus, bahkan mengesampingkan manusia dalam
6
pengembangan karir. SCCT saat ini terdiri dari empat model dalam Lent & Brownt
(2013) masih tumpang tindih yang secara konsep berbeda berfokus pada:
1) Pengembangan minat,
2) Pembuatan pilihan,
3) Pengaruh dan hasil kinerja, dan
4) Pengalaman kepuasan, atau kesejahteraan, di bidang pendidikan dan pekerjaan
Macam-macam Model SCCT
Model Minat mencakup Rumah, pendidikan, dan masyarakat lingkungan
mengekspos anak-anak dan remaja untuk berbagai kegiatan seperti kerajinan, olahraga,
matematika, bersosialisasi, dan komputasi yang membentuk substrat untuk nanti pilihan
karir atau olahraga
Model Pilihan adalah sesuai dengan perkembangan teori, memilih karir jalan
saja tidak dilihat sebagai satu, kejadiannya tapi statis, agak, merupakan bagian dari yang
lebih besar set proses dinamis.
Model kinerja menyebutkan bahwa SCCT model kinerja berfokus baik di
tingkat yang atau kualitas) pencapaian individu mencapai di pendidikan dan bekerja
tugas (misalnya, ukuran keberhasilan atau kemahiran) dan sejauh mana mereka terus
menerus di tugas tertentu atau pilihan jalan, terutama ketika mereka menemui kendala.
Model kepuasan. SCCT terbaru model berfokus pada faktor yang
mempengaruhi orang lain pengalaman kepuasan, atau kesejahteraan, dalam pengaturan
akademik dan bekerja ( masa Lent & amp; brown, 2002).
Implikasinya terhadap guru Bimbingan Karir di sekolah:
Dalam Gysber, Heppner & Johnston (2014) menjelaskan terkait implikasi
untuk praktik konseling karir, diantaranya:
1) Konselor harus membantu klien memeriksa pentingnya proses pembelajaran dan
pengalaman belajar tertentu yang telah mereka memiliki yang telah membantu
membentuk jalur karir mereka saat ini.
2) Secara khusus, teori menunjukkan penyelidikan keduanya bagaimana pembelajaran
sebelumnya telah membantu untuk membentuk klien 'kepercayaan diri atau self-
efficacy tentang rencana karir mereka dan bagaimana pengalaman-pengalaman ini
mungkin telah membentuk klien' harapan hasil dan minat karir akhirnya.
7
3) Ini mungkin sangat berguna untuk memeriksa bagaimana keyakinan self-efficacy
terkait karir dikembangkan dan apa hambatan klien alami dalam pengembangan
kepercayaan diri mereka di sekitar berbagai pengalaman terkait karir.
4) Teori ini menegaskan perlunya untuk hati-hati memeriksa input orang seperti jenis
kelamin, ras, orientasi seksual, tingkat kemampuan atau cacat, dan kelas sosial dalam
pembentukan keyakinan self-efficacy
5) Hal ini juga dapat membantu untuk memeriksa pencapaian kinerja masa lalu dan
persepsi klien tujuan kinerja masa depan. Secara khusus, itu akan berguna untuk
menguji keyakinan self-efficacy klien dan hasil tingkat harapan mereka sehubungan
dengan tingkat kinerja masa depan mereka.
6) Menurut teori ini, peran penting bagi konselor adalah membantu klien memeriksa
harapan positif dan realistis untuk diri mereka sendiri dan membantu mereka
mengembangkan tujuan spesifik untuk memenuhi harapan tersebut.
2. Etika Guru Bimbingan Karir (BK) yaitu:
A. Penghargaan dan Sikap Terhadap Peserta Didik
Dalam memberikan bimbingan karir hendaknya seorang guru Bimbingan
Karir/Konselor, harus :
1) Mendengarkan dan menghargai peserta didik, percaya pada arti dan harga diri
mereka, serta memfasilitasi dan mengarahkan mereka menuju kemandirian dan
kepercayaan diri yang lebih tinggi; tujuan dari sesi bimbingan ini adalah untuk
membantu peserta didik dalam membuat keputusannya sendiri dan tidak
memaksakan pilihan itu pada mereka.
2) Melindungi kesejahteraan anak dan bertindak demi kebaikan si anak; kebaikan
anak harus selalu menjadi prinsip utama dalam memberikan pelayanan bagi para
pemuda berusia di bawah 18 tahun. Setiap keputusan yang diambil Guru
BK/Konselor, harus didasarkan pada pertanyaan; apakah ini demi kebaikan peserta
didik?
B. Informasi
Dalam memberikan bimbingan karir hendaknya seorang guru Bimbingan
Karir/Konselor, harus :
1) Memberikan informasi kepada peserta didik tentang isi dan keterbatasan dari
pelayanan yang diberikan; misalnya Guru BK membantu memberikan informasi
dalam dunia kerja.
8
2) Memberikan informasi yang tidak bias, akurat dan lengkap; penting bagi peserta
didik untuk mendapatkan informasi yang jelas, tepat dan dapat digunakan dalam
dunia kerja dan pilihan-pilihan pendidikan lanjutan sesuai dengan minat dan bakat
siswa.
3) Merahasiakan semua informasi yang diberikan oleh peserta didik kecuali (a)
diperbolehkan secara langsung oleh peserta didik dan (b) ketika diminta oleh aparat
hukum. Kerahasiaan adalah hal utama dalam melindungi kebaikan peserta didik
dan mengembangkan hubungan kondusif yang baik agar dapat memberikan
pelayanan bimbingan karir yang baik.
C. Anti diskriminasi
Dalam memberikan bimbingan karir hendaknya seorang guru Bimbingan
Karir/Konselor secara aktif harus melawan praktik diskriminasi dalam dunia kerja
dilakukan Misalnya:
1) Guru BK harus dapat memerangi hal-hal yang membatasi akses para pemuda
terhadap keterampilan atau pekerjaan yang mereka inginkan.
2) Guru BK harus berupaya memerangi secara aktif pemisahan gender dalam dunia
kerja yang menugaskan pekerjaan dan fungsi kepada pemuda, tidak berdasarkan
minat dan keterampilan namun berdasarkan praduga budaya (misalnya seorang
perempuan tidak bisa menjadi supir truk).
3) Guru BK juga perlu berusaha keras untuk menjamin bahwa kebutuhan peserta
didik yang menderita disabilitas terakomodasi sehingga mereka juga dapat
berpartisipasi dalam proses pendidikan dan pencarian pekerjaan.
D. Netralitas
Dalam memberikan bimbingan karir pada etika netralitas guru BK hendaknya
mengupayakan berbagai cara untuk menghindari hubungan ganda dan
memberitahukan kepada para siswa jika konflik kepentingan terjadi. Seorang guru
BK haruslah netral, tidak berat sebelah, tidak memeihk salah satu pihak, dan obyektif
ketika bicara dengan para siswa. Misalnya mereka tidak boleh memiliki hubungan
dengan para siswa di luar sesi bimbingan yang akan mempengaruhi netralitasnya.
E. Biaya
Dalam memberikan bimbingan karir pada etika biaya, disini guru BK tidak
menerima pembayaran/hadiah di luar gaji yang diberikan. Layanan bimbingan dan
konseling serta bimbingan karir bukanlah sebuah pelayanan berbasis upah dan tidak
boleh memberi kesempatan untuk membayar kemampuan itu.
9
3. Jenis karir Seorang Guru
A. Tugas dan fungsi pada karir
Tugas guru ini dijelaskan dalam Bab XI Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 20 Undang-Undnag No.
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta Pasal 52 Peraturan Pemerintah No. 74
Tahun 2008 tentang Guru,yakni :
1) Merencanakan pembelajaran;
2) Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3) Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4) Membimbing dan melatih peserta didik / siswa;
5) Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6) Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang sesuai; dan
7) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan.
Lebih lanjut, tugas guru secara lebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas
No. 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, diantaranya :
1) Menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
2) Menyusun silabus pembelajaran;
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
4) Melaksanakan kegiatan pembelajaran;
5) Menyusun alat ukur/soal sesuai mata pelajaran;
6) Menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata pelajaaran di
kelasnya;
7) Menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
8) Melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan
hasil penilaian dan evaluasi;
9) Melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggungjawabnya
(khusus guru kelas);
10) Menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah/ madrasah dan nasional;
11) Membimbing guru pemula dalam program induksi;
12) Membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran;
10
13) Melaksanakan pengembangan diri
14) Melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif; dan
15) Melakukan presentasi ilmiah.
Fungsi guru yang dimaksudkan di sini juga sudah termasuk dalam tugas guru
yang telah dijabarkan di atas, namun terdapat beberapa fungsi lain yang terkandung
dalam poin d dan e Pasal 20 Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen serta poin a, b dan c Pasal 40 Ayat (2) Undnag-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yakni :
1) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika;
3) Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis
dan dialogis;
4) Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan;
dan
5) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Menurut Asmani (2011), selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan
yang dicanangkan ada beberapa tugas guru antara lain;
1) educator (pendidik)
2) leader (pemimpin)
3) fasilitator
4) motivator
5) administrator
6) evaluator
B. Kompetensi yang harus dimiliki pada karir
Dari berbagai tugas dan fungsi guru, maka banyak pula kompetensi yang harus
dikuasai oleh seorang guru. Berdasarkan undang-undang, kompetensi tersebut dapat
dikelompokkan menjadi empat dan wajib dimiliki seorang guru, yaitu:
1) Kompetensi Pedagogik.
2) Kompetensi Kepribadian.
3) Kompetensi Profesional.
11
4) Kompetensi Sosial.
C. Caranya memperoleh/ mengusai kompetensi pada karir
Untuk memperoleh/menguasai kompetensi-kompetensi tersebut melalui :
1) Dengan melanjutkan kuliah/studi di Keguruan dan Ilmu Pendidikan (KIP)
2) Mengikuti program Pendidikan Profesi Guru/PPG
3) Aktif mengikuti diklat-diklat kompetensi, workshop, seminar sesuai mata
pelajarannya dan diklat profesi guru.
4) Aktif dalam melaksanakan pengembangan keprofesian keberlanjutan.
5) Bisa diperoleh melalui proses belajar masing-masing guru secara terus menerus dan
tersistematis, baik sebelum menjadi guru maupun setelah menjadi guru.
4. Jika saya seorang konselor atau guru BK kejuruan yang saya lakukan dalam
membimbing siswa
Saya akan bersikap sebagai seorang konselor yang baik dalam memberikan
pelayanan, antara lain:
a. Memiliki rasa empati yang tinggi
Sebelum menemukan solusi untuk permasalahan klien, terlebih dulu
konselor harus memiliki empati yang baik. Yang dimaksud empati adalah mengerti
dan bisa mengerti pula apa yang dipikirkan oleh klien.
b. Menghargai Klien dengan Baik
Rasa penghargaan untuk klien ini harus mampu diberikan oleh seorang
konselor tanpa syarat apapun. Cara ini akan membuat klien merasa nyaman sehingga
dirinya akan bersedia membuka setiap permasalahan yang dihadapi tanpa perlu
dipaksa.
c. Kemampuan untuk Menerima Klien, apapun kondisi klien
Apapun keadaan klien dan seberat apapun permasalahan yang dihadapi.
Dalam hal menerima klien, setidaknya ada 2 unsur yang seringkali dipakai yakni:
Pertama, konselor bisa berkehendak untuk tetap membiarkan adanya perbedaan antara
konselor dan juga klien yang datang kepadanya.
Kedua, konselor harus memahami bahwa pengalaman yang akan dilalui oleh klien
nantinya adalah pengalaman yang penuh dengan pembinaan, perasaan, dan juga
perjuangan.
d. Memiliki kemampuan dalam memperhatikan klien
12
Seorang konselor harus memiliki keterampilan untuk dapat mengamati klien
serta mendengarkan dengan seksama. Dengan cara ini konselor mampu untuk
mengetahui inti dari permasalahan serta perasaan dari klien yang datang. Konselor
juga bisa menggali lebih dalam tentang masalah yang dialami klien.
e. Mampu menciptakan suasana yang akrab dengan klien
Suasana yang akrab sangatlah penting selama konseling karena akan
membuat klien merasa rileks dan juga santai. Jika konselor dapat memperhatikan klien
dengan baik, maka konselor dapat menciptakan suasana yang akrab dan santai sesuai
dengan sikap dan karakteristik klien. Dengan keakraban dan suasana yang cair ini,
klien akan merasa sangat nyaman selama proses konsultasi sehingga dirinya bisa
mengutarakan semua permasalahan serta hal yang dirasakannya.
f. Harus ‘genuine’ atau asli
Semua orang mungkin bisa berpura – pura perhatian atau akrab dengan klien,
namun sebenarnya klien akan dapat merasakan apakah konselor yang didatanginya
benar benar perhatian kepadanya atau tidak.
g. Harus bisa terbuka
Konselor pun juga terbuka kepada klien tentang segala sesuatunya, terutama
yang berkaitan dengan permasalahan yang dialami oleh klien. Misalnya saja sudah
sejauh apakah permasalahan yang dialami klien, apakah konselor dulu pernah
menangani kasus serupa dan menemukan kesulitan atau tidak dan lain sebagainya.
Selain sikap yang harus dapat saya lakukan seperti tersebut di atas, saya membuat
strategi sebagai berikut:
a. Membuat buku pribadi siswa ( setiap siswa satu buku) yang berisi tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan karir, faktor pendukung, faktor penghambat dan
lain-lain.
b. Membuat jadwal bimbingan setiap hari, dengan menetapkan target/ banyaknya siswa
yang dibimbing per harinya.
c. Melakukan bimbingan secara berkala dan berkelanjutan.
d. Mengkelompokkan siswa berdasar kelompok: 1) melanjutkan studi, 2) bekerja, 3)
berwirausaha
e. Berusaha untuk mengetahui bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga siswa.
f. Memberikan gambaran tentang karir sesuai dengan kompetensi keahlian siswa.
13
g. Memberikan wawasan kepada siswa tentang faktor-foktor yang mempengaruhi karir
siswa.
h. Mengajak pihak dari luar sekolah untuk memberikan motifasi kepada siswa sesuai
kelompok masing-masing.
5. Pentingnya Pendidikan Karakter dalam Bimbingan Karir Vokasi
Kesuksesan seseorang diantaranya ditentukan oleh keputusan pemilihan karir
yang tepat. Dalam menekuni karir, seseorang selain harus memiliki kompetensi, karakter
yang positif harus dimiliki. Maka SMK sebagai pencetak calon tenaga kerja dan
wirausaha yang kompeten harus diikuti dengan karakter yang baik pada para lulusannya.
Tiga nilai karakter yang paling penting untuk pembelajaran adalah sebagai berikut: (1)
menghormati diri sendiri dan orang lain, (2) kejujuran, dan (3) kontrol diri/disiplin. Dan
tiga poin yang paling utama adalah sebagai berikut: (1) ketekunan, (2) motivasi, dan (3)
empati. (Cletus R. Bulach: 2000). Yang tentunya masih banyak lagi nilai-nilai karakter
yang dibutuhkan dalam rangka mempersiapkan dan menekuni karirnya.
Pengembangan pendidikan karakter pada siswa di sekolah dapat dikembangkan
dengan menggunakan bantuan atau layanan dalam bimbingan dan konseling, mengingat
bahwa tujuan utama dari layanan konseling adalah untuk mengembangkan potensi yang
ada pada siswa. Sehingga diharapkan, para lulusan SMK atau pendidikan vokasi selain
memiliki kompetensi yang unggul juga karakter yang membanggakan.
Penerapan pendidikan karakter juga diharapkan tidak akan terlepas dari pelayanan
BK di sekolah. Pelayanan BK di sekolah merupakan salah satu layanan yang juga dapat
memberikan perubahan pada perkembangan dan kemampuan peserta didik, baik dalam
proses belajar mengajar, religius, sosial, dan karir dari peserta didik itu sendiri.
Implementasi pendidikan karakter malalui pelayanan BK di sekolah, diharapkan mampu
untuk meningkatkan nilai-nilai karakter yang ada pada peserta didik/siswa. Karena dalam
pelayanan BK itu sendiri sudah menekankan pada empat bidang layanan, yaitu pribadi,
sosial, belajar dan karir.
Adapun manfaat pengembangan karakter melalui layanan bimbingan dan
konseling ini ialah : (1) agar siswa lebih mandiri dalam menyelesaikan masalahnya, (2)
agar siswa lebih bisa menerapkan sopan santun yang baik di kalangan masyarakat, (3)
agar siswa bias menghargai setiap proses belajar yang mereka alami baik di sekolah
14
maupun di rumah, dan (4) agar siswa lebih bisa memahami dirinya dengan baik.
(Prasetyo, dkk, 2017)
6. Cara Pengambilan Keputusan Karir Menggunakan Pendekatan CASVE
Peterson, Sampson, dan Reardon (Sharf, 2006) mengungkapkan karakteristik dari
pengambilan keputusan karir yang baik dan dikenal dengan akronim CASVE cycle
(comunication, analysis, synthesis, valuing, dan execution)
1. Communication (Komunikasi)
Proses komunikasi dimulai ketika individu mendapatkan input dalam diri
mereka sendiri atau dari lingkungan. Individu menyadari bahwa mereka perlu membuat
keputusan karir melalui pikiran dan perasaan mereka sendiri (internal) serta melalui
peristiwa komunikasi dari orang lain dalam kehidupan mereka (ekstrenal) (Patton dan
McMahon, 2001). Sinyal eksternal ini dapat berupa kebutuhan memilih jurusan studi
lanjut, mendapatkan pekerjaan, atau bereaksi terhadap masukan dari orang lain yang
signifikan.
Guru BK menanyakan pada siswa dan lingkungannya untuk mengidentifikasi
kesenjangan antara keadaan yang ada dan keadaan pada pilihan karir yang diinginkan
oleh siswa. Misalnya guru BK menanyakan keinginan siswa ketika nanti lulus SMK
baik itu bekerja, kuliah ataupun berwirausaha. Sealin itu guru BK juga menanyakan
apakah keingin tersebut sesuai dengan kenyataan pada lingkungan/keluarga mereka
memeberikan dukungan atau tidak.
2. Analysis (Analisis)
Proses analisis adalah ketika individu mencoba untuk mengumpulkan dan
memahami semua informasi yang relevan terkait dengan pilihan mereka (Patton dan
McMahon, 2001).
Individu memerika kembali nilai-nilai, minat, keterampilan, dan situasi
keluarga. Individu belajar menjelaskan pengetahuan dirinya, nilai-nilai, minat, bakat,
dan pilihan karier yang tersedia. Penyebab masalah akan diidentifikasi dan
komponennya ditempatkan dalam kerangka konseptual.
3. Synthesis (Sintesis)
Individu melakukan kegiatan yang membantu mereka mempersempit pilihan mereka.
Pada proses ini individu mempertimbangkan banyak solusi yang memungkinkan. Guru
15
BK atau konselor memberikan bimbingan kepada siswa untuk menemukan solusi dari
berbagi permasalan yang ada pada pilihan karir siswa.
4. Valuing (Penilaian)
Individu mempertimbangkan tiga sampai lima pilihan yang telah dihasilkan
dan dipertimbangkan kelebihan serta kekurangan masing-masing. Dalam proses ini,
individu membuat urutan pilihan tentatif pertama, kedua maupun pilihan ketiga sebagai
cadangan, kemudian melakukan penilaian dan evaluasi pada solusi yang telah
diberikan, apakah dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak. Kemudian konselor
atau guru BK dapat memberikan masukan/bimbingan pada siswa untuk dapat
memprioritaskan pilihan karir mereka yang akan dipilih kedepannya.
5. Execution (Eksekusi)
Pada fase ini, individu merumuskan dan berkomitmen untuk membuat rencana
aksi untuk menerapkan pilihan tentatif mereka. Pada tahap ini siswa dibimbing oleh
guru BK atau konselor membuat perencanaan karir sesuai dengan pilihan karir siswa
sehingga kedepannya karir siswa dapat berkembang sesuai dengan harapan yang
mereka inginkan.