Cerita Rakyat Jawa Tengah
Oleh: Fadli _aza
Kala itu, hidup seorang wanita tua
sebut saja Mbok Sirni, ia menginginkan
sekali mempunyai anak, akan tetapi
hingga suaminya meninggal ia tidak juga
diamanahkan seorang anak.
Pada suatu hari, datang seorang
raksasa yang memberikan biji-biji
tanaman mentimun, dan mengatakan
bahwa Mbok Sirni akan mendapatkan
apa yang diinginkannya.
Namun raksasa menginginkan Mbok
Sirni untuk berbagi hasil dari biji
mentimun pemberiannya tersebut, Mbok
Sirni pun setuju.
Setelah bibit tersebut ditanam, bibit
tersebut tumbuh dan berbuah. Dan
terdapat satu yang sangat besar,
warnanya kekuningan yang berkilauan
seperti emas saat terkena cahaya
matahari.
Karena penasaran, Mbok Sirni
mengambilnya dan membukanya. ia
terkejut, didalam buah itu terdapat
seorang bayi perempuan cantik. Bayi
itu kemudian diberi nama Timun Emas.
Ketika Timun Emas beranjak besar, Mbok Sirni
bertemu kembali dengan raksasa, si raksasa
ingin meminta janji Mbok Sirni yang akan
membagi hasil dari biji mentimun.
Namun Mbok Sirni tidak rela anak
kesayangannya diambil raksasa. Si raksasa pun
memberikan kelonggaran bagi Mbok Sirni untuk
menjaga Timun Emas sampai berumur 17 tahun,
dan setelah itu si raksasa akan memangsanya.
Seiring berjalannya waktu, Mbok Sirni
semakin cemas memikirkan cara
bagaiman Timun Emas bisa lolos dari si
raksasa. Sampai suatu malam Mbok
Sirni bermimpi, bahwa ia harus
menemui seorang pertapa sakti yang
berada di Gunung Gundul.
Kemudian ia segera menemui pertapa,
setelah itu pertapa memberinya satu
bibit tanaman mentimun, jarum,
sebutir garam dan sepotong terasi
kepada Mbok Sirni. Pertapa ingin agar
Mbok Sirni memberikan semua itu pada
Timun Emas agar ia bisa terbebas dari
raksasa. Setelah pulang, Mbok Sirni
memberikan barang-barang tersebut
pada Timun Emas.
setelah beberapa hari, raksasa datang
ke rumah Mbok Sirni, untuk memangsa
Timun Emas. Mbok Sirni mengatakan
bahwa anaknya telah berlari menuju
hutan. Kemudian raksasa mengejar
Timun Emas dengan langkahnya yang
besar. Melihat si raksasa semakin
dekat, Timun Emas segera
melemparkan satu bibit mentimun.
Seketika bibit mentimun itu berubah
menjadi tanaman mentimun yang sangat
lebat dan banyak buahnya. Raksasa
yang sedang kelaparan, menyantap
semua buah mentimun tersebut, namun
rasa laparnya belum juga berkurang, ia
masih mencoba mengejar Timun Emas.
Melihat posisinya yang semakin dekat,
Timun Emas kemudian melemparkan
jarum yan dibawanya. Jarum yang
dilempar tersebut berubah menjadi
pepohonan bambu yang sangat lebat
dengan batang pohon yang tinggi dan
tajam. Batang tersebut mengahalangi
jalan si raksasa, namun ia mencoba
mencabuti pohon-pohon tersebut,
sampai kedua kaki si raksasa tertusuk
oleh batang bamboo, namun ia tetap
berusaha mengejar Timun Emas.
Kemudian Timun Emas melempar
segenggam garam yang dibawanya,
garam tersebut berubah menjadi
lautan luas yang menjadi penghalang
antara Timun Emas dan raksasa.
Namun si raksasa yang lapar
tetap ingin menyantap Timun
Emas, akhirnya ia berenang
melintasi lautan tersebut.
Dengan kelelahan akhirnya
raksasa bisa menyebrangi lautan
dan kembali mengejar Timun
Emas.
Timun Emas kemudian
melemparkan senjata
terakhirnya, sepotong terasi.
Terasi tersebut berubah menjadi
lumpur hisap yang luas. Raksasa
yang mengejar Timun Emas
terhisap ke dalam lumpur
tersebut, dan kemudian ia mati
dalam lumpur tersebut.
Timun Emas
akhirnya selamat,
dan kembali
pulang.
Setelah itu Timun
Emas dan Mbok
Sirni hidup
bahagia.
Pesan Moral Cerita Rakyat Timun:
1. Setiap maslaah pasti ada jalan
keluarnya jika kita mau berusaha dan
berdoa saat menghadapinya.
2. Ketika menghadapi tantangan atau
rintangan, kita harus terus berusaha
dengan seluruh kemampuan untuk bisa
mengatasinya.
3. Selalu berdoa serta memohon kepada
Tuhan. Sebab Tuhan lah yang Maha
kuat dan penentu segalanya.
Sumber :
1. Cerita anak indo.blogspot.com
2. Google.com
3. pinteres.com