The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by jfadhilah03, 2022-06-09 10:36:38

BAHAN AJAR MENGENAL PCOS MELALUI GAYA HIDUP

pdf_20220609_213205_0000

Keywords: PCOS

BAHAN  Kelas
AJAR 6

Mengenal PCOS (Poliycitic Ovarium Sindrom)
melalui Gaya Hidup Sehat

TEMA 7 Kepemimpin

SUBTEMA 1

Pembelajaran 1

Oleh :
Jihan Fadhilah
Siti Sadiah Nur Hafizah

PGSD 6C

Kata Pengantar

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah
SWT atas semua limpahan rahmatnya kami dapat
menyelesaikan penyusunan bahan ajar ini meskipun
dengan sangat sederhana. Harapannya bahan ajar yang
telah tersusun ini dapat bermanfaat sebagai salah satu
sumber rujukan pada pembelajaran bagi pendidik
maupun peserta didik khususnya pada kelas 6.
Kami mengakui bahwa bahan ajar ini masih banyak
kekurangan di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh
kerendahan hati, kami berharap kepada pembaca untuk
memberikan kritik dan saran demi lebih memperbaiki
bahan ajar kedepannya.
Terima kasih

Rangkasbitung, Mei 2022

Penulis

i

Daftar isi

ii

Panduan menggunakan
modul

Berdoa sebelum belajar

Membaca bahan ajar dengan
seksama

Kerjakanlah soal-soal yang
ada di dalamnya

Bertanya jika tidak paham

iii

KOMPETENSI INTI

1 Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya

Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

2 dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, tetangga, dan negara

Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan

3 metakognitif pada tingkat dasar dengan cara mengamati,
menanya dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiataannya, serta benda-
benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat
bermain.
Menunjukkan keterampilan berpikir dan bertindak kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif dan komunikatif. Dalam

4 bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya yang
estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat dan
tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.

1

Kompetensi Dasar

IPA

3.2 Menghubungkan ciri pubertas
pada laki-laki dan perempuan

dengan kesehatan reproduksi.

4.2 Menyajikan karya tentang cara
menyikapi ciri-ciri pubertas.

3.2.1. Mengidentifikasi perbedaan ciri laki-laki dan
perempuan sebelum dan setelah mengalami
pubertas

4.2.1. Mendemonstrasikan karya poster untuk
menyikapi ciri-ciri pubertas yang dialami laki-laki
dan perempuan

2

Tujuan
Pembelajaran

1.Melalui kegiatan mengamati, siswa dapat
menyebutkan perbedaan ciri laki-laki dan
perempuan setelah masa pubertas

2.Melalui kegiatan praktik berkelompok, siswa
mampu membuat rencana karya poster untuk
menyikapi ciri-ciri pubertas yang dialami.

3

Pubertas

Masa pubertas adalah masa perubahana dari fase anak-anak menuju fase
dewasa. Seorang anak akan mengalami perubahan fisik pada masa pubertas.
Perubahan tersebut dipengaruhi oleh hormon yang berada di dalam tubuh.

Masa pubertas ini, terjadi pada usia
10 -19 tahun.

Masa ini dipergaruhi oleh
hormon sehingga adanya
perubahan dalam tubuh kita.




4

Ciri-ciri Pubertas



Ciri-ciri utama yang dialami pada masa pubertas dibagi menjadi dua.
Pertama perubahan utama (primer) yaitu terjadi perubahan didalam
tubuh. Sehingga ciri-cirinya tidak nampak pada tubuh. Kedua perubahan

fisik (sekunder) yaitu perubahan yang terjadi diluar tubuh.

5

PCOS ( Polycstic Ovary Syndrome)

Polycstic Ovary Syndrome (PCOS) atau disebut juga dengan Sindrom
Polikistik Ovarium merupakan gangguan hormon yang terjadi pada
wanita di usia subur. PCOS ditandai dengan gangguan menstruasi dan

kadar hormon maskulin (hormon androgen) yang berlebihan.

Apa itu hormon
androgen ???

Terus mengapa jika
hormon itu
berlebihan???

6

Hormon androgen sering kali disebut “hormon
laki-laki”, karena secara umum hormon ini

mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan
organ reproduksi pria. Meski demikian, hormon
androgen juga diproduksi dalam tubuh wanita,

hanya saja jumlahnya tidak sebanyak pada laki-laki

Jika hormon androgen yang Cairan yang
berlebihan pada wanita dapat membentuk
mengakibatkan ovarium atau indung
telur memproduksi banyak kantong- kantong
kantong berisi cairan. Kondisi ini
menyebabkan sel-sel telur tidak
berkembang dengan sempurna dan
gagal dilepaskan secara teratur.

7

KRITERIA DIAGNOSTIK PCOS

Dari ketiga grup tersebut, kriteria yang direkomendasikan adalah
kriteria ESHRE/ESRM yang biasa disebut kriteria Rotterdam.
Hiperandrogenisme dinilai dari kadar androgen yang berlebihan
atau dari tanda klinis seperti hirsutisme. Hirsutisme meliputi
rambut-rambut yang tumbuh di garis tengah tubuh, utamanya di
atas bibir, di bawah bibir, dan pertengahan payudara sampai ke
umbilikus. Hiperandrogenisme juga dapat didiagnosis berdasarkan
kadar sirkulasi androgen yang meningkat. Androgen yang paling
sering digunakan untuk diukur kadarnya adalah testosteron.
Pengukuran kadar sirkulasi androgen yang meningkat ini sangat
membantu diagnosis bagi populasi dengan PCOS yang tidak terlalu
bermanifestasi hirsutisme seperti etnis Cina, Jepang, dan Korea.

8

Apabila tidak melakukan pengecekan dan pengelolaan rutin pada
wanita yang menderita PCOS dapat menyebabkan komplikasi.
Komplikasi tersebut dapat dikelompokkan menjadi komplikasi
jangka panjang dan pendek
1 .Komplikasi jangka panjang
Wanita yang tidak menjalani pengelolaan dan terapi atau pengobatan
dalam waktu lama akan mengalami komplikasi jangka panjang seperti
kardiovaskular (hipertensi, dislipidemia, diabetes, dan obesitas),
gangguan metabolic (berat badan berlebih : IMT >25 kg/m2, obesitas
:IMT >30 kg/m2), dan onkologi seperti kanker ovarium, endometrium,
mapun payudara (Palomba, Santagni et al. , 2015)

2 .Komplikasi jangka pendek
Komplikasi jangan pendek meliputi infertilitas dan komplikasi obstetri.
Infertilitas adalah suatu komplikasi yang paling mendekati dengan
gejala PCOS yaitu berupa anovulasi dan oligo-ovulasi. Dalam Dian
Okatviana Azizah & Karin Indah Kurniati menjelaskan wanita yang
memiliki PCOS diungkapkan bahwa mereka mengalami 50%
infertilitas primer dan 25% infertilitas sekunder (Saftarina & Putri,
2016). Komplikasi obstetri yang sering terjadi adalah abortus, wanita
dengan PCOS dilaporkan lebih sering mengalami abortus atau
keguguran dibandingkan dengan wanita normal.

9

Selain kriteria tersebut, gejala yang seringkali kita jumpai pada
perempuan penderita PCOS adalah :

1. Alopesia (Kebotakan) atau penipisan rambut kepala

2. Berat badan berlebih atau obesitas, rasa lapar terus-menerus, serta
kesulitan untuk menurunkan berat badan

3. Skin tags (daging tumbuh)

4. Achanthosis nigricans (menghitamnya area kuliat pada area
tertentu seperti tengkuk)

5. Gangguan tidur yang menyebabkan berhentinya pernapasan
seseorang sementara

6. Depresi

7. Cairan putih keabuan yang keluar pada payudara

8. Gangguan kecemasan

9. Gangguan emosional


10

Faktor Resiko PCOS

Ada beberapa faktor risiko PCOS diantaranya :

• Gangguan menstruasi, Sebagian besar pasien PCOS memiliki
riwayat gangguan menstruasi dan anovulasi.

• Riwayat infertilitas dan diabetes dalam keluarga, Riwayat penyakit
diabetes dalam keluarga dan ibu mengalami gangguan menstruasi
juga meningkatkan risiko PCOS cukup signifikan. Kurangnya
aktivitas fisik berakibat pada penumpukan lemak yang menyebabkan
obesitas. Obesitas menjadi salah satu faktor risiko terjadinya PCOS.

• Ibu mengalami gangguan menstruasi

• Gangguan mood

• Kurang aktivitas fisik.


11

Kenali Gejala-Gejala
PCOS Pada Remaja

Depresi

Mudah Berjerawat

Siklus menstruasi tidak
teratur
Peningkatan berat badan
yang sulit diturunkan

Rambut tumbuh lebih tebal
pada bagian wajah dan tubuh
Mengalami gangguan
kesuburan sehingga sulit hamil

12

Solusi pengobatan

1. Mengubah Gaya Hidup Sehat

Berat Badan Kurangi makanan- Konsumsi
Ideal makanan lemak jenuh, Sayur dan
manis, serta memakan
karbohidrat berlebihan Buah

Minum 2 liter/ Olahraga minimal
hari atau 8 Gelas 3 x dalam
1 seminggu
/hari

2. Konsumsi Bahan Alami

Dengan mengkonsumsi bahan alami ini dapat
meningkatkan mestruasi pada wanita yang mengalami
PCOS seperti dengan Kayu manis sedangkan cuka sari
apel yang dapat membantu control gula darah dan
menjaga tubuh dari produksi insulin yang berlebihan.

13

3. Penggunaan Alat Kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi pengobatan yang paling umum
pada wanita pengidap PCOS yang tidak ingin hamil. Alat
kontrasepsi dapat berupa pil KB, cincin spiral dan lainnya.
Dapat pula dengan obat hormonal yang mana untuk
membantu melancarkan siklus haid dan menurunkan risko
kanker rahim. Jika alat kontrasepsi dan obat hormonal tidak
memberikan efek lebih dari 6 bulan dokter akan meresepkan
spiroolactone (obat untuk menurunkan kadar androgen
dalam tubuh) yg mana obat ini tidakboleh dikonsumsi oleh ibu
hamil atau ibu yang sedang merencanakan kehamilan karena
dapat meyebabkan cacat lahir.

4. Konsumsi Vitamin D dan

Kalsium

Mengkonsumsi vitamin D dan kalsium terbukti ampuh
menurunkan resiko PCOS. Oleh karena itu, dokter
menyarankan untuk memilih kalsium dan vitamin D.

14

Rangkuman

Polycstic Ovary Syndrome (PCOS) atau

disebut juga dengan Sindrom Polikistik

Ovarium merupakan gangguan

hormon yang terjadi pada wanita di

usia . Kriteria PCOS ini yang sering kali

ditemuai pada wanita yaitu kurang

lancarnya menstruasi setiap bulannya .

Dengan hal ini diperlukannya gaya

hidup sehat untuk meminimalisir

resiko PCOS ini.

15

Glosarium

Hormon : Zat kimiawi yang berfungsi
mengirimkan berbagai pesan ke seluruh
tubuh.
Menstruasi : Keluarnya darah dari
vagina sebagai akibat siklus bulanan
yang dialami wanita.

16

Daftar Pustaka

Diana Octaviana Aziza, Karin Indah Kurniati. 2019. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Suplementasi Vitamin D pada
Wanita dengan Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS) Vitamin D
Supplementation in Women with Polycystic Ovarian Syndrome
(PCOS). Vol 8 (2), hal.169-177

Kusumawardani, dkk. 2021. Kupas Tuntas PCOS. Yogyakarta:
Deepublish Publisher

Lutfia, A.N. 2021. Jurnal Medika Utama. Pengatur Pola Makan
Terhadap Keberhasilan Terapi PCOS. Vol 2 (4), hal. 1089-1093

Santoso, Budi. 2014. Sindroma Ovarium Polikistik : Problem
Reproduksi Dan Tantangannya Terkait Dengan Gaya Hidup
Perempuan Indonesia. Surabaya: Airlangga University Press
(AUP)

Sirmans SM, Pete KA. 2014. Epidemiology, Diagnosis, and
Manajement of Polycystic Ovary Syndrome. Clinical
Epidemiology. 6:1-13.

Supriyadi. 2016. Community Of Practitioners : Solusi Alternatif
Berbagi Pengetahuan Antar Pustakawan. Letenra Pustaka.
2(2):83-93

Sompotan, L.L. 2020. Konsumsi Junk Food sebagai Faktor
Resiko Terhadap Kejadian Polycystic Ovarian Syndrome
(PCOS). Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma. 6(2), 21-26.

17


Click to View FlipBook Version