The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Yani Mulyani, 2023-10-18 10:36:21

KONEKSI ANTAR MATERI 1.4

KONEKSI ANTAR MATERI 1.4

Keywords: CGP 9

1.4.a.8. Koneksi Antar MateriModul 1.4 BudayaPositif Yani Mulyani Mulyani Mulyani YANI MULYANI CGP ANGKATAN 9 KAB. GARUT


CGP dapat menyusun langkah dan strategi yang lebih efektif, konkret, dan realistis untuk mewujudkan budaya positif di sekolah. TujuanPembelajaran Khusus CGP memahami keterkaitan konsep budaya positif dengan materi pada modul 1.1, 1.2 dan 1.3. SAT U D UA Yani Mulyani Mulyani Mulyani


a. Kesimpulan mengenai peran Anda dalam menciptakan budaya positif di sekolah dengan menerapkan konsep-konsep inti seperti disiplin positif, motivasi perilaku manusia(hukuman dan penghargaan), posisi kontrolrestitusi, keyakinan sekolah/kelas, segitigarestitusi dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya yaituFilosofiPendidikan Nasional Ki HadjarDewantara, Nilai danPeran Guru Penggerak, sertaVisi GuruPenggerak Menciptakan budaya positif memerlukan kolaborasi dari semua warga sekolah. Saling mendukung, berkolaborasi menerapkan nilai-nilai kebajikan yang disepakati bersama akan memunculkan suasana sekolah yang memiliki lingkungan positif. Nilai-nilai kebajikan yang diterapkan akan menjadi sebuah budaya positif apabila dilaksanakan secara konsisten dan ada kolaborasi yang kuat diantara semua warga sekolah. Untuk penerapannya tentu saja kita harus mengetahui dan memahami konsep-konsep inti di dalam budaya positif tersebut antara lain disiplin positif, motivasi perilaku manusia (hukuman dan penghargaan), posisi kontrol restitusi, keyakinan sekolah/kelas, serta segitiga restitusi. Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Keterkaitan Antar Materi Modul 1.1 Filosofi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak Modul 1.3 Visi Guru Penggerak Modul 1.4 Budaya Positif Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Dalam mewujudkan sebuah visi di masa depan , seorang guru harus mampu menerapkan Budaya Positif yang berpihak pada murid dalam setiap proses pembelajarannya. Sehingga akan terbentuk murid yang memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila. Keterkaitan BudayaPositif dengan materiFilosofi Pendidikan Nasional KiHadjarDewantara, Nilai danPeran GuruPenggerak sertaVisi GuruPenggerak Dalam Filosofi Pendidikan Ki Hadjar Dewantara tujuan Pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, maka dalam proses menuntun murid tersebut tentunya guru harus mampu menciptakan Budaya Positif bagi muridnya agar mereka mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai individu maupun anggota masyarakat MATERI MOD U L 1.1 F I LOSOF I KI HAD JAR D EWANTARA MATERI MOD U L 1. 2 PERAN DAN NI LAI GU R U PENGGERAK MATERI MOD U L 1.3 V ISI GU R U PENGGERAK Seorang guru harus mampu menerapkan nilai dan menjalankan perannya dalam menciptakan Budaya Positif yang berpihak pada kepentingan murid. Yani Mulyani Mulyani Mulyani


b. Buatlah sebuah refleksi dari pemahaman Andaatas keseluruhan materi Modul BudayaPositif ini dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikutini Yani Mulyani Mulyani Mulyani


1. Sejauh mana pemahaman Andatentang konsepkonsep intiyang telah Anda pelajari di modul ini,yaitu: disiplin positif,teori kontrol, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, posisi kontrol guru, kebutuhan dasar manusia, keyakinan kelas, dansegitigarestitusi. Adakah hal-halyang menarik untuk Anda dan di luar dugaan? Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Disiplin positif menjadi unsur utama dalam mewujudkan budaya positif yang ingin dicapai di sekolah kita. Melalui penerapan disiplin positif, seorang guru mengajarkan murid untuk bertanggung jawab dan menumbuhkan kesadaran pada diri akan nilai-nilai kebajikan. Sehingga murid akan mampu mengontrol diri dalam melakukan segala tindakan berdasarkan motivasi intrinsik. Teori Kontrol DisiplinPositif Dalam kenyataannya setiap orang memiliki kebutuhan dan gambaran yang berbeda-beda. Dimana kita berusaha memahami pandangan orang lain tentang dunia. Dalam teori kontrol hanya kita yang mampu mengontrol diri bukan orang lain. Model berpikir dalam teori ini adalah Menang-Menang. Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Teori Motivasi Setiap perilaku yang ditunjukkan oleh manusia memiliki motivasi. Dan motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik Motivasi intrinsikmerupakan motivasi untuk menjadi orang yang diinginkan oleh seseorang dalam rangka menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka yakini. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah keinginan yang dilakukan dalam rangka menghindari ketidaknyamanan atau hukuman serta untuk mendapatkan imbalan atau penghargaan dari orang lain. Hukuman dan penghargaan merupakan salah satu cara dalam mengontrol perilaku murid yang secara tidak langsung akan menghambat potensinya. Dalam jangka waktu tertentu baik hukuman maupun penghargaan akan memberikan dampak yaitu keterpaksaan yang muncul bukan dari motivasi intrinsik Hukuman danPenghargaan Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Posisi Kontrol Guru Kebutuhan bertahan hidup (Survival) Kasih sayang dan rasa diterima (Love and belonging) Kebebasan (freedom) Kesenangan (fun) Penguasaan (power) Setiap tindakan seseorang adalah untuk memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Sebagai penghukum Sebagai pembuat merasa bersalah Sebagai teman Sebagai pemantau Sebagai manajer Ada lima posisi kontrol guru yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. Kebutuhan Dasar Manusia Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Keyakinan kelas adalah nilai-nilai kebajikan universal yang disepakati secara tersirat dan tersurat, lepas dari latar belakang suku, negara, bahasa, maupun agama. Pembentukan keyakinan kelas bersifat abstrak, berupa pernyataan-ernyataan universal, dibuat dalam kalimat positif, dalam pembuatannya tidak terlalu banyak, semua warga kelas ikut berkontribusi dalam pembuatan keyakinan kelas, serta ditinjau dari waktu ke waktu. Keyakinan Kelas Contoh Keyakinan Kelas Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Restitusi merupakan proses menciptakan kondisi bagi murid untuk memperbaiki kesalahan mereka. Sehingga mereka kembali pada kelompoknya dengan karakter yang lebih kuat. Segitiga restitusi adalah suatu proses dialog yang dijalankan oleh guru atau orang tua agar dapat menghasilkan murid yang mandiri dan bertanggung jawab. Segitiga restitusi merupakan alur untuk menegakkan keyakinan bersama di dalam kelas atau sekolah. Segitiga Restitusi Menstabilkan Identitas (Stabilize the Identity) Validasi Tindakan yang Salah (Validate the Misbehavior) Menanyakan Keyakinan (Seek the Belief) Tahapan-tahapan restitusi ada tiga yaitu: 1. 2. 3. Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Yani Mulyani Mulyani Mulyani Adakah hal-halyang menarik untuk Anda dan di luar dugaan? Disiplin muncul dari rasa tanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai yang kita hargai tanpa ada paksaan dari orang lain. Ketika seseorang melakukan kesalahan yang bertentangan dengan nilai kebajikan sebenarnya mereka gagal dalam memenuhi kebutuhan dasar. Sebelumnya saya menganggap anak berulah hanya untuk mencari perhatian dari gurunya saja. Orang yang memiliki motivasi untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan nilai-nilai yang mereka percaya akan membuat seseorang memiliki disiplin positif karena bersifat intrinsik. Ada lima posisi kontrol guru dalam menangani murid yang bermasalah. Sebelum mengenal materi lima posisi kontrol guru, saya masih memposisikan diri sebagai teman dan penghukum. Untuk langkah selanjutnya saya akan memposisikan diri sebagai manajer sehingga mampu mengembalikan tanggung jawab pada murid serta mencari jalan keluar dari permasalahannya. Selama ini di kelas masih memakai peraturan bukan keyakinan kelas. Melalui Segitiga restitusi guru membimbing murid dalam mencari solusi dari permasalahan murid sehingga mereka memiliki rasa tanggung jawab.


Dalam menciptakan Budaya Positif di kelas atau sekolah harus ada kolaborasi dari semua warga sekolah dengan mengadopsi nilai-nilai kebajikan universal yang mereka yakini sehingga akan mampu menumbuhkan motivasi intrinsik disertai dengan rasa tanggung jawab dari murid. Posisi kontrol saya yang dulu sebagai teman dan penghukum harus berubah menjadi manajer dalam menangani permasalahan pada murid. Hukuman dan penghargaan saya rasa menjadi kurang efektif apabila diterapkan dalam pembelajaran. Melalui tahapan segitiga restitusi sangat membantu terciptanya budaya positif. Selain itu seorang guru akan mampu menciptakan murid yang bertanggung jawab, mandiri dan percaya diri. 2.Perubahanapayang terjadi pada cara berpikir Anda dalam menciptakan budaya positif di kelas maupunsekolah Andasetelah mempelajari modul ini?


3.Pengalamansepertiapakah yang pernah Andaalamiterkait penerapan konsepkonsep inti dalam modul BudayaPositif baik di lingkup kelas maupunsekolah Anda? 2. Pada awal tahun ajaran saya membuat kesepakatan kelas bersama dengan semua murid, akan tetapi setelah saya mempelajari modul 1.4 ternyata kesepakatan kelas yang saya buat masih berbentuk peraturan kelas. Sehingga saya bersama murid langsung berkolaborasi untuk merevisi peraturan menjadi keyakinan kelas yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Saya menerapkan kegiatan Segitiga Restitusi sebagai pemenuhan tugas Demonstrasi Kontekstual dan ternyata siwa menerima dengan antusias dan senang hati. Mereka mengharapkan tahapan segitiga restitusi akan terus dilakukan guru dalam menangani permasalahan yang ada di kelas. 1. Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Setelah melaksanakan segitiga restitusi saya paham bahwa membimbing murid menjadi pribadi yang bertanggung jawab tidak perlu melakukan hukuman ataupun bentakan. Melalui tahapan segitiga restitusi justru anak memunculkan sendiri rasa tanggung jawab yang ada dalam dirinya sehingga mereka menjadi lebih percaya diri. Setelah pembuatan keyakinan kelas yang mengadopsi nilai-nilai kebajikan saya merasa murid-murid menjadi memiliki rasa tanggung jawab terhadap keyakinan yang telah disepakati bersama. 1. 2. 4. Bagaimanakah perasaan Anda ketika mengalami hal-haltersebut? Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Yani Mulyani Mulyani Mulyani 5. Menurut Anda,terkait pengalaman dalam penerapan konsep-konsep tersebut, halapasajakah yang sudah baik? Adakah yang perlu diperbaiki? Yang sudah baik yaitu guru mulai memunculkan motivasi intrinsik dari murid, mengembangkan nilai-nilai kebajikan dalam sebuah keyakinan kelas yang mulai diyakini oleh murid-murid. Yang perlu diperbaiki adalah ketika melakukan segitiga restitusi terkadang guru masih belum mampu mengendalikan emosi secara cepat. 1. 2.


Setelah mempelajari modul ini, posisi yang saya pakai menjadi Manajer. Dengan menggunakan posisi kontrol sebagai manajer saya menjadi lebih tenang, belajar untuk pengendalian emosi. Murid yang melaksanakan segitiga restitusi menjadi memiliki kesadaran diri yang baik dan mulai uncul rasa tanggung jawab terhadap diri Posisi yang paling sering saya pakai adalah posisi Teman dan Penghukum. Sebelum mempelajari modul ini saya merasa mendidik dengan posisi kontrol sebagai penghukum akan mudah dalam menerapkan kedisiplinan kepada murid. Dan posisi kontrol sebagai teman akan mendekatkan hubungan antara guru dengan murid sehingga memudahkan guru dalam menuntun mereka. 6. Sebelum mempelajari modul ini, ketika berinteraksi dengan murid, berdasarkan 5 posisi kontrol, posisi manakah yang paling sering Anda pakai, dan bagaimana perasaan Andasaatitu? Setelah mempelajari modul ini, posisiapayang Anda pakai, dan bagaimana perasaan Andasekarang? Apa perbedaannya? Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Sebelum mempelajari modul ini, ternyata saya pernah menerapkan segitiga restitusi ketika menghadapi permasalahan murid. Namun tahap yang saya lakukan hanya pada tahap menstabilkan identitas dan validitas tindakan yang salah. Saya belum menanyakan keyakinan kelas karena pada waktu itu belum mengenal keyakinan kelas dan masih menerapkan peraturan kelas yang berimbas pada hukuman atau konsekuensi. 7. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkansegitigarestitusi ketika menghadapi permasalahan murid Anda? Jikaiya,tahap manayang Anda praktekkan dan bagaimana Anda mempraktekkannya? Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Yani Mulyani Mulyani Mulyani 8.Selain konsep-konsep yang disampaikan dalam modul ini,adakah hal-hal lainyang menurut Anda penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupunsekolah? Hal penting untuk dipelajari dalam proses menciptakan budaya positif baik di lingkungan kelas maupun sekolah yaitu Perlu adanya konsistensi serta kolaborasi yang kuat dari guru, murid, kepala sekolah, dan orang tua murid untuk menciptakan budaya positif baik di kelas maupun sekolah. Budaya positif akan menjadi sebuah budaya apabila murid berada pada lingkungan yang positif dan melakukan pembiasaan-pembiasaan positif melalui nilai-nilai kebajikan universal sehingga tercipta budaya positif.


RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA A. Latar Belakang Proses pembelajaran di kelas/sekolah dapat berjalan dengan baik apabila didukung dengan penerapan budaya positif. Melalui budaya positif, maka terwujud pembelajaran yang berpihak kepada kepentingan murid sehingga murid mampu belajar dengan aman, nyaman, serta menyenangkan. Untuk mendukung terwujudnya budaya positif tersebut tentunya perlu pembentukan keyakinan kelas serta penerapan segitiga restitusi. Di SDN 3 Cigedug guru-guru belum memahami tentang pembentukan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi. Oleh sebab itu, perlu dilakukan sosialisasi tentang pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi bagi para guru di SDN 3 Cigedug. Judul Modul : Sosialisasi Pembuatan Keyakinan Kelas dan Penerapan Segitiga Restitusi di Sekolah Nama Peserta : Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan di SDN 3 Cigedug Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Yani Mulyani Mulyani Mulyani B. Tujuan Melalui sosialisasi ini diharapkan guru mendapatkan pemahaman mengenai keyakinan kelas dan segitiga restitusi sehingga bisa diterapkan di sekolah untuk mendukung terwujudnya budaya positif di lingkungan sekolah. Selain itu, Murid mampu menciptakan budaya positif melalui nilai-nilai kebajikan. C. Tolok Ukur Tolok ukur keberhasilan kegiatan ini adalah: 1.Guru memahami konsep pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi. 2.Adanya poster atau dokumen keyakinan kelas yang dipajang di setiap kelas. 3.Guru mampu menerapkan segitiga restitusi saat menangani permasalahan murid.


Membuat rencana kegiatan. Membuat materi tentang budaya positif dalam bentuk slide Powerpoint (ppt). Berkonsultasi dengan Kepala Sekolah untuk mendapatkan masukan mengenai materi yang sudah dibuat dan penentuan jadwal sosialisasi. Bekerjasama dengan petugas sarana prasarana untuk mempersiapkan ruang presentasi. Melaksanakan presentasi/sosialisasi. Refleksi kegiatan. D. Linimasa Tindakan yang Akan Dilakukan 1. 2. 3. 4. 5. 6. Dukungan berupa izin pelaksanaan kegiatan dari kepala sekolah. Dukungan dari rekan sejawat/guru, tenaga kependidikan untuk mengikuti kegiatan sosialisasi. Sarana prasarana dan petugas yang mendukung pelaksanaan sosialisasi. E. Dukungan yang Dibutuhkan 1. 2. 3. Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Terima kasih Tergerak, Bergerak, Menggerakkan Yani Mulyani Mulyani Mulyani


Click to View FlipBook Version