The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by wandafahriani, 2021-05-19 21:58:26

Bahan Ajar IPS SD Untuk Siswa SD/MI Kelas IV

E-Modul

Keywords: Bahan Ajar

UNIVERSITAS RIAU
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

1

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan karunianya yang diberikan kepada kita, baik itu nikmat kesehatan,
kesepatan hingga penulis mampu menyelesaikan E-Modul yang berjudul
“Peninggalan Hindu, Buddha dan Islam Di Riau”.

Penulisan E-Modul ini bertujuan sebagai pengenalan wawasan kepada
pembaca terutama pelaku dunia pendidikan, agar memiliki pemahaman tentang
Peninggalan Hindu, Buddha dan Islam Di Riau.

Tujuan lain dari penulisan E-Modul ini, yaitu sebagai salah satu tugas
mata kuliah Pengembangan Bahan Ajar dan Media IPS SD, yang diampu oleh
Ibu Yusra Nasution, S. Pd., M. Pd. Dan dengan pengantar ini, saya
mengucapkan banyak terimakasih serta rasa syukur kepada beliau, yang
memberikan kepercayaan, memberikan dukungan dan sabar menunggu penulisan
E-Modul ini.

Saya mohon maaf bila ada kesalahan dalam penulisan E-Modul ini,
mudah-mudahan dapat diperbaiki dan dikoreksi di masa yang akan datang.
Semoga penulisan ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Bangkinang, 18 Mei 2021

Penyusun

i

ii

Satuan Pendidikan : SD XXX
Kelas / Semester : IV / 2
Mata Pelajaran : IPS
Materi : Peninggalan Hindu, Buddha dan Islam

KOMPETENSI DASAR

3.4. Mengidentifikasi Kerajaan Buddha dan Islam di Propinsi Riau serta pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat kini di lingkungan daerah setempat

4.4. Menyajikan hasil identifikasi kerajaan Buddha dan Islam di Propinsi Riau serta
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat kini di lingkungan daerah setempat

INDIKATOR

3.4.1 Menyebutkan peninggalan kerajaan masa Buddha dan Islam di Propinsi Riau dan
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat wilayah setempat masa kini

4.4.1 Membuat laporan peninggalan kerajaan masa Buddha dan Islam pada masa kini dan
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat wilayah setempat

iii

TUJUAN MODUL

Setelah membaca E-Modul ini, diharapkan peserta didik mampu :
 Mengetahui dan memahami kerajaan bercorak Islam dan Buddha di Propinsi Riau
 Mengetahui dan memahami apa saja peninggalan kerajaan Islam dan Buddha di Propinsi
Riau
 Mengetahui dan Memahami pengaruh peninggalan kerajaan Islam dan Buddha bagi
masyarakat lingkungan setempat pada masa kini
 Memahami dan menerapkan pengetahuan yang telah didapat (pengetahuan faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahu peserta didik akan ilmu
pengetahuan
 Menambah kecintaan peserta didik terhadap kekayaan warisan budaya yang ada di
Propinsi Riau

iv

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

v

PETA KONSEP

PENINGGALAN PENINGGALAN
KERAJAAN ISLAM KERAJAAN BUDDHA

ISTANA SIAK CANDI MUARA
TAKUS

KERAJAAN
ISLAM DAN
BUDDHA DI
PROVINSI RIAU

PENGARUH PENINGGALAN KERAJAAN ISLAM
DAN BUDDHA BAGI MASYARAKAT MASA KINI

DI PROVINSI RIAU

vi

A. SEJARAH CANDI MUARA TAKUS
Candi Muara Takus merupakan salah satu Candi Peninggalan agama Budha di

Pulau Sumatra. Candi ini berada di Provinsi Riau dan berjarak 135 kilo meter dari kota
pekan baru. Tepatnya di Desa Muara Takus, Kecamatan XIII Koto, Kabupaten Kampar.
Disekitar situs Sejarah Candi Muara Takus terdapat tembok yang mengelilingi situs candi
yang memiliki ukuran 74 x 74 meter. Tembok tersebut memiliki tinggi sekitar 80 sentimeter
dan terbuat dari batu putih. Diluar tembok ini juga terdapat tembok lagi yang dibangun dari
tanah yang memiliki ukuran 1.5 x 1.5 kilometer yang memanjang hingga Sungai Kampar
kanan. Dalam kompleks candi muara takus terdapat beberapa candi didalamnya seperti candi
Sulung, Candi Bungsu, Palangka dan Mahligai Stupa.

Kompleks candi Muara Takus merupakan bangunan suci dimana pembangunanya
diperkirakan berasal dari masa berkembangnya agama Hindu dan Budha di Indonesia. Asal
usul candi ini masih menjadi misteri hingga sekarang, karena kurang ditemukanya bukti –
bukti kuat yang berkaitan dengan candi ini. Candi ini diperkirakan dibangun pada masa
kerajaan Sriwijaya yaitu antara abad ke-4 hingga abad ke-11 Masehi. Pendirian situs candi
Muara Takus masih belum bisa dipastikan. Beberapa ahli sejarah mengatakan, candi ini
dibangun pada abad ke-4, dan ada juga yang menganggap candi ini dibangun pada abad ke-7,
ke-9 dan ke-11. Namun, candi ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan kerajaan
Sriwijaya, dan menjadi salah satu peninggalan kerajaan Sriwijaya yang menjadi saksi
kebesaran Sriwijaya pada masa itu. Kompleks candi ini juga telah diakui UNESCO sebagai
salah satu situs warisan dunia pada tahun 2009 lalu.

Penampakan Candi Muara Takus

1

Candi Muara Takus ini merupakan candi Budha di Indonesia tertua yang pernah
ditemukan di Pulau Sumatra yang bernuansa Budha. Hal ini ditunjukkan pada salah satu
bangunanya berbentuk seperti stupa, dimana stupa sendiri merupakan lambang dari Budha
Gautama. Stupa-stupa seperti bisa anda temukan di Candi Sewu, yang juga salah satu candi
agama Budha. Dan juga di Salah satu bangunan candi di muara takus juga terdapat yoni dan
lingga yang menggambarkan jenis kelamin. Sehingga candi ini juga diperkirakan sebagai
bangunan dengan perpaduan Budha dan Syiwa dimana arsitekturnya menyerupai bangunan
candi-candi di Myanmar.

Penamaan candi Muara takus sendiri terdapat dua pendapat yang berbeda, dimana
yang pertama adalah dimana nama candi Muara takus diambil dari nama sebuah sungai kecil
yang bermuara di Sungai Kampar. Sungai kecil itu adalah sungai takus. Sedangkan pendapat
yang kedua mengatakan bahwa nama muara takus diambil dari dua kata yaitu “Muara”
yang berarti Tempat dimana akhir dari aliran sungai, daerah tersebut bisa berupa laut
atupun sungai yang memiliki ukuran lebih besar. dan Takus sendiri diambil dari bahasa
China yaitu Takuse. Ta dalam bahasa China berarti besar, ku memililiki arti tua, dan
memiliki arti kuil, dimana jika dirangkai menjadi satu kalimat berarti sebuah kuil atau candi
tua yang berukuran besar dan terdapat pada Muara sungai. Agama Hindu dan Budha
memiliki konsep dimana setiap bangunan untuk tempat peribadahan harus memiliki sumber
air yang dianggap suci. Dimana biasanya air tersebut dipergunakan sebagai media dalam
upacara maupun ritual dalam agama. Untuk menjaga kesucian dari air tersebut, pada bagian
pusat bangunan atau brahmasthana harus dijaga dan dipelihara dengan baik. Dan juga di
keempat arah mata angin juga harus dirawat dengan baik karena disitulah dewa penjaga
mata angin atau yang juga dsebut dewa lokapala menjaga dan melindungi daerah perpaduan
antara alam nyata dan alam ghaib, yang disebut wastupurumasamandala.

a. Arsitektur Candi Muara Takus

Berbeda dengan beberapa candi yang berdri di Jawa yang menggunakan batu andesit
sebagai unsure utama dalam bangunanya. Bangunan candi Muara takus terbuat dari
perpaduan antara batu bata dan batu sungai. Batu bata untuk membuat candi Muara takus
berasal dari tanah liat yang berada cukup jauh dari lokasi pendiran candi ini. Yaitu diambl
dari desa ponkai yang letakanya sekitar 6 kilometer dari candi. Didalam kompleks candi
Muara takus terdapat gundukan yang diperkiarakan sebagai tempat untuk membakar tulang
manusia, dan diluar situs candi muara takus terdapat beberapa bekas bangunan yang sudah
tidak berbentuk lagi, yang juga terbuat dari batu bata. Didalam kompleks candi Muara
Takus terdapat beberapa candi yaitu candi mahligai, candi Tua, Candi Bungsu, dan Candi
Palangka.

1. Candi Mahligai

2

Candi Mahligai juga disebut Stupa mahligai memiliki bangunan yang paling utuh
diantara candi – candi lain di komplesk candi muara takus. Stupa mahligai terbagi menjadi
tiga bagian yaitu bagian atap, bagian badan dan bagian kaki. Candi ini memiliki dasaran
berbentuk persegi panjang, dimana memiliki lebar 10.44 meter dan panjang 10.6 meter dan
memiliki tinggi keseluruhan sekitar 14 meter. Bangunan ini mempunyai 28 sisi yang berada di
sekitar bangunan utama candi, dan candi ini menghadap ke selatan.Terdapat ukiran
bergambar lotus ganda di bagian alasnya, sedangkan di tengahnya terdapat menara berbentuk
silinder yang terdiri dari 36 sisi, dimana dibagian dasar sisi memiliki bentuk kelopak bunga.
Dan pada bagian atas candi Muara takus berbentuk lingkaran. Candi Mahligai memiliki
bentuk seperti menara yang mirip seperti yoni. Dahulu, pada setiap sudut sisi dasaran candi
terdapat patung singa yang sedang di duduk dan dibuat dari batuan andesit. Dan juga
dibagian puncak menara, ada batu yang diukir dengan relief-relief, dimana salah satunya
adalah lukisan daun oval. Candi Mahligai diperkirakan dibangun dalam dua tahap, dimana
pada pembangunan terakhir adalah penambahan dari bagian kaki candi. Pada tahun 1978
candi mahligai mulai dipugar dan baru selesai paa tahun 1983.
2. Candi Tua

3

Candi Tua, atau yang disebut candi sulung merupakan bangunan terbesar yang
berada di kompleks candi muara takus. Sama seperti candi Mahligai, candi Tua juga dibagi
menjadi tiga bagian, yatu bagian atap,badan dan kaki candi. Pada bagian kaki candi terbagi
lagi menjadi 2 bagian, dimana pada bagian pertama memilki tinggi 2.37 meter, sedangkan
pada bagian kedua kaki candi memilki tinggi 1.98 meter. Terdapat tangga masuk dibagian
timur yang memiliki lebar 4 meter dan juga di bagian barat selebar 3.08 meter yang dijaga
dengan patung singa. Candi tua diperkirakan berbentuk lingkaran dengan diameter kurang
lebih 7 meter persegi dan dengan tinggi 2.5 meter.Candi Tua memiliki fondasi berbentuk
persegi panjang dengan ukuran 31.65 meter x 20.20 meter dan memiliki 36 sisi. Dan Pada
bagian atas candi tua sudah rusak, dimana berbentuk bundaran, dan tinggi candi tua ini
sekitar 8.5 meter. Candi Tua dibangun dengan menggunakan batu pasir (tuff) dan batu bata
cetakan. Candi ini juga pernah beberapa kali dipugar. Pada tahun 1990 candi ini dipugarpada
bagian kaki bagian bawah di sebelah timur. Pada tahun 1992 hingga 1993 pemugaran
dilakukan pada kaki bagian bawah dan kaki bagian atas.
3. Candi Bungsu

Candi ini terletak disebelah timur candi mahligai, dimana hanya berjarak 3.85 meter.
Bangunan candi bungsu dibuat dari batu bata merah dan memiliki panjang 13.2 meter, lebar
16.20 meter. Candi bungsu memiliki bentuk mirip seperti candi sulung, namun dibagian atas
candi memiliki bentuk persegi. Pada bagian timur candi terdapat sebuah tangga yang dibuat
dari batu putih dan juga terdapat beberap stupa yang berukuran kecil. Bagian alas dari candi
bungsu mempunyai 20 sisi. Salah seorang peneliti yang bernama Yzerman menemukan lubang
di bagian pinggi padmasana stupa dimana didalam lubang tersebut terdapat abu dan tanah.
Dan didalam tanah tersebut Yzerman menemukan tiga keeping emas. Sedangkan dibagian
dasar lubang terdapat satu keeping emas yang bergambar trisula dan 3 huruf nagari.
Dibawah lubang, Yzermen juga menemukan batu persegi, dimana pada bagian bawah batu
terdapat gambar trisula dan 9 huruf nagari. Candi Bungsu dibuat dengan menggunakan batu
bata dan batu pasir. Dimana pada bagian utara candi dibuat dari batu pasir, sedangakan

4

pada bagian selatan candi dibuat dari bahan batu bata. Diperkirakan, pada awal
pembangunan candi bungsu menggunakan batu pasir, dan kemudian terjadi pembangunan
ulang yang menggunakan batu bata.

4. Candi Palangka

Candi Palangka memiliki ukuran panjang 5.10 meter dan lebar 5.7 meter dan memiliki tinggi
kurang lebiih 2 meter, dimana candi palangka terletak disebelah timur dari candi Mahligai.
Bangunan ini sepenuhnya dibuat dari batu bata. Candi ini menghadap ke utara, hal ini
ditandai dengan terdapat pintu masuk yang berada di sisi utara bangunan candi. Pada zaman
dahulu, candi palangka diperkirakan dipakai sebagai Altar.

b. Lokasi Candi Maura Takus

Sejarah Candi Muara Takus merupakan salah satu Candi Peninggalan agama Budha
di Pulau Sumatra. Candi ini berada di Provinsi Riau dan berjarak 135 kilo meter dari kota
pekan baru. Tepatnya di Desa Muara Takus, Kecamatan Tiga Belas Koto, Kabupaten
Kampar. Untuk menuju candi ini, anda harus melaluinya dengan jalur darat dari kota
Pekanbaru menuju ke Bukit tinggi, hingga anda sampai di muara mahat. Dari muara mahat,
terdapat jalan kecil yang menuju Muara Takus. Dan berikut adalah penjelasan lebih
detailnya.

 Angkutan umum menuju Muara takus hanya beroperasi dari pagi hingga sore saja.

 Dari kota Pekanbaru anda bisa naik trans Metro Pekanbaru, bus kota, atau angkot
menuju Pasar Panam. panam merupakan daerah perbatasan antara kabupaten Kampar
dan kota pekanbaru.

 Di pasar Panam, Anda bisa naik superben (angkutan umum di Pekan baru) menuju
Bengkinang dengan harga 50 ribu rupiah. Sebenarnya ada Superben dari Pekanbaru
langsung menuju muara takus, namun untuk jurusan muara takus hanya beroperasi pagi
hari dengan biaya 70 ribu rupiah.

 Setelah sampai di terminal bengkinang anda bisa langsung naik superben yang menuju
Muara takus, namun superben menuju muara takus dari bengkinang hanya beroperasi
sampai jam tiga saja. Jika memang anda tidak menemukan superben menuju Muara takus,
anda bisa naik angkot menuju pasar kuok dahulu dengan membayar 5 ribu rupiah saja.

 Dari pasar kuok anda bisa cari superben untuk menuju desa muara takus

 Mintalah kepada supir superben untuk turun di pertigaan menuju candi muara takus.

 Dari pertigaan menuju candi muara takus, anda bisa berjalan kaki, atau jika anda tidak
ingin kecapekan anda bisa naik ojek untuk menuju candi muara takus.

5

B. KERAJAAN SIAK

Siak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang dulunya merupakan pusat
kesultanan Islam terbesar di Riau yaitu Siak Sri Indrapura. Warisan kebesarannya pun
hingga kini masih nampak di berbagai sudut kota. Sejarahnya yang panjang telah
meninggalkan warisan peradaban Melayu yang mengagumkan dan pantas dibanggakan
Indonesia. Siak semakin banyak diminati wisatawan mengingat di sini berdiam banyak sisa
bangunan bersejarah sisa dari Kesultanan Siak Sri Indrapura hingga bangunan peninggalan
Hindia Belanda. Beberapa yang sering dikunjungi wisatawan adalah Istana Siak, Masjid
Sultan, Makam Marhum Buantan, Balai Kerapatan Tinggi, Wisata Bahari Danau Pulau
Besar,Wisata Sungai dan Wisata Agro, Taman Hutan Raya Sultan Syarif Qasyim,
Monumen Pompa Angguk, Bangunan Peninggalan Belanda, dan Kapal Kato. Dengan
beragam peninggalan tersebut membuat Kota Siak menjadi salah satu lokasi wisata sejarah
yang sayang untuk dilewatkan.

Kesultanan Siak Sri Indrapura didirikan pada 1723 M oleh Sultan Abdul Jalil
Rahmat Syah, yaitu putra Raja Johor Sultan Mahmud Syah. Kesultanan Melayu Islam yang
terbesar di Riau ini mengalami masa kejayaan pada abad ke-16 hingga abad ke-20.
Kesultanan ini memiliki hubungan erat dengan kerajaan Malaka dan Johor-Riau. Kini pun
seakan tidak lepas dari sejarahnya, Kabupaten Siak masuk dalam wilayah segitiga
pertumbuhan (growth triangle) Indonesia – Malaysia – Singapura. Sungai Siak yang
membelah wilayah Kabupaten Siak merupakan sungai terdalam di Indonesia dan berfungsi
sebagai sarana transportasi dan perhubungan. Selain Sungai Siak ada juga sungai lainnya di
Siak, yaitu: Sungai Mandau, Sungai Gasib, Sungai Apit, Sungai Tengah, Sungai Rawa,
Sungai Buantan, Sungai Limau, dan Sungai Bayam. Ada pulabeberapa danau, yaitu: Danau
Ketialau, Danau Air Hitam, Danau Besi, Danau Tembatu Sonsang, Danau Pulau Besar,
Danau Zamrud, Danau Pulau Bawah, Danau Pulau Atas dan Tasik Rawa. Ada beragam
makna dari kata siak, sebagian mengatakan itu berasal dari nama tumbuhanyang banyak
terdapat di daerah ini yaitu yaitu siak-siak.

6

Kata Siak Sri Inderapura dalam bahasa Sanskerta berasal dari kata sri (bercahaya),
indra (raja), dan pura (kota atau kerajaan), secara harfiah bermakna pusat kota raja yang
taat beragama. Dalam anggapan masyarakat Melayu bahwa kata siak berarti sangat bertali
erat dengan agama Islam, yaitu orang siak adalah orang yang ahli agama Islam, jadi apabila
seseorang hidupnya tekun beragama dapat dikatakan sebagai orang siak. Kabupaten Siak
awalnya merupakan wilayah Kabupaten Bengkalis yang kemudian berubah status menjadi
Kecamatan Siak. Berikutnya, tahun 1999 berubah menjadi Kabupaten Siak dengan ibu kota
Siak Sri Indrapura. Kabupaten Siak dikenal sebagai penghasil minyak bumi dengan standard
terbaik di Indonesia. Tambang Minyak Bumi ini berada di Kecamatan Siak, Sungai Apit dan
Minas yang dikelola oleh PT. Chevron dan PT. Kondur Petroleum SA. Kota Siak memiliki
nuansa yang tenang, bersih, dan ramah masyarakatnya. Salah satu icon terbaru kota ini
adalah Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah. Keberadaannya selain sebagai sarana
transportasi juga menjadi tujuan wisata di daerah ini.

Siak menyimpan banyak bangunan bersejarah peninggalan Hindia Belanda dan
kerajaan Melayu Islam. Salah satunya adalah Istana Siak Sri Indrapura. Kerajaan Siak Sri
Indrapura didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah pada 1723 M. Kerajaan Melayu
Islam terbesar di Riau ini mengalami masa kejayaan pada abad ke-16 hingga ke-20.Istana
Siak Sri Inderapura merupakan kediaman resmi Sultan Siak. Kerajaan ini adalah pecahan
dari Kerajaan Melayu. Dua tokoh kerajaan kemudian berseteru, yaitu Sultan Abdul Jalil
Rahmat Syah (Raja Kecil) dan Sultan Suleiman yang dibantu oleh Bugis. Karena kalah,
Sultan Abdul Jalil menyingkar dan berpindah-pindah tempat ke Johor, Bintang, Bengkalis,
dan akhirnya pedalaman Sungai Siak, Buantan. Ibukota Kerajaan Siak pun sempat beberapa
kali pindah, diantaranya di Buantan, Mempura, Senapelan, Mempura, dan terakhir di Kota
Tinggi atau Siak Sri Indrapura.

Kompleks istana Siak Indrapura memiliki luas sekitar 32.000 M², dan terdiri dari
empat istana yaitu Istana Siak, Istana Baroe, Istana Padjang, dan Istana Lima.Â
Bangunan Istana Siak memadukan gaya arsitektur Melayu, Timur Tengah, dan Eropa.
Luasnya sekitar 1.000 M².Dinding istana berlapiskan keramik yang didatangkan langsung
dari Prancis. Istana yang mendapat julukan Istana Matahari Timur ini terdiri dari dua
lantai. Lantai pertama memuat 6 ruang sidang, ruang tamu kehormatan, 2 ruang tamu (untuk
laki-laki dan perempuan), ruang sidang kerajaan yang juga berfungsi sebagai ruang pesta. Di
lantai atas, terdapat 9 ruangan yang khusus digunakan untuk Sultan, serta satu buah ruang
tamu kerajaan. Enam patung burung elang menghiasi puncak istana. Patung-patung ini
melambangkan keberanian pihak istana. Sementara di bagian halaman, tersebar delapan buah
senjata yang dulu digunakan sebagai pertahanan, yakni meriam. Di sisi kiri belakang istana,
terdapat bangunan kecil yang dulu difungsikan sebagai penjara sementara. Di istana ini,
wisatawan dapat melihat beragam koleksi benda-benda kerajaan, mulai dari kursi singgasana
berlapis emas, payung kerajaan, tombal, brankas kerajaan, duplikat mahkota raja, hinga

7

patung perunggu Ratu Wilhelmina. Sebagian benda-benda peninggalan kerajaan juga
tersimpan di Museum Nasional Jakarta.

a. Situs-situs bersejarah di Kejaraan Siak

1. Istana Siak

Istana Siak pastinya menjadi objek wisata pertama yang wajib dikunjungi jika
berlibur ke Siak Sri Indrapura. Di dalam istana ini, kita bisa melihat kemegahan kerajaan
Siak Sri Indrapura pada masanya. Kita juga bisa mendengar langsung cerita sejarah
kerajaan Siak termasuk silsilah sultan-sultannya yang masih berkaitan dengan kesultanan
Malaysia. Istana ini beroperasi setiap hari Senin sampai Minggu, mulai dari jam 9 pagi
sampai jam 4 sore. Khusus hari Jum‟at, istana ini tutup sementara mulai pukul 11 siang, dan
akan buka kembali mulai pukul 2 siang. Harga tiket masuknya cukup murah, berkisar
Rp3.000 untuk wisatawan domestik dan Rp10.000 untuk wisatawan mancanegara.

2. Masjid Syahabuddin

Masjid ini letaknya dekat sekali dengan Istana Siak. Hanya berjarak beberapa ratus
meter saja. Masjid ini merupakan salah satu masjid tertua di Kabupaten Siak. Didirikan
pada tahun 1926 di era Sultan al-Said al-Kasyim Abdul Jalil Saifuddin. Jika sedang jalan-
jalan di Siak, sempatkan mampir ke masjid ini untuk beribadah. Interior di dalamnya cakep
banget. Didominasi warna putih dan hijau dengan lampu gantung yang berada di tengah
ruangan menambah keindahan interior masjid ini. Di dalam pekarangan masjid juga terdapat
makam Sultan Syarif Kasim II yang merupakan sultan siak terakhir di kerajaan Siak.

3. Balai Kerapatan Adat

Balai Kerapatan Adat dibangun sekitar tahun 1888 atau tepatnya satu tahun sebelum
Istana Siak dibangun. Di masa kerajaan, bangunan ini digunakan sebagai tempat
berkumpulnya Sultan dan para staf untuk mendiskusikan hal-hal penting yang berkaitan
dengan pemerintahan. Selain itu, dulu bangunan ini juga digunakan sebagai tempat
persidangan. Pintu utama Balai Kerapatan Adat ini adalah yang menghadap ke sungai.
Karena dulu transportasi utama di Siak adalah kapal-kapal kecil yang melintas di sungai
siak. jika persidangan sedang berlangsung, tersangka yang akan disidang naik ke ruang
persidangan yang berada di lantai 2 melalui tangga utama, sedangkan keluarga yang
mengantar berkumpul di sisi kanan dan kiri bangunan. Untuk mengetahui apakah tersangka
diputuskan bersalah atau tidak, pihak keluarga cukup menunggu di sisi tangga. Ada dua buah
tangga yang terletak di sisi kanan dan kiri. Satunya tangga yang terbuat dari kayu dan satu
lagi tangga dari besi. Jika putusannya tidak bersalah, maka tersangka turun dari tangga besi.

Sebaliknya, jika bersalah maka tersangka turun dari tangga kayu dan langsung
menuju penjara yang dulu terletak di sisi kiri gedung. Saat ini Balai Kerapatan Adat ini

8

digunakan sebagai museum. Kita bisa melihat beberapa peninggalan kerajaan di balai ini.
Jangan lupa naik ke lantai 2 karena kita juga bisa melihat langsung diorama ruangan tempat
berkumpulnya sultan dan ruangan-ruangan yang dulu dipergunakan sebagai tempat
persidangan.

4. Klenteng Hock Siu Kiong & Bangunan Merah

Klenteng ini adalah salah satu klenteng tertua yang ada di Siak. Usianya 140 tahun.
Klenteng ini terletak di kawasan pecinan atau juga dikenal dengan kawasan bangunan merah
Siak Sri Indrapura. Kenapa disebut kawasan bangunan merah? Karena semua bangunan di
kawasan ini memang dicat dengan warna merah. Seluruh kawasan di Siak termasuk kawasan
bangunan merah ini, bisa dibilang rapi dan bersih. Benar-benar tidak ada terlihat sampah
sedikit pun. Jadi kita pun nyaman saat menyusuri kawasan ini. Mayoritas penduduk yang
tinggal di kawasan ini adalah etnis Tionghoa. Di momen-momen tertentu di malam hari, kita
juga bisa menikmati lampion yang terpasang cantik di kawasan ini. Terutama saat perayaan
imlek.

5. Kolam Hijau, Makam Raja Kecik & Makam Sultan Siak II

Sebagai tempat yang menyimpan cerita sejarah salah satu kerajaan terkaya di
Indonesia, Siak pastinya banyak memiliki wisata sejarah. Salah satunya adalah kolam hijau
ini. Kolom hijau dibangun pada tahun 1723 pada masa berdirinya kerajaan siak. Konon
dulunya kolam ini digunakan oleh pihak istana untuk membersihkan senjata-senjata usai
perang. Waktu yang tepat untuk mengunjungi kolam hijau ini adalah saat musim hujan.
Karena jika datang di musim kemarau, kemungkinan besar akan melihat kolam ini kering
kerontang. Tidak jauh dari lokasi kolam hijau ini, terletak pula makam Raja Kecik yang
dulumendirikan kerajaan Siak di Buantan. Di dalam kompleks makam ini, pengunjung juga
bisa membaca sejarah kerajaan Siak dari buku yang disediakan di sana. Selain makam Raja
Kecik, makam Sultan Siak II atau yang dikenal dengan Tengku Buwang Asmara juga
menjadi salah satu objek wisata sejarah yang wajib dikunjungi jika sedang berlibur di Siak
Sri Indrapura.

6. Sunset di Pinggir Sungai

Menjelang senja, sempatkan diri untuk duduk-duduk di pinggir sungai sambil
menikmati pemandangan matahari terbenam dengan latar belakang jembatan Tengku Agung
Sultanah Latifah. Jangan lupa untuk memesan air kelapa muda agar suasana senja di Siak
terasa semakin menyenangkan.

7. Air Mancur Zapin Menari

Malam hari, sebelum beristirahat di hotel atau memutuskan pulang ke Pekanbaru,
sempatkan mampir ke Taman Tengku Mahratu yang terletak persis di depan istana Siak.

9

Setiap hari Sabtu dan Minggu, tepat pukul 21.00-21.30 wib, air mancur yang ada di taman ini
akan „menari‟ dengan irama musik melayu.
C. PENGARUH PENINGGALAN KERAJAAN SIAK
1. Istana Siak Sri Indrapura berpengaruh pada perkembangan ekonomi masyarakat Siak.
Dimana istana Siak yang dijadikan salah satu obyek wisata unggulan ini ramai dikunjungi
oleh wisatawan dari luar daerah bahkan luar negeri.

10

RANGKUMAN

1. Candi Muara Takus merupakan salah satu Candi Tertua Peninggalan agama Budha
di Pulau Sumatra.

2. Bangunan candi Muara takus terbuat dari perpaduan antara batu bata dan batu
sungai.

3. Candi Muara Takus terdapat beberapa candi yaitu candi mahligai, candi Tua, Candi
Bungsu, dan Candi Palangka.

4. Siak adalah sebuah kabupaten di Provinsi Riau yang dulunya merupakan pusat
kesultanan Islam terbesar di Riau yaitu Siak Sri Indrapura.

5. Kerajaan Siak Sri Indrapura didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah pada 1723
M.

6. Kerajaan Melayu Islam terbesar di Riau ini mengalami masa kejayaan pada abad ke-16
hingga ke-20.

7. Istana Siak Sri Inderapura merupakan kediaman resmi Sultan Siak.

11

KLIK LINK DI BAWAH INI UNTUK MENGERJAKAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK :

AYO KERJAKAN!

KLIK LINK DI BAWAH INI UNTUK MENGERJAKAN SOAL EVALUASI :

AYO KERJAKAN!

12

Primadia, Adara. Tidak ada tahun. “Sejarah Candi Muara Takus Singkat Paling
Lengkap”, https://sejarahlengkap.com/agama/buddha/sejarah-candi-muara-
takus, diakses pada 18 Mei 2021 pukul 22. 25.

Buku Guru Kelas IV Tema 5 (Pahlawanku).

13

GLOSARIUM

Candi Bangunan keagamaan peninggalan purbakala yang berasal dari
Situs peradaban Hindu-Buddha yang digunakan sebagai tempat pemujaan
dewa dewi.

Lokasi suatu kejadian, struktur, objek, atau hal lain baik aktual,
virtual, lampau atau direncanakan

Stupa Lambang agama Buddha yang berbentuk mangkuk terbalik. Di bagian
atas puncak mangkuk terbalik terdapat bagian berbentuk persegi
empat atau segi delapan yang berbentuk tongkat di atasnya

Ritual Serangkaian kegiatan yang dilaksanakan terutama untuk tujuan simbolis.
Ritual dilaksanakan berdasarkan agama atau tradisi tertentu

Kuil Kawasan suci untuk beribadah yang dikaitkan dengan
rumah tinggal dewa

14


Click to View FlipBook Version