The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by morisdananjaya, 2021-09-21 21:23:08

03. Bahan Ajar 3

03. Bahan Ajar 3

BAHAN AJAR

Ni Putu Ayu Prima Saraswati, S.Pd

BAHAN AJAR

KELAS II (DUA)

TEMA 3
TUGASKU SEHARI-HARI

SUB TEMA 3
TUGASKU SEBAGAI UMAT

BERAGAMA
PEMBELAJARAN 6

KOMPETENSI
DASAR
DAN

INDIKATOR

TEMA 3 Bahasa
Indonesia

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

3.3 Menentukan kosakata dan 3.3.1 Menganalisis kosakata tentang
konsep tentang lingkungan kehidupan sosial di lingkungan
geografis, kehidupan ekonomi, sekitar dalam Bahasa Indonesia.
sosial, dan budaya di lingkungan (C4)
sekitar dalam bahasa Indonesia atau
bahasa daerah melalui teks tulis,
lisan, visual dan/atau eksplorasi
lingkungan.

4.3 Melaporkan penggunaan 4.3.1 Menyimpulkan kosakata Bahasa
kosakata bahasa Indonesia yang tepat Indonesia yang tepat tentang
atau bahasa daerah hasil pengamatan kehidupan social di lingkungan
tentang lingkungan geografis, sekitar dalam bentuk teks tulis.
kehidupan ekonomi, sosial dan (P5)
budaya di lingkungan sekitar dalam
bentuk teks tulis, lisan, dan visual 4.3.2 Menyimpulkan kosakata Bahasa
dalam kehidupan sehari-hari Indonesia yang tepat tentang
kehidupan social di lingkungan
sekitar dalam bentuk teks lisan.
(P5)

TEMA 3 Matematika

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

3.3 Menentukan kosakata dan 3.3.1 Menganalisis kosakata tentang kehidupan
konsep tentang lingkungan sosial di lingkungan sekitar dalam
geografis, kehidupan ekonomi, Bahasa Indonesia. (C4)
sosial, dan budaya di
lingkungan sekitar dalam
bahasa Indonesia atau bahasa
daerah melalui teks tulis, lisan,
visual dan/atau eksplorasi
lingkungan.

4.3 Melaporkan penggunaan 4.3.1 Menyimpulkan kosakata Bahasa
kosakata bahasa Indonesia yang Indonesia yang tepat tentang
tepat atau bahasa daerah hasil kehidupan social di lingkungan
pengamatan tentang lingkungan sekitar dalam bentuk teks tulis.
geografis, kehidupan ekonomi, (P5)
sosial dan budaya di lingkungan
sekitar dalam bentuk teks tulis, 4.3.2 Menyimpulkan kosakata Bahasa
lisan,dan visual. Indonesia yang tepat tentang
kehidupan social di lingkungan
sekitar dalam bentuk teks lisan.
(P5)

TEMA 3 SBdP

KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

3.1 Mengenal karya imajinatif dua 3.1.1 Menganalisis karya imajinatif dua
dan tiga dimensi dimensi (C4)

4.1 Membuat karya imajinatif dua 4.5.1 Membuat karya imajinatif dua
dan tiga dimensi dimensi (A5)

TUJUAN
PEMBELAJARAN

TEMA 3 SUB TEMA 3 PEMBELAJARAN 6

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah siswa menyimak video pembelajaran dengan judul
“menjenguk teman sakit” pada slide powerpoint tentang kehidupan
sosial di lingkungan sekitar siswa, siswa mampu menganalisis 3
kosakata tentang kehidupan sosial di lingkungan sekitar dalam
Bahasa Indonesia melalui teks tulid dengan sopan dan percaya diri.
Setelah siswa melaksanakan diskusi, siswa mampu menyimpulkan 3
kosakata Bahasa Indonesia yang tepat tentang kehidupan social di
lingkungan sekitar dalam bentuk teks tulis dengan percaya diri
Setelah siswa melaksanakan diskusi, siswa mampu menyimpulkan 3
kosakata Bahasa Indonesia yang tepat tentang kehidupan social di
lingkungan sekitar dalam bentuk teks lisan dengan percaya diri
Setelah siswa menyimak video pembelajaran pada slide powerpoint
tentang pecahan uang kertas, siswa mampu membandingkan 3 nilai
pecahan uang yang setara dengan percaya diri
Setelah siswa melaksanakan diskusi, siswa mampu menyusun 3 nilai
mata uang dari yang termurah ke termahal dengan tepat
Setelah siswa melaksanakan diskusi, siswa dapat menyusun 3 nilai
mata uang dari yang termahal ke termurah dengan tepat
Setelah siswa menyimak video pembelajaran pada slide powerpoint
tentang karya imajinatif dua dimensi, siswa mampu menganilisis
karya imajinatif dua dimensi dengan percaya diri
Setelah siswa melaksanakan diskusi, siswa mampu membuat karya
imajinatif dua dimensi dengan tepat

SEMANGAT
BELAJAR

PENDAHULUAN

Gambar 1. Menjenguk Teman Sakit
Sumber. https://youtu.be/hY-GzNVTC7Y diakses pada tanggal 17 September 2021

Kita sebagai umat beragama harus selalu menjunjung tinggi
toleransi dan saling menghargai sesama. Jika ada teman yang sakit,
kita harus datang menjenguk. Jika temanmu sakit, apa saja hal-hal
yang kamu lakukan? Apa yang kamu bawa saat mengunjungi
temanmu. Sekarang analisislah kegiatanmu!

Apakah kegiatanmu saat temanmu
ada yang sakit? Apa yang kamu bawa

saat temanmu sakit? Berapa harga
dari barangmu tersebut? Dimana
rumah temanmu? Apakah kamu bias

mencari rumah temanmu?

Kamu akan mengetahui jawaban-jawabannya pada subtema ini.
Agar kamu lebih paham, Ayo kita belajar bersama-sama dengan
penuh semangat!

PEMBELAJARAN 6

A. NILAI UANG

Matematika 3.5 dan 4.5

Uang merupakan sarana pembayaran yang resmi. Untuk pembelian beberapa
barang, kita memerlukan uang. Uang yang ada di Indonesia ada berbentuk
logam dan berbentuk kertas. Berikut uang yang ada di Indonesia.

1. Rp 500,00

Uang Logam Lima Ratus Rupiah
Ditulis Rp 500
Dibaca lima ratus rupiah
Rp500
(dibaca: lima ratus rupiah)
adalah nilai nominal uang kertas dan logam yang pernah dicetak dan beredar secara
resmi di Indonesia.
Uang dengan nominal Rp500 diedarkan dan dicetak dengan beberapa emisi dan seri,
antara lain tahun emisi 1977, 1982, dan 1992 (uang kertas). Hingga tahun 2011 uang
kertas 500 rupiah sudah tidak beredar lagi, sementara uang koin 500 rupiah masih
beredar (tahun emisi 2003, 1997, dan 2016).

2. Rp 1.000,00

Uang Kertas Seribu Rupiah
Ditulis Rp 1.000
Dibaca seribu rupiah
Rp1.000
(dibaca: seribu rupiah)
(Penulisan baku: Rp1.000,00)
Uang seribu adalah nilai nominal uang kertas dan yang pernah dicetak dan hingga
2019 masih beredar secara resmi di Indonesia.
Untuk tahun 2014 sampai dengan 2015, Bank Indonesia tidak mencetak uang kertas
pecahan Rp1.000. Uang dengan nominal Rp1.000 diedarkan dan dicetak dengan
beberapa emisi dan seri.

3. Rp 2.000,00

Uang Kertas Dua Ribu Rupiah
Ditulis Rp 2.000
Dibaca dua ribu rupiah

Rp2.000

(dibaca: dua ribu rupiah)

(Penulisan baku: Rp2.000,00)

Uang dua ribu adalah nilai nominal uang kertas dan yang pernah dicetak dan hingga
2019 masih beredar secara resmi di Indonesia.

Pertama diedarkan tahun 2009 pada tanggal 10 Juli 2009 dengan gambar depan
Pangeran Antasari dan gambar belakang Tarian Adat Dayak dengan warna dominan
Abu-abu.

4. Rp 5.000,00

Uang Kertas Lima Ribu Rupiah
Ditulis Rp 5.000
Dibaca lima ribu rupiah

Rp5.000

(dibaca: lima ribu rupiah)

(Penulisan baku: Rp5.000,00)

Uang lima ribu adalah nilai nominal uang kertas dan yang pernah dicetak hingga
tahun 2019 dan masih beredar secara resmi di Indonesia.

Pertama diedarkan pada tahun 1958 dan uang diedarkan pada tanggal 19 Desember
2016 bergambar depan Idham Chalid dan gambar belakang Gunung Bromo dan
Tari Gambyong dengan dominansi warna coklat.

5. Rp 10.000,00

Uang Kertas Sepuluh Ribu Rupiah
Ditulis Rp 10.000
Dibaca sepuluh ribu rupiah

Rp10.000

(dibaca: Sepuluh ribu rupiah)

(Penulisan baku: Rp10.000,00)

Uang sepuluh ribu adalah nilai nominal uang kertas dan yang pernah dicetak hingga
tahun 2019 dan masih beredar secara resmi di Indonesia.

Pertama diedarkan tahun 1964 dan uang yang diedarkan tahun 2016 bergambar bagian
depan Frans Kaisiepo dan gambar bagian belakang Taman Nasional Wakatobi dan
Tari Pakarena.

6. Rp 20.000,00

Uang Kertas Dua Puluh Ribu Rupiah
Ditulis Rp 20.000
Dibaca dua ribu rupiah

Rp20.000
(dibaca: Dua puluh ribu rupiah)

(Penulisan baku: Rp20.000,00)

Uang dua puluh ribu adalah nilai nominal uang kertas yang pernah dicetak hingga
tahun 2019, dan masih beredar secara resmi di Indonesia.

7. Rp 50.000,00

Uang Kertas Lima Puluh Ribu Rupiah
Ditulis Rp 50.000
Dibaca lima puluh ribu rupiah

Rp50.000

(dibaca: lima puluh ribu rupiah)

(Penulisan baku: Rp50.000,00)

Uang lima puluh ribu rupiah adalah nilai nominal uang kertas dan yang pernah dicetak
hingga tahun 2019 dan masih beredar secara resmi di Indonesia.

Uang kertas ini pertama diedarkan pada tahun 1993 dengan wajah presiden saat itu,
Soeharto, dan uang yang diedarkan pada tahun emisi 2016 seri uang NKRI dengan
wajah Ir. Djuanda Kartawidjaja.

8. Rp 75.000,00

Uang Kertas Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah
Ditulis Rp 75.000
Dibaca tujuh puluh lima ribu rupiah

Rp75.000

(dibaca: tujuh puluh lima ribu rupiah)

(penulisan baku: Rp75.000,00)

Uang tujuh puluh lima ribu adalah uang kertas pecahan khusus yang dicetak pada
tahun 2020 untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik
Indonesia ke-75.

Uang kertas Rp75.000 diedarkan pada tanggal 17 Agustus 2020 dengan gambar utama
sisi depan Pahlawan Nasional Dr. (H.C.) Ir. Soekarno dan Dr. (H.C.) Drs.
Mohammad Hatta, gambar pengibaran bendera pada peristiwa Proklamasi 17 Agustus
1945, gambar pembangunan infrastruktur Indonesia berupa tol trans Jawa, jembatan
Youtefa Papua, dan moda raya terpadu (mass rapid transit) Jakarta, gambar motif
songket yang berasal dari daerah Sumatra Selatan, dan gambar gunungan wayang.
Gambar belakang uang kertas Rp75.000 adalah gambar anak Indonesia dengan
pakaian adat daerah, satelit Merah Putih, dan gambar peta wilayah Indonesia di dalam
bola dunia. Warna dominan dari uang Rp75.000 adalah merah dan putih. Tanda air
(watermark) uang Rp75.000 adalah Soekarno dan Mohammad Hatta.

9. Rp 100.000,00

Uang Kertas Seratus Ribu Rupiah
Ditulis Rp 100.000
Dibaca seratus ribu rupiah

Rp100.000

(dibaca: seratus ribu rupiah)

(penulisan baku: Rp100.000,00)

Uang seratus ribu rupiah adalah nilai nominal uang kertas yang pernah dicetak hingga
tahun 2016 dan masih beredar secara resmi di Indonesia.

Uang dengan nominal Rp100.000 diedarkan dan dicetak dengan beberapa emisi dan
seri.

Untuk uang Rp100.000 tahun cetak 2015, penulisan tahun cetak terdapat pada
bagian belakang uang, yaitu PERUM PERCETAKAN UANG RI IMP 2015.

B. KOSAKATA YANG BERKAITAN DENGAN
KEHIDUPAN SOSIAL

Bahasa Indonesia 3.3 dan 4.3

1. Kosakata
Kosakata adalah perbendaharaan kata (bahasa Inggris: vocabulary)
adalah himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau
merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu.

Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang
dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan
digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan
kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari
Kecerdasan atau tingkat pendidikannya. Oleh karena itu, banyak ujian
standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata.

Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian
penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun
pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah
dikuasai. Murid sekolah sering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari
mata pelajaran tertentu dan banyak pula orang dewasa yang menganggap
pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

2. Kehidupan social

Konsep sosial adalah konsep keseharian yang digunakan untuk menunjuk
sesuatu dan yang dipahami secara umum dalam masyarakat. Sedangkan
konsep sosiologis merupakan konsep yang digunakan sosiologi untuk
menunjuk sesuatu dalam konteks akademik. Sosiologi ialah suatu ilmu
mengenai “das sein” dan bukan “das sollen”. Sosiologi meneliti masyarakat
serta perubahannya menurut keadaan kenyataan.
Dalam suatu masyarakat demokratik dianggap bahwa masyarakat dan
individu komplementer satu sama lain, karena masyarakat tidak dapat
dibayangkan tanpa individu, seperti juga individu tidak dapat dibayangkan
tanpa adanya masyarakat. Betapa individu dan masyarakat komplementer
satu sama lain dapat dilihat dari kenyataan, bahwa:

a. Manusia dipengaruhi oleh masyarakat demi pembentukan
pribadinya.

b. Individu mempengaruhi masyarakat dan bahkan bisa menyebabkan
(berdasarkan pengaruhnya) perubahan besar terhadap
masyarakatnya.

Justru dari unsur yang kedua, yaitu bahwa individu dapat mengubah
masyarakat sekelilingnya, terbukti bahwa manusia adalah selain dari hasil
pendidikannya sebagai manusia yang berfikir, dapat mengambil kesimpulan
dan pelajaran dari pengalamannya, mencetuskannya menjadi ide yang baru.

Dengan perubahan inilah, ia akan mengubah masyarakat sedikit demi sedikit
dan akhirnya terjadilah apa yang dikenal sebagai proses sosial yaitu
proses pembentukan masyarakat. Jadi, dapat dikatakan bahwa masyarakat
selalu dalam proses sosial, selalu dalam pembentukan. Masyarakat selalu
dalam perubahan, penyesuaian dan pembentukan diri (dalam dunia
sekitarnya), sesuai dengan idenya. Karena masyarakat terdiri dari individu-
individu yang juga berinteraksi satu sama lain, dengan sendirinya terjadilah
perubahan terhadap masyarakat pula. Karena itu, proses sosial dapat pula
didefinisikan sebagai perubahan- perubahan dalam struktur masyarakat
sebagai hasil dari komunikasi dan usaha pengaruhmempengaruhi para
individu dalam kelompok. Di samping itu, karena individu secara tidak sadar
sambil menyesuaikan diri juga mengubah secara tidak langsung (bersama-
sama dengan individu lain) dan masyarakatnya, dapat dikatakan bahwa setiap
individu maupun kelompok mempunyai peranan atau fungsi dalam
masyarakatnya.

3. Kehidupan Sosial: Antara Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan
Pada zaman sekarang ini, sering kita membedakan antara masyarakat
pedesaan dan masyarakat perkotaan. Perbedaan tersebut sebenarnya tidak
mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena
dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada
pengaruh- pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.

Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang
masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem
yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial
yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula.
Perbedaan masyarakat pedesaan dan perkotaan adalah:

a. Masyarakat Pedesaan

1) Perilaku homogen

2) Perilaku yang dilandasi oleh konsep

kekeluargaan dan kebersamaan

3) Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status

4) Isolasi sosial, sehingga static

5) Kesatuan dan keutuhan cultural

b. Masyarakat Kota
1) Perilaku heterogeny
2) Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan
kelembagaan
3) Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4) Mobilitas sosial, sehingga dinamik
5) Individualisme

C. KARYA IMAJINATIF DUA DIMENSI

SBdP 3.1 dan 4.1

Karya Imajinatif adalah karya seni yang tertuang dalam dimensi panjang dan lebar. Seni rupa
ini menghasilkan karya yang hanya dapat dilihat dari satu sisi saja
.

RANGKUMAN

Sub Tema 1. Tugasku Sehari-hari di Rumah 22

RANGKUMAN

1. MUATAN PELAJARAN MATEMATIKA

Uang kertas di Indonesia ada beberapa macam yaitu pecahan
uang

a. Rp 1.000,
b. Rp 2.000,
c. Rp 5.000,
d. Rp 10.000,
e. Rp 20.000,
f. Rp 50.000,
g. Rp 75.000,
h. Rp 100.000.

2. MUATAN PELAJARAN BAHASA INDONESIA

Kosakata adalah himpunan kata yang dimiliki oleh
seseorang atau kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau
semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh
orang tersebut untuk menyusun kalimat baru

3. MUATAN PELAJARAN SBdP

DAFTAR
PUSTAKA

Karya Imajinatif adalah karya seni yang tertuang dalam dimensi
panjang dan lebar. Seni rupa ini menghasilkan karya yang hanya dapat
dilihat dari satu sisi saja

DAFTAR
PUSTAKA

DAFTAR
PUSTAKA

1. Buku Pedoman Guru Tema 3 : Tugasku Sehari-hari Kelas 3 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev. 2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
Rev. 2017).

2. Buku siswa Tema 3 : Tugasku Sehari-hari Kelas 3 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 Rev. 2017, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
Rev. 2017).

3. https://dosensosiologi.com/kegiatan-sosial/ diakses pada 10 Agustus 2021

PROTOKOL
KESEHATAN

PROTOKOL
KESEHATAN

5M

Ni Putu Ayu Prima
Saraswati, S.Pd


Click to View FlipBook Version