.
rde Dua
CONTOH SOAL
v
41
.
rde Dua
CONTOH SOAL
v 42
.
rde Dua
CONTOH SOAL
v 43
.
rde Dua
CONTOH SOAL
v
44
.
rde Dua
CONTOH SOAL
v
45
.
rde Dua
CONTOH SOAL
v
46
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Peserta didik dapat menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
KATA KUNCI
Kosentrasi Suhu
Luas Permukaan Katalis
47
.
rde Dua FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
1. KONSENTRASI
Perhatikan gambar berikut!
CONTOH SOAL
Gambar 3.1 Teh pekat Gambar 3.2 Teh tidak pekat
Sumber:
Sumber: hellosehat.com
https://www.bobobox.co.id/
Coba kalian cermati perbedaan kedua teh di atas. Teh yang
berada di sebelah kiri memiliki warna yang lebih gelap (pekat)
dibandingkan the yang berada di sebelah kanan lebih terang
(encer).
48
.
Teh yang lebih pekat (konsentrasi besar) ini menunjukkan bahwa di
dalamnya memiliki kandungan molekul yang lebih banyak
dibandingkan teh yang encer (terang). Oleh karena itu, ketika kita
meminum teh yang pekat akan memiliki rasa pahit dibandingkan teh
yang lebih terang (konsentrasi kecil).
Konsentrasi menyatakan jumlah mol zat terlarut yang terkandung
dalam larutan. Pengaruh konsentrasi pereaksi berkaitan dengan
jumlah partikel yang terlibat dalam tumbukan efektif. Semakin tinggi
konsentrasinya maka akan semakin banyak partikelnya. Semakin
tinggi konsentrasi, semakin besar pula kemungkinan terjadinya
tumbukan antar-partikel, sehingga semakin tinggi pula laju reaksinya.
Laju reaksi umumnya naik dengan bertambahnya konsentrasi
CONTOH SOAL
pereaksi dan turun dengan berkurangnya konsentrasi pereaksi.
konsentrasi rendah konsentrasi tinggi
Gambar 3.3 Jumlah partikel pada larutan berkonsentrasi rendah dan tinggi
(Masterton and Hurley, 2015)
49
.
Laju reaksi umumnya naik
dengan bertambahnya
konsentrasi pereaksi dan
turun dengan berkurangnya
konsentrasi pereaksi.
CONTOH SOAL
50
.
CONTOH SOAL
v
51
.
rde Dua
2. LUAS PERMUKAAN
Perhatikan gambar berikut!
CONTOH SOAL
Gambar 3.4 Luas permukaan kubus sebelum dan sesudah dibelah
(dipotong)
Setelah kalian mengamati gambar di atas, kira-kira kubus mana yang
memiliki luas permukaan yang besar? (sebelum dipotong atau
sesudah dipotong)? Oke, untuk mengetahui jawabannya, simak
penjelasan secara matematis berikut ini
52
.
= 6
2
rde Dua
Diketahui:
= 1
ℎ = 0.5 (dipotong menjadi 8 bagian)
Ditanya:
a) Luas permukaan kubus sebelum dipotong= ⋯ . ?
b) Luas permukaan kubus setelah dipotong= ⋯ . ?
Jawab:
2
a) = 6
2
2
= 6(1 ) = 6
2
b) ℎ = 6
2
2
ℎ = 6(0.5 ) = 1,5
Karena kubus dipo
CONTOH SOAL tong menjadi 8 bagian, maka
2
2
ℎ = 1,5 8 = 12
Nah, dari perhitungan secara matematis, dapat disimpulkan bahwa
luas permukaan kubus setelah dipotong menjadi bagian yang kecil (8
bagian) memiliki luas permukaan yang lebih besar daripada kubus
2
yang masih utuh (belum dipotong) yaitu sebesar 12 .
53
.
Luas permukaan meyatakan jumlah luas seluruh permukaan/
rde Dua
bidang suatu bangun ruang atau dalam hal ini adalah partikel.
Pengaruh luas permukaan berkaitan dengan area sentuhan ketika
partikel saling bertumbukan efektif. Sekumpulan partikel kecil akan
memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan partikel
besar dengan volume yang sama. Permukaan yang lebih luas
memungkinkan semakin banyak area terjadinya tumbukan efektif.
CONTOH SOAL
Gambar 3.5 Luas permukaan partikel besar dan kecil
Sumber: google.com
Reaksi akan lebih cepat terjadi jika partikel pereaksi memiliki luas
permukaan yang besar, dan sebaliknya reaksi akan berjalan lebih
lambat jika partikel peraksi memiliki luas permukaan yang kecil.
54
.
rde Dua
CONTOH SOAL
v
55
.
rde Dua
CONTOH SOAL
v
56
.
rde Dua
3. SUHU
Suhu menyatakan derajat panas dinginnya suatu benda. Kalor
atau panas yang dimiliki benda bersuhu tinggi menyebabkan energi
kinetik partikelnya juga tinggi sehingga bergerak lebih cepat.
Pengaruh suhu terhadap laju reaksi berkaitan dengan energi kinetik
partikel yang saling bertumbukan efektif.
CONTOH SOAL
Gambar 3.6 Pergerakan partikel pada suhu tinggi dan rendah
Sumber: google.com
Setiap partikel selalu bergerak, dengan menaikkan temperatur,
energi gerak atau energi kinetik partikel bertambah, sehingga
tumbukan lebih sering terjadi. Pada frekuensi tumbukan yang
semakin besar, maka kemungkinan terjadinya tumbukan efektif
57
.
yang mampu menghasilkan reaksi juga semakin besar. Begitu pula
rde Dua
sebaliknya, apabila suhu diturunkan maka gerakan partikel akan lebih
lambat sehingga energi kinetik dari partikel tersebut lebih kecil,
sehingga semakin kecil pula kemungkinan tumbukan yang akan
menghasilkan tumbukan efektif.
CONTOH SOAL
58
.
rde Dua
4. KATALIS
Perhatikan gambar berikut!
CONTOH SOAL
Gambar 3.7 Adonan roti mengembang
Sumber: http://majalah1000guru.net/
Kalian tahu nggak sih, kalau adonan roti dapat mengembang
karena ditambah suatu zat? Kira-kira apa ya suatu zat itu? Oke, kita
simak baik-baik penjelasan berikut ini!
Fermentasi roti dilakukan dengan menambahkan ragi. Ragi
mengandung beberapa macam enzim, salah satunya enzim zymase.
Enzim zymase dapat mengubah glukosa dan fruktosa menjadi CO dan
2
alkohol. Penambahan enzim zymase dilakukan pada proses peragian
pengembangan adonan roti. Adanya enzim zymase ini dapat
59
.
Membuat adonan roti menjadi mengembang. Nah, zat itulah yang
rde Dua
berperan sebagai katalis.
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak
mengalami perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir
reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Secara ringkasnya, katalis
adalah zat yang meningkatkan laju reaksi tanpa ikut bereaksi
(Masterton, Cecile N. Hurley, 2012). Pengaruh katalis terhadap laju
reaksi terkait dengan Ea. Katalis yang digunakan memberikan suatu
mekanisme reaksi atau jalan baru dengan nilai Ea yang lebih rendah
dibandingkan Ea reaksi tanpa katalis. Meskipun katalis menurunkan
energi aktivasi, tetapi tidak mempengaruhi perbedaan energi antara
produk dan pereaksi.
CONTOH SOAL
Gambar 3.8 Reaksi dengan katalis dan tanpa katalis
Sumber: google.com
60
.
Penambahan katalis membuat jalan baru bagi reaksi dengan energi
aktivasi rendah, sebab dengan katalis memungkinkan reaksi terjadi,
sehingga lebih banyak fraksi molekul yang bertumbukan secara efektif
pada suhu normal dan laju reaksi semakin cepat. Katalis dapat
digolongkan sebagai katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis
homogen adalah katalis yang berada dalam fase yang sama dengan
pereaksi. Sedangkan katalis heterogen berada dalam fase yang
berbeda dengan pereaksi dan biasanya berbentuk padatan.
KATALIS HETEROGEN
Katalis heterogen adalah jenis katalis yang mempunyai fase tidak
CONTOH SOAL
sama dengan reaktan dan/atau fase produk. Contoh katalis heterogen
yaitu zeolit . Keunggulan dari katalis heterogen yaitu dapat dipisahkan
dari campuran reaksi hanya dengan cara penyaringan, sehingga
mudah untuk diregenerasi, tahan dan stabil terhadap suhu yang
relatif tinggi. Katalis heterogen juga mempunyai kekurangan, yaitu
permukaan katalis telah jenuh oleh molekul reaktan, maka reaksi
tidak dapat dilanjutkan. Contoh katalis heterogen yaitu penguraian
gas N O pada emas
2
Au 1
N O ⇌ N 2(g) + O
2 (g)
2 (g)
2
61
.
Dalam dekomposisi yang dikatalisis, N O secara kimiawi teradsorpsi
2
pada permukaan padatan.
KATALIS HOMOGEN
Katalis homogen adalah jenis katalis yang mempunyai fase yang
sama dengan reaktan dan fase produk. Jenis katalis homogen yang
banyak digunakan adalah katalis asam seperti HCl, H SO , dan HNO 3
4
2
(Praputri et al., 2018). Keunggulan dari katalis homogen yaitu tidak
KATALIS HETEROGEN
mudah teracuni oleh kotoran, setiap molekul katalis berfungsi aktif
sebagai katalis. Kekurangan dari katalis homogen yaitu sulit
CONTOH SOAL
dipisahkan dari campuran reaksi, kurang stabil pada suhu tinggi.
Contoh katalis homogen, fase gas yaitu
CO + O → CO 2(g) katalis: NO (g)
2 (g)
(g)
Contoh lain dari katalis homogen yaitu reaksi dekomposisi hidrogen
peroksida (H O ) dalam larutan berair.
2 2
2H O → 2H O + O 2( )
2
2 2
62
.
KATALIS HETEROGEN
CONTOH SOAL
v
63
.
PENERAPAN SCIENCE, ENVIRONMENT, TECHNOLOGY
AND SOCIETY (SETS) PADA LAJU REAKSI
Society
Kesehatan
masyarakat terjaga
KATALIS HETEROGEN Science
Katalisator
CONTOH SOAL
Environment Technology
Terhindar dari Catalitic
pencemaran udara, converter
terhindar dari
terjadinya lubang
ozon dan hujan asam
yang diakibatkan
oleh gas NO dan NO
2
Gambar 3.9 SETS pada Laju Reaksi
64
.
Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa gas buang
kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara yang
mengandung gas berbahaya, antara lain gas Hidrokarbon (HC), gas
CO, gas CO , gas NO, gas NO . Gas CO berbahaya karena dapat
2 2
meracuni darah, sedangkan gas NO dan NO menyebabkan lubang
2
ozon dan hujan asam. Salah satu upaya untuk mencegah
terbentuknya gas-gas berbahaya pada gas buang kendaraan
bermotor yaitu dengan menggunakan catalytic converter.
Catalytic converter merupakan komponen yang dapat mengubah
gas karbonmonoksida (CO) dengan menggunakan media yang
KATALIS HETEROGEN
bersifat katalis, di mana media tersebut dapat mempercepat
terjadinya proses perubahan gas menjadi CO (Sihabuddin, 2022).
2
CONTOH SOAL
Salah satu penelitian dari Suharwanto (2020) mengemukakan
bahwa catalytic converter pada sepeda motor honda dengan
menggunakan media katalis tembaga berhasil menurunkan emisi CO
antara 17,74-47,93% pada beberapa variasi percobaan.
Salah satu penelitian menyebutkan guna mencegah
terbentuknya gas buang yaitu dengan mengondisikan reaksi yang
terjadi antara gas CO dengan gas NO serta reaksi antara hidrokarbon
dengan NO
2
2NO + 2CO → N 2(g) + 2CO 2(g) (1)
(g)
(g)
CH 4(g) +2NO 2(g) → CO 2(g) + N 2(g) +H O (2)
2 (g)
65
.
Reaksi tersebut hanya dapat berlangsung pada suhu yang sangat
tinggi. Suhu yang sangat tinggi menjadikan mesin tidak dapat
bekerja secara efektif. Oleh karena itu diperlukan suatu katalis yang
dapat mempercepat reaksi tersebut pada suhu rendah. Katalis yang
digunakan biasanya terbuat dari logam seperti Paladium (Pd),
Platinum (Pt), dan Rodium (Rh). Beberapa bahan yang diketahui
sebagai oksidasi yaitu Platinum, Plutonium, Nikel, Mangan,
Chromium. Beberapa logam sebagai katalis reduksi yaitu Besi,
Tembaga, Nikel paduan dan oksida dari bahan-bahan tersebut
(Unjanto et al, 2015). Irawan, et al (2013) meneliti tentang reduksi
KATALIS HETEROGEN
CO pada katalis dari tembaga. Hasil dari penelitian tersebut
menyebutkan bahwa dengan penggunaan tembaga sebagai katalis
CONTOH SOAL
converter dapat mereduksi CO dari 6,2% hingga menjadi 1,2%.
66
.
KATALIS HETEROGEN
CONTOH SOAL
v
67
.
RANGKUMAN
Menurut teori tumbukan, reaksi akan terjadi ketika partikel
pereaksi saling bertumbukan. Tumbukan antar-partikel hanya
terjadi apabila memiliki energi minimum tertentu dan arah yang
tepat menghasilkan reaksi. Jadi kelajuan reaksi bergantung pada:
a. Frekuensi tumbukan
b. Fraksi partikel yang memiliki energi minimum tertentu
c. Fraksi partikel yang memiliki arah tumbukan sesuai
KATALIS HETEROGEN
Tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi, yaitu:
CONTOH SOAL
a. Konsentrasi
b. Luas Permukaan
c. Suhu
d. Katalis
Laju reaksi dapat dipercepat dengan cara:
a. memperbesar konsentrasi pereaksi
b. memperkecil ukuran zat padat atau memperbesar luas
permukaan .
c . menaikkan suhu
d. menggunakan katalis
68
.
GLOSARIUM
Laju reaksi adalah perubahan konsentrasi pereaksi atau produk
dalam suatu satuan waktu.
Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara lau reaksi
dengan konsentrasi dari pereasi dipangkatkan bilangan tertentu.
Orde reaksi adalah bilangan pangkat yang menyatakan naiknya
laju reaksi akibat naiknya konsentrasi.
Teori tumbukan teori yang menjelaskan tentang terjadinya suatu
reaksi akibat adanya tumbukan.
Tumbukan efektif tumbukan yang menghasilkan zat hasil reaksi
CONTOH SOAL
karena posisi/orientasi molekul tepat dan energi kinetik yang
dimiliki cukup.
Orientasi merupakan arah atau posisi antar-molekul yang
bertumbukan dan energi hasil tumbukan harus mencapai energi
aktivasi.
Energi aktivasi besarnya energi minimum yang harus dimiliki
oleh molekul pereaksi agar bertumbukan menghasilkan zat hasil
reaksi.
69
.
DAFTAR PUSTAKA
1. Chang, Raymond. (Terjemahan: Suminar S.A). 2005. Kimia Dasar:
Konsep-konsep Inti. Jilid 2. Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
2. Hamid, R. A. (2019) ‘Buku Ajar Guru Laju Reaksi’.
3. Masterton, W.L., Cecile N. Hurley, and E. J. N. (2012) Chemistry:
Principles and Reactions Seventh Edition. USA: Cengage Learning.
4. Masterton, W. L. and Hurley, C. N. 2015. Chemistry: Principles and
Reactions, Eighth Edition. USA: Cengage Learning
5. Mulyanti, Sri dan Moh. Nurkhozin, 2017. Kimia Dasar Jilid 2.
Bandung: Alfabeta.
6. Oxtoby, David W., H. P Gills dan Norman H. Nachtrieb. 2001.
Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
7. Pakesa, C. M. and Yusmaita, E., 2019, ‘Perancangan Assesmen
Literasi Kimia Pada Materi Laju Reaksi Kelas XI SMA/MA’,
Edukimia, 1(3), pp. 84–89. doi: 10.24036/ekj.v1.i3.a61.
8. Praputri, E. et al., 2018, ‘Penggunaan katalis homogen dan
heterogen pada proses hidrolisis pati umbi singkong karet
menjadi glukosa’, Jurnal Litbang Industri, 8(2), p. 105. doi:
10.24960/jli.v8i2.4189.105-110.
70
.
DAFTAR PUSTAKA
9. Purba, E. et al. 2012. ‘Kajian Awal Laju Reaksi Fotosintesis untuk
2
Penyerapan Gas CO Menggunakan Mikroalga Tetraselmis Chuii’,
Jurnal Rekayasa Proses, 6(1), p. 7.
10. S., Syukri.1999. Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit ITB
11. Sunarya. 2012. Kimia Dasar 2. Bandung: Penerbit: ITB.
12. Suwardi, Soebiyanto dan Th Eka Widiasih. 2009. Panduan
Pembelajaran Kimia: Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: CV Karya
Mandiri Nusantara.
71
.
v