PERCEPATAN TRANSFORMASI DIGITAL DALAM
PEMBELAJARAN ABAD 21
Alkindi, S.Pd.
SDN 23 Singkawang
Perkembangan literasi pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang
pesat dari tahun ke tahun. Saat ini literasi dijadikan sumber dalam menunjang kinerja
dan professionalitas didalam pekerjaan. Di Indonesai terdapat 6 Literasi pendidikan
yang sedang di kembangkan seiring perkembangan zaman antara lain : (1) Literasi baca
tulis, (2) Literasi Digital, (3) Literasi numerasi, (4) Literasi Sains, (5) Literasi Finansial,
dan (6) literasi kewargaanb dan kebidayaan.
Pada saat ini kehidupan abad 21 ditandai sebagai abad keterbukaan atau abad
globalisasi, yang artinya kehidupan manusia pada abad ke-21 mengalami perubahan-
perubahan yang fundamental yang berbeda dengan tata kehidupan dalam abad
sebelumnya. Abad 21 ditandai dengan berkembangannya teknologi informasi yang
sangat pesat serta perkembangan otomasi dimana banyak pekerjaan yang sifatnya
pekerjaan rutin dan berulang-ulang mulai digantikan dengan mesin, baik mesin produksi
maupun mesin komputer. Dalam perkembangan Artificial Intellegence Literasi digital
maka memasuki abad 21 kemajuan teknologi tersebut telah memasuki berbagai sendi
kehidupan, tidak terkecuali dibidang pendidikan. Pendidik dan peserta didik dituntut
memiliki kemampuan belajar mengajar di abad 21 ini. Sejumlah tantangan dan peluang
harus dihadapi oleh pendidik dan peserta didik agar dapat bertahan dalam abad
pengetahuan di era informasi ini.
Perkembangan transformasi digital pembelajaran abad 21 bertujuan untuk
mewujudkan cita-cita bangsa yaitu masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera dan
bahagia dengan kedudukan yang terhormat dan setara dengan bangsa lain dalam dunia
global, melalui pembentukan masyarakat yang terdiri dari sumber daya manusia yang
berkualitas yaitu pribadi yang mandiri, berkemauan dan berkemampuan untuk
mewujudkan cita-cita bangsanya. Abad ke-21 baru berjalan satu dekade, namun dalam
dunia pendidikan sudah dirasakan adanya pergeseran, dan bahkan perubahan yang
bersifat mendasar pada tataran filsafat, arah serta tujuannya.
1
Kondisi Pembelajaran diera digital dalam pembelajaran abad 21 di lingkungan
sekolah atau kelas tidak terlepas dari berbagai tantangan pendidikan abad 21 antara
lain: (a) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-Thinking and
Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis, lateral, dan sistemik, terutama
dalam konteks pemecahan masalah; (b) Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama
(Communication and Collaboration Skills), mampu berkomunikasi dan berkolaborasi
secara efektif dengan berbagai pihak; (c) Kemampuan berpikir kritis dan pemecahan
masalah (Critical-Thinking and Problem-Solving Skills), mampu berfikir secara kritis,
lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan masalah; (d) Kemampuan
berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and Collaboration Skills), mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak. Dari skil 4C
yang menajdi dasar dalam pembelajaran abad 21 maka seorang guru harus lebih aktif,
kreatif, inovatif, produktif dan menyenangkan.
Penguatan Karakter Dalam Memperkenalkan Lagu Daerah
Kalimantan Barat Dan Nasionalisme Cinta Tanah Air
Guru abad 21 harus menguasai banyak pengetahuan (akademik, pedagogik,
sosial dan budaya), mampu berpikir kritis, tanggap terhadap setiap perubahan, dan
mampu menyelesaikan masalah. Guru tidak boleh hanya datang ke sekolah melulu
untuk mengajar saja. Kemampuan untuk mengelola kelas saja tidak cukup lagi.
Guru diharapkan bisa menjadi pemimpin dan agen perubahan, yang mampu
mempersiapkan anak didik untuk siap menghadapi tantangan global di luar sekolah.
Selain orang tua peran guru dalam mengarahkan masa depan anak didiknya sangat
2
signifikan. Bisa dibayangkan apa jadinya kalau guru tidak siap menghadapi semua
tantangan dinamika pendidikan abad 21 ini, yang nota-bene masih terus akan berubah.
Dalam konteks guru profesional dengan semangat tinggi, guru akan selalu
memiliki inisiatif, gigih, tidak putus asah dan tidak gampang menyerah. Sebaliknya,
guru juga akan jarang mengeluh. sebagai penguat didalm bahasa inggris (if you born
deep in the stupid it’s not your problem but if you die in the stupid it’s your problem)
artinya jika anda terlahir di dalam kebodohan itu bukan masalah anda akan tetapi
jika anda mati dalam kebodohan itu masalah anda (Alkindi).
Guru dalam dimensi kekinian digambarkan sebagai sosok manusia yang
berakhlak mulia, arif, bijaksana, berkepribadian stabil, mantap, disiplin, santun, jujur,
obyektif, bertanggung jawab, menarik, mantap, empatik, berwibawa, dan patut
diteladani. Dengan sosok kekiniannya, seorang guru harus manjadi manusia yang
dinamis dan berfikir ke depan (futuristic) dengan tanda-tanda dimilikinya sifat
informatif, modern, bersemangat, dan komitmen untuk pengembangan individu maupun
bersama-sama. Dan yang tak kalah penting, guru diharuskan mampu menguasai IT,
atau setidak-tidaknya mampu mengoperasionalkan.
Guru diharapkan benar-benar mampu mengajak siswanya siap dalam
menghadapi tantangan zaman. Sebagai guru profesional juga wajib tumbuh dalam
dirinya jiwa semangat dan sebagai penyemangat. Untuk yang satu ini, hal mendasar
yang harus dimiliki guru adalah kekayaan pengetahuan dan kompetensi materi yang
akan diajarkan. Tanpa itu, mustahil guru akan dapat mengajar dengan baik, lugas dan
lancar. Keminiman penguasaan materi dan wawasan pendukungnya akan mengurung
guru pada keminderan dan bahkan merasa takut berhadapan dengan siswa.
Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan yang
modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan
diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam
kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan
dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan orang
tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru yang ditandai
dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan,
penguasaan Iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama dan belajar
3
dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan, kepastian karir, dan kesejahteraan
finansial.
fungsi guru yang sangat strategis dalam membentuk manusia berkualitas. Dalam
melaksanakan tugasnya, guru juga wajib memiliki empat kompetensi yakni kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional yang diperlukan dalam proses
pembelajaran yang efektif dan efisien. Bahkan guru juga harus menguasai pengetahuan
baru untuk mengintegrasikan teknologi kedalam proses pembelajaran. Peran guru dalam
pembelajaran sangat penting meskipun ditengah banyaknya sumber belajar dan
perkembangan teknologi. Peran guru dalam pembelajaran abad 21 adalah sebagai
sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, motivator dan
evaluator. Artinya bahwa guru memiliki peran ganda terhadap tugas dan tanggung
jawabnya. Guru sebagai seorang pendidik juga harus menyesuaikan terhadap
perkembangan pembelajaran di abad 21. Beberapa paradigma guru yang harus diubah
dalam merencanakan pembelajaran abad 21 yaitu 1) guru sebagai pengarah harus
berubah menjadi fasilitator, pembimbing dan konsultan, 2) guru sebagai sumber
pengetahuan harus menjadi teman belajar, 3) student centered, 4) belajar berdasarkan
projek dan survei, 5) pembelajaran kompetitif menjadi kolaboratif, 6) komputer harus
menjadi peralatan belajar. Jika diartikan guru abad 21 adalah pendidik dimana selain
melaksanakan peran sebagai guru namun juga harus mampu menciptakan pembelajaran
yang sesuai untuk penerapan keterampilan abad 21. Guru abad 21 adalah guru yang
tidak hanya mampu mengajar dan mengelola kelas dengan efektif dan efisien, namun
juga harus mampu untuk membangun hubungan yang efektif dengan peserta didik dan
komponen lain disekolah, mampu menggunakan teknologi untuk peningkatan mutu
pembelajaran, mampu melakukan refleksi dan perbaikan praktik pembelajaran secara
berkelanjutan.
Adapun kontribus seorang Guru harus mampu menjemput penerapan model-
model pembelajaran yang sesuai seperti belajar penemuan (discovery learning),
pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran berbasis masalah dan penyelidikan, belajar
berdasarkan pengalaman sendiri, pembelajaran kontekstual, bermain peran dan simulasi,
pembelajaran kooperatif, pembelajaran kolaboratif, maupun diskusi kelompok kecil.
Selain itu, untuk menopang pendidikan di era revolusi industri 4.0, setiap kegiatan
pembelajaran harus berbasis digital, yakni guru harus mau memulai untuk dapat
4
mengintegrasikan teknologi dengan kerangka integrasi yang melibatkan pengetahuan
pedagogi, penguasaan materi, dan teknologi.
Abad 21 benar-benar membutuhkan guru yang profilnya efektif, professional
dan memesona yang cocok untuk menghadapi tantangan abad 21 sehingga mampu
mempersiapkan dan memprediksi kebutuhan belajar peserta didik dalam menghadapi
percepatan transformasi digital dalam pembelajaran abad 21.
5