Balikan (Invers) Matriks [#4]
• Contoh: A 2 5
Carilah invers dari
1 3
Penyelesaian:
A 1 2(3) 1 3 5 1 3 5 3 5
(5)(1) 1 2 1 1
1 2
2
(Bagaimana jika matriksnya tidak 2x2???)
aa11 aa12 x1 bb1
x
21 22 2 2
Aljabar Matriks dan Mencari Matriks Balikan
aa11 aa12 x1 bb1
x
21 22 2 2
MATRIKS OPERASI MATRIKS
Dalam kuliah hari ini akan dipelajari pokok-pokok
bahasan lanjutan tentang matriks, yaitu:
Matriks dan operasimatriks
Aljabar matriks
Matriks Elementer
Cara mencari matriks balikan (Invers)
Matriks [#01]
Diberikan matriks-matriks seperti di bawah ini:
A 10 2 34; B 01 2 43; C 10 2 3 22; D 14 1 3 86
2 2 2 4 2 3
5 1 3 5 1 3 5 1 3 7 0 3 5 8
Matriks A dan matriks B dikatakan sama (identik) karena
matriks- matriks tersebut mempunyai ordo yangsama dan setiap
elemen yang seletak sama.
Karena ( A dan B) atau ( C dan D) adalah 2 buah matriks yang
mempunyai ordo sama, maka penjumlahan dari A + B atau C + D
adalah matriks hasil dari penjumlahan elemen-elemen ( A dan B ) atau
( C dan D ) yangseletak.
Begitu pula dengan hasil selisihnya.
Matriksyangmempunyaiordoberbedatidakdapatdijumlahkan
aatudikurangkan.
Matriks [#02]
Untuk setiap A berlaku A + (
A ) = 0.
Jumlah dari k buah matriks A adalah suatu matriks yang
berordo sama dengan A dan besar tiap elemennya adalah k
kali elemen A yang seletak.
Jika k sebarang skalar maka k A = A k adalah matriks
yang diperoleh dari A dengan cara mengalikan setiap
elemennya dengan k.
Negatif dari A atau A adalah matriks yang diperoleh dari
A dengan cara mengalikan semua elemennya dengan 1 .
Hukum yang berlaku dalam penjumlahan dan pengurangan
matriks:
a.) A + B = B + A
b.) A + ( B + C ) = ( A + B ) + C
c.) k ( A + B ) = k A + k B = ( A + B ) k , k = skalar
Matriks
Sifat-sifat yang berlaku dalam operasi penjumlahan dan
pengurangan matriks:
(a) A + B = B + A (sifat KOMUTATIF)
(b) (A + B) + C = A + (B + C) (sifat ASOSIATIF)
(c) k (A + B) = k A + k B (perkalian dengan skalar)
(d) ( + ) A = A + A (perkalian dengan skalar)
(e) A – A = A + (–A) = (0) (sifat ASOSIATIF)
(f) A (B + C) = A B + A C (sifat DISTRIBUTIF)
(g) (A + B) C = A C + B C (sifat DISTRIBUTIF)
(h) (A B) C = A (B C) (sifat ASOSIATIF)
Pada umumnya:
ABBA
A B = 0; tidak berakibat A = 0 atau B = 0
A B = A C; tidak berakibat B = C
Contoh Penjumlahan Matriks
A2x3 5 6 7 dan B2x3 6 7 4
8 3 4 1 9 2
maka
C2x3 A2x3 B2x3
C 5 6 7 6 7 4 11 13 11
2x3 8 3 4 1 9 2 9 12 6
Perkalian Matriks
Perkalian Matriks dengan Skalar:
Jika k sebarang skalar, maka k A = A k adalah matriks hasil dari A
yang setiap elemennya dikalikan dengan k .
Perkalian Matriks dengan Matriks:
Hasil kali matriks A yang ber-ordo (orde) m p dengan matriks B
yang berordo p n dapat dituliskan sebagi matriks yang baru, sebut
C = cij berordo m n dimana
cij ai1 b1j ai 2 b2 j aip bpj
Syarat perkalian Matriks dengan Matriks:
Jika matriks Amn dan matriks B pq dikalikan, maka:
Banyaknya kolom matriks A harus sama dengan banyaknya baris matriks B,
sehingga n p
Matriks hasil perkalian antara A dan B adalah matriks dengan ordo mq
Perkalian dilakukan dengan menjumlahkan hasil kali setiap elemen baris matriks
A dengan setiap elemen kolom matriks B yang sesuai.
Contoh Perkalian Matriks
Diberikan berbagai matriks seperti di bawah ini:
A 1 2 3; 1 3 1 2 3 D 12 0 15; 4 1 3 8
5 1 3 B 0 4; C 0 2 4; 3 2 3 E 1 2 3 6
3 3 8
5 5 1 2 4 7 0 3 5
2
Maka, di antara operasi-operasi perkalian matriks berikut ini:
A × B dapat dilakukan, karena ordo matriks A adalah 2× 3 dan ordo matriks
B adalah 3×2 , kolom matriks A sama dengan baris matriks B .
A ×C dapat dilakukan, karena ordo matriks A adalah 2× 3 dan ordo matriks
C adalah 3 ×3 , kolom matriks A sama dengan baris matriks C.
B × C tidak dapat dilakukan, karena ordo matriks B adalah 3×2 dan ordo
matriks C adalah 3×3 , kolom matriks B tidak sama dengan barismatriks C.
C × D tidak dapat dilakukan.
C × E dapat dilakukan.
D × E dapat dilakukan.
Ilustrasi Perkalian Matriks
A 1 2 3 1 3 1 2 3
5 1 3 B 0 4 C 0 2 4
3
5 5 1 3
Ordo 2× 3 Ordo 3 ×2 Ordo 3 ×3
Maka, ilustrasi perkalian matriks berikut ini:
A ×B dapat dilakukan: 2x3 3x3
3x3
B×C tidak dapat dilakukan: 3 x 2
Hasil Perkalian Matriks
Diberikan matriks: 1 2 3 B 01 34; C 10 2 43
A 1 ; 2
5 3 5 3 5 1 3
Maka, hasil perkalian matriks-matriks terkait di atas adalah:
1 2 3 1 3 11 2 0 3 5 1 3 2 4 3 3
A × B= 4
0
5 1 3 51 1 0 3 5 5 3 1 4 3 3
5 3
16 20
20 28
1 2 3 1 0 15 2 4 3 3 8 9
1 2 3
A × C = 5 1 3 0 2 4 5 0 15 10 2 3 15 4 9
5 1 3
16 9 20
20 15 28
Perkalian Matriks menggunakan MS-Excel
A 1 2 3 1 3 1 2 3
5 1 3 B 0 4 C 0 2 4
Ordo 2×3 5 3 5 1 3
Ordo 3×2 Ordo 3×3
Cobalah, perkalian matriks berikut ini:
Hasil Hasil ?
Matriks Bujur-Sangkar Istimewa
(a). Bila A dan B merupakan matriks-matriks bujur-sangkar sedemikian
sehingga AB = BA, maka A dan B disebut COMMUTE (merubah).
(b). Bila A dan B sedemikian sehingga AB = -BA, maka A dan B
disebut ANTI COMMUTE.
(c). Matriks M dimana Mk+1 = M untuk k bilangan bulat positif, disebut
matriks PERIODIK.
(d). Jika k bilangan bulat positif terkecil sedemikian sehingga Mk+1 = M,
maka M disebut PERIODIK dengan PERIODE k.
(e). Jika k = 1 sehingga M2 = M, maka M disebut IDEMPOTEN.
(f). Matriks A dimana Ap = 0 untuk p bilangan bulat positif disebut
dengan matriks NILPOTEN.
(g). Jika p merupakan bilangan positif bulat terkecil sedemikian hingga
Ap = 0, maka A disebut NILPOTEN dari indeks p.
Diberikan berbagai matriks berikut ini:
A 1 2 3; 1 3 1 2 3 D 12 3 15; 4 1 3 8
5 4 3 B 2 4; C 1 2 4; 3 2 3 E 1 2 3 6
9
5 3 5 1 3 2 4 1 3 5
2 7
Hitunglah:
A×B
A ×C
B×C
C×D
C×E
D×E
Aljabar Matriks Elementer
Definisi:
Matriks A berukuran m n ialah suatu susunan atau himpunan
angka dalam persegi empat dengan ukuran m n , sebagai berikut:
a11 a12 aa1n
a a
2n
A 21 22 a atau A aij i1,2, ,m
j1,2, ,n
a a mn
m1 m2
Untuk menyatakan elemen matriks A yang ke (i,j), yaitu aij,
digunakan notasi (A)ij . Ini berarti aij = (A)ij.
Bila m n , maka matriks disebut sebagai matriks bujur sangkar
berukuran m atau n.
T a po e pada Matriks
Transpose matrik A dinotasikan AT atau A diperoleh dengan
cara menukar elemen baris ke i dari matrik A menjadi elemen
kolom ke i. Bila matrik A berukuran m n maka A berukuran
m n dan elemen A yang ke (i,j) adalah aji; dapat pula
dinyatakan ( A )ij = (A)ji . Berikut ini adalah contoh matrik A ,
1 2 3 4 1 11 5 4
11 13 23 34 2 13 18 14
A 31 , A 3 23 28 25
5 18 28 4 34 31 37
4 14 25 37
b11 b12 b1n B bb11 b21 bm1
b b 12 b b
B b , m2
21 22 b1n 22
2n
bm 2 b2n bmn
bm1 bmn
Operasi Trace pada Matriks Bujur-Sangkar
Trace didefinisikan hanya pada matriks bujur-sangkar. Bila
matriks A berukuran mxm maka trace A, dinotasikan tr(A), adalah
jumlah elemen diagonal matriks A,
m
tr(A) = aii
i 1
Matriks A berukuran mxn dan B berukuran nxm, maka matriks AB
berukuran mxm. Berlaku:
trace (AB) = trace (BA)
Penjabaran: m m mn nm
tr AB ( AB)ii (A) )i . aijbji bji aij
i 1 i 1 j1 j1 i 1
i1 (B).i
nn
(B) j. ( A). j (BA) jj tr(BA)
j 1 j 1
Jadi : tr(AB) = tr(BA)
Aljabar Matriks Elementer
Matriks berukuran m 1 disebut vektor kolom dan berukuran 1n
disebut vektor baris.
Contoh:
a aˆ a , suatu vektor kolom
1
a
2
am
ai menybaˆtakanbko,mbpo, nen, a ke i. suatu vektor baris
b
,
b 1 2 n
bi menyatakan komponen b ke i.
A menyatakan vektor baris ke i dalam matrik A .
A menyatakan vektor kolom ke j dalam matrik A .
Berdasarkan matrik A seperti yang tercantum
pada definisi di atas, sebutkan posisi dari elemen-
elemen matriks berikut:
(A)i.
(A)1.
(A)2
(A)m.
(A).j
(A).1
(A).2
(A).n
Berbagai Jenis Matriks (#1)
1. Matrik Diagonal
Elemen diagonal dari matriks A (khusus untuk matriks
bujur sangkar) adalah: a11 , a22 ,…, amm .
Bedakanlah dengan vektor kolom aˆ yang memiliki m
komponen, yang dapat dituliskan sebagai berikut:
a1
a2
an
Bila semua elemen selain a11 , a22,…, amm bernilai 0
(nol), maka A disebut matriks diagonal.
A = diag( a11 , a22 ,…, amm ) menyatakan matriks diagonal
dengan elemen diagonal a11, a22, ... , amm.
Berbagai Jenis Matriks (#1)
Contoh Matrik Diagonal:
3 0 0
0 0
1. A 0 2 1
0
5 0 0
0 0
2. B 0 0 0
0
3. 100 0 0 0
C 1 0 0
0 2 0
0 0 0 2
Berbagai Jenis Matriks (#2)
2. Matrik Identitas
Bila aii 1 , sedangkan lainnya bernilai 0 (nol) untuk
i 1, 2, , m , maka A disebut matriks identitas
berukuran m , dinotasikan: Im atau I .
Perhatikan juga penulisan elemen-elemen matriks
diagonal di bawah ini, bila dalam notasi matrisial ( DA )
ataupun dalam notasi vektorial ( Da ):
DA diag(a11 , a22 ,…, amm )
D a011 0 00 1 0 0
A a22 0 1 0
0
0
amm 0 1
0
Berbagai Jenis Matriks (#3)
Da diag(a1, a2 ,…, am )
a01 02 0 10 0 00
D a 0 1
1
0 0 am 0 0
Bila
A diag(a1 , a2 ,…, am ) dan
b adalah skalar,
maka
Ab diag(ab , ab ,…, ab ) .
12 m
Berbagai Jenis Matriks (#4)
Bila A = Im , maka akan terdapat vektor-
vektor e1, e2 , , em , yang masing-masingnya
menyatakan suatu vektor dengan komponen
ke 1, 2, ... m bernilai 1, sedangkan
komponen yang lain bernilai 0, dinyatakan
sebagai berikut:
1 0 0
e1 0 , e2 1 , , em 0
0 0 1
Berbagai Jenis Matriks (#5)
3. Matriks Segitiga
Matriks segitiga ialah matriks dengan elemen di atas
atau di bawah diagonal bernilai 0. Matriks segitiga terdiri
dari dua macam, segitiga atas dan segitiga bawah.
Disebut segitiga atas bila yang bernilai 0 adalah semua
elemen di bawah diagonal, dan segitiga bawah bila
semua yang bernilai 0 di atas diagonal.
Contoh matrik segitiga atas (disebut: P ) dan segitiga
bawah (disebut: Q ) adalah sebagaiberikut:
a011 a12 aa1m a11 0 0
P a a a 0
22 2m dan Q 21 22
0
0 amm am1 am 2 amm
Berbagai Jenis Matriks (#6)
3. Matriks dan Notasi Lain
0 menyatakan skalar bernilai 0.
0 0ˆ atau 0 menyatakan vektor dengan
atau
semua komponennya bernilai 0.
menyatakan matriks dengan semua
0
elemennya bernilai 0.
11ˆ atau 1 menyatakan vektor dengan
atau
semua komponennya bernilai 1.
1m
menyatak an vektor berukuran m komponen
yang semuanya bernilai 1.
Definisi Matriks Balikan (Invers)
Definisi:
1. Jika A adalah sebuah matriks persegi dan jika sebuah matriks B yang
berukuran sama bisa didapatkan sedemikian sehingga AB = BA = I ,
maka A disebut dapat dibalik dan B disebut balikan (invers) dari A.
2. Suatu matriks yang dapat dibalik mempunyai tepat satu invers.
Contoh:
B 3 5 adalah invers dari A 21 35
1 2
karena 2 1 0
1 0 1
AB 35 3 5 I dan
1 2
1 0
BA 3 52 21 35 0 1 I
1
Sifat Balikan Matriks
Jika A dan B adalah matriks-matriks yang
dapat dibalik dan berukuran sama, maka
berlaku:
AB dapat dibalik, maka
B1 A1
A B 1
Matriks SINGULAR vs Non-SINGULAR
Matriks SINGULAR adalah matriks yang
nilai DETERMINAN-nya NOL
Matriks Non-SINGULAR adalah matriks yang nilai
DETERMINAN- nya tak
NOL
Contoh:
Buktikan bahwa matriks A 2 8 adalah SINGULAR!
0,5 2
Penyelesaian:
Determinan matriks A adalah
A 22 0,58
4 4
0
Cara Mencari Matriks Balikan (ordo 2 x 2)
Khusus Matriks ordo 2 x 2:
Jika A a b , maka matriks A dapat dibalik jika
c d
dkietahui
A atau a d b c 0 , dimana inversnya dapat dicari
dengan rumus:
A1 a d 1 c dc b
b a
d a d b b c
a d bc
a d c b c a d a b c
Matriks Balikan ordo (2 x 2) dalam notasi baku
Khusus Matriks ordo 2 x 2:a12 , maka matriks A dapat dibalik
Jika A a11
diketahui
a a
21 22
jika A atau a11 a22 a12 a21 0 , dimana inversnya dapat
dicari dengan rumus:
A1 a a 1 a aa22 aa12
a 11
11 22 12 21 21
a a a22 a a12 a
a a a a
11 22 12 21 11 22 12 21
a a a21a a a a a11a a
11 22 12 21 11 22 12 21
Contoh Mencari Matriks Balikan ordo (2 x 2)
Carilah invers dari matriks 35
A 21
Penyelesaian:
A1 2(3) 1 3 5
(5)(1) 1 2
1 3 5
1 1 2
3 52
1
Matriks Balikan ordo (3 x 3)
Untuk mendapatkan matriks matriks balikan ordo (3 x 3) kita perlu
memahami matriks-matriks berikut :
Matriks Kofaktor
Adjoin
Nilai elemen
rumus invers Matriks ordo 3 x 3
Pelajari juga dari situs-situs berikut:
http://javaandro.blogspot.com/2014/05/cara-mencari-invers-matriks-
ordo-3x3.html
http://soulmath4u.blogspot.com/2014/03/invers-matriks.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Aljabar_linear
Matriks Balikan ordo lebih tinggi
Secara umum, digunakan:
A1 1 adj A 1 adjA
detA A
Namun, untuk mendapatkan matriks balikan dengan ordo yang
lebih tinggi dari (3 x 3), akan lebih rumit lagi dan dapat
dipastikan tidak praktis dan memerlukan waktu lama !
Mencari Matriks Balikan “ordo TINGGI” Menggunakan OBE
Prinsip:
Caranya hampir sama dengan
metode penyelesaian SPL menggunakan
metode EG atau EGJ E E I
Relasi A1 E E 2 1n
Umum:
k k 1
dengan E adalah matriks dasar (matriks
elementer, yaitu matriks yang diperoleh dari
matriks I dengan melakukan sekali OBE)
Prosedur Mencari Matriks Balikan Menggunakan OBE
Jika diketahui matriks A berukuran persegi, maka cara
mencari inversnya adalah: mereduksi matriks A menjadi
matriks identitas dengan OBE dan terapkan operasi ini pada
matriks I
agar supaya mendapatkan A1 .
Untuk melakukannya, sandingkan matriks
identitas I ke sisi
kanan matriks A , sehingga menghasilkan matriks berbentuk
A I .
Terapkan OBE pada matriks A sampai ruas
kiri terreduksi menjadi I . OBE
ini akan membalik ruas kanan dari I menjadi
A1 , sehingga matriks akhir berbentuk I A1
Mencari Matriks Balikan “ordo TINGGI” Menggunakan OBE
Contoh:
1 2 3
2 3
Carilah invers dari matrik A 5 8
0
1
Penyelesaian:
1 2 31 0 0 b 2b 1 2 3 1 0 0 b3 2b2
2 5 30 1 0 21 0 1 3 2 1 0
1 0 80 0 1 0 2 1 0 1
b b 5
31
1 2 3 1 0 0 b3 1 2 31 0 001 b13b3
0 1 3 2 1 0 0 1 3 2 1 b 3b
0 0 1 5 2 1 0 0 2
15
23
1 2 0 14 6 3 b 2b 1 0 0 40 16 9
0 1 0 13 5 3 12 0 1 0 13 5 3
0 0 1 5 2 1 5 2 1
0 0 1
Mencari Matriks Balikan “ordo TINGGI” Menggunakan OBE
Penyelesaian:
Dari matriks imbuhan berikut:
1 0 0 40 16 9
0 1 0 13 5 3
0 0 1 5 2 1
Diperoleh:
40 16 9
A1 13 31
25
5
Mencari Matriks Balikan “ordo TINGGI” Menggunakan MS-Excel
Menggunakan prosedur: minverse()
-40 16 -3
13 -5 -1
-2
PR – Individu (untuk Minggu Depan)
Carilah harga-harga operasi matriks balikan berikut, periksalah
ulang jawabnya menggunakan fungsi “minverse()” dari MS-Excel:
(a). A 1 0 1 ; B 4 0 2
1 1 2 1 2 3
1 0 1 2 1 0
(b). C 2 2 1 4 D 2 1 1 71
2 3 2 7 5 1 6 58
;
1 1 3 6 5 0 6
2 2 3 7 3 0 4
(c). AB1 dan CD1
(d). AB1BA
(e). CD1 D1C