The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Materi pembelajaran IPA SMK BISMEN C1, Tema 8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by abukamal62, 2020-11-16 23:27:17

MODUL IPA C1 Tema 8

Materi pembelajaran IPA SMK BISMEN C1, Tema 8. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keywords: K3,IPA C1 SMK Bismen

MODUL IPA C1 Ir. PURWO SUTANTO

XSMK BISMEN

KELAS

SMK PGRI 2 SURAKARTA

1

MODUL IPA C1
SMK BISMEN

KELAS

X

Disusun Oleh:

Ir. PURWO SUTANTO

SMK PGRI 2 SURAKARTA

i

Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah, Modul IPA C1 SMK BISMEN Kelas X Tema 8 ini telah
selesai kami susun. Mudul dengan judul Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ini
kami susun untuk menyiapkan ketersediaan bahan ajar bagi siswa SMK BISMEN
Kelas X. Selain itu juga, dalam rangka ikut partisipasi dalam kegiatan DIKLAT
Pembuatan Media Pembelajaran yang diadakan oleh Panitia peringatan Hari Guru
Nasional (HGN) tingkat Kota Surakarta tahun 2020 dan HUT PGRI ke 75.

Pada acara diklat, sebenarnya diajarkan tiga cara pembuatan media
pembelajaran, yaitu; Articulate Storyline, Smart App. Creative, dan Flipbook. Namun
kami memilih menggunakan metode Flipbook dalam membuat media pembelajaran.
Metode ini termasuk mudah, sederhana, software ringan dan juga hasilnya bisa
diakses melalui android.

Semoga dengan hadirnya bahan ajar dengan model flipbook ini bisa
bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkan, terutama guru dan siswa SMK
BISMEN. Kepada para pengguna, kami mohon maaf sekaligus kritik dan saran
perbaikan, karena masih banyak yang harus diperbaiki.

Terima kasih kami sampaikan kepada para Panitia dan Pemateri selama
DIKLAT, yang telah memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada kami.
Semoga bermanfaat dan menjadi amal shaleh bagi semua pelakunya.

Surakarta, 15 Nopember 2020
Hormat kami
Penyusun

1

DAFTAR ISI

TEMA 8................................................................................................................................................................ 4
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3).............................................................................. 5
A. Pendahuluan ............................................................................................................................................... 5
B. Wajib K3 Bagi Perusahaan/Tempat Kerja ................................................................................. 5
C. Pengertian dan Hakekat K3 ................................................................................................................. 7

1. Kesehatan Kerja.................................................................................................................................... 8
2. Keselamatan Kerja............................................................................................................................... 8
D. Pelaksanaan K3 ...................................................................................................................................... 10
1. Pelaksanaan Kesehatan Kerja ..................................................................................................... 10
2. Potensi Sumber Bahaya di Tempat Kerja.............................................................................. 12
3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja...................................................................................... 16
Kegiatan 2 Tema 8................................................................................................................................ 23
E. Aspek Legal dan Kewajiban Penerapan K3 ............................................................................... 23
1. Dasar Hukum K3 .............................................................................................................................. 23
2. Kewajiban-Kewajiban Terhadap Penerapan K3 ................................................................ 25
Kegiatan 2 Tema 8................................................................................................................................ 26
DAFTAR SUMBER BELAJAR................................................................................................................... 28

2

PETA KEDUDUKAN MODUL

SEMESTER GASAL SEMESTER GENAP

MATERI DAN POLUSI LINGKUNGAN
PERUBAHANNYA
LIMBAH DI LINGKUNGAN
GELAJA ALAM BIOTIK-
ABIOTIK AMDAL

KOMPONEN EKOSISTEM KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
KESEIMBANGAN
LINGKUNGAN MITIGASI BENCANA

POLUSI LINGKUNGAN

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR ALOKASI
(PENGETAHUAN) (KETRAMPILAN) WAKTU
6 x 45
KD. 3.9 KD. 4.9 menit
Menerapkan kesehatan, Melakukan pencegahan bahaya/
keamanan dan keselamatan kecelakaan di lingkungan kerja

kerja.

3

PRE TES/ TES AWAL
PEMBELAJARAN

Sebelum memulai kegiatan pemahaman
materi, silahkan menjawab beberapa
pertanyaan berikut ini. Anda tidak perlu
mencari jawaban dari sumber mana saja,
cukup yang sudah ada dalam ingatan
pemikiran saja. Seandainya banyak pertanyaan yang belum bisa Anda ketahui
jawabannya tidak mengapa. Karena pertanyaan ini hanya bertujuan untuk
mengetahui pemahaman awal Anda saja terhadap materi belajar yang akan kita
pelajari. Namun jika Anda bisa menjawab 8 nomer dari soal yang ada, maka Anda
berhak untuk menjadi tentor sebaya.

1. Apa kepanjangan dari K3 ?
2. Mengapa Anda harus mengetahui K3?
3. Apa saja dasar hukum pelaksanaan K3?
4. Apakah semua perusahaan wajib melaksanakan K3?
5. Apa akibat bagi perusahaan jika tidak melaksanakan K3?
6. Bagaimana cara pengusaha agar bisa mewujudkan tujuan K3?
7. Bagaimana cara pekerja/karyawan agar bisa mewujudkan tujuan K3?
8. Bagaimana cara pemerintah agar bisa mewujudkan tujuan K3?
9. Apakah yang dimaksud dengan APD dalam K3?
10. Bagaimana cara memahami makna rambu-rambu dalam K3?

Rehat Sejenak
Silahkan kalian klik dan saksikan video dari link berikut ini:
Video Safety : Keselamatan Kerja Di Kantor, 3 menit
https://www.youtube.com/watch?v=vE31WxAGEmI

4

TEMA 8

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)

A. Pendahuluan

Dalam materi belajar tema-tema sebelumnya, telah kita memelajari
tentang bagaimana upaya untuk mngurangi bahaya yang terjadi dan menimpa
kehidupan kita. Dari bagaimana menyadarkan posisi manusia secara ekologis,
seberapa besar potensi dan andil manusia dalam kerusakan lingkungan yang
memicu kejadian bencana, bagaimana upaya normatif untuk mengurangi dampak
pengubahan bentang alam sekitar kita.

Berbagai konsep yang telah kita pelajari, sebenarnya masih bersifat
generik, umum, belum membumi, atau mengerucut. Dalam tema ini kita akan
berusaha mempelajari yang lebih mengerucut, yaitu bagaimana makin
menyadarkan diri sendiri dalam berinteraksi dengan orang lain pada skala yang
lebih kecil, yaitu tempat kerja. Di tempat kerja, manusia dituntut bertindak,
berbuat, tidak untuk sekedar memikirkan diri sendiri, namun juga harus peduli
terhadap orang lain dan lingkungan. Terlebih lagi jika bekerja dalam sebauh
korporasi atau perusahaan/ kantor. Sekalipun Anda mungken sebagai owner dari
perusahaan tersebut.

Ingat, bahwa bagi manusia, kesehatan adalah kekayaan yang paling
mahal dan paling berharga. Interaksi, ketergantungan, dan dampak atau akibat
perilaku manusia dalam lingkungan kerja sangat erat, dekat dan cepat. Terbelih
lagi di era baru covid-19 ini. Sebagai contoh, ketika saat ini teman seruang kerja
kita terkena flu, besuk pagi akan ada yang sudah tertular. Bisa jadi itu menimpa
diri kita sendiri. Oleh karena itu kedisiplinan, ketertiban baik individu maupun
kolektif harus senantiasa dijaga, dan dilaksanakan.

B. Wajib K3 Bagi Perusahaan/Tempat Kerja

Mungkin kalian bertanya, apa urgensi atau perlunya mempelajari,
memahani K3 ? Untuk menjawab pertanyaan seperti itu mari kita ikuti
penjelasan berikut ini.

5

Sebelum terbitnya Peraturan Pemerintah No. 50 tahun 2012, panduan
yang digunakan oleh perusahaan dalam melaksanakan Sistem Manajemen K3
(SMK3), Permenaker N0.5 tahun 1996, dan untuk Kementerian Pekerjaan
Umum menggunakan Permen No. 09 tahun 2008. Adapun PP 50 tahun 2012 ini
didasarkan kepada Undang-Undang No.01 tahun 1970, dan diamanatkan oleh
Undang-Undang No. 13 tahun 2003. Jadi, dasar pelaksanaan Sistim
Manajemen Keselamatan Kerja (SMK3) adalah Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012.

Tujuan penerapan Sistim Manajamen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) ini adalah dalam rangka :
1. Untuk meningkatkan efektifitas perlindungan K3 dengan cara : terencana,

terukur, terstruktur, terintegrasi.
2. Untuk mencegah kecelakaan kerja dan mengurangi penyakit akibat kerja,

dengan melibatkan : manajemen, tenaga kerja/pekerja dan serikat pekerja.
SMK3 diwajibkan bagi perusahaan, mempekerjakan lebih dari 100 orang

dan mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. Dalam proses operasional
dilakukan pengendalian, pengendalian meliputi: kegiatan, produk, barang dan
jasa. Sementara itu, untuk cakupan pengendalian meliputi :
bahan, peralatan, lingkungan kerja, cara kerja, sifat kerja dan proses kerja.

Bila dilakukan identifikasi potensi bahaya, sehingga terjadi kecelakaan
kerja maka dapat dikatagorikan ada dua penyebab yang dominan,
yaitu tindakan tidak aman dan kondisi yang tidak aman.
1. Tindakan tidak aman (unsafe action) disebabkan: kelelahan karena kurang

istirahat, jam kerja melampui ketentuan yang sudah diatur dalam undang-
undang, kekurangan gizi yaitu ketidak seimbangan antara asupan makanan
dibanding dengan tenaga yang dibutuhkan dalam bekerja , tidak kompeten
karena tidak terlatih dan bekerja hingga larut malam terus-menerus,
bahkan menjelang pagi.
2. Kondisi tidak aman (unsafe condition) disebabkan : cuaca ekstrim yaitu
hujan badai dan panas yang luar biasa, ruang bekerja sempit tanpa
tersedianya udara segar yang memadai, peralatan kadaluarsa yang tetap
digunakan dan penerangan kurang memadai sehingga pekerja terpaksa
bekerja remang-remang dan mengakibatkan kerusakan mata.

6

Oleh karena itu, setiap pekerja di perusahaan atau tempat kerja dengan
kualaifikasi skala yang memenuhi peraturan tersebut wajib memahami, dan
melaksanakan K3. Bukankah siswa/alumni SMK termasuk calon tenaga kerja
yang berpotensi bisa berada di tempat kerja seperti itu?

Rehat Sejenak
Silahkan kalian klik dan saksikan video dari link
berikut ini: SMK3 Wajib Untuk Perusahaan, 9 menit.
https://www.youtube.com/watch?v=A4hx2TiiyGo

C. Pengertian dan Hakekat K3

Pengertian (definisi) K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) umumnya
terbagi menjadi 3 (tiga) versi di antaranya ialah pengertian K3 menurut Filosofi,
Keilmuan serta menurut standar OHSAS 18001:2007. Berikut adalah pengertian
dan definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) tersebut :

Pengertian (definisi) K3 Menurut Filosofi (Mangkunegara)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga
kerja khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budaya
menuju masyarakat adil dan makmur.
Pengertian (definisi) K3 Menurut Keilmuan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua Ilmu dan
Penerapannya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat
kerja (PAK), kebakaran, peledakan dan pencemaran lingkungan.
Pengertian (definisi) K3 Menurut OHSAS 18001:2007
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah semua kondisi
dan faktor yang dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja tenaga
kerja maupun orang lain (kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat
kerja.
Ketiga versi pengertian K3 di atas adalah pengertian K3 yang umum (paling
sering) digunakan di antara versi-versi pengertian K3 lainnya.

7

1. Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja merupakan spesialisasi dalam ilmu kesehatan dan
kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh
derajad kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan
usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit atau gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta
terhadap penyakit-penyakit umumnya.

Program kesehatan kerja merupakan suatu hal penting dan perlu
diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan
yang baik akan menguntungkan para karyawan secara material, karena
karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih
menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu bekerja
lebih lama.

Hakikat dari kesehatan kerja adalah sebagai berikut :
a. Sebagai alat untuk mencapai derajad kesehatan tenaga kerja yang

setingginya baik, buruh, petani, nelayan, pegawai negri atau pekerja bebas,
dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
b. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi yang berdasarkan kepada
meningginya efesiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam
produksi.
c. Penerapan program keselamatan kerja.

2. Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk menjamin
keadaan, keutuhan dan kesempurnaan tenaga kerja (baik jasmaniah maupun
rohaniah), beserta hasil karya dan alat-alat kerjanya ditempat kerja. Dengan
demikian, keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi yang aman atau selamat
dari penderitaan, kerusakan atau kerugian di tempat kerja. Dapat juga berkaitan
dengan keselamatan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya,
landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara–cara melakukan pekerjaan.

Usaha-usaha keselamatan kerja harus dilaksanakan oleh semua unsur yang
terlibat dalam proses kerja, yaitu pekerja itu sendiri, pengawas/kepala kelompok
kerja, perusahaan, pemerintah, dan masyarakat pada umumnya. Tanpa ada kerja

8

sama yang baik dari semua unsur tersebut tujuan keselamatan kerja tidak
mungkin dapat dicapai secara maksimal.

Adapun hakekat/tujuan keselamatan kerja adalah :
a. Mencegah terjadinya kecelakaan ditempat kerja.
b. Mencegah timbulnya penyakit akibat kerja.
c. Mencegah/mengurangi kematian akibat kerja
d. Mencegah atau mengurangi cacat tetap.
e. Mengamankan material, konstruksi, pemakaian, pemeliharaan bangunan-

bangunan, alat-alat kerja, mesin-mesin, dan instalasi-instalasi.
f. Meningkatkan produktivitas kerja tanpa memeras tenaga kerja dan

menjamin kehidupan produktifnya.
g. Menjamin tempat kerja yang sehat, bersih, nyaman, dan aman sehingga dapat

menimbulkan kegembiraan semangat kerja.
h. Memperlancar, meningkatkan dan mengamankan produksi, industri serta

pembangunan.
Ruang lingkup dari keselamatan kerja yaitu:

a. Keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan
proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-
cara melakukan pekerjaannya.

b. Keselamatan kerja adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja serta orang
lain, dan juga masyarakat pada umumnya.

c. Sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat, dan kematian akibat
kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang utama
bagi keamanan tenaga kerja.

d. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi, baik
barang, maupun jasa.
Istilah kesehatan dan keselamatan kerja mengacu pada kondisi fisik dan

psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh
perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan
kesehatan yang efektif, semakin sedikit pegawai yang mengalami dampak
penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan
tersebut. Penggunaan alat kerja harus benar-benar di perhatikan oleh setiap
perusahaan. Alat keselamatan kerja juga harus memenuhi standar kesehatan dan

9

keselamatan kerja nasional seperti penggunaan helm safety, jacket safety dan juga
sepatu safety.

D. Pelaksanaan K3

1. Pelaksanaan Kesehatan Kerja

UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan)
juga mengatur ikhwal kesehatan kerja dalam satu paragraf dengan keselamatan
kerja. Pengaturan dalam Pasal 86 dan 87 UU Ketenagakerjaan sangat sumir atau
kurang tegas.

Dalam pasal tersebut antara lain ditentukan sebagai berikut:
a. Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan

produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan
kesehatan kerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

Sebagaimana pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya, pelayanan
kesehatan dan keselamatan masyarakat pekerja yaitu meliputi pelayanan
preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.

a. Pelayanan Preventif
Pelayanan ini diberikan guna mencegah terjadinya penyakit akibat

kerja, penyakit menular di lingkungan kerja dengan menciptakan kondisi
pekerja dan mesin atau tempat kerja agar ergonomis, menjaga kondisi fisik
maupun lingkungan kerja yang memadai dan tidak menyebabkan sakit atau
membahayakan pekerja serta menjaga pekerja tetap sehat.

Kegiatannya antara lain meliputi:
1). Pemeriksaan kesehatan yang terdiri atas:

a) Pemeriksaan awal/sebelum kerja.
b) Pemeriksaan berkala.
c) Pemeriksaan khusus.

10

2). Imunisasi.
3). Kesehatan lingkungan kerja.
4). Perlindungan diri terhadap bahaya dari pekerjaan.
5). Penyerasian manusia dengan mesin dan alat kerja.
6). Pengendalian bahaya lingkungan kerja agar ada dalam kondisi aman

(pengenalan, pengukuran dan evaluasi).

b. Pelayanan Promotif
Peningkatan kesehatan (promotif) pada pekerja dimaksudkan agar

keadaan fisik dan mental pekerja senantiasa dalam kondisi baik. Pelayanan ini
diberikan kepada tenaga kerja yang sehat dengan tujuan untuk meningkatkan
kegairahan kerja, mempertinggi efisiensi dan daya produktivitas tenaga kerja

Kegiatannya antara lain meliputi:
1). Pendidikan dan penerangan tentang kesehatan kerja.
2). Pemeliharaan dan peningkatan kondisi lingkungan kerja yang sehat.
3). Peningkatan status kesehatan (bebas penyakit) pada umumnya.
4). Perbaikan status gizi.
5). Konsultasi psikologi.
6). Olah raga dan rekreasi.

c. Pelayanan Kuratif
Pelayanan pengobatan terhadap tenaga kerja yang menderita sakit akibat

kerja dengan pengobatan spesifik berkaitan dengan pekerjaannya maupun
pengobatan umumnya serta upaya pengobatan untuk mencegah meluas
penyakit menular di lingkungan pekerjaan. Pelayanan ini diberikan kepada
tenaga kerja yang sudah memperlihatkan gangguan kesehatan/gejala dini
dengan mengobati penyakitnya supaya cepat sembuh dan mencegah komplikasi
atau penularan terhadap keluarganya ataupun teman kerjanya.

Kegiatannya antara lain meliputi:
1). Pengobatan terhadap penyakit umum.
2). Pengobatan terhadap penyakit dan kecelakaan akibat kerja.

d. Pelayanan Rehabilitatif
Pelayanan ini diberikan kepada pekerja karena penyakit parah atau

kecelakaan parah yang telah mengakibatkan cacat, sehingga menyebabkan

11

ketidakmampuan permanen, baik sebagian atau seluruh kemampuan bekerja
yang biasanya mampu dilakukan sehari-hari.

Kegiatannya antara lain meliputi:
1). Latihan dan pendidikan pekerja untuk dapat menggunakan kemampuannya

yang masih ada secara maksimal.
2). Penempatan kembali tenaga kerja yang cacat secara selektif sesuai

kemampuannya.
3). Penyuluhan pada masyarakat dan pengusulan agar mau menerima tenaga

kerja yang cacat akibat kerja.

Rehat Sejenak

Silahkan kalian bisa klik dan saksikan video dari link berikut ini:
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja: 12 menit
https://www.youtube.com/watch?v=fzWookg0nxI

2. Potensi Sumber Bahaya di Tempat Kerja

Bahaya potensial di lokasi kerja (secara umum) dibagi menjadi lima
perantara diantaranya: Chemical Agent, Physical Agent, Biological Agent,
Psychological Agent, Ergonomical Agent/Mecanical Agent.

a. Chemical Agent
Bahan kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya (di Laboratorium)

adalah:
1) Asam Nitrat (HNO3)
2) Asam Sulfat ( H2SO4)
3) Asam Klorida (HCl)
4) N-Hexane
5) Aseton
6) Asam Peroksida (H2O2)

b. Debu
Debu dan uap/asap (fume) merupakan salah satu sumber gangguan yang

tidak dapat diabaikan. Dalam kondisi tertentu debu merupakan bahaya yang
dapat menimbulkan kerugian besar. Tempat kerja yang prosesnya
mengeluarkan debu atau uap, dapat menyebabkan pengurangan kenyamanan

12

kerja, gangguan penglihatan, gangguan fungsi faal paru-paru, bahkan dapat
menimbulkan keracunan umum.

Pekerjaan di lokasi tertentu dapat mengeluarkan debu atau uap
diantaranya pemrosesan material logam, keramik atau gelas yang dapat
berupa pengeboran, pemotongan, pembubutan, pengelasan pemanasan atau
pembakaran. Kegiatan lainnya yang dapat menimbulkan debu atau uap yaitu
penyolderan yang terkait dengan pekerjaan elektronika dan pemipaan
tembaga. Debu juga dapat ditimbulkan dari bahan insulasi termal maupun
akustik, misalnya debu dari glasswool.

Pengontrolan debu dalam ruang kerja:
1) Metode pencegahan terhadap debu dan uap ialah:

a) Memakai metode basah: Lantai disiram air supaya debu tak beterbangan
di udara. Pengeboran basah (wet drilling) untuk mengurangi debu yang
ada di udara. Debu jika di semprot dengan uap air akan berflokulasi lalu
mengendap.

b) Dengan alat: Scrubber, Elektropresipitator, Ventilasi umum.
2) Pencegahan terhadap sumber: diusahakan debu tidak keluar dari sumber

yaitu dengan pemasangan local exhauster.
3) Perlindungan diri terhadap pekerja antara lain berupa tutup hidung atau

masker.

c. Kebisingan
Bising dapat diartikan sebagai suara yang timbul dari getaran-getaran yang

tidak teratur dan periodik. Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki.
Manusia masih mampu mendengar bunyi dengan frekuensi antara 16-20.000 Hz,
dan intensitas dengan nilai ambang batas (NAB) 85 dB (A) secara terus menerus.
Intensitas lebih dari 85 dB dapat menimbulkan gangguan dan batas ini disebut
critical level of intensity. Pengaruh utama dari kebisingan terhadap kesehatan
adalah kerusakan pada indera-indera pendengar, yang menyebabkan ketulian
progresif.

Gangguan kebisingan di tempat kerja dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1). Gangguan Fisiologis

Gangguan fisiologis adalah gangguan yang mula-mula timbul akibat bising.
Dengan kata lain fungsi pendengaran secara fisiologis dapat terganggu.

13

Pembicaraan atau instruksi dalam pekerjaan tidak dapat didengar secara jelas
sehingga dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Pembicara terpaksa berteriak-
teriak, selain memerlukan tenaga ekstra juga menimbulkan kebisingan.
Kebisingan juga dapat mengganggu cardiac output dan tekanan darah.
2). Gangguan Psikologis
Gangguan fisiologis lama-lama bisa menimbulkan gangguan psikologis. Suara
yang tidak dikehendaki dapat menimbulkan stress, gangguan jiwa, sulit
konsentrasi dan berpikir, dan lain-lain.
3). Gangguan Patologis Organis
Gangguan kebisingan yang paling menonjol adalah pengaruhnya terhadap alat
pendengaran atau telinga, yang dapat menimbulkan ketulian yang bersifat
sementara hingga permanen.

Pengendalian Kebisingan di lingkungan kerja.
1). Menghilangkan transmisi kebisingan terhadap pekerja

Untuk menghilangkan atau mengurangi transmisi kebisingan terhadap pekerja
dapat dilakukan dengan isolasi tenaga kerja atau mesin yaitu dengan menutup
atau menyekat mesin atau alat yang yang mengeluarkan bising. Pada dasarnya
untuk menutup mesin mesin yang bising adalah sebagai berikut:
a) Menutup mesin serapat mungkin.
b) Mengolah pintu-pintu dan semua lobang secara akustik.
c) Bila perlu mengisolasi mesin dari lantai untuk mengurangi penjalaran

getaran.
2). Menghilangkan kebisingan dari sumber suara.

Menghilangkan kebisingan dari sumber suara dapat dilakukan dengan
menempatkan perendam dalam sumber getaran.
3). Mengadakan perlindungan terhadap karyawan
Usaha melindungi karyawan dari kebisingan di lingkungan kerja dengan
memakai alat pelindung diri untuk telinga telinga atau personal protective
device yaitu berupa ear plugs dan ear muffs.

d. Suhu Udara
Suhu tubuh manusia yang dapat kita raba/rasakan tidak hanya didapat

dari metabolisme, tetapi juga dipengaruhi oleh panas lingkungan. Makin tinggi
panas lingkungan, semakin besar pula pengaruhnya terhadap suhu tubuh.

14

Sebaliknya semakin rendah suhu lingkungan, makin banyak pula panas tubuh
akan hilang. Dengan kata lain, terjadi pertukaran panas antara tubuh manusia
yang didapat dari metabolisme dengan tekanan panas yang dirasakan sebagai
kondisi panas lingkungan. Selama pertukaran ini serasi dan seimbang, tidak
akan menimbulkan gangguan, baik penampilan kerja maupun kesehatan kerja.

Tekanan panas yang berlebihan merupakan beban tambahan yang harus
diperhatikan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas lingkungan
dapat menyebabkan beban fisiologis misalnya kerja jantung menjadi bertambah.
Nilai ambang batas untuk cuaca (iklim) kerja adalah 21oC – 30oC suhu basah.
Suhu efektif bagi pekerja di daerah tropis adalah 22oC – 27oC.

Yang dimaksud dengan suhu efektif adalah suatu beban panas yang dapat
diterima oleh tubuh dalam ruangan. Suhu efektif akan memberikan efek yang
nyaman bagi orang yang berada di luar ruangan. Cuaca kerja yang diusahakan
dapat mendorong produktivitas antara lain dengan pengondisian udara di
tempat kerja.

Kesalahan-kesalahan sering dibuat dengan membuat suhu terlalu rendah
yang berakibat keluhan-keluhan dan kadang diikuti meningkatnya penyakit
pernafasan. Sebaiknya diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Suhu diseting pada 25oC – 26oC.
2) Penggunaan AC di tempat kerja perlu disertai pemikiran tentang keadaan

pengaturan suhu di rumah.
3) Bila perbedaan suhu di dalam dan luar lebih 5oC, perlu adanya suatu kamar

adaptasi.
Contoh: suhu panas dari kompor, preheating furnace, porcelain furnace,
pengecoran logam, dan lain-lain.

e. Kelembaban Udara
Kelembaban adalah banyaknya air yang terkandung dalam udara, biasa

dinyatakan dalam persentase. Kelembaban ini berhubungan atau dipengaruhi
oleh suhu udara, dan secara bersama-sama antara suhu, kelembaban, kecepatan
udara bergerak dan radiasi panas dari udara tersebut akan mempengaruhi
keadaan tubuh manusia pada saat menerima atau melepaskan panas dari
tubuhnya. Suatu keadaan dengan suhu udara sangat panas dan kelembaban
tinggi, akan menimbulkan pengurangan panas dari tubuh secara besar-besaran

15

karena sistem penguapan. Pengaruh lain adalah makin cepatnya denyut jantung
karena makin aktifnya peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen,
dan tubuh manusia selalu berusaha untuk mencapai keseimbangan antara panas
tubuh dengan suhu di sekitarnya.

f. Pencahayaan
Pada umumnya pekerjaan memerlukan upaya penglihatan. Untuk

melihat manusia membutuhkan pencahayaan. Oleh sebab itu salah satu
masalah lingkungan di tempat kerja yang harus diperhatikan adalah
pencahayaan. Pencahayaan yang kurang memadai merupakan beban
tambahan bagi pekerja, sehingga dapat menimbulkan gangguan performance
(penampilan) kerja yang akhirnya dapat memberikan pengaruh terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja.

g. Radiasi
Sumber radiasi dapat berasal dari alam dan buatan. Dampak radiasi

terhadap kesehatan tergantung pada: lamanya terpapar, jumlah yang
diserap, tipe dan lebih spesifik lagi adalah panjang gelombang. Pancaran
yang paling berbahaya adalah gelombang pendek, termasuk ionisasi dan
radiasi sinar ultraviolet. Akibat radiasi ultraviolet pada umumnya mengenai
mata dan kulit, bila mengenai mata dapat menyebabkan conjuctivitis.

3. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja

Terjadinya kecelakaan kerja merupakan suatu bentuk kerugian baik bagi korban
kecelakaan kerja maupun Perusahaan/Organisasi. Upaya pencegahan
kecelakaan kerja diperlukan untuk menghindari kerugian-kerugian yang timbul
serta untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja di tempat kerja. Ada dua
faktor yang sangat berpengaruh dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja
yaitu:
a. Faktor kepribadian atau perilaku

1) Pekerja : latihannya, kebiasaan, kepercayaan, kesan, latar-belakang
pendidikan dan kebudayaan, sikap sosial serta karakteristik fisik.

2) Lingkungan pekerjaan : sikap dan kebijaksanaan dari para pengusaha
serta manajer, pengawas, penyelia serta kawan sekerja pada tempat kerja.

16

b. Faktor fisik
1) Kondisi pekerjaan : ditentukan oleh jenis bahaya yang melekat tidak
terpisahkan dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan, maupun oleh
bahaya terhadap kesehatan kerja yang ditimbulkan oleh metoda dan
material serta lokasi dari pekerjaan itu. Oleh sebab itu usahakan selalu
mematuhi standar kerja dengan menggunakan alat keselamatan kerja
seperti menggunakan sepatu safety dan lain-lain.

2) Penyingkiran bahaya mekanis : pemakaian pagar/batas, peralatan serta
prosedur untuk melindungi pekerjaan secara fisik terhadap daerah atau
situasi yang berbahaya.
Berdasarkan teori domino effect penyebab kecelakaan kerja, maka dapat

dirancang berbagai upaya untuk mencegah kecelakaan kerja di tempat kerja,
antara lain :
a. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pengendalian Bahaya Di Tempat
Kerja :
1) Pemantauan dan Pengendalian Kondisi Tidak Aman di tempat kerja.
2) Pemantauan dan Pengendalian Tindakan Tidak Aman di tempat kerja.
b. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Pembinaan dan Pengawasan :
1) Pelatihan dan Pendidikan K3 terhadap tenaga kerja.
2) Konseling dan Konsultasi mengenai penerapan K3 bersama tenaga kerja.
3) Pengembangan Sumber Daya ataupun Teknologi yang berkaitan dengan

peningkatan penerapan K3 di tempat kerja.
c. Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja melalui Sistem Manajemen :

1) Prosedur dan Aturan K3 di tempat kerja.
2) Penyediaan Sarana dan Prasarana K3 dan pendukungnya di tempat kerja.
3) Penghargaan dan Sanksi terhadap penerapan K3 di tempat kerja kepada

tenaga kerja.

Rehat Sejenak
Sebagai gambaran, bisa disaksikan video berikut ini: Bahaya Yang
Terjadi Jika Tak Menerapkan K3 Dalam Lingkungan Kerja
(Animation), 10 menit.
https://www.youtube.com/watch?v=wwNknTRUq9w

17

a. Alat Pelindung Diri (APD)
Pengertian (Definisi) Alat Pelindung Diri (APD) ialah kelengkapan wajib

yang digunakan saat bekerja sesuai dengan bahaya dan resiko kerja untuk
menjaga keselamatan tenaga kerja itu sendiri maupun orang lain di tempat
kerja.

Beberapa kelengkapan atau peralatan yang "WAJIB" digunakan saat
melakukan aktivitas bekerja yang disesuaikan dengan potensi risiko bahaya
dalam kaitannya untuk menjaga kesehatan dan keselamatan kerja baik pada
pekerja itu sendiri maupun orang disekitarnya disebut juga dengan Alat
Pelindung Diri (APD).

Penggunaan APD tersebut telah diatur oleh pemerintah melalui peraturan
menteri Tenaga Kerja. Beberapa alat pelindung diri yang dimaksudkan dapat
dilihat di bawah ini:
1. Sabuk Keselamatan (safety belt)

Alat pelindung ini digunakan untuk menghindari terjadinya benturan pada
saat berkendara, misalnya mobil, pesawat terbang, alat berat dan lain-lain.
2. Sepatu Karet (sepatu boot)
Berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di tempat yang becek ataupun
berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari
benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

Beberapa Gambar Alat Pelindung Diri Di Tempat Kerja

18

3. Sarung Tangan (Gloves)
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi
yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di
sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

4. Masker (Respirator)
Masker dapat berfungsi sebagai pelindung hidung dan penyaring udara yang
dihirup saat bekerja di tempat yang memiliki kualitas udara buruk (misal
berdebu, beracun, dsb).

5. Tali Pengaman (Safety Harness)
Pada pekerjaan yang berada di ketinggian, sangat memerlukan alat pelindung diri
berupa tali pengaman (safety harness). Alat pelindung diri ini digunakan jika
bekerja pada ketinggian lebih dari 1.8 meter. Hal ini akan melindungi pekerja
agar terhindar dari potensi jatuh dari ketinggian.

6. Penutup Telinga (Ear Plug / Ear Muff)
Guna melindungi telinga dari sumber suara yang cukup tinggi diperlukan
penutup telinga. Hal ini dimaksudkan karena telinga tidak mampu menahan suara
dalam intensitas yang tinggi dan memekakkan telinga.

7. Sepatu pelindung (safety shoes)
Seperti sepatu biasa, tapi dari bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet
tebal dan kuat. Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki
karena tertimpa benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.

8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)
Pada pekerjaan pengelasan maupun pekerjaan permesinan perlu menggunakan
pelindung mata. Hal ini untuk melindungi mata dari percikan api ataupun
serpihan dari besi yang mengalami proses pengerjaan permesinan.

9. Helm pelindung kepala (Safety Helmet)
Alat ini berfungsi untuk melindungi kepala dari benda yang berpotensi mengenai
kepala secara langsung maupun tidak langsung.

10. Pelindung wajah (Face Shield)
Berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan benda asing saat bekerja (misal
pekerjaan menggerinda)
Alat pelindung diri ini sudah seharusnya digunakan oleh seluruh pekerja
dalam kaitannya sebagai tindakan preventif dari potensi terjadinya kecelakaan

19

kerja. Alat pelindung diri ini juga harus memenuhi standard teknis yang
ditentukan oleh pemerintah. Secara garis besar, penggunaan APD ini tidak dapat
melindungi tubuh secara sempurna, akan tetapi penggunaan APD ini lebih
ditujukan kepada tindakan preventif terjadinya kecelakaan kerja dan dapat
meminimalisasi keluhan atau penyakit yang berpotensi terjadi.

Alat Pelindung Diri ini memiliki beberapa kelemahan seperti:
a) Kemampuan perlindungan yang tidak sempurna.
b) Tenaga kerja tidak merasa aman karena ukuran yang terkadang tidak sesuai.
c) Komunikasi terganggu.

b. Rambu-Rambu K3
Macam atau jenis rambu-rambu K3 dan fungsinya sendiri bermacam-

macam, dan wajib dipasang oleh perusahaan sesuai dengan standar yang
berlaku. Berikut ini adalah beberapa jenis rambu K3 yang umum dipasang
beserta arti dari rambu tersebut.

1) Arti Warna Rambu K3

Dari warna yang terdapat pada
rambu, pekerja dapat menentukan apa
klasifikasi bahaya pada area kerja
mereka. Selain itu, warna tersebut juga
mengarahkan pekerja tentang tindakan
apa yang harus dilakukan.

a) Warna merah.

Warna ini menunjukkan tanda bahaya/danger, kebakaran/fire, dan stop.
Biasanya digunakan untuk mengidentifikasi bahan kimia cair yang mudah
terbakar, alat pemadam kebakaran, dan tanda emergency stop. Warna merah
juga digunakan untuk menunjukkan klasifikasi bahaya yang dapat
mengakibatkan cedera serius, bahkan kematian.

b) Warna oranye.

Warna oranye mengindikasikan tanda awas/peringatan/warning. Biasanya
digunakan untuk mengindikasikan situasi bahaya yang dapat mengakibatkan
cedera serius atau kematian. Umumnya, tanda berwarna oranye dipasang

20

berdekatan dengan peralatan kerja yang berbahaya. Misalnya pisau berputar,
benda tajam, dan mesin gerinda.

c) Warna kuning.

Warna ini menunjukkan tanda waspada/caution
yang menunjukkan kondisi berbahaya dan
berpotensi menyebabkan luka sedang atau
ringan. Misalnya situasi seperti terpeleset,
tersandung, atau terjatuh, maupun tanda yang
dipasang di tempat penyimpanan bahan yang
gampang terbakar.

d) Warna hijau.

Warna ini mengindikasikan tanda safety/emergency. Penggunaannya adalah
untuk menunjukkan letak penyimpanan peralatan P3K, peralatan
keselamatan, dan Material Safety Data Sheet atau MSDS. Instruksi umum
terkait praktek kerja yang aman juga biasa ditandai dengan warna ini.

e) Warna biru.

Warna ini menunjukkan tanda perhatian/notice. Umumnya digunakan
untuk menunjukkan informasi keselamatan, bukan informasi bahaya. Dan
warna ini juga dipakai untuk menunjukkan apa instruksi tindakan
keselamatan yang dilakukan. Contohnya adalah kebijakan perusahaan
dan penggunaan APD.

2) Arti Bentuk Serta Simbol Rambu K3

a) Bentuk segitiga atau diamond(wajik).

Bentuk ini digunakan sebagai penunjuk bahaya. Dan rambu berbentuk
segitiga didesain dengan warna dasar oranye atau kuning, piktogram
warna hitam, dan garis tepi warna hitam. Salah satu contohnya adalah
tanda bahan material mudah terbakar,

b) Bentuk lingkaran.

Bentuk ini dipakai sebagai tanda instruksi atau mandatory sign terkait
keselamatan yang wajib dipatuhi oleh para pekerja. Contohnya adalah
rambu instruksi penggunaan alat pengaman diri (APD). Desain rambu

21

seperti ini memiliki piktogram warna putih dengan biru sebagai warna
dasar.

c) Bentuk kotak atau segi panjang.

Bentuk ini dipakai untuk menunjukkan di mana jalan keluar ketika terjadi
situasi darurat, tempat penyimpanan peralatan P3K, dan peralatan
keselamatan. Rambu dengan bentuk ini memiliki piktogram warna putih
dengan hijau sebagai warna dasarnya.

d) Rambu larangan.

Untuk rambu yang berisikan larangan (prohibition sign), desainnya
meliputi piktogram warna hitam, putih sebagai warna dasar, garis tepi
warna merah, serta garis diagonal warna merah di tengah.
3) Desain atau Format Rambu K3

a) One Panel Sign.

Desain ini menunjukkan hanya satu panel dengan piktogram atau teks
saja. Contohnya adalah rambu telepon darurat.

b) Two Panel Sign.

Desain ini menunjukkan teks dan piktogram, atau teks dengan kata kunci
dan teks sebagai penjelas. Artinya, ada informasi mengenai jenis bahaya,
konsekuensi, serta pernyataan untuk menghindari risiko bahaya
tersebut.

c) Three Panel Sign.

Untuk desain ini, ada 3 panel yang mencantumkan:

 Signal word atau header, misalnya kata-kata seperti safety first,

caution, warning, danger, atau notice.

 Messaging and text format yang berisikan kata kunci serta teks

penjelas.

 Piktogram atau simbol keamanan.

22

Kegiatan 2 Tema 8

Tema Kegiatan: Rambu-rambu di Tempat Kerja.

Rambu-rambu peringatan bahaya K3 di tempat kerja bermanfaat sebagai
manajemen visual di tempat kerja. Fungsinya sebagainsarana untuk
memberitahu, mengingatkan, dan menghindari kecelakaan kerja.
 Tugas anda, lakukan googling untuk mencari macam-macam rambu

peringatan kerja dan apa maknanya. Diantara rambu tersebut, yang
manakah yang sebaiknya juga dipasang di tempat kerja (SEKOLAH) anda?
Berikan alasan dan pertimbangannya, mengapa rambu-rambu tersebut
perlu diadakan/ dipasang!

 Hasil kerja disimpan dalam file kemudian dikirimkan ke email;
mellu539@yahoo.co.id

Rehat Sejenak
Sebagai gambaran, bisa disaksikan video berikut ini:
Safety Talk: Ngomongin Rambu K3, 6 menit
https://www.youtube.com/watch?v=-_mAxBX4IPo

E. Aspek Legal dan Kewajiban Penerapan K3
1. Dasar Hukum K3

Perundang-undangan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) ialah
salah satu alat kerja yang penting bagi para Ahli K3 guna menerapkan
K3 di tempat kerja. Kumpulan perundang-undangan K3 Republik
Indonesia tersebut antara lain :
a. Undang-Undang K3

1) Undang-Undang Uap Tahun 1930 (Stoom Ordonnantie).
2) Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

23

3) Undang-Undang Republik Indonesia No 13 Tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan.

b. Peraturan Pemerintah terkait K3

1) Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan
Pengawasan Keselamatan Kerja di Bidang Pertambangan.

2) Peraturan Pemerintah No 11 Tahun 1979 tentang keselamatan
Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.

c. Peraturan Menteri terkait K3

1) Permenakertranskop RI No 1 Tahun 1976 tentang Kewajiban
Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan.

2) Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.

3) Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan
dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.

4) Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.

5) Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran
Otomatis.

6) Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

7) Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan
Pemeriksaan Kecelakaan.

d. Keputusan Menteri terkait K3

1) Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 tentang Bendera keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

2) Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja.

3) Kepmenaker RI No 245 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional.
4) Kepmenaker RI no 463 Tahun 1993 tentang Pola Gerakan Nasional
Membudayakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

24

5) Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan
Kebakaran di Tempat Kerja.

6) Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya.

7) Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan
yang Membahayakan Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.

e. Instruksi Menteri terkait K3
Instruksi Menteri Tenaga Kerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran.

2. Kewajiban-Kewajiban Terhadap Penerapan K3

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di tempat kerja merupakan
tanggung-jawab bersama. Dengan saling menunaikan kewajiban di tempat kerja,
maka diharapkan penerapan K3 dapat dilaksanakan dengan baik. Perusahaan
dan tenaga kerja sama-sama memiliki kewajiban terhadap penerapan K3 di
tempat kerja.

a. Kewajiban Tenaga Kerja
Kewajiban Tenaga Kerja Terhadap Penerapan K3 (Keselamatan dan

Kesehatan Kerja) di tempat kerja tertuang dalam Undang-Undang No 1
Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 12 dimana terdapat 5 (lima)
kewajiban utama tenaga kerja dalam penerapan K3 di tempat kerja, antara
lain :
1) Memberi keterangan yang benar apabila diminta pegawai pengawas /

keselamatan kerja.
2) Menggunakan (APD) Alat Pelindung Diri yang diwajibkan.
3) Memenuhi dan menaati semua syarat-syarat K3 yang diwajibkan.
4) Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat-syarat K3 yang

diwajibkan.
5) Menyatakan keberatan kerja dimana syarat K3 dan APD yang diwajibkan

diragukan olehnya kecuali dalam hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas yang dapat dipertanggung-jawabkan.

25

b. Kewajiban Pengelola Tempat Kerja
UU Kesehatan menentukan 3 kewajiban pengelola tempat kerja, yaitu:

1) Menaati standar kesehatan kerja yang ditetapkan oleh Pemerintah dan
menjamin lingkungan kerja yang sehat.

2) Bertanggung jawab atas kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan kerja
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3) Melakukan segala bentuk upaya kesehatan melalui upaya pencegahan,
peningkatan, pengobatan, dan pemulihan bagi tenaga kerja.

c. Kewajiban Majikan atau Pengusaha
UU Kesehatan menentukan 3 kewajiban majikan atau pengusaha, yaitu:

1) Menjamin kesehatan pekerja melalui upaya pencegahan, peningkatan,
pengobatan dan pemulihan.

2) Menanggung seluruh biaya pemeliharaan kesehatan pekerja.
3) Menanggung biaya atas gangguan kesehatan akibat kerja yang diderita oleh

poekerja sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Kegiatan 2 Tema 8

Tema Kegiatan : Informasi/rekaman kejadian kecelakaan kerja
 Silahkan googling untuk mencari update informasi kejadian kecelakaan kerja

yang terjadi selama 3 bulan terakhir. Buatkan rangkuman terkait; kapan
peristiwa terjadi, di mana, di perusahaan apa, bagaimana kronologi kejadiannya,
dan bagaimana penanganaan kurbannya. Berikan tanggapan kalian terhadap
peristiwa tersebut!
 Saran apa yang kaliyan bisa usulkan untuk meningkatkan perbaikan kedepannya?
 Kirim hasil kerja anda via email pak guru di mellu539@yahoo.co.id.

Rehat Sejenak

Sebagai penutup materi pembelajaran ini, silahkan klik link berikut dan
saksikan videonya. Jangan lupa sambil mencatat hal-hal penting yang belum
kita peroleh di kegiatan belajar sebelumnya ini:
1) SAFETY INDUCTION kantor ADHI KARYA Departemen GEDUNG, 6

menit: https://www.youtube.com/watch?v=xdxuQH_FEGY
2) KECELAKAAN KERJA K3 - Jenis Kecelakaan Kerja, Potensi Bahaya, Cara

Pencegahan Kecelakaan Kerja 12 menit:
https://www.youtube.com/watch?v=TOkOAxRMEW8
3) Depnaker: Kecelakaan Kerja K3, 5 menit :
https://www.youtube.com/watch?v=pF0QbmAlKHI

26

POST TEST/TES AKHIR PEMBELAJARAN

Anda harus serius dalam menjawab pertanyaan berikut ini.
Karena jika skor anda masih kurang dari 80 (mampu
menjawab dengan benar 8 soal yang ada) maka Anda wajib
mengulangi belajar dari awal lagi. Jawablah dengan jujur,
sesuai pemahaman Anda sendiri. Jika ada pertanyaan yang
belum bisa Anda jawab, silahkan ditanyakan kepada teman
atau guru Anda.
1. Apa kepanjangan dari K3 ?
2. Mengapa Anda harus mengetahui K3?
3. Apa saja dasar hukum pelaksanaan K3?
4. Apakah semua perusahaan wajib melaksanakan K3?
5. Apa akibat bagi perusahaan jika tidak melaksanakan K3?
6. Bagaimana cara pengusaha agar bisa mewujudkan tujuan K3?
7. Bagaimana cara pekerja/karyawan agar bisa mewujudkan tujuan K3?
8. Bagaimana cara pemerintah agar bisa mewujudkan tujuan K3?
9. Apakah yang dimaksud dengan APD dalam K3?
10. Bagaimana cara memahami makna rambu-rambu dalam K3?

27

DAFTAR SUMBER BELAJAR
1. https://www.safetyshoe.com/tag/pengertian-kesehatan-kerja/
2. http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/189
3. https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/

pencegahan-kecelakaan-kerja.html
4. https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/

alat-pelindung-diri-apd.html
5. http://rimantho.blogspot.com/2015/03/alat-pelindung-diri-dalam-

k3.html
6. https://www.safetyshoe.com/tag/pengertian-kesehatan-kerja/
7. http://www.jamsosindonesia.com/cetak/printout/189
8. https://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/11/

kumpulan-perundang-undangan-k3.html
9.http://mediak3.com/jenis-rambu-rambu-k3-dan-fungsinya/
10. https://katigaku.top/2020/05/25/contoh-rambu-k3/

28


Click to View FlipBook Version