Koneksi Antar Materi Modul 2.1 Pembelajaran Berdiferensiasi Barian Aftoni, S.Pd CGP Angkatan 9 SDN Kowangan Temanggung
Pembelajaran berdiferensiasi adalah teknik instruksional atau pembelajaran di mana guru menggunakan berbagai metode pengajaran untuk memenuhi kebutuhan individual setiap siswa sesuai dengan kebutuhan mereka Pembelajaran Berdiferensiasi Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek yaitu kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi (konten, proses, produk) Melakukan asesmen dan refleksi Penerapan di kelas
Bagaimana pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal? Guru melakukan pemetaan kebutuhan berdasarkan tiga aspek, yaitu kesiapan belajar murid, minat murid, dan profil belajar murid. Dalam kesiapan belajar murid guru melihat kesiapan murid untuk mengetahui kemampuan murid dalam mempelajari materi, konsep atau ketrampilan baru. Sedangkan minat murid bahwa memberikan pilihan kepada murid untuk belajar sesuai dengan minatnya sehingga dapat meningkatkan motivasinya. Pada profil belajar murid guru memberikan kesempatan kepada murid untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya, kecerdasan majemuknya, pengaruh budaya dan lingkungannya.
Kaitan Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Filosofi Ki Hadjar Dewantara Sebagai pendidik, kita tentu menyadari bahwa setiap anak adalah unik dan memiliki kodratnya masing-masing. Sebagai guru, tugas kita adalah menyediakan lingkungan belajar yang memungkinkan setiap anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara maksimal sesuai dengan kodratnya masingmasing dan memastikan bahwa dalam prosesnya, anak-anak tersebut merasa selamat dan bahagia. Dalam sistem among, guru harus menuntun murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya. Hal ini sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi bahwa guru harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid yang sangat kompleks.
Kaitan Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Nilai Guru Penggerak Dalam pembelajaran berdiferensiasi guru harus melakukan pemetaan kebutuhan belajar murid yang sangat kompleks. Untuk itu guru harus memiliki nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid sebagai modal dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid.
Kaitan Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Peran Guru Penggerak Guru penggerak memiliki peran yang mendukung dalam pembelajaran berdiferensiasi. Adapun peran tersebut adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktis, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru, serta mewujudkan kepemimpinan murid.
Guru penggerak dapat merumuskan visi untuk melakukan perubahan positif yang dituangkan dalam sebuah prakarsa perubahan. Prakarsa perubahan dapat dilakukan dalam pembelajaran yang berpihak pada murid dengan strategi Inkuiri Apresiatif (IA) yaitu pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Perubahan yang dilakukan adalah melalui pembelajaran berdiferensiasi. Kaitan Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan dari Guru Penggerak
Budaya positif di sekolah ialah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Pembelajaran berdiferensiasi sebagai serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru dan berorientasi ada kebutuhan murid. Dengan demikian pembelajaran berdiferensiasi sangat erat kaitannya dengan pembangunan budaya positif di sekolah demi terwujudnya pembelajaran yang berpusat kepada murid. Kaitan Pembelajaran Berdiferensiasi Dengan Budaya Positif di Sekolah
Terima Kasih