The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul 2 Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Widi Suharta, 2023-09-23 12:23:48

Peran Guru Dalam Pembelajaran Abad 21

Modul 2 Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21

Keywords: PPG

43 berorientasi mengembangkan keterampilan baru abad 21 dengan cara yang baru dalam memfasilitasi pembelajaran. 3) Guru superior (demonstrates) Apabila Saudara dapat membuat suasana kelas menjadi lebih interaktif dan kreatif, semua peserta didik memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan pendapat maka Saudara termasuk guru yang superior. Interaksi pembelajaran tidak lagi hanya terjadi guru dengan peserta didik, namun diantara peserta didik dan peserta didik dengan sumber belajar. Guru superior suka memanfaatkan media pembelajaran sehingga materi pembelajaran mudah diingat dan dipahami oleh peserta didik. Guru superior sudah mampu menciptakan pembelajaran yang berbasis peserta didik namun dirinya tetap aktif. 4) Great teacher (inspires). Guru dengan tipe great sangat dibutuhkan oleh bangsa dan dirindukan selalu oleh peserta didik. Guru tipe ini seolah memiliki x-factor dimana setiap proses pembelajarannya selalu dilandasi oleh panggilan jiwa, ibadah, dan merasa berdosa apabila tidak mampu menginspirasi peserta didiknya. Guru tipe ini banyak melakukan refleksi diri dan berupaya terus untuk membangun kompetensinya. Guru tipe ini sepenuh hati dan bermurah hati, tampil memesona namun canggih dalam artinya memiliki literasi TIK yang baik, pandai beranalogi, bermetafora, dapat menyelami perasaan peserta didik, ramah dan berwibawa. Bayangkan apabila Saudara selalu dirindukan oleh peserta didik sepanjang hari dimanapun dan kapanpun. Bagaimana mencapainya? Saudara memerlukan 3 hal yaitu motivasi, pengetahuan dan keterampilan. Pada era digital yang komplek, di tengah perubahan masyarakat yang sangat cepat, sangat penting bagi guru terlibat dalam kegiatan penyelidikan dan penyelesaian masalah bersama dalam komunitas belajar. Guru perlu menjaga komitmen diri dengan merefleksikan kompetensi dirinya, memonitor, dan


44 meningkatkan profesionalisme diri. Ada beberapa kompetensi esensial bagi para guru khususnya guru efektif di Indonesia terkait abad 21. 1. Guru efektif berangkat dari pemahaman peserta didiknya bukan gelas kosong karena generasi z memiliki aksesibilitas yang lebih baik terhadap sumber belajar digital/online. Guru efektif tidak berfokus kepada penyajian fakta dan konten, namun mengarah pengembangan keterampilan belajar peserta didik. 2. Aktif memahami konteks berpikir peserta didik dan mengembangkan pertanyaan-pertanyaan spesifik sebagai kunci dalam pengembangan kemampuan belajar terkait penggunaan TIK sekaligus mendorong kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui beberapa kegiatan sebagai berikut;. a. Menyediakan tugas-tugas pembelajaran yang memungkinkan dapat mengungkap pemikiran peserta didik. b. Menilai perkembangan kemampuan belajar peserta didik terkait keterlibatannya dalam pembelajaran yang mengintegrasikan TIK. Guru dapat memberikan bimbingan apabila peserta didik kebingungan berhadapan dengan kompleksitas informasi. c. Memonitor belajar peserta didik atas dasar; (1) peserta didik kurang efisien dan gagal untuk menemukan nilai potensial TIK. (2) Berhadapan dengan informasi yang banyak bisa menyebabkan peserta didik tergoda dari tugas pembelajarannya. d. Guru efektif mampu menyediakan tugas pembelajaran menarik untuk mengamati kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran berbasis TIK. e. Menyediakan umpan balik selama peserta didik terlibat dalam proses pembelajaran dilandasi kesadaran umpan balik akan berharga untuk mengembangkan efektivitas cara belajar peserta didik. f. Memiliki pra-konsepsi pemahaman konseptual penting bagi perkembangan cara belajar berbasis TIK karena memudahkan transfer pengalaman belajar. 3. Guru efektif mengajarkan materi pelajaran secara mendalam dengan banyak contoh dan memberikan fondasi yang kuat akan pengetahuan faktual.


45 4. Guru efektif lebih fokus pengembangan keterampilan metakognisi dan mengintegrasikan keterampilan metakognisi dalam kurikulum untuk beragam bidang studi. 5. Guru efektif selain memahami materi (content) juga menguasai beragam strategi pembelajaran yang memudahkan peserta didik belajar. Guru efektif memiliki tingkat melek TIK yang memadai. Integrasi teknologi pada sekolahsekolah yang medioker nampaknya masih merupakan tantangan (Schools & Developer, n.d.). Efektifitas pembelajaran salah satunya dicapai melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi sehingga syarat guru efektif di abad 21 adalah memiliki keterampilan mengintegrasikan TIK dalam proses pembelajaran. Guru efektif berfokus kepada proses sehingga terjadi proses belajar mendalam dan mengutamakan pengembangan keterampilan metakognisi dan transfer keterampilan belajar menggunakan TIK. Abad 21 menuntut peran guru yang semakin tinggi dan optimal. Sebagai konsekuensinya, guru yang tidak bisa mengikuti perkembangan zaman semakin tertinggal sehingga tidak bisa memainkan perannya secara optimal dalam mengemban tugas dan menjalankan profesinya. Guru abad 21 memiliki karakteristik spesifik dibanding dengan guru pada era sebelumnya. Karakteristik yang dimaksud diantaranya: 1. Memiliki semangat dan etos kerja yang tinggi disertai kualitas keimanan dan ketakwaan yang mantap. 2. Mampu memanfaatkan iptek sesuai tuntutan lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya. 3. Berperilaku profesional tinggi dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi. 4. Memiliki wawasan ke depan yang luas dan tidak picik dalam memandang berbagai permasalahan. 5. Memiliki keteladanan moral serta rasa estetika yang tinggi. 6. Mengembangkan prinsip kerja bersaing dan bersanding.


46 Untuk dapat berperilaku profesional dalam mengemban tugas dan menjalankan profesi maka terdapat lima faktor yang harus senantiasa dipelihara, yaitu: 1. Sikap keinginan untuk mewujudkan kinerja ideal 2. Sikap memelihara citra profesi 3. Sikap selalu ada keinginan untuk mengejar kesempatan-kesempatan profesionalisme. 4. Sikap mental selalu ingin mengejar kualitas cita-cita profesi 5. Sikap mental yang mempunyai kebanggaan profesi Kelima faktor sikap mental ini memungkinkan profesionalisme guru menjadi berkembang. Karakter ideal serta perilaku profesional tersebut tidak mungkin dapat dicapai apabila di dalam menjalankan profesinya sang guru tidak didasarkan pada panggilan jiwa, sepenuh hati, dan ikhlas. Selain dari itu, menghadapi tantangan abad 21 diperlukan guru yang bertipe great teacher benar-benar seorang profesional. Tilaar (1998) memberikan ciri-ciri agar seorang guru terkelompok ke dalam guru yang profesional, yaitu; 1. Memiliki kepribadian yang matang dan berkembang 2. Memiliki keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik 3. Memiliki penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kuat 4. Sikap profesionalnya berkembang secara berkesinambungan 5. Menguasai subjek (kandungan kurikulum) 6. Mahir dan berketrampilan dalam pedagogi (pengajaran & pembelajaran) 7. Memahami perkembangan murid-murid dan menyayangi mereka 8. Memahami psikologi pembelajaran (cognitive psychology) 9. Memiliki kemahiran konseling Nah, itulah ciri-ciri guru yang efektif di abad 21. Efektif bukan sekdar memiliki kompetensi namun memiliki penampilan yang benar-benar berbeda dari sekedar guru superior. A great teacher create a great country, a great country has many great teachers.


47 b. Kompetensi Guru Abad 21 Apakah anda pernah mendengar kata kompetensi? Kompetensi dapat diartikan kewenangan dan kecakapan atau kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan sesuai dengan jabatan yang disandangnya. Dalam hal ini tugas atau pekerjaan yang dimaksud adalah profesi guru. Rumusan kompetensi guru yang dikembangkan di Indonesia sudah tertuang dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Artinya diselengarakannya Pendidikan Profesi Guru (PPG) dimaksudkan agar guru memiliki kompetensi sebagaimana yang dimaksud dalam Undangundang tersebut. Guru yang memiliki kompetensi memadai sangat menentukan keberhasilan tercapainya tujuan pendidikan. Penjelasan kompetensi guru selanjutnya dituangkan dalam peraturan menteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berbunyi bahwa setiap guru wajib memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional. Kualifikasi akademik Guru atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan (D-IV/S1) yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. Adapun kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.


48 Gambar 8. Kompetensi Guru 1. Kompetensi Pedogogik Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembelajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Secara umum kompetensi inti pedagogi meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) Kompetensi Guru Pedagogik Kepribadian Sosial Profesional Kualifikasi akademik Guru yaitu; S-1/D4 yang diperoleh dari program studi terakreditasi dengan memiliki penguasaan empat kompetensi yaitu; pedagogi, kepribadian, sosial dan profesional.


49 memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut diuraikan indikator masing-masing kompetensi inti pedagogi. Pertama; menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, merupakan kompetensi inti pertama yang harus dimiliki oleh guru. Indikator penguasaan kompetensi ini ditunjukan dengan kemampuan; (a) memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya, (b) mengidentifikasi potensi peserta didik dalam mata pelajaran, (c) mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik dalam mata pelajaran, (d) mengidentifikasi kesulitan peserta didik. Kedua; menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik sebagai kompetensi inti pedagogi. Silahkan Saudara tengok Kegiatan Belajar 3 Modul 1 tentang penerapan teori belajar dalam pembelajaran. Indikator penguasaan kompetensi ini ditunjukan dengan kemampuan; (a) memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (b) menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif, (c) menerapkan pendekatan pembelajaran berdasarkan jenjang dan karateristik bidang studi. Ketiga; mengembangkan kurikulum terkait dengan mata pelajaran/bidang studi yang diampu merupakan kompetensi yang sudah semestinya dikuasai oleh guru. Indikatornya seperti; (a) memahami prinsip-prinsip pengembangan kurikulum, (b) menentukan tujuan pelajaran, (c) menentukan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pelajaran, (d) memilih materi pembelajaran Ilustrasi: klearning.ict.kis.ac.th


50 terkait pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran, (e) menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik, (f) mengembangkan indikator dan instrumen penilaian. Kompetensi ini dilakukan oleh guru dalam bentuk penyusunan RPP. Keempat; menyelenggarakan pembelajaran mendidik dengan indikator; (a) memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik, (b) mengembangkan komponen-komponen rancangan pembelajaran, (c) menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan, (d) melaksanakan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di lapangan, (e) menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh, (f) mengambil keputusan transaksional dalam pembelajaran sesuai dengan situasi yang berkembang. Kelima; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran. Kemajuan teknologi dan komunikasi saat ini sudah menjadi keharusan bagi guru memiliki kemampuan dalam memanfaatkan TIK. Kerangka TPACK pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1 bisa dijadikan kerangkan dalam mengintegrasikan TIK. Contoh-contoh rancangan pembelajaran juga bisa Saudara baca di Modul 4 Kegiatan Belajar 3 contoh RPP pembelajaran blended learning. Keenam; memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki yang ditunjukan guru dengan; (a) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi belajar secara optimal, (b) menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreatifitasnya.


51 Ketujuh; berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, merupakan kompetensi pedagogi yang penting dimiliki oleh guru, seperti; (a) memahami berbagai strategi komunikasi yang efektif, empatik, dan santun, lisan maupun tulisan, (b) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi pembelajaran yang terbangun secara siklikal dari (1) penyiapan kondisi psikologis peserta didik, (2) memberikan pertanyaan atau tugas sebagai ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, (c) respons peserta didik, (d) reaksi guru terhadap respons peserta didik, dan seterusnya. Kedelapan; menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses serta hasil belajar. Kompetensi evaluasi sangat penting dikuasai oleh guru, karena evaluasi menjadi alat ukur keberhasilan bagi guru dan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Indikator kompetensi ini meliputi; (a) memahami prinsipprinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (b) menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu, (c) menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (d) mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (e) mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrument, (f) menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan, (g) melakukan evaluasi proses dan hasil belajar. Kesembilan; guru juga harus mampu memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, seperti; (a) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar, (b) menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan, (c) mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi Pak Ali membangun hubungan baik dengan semua peserta didiknya, mereka seperti teman, interaksi keseharian tak terlalu formal. Ternyata cara ini lebih memudahkan peserta didiknya untuk bertanya tanpa malu-malu kepada Pak Ali, dikesempatan lain ketika pak Ali meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas tertentu, respon peserta didik cepat.


52 kepada pemangku kepentingan, (d) memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Kesepuluh; kompetensi terakhir dari pedogogi yaitu kemampuan guru dalam melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran, indikator kompetensi ini ditunjukkan dengan; (a) melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan, (b) memanfaatkan hasil refleksi untuk perbaikan dan pengembangan mata pelajaran, (c) melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran. Bagaimana proses refleksi dilakukan silahkan Saudara pelajari Modul 2 Kegiatan Belajar 4, termasuk pelaksanaan pengembangan diri. 2. Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhak mulia. Kompetensi inti kepribadian seperti (a) bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, (c) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, (d) menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, dan (e) menjunjung tinggi kode etik profesi guru. Secara rinci kompetensi kepribadian diuraikan menjadi sub-kompetensi sebagai berikut.


53 Pertama; bertindak sesuai norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional Indonesia, seperti; (a) menghargai peserta didik tanpa membedakan keyakinan yang dianut, suku, adat-istiadat, daerah asal, dan gender, (b) bersikap sesuai dengan norma agama yang dianut, hukum dan norma sosial yang berlaku dalam masyarakat, serta kebudayaan nasional Indonesia yang beragam. Kedua; menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat, seperti; (a) berperilaku jujur, tegas, dan manusiawi, (b) berperilaku yang mencerminkan ketakwaan dan akhlak mulia, (c) berperilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik dan anggota masyarakat di sekitarnya. Ketiga; menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, seperti; (a) menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil, (b) menampilkan diri sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa. Seorang guru harus tampil memesona, memiliki rasa cinta tanah air, tegas, disiplin dan menjalankan profesi sebagai panggilan jiwa. Keempat; Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri, seperti; (a) menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi, (b) bangga menjadi guru dan percaya pada diri sendiri, Bekerja mandiri secara professional. Selain itu pada abad 21 guru juga penting menjadi pebelajar mandiri. Kelima; Menjunjung tinggi kode etik profesi guru, seperti; (a) memahami kode etik profesi guru, (b) menerapkan kode etik profesi guru, (c) berperilaku sesuai dengan kode etik guru. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua peserta Di sekolah guru menjadi pengajar, pembimbing serta teladan bagi para peserta didik, di masyarakat guru merupakan figur teladan bagi masyarakat di sekitarnya yang memberikan kontribusi positif dalam norma-norma sosial di masyarakat


54 didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial penting dimiliki bagi seorang pendidik yang profesinya senantiasa berinteraksi dengan human (manusia) lain. Kompetensi ini memiliki sub kompetensi dengan indikator sebagai berikut. Pertama, bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi, seperti; (1) bersikap inklusif dan objektif terhadap peserta didik, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan pembelajaran, (2) tidak bersikap diskriminatif terhadap peserta didik, teman sejawat, orang tua peserta didik dan lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosialekonomi. Pada kurikulum 2013 guru fituntut untuk mengembangkan berbagai literasi termasuk kebudayaan sehingga perlu menjadi contoh. Kedua, berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat, kemampuan ini ditunjukan dengan cara; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik, dan efektif, (2) berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan peserta didik, (3) mengikutsertakan orang tua peserta didik dan masyarakat dalam program pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Pada era abad 21 kemampuan komunikasi guru termasuk komunikasi menggunakan beragam teknologi informasi dan komunikasi misalnya whatsapp, twitter, instagram history, e-mail, snapchat dan sebagainya. Termasuk pula penguasaan bahasa untuk berkomunikasi dengan pihak asing. Ketiga, beradaptasi sesuai tempat ketika bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya. Kompetensi ini penting dikuasai oleh pendidik, apalagi jika tugas tidak ditempatkan di daerah asal. Kemampuan ini ditunjukan dengan; (1) beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan efektivitas sebagai pendidik, termasuk memahami bahasa daerah setempat, (2) melaksanakan berbagai


55 program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan. Keempat, berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain, seperti; (1) berkomunikasi dengan teman sejawat, profesi ilmiah, dan komunitas ilmiah lainnya melalui berbagai media dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan, (2) mengkomunikasikan hasil-hasil inovasi pembelajaran kepada komunitas profesi sendiri secara lisan dan tulisan atau bentuk lain. 4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan. Kompetensi dan sub-kompetensi professional meliputi;. Pertama, menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu sesuai jenjang pendidikan. Kemampuan ini sangat penting dimiliki bagi seorang guru sebab apa yang akan disampaikan guru adalah ilmu pengetahuan yang memiliki karakteristik khusus. Reigeluth (2009) menyatakankarakteristik bidang studi mempengaruhi cara memanipulasi pembelajaran. Kedua, menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, seperti; (1) memahami kompetensi inti, (2) memahami kompetensi dasar mata pelajaran, (3) memahami tujuan pembelajaran.


56 Ketiga, mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif; (1) memilih materi mata pelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik, (2) mengolah materi mata pelajaran secara integratif dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Materi pembelajaran saat ini tersedia secara luas di dalam big data, sehingga keterampilan guru yang penting adalah memilih, mengolah, mengemas, dan menyajikan materi agar mudah dipahami peserta didik. Keempat, mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan tindakan reflektif, seperti; (1) melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara terus-menerus, (2) memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan, (3) melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan, (4) mengikuti kemajuan zaman dengan belajar dari berbagai sumber. Saat ini pemerintah mengharuskan guru menyusun pengembangan keprofesian berkelanjutan. Silahkan baca Modul 2 Kegiatan Belajar 4. Kelima, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri, seperti; (1) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi, (2) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri. Contoh; mengakses jurnal, mengirimkan publikasi. c. Kompetensi Guru Abad 21 yang Memesona Abad 21 yang ditandai dengan kehadiran era media (digital age) sangat berpengaruh pada pengelolaan pembelajaran dan perubahan karakteristik peserta didik. Pembelajaran abad 21 menjadi keharusan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi, serta pengelolaan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Pola pembelajaran berpusat pada guru (teacher centred) menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centred) karena sumber belajar digital dan lingkungan yang bisa dieksplorasi melimpah. Guru tipe 4 berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator sekaligus leader dalam proses pembelajaran. Pola pembelajaran konvensional


57 bisa dipahami sebagai pembelajaran dimana guru banyak memberikan ceramah (transfer of knowledge) sedangkan peserta didik lebih banyak mendengar, mencatat dan menghafal. Kemampuan pedogogi dengan pola konvensional dipandang sudah kurang tepat dengan era saat ini. Karakteristik peserta didik abad 21 sangat berbeda sebagaimana dipelajari pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1. Guru semestinya mengorientasikan upaya pengembangan keterampilan abad 21, literasi, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Keterampilan Abad 21 dapat di integrasikan dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga pilihan metode, media dan pengelolaan kelas benar-benar meningkatkan keterampilan tersebut. Karena itulah menjadi keharusan kemampuan pedogogi guru menyesuaikan dengan karateristik dan keterampialn yang diperlukan di abad 21. Kompetensi pedagogi merupakan kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran seperti memahami karakteristik peserta didik, kemampuan merencanakan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, mengevaluasi hasil belajar, serta kemampuan mengembangan ragam potensi peserta didik. Kompetensi pedagogi guru abad 21 tidak cukup hanya mampu menyelenggarakan pembelajaran seperti biasanya, guru dituntut untuk adaptif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi informasi dan komunikasi serta mampu memanfaatkannya dalam proses pembelajaran, artinya kemampuan guru khususnya literasi digital terus ditingkatkan. Kompetensi pedogogi mendasarkan Peraturan Mpmenteri Pendidikan Nasional No 16 tahun 2007 meliputi; (a) menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual, (b) menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik, (c) mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu, (d) menyelenggarakan pembelajaran yang


58 mendidik, (e) memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran, (f) memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, (g) berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik, (h) menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar, (i) memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan pembelajaran, (j) melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran. Kompetensi pedagogi menjadi bagian dari kompetensi profesi guru yang terus untuk ditingkatkan dan dikembangkan baik secara mandiri maupun kelompok dengan difasilitasi oleh pemerintah, organisasi profesi, komunitas, lembaga swadaya masyarakat atau atas dasar inisiasi sendiri. Namun, paradigm guru sebagai profesional yang terus belajar menjadi titik sentral pengembangan kompetensinya. Lebih lanjut Saudara baca pada Modul 2 Kegiatan Belajar 4. Mendasarkan pada tantangan abad 21 maka guru harus mentrasformsi diri dalam era pedogogi digital dengan terus mengembangkan kreatifitas dan daya inovatif. Sementara National Educational Technology Standards (NETS) dalam buku Instruktional Technology and Media for Learning menyatakan guru yang efektif adalah guru yang mampu mendesain, mengimplementasikan dan menciptkan lingkungan belajar serta meningkatkan kemampuan peserta didik. Guru memiliki kemampuan standar seperti; (1) memfasilitasi dan menginspirasi peserta didik belajar secara kreatif, (2) mendesain dan mengembangkan media digital untuk pengalaman belajar dan mengevaluasi, (3) memanfaatkan media digital dalam bekerja dan belajar, (4) memiliki jiwa nasionalisme dan rasa tanggungjawab tinggi di era digital, dan (5) mampu menumbuhkan profesionalisme dan kepemimpinan. Disisi lain dalam pengelolaan pembelajaran ada beberapa hal yang penting diperhatikan oleh guru untuk mengembangkan pembelajaran abad 21 ini, yaitu; (1) penguatan tugas utama sebagai perancang pembelajaran, (2) menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking), (3) menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, serta (4) mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. Secara umum kemampuan pedogogi guru abad 21 dalam


59 mengelola pembelajaran mencakup kemampuan menyusun perencanaan pembelajaran, melaksanaan pembelajaran, penilaian prestasi belajar peserta didik, dan melaksanaan tindak lanjut hasil penilaian dengan prinsip-prinsip pembelajaran kekinian (digital age). Dalam mengelola pembelajaran guru mengawali dengan perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran yang disusun dengan terlebih dahulu guru memahami karateristik peserta didik, memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran, mengintegrasikan aneka sumber belajar berbasis digital dan non-digital, mengintegrasikan pembelajaran dengan teknologi, memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan potensi dan karakter peserta didik serta pilihan metode yang berpusat pada peserta didik (student centered). Pada tahap perencanaan ini guru mengenbangkan rencana pembelajaran (RPP) atau lesson plan yang memenuhi prinsip-prinsip perencanaan yang mendidik. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan berpusat pada peserta didik (student centered), membawa konsekwensi pilihan metode pembelajaran menekankan belajar aktif seperti dibahas pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1 sebelumnya. Metode dan media yang tepat berdampak pada pembajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Pelaksanaan pembelajaran menurut Abdul Majid (2013) meliputi kemampuan-kemampuan membuka pelajaran, menyajikan materi, menggunakan metode/ media, menggunakan alat peraga, menggunakan bahasa yang komunikatif, memotivasi peserta didik, mengorganisasi kegiatan, berintraksi dengan peserta didik secara komunikatif, menyimpulkan pembelajaran, memberikan umpan balik, memberikan penilaian, dan menggunakan waktu secara cermat. Kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat bergantung pada pilihan metode pembelajaran yang digunakan dengan mengintegrasikan teknologi dalam pelaksanaanya.. Guru dalam melaksanakan pembelajaran sebagai inti aktifitas di sekolah, semestinya menunjukkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial salah satunya adalah penampilan memesona di depan peserta didik. Selain penjelasan mudah dipahami, penguasaan keilmuan benar, canggih menguasai teknologi, mau mendengar peserta didik, berempati atas kondisi peserta didik, dan pandai


60 mengelola kelas sebagai pengendalian situasi di kelas secara rinci guru yang memesona tampil dalam sebagai berikut; 1. Guru harus bisa menjadi teman belajar (co learner) yang menyenangkan, pandai membuat analogi materi yang sulit dengan padanan sehingga mudah dipahami. Contoh seorang guru ingin menjelaskan peredaran darah yang sehat maka diibaratkan dengan lalulintas yang lancer tanpa kemacetan. 2. Pandai membuat metafora atau perumpamaan sebagai strategi sehingga peserta didik mudah menangkap esensi dari suatu materi. Misalnya guru bisa menggunakan cerita untuk menumbuhkan kesadaran penggunaan teknologi yang bijaksana. Metaphor dapat diperguanakan di awal, ditengah maupun akhir pembelajaran. Contoh pernyataan yang mengandung metafora; “jika engkau berhenti belajar, maka jiwamu akan merasakan sebagaimana tubuhmu jika engkau berhenti makan dan minum” 3. Canggih. Guru memesona harus terlihat canggih sehingga generasi z merasa ada sesuatu yang perlu dipelajari dari gurunya dan terkagum-kagum. Contoh; guru bisa mendemontrasikan penggunaan teknologi dan merupakan pengalaman menakjubkan bagi peserta didik. Program animasi flash ditunjukkan kepada anak-anak dari gambar kupu bisa dirancang menjadi terbang. Sudah pasti apabila guru yang canggih selalu dikerubuti peserta didik yang selalu menantikan hal-hal yang baru dari gurunya.. Cara di atas bisa saja dianggap hal biasa oleh peserta didik di sekolah yang sudah maju, karena itulah guru perlu mengimbangi dan beberapa langkah lebih maju dari peserta didik. Inilah pentingnya guru menyelami dan mengerti benar kegemaran daripada peserta didik. Kecanggihan tidak harus bersentuhan teknologi termasuk misalnya guru bisa bermain sulap, bermain musik, bernyanyi, mendemosntrasikan trik-trik dan sebagainya. 4. Humoris namun tegas dan disiplin. Guru yang humoris membawa suasana lebih akrab dan dekat, menyebabkan suasana riang namun tetap tegas dan disiplin kapan waktunya belajar dan kapan bersikap humor. 5. Guru pandai berempati dan menyayangi peserta didik. Tidak semua peserta didik berasal dari keluarga yang beruntung secara ekonomi atau banyak yang


61 mengalami kondisi keluarga yang kurang harmonis. Guru harus mengenal satu persatu latar belakang dan bahkan menjadi tempat bernaung dan berlindung dan tidak serta merta atas nama agen kurikulum. Tugas guru adalah embuat peserta didik belajar nyaman, merasa terlindungi dan bahkan bisa membantu menyelesaikan persoalan peserta didik di sekolah maupun di rumah. 6. Memiliki rasa kesepenuhhatian dan menyadari apa yang dilakukan adalah panggilan jiwa. Guru perlu bermurah hati sehingga kelas-kelas kita menjadi tempat yang menyejukkan bagi peserta didik dan termotivasi untuk menjadi genrasi tangguh dan baik. Beban hidup guru tidak boleh terekspresikan negative di depan peserta didik, justeru memperlihatkan sosok tangguh yang patut diteladani. Selain memesona untuk memotivasi peserta didik guru pandai memanfaatkan media pembelajaran, alat dan bahan pembelajaran, dan sarana lainnya. Kompetensi guru untuk memfasilitasi dan menginpirasi peserta didik dalam belajar dan menumbuhkan kreatifitas tentunya harus diawali dengan penguasaan materi yang baik dan mampu menggunakan pengetahuan tersebut dalam pembelajaran, menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajar yang menumbuhkan kreatifitas peserta didik melalui pembelajaran dengan lingkungan tatap muka maupun lingkungan virtual. Di era digital ini, guru diharapkan mampu mendesain, mengembangkan dan mengevaluasi pembelajaran secara autentik melalui pengalaman belajar dengan menggabungkan alat evaluasi terkini dan mengoptimalkan isi dan lingkungan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku peserta didik. Guru juga diharapkan mampu menunjukkan pengetahuan, keterampilan, dan proses kerja yang representatif dari seorang profesional yang inovatif dalam masyarakat global dan digital, dengan menunjukan sistem teknologi untuk mentrasfer pengetahuan dalam berbagai situasi. Selain dari itu tuntutan berkolaborasi dengan peserta didik, teman


62 profesi, orang tua dan komunitas dengan memanfaatkan tool digital dan peralatan untuk mendukung kesuksesan peserta didik dalam belajar. Selanjutnya kemampuan guru abad 21 juga harus memahami isu-isu lokal dan global dan tanggap terhadap perubahan budaya digital yang berkembang dan menunjukkan tindakan dengan menjunjung tinggi etika dalam praktik profesionalnya. Kompetensi ini penting dimiliki oleh guru era digital, karena pengetahuan dan informasi sangat cepat baik lokal maupun global yang terkadang belum tentu sesuai dengan norma dan belum tentu teruji kebenarannya, karena itu informasi dan pengetahuan tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan ketika akan dijadikan sebagai bahan kajian dalam pembelajaran. Bagian akhir dari pengelolaan pembelajaran yang menjadi inti dari kompetensi pedagogi yaitu kemampuan melakukan penilaian atau evaluasi. Penilaian hasil pembelajaran merupakan akhir dari kegiatan proses pembelajaran yang berfungsi untuk mengukur keberhasilan kompetensi yang dicapai peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk melihat sejauh mana kompetensi yang dicapai oleh peserta didik setelah proses pembelajaran berlangsung dan untuk mengetahui efektifitas proses belaajr mengajar yang telah dilakukan oleh guru. Menurut S. Eko Putro Widoyoko (2014) menyebutkan tahapan-tahapan pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran adalah penentuan tujuan, menentukan desain evaluasi, pengembangan instrunmen evaluasi, pengumpulan informasi/ data, analisis dan interprestasi, dan tindak lanjut. Secara singkat pelaksanaan evaluasi proses pembelajaran meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengolahan data, dan pelaporan evaluasi. Pengembangan profesi guru dari aspek kemampuan pedagogi perlu untuk ditingkatkan dengan berbagai strategi dan bentuk kegiatan. Strategi dan bentuk kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pedagogi ini seperti kegiatan seminar, workshop, dan pelatihan-pelatihan yang diselenggrakan oleh lembaga profesi guru, forum guru (KKG), konsorsium, perguruan tinggi, swasta maupun pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan.


63 5. Forum diskusi Setelah mempelajari inti materi pada Kegiatan Belajar 2 dari Modul 2 ini bagaimana perasaan Saudara? Tentu Saudara sudah dapat mengukur sejauhmana profil Anda selaku guru sudah memenuhi profil guru yang efektif, kompeten dan memesona? Guna menambah pemahaman Saudara diskusikan hal-hal berikut bersama dengan teman-teman dalam kelompok a. Menurut Saudara tugas pokok dan fungsi guru manakah yang menjadi prioritas dikembangkan terkait kesiapan Saudara untuk menjadi guru yang idel untuk abad 21? b. Diskusikan bersamaka kelompok profil guru yang memesona menurut versi kelompok Saudara lalu berikan penjelasan seperlunya


64 1. Rangkuman Abad ke-21 merupakan abad yang sangat berbeda dengan abad sebelumnya. Ilmu pengetahuan berkembang dengan cepat disegala bidang. Pada abad 21, perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) menyebabkan arus informasi semakin cepat dan aksesibilitas informasi semakin mudah. Abad 21 benar-benar membutuhkan guru yang profilnya efektif, professional dan memesona yang cocok untuk menghadapi tantangan abad 21. Kompetensi guru yang sudah dirumuskan pemerintah meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi pedagogik perlu dikontekstualisasikan dan dilakukan penyesuaian sehingga mampu mempersiapkan dan memprediksi kebutuhan belajar peserta didik abad 21 dna tuntutan masyarakat abad 21. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru yang berkenaan dengan pemahaman terhadap peserta didik dan pengelolaan pembeajaran mulai dari merencanakan, melaksanakan sampai dengan mengevaluasi. Kompetensi kepribadian merupakan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, canggih, humoris namun tegas, dan berwibawa selalu memesona bagi peserta didik. Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidian, orang tua peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi profesional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi isi materi pembelajaran, dan substansi keilmuan yang menaungi materi dalam kurikulum, serta menambah wawasan keilmuan. 2. Tes Formatif Pilihlah salah salah satu jawaban yang paling tepat dari pertanyaanpertanyaan di bawah ini: PENUTUP


65 1. Paradigma dan keyakinan guru mempengaruhi cara guru bertindak. Berikut merupakan cara pandang guru abad 21 tentang pembelajran abad 21 yang paling tepat adalah … a. Pembelajaran harus berpusat pada peserta didik aktif b. Pembelajaran lebih berorientasi untuk menguasai konten c. Pembelajaran berpusat peserta didik dengan guru tetap aktif d. Guru aktif memfasilitasi peserta didik, peseta didik merespon e. Pembelajaran di mediasi teknologi peserta didik aktif 2. Memahami karateristik peserta didik dari aspek fisik, moral, sosial, kultural, emosioal dan intelektual termasuk dalam kompetensi… a. Pedagogi b. Kepribadian c. Sosial d. Profesional e. Semua benar 3. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru dan percaya diri merupakan kompetensi… a. Pedagogi b. Kepribadian c. Sosial d. Professional e. Intelektual 4. Berkomunikasi dengan orang tua peserta didik dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif, serta mengikutsertakan orang tua dan masyarakat dalam program pembelajaran guna mengatasi kesulitan belajar peserta didik, merupakan kompetensi… a. Pedagogi b. Kepribadian c. Sosial


66 d. Professional e. Humanis 5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri termasuk dalam kompetensi a. Pedagogi b. Kepribadian c. Sosial d. Profesional e. Intelektual 6. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dengan mengintegrasikan teknologi merupakan kompetensi inti pedagogi pada aspek… a. Penguasaan terhadap karateristik peserta didik b. Penguasaan pada teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran c. Pengembangan kurikulum d. Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik e. Berkomunikasi pada peserta didik 7. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran merupakan kompetensi pedagogi pada aspek… a. Penguasaan terhadap karateristik peserta didik b. Penguasaan pada teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran c. Pengembangan kurikulum d. Melakukan tindakan reflektif e. Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik 8. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal dengan kreatifitasnya termasuk kemampuan pedagogi pada aspek…


67 a. Penguasaan terhadap karateristik peserta didik b. Penguasaan pada teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran c. Pengembangan kurikulum d. Penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik e. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik 9. Berikut aspek penting dalam pengelolaan pembelajaran abad 21, kecuali… a. Merancang pembelajaran yang kreatif dan inovatif b. Menghindari penggunaan smartphone yang berlebihan dalam pembelajaran c. Menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) d. Menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi e. Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran 10. Indikator guru mampu memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi yang dapat mempengaruhi kebijakan adalah … a. Memanfaatkan hasil refleksi dan penilaian untuk pengembangan mata pelajaran yang diampu b. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan ketuntasan belajar c. Menggunakan informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan d. Mengkomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku kepentingan e. Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Daftar Pustaka Permendikbud Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Reigeluth (2009). Instructional-Design Theories and Models, Volume III. Building a Common Knowledge Base. Routledge


68 Schools, M., & Developer, C. (n.d.). Journal of Education and Educational Development. 3(1). S. Eko Putro Widoyoko (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Tilaar, HAR. 1998. Beberapa Agenda reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21. Jakarta: Tera Indonesia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.


MODUL 2 KEGIATAN BELAJAR 3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI GURU ABAD 21


70


71 Saudara mahasiswa, setelah mempelajari Modul 2 Kegiatan Belajar 1 tentang Karakteristik Pembelajaran Abad 21 dan Modul 2 Kegiatan Belajar 2 tentang Profil dan Kompetensi Guru Abad 21, sekarang Saudara diajak untuk mempelajari Tugas Pokok dan Fungsi Guru dalam kontek pembelajaran abad 21. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad 21 telah merubah peran guru dalam memfasilitasi pembelajaran sehingga diperlukan penyesuaian oleh guru dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Penyesuaian tugas pokok dan fungsi guru mutlak diperlukan agar dapat mengikuti tuntutan perkembangan Ipteks dan kebutuhan peserta didik dalam rangka membantu mencapai mencapai kompetensi abad 21. Pencapaian kompetensi abad 21 mendukung pencapaian tujuan pembelajaran bermuara tercapainya tujuan kurikuler, tujuan institusional, dan akhirnya mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional. Secara yuridis kedudukan guru sudah sangat jelas termasuk tugas pokok dan fungsinya. Pemerintah telah menetapkan tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan undang-undang dan peraturan yang berlaku. Namun, dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya guru harus peka, tanggap, dan mau merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan masyarakat. Disinilah letak pentingnya penyesuaian tugas pokok dan fungsi Saudara dalam kontek menjawab tantangan pembelajaran abad 21. Kegiatan Belajar 3 ini Saudara diajak untuk memahami tugas pokok dan fungsi guru dan penyesuaian-penyesuaian yang perlu dilakukan, serta memperkirakan tugas pokok dan fungsi guru untuk masa yang akan datang. Keberadaan Saudara bagi bangsa Indonesia sangat strategis, terlebih Indonesia adalah suatu bangsa yang sedang membangun ditengah – tengah perkembangan teknologi yang semakin canggih dengan segala perubahan dan pergeseran nilai. Pengaruh teknologi cenderung memberi nuansa kehidupan yang dinamis sehingga guru sebagai agen pembaharuan harus mau dan mampu untuk mengadaptasikan diri, terutama berkaitan tugas pokok dan fungsinya. Teknologi PENDAHULUAN


72 berkembang pesat bahkan Saudara perlu berpikir dan bertindak visioner sehingga mampu memperkirakan tugas dan fungsi guru di masa yang akan datang. Silahkan Saudara baca baik-baik Kegiatan Belajar 3 dari Modul 2 ini dimulai dari pembahasana mengenai profesi guru dalam pandangan yuridis untuk memantabkan peran dan kedudukan Saudara. Pada saat mempelajari materi mengenai tugas pokok yang berkaitan dengan aktifitas guru seperti menyusun prota, prosem, silabus dan RPP tentu Saudara sesuaikan dengan jenjang sehingga apa yang tersaji hanyalah merupakan contoh. Saudara bisa mengembangkan kreasi dan mengikuti pedoman serta peraturan perundangan yang berlaku. Pada bagian penutup lakukan diskusi sesuai dengan tugas yang diberikan. Guna lebih memudahkan Saudara menangkap makna dan esensi dari Modul 2 Kegiatan Belajar 3 bacalah rangkuman. Saudara juga diminta untuk mengerjakan tes formatif guna menilai sejauhmana pemahaman Saudara mengenai materi di Modul 2 Kegiatan Belajar 3.


73 1. Capaian pembelajaran Setelah mempelajari Kegiatan Belajar 3 dari Modul 2 Saudara diharapkan mampu memperkirakan penyesuaian Tugas Pokok dan Fungsi Guru Abad 21 yang perlu dilakukan 2. Sub Capaian pembelajaran a. Menjelaskan kedudukan guru secara yuridis b. Memaparkan tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan undang-undang c. Menjelaskan penyesuaian tugas pokok dan fungsi guru abad 21 d. Memperkirakan tugas pokok dan fungsi guru abad 21 3. Pokok-pokok Materi a. Profesi dan kedudukan guru dalam pandangan yuridis, b. Tugas pokok dan fungsi guru berdasarkan undang-undang c. Penyesuaian tugas pkok dan fungsi guru sesuai tantangan abad 21 d. Tugas pokok dan fungsi guru masa depan 4. Uraian Materi a. Profesi Guru dalam Pandangan Yuridis Terbitnya Undang -Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 adalah momentum bersejarah bagi guru yang didahului pencanangan guru sebagai suatu profesi pada tanggal 2 Desember 2004. Profesi guru merupakan salah satu dari profesi tenaga kependidikan yang diatur dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Guru merupakan tenaga kependidikan yang terlibat langsung dengan proses pendidikan karena tugas utamanya sebagai pendidik atau mengemban tugas dan berprofesi sebagai pendidik. Tenaga kependidikan lain selain guru adalah dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, INTI


74 fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya. Guru dapat pula mendapatkan tugas tambahan dalam proses pendidikan dan berpartisipasi mensukseskan penyelenggaraan pendidikan. Contohnya guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan, wakil kepala satuan pendidikan, dan pengawas satuan pendidikan. Guru yang demikian sebenarnya menjalankan peran sebagai edukator disamping bertugas sebagai manajer, inovator, motivator, pemimpin, supervisor, dan mediator. Tugas tambahan lainnya yang merupakan salah satu dari kelima tugas pokok lainnya diatur dalam Permendikbud nomor 15 Tahun 2018 pasal 3 ayat (1). Berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 tahun 2005 pasal 1 ayat (1) guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya guru telah diakui mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional (pasal 2 ayat 1) yang dibuktikan dengan sertifikat pendidik (pasal 2 ayat 2). Kesimpulannya secara yuridis profesi guru sudah diakui secara sah sebagai bidang pekerjaan khusus yang memerlukan keahlian khusus pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berbagai kebijakan dan peraturan pemerintah pasca terbitnya UUGD memberikan dasar hukum jelas bahwa guru merupakan suatu profesi dengan keahlian khusus yang diperoleh melalui proses pendidikan panjang mulai dari menempuh pendidikan S1/D4 ditambah pendidikan profesi guru. Pemerintah dan masyarakat sangat mempercayai Saudara selaku guru mampu mengemban amanat dan dapat menjalankan tugas pokok dan fungsi guru secara maksimal. Istilah maksimal tentunya membawa konsekwensi guru tidak sekedar memahami tugas pokok dan fungsi yang tertuang dalam peraturan perundangundangan yang berlaku namun dituntut mampu menterjemahkan,


75 melaksanakan, menyesuaikan, dan memperkirakan tugas pokok dan fungsi guru dalam menghadapi tantangan abad 21. b. Tugas Pokok Guru Berdasarkan Undang-Undang Tugas guru sebenarnya merupakan pengabdian baik yang terkait dengan dinas maupun di luar. Secara luas ada tiga jenis tugas guru, yakni: (1). Tugas terkait bidang profesi, (2). Tugas terkait kemanusiaan, dan (3). Tugas terkait dalam bidang kemasyarakatan. Pembahasan Modul 2 Kegiatan Belajar 3 memfokuskan tugas pokok guru berdasarkan peraturan perundang-undangan ataupun tugas dalam bidang profesi. Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) Nomor 14 tahun 2015 pasal 1 ayat (1) menyatakan guru adalah pendidik professional dengan tugas utama guru mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pasal 6 UUGD nomor 14 tahun 2015 menyatakan kedudukan guru sebagai tenaga professional bertujuan untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Intinya guru bertugas melaksanakan sistem pendidikan nasional demi terwujudnya tujuan pendidikan nasional yaitu “berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab”. Atas dasar tanggungjawabnya yang besar pemerintah telah menerbitkan Permendikbud Nomor 15 tahun 2018 tentang pemenuhan beban kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah yang menyebutkan kegiatan-kegiatan yang harus dijalankan oleh guru yang sebenarnya merupakan tugas dan fungsi guru. Permendikbud Nomor 15 tahun 2018 silahkan buka di http://bit.ly/2WNGxpo Tugas besar dan mulia lainnya adalah mensukseskan implementasi kurikulum nasional yaitu kurikulum 2013 dan mencapai tujuan kurikulum 2013. Tujuan kurikulum 2013 mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Keempat kompetensi


76 tersebut dapat dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Permendikbud nomor 15 Tahun 2018 sebenarnya mengatur tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dalam 12 minggu adalah 40 jam terdiri dari 37.5 jam efektif dan 2.5 jam istirahat. Selanjutnya dalam pasal 3 ayat (1) merinci kegiatan-kegiatan pokok yang perlu dilakukan guru dalam melaksanakan beban kerja selama 37, 5 (tiga puluh tujuh koma lima) sebagai jam kerja efektif yaitu; (a) merencanakan pembelajaran atau pembimbingan (b) melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan; (c) menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan; (d) membimbing dan melatih peserta didik; dan (e) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru. Saudara sangat memahami kelima kegiatan pokok tersebut sebagai tugas pokok sebagai guru. Kegiatan-kegiatan pokok tersebut mendukung tugas utama selaku guru penting dipelajari apabila dikaitkan tantangan penyesuaian terhadap tugas guru karena menghadapi karakteristik peserta didik dan pembelajaran abad 21 yang telah dibahas pada Modul 1 Kegiatan Belajar 1. Setelah mempelajari diharapkan Saudara dapat melakukan penyesuaian tugas pokok dan fungsi guru dalam menghadapi abad 21 bahkan bisa memprediksi dan mengantisipasi tugas baru untuk masa yang akan datang. 1. Merencanakan Pembelajaran atau Pembimbingan Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) Permendikbud Nomor 15 tahun 2018 meliputi kegiatan pengkajian kurikulum dan pengkajian program tahunan dan semester. Kegiatan merencanakan, melaksanakan, menilai, dan melatih siswa memiliki aktifitas yang banyak berkaitan dan erat dengan kegiatan intrakurikuler sesuai alokasi jam mengajar. Tugas tambahan merupakan kegiatan yang dapat setarakan dengan aktifitas jam mengajar. Pada kesempatan ini Saudara diajak untuk


77 mengurai satu persatu kegiatan-kegiatan pokok guru dengan maksud dapat memahami tugas-tugas pokok Anda sebagai guru. a).Pengkajian Kurikulum Pengkajian kurikulum pada satuan pendidikan merupakan salah satu kegiatan pokok guru yang harus dilakukan secara terus menerus, komprehensif, sistematis dan kreatif. Brady (1990) menyatakan sesungguhnya tidak terdapat model kurikulum tunggal yang dikembangkan di level sekolah. Pengembangan kurikulum dalam tataran praktis selalu bersifat campuran, 77ocial77ta, dan individual. Tidak ada kurikulum tunggal yang lebih baik dari yang lain dalam pengembangan kurikulum. Pendapat Bardy mengisyaratkan pengembangan kurikulum merupakan keniscayaan sehingga merupakan tugas guru yang penting. Pengkajian kurikulum menjadi ujung tombak keberhasilan penerapan dan pengembangan kurikulum di lapangan. Kurikulum harus diterjemahkan ke dalam program yang lebih operasional dan mendukung pencapaian kompetensi. Kurikulum yang berlaku saat ini adalah Kurikulum 2013 sehingga pengkajian kurikulum sesungguhnya merupakan upaya mengembangkan kurikulum 2013. Mendasarkan pendapat Brady di atas proses dan hasil pengembangan kurikulum 2013 sangat dipengaruhi oleh kreatifitas guru. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum 2013 juga sangat dipengaruhi oleh kreatifitas guru. Hal ini mengingat adanya perbedaan dalam mensikapi tantangan pembelajaran abad 21 dan perkembangan kondisi masyarakat yang melingkupi. Namun, pengembangan kurikulum merupakan suatu hal pasti terjadi. Pengembangan kurikulum merupakan tugas pokok guru yang semakin penting menghadapi era abad 21 dengan pertimbangan sebagai berikut; . 1) Pertama, perkembangan teknologi abad 21 yang cepat disertai perkembangan tuntutan kebutuhan SDM berdaya kreatifitas tinggi membawa konsekwensi perlunya peserta didik mempelajari banyak keterampilan baru. Pengalaman-pengalaman baru ini perlu dipilih, diorganisir, dan dipersiapkan oleh guru, dan ini merupakan proses


78 pengembangan kurikulum (Tyler, 1949). Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 menetapkan perubahan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah mengindikasikan upaya mengikuti perkembangan, tantangan dan tuntutan kompetensi abad 21. Silahkan buka Permendikbud Nomor 37 tahun 2018 di http://bit.ly/2JYE467 2) Kedua, pengembangan kurikulum merupakan wujud pelaksanaan tugas guru sekaligus merupakan aktifitas administrasi secara keseluruhan dengan rentang kegiatan pokok yang perlu didokumentasikan. Saudara dapat mencermati 8 subtansi pokok kurikulum yang potensial untuk dikembangkan, yaitu; (a). Mengkaji ruang lingkup, kedalaman dan atau keluasan materi. Saudara cermati apakah materi sudah cukup memadai untuk mencapai kompetensi? Apakah materi terlalu banyak atau terlalu sedikit? Apakah materi bersifat tidak terlalu sulit namun berpotensi memberi pemahaman dan menantang? Penilaian keluasan materi mencakup tiga pertanyaan, yaitu: (1) Apakah jabaran materi mendukung pencapaian semua KD?; (2) Apakah materi dikembangkan secara proporsional sesuai dengan spiral mengembang; dan (3) Apakah tidak ada materi yang tumpang tindih? (4) Apakah materi mengakomodir perkembangan ilmu pengetahuan baru? Contohnya saat ini melek komputer tidak cukup dengan mempelajari program aplikasi terbaru namun penting mempelajari, konsep dasar TIK, konsep jaringan, etika penggunaan, dan sebagainya yang mengarah keterampilan abad 21. (b). Mengkaji relevansi materi dengan kompetensi sekarang maupun masa yang akan datang. Pertama, Saudara cermati 2 apakah antara tujuan, isi/pengalaman belajar, organisasi, dan evaluasi kurikulum memenuhi relevansi internal dan terorganisir dengan baik? Kedua, Saudara cermati apakah sudah mmenuhi relevansi eksternal yaitu sesuai kebutuhan masyarakat, dunia kerja, dan perkembangan ipteks. Guru abad 21 akan mampu menilai kemutakhiran materi apabila mengikuti


79 perkembangan ilmu pengetahuan. Pengetahuan lama lambat laun menjadi usang dan kehilangan relevansinya sehingga perlu diisi pengetahuan-pengetahuan baru yang mutakhir. Contoh muatan materi di kelas multimedia tentu mengarah kepada teknologi terbaru.. Coba Saudara perhatikan suatu fakta radio transistor, overhead projector, film slide, video analog mungkin akan menjadi materi yang using dan menjadi pengetahuan umum saja. . (c). Kesesuaian materi dengan kompetensi yang hendak capai. Tugas guru adalah memilih dan menentukan materi yang dipakai untuk mendukung pencapaian kompetensi meliputi dimensi sikap, kepribadian, pengetahuan dan keterampilan. (d). Mengkaji integrasi materi agar tidak tumpang tindih. Guru bertugas mengecek apakah terjadi perulangan materi untuk suatu 79ocia tertentu sehingga bersifat mubazir. Silahkan bandingkan materi untuk setiap kompetensi dengan kompetensi yang lain. (e). Mengkaji urutan materi apakah mengarah pencapaian kompetensi? Saudara perlu melakukan analisis indikator pembelajaran dan menemukan urutan kompetensi manakah yang perlu dicapai terlebih dahulu. Apakah memerlukan pra syarat, materi apa yang perlu dipelajari lebih dahulu?, Apakah pengornaisasian pengorganisasian materi berangkat dari kongkrit ke yang lebih abstrak, dan dari yang mudah ke yang lebih sulit? Contoh untuk menguasai perkalian campuran perlu menguasai perkalian biasa dan untuk dapat melakukan perkalian harus menguasai konsep tentang penjumlahan. (f). Mengkaji kesinambungan materi satu dengan lainnya dan memastikan materi bersifat berjenjang. Kesinambungan bisa secara vertical dan bisa secara horizontal. Kesinambungan vertical bermakna pendidikan selain untuk pengembangan potensi secara sistematis juga menjadi dasar penyiapan memasuki jenjang yang lebih tinggi. Secara adminisratif memudahkan alokasi waktu, mempermudah penggunaan sistem unit-unit pembelajaran, dan menghindarkan program berulang


80 atau tumpang tindih. Kesinambungan horisontal melibatkan kesinambungan antar bidang studi, misalnya untuk mempelajari beragam pengukuran suhu menggunakan skala Fahrenheit dan Celcius diperlukan kemampuan perkalian pecahan sehingga diperlukan dukungan matematika. (g). Mengkaji sejauhmana materi atau kompetensi sudah diartikulasikan secara menyeluruh. Saudara bertugas memeriksa secara keseluruhan materi atau kompetensi telah benar-benar mencerminkan kemampuan-kemampuan yang mengarah upaya mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Guru perlu memastikan kompetensi dasar mengarah kepada pencapaian Standar Kompetensi Lulusan dan memuat kompetensi inti mulai dari K1, K2, K3 dan K4 sesuai jenjang kelas. (h). Mengkaji materi atau kompetensi sejauhmana sesuai kebutuhan masa depan (anticipated need). Peserta didik merupakan generasi yang akan berkarya di masyarakat untuk beberapa tahun mendatang sehingga guru perlu bertindak antisipatif. 3) Ketiga, tugas guru abad 21 adalah mencari gagasan-gagasan kreatif dan inovatif untuk mempertinggi mutu pembelajaran. Salah satu gagasan kreatif dan inovatif adalah upaya mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Saudara bisa menengok kembali 8 domain penerapan TPACK secara praktis pada Modul 2 Kegiatan Belajar 1. Contohnya menerapkan model pembelajaran inovatif berbasis TIK, menggunakan multimedia interaktif untuk meningkatkan pemahaman, menggunakan web based learning, mengembangkan tugas-belajar tugas baru berbasis kolaborasi memanfaatkan media sosial dan sebagainya. b).Pengkajian Program Tahunan (Prota) dan Program Semester (Prosem) Pengembangan Prota dan Prosem biasanya dilakukan oleh tim yang ditunjuk oleh Kepala Sekolah namun Saudara selaku guru perlu berpartisipasi aktif dalam penyusunan Prota dan Prosem. Penyusunan Prota dilakukan


81 dengan memetakan alokasi waktu setiap kompetensi yang akan dicapai selama satu tahun, sementara Prosem dengan memetakan alokasi waktu setiap kompetensi yang akan dicapai dalam satu semester. Tujuannya agar waktu dapat dipergunakan secara efektif dan efisien. Anda selaku seorang guru bisa memanfaatkan aplikasi untuk menyusun Prota maupun Prosem, sebagai bagian kegiatan untuk mengintegrasikan TIK dalam pembelajaran pada domain penggunaan TIK untuk pengelolaan pembelajaran. Pada konteks pembelajaran abad 21 tetap harus dipahami bahwa tklnologi hanya merupakan alat (tool) namun sangat penting dikuasai karena ke depan dapat membantu tugas –tugas guru. Misalnya guru menguasai software aplikasi maupun program-program komputer untuk mempermudah di dalam mengelola kurikulum maupun pembelajaran. Namun, penguasaan dan pemahaman langkah-langkah penyusunan secara sistematis berguna bagi pengembangan kompeteni diri. Guru harus menyadari teknologi hanyalah alat (tool ), namun kunci utama pada gagasan guru (brainware). 1) Program Tahunan (Prota) Prota idealnya disusun sebelum tahun ajaran dimulai. Prota bersifat umum bagi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran (Mulyana, 2004). Kenapa dikatakan umum? Ya, karena Prota memuat garis-garis besar yang hendak dicapai dalam jangka waktu satu tahun selanjutnya menjadi acuan untuk mengembangkan program semester, program mingguan, program harian, penyusunan silabus, dan penyusunan RPP. Prota berisi rencana penetapan alokasi waktu dalam satu tahun untuk mencapai tujuan (SK dan KD) yang telah ditetapkan. Penentuan alokasi waktu dituangkan pada kolom “alokasi waktu” diisikan jumlah jam pelajaran (JP) sesuai struktur kurikulum dan keluasan materi. Lalu apa saja isi komponen dari Prota? Isi komponen Prota meliputi identifikasi yaitu identitas satuan pendidikan, mata pelajaran, tahun pelajaran, standar kompetensi, kompetensi dasar, alokasi waktu, dan bisa ditambahkan keterangan. Pada jenjang PAUD bisa ditambahkan kolom


82 untuk isian lingkup perkembangan atau STPPA (Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak). Silahkan Anda cermati contoh format isian Prota yang tersaji pada gambar 9. Gambar 9. Contoh Format Prota Mudah bukan? Pada kolom ada istilah Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar bisa diganti istilah Tema dan Sub Tema sesuai jenjang yang tentu berbeda untuk PAUD, SD kelas rendah, SMP dan SMA. Prota yang sudah selesai dikaji dan dikembangkan, Saudara cermati kembali dan dipresentasikan di forum guru untuk mendapatkan masukan dan saran


83 dari rekan maupun tim. Seringkali Prota sudah disusun oleh tim khusus namun Saudara sebagai guru tetap perlu mencermati apakah seluruh kompetensi sudah termuat dalam kolom kompetensi dengan memperhatikan alokasi waktunya. Saudara penting untuk menilai apakah seluruh kompetensi diartikulasikan di dalam Prota dan siap untuk dijabarkan ke dalam Prosem. Bagaimana caranya? Mari kita pelajari bersama pembahasan mengenai Program Semester (Prosem). 2) Program Semester (Prosem) Prosem memuat garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester. Prosem merupakan penjabaran lebih lanjut dari Prota. Isi komponen dari Prosem meliputi identifikasi seperti identitas mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran, tema/kompetensi dasar, bulan, pokok bahasan/sub tema, waktu, dan keterangan-keterangan. Bagaimana menjalankan tugas menyusun Prosem? Silahkan Saudara simak langkah-langkah penyusunannya berikut; (a). Menelaah kalender pendidikan dan ciri khas satuan pendidikan meliputi jenis, jenjang, dan kebijakan daerah karena berbeda alokasi waktunya. Contohnya antara PAUD, SD, SMP, dan SMA berbeda alokasi waktunya, setiap kabupaten kota dan atau propinsi belum tentu memiliki kalender pendidikan yang sama. (b). Silahkan Saudara menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu pembelajaran efektif, dan waktu-waktu pembelajaran efektif per minggunya. Anda akan mengetahui jumlah Hari Belajar Efektif (HBE) dan jumlah Jam Belajar Efektif (JBE) dalam setiap bulan, setiap semester dan setiap tahun. Cobalah Saudara praktekkan sehingga diketahui HBE dan JBEnya. (c). Menghitung jumlah jam pelajaran (JP) sesuai ketentuan yang terdapat dalam struktur kurikulum yang berlaku. Contoh jam pelajaran (JP) tematik = beban belajar 1 minggu–beban belajar muatan Pendidikan


84 Agama dan Budi Pekerti. JP tematik kelas dalam 1 minggu berarti = 30 JP-4JP = 26 JP. (d). Mendistribusikan alokasi waktu yang tersedia untuk suatu kompetensi dasar/sub tema dengan mempertimbangkan waktu untuk penilaian dan pengkajian materi. (e). Menuangkan hasil telaah ke dalam format Prosem dengan isian komponen meliputi; (1) identifikasi satuan pendidikan seperti mata pelajaran, kelas/semester, dan tahun pelajaran, (2) format isian meliputi standar kompetensi/tema, kompetensi dasar/sub tema, urutan (pembelajaran ke berapa), alokasi waktu, kerangka waktu dalam bulan yang terinci dalam minggu dan keterangan waktu pelaksanaan. Isian standar kompetensi/tema dan kompetensi dasar/sub tema bisa langsung diambil dari Program Tahunan. Gambar 10. Contoh Format Prosem 3) Penyusunan silabus Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian


85 kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar (Kunandar, 2011). Guna menyusun silabus menurut Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 silabus sekurang-kurangnya memuat; a) Identitas; (1) Identitas mata pelajaran khusus apabila Saudara guru SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan SMA/MA/SMALB/SMK /MAK/ Paket C/ Paket C Kejuruan); (2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas; b) Menuliskan Kompetensi Inti Kompetensi inti menggambarkan mengenai kompetensi dalam aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Permendikbud 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD Kurikulum 2013 jenjang SDMI SMP/MTS SMA/MA mengubah Permendikbud 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD kuirkulum 2013 pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. c) Menuliskan Kompetensi Dasar Kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran d) Tema (khusus SD/MI/SLB/Paket A). Pada PAUD teman dikembangkan berdasarkan minat anak, potensi satuan PAUD atau berorientasi pada Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA). e) Mengidentifikasi Materi Pembelajaran Materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi. Materi dasar disesuaikan tingkat perkembangan peserta didik dari segala aspek; kebermanfaatan bagi siswa; kedalaman dan keluasannya; struktur keilmuan; relevansi peserta didik dan tuntutan kebutuhan lingkungan serta alokasi waktu.


86 Selain itu materi perlu dipastikan kebenaran isi, dipastikan penting untuk dipelajari, dapat dipelajari, dan relevan bagi peserta didik. Pada kontek abad 21 tugas guru untuk menilai kualitas materi pembelajaran baik dari sisi kebenaran isi, kemutakhiran, dan dikonfirmasi dengan sumber-sumber pengetahuan dalam format digital. Hal ini karena kompleksitas arus informasi yang deras sehingga untuk menjaga materi mutakhir guru bertanggungjawab untuk menjamin kemutakhiran materi. Agar terjadi pembelajaran bermakna diperlukan pembacaan ulang, memaknai dan merefleksikan sehingga benar-benar menjadi pengetahuan, pemahaman dan kebijakan (Andersen, 2011). Adanya sumber-sumber pengetahuan yang bisa diperoleh darimanapun dan kapanpun menuntut tugas guru untuk dapat memilih, memilah dan mengemas materi dalam bentuk digital menjadi sumber belajar yang bermanfaat. f) Pembelajaran Saudara harus merancang kegiatan pembelajaran yang melibatkan proses mental dan fisik sehingga memberikan pengalaman bermakna. Kegiatan mencerminkan tuntutan kompetensi dasar yang utuh, kegiatan berurutan mencapai kompetensi dasar, kegiatan berpusat pada siswa, materi kegiatan pembelajaran mencakup semua dimensi hasil belajar, dan kegiatan pembelajaran memuat materi yang harus dikuasai dengan jelas. Guru harus mengakomodir karakteristik siswa abad 21 yaitu mengembangkan kegiatan berpusat pada peserta didik, berfokus pengembangan keterampilan belajar di era digital, berorientasi pengembangan keterampilan seperti komunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan kreatifitas. Kegiatan sedapat mungkin memanfaatkan modalitas dan preferensi belajar siswa abad 21 namun tetap melibatkan peserta didik untuk aktif terlibat bereksplorasi, bekerjasama, mencipta, berbagi secara langsung maupun menggunakan jejaring media sosial, dan berpartisipasi memproduksi pengetahuan. Aktifitas tidak selalu di


87 dunia maya namun perlu digabungkan dengan aktifitas berbasis kegiatan yang melibatkan aktifitas interaksi dengan lingkungan nyata. g) Penilaian Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan indikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting yang harus jelas yaitu; (a) teknik penilaian, (b) bentuk instrumen, dan (c) contoh instrumen. Penilaian pembelajaran abad 21 bisa menggunakan; (1) penilaian otentik sesuai materi dan keterampilan yang sedang dipelajari. Instrumennya bisa menggunakan daftar ceklist, skala sikap, rubrik penilaian produk, daftar periksa peringkat produk dan sebagainya, (2) Penilaian portfolio untuk menilai kumpulan karya nyata dalam bentuk fisik maupun e-portofolio (singkatan dari electronic portfolio). E-portfolio adalah rekaman elektronik atau digital yang disusun oleh pengguna dan biasanya disimpan di internet untuk menunjukkan kemampuan, pencapaian dan pertumbuhan di satu atau lebih area. Catatan elektronik bisa memuat berbagai artefak seperti grafik, audio, video, multimedia, dan teks, (3). Penilaian tradisional untuk mendemonstrasikan tingkat pengetahuan namun sebaiknya guru lebih banyak untuk menggunakan kedua bentuk penilaian sebelumnya. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan sub-kompetensi dasar. Indikator dirumuskan menggunakan kata kerja operasional yang terukur dan dapat diamati sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan penilaiannya. Rumusan tujuan pembelajaran diusahakan memenuhi unsur ABCD (Audience, Behavior, Condition, Degree) (Mager, 1984) atau menurut ahli lain seperti disajikan dalam tabel 2.


88 Tabel 1. Unsur Rumusan Kompetensi menurut Ahli Clark (2010) 1. Kata kerja operasional (task action verb) 2. Kondisi lingkungan (condition/environment) 3. Standar (Standard)) Morrison et. al (2013) 1. Unsur utama ( (perilaku dan obyek materi) 2. Unsur pendukung (kondisi dan standar) Dick, Carey & Carey (2015) Perilaku (B) Kondisi (CN) Kriteria (CR) Mager (1984) SMART (specific, measurable, achievable, relevant, time bound) h) Menentukan Alokasi Waktu Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian suatu kompetensi yang sebelumnya telah ditentukan dengan memperhatikan yaitu minggu efektif, alokasi mata pelajaran dan jumlah kompetensi per semester. Saudara perlu melihat kembali jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk satu semester atau satu tahun. Guru abad 21 tentu dapat menggunakan model-modell pembelajaran abad 21 untuk efektifitas dan efisiensi waktu. Contohnya Saudara dapat mengembangkan e-learning, pembelajaran berbantuan komputer, grup chatting, video conference menggunakan zoom us yang gratis dan sebagainya. i) Menentukan Sumber Belajar Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Sumber belajar dikatagorikan meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik dan lingkungan. Sumber belajar ada yang harus dirancang (by design) dan memanfaatkan sumber belajar yang ada (by utilization). Saudara adalah guru abad 21 sehingga sumber belajar dalam format digital dapat dimanfaatkan, tentunya perlu Anda seleksi, kemas dan didesain menggunakan prinsip-prinsip disain pesan sehingga menarik.


89 Gambar 11. Contoh Format Silabus 4) Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tah un 2016 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema mengacu pada silabus, buku teks pelajaran, dan buku panduan guru. Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 20 menyatakan bahwa: ”Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar”. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun 2014 Tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah pasal 3 ayat (2) menyatakan RPP disusun mengacu pada silabus dengan prinsip-prinsip: a. memperhatikan perbedaan individual peserta didik;


90 b. partisipasi peserta didik; c. berpusat pada peserta didik; d. berbasis konteks; e. berorientasi kekinian; f. mengembangkan kemandirian belajar; g. memberikan umpan balik dan tindak lanjut pembelajaran; h. memiliki keterkaitan dan keterpaduan antarkompetensi dan/atau antarmuatan; dan i. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Berikut merupakan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan ketika menyusun RPP yaitu; 1. Pertama, memperhatikan perbedaan individual Peserta didik memiliki karakteristik yang tidak sama seperti kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik. Karakteristik pesertaa didik menurut Reigeluth (1983) menjadi acuan utama cara memanipulasi pembelajaran selain tujuan pembelajaran dan karakteristik bidang studi. Hampir seluruh model rancangan pembelajaran menempatkan analisis karakteristik peserta didik sebagai langkah awal yang sangat penting. Hal perlu diingat semua yang kita lakukan selaku guru diorientasikan untuk kemaslahatan peserta didik. 2. Kedua, prinsip partisipasi peserta didik Partisipasi adalah keterlibatan peserta didik dalam setiap aktifitas pembelajaran. Menurut Suryosubroto (2002) adalah keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan. Melalui partisipasi peserta didik akan berkembang rasa memiliki dan bertanggungjawab terhadap rancangan, proses, dan hasil pembelajaran. Dengan kata lain, bagaimana merancang dan membawakan pelajaran akan membentuk


91 sejauhmana peserta didik dapat berkembang secara mandiri (Li & Wan, 2018). 3. Ketiga, berpusat peserta didik. Saudara selaku guru harus mengupayakan semaksimal mungkin kesempatan peserta didik untuk aktif mengkontruksi pengetahuannya sendiri. Mengapa? Tentu Sauudara masih ingat kerucut pengalaman belajar Edgar Dale di Mdul 2 Kegiatan Belajar 1 dimana semakin tinggi keterlibatan peserta didik dalam belajar maka semakin mudah menetap dalam ingatan jangka panjang. Selain itu dengan belajar sambil melakukan melatih banyak keterampilan. Bukankah modelmodel pembelajaran abad 21 yang dianjurkan juga demikian? Secara psikologis Saudara juga memahami peserta didik abad 21 itu memiliki rentang perhatian pendek sehingga kurang cocok mengikuti pembelajaran yang sekedar mengingat fakta-fakta tanpa ada keterlibatan fisik maupun mental. Silahkan Saudara pelajari pembelajaran neuroscience Modul 3 Kegiatan Belajar 2 bahwa pengalaman langsung merupakan hal penting untuk membantu memindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang dan sekaligus merangsang terjadinya anyaman intelektual (koneksi antar sel neuron otak). 4. Keempat, Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan. Pembelajaran abad 21 menuntut partisipasi aktif seluruh warga sehingga peserta didik perlu dipersiapkan dapat menjadi produsen pengetahuan, bukan hanya konsumen. Menurut hasil survei tingkat literasi Indonesia menempati ranking 60 dari 61 negara yaitu di bawah Thailand (ranking 59) dan di atas Botswana (ranking 61) (Miller & Mc. Kenna, 2016). Peran Saudara sangat penting namun terpenting dapat dimulai dari kehadiran Saudara menjadi teladan dalam hal membaca termasuk bahan-bahan digital sehingga sekaligus menjadi


92 contoh di dalam mempergunakan perangkat smartphone. Saudara dapat mulai mengajak peserta didik untuk membaca bacaan yang disukai, memberi kesempatan menceritakan kembali, dan menuliskan cerita sesuai versinya sendiri. 5. Kelima, pemberian umpan balik dan tindaklanjut RPP RPP harus memuat rancangan program pemberian umpan balik dan tindak lanjut. Umpan balik bisa bernilai positif, mengandung penguatan, pengayaan, dan remedi. Remedial itu bukan sekedar menguji ulang namun usaha mempersiapkan program yang dapat membantu peserta didik mencapai kompetensinya. Terkait abad 21 umpan balik sebaiknya tidak hanya terkait penguasaan materi namun termasuk umpan balik terhadap cara belajar agar dapat menerapkan strategi belajar secara efektif. Hasil penelitian (Fyfe & Decaro, 2015) menunjukkan anak-anak dengan kemampuan memori kerja (working memory) rendah lebih mendapatkan manfaat dari umpan balik mengenai dampak pembelajaran daripada umpan balik mengenai strategi belajarnya, sementara anak dengan memori kerja lebih tinggi bisa mendapatkan manfaat dari kedua jenis umpan balik. 6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP dirancang untuk memberikan pengalamn belajar yang bermakna sehingga perlu ada jaminan keterpaduan sebagai suatu skenario pembelajaran sehingga pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dipelajari merupakan pengetahuan yang utuh atau bulat. Contoh sebuah rumusan tujuan pembelajaran berbunyi “melalui contoh yang diberikan guru peserta didik dapat mendemonstrasikan cara menyiram tanaman dengan benar”. Metode pembelajaran yang dipergunakan metode ceramah dengan penilaian tes obyektif. Berdasarkan kondisi tersebut ada


Click to View FlipBook Version