The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by nurulhaliza014, 2022-12-01 12:57:29

MODUL PRAKTIKUM

MODUL PRAKTIKUM

MODUL PRAKTIKUM

ASUHAN KEPERAWATAN GIGI DAN MULUT
KELUARGA

Disusun oleh:

EMI SUHARNI AR
PO7125222088

Dosen Pembimbing :
Linda suryani, S.SiT, M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
PRODI TERAPI GIGI
TAHUN 2022

LEMBAR PERSETUJUAN
Modul Praktikum Asuhan Keperawatan Gigi dan Mulut Keluarga ini disusun dan telah
melakukan bimbingan dan akhirnya selesai dibuat dan telah mendapatkan persetujuan dari
pembimbing.

Mengetahui
Pembimbing

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmaullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang

tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan Modul Pelayanan Asuhan
Keperawatan Gigi Dan Mulut Keluarga.

Dalam penyusunannya, saya mengucapkan terimakasih banyak kepada dosen
pembimbing ibu Reca, S.Si.T, M.Kes dalam mata kuliah pelayanan asuhan keperawatan gigi
dan mulut keluarga yang telah memberikan dukungan, kasih dan kepercayaan yang begitu
besar. Dari sanalah semua kesuksesan berawal, semoga semua ini bisa memberikan
kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih, semoga hasil laporan saya ini bermanfaat.

Banda Aceh, 27 November 2022

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah satu atap dalam keadaan saling bergantungan. Keluarga memiliki
pengaruh yang penting tehadap pembentukan identitas individu, status
kesehatan dan perasaan harga diri individu. Sistem pendukung yang vital bagi
individu adalah keluarga, dimana keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan fungsi biologi,
fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi kesehatan
Keluarga menjadi unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam
meningkatkan derajat kesehatan komunitas. Apabila setiap keluarga sehat,
akan tercipta komunitas yang sehat pula. Masalah kesehatan yang dialami
oleh salah anggota keluarga dapat mempengaruhi anggota keluarga yang lain,
mempengaruhi sistem keluarga, komunitas setempat bahkan komunitas
global. Dengan demikian kesehatan dan kemandirian keluarga merupakan
kunci utama pembangunan kesehatan masyarakat (Ekasari 2008). Kementrian
kesehatan melalui visinya“ Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.
Masyarakat mandiri dalam lingkup kecil dapat di artikan adalah keluarga.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena ada hubungan darah,perkawinan atau adopsi.Mereka saling
berinteraksi satu dengan lainya, mempunyai peran masing-masing dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978
dalam Murwani ,2007).

Asuhan keperawatan gigi dan mulut keluarga adalah asuhan
keperawatan yang dilakukan dan berfokus kepada keluarga untuk
meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut keluarga.
B. Tujuan
 Keluarga mampu mengenal adanya gangguan kesehatan gigi dan mulut

pada anggota keluarganya
 Keluarga dapat mengetahui penyebab terjadinya masalah kesehatan gigi

dan mulut
 Keluarga dapat mencegah terjadinya penyakit gigi dan mulut
 Keluarga dapat menjaga satu sama lain pada saat terjadi masalah

kesehatan gigi dan mulut.
 Keluarga dapat mengambil keputusan dalam mencari pertolongan atau

bantuan saat anggota keluarga mengeluh penyakit gigi dan mulut.

BAB II
MATERI
A.Erupsi Gigi
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Setelah mengikuti penyuluan tentang
erupsi gigi, diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami tentang
tahap erupsi gigi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran akan dapat:
 keluarga dapat memahami tentang tahap erupsi gigi
 keluarga dapat memahami tentang waktu erupsi gigi
 keluarga dapat memahami tentang fungsi gigi sulung
 keluarga dapa memahami tentang faktor yang mempengaruhi gigi
sulung
1. Pengertian

Erupsi gigi adalah pergerakan gigi ke arah rongga mulut dimulai
ketika gigi masih di dalam tulang rahang. Erupsi gigi sulung yang normal
terjadi pada bayi yang telah dilahirkan mulai umur 6 bulan. Erupsi gigi
merupakan proses yang dimulai terus-menerus segera setelah mahkota gigi
terbentuk.

 Erupsi Dini
Terkadang gigi insisivus satu bawah satu atau dua buah telah erupsi

pada saat bayi dilahirkan. Gigi tersebut akan lepas sebelum gigi aslinya
erupsi. Erupsi gigi yang dini umum bagi tipe anak yang kurus dan
biasanya bersifat keturunan.
 Erupsi yang Terlambat

Dalam batas-batas normal gigi susu pertama mungkin tidak tampak
sampai anak berusia 1 tahun. Selanjutnya erupsi yang terlambat memberi
kesan suatu gangguan sistemik dari nutrisi atau endokrin (Itjingningsih,
2013).
2. Fungsi gigi sulung

Gigi sulung memiliki peran penting pada masa balita. Gigi sulung
berfungsi secara normal selama 6 tahun masa hidup manusia sebelum
digantikan oleh gigi permanen. Fungsi dari gigi sulung adalah :
a. Gigi sulung diperlukan untuk pengunyahan makanan yang efisien

(mastikasi).
b. Gigi sulung memberi dukungan terhadap pipi dan bibir guna menjaga

penampilan dari wajah dan saat tersenyum.
c. Gigi sulung dibutuhkan agar dapat berbicara dengan jelas.
d. Gigi sulung diperlukan untuk mempertahankan ruangan yang

dibutuhkan untuk erupsi gigipermanen.

3. Erupsi gigi sulung

Gigi sulung atas Muncul Tanggal

Gigi seri tengah 8-12 7-8
Gigi deri samping bulan tahun
Gigi taring
9-13 6-7
Gigi geraham bulan tahun
desidui
Gigi geraham 16-22 10-12
desidui kedua bulan tahun

13-9 9-11
bulan tahun

25-33 10-12

Gigi sulung bawah Muncul Tanggal

Gigi geraham desidui 23-31 10-12
kedua bulan tahun

Gigi geraham desidui 14-18 9-11
pertama bulan tahun

Gigi taring 17-23 9-12
bulan tahun
Gigi seri samping
10-16 7-8
Gigi seri tengah bulan tahun

B. Karies Gigi
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Setelah mengikuti penyuluhan tentang
gigi berlubang diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami
tentang gigi berlubang.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran akan dapat:
 Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluaga dapat menjelaskan
pengertian karies gigi dengan baik dan benar tanpa membuka buku.
 Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota keluarga dapat
menyebutkan tanda karies gigi dengan baik dan benar.
 Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota keluarga dapat
menyebutkan penyebab karies gigi dengan baik dan benar.
 Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan anggota keluarga dapat
menjelaskan proses terjadinya karies gigi dengan tepat dan benar.
 Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga dapat menyebutkan
cara mencegah karies gigi dengan tepat dan benar.

1. pengertian Karies Gigi
Gigi berlubang (Karies gigi) adalah penyakit jaringan gigi dan

ditandai dengan kerusakan jaringan keras gigi. Karies gigi disebabkan
karena sukanya mengonsumsi makanan yang manis dan malas menggosok
gigi sehingga sisa makanan akan bersarang di sela-sela gigi, lama kelamaan
sisa makanan dan bakteri yang ada di gigi berubah menjadi asam. Asam
memiliki kemampuan melarutkan jaringan otot yang paling keras yakni
email gigi. Asam akan mengikis email gigi yang bias menyebabkan gigi
berlubang yang sering disebut dengan karies gigi. Lubang pada gigi
merupakan tempat kuman- kuman bersarang yang ada di mulut. (Tarigan,
1995).

2. Tanda Karies Gigi
Seseorang sering tidak menyadari bahwa ia menderita karies gigi

sampai penyakit berkembang lama. Tanda-tanda gigi mulai berlubang
adalah dimulai dengan munculnya plak putih seperti kapur pada
permukaan gigi. Selanjutnya, warnanya akan berubah menjadi cokelat,
kemudian mulai membentuk lubang. Spot kecokelatan yang buram
menunjukkan proses demineralisasi yang sedang aktif. Oleh sebab itu,
diperlukan pemeriksaan rutin untuk mendeteksi dini timbulnya lubang.
Gigi hitam dan terkikis merupakan tanda karies atau gigi berlubang.

3. Penyebab Karies Gigi
Gigi berlubang di sebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah

sebagai berikut:
1. Jarang menggosok gigi.
2. Sering memakan makanan manis dan lengket contohnya permen, lolipop,

coklat, keripik.
3. Minum susu dengan menggunakan botol dot saat tidur.
4. Tidur setelah makan.
5. Sering meminum minuman soft drink.
6. Waktu menyikat gigi yang tidak tepat

4. Proses Terjadinya Karies Gigi

Plak yang menempel Pembentukan asam laktat

Sisa makanan yang Sukrosa yang terdapat
menempel dan menjadi pada sisa makanan
plak adalah awal mula
meninbulkan bakteri dan
penyebab karies gigi membentuk asam laktat

Karies gigi Demineralisasi email

Rusaknya email gigi Asam laktat menurunkan
akhirnya menimbulkan pH mulut hingga 5,5 dan
menyebabkan larutnya
karies dan masalah
infeksi pada gigi enamel gigi

5. Cara Mencegah Karies Gigi
Dari masalah karies diatas dapat diatasi dengan berbagai cara,

berikut cara mengatasi karies gigi :
a. Perawatan mulut

Menggosok gigi minimal 2 kali sehari
dengan baik dan benar, sebelum tidur.

dan setelah sarapan.

Mengurangi makan makanan manis dan
lengket.

Memperbanyak minum air putih dan
berkumur-kumur setelah makan.

Banyak mengonsumsi buah-buahan dan
sayur-sayuran yang berserat.

Periksa gigi ke pelayanan kesehatan gigi

minimal 6 bulan sekali.sarapan.

b. Diet

Karies dapat di cegah dengan menurunkan jumlah gula dalam
makanan yang dikonsumsi. Hindari kebiasaan makan makanan yang
merusak gigi (permen, coklat, dan lain sebagainya) dan membiasakan
mengkonsumsi makanan yang menyehatkan gigi (buah, dan sayur).

c. Flouridasi
Di lakukan dengan memungkinkan dokter gigi memberikan sel

dental pada gigi, menambahkan fluoride pada suplei air minum dirumah.
Karies gigi dapat dihindari atau dicegah apa bila melakukan perawatan
gigi dengan benar setelah mengonsumsi makanan kariogenik.

C. Rampant Karies
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Setelah mengikuti penyuluhan tentang
rampan karies diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami tentang
rampan karies..
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran akan dapat:
 Mengetahui pengertian rampan karies
 Mengetahui penyebab akibat dari rampan karies
 Mengetahui makanan yang baik untuk kesehatan gigi
 Mengetahui makanan dan minuman yang sehat

1. Pengertian Rampan Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email,

dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktivitas bakteri dalam suatu
karbohidrat yang terfermentasi (Kidd dan Bechal, 1992). Karakteristik
karies rampan adalah terkenanya permukaan proksimal gigi incisivus
(dentes insicivus) bawah, yang berkembang hingga mengenai servikal,
proses karies rampan sama dengan proses karies biasa hanya terjadinya
lebih cepat.

2. Tahap Perkembangan Rampan Karies
Menurut (Rohani, 2009) ada empat tahap perkembangan terjadinya

rampan karies yaitu:
 Tahap Awal

Pada proses terjadinya rampan karies, pertama-tama ditandai dengan
terlihatnya warna putih seperti kapur pada bagian serviks dan proksimal
gigi anterior atas akibat demineralisasi pada enamel. Keadaan ini disebut

juga karies dini atau white spot, white spot yang terjadi pada sub surfice
enamel sedangkan surfice enamel belum rusak.

 Tahap Kerusakan
Ditandai dengan meluasnya lesike dentin gigi anterior atas sehingga
membentuk kavitas dan menunjukkan perubahan warna cokelat tua atau
hitam disekeliling leher gigi. Pada tahap ini anak sudah mulai mengeluh
sakit pada saat makan atau minum dingin.

 Tahap Lesi Dalam
Ditandai dengan meluasnya lesi ke pulpa gigi anterior maksila, tahap ini
dicapai dalam waktu 10 sampai 14 bulan, pada tahap ini sering ada
keluhan rasa sakit beberapa menit sewaktu makan, minum panas atau
dingin, rasa sakit spontan sewaktu menyikat gigi.

 Tahap Traumatik
Ini terjadi karena diabaikannya gejala dari tahap sebelumnya, ditandai
dengan keadaan gigi anterior yang atas yang mulai menimbulkan rasa
sakit, dimana tekanan ringan dapat menyebabkan fraktur pada gigi. Pada
setiap tahap perkembangan karies, dapat terhenti bila penyebab dari
rampan karies dapat dibatasi.

3. Faktor Terjadinya Rampan Karies
Faktor kejadian karies gigi antara lain: faktor dari makanan, kebersihan
mulut, kebiasaan-kebiasaan yang tidak sesuai dengan kesehatan seperti
mengemutamakan dan pemberian makanan melalui botol.

4. Pencegahan rampan karies
Gigi yang mudah sekali terserang karies adalah gigi sulung (gigi anak). Ini
disebabkan karena struktur giginya lebih tipis dan lebih kecil
dibandingkan dengan gigi dewasa (gigi tetap). Perawatan gigi anak yang
rusak termasuk sulit (Kusumawardani, 2011). Mengetahui penyebabnya
merupakan hal penting agar mengerti bagaimana melakukan pencegahan.
Pencegahan rampan karies harus dilakukan secepatnya ketika gigi susu
anak telah erupsi yang dapat dilakukan dengan cara yaitu:
- Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain, lap bersih
atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi.
- jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol
yang berisi susu formula atau jus buah atau larutan yang manis.
- Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran
secara teratur.

D. Kalkulus
1. Tujuan umum (TIU) : Setelah mengikuti penyuluhan tentang kalkulus
diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami tentang gigi berlubang.
2. Tujuan khusus (TIK) : Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 25
menit diharapkan sasaran akan dapat:
 Memahami tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
 Memahami bagaimana cara pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
 Memahami akibat yang di timbulkan dengan tidak menjaga kesehatan gigi
dan mulut
 Memahami apresiasi tindakan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
dalam kehidupan sehari-hari
1. Pengertian Kalkulus

Kalkulus, yaitu suatu lapisan deposit (bahan keras yang melekat pada
permukaan gigi) mineral yang berwarna kuning atau coklat pada gigi karena
dental plak yang keras. Struktur permukaan kalkulus yang kasar memudahkan
timbunan plak gigi. Kalkulus melekat erat mengelilingi mahkota dan akar gigi,
juga pada gigi tiruan dan restorasi gigi.

2. Peroses pembentukan kalkulus (Karang Gigi)
Sejumlah penelitian menunjukkan, penyebab dari beberapa masalah

rongga mulut adalah dental plaque atau plak gigi. Setelah kita menyikat
gigi, pada permukaan gigi akan terbentuk lapisan bening dan tipis yang
disebut pelikel. Pelikel ini belum ditumbuhi kuman. Apabila pelikel sudah
ditumbuhi kuman disebutlah dengan plak. Plak berupa lapisan tipis bening
yang menempel pada permukaan gigi, terkadang juga ditemukan pada gusi
dan lidah. Lapisan itu tidak lain adalah kumpulan sisa makanan, segelintir

bakteri, sejumlah protein dan air ludah. Plak selalu berada dalam mulut
karena pembentukannya selalu terjadi disetiap saat, dan akan hilang bila
menggosok gigi atau menggunakan benang khusus. Plak yang dibiarkan,
lama kelamaanakan terkalsifikasi (berikatan dengan kalsium) dan
mengeras sehingga menja dikarang gigi. Mineralisasi plak mulai di dalam
24-72 jam dan rata-rata butuh 12 hari untuk matang.

3. Penyebab kalkulus
Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium

karbonat, dan magnesium fosfat. Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh
lokasi kalkulus dalam mulut serta waktu pembentukan kalkulus. Komposisi
kalkulus terdiri dari 80% masa anorganik, air, dan matriksorganik (protein
dan karbohidrat), sel-sel epitel deskuamasi, leukosit. Masa anorganik
terutama terdiri dari fosfat, kalsium, dalam bentuk hidroksi apatite,
brushite, dan fosfat oktakalsium. Selain itu, juga terdapat sejumlah kecil
kalsium karbonat, magnesium, fosfat, dan florida. Kandungan florida adalah
beberapa lebih besar dari pada pada plak.
4. Akibat dari kalkulus

Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar dan menjadi
tempat menempelnya plak kembali sehingga kelamaan karang gigi akan
semakin mengendap, tebal dan menja disarang kuman. Karang gigi dapat
terlihat kekuningan atau kehitaman, warna kehitaman biasanya akibat
bercampur dengan rokok, teh, dan zat lain yang dapat meninggalkan warna
pada gigi. Jika dibiarkan menumpuk, karang gigi dapat meresorbsi
(menyerap) tulang alveolar penyangga gigi dan akibatnya gigi mudah
goyang dan tanggal.

5. Pencegahan kalkulus
a. Menyikat gigi secara sempurna (min.3x/hari)
b. Menggunakan Dental floss, untuk menghilangkan sisa makanan atau
deposit yang terselip (terjebak) diantara 2 permukaan gigi yang tidak
terjangkau oleh sikat gigi.
c. Menggunakan obat kumur, mengandung clorhexidine yang membunuh
dan menghambat pertumbuhan bakteri (organisme) penyebab plak dan
karang gigi
d. Kontrol Kedokter gigi, Sebaiknya dilakukan secara rutin tiap 2 sampai 4
kali dalam setahun. Atau atas pertimbangan dokter atas kondisi yang
ditemukan.

E. Gingivitis
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU): Setelah mengikuti penyuluhan tentang
gingivitis diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami tentang gigi
berlubang.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan selama 25 menit diharapkan sasaran akan dapat:
 Menjelaskan pengertian ginggivitis
 Menyebutkan penyebab ginggivitis
 Menyebutkan cara mengatasi ginggivitis
1. Pengertian Gingivitis
Gingivitis adalah radang pada gusi akibat dari infeksi bakteri. Gingivitis
merupakan salah satu penyakit periodontal. Penyakit periodontal melibatkan
peradangan dan infeksi yang menghancurkan jaringan yang mendukung gigi,
termasuk gusi, ligamen periodontal, dan kantong gigi (tulang alveolar).

Gusi sehat Peradangan gusi

2. Penyebab Gingivitis
Penyebab paling umum dari gingivitis adalah kebersihan mulut

yang buruk yang mendorong terbentuknya plak. Plak adalah sebuah
lapisan tipis yang tidak terlihat, lengket yang terutama terdiri dari
bakteri. Menyikat gigi dengan cara yang benar dan rutin serta setiap hari

dapat menghilangkan plak. Plak harus dihilangkan setiap hari dengan
menyikat gigi karena akan kembali terbentuk dengan cepat, biasanya
dalam waktu 24 jam. Plak yang menumpuk akan menyebabkan
terbentuknya karang gigi (kalkulus).

Plak yang menumpuk seiring waktu
akan menyebabkan karang gigi

3. Gejala
 Gusi yang memerah atau ungu
 Gusi lunak, dan kadang-kadang menyakitkan saat disentuh
 Gusi mudah berdarah saat menyikat gigi atau flossing
 Halitosis (bau mulut)
 Peradangan (gusi bengkak)
 Gusi surut

4. Cara Mengatasi Gingivitis
Pengobatan utama pada gingivitis adalah dengan menghilangkan

penyebabnya, yaitu dengan membersihkan karang gigi (scaling).
Membersihkan karang gigi dapat dilakukan di praktik dokter gigi. Satu
minggu pasca pembersihan karang gigi, dicek apakah kondisi sudah
membaik atau belum. Jika kondisi gusi masih radang atau belum membaik
berkonsultasilah dengan dokter gigi.

F. Halitosis
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Setelah mengikuti penyuluhan tentang
halitosis diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami tentang
halitosis.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan selama 20 menit diharapkan sasaran akan dapat:
 Menjelaskan pengertian halitosis
 Menyebutkan penyebab halitosis
 Menyebutkan cara mengatasi halitosis
1. Pengertian Halitosis
Halitosis adalah bau tidak sedap yang tercium ketika penderita
menghembuskan nafasnya. Dalam dunia medis, keluhan bau mulut dikenal
dengan istilah halitosis.
2. Penyebab Halitosis
Banyak faktor yang menyebabkan halitosis, tetapi perlu diketahui
bahwa halitosis bukanlah penyakit, melainkan tanda adanya suatu
penyakit. Ini bisa pula merupakan efek samping dari suatu tindakan medis
atau sekedar disebabkan oleh makanan. Bau tidak sedap yang dikeluarkan
oleh mulut seseorang bermacam-macam sesuai penyebabnya. Gangguan
atau penyakit yang ada di dalam mulut, khususnya dari gigi dan jaringan
sekitarnya dapat menimbulkan ba
3. Penyebab timbulnya halitosis
 Karang gigi
Karang gigi menyebabkan permukaan gigi menjadi kasar, sehingga
memudahkan makanan menempel pada gigi dan sulit dibersihkan. Lama
kelamaan, akan terjadi penebalan lapisan karang gigi dan menimbulkan bau
tidak sedap. Penumpukan karang gigi juga akan menginfeksi gusi dan
menyebabkan gusi berdarah, gusi bengkak dan muncul bau tidak sedap.

 Gigi berlubang

Lubang pada gigi akan meningkatkan resiko masuknya sisa makanan
karena sisa makanan yang tertinggal akan sulit dibersihkan dengan hanya
menyikat gigi. Sisa makanan tersebut akan busuk oleh bakteri sehingga
menyebabkan halitosis.

 Radang gusi
Radang gusi atau bahasa medisnya gingivitis adalah peradangan yang
terjadi pada gusi. Radang gusi terjadi akibat adanya karang gigi yang
menempel pada gigi dan gusi, sehingga penyebabkan peradangan. Ini akan
menimbulkan bau yang tidak sedap.

4. Cara Mengatasi Halitosis
a. Pelihara kebersihan mulut dengan cara menggosok gigi, flossing dan
membersihkan lidah secara teratur.
Dengan menggosok gigi dua kali sehari pagi setelah sarapan dan
malam sebelum tidur, akan mengurangi resiko terjadinya kelainan-
kelainan pada rongga mulut seperti karang gigi, karies dan radang gusi.
Tentunya dengan menggunakan cara yang cermat dan teliti.
b. Mengunyah permen karet
Saliva atau air liur adalah senjata paling ampuh untuk membasmi
napas tak sedap. Itulah sebabnya ketika mulut kering, biasanya
disebabkan konsumsi obat atau penyakit, akan menyebabkan masalah
bau mulut.
c. Minum air 8-10 gelas setiap hari
Meminum air putih sebanyak 8-10 gelas sehari, tujuannya untuk
menjaga gusi selalu basah dan metabolisme tubuh tetap stabil.
Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi menyebabkan produksi saliva
(air liur) menurun. Padahal salah satu fungsi saliva adalah untuk
membersihkan bakteri-bakteri di dalam mulut. Maka dari itu, biasakan
minum secara teratur, karena meminum air akan menekan pertumbuhan

bakteri dalam mulut. Selain itu, minum air secara teratur juga membuat
tubuh lebih segar dan sehat.
d. Hindari makanan yang beraroma tajam

Hindari makanan yang beraroma tajam seperti bawang, petai,
jengkol dan durian. Jika sudah terlanjur makan, jangan lupa gosok gigi.
e. Gunakan penyegar mulut atau mouth wash

Menggunakan penyegar rmulut juga bukan ide yang buruk, meski
langkah ini hanya bersifat sementara. Akan tetapi upaya ini hanyalah
untuk menyamarkan aroma halitosis saja, tanpa mengatasi masalah
yang sebenarnya.
f. Rajin periksa keklinik gigi

Meski kebanyakan halitosis dapat diatasi dengan langkah mudah
dan pola hidup yang sehat, ada kalanya halitosis juga disebabkan oleh
masalah gigi atau penyakit lain yang sangat jarang. Oleh karena itu,
kita harus memeriksakan keklinik gigi minimal 6 bulan sekali agar
kebersihan gigi dan mulut terjaga serta kelainan-kelainan dalam
rongga mulu dapat teratasi sedini mungkin seperti penambalan pada
lubang ggigi yang masih kecil, scalling atau pembersihan karang gigi
serta pemeriksaan jaringan gigi dan mulut lainnya agar penyebab
halitosis dapat dicegah.

Kebiasaan Buruk Terhadap Kesehatan Gigi
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) : Setelah mengikuti penyuluhan tentang
kebiasaan buruk terhadap kesehatan gigi diharapkan keluarga dapat
mengerti dan memahami tentang kebiasaan buruk terhadap kesehatan gigi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) : Setelah mengikuti kegiatan
penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran akan dapat:
 Mengetahui tentang pengertian kebiasaan buruk
 Dapat mengetahui penyebab dari kebiasaan buruk
 Mengetahui dan dapat menyebutkan kembali jenis-jenis kebiasaan
buruk


Click to View FlipBook Version