The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Ebook Reaksi Redoks untuk Kelas X SMA/MA

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by israisraa77, 2021-03-24 02:52:55

REDOKS

Ebook Reaksi Redoks untuk Kelas X SMA/MA

Keywords: reaksi redoks,elektrokimia ,korosi

MODUL
PEMBELAJARAN

REDOKS

1908076014
Sitti Isra Fauzia M. Tukwain
Pendidikan Kimia 4A

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan maodul ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup
untuk menyelesaikan modul ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah swt
atas limpahan nikmat Nya, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan modul dengan judul
“Redoks”.

Penulis tentu menyadari bahwa modul ini masih
jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk modul ini, supaya modul ini nantinya dapat
menjadi modul yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat banyak kesalahan pada modul ini penulis
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Sorong, 07 Maret 2021

penyusun

2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................
KATA PENGANTAR ..............................................2
DAFTAR ISI...............................................................3
BAB I PEMBAHASAN
A. Konsep Reaksi Redoks.........................................4
B. Penyetaraan Reaksi Reduksi dan

Oksidasi........................................................13
C. Reaksi Autoredoks........................................22
D. Sel Elektrokimia.............................................23
E. Nilai-Nilai Dalam Islam.........................................25
BAB II PENUTUP
A. Glosarium...............................................................30
B. Rangkuman.............................................................31
C. Soal Latihan............................................................33
DAFTAR PUSTAKA

3

BAB I
PEMBAHASAN

A. Konsep Reaksi Redoks

Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang
berkenaan dengan interkonversi energi listrik dan
energi kimia. Proses elektrokimia adalah reaksi
redoks (oksidasi-reduksi) dimana dalam reaksi ini
energi yang dilepas oleh reaski spontan diubah
menjadi listrik atau dimana energi listrik digunakan
agar reaksi yang nonspontan bisa terjadi (Chang,
2004). Salah satu persamaan reaksi kimia adalah
reaksi redoks. Persamaan reaksi menyatakan
perubahan materi dalam suatu reaksi kimia. Dalam
reaksi kimia, jumlah atom-atom sebelum reaksi
sama dengan jumlah atom-atom sesudah reaksi.
Untuk itu pada kegiatan pembelajaran ini diawali
dengan pembahasan mengenai pengertian reaksi
redoks.
1. Pengertian Reaksi Redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang terjadi
perubahan bilangan oksidasi. Reaksi redoks
mencakup reaksi reduksi dan oksidasi. Oksidasi

4

reduksi seperti dua sisi dari selembar kertas, jadi
tidak mungkin oksidasi atau reduksi berlangsung
tanpa disertai lawannya. Bila zat menerima elektron,
maka harus ada yang mendonorkan elektron
tersebut. Dalam oksidasi reduksi, senyawa yang
menerima elektron dari lawannya disebut oksidan
(bahan pengoksidasi sebab lawannya akan
teroksidasi. Lawan oksidan, yang mendonorkan
elektron pada oksidan, disebut dengan reduktan
(bahan pereduksi) karena lawannya (oksidan tadi
tereduksi.Reaksi reduksi adalah reaksi yang terjadi
penurunan bilangan oksidasi melalui penangkapan
elektron, contohnya:

Cu2+ (aq) + 2e → Cu (s)

Sedangkan reaksi oksidasi adalah reaksi yang terjadi
peningkatan bilangan oksidasi melalui pelepasan
elektron, contohnya:

Zn (s) → Zn2+ (aq) + 2e

Dalam reaksi redoks, reaksi reduksi dan oksidasi
terjadi secara simultan, maka reaksi diatas menjadi :
Cu2+ (aq) + Zn (s) → Cu (s) Zn2+ (aq)

5

Gambar 1.1
Kapal yang berkarat merupakan
contoh reaksi redoks yang berlaku
spontan

Sumber: http://kimiatmtkc.blogspot.com/2016/02/awas-korosi.html

Reaksi redoks sederhana dapat disetarakan
dengan mudah tanpa metode khusus, akan tetapi
untuk reaksi yang cukup kompleks, ada dua metode
yang dapat digunakan untuk meyetarakannnya,
yaitu :
a. Metode bilangan oksidasi, yang digunakan untuk
reaksi yang berlangsung tanpa atau dalam air, dan
memiliki persamaan reaksi lengkap (bukan ionik).
b. Metode setengah reaksi (metode ion elektron), yang
digunakan untuk reaksi yang berlangsung dalam air
dan memiliki persamaan ionik.

6

Jika suatu zat bergabung dengan oksigen akan
terjadi reaksi oksidasi, seperti yang terjadi pada
potongan apel dan kentang yang dibiarkan terbuka di
udara. Oksigen di udara menyebabkan terjadinya
reaksi oksidasi. Reaksi oksidasi dapat terjadi dengan
cepat seperti pada reaksi pembakaran atau secara
lambat seperti pada reaksi perkaratan (besi
berkarat). Pelepasan oksigen dari suatu reaktan yang
mengandung oksigen dinamakan reduksi. Jika dalam
suatu reaksi ada zat yang mengalami oksidasi dan
ada zat yang mengalami reduksi maka reaksi ini
disebut reaksi redoks (Ningsih, 2013).
Konsep reaksi oksidasi dan reduksi mengalami
penyempurnaan seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan. Urutan perkembangan konsep oksidasi
reduksi, yaitu reaksi penerimaan dan pelepasan
oksigen oksigen, kemudian reaksi penerimaan dan
pelepasan elektron serta perubahan bilangan
oksidasi .
A. Konsep Redoks Sebagai Kenaikan dan
Penurunan Bilangan Oksidasi

Pelepasan dan penerimaan elektron mudah
diketahui pada reaksi-reaksi ion, sedangkan pada

7

reaksi-reaksi yang tidak melibatkan ion tidak tampak
jelas zat yang melepaskan atau menerima elektron,
sehingga konsep redoks diperluas lagi menjadi
kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi.
Bilangan oksidasi suatu unsur adalah bilangan yang
menunjukkan muatan yang diberikan oleh atom
unsur tersebut pada molekul atau ion yang
dibentuknya (Ika & Sukismo, 2018). Bilangan
Oksidasi (b.o) menyatakan muatan yang dimiliki oleh
atom seumpama elektron valensinya tertarik ke atom
lain yang berikatan dengannya, yang memiliki
keelektronegatifan lebih besar (Luthfia, 2015, hal 144).

Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi:

(1) Bilangan Oksidasi Unsur Bebas (He, Ne, O2, Cl2,
P4, S8, C, Fe, Na) adalah nol

(2) Bilangan oksidasi Hidrogen (H) dalam senyawa
adalah +1, kecuali dalam hidrida logam (NaH),
(MgH2) bilangan oksidasi hidrogen adalah -1

(3) Bilangan oksidasi oksigen (O) dalam senyawa adalah
-2, kecuali dalam OF2 bilangan oksidasi oksigen
adalah +2, dan dalam peroksida (H2O2), (BaO2)
bilangan oksidasi oksigen adalah -1

8

(4) Bilangan oksidasi unsur golongan IA (Li, Na, K, Rb,
Cs) dalam senyawa adalah +1

(5) Bilangan oksidasi unsur golongan IIA (Be, Mg, Ca, Sr,
Ba) dalam senyawa adalah +2

(6) Bilangan oksidasi unsur golongan VIIA (F, C, Br,I)
dalam senyawa biner adalah -1

(7) Bilangan oksidasi unsur ion dalam ion monoatom
sama dengan muatan ionnya

(8) Jumlah bilangan oksidasi semua atom dalam
senyawa adalah nol dan jumlah bilangan oksidasi
semua atom dan ionpoliatom sama dengan muatan
lainnya.

Contoh:
Tentukan bilangan oksidasi tiap atom dalam
senyawa atau ion berikut:

1. KMnO4
2. SO42-
Jawab:
1. Bilangan oksidasi K dalam KMnO4 = +1
Bilangan oksidasi O dalam KMnO4 = -2

9

Karena jumlah bilangan oksidasi dalam senyawa

adalah nol maka:

(1 × biloks K) + (1 × biloks Mn) + (4 × biloks O) = 0

( 1 × 1) + (1 × biloks Mn) + (4 × (-2) = 0

1 + biloks Mn – 8 =0

Biloks Mn = +7

2. Bilangan oksidasi O dalam SO42- = 2

Karena dalam jumlah bilangan oksidasi dalam ion

politom sama dengan muatan ionnya maka:

(1 × biloks S) + (4 × biloks O) = -2

( 1 × biloks S) + (4 × (-2)) = -2

Biloks S + (-8) = -2

Biloks S = +6

Berdasarkan konsep redoks sebagai kenaikan dan

penurunan bilangan oksidasi, maka oksidasi dan

reduksi dapat diartikan sebagai berikut:

• Oksidasi adalah reaksi dimana terjadi

kenaikan bilangan oksidasi

• Reduksi adalah reaksi dimana terjadi

penurunan bilangan oksidasi

10

Contoh:

CuO + H2 Cu + H2O
+1
+2 Reduksi 0

0 Oksidasi

B. Penyetaraan Reaksi Reduksi dan Oksidasi
Penyetaraan reaksi reduksi dan oksidasi dapat
dilakukan melalui dua metode, yaitu metode
setengan reaksi dan metode PBO (Perubahan
Bilangan Oksidasi).
a. Metode Setengan Reaksi
Dasar dari metode ini adalah jumlah elektron
yang dilepaskan pada reaksi oksidasi dan reduksi
sama. Untuk menyetarakan reaksi redoks dengan
metode setengah reaksi, perhatikan langkah-
langkah berikut:
1. Suasana Asam
a) Memisahkan reaksi reduksi dan oksidasi
b) Menyetarakan atom yang berubah
bilangaan oksidanya
c) Melakukan penyetaraan atom O dan H
dengan cara berikut.
11

• Ruas yang kekurangan atom O
ditambahkan senyawa H2O

• Ruas yang kekurangan atom H
ditambahka ion H+.

d) Menyetarakan muatan ion ruas kiri dan
kanan, dengan cara berikut.
• Pada reaksi oksidasi, ditambahkan
elektron pada ruas kanan dengan
jumlah yang sesuai
• Pada reaksi reduksi, ditambahkan
elektron pada ruas kiri dengan jumlah
yang sesuai

e) Menyamakan jumlah elektron pada reaksi
reduksi dan oksidasi dengan melakukan
perkalian dengan faktor yang sesuai.

f) Menjumlahkan kedua reaksi
2. Suasana Basa

Langkah-langkah penyetaraan reaksi redoks pada
suasana basa, sama dengan suasana asam. Hanya
saja, kelebihan H+ pada akhir reaksi harus diubah
menjadi bentuk H2O melalui penambahan ion OH
pada kedua ruas, sebanyak jumlah H+ yang akan
dinetralkan (H+ + OH- = H2O). Jumlah OH- yang

12

ditambahkan pada setiap ruas sama banyak.
Langkah ini diakhiri dengan penyesuaian jumlah H2O
di ruas kiri dan ruas kanan.

Perhatikan contoh berikut agar lebih jelas.
Setarakan reaksi redoks berikut ini.
1. Cr2O72-(aq) + Fe2+(aq) → Cr3+(aq) + Fe3+(aq)

(suasana asam)
Langkah 1 Memisahkan reaksi redoks menjadi
reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Bilangan oksidasi Cr pada Cr2O72- = +6 sedangkan
bilangan oksidasi pada Cr3+ = +3, berarti terjadi
reaksi reduksi. Fe mengalami reaksi oksidasi dengan
perubahan bilangan oksidasi dari +2 menjadi +3.
Reduksi : Cr2O72- (aq) → Cr3+ (aq)
Oksidasi : Fe2+(aq) → Fe3+(aq)
Langkah 2 Setarakan masing-masing seteangan
reaksi.
Pada reaksi reduksi jumlah Cr di ruas kiri adalah 2,
maka di ruas kanan ion Cr2+ diberi koefisien 2,
sedangkan pada reaksi oksidasi jumlah Fe di ruas kiri
dan kanan sudah sama, maka tidak perlu
penambahan koefisien.

13

Reduksi : Cr2O72- (aq) → 2 Cr3+(aq)
Oksidasi : Fe2+ (aq) → Fe3+(aq)
Langkah 3 Setarakan oksigen dan hidrogen+
Disetarakan jumlah atom O terlebih dahulu,
kemudian setarakan jumlah atom H. Pada reaksi
reduksi, jumlah atom O dalam Cr2O72- adalah 7,
maka di ruas kanan perlu ditambah 7 H2O.
Penambahan 7 H2O di ruas kanan menyebabkan
jumlah atom H menjadi 14, maka di ruas kiri perlu
ditambah 14 H+ (suasana asam). Pada reaksi
oksidasi tidak terdapat atom O ataupun atom H.
Reduksi : Cr2O72- (aq) + 14 H+ (aq) → 2 Cr3+(aq) + 7 H2O
(l)
Oksidasi : Fe2+(aq) → Fe3+(aq)
Langkah 4 Setarakan muatan dengan cara
menambahkan elektron pada ruas yang muatannya
lebih besar.
Pada reaksi reduksi jumlah muatan di ruas kiri adalah
-2+14 = +12, sedangkan jumlah muatan di ruas
kanan 2×(+3) + 0 = +6. Disetarakan jumlah
muatannya dengan menambahkan 6 e- di ruas kiri.
Pada reaksi oksidasi jumlah muatan di ruas kiri = +2

14

dan di ruas kanan = +3, maka di ruas kanan
ditambah 1 e-
Reduksi : Cr2O72- (aq) + 14 H+ (aq) + 6 e¯→ 2 Cr3+(aq)
+ 7 H2O(l)
Oksidasi: Fe2+(aq) → Fe3+(aq) + 1 e¯
Langkah 5 Samakan jumlah elektron pada setengah
reaksi oksidasi dengan jumlah elektron pada
setengah reaksi reduksi. Pada reaksi reduksi jumlah
elektron =6 sedangkan pada reaksi oksidasi jumlah
elektron =1, maka kalikan koefisien dari setengah
reaksi oksidasi dengan 6 supaya jumlah elektron
yang dibebaskan menjadi 6.
Reduksi : Cr2O72- (aq) + 14 H+ (aq) + 6 e- → 2 Cr3+(aq) + 7 H2O (l)
Oksidasi: 6 Fe2+(aq) → 6 Fe3+(aq) + 6 e-
Redoks: Cr2O72- (aq) + 14 H+ (aq) + 6 Fe2+(aq) → 2 Cr3+(aq) + 7 H2O (l) + 6 Fe3+(aq)
(reaksi telah setara)

2. MnO4- (aq) + C2O42- (aq) → MnO2(s) + CO2(g) (dalam
suasana basa)
Langkah 1 Memisahkan reaksi redoks menjadi reaksi
reduksi dan reaksi oksidasi.
Reduksi : MnO4 ¯(aq) → MnO2 (s)
Oksidasi : C2O42- (aq) → CO2 (g)
15

Langkah 2 Pada reaksi reduksi jumlah Mn di ruas kiri
dan di ruas kanan sudah sama.
Adapun pada reaksi oksidasi jumlah C di ruas kiri = 2
dan di ruas kanan = 1 maka atom C di sebelah kanan
diberi koefisien 2
Reduksi : MnO4-(aq) → MnO2 (s)
Oksidasi : C2O42- (aq) →2 CO2 (g)
Langkah 3 Disetarakan jumlah atom O terlebih dahulu,
kemudian setarakan jumlah atom H. Pada reaksi
reduksi, jumlah atom O dalam MnO4- adalah 4
sedangkan di ruas kanan jumlah atom O = 2, maka di
ruas kiri perlu ditambah 2 H2O. Penambahan 2 H2O di
ruas kiri menyebabkan jumlah atom H menjadi 4, maka
di ruas kanan perlu ditambah 4 OH¯ (dalam suasana
basa). Pada setengah reaksi oksidasi, jumlah atom O
sudah sama.
Reduksi : MnO4-(aq) + 2 H2O (l) → MnO2 (s) + 4 OH¯(aq)
Oksidasi : C2O42- (aq) →2 CO2 (g)
Langkah 4 Pada reaksi reduksi jumlah muatan di ruas
kiri adalah -1 + 0 = -1, sedangkan jumlah muatan di
ruas kanan 0 + (4 × -1)= -4. Disetarakan jumlah
muatannya dengan menambahkan 3 e¯ di ruas kiri.

16

Pada reaksi oksidasi jumlah muatan di ruas kiri = -2 dan
di ruas kanan = 0, maka di ruas kanan ditambah 2 e¯.
Reduksi : MnO4-(aq) + 2 H2O (l) + 3 e¯ → MnO2 (s) + 4
OH¯(aq)
Oksidasi : C2O42- (aq) →2 CO2 (g) + 2 e¯
Langkah 5 Pada reaksi reduksi jumlah elektron = 3
sedangkan pada reaksi oksidasi jumlah elektron = 2,
maka kalikan koefisien dari setengah reaksi reduksi
dengan 2 dan kalikan 3 pada setengah reaksi oksidasi.

Reduksi : MnO4-(aq) + 2 H2O (l) + 3 e¯→ MnO2 (s) + 4 OH¯(aq)

Oksidasi: C2O42- (aq) →2 CO2 (g) + 2 e¯ (×2)
(×3)

Redoks : 2 MnO4-(aq) + 4 H2O (l) + 3 C2O42- (aq) →2 MnO2 (s) + 8OH¯(aq) + 6

CO2(g)

b. Metode PBO (Perubahan Bilangan Oksidasi)
Untuk menyetarakan reaksi redoks dengan
metode bilangan oksidasi, kamu harus dapat
menentukan bilangan oksidasi unsur yang terlibat
dalam reaksi. Jika kamu sudah memahami cara
menentukan bilangan oksidasi, kamu dapat

17

menyetarakan reaksi redoks dengan mudah.

Langkah-langkah dalam menyetarakan

persamaan reaksi redoks dengan metode

bilangan oksidasi adalah seperti berikut:

1. Menentukan unsur-unsur yang mengalami

perubahan bilangan oksidasi.

2. Memberi koefisien yang sesuai pada unsur-

unsur yang mengalami perubahan bilangan

oksidasi.

3.Menentukan jumlah penambahan bilangan

oksidasi untuk reaksi oksidasi dan penurunan

bilangan oksidasi untuk reaksi reduksi. Kalikan

jumlah unsur yang terlibat dengan muatannya.

4.Menyetarakan perubahan bilangan oksidasi

dengan memberi koefisien yang sesuai.

5.Setarakan muatan dengan menambahkan H+

(dalam suasana asam) dan OH- (dalam

suasana basa).

6. Setarakan jumlah atom H dengan

menambahkan H2O.

Kamu telah mempelajari dua metode untuk
menyetarakan suatu persamaan reaksi. Kamu dapat

18

memilih salah satu metode yang tepat dan mudah
untuk menyetarakan suatu persamaan reaksi.
Sebelum memilih metode yang akan kamu gunakan,
kamu perlu mencermati persamaan reaksi yang akan
disetarakan.

C. Reaksi Autoredoks

Reaksi autoredoks atau reaksi
disproporsionasi adalah reaksi redoks dimana
spesi yang sama mengalami reaksi reduksi dan
oksidasi sekaligus.
Contoh: Cl2 (g) + 2 NaOH (aq) → NaCl (aq) +
NaClO (aq) + H2O (l)

0 -1 +1

Reduksi Oksidasi

Pada reaksi tersebut Cl2 mengalami reduksi
menjadi NaCl dan mengalami oksidasi menjadi

NaClO.

D.Sel Elektrokimia

Dalam elektrokimia dipelajari reaksi-reaksi

yang disertai perpindahan elektron (reaksi redoks).

19

Pada proses ini, energi kimia diubah menjadi
energi listrik atau sebaliknya. Reaksi reduksi
oksidasi tertentu dapat menghasilkan arus listrik.
Adapun pada kondisi lainnya, arus listrik dialirkan
ke dalam larutan atau cairan zat kemudian akan
terjadi perpindahan elektron yang menghasilkan
reaksi kimia.
Sel elektrokimia dibedakan atas:
a. Sel Volta/Sel Galvani
b. Sel elektrolisis
Persamaannya:
1. Pada sel elektrokimia, baik sel Volta maupun
sel elektrolisis digunakan elektrode, yaitu katode,
anode, dan larutan elektrolit.
2. Reaksi yang terjadi pada sel elektrokimia
adalah reaksi redoks, pada katode terjadi reduksi,
sedangkan pada anode terjadi oksidasi

Sumber: Alessandro Volta (1745– 1827) lahir di Como, Libardy
http://en.wikipedia.org (Italia). Pada 1774, Alesandro Volta menyandang gelar
profesor di bidang Fisika di Royal School. Semasa
mudanya, ia pernah menulis puisi tentang penemuannya
yang menggembirakan. Bukunya yang pertama adalah De
vi attractiva ignis electrici ac phaenomenis inde
pendentibus. Semangatnya yang tinggi dalam mempelajari
listrik telah membawanya pada suatu penemuan baterai
listrik pada 1800.

20

Reaksi redoks antara logam dan asam
berlangsung spontan bergantung pada mudah
atau sukarnya logam itu mengalami oksidasi (kuat
atau lemahnya sifat reduktor). Alessandro Volta
melakukan eksperimen dan berhasil menyusun
deret keaktifan logam atau deret potensial logam
yang dikenal dengan deret Volta.

Li K Ba Ca Na Mg Al Nu Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn (H) Cu Ag Hg Pt Au

Semakin ke kiri suatu unsur dalam deret Volta,
sifat reduktornya semakin kuat. Artinya, suatu
unsur akan mampu mereduksi ion-ion unsur di
sebelah kanannya, tetapi tidak mampu mereduksi
ion-ion dari unsur di sebelah kirinya.

E. Nilai-nilai Dalam Islam

Allah SWT memberikan kepada manusia
suatu proses yang sangat indah yaitu memberi
dan menerima. Untuk berlangsungnya proses
memberi dan menerima, maka diperlukan ada
pihak yang memberi dan ada pihak yang
menerima. Pihak yang memberi adalah pihak yang
melepaskan sesuatu dan pihak yang menerima

21

adalah pihak yang menerima sesuatu dari
pemberi. Jika proses memberi berjalan, tetapi
tidak ada pihak yang menerima, maka tidak akan
terjadi.

Upaya untuk meningkatkan kesadaran
mengenai hubungan antara ilmu pengetahuan dan
keislaman dalam al-Qur’an terus menerus
dilaksanakan. Dalam hal ini, dunia terus berubah
dari waktu ke waktu yang mengakibatkan sains dan
teknologi menjadi maju yang diikuti dengan
penemuan-penemuan yang belum sepenuhnya
terpahami. maka perlu diimbangi dengan pola pikir
manusia yang rasional, logis dan berpikir
keilmiahan.

Peristiwa menerima dan melepaskan
merupakan sunatullah yang pasti terjadi. Peristiwa
menerima dan melepaskan elektron terjadi dalam
reaksi redoks. Reaksi redoks merupakan gabungan
dari dua peristiwa yaitu reduksi atau menangkap
atau menerima elektron dan oksidasi merupakan
peristiwa oksidasi atau melepaskan elektron. Tidak
mungkin di dalam reaksi redok hanya terjadi

22

pelepasan elektron tanpa terjadi penerimaan
elektron atau sebaliknya

Besi merupakan salah satu logam yang
paling banyak dijumpai di dalam kerak bumi.
Dengan besi manusia dapat membina kekuatan
bangsa dan negaranya, karena dari besi dibuat
segala alat perlengkapan pertahanan dan
keamanan negeri. Salah satu penerapannya adalah
benteng besipada masa Iskandar Zulkarnain.
Pendirian benteng besi Iskandar Zulkarnain.
penyampaian pada pendirian benteng besi Iskandar
Zulkarnain yang memuat nilai-nilai keislaman serta
reaksi redoks dan elektrokimia. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa pendirian
benteng besi tercantum dalam surat alKahfi ayat
96-98 serta di dalamnya terdapat reaksi redoks dan
elektrokimia karena besi bersifat mudah mengalami
korosi.

Dalam pembuatan benteng besi tersebut,
Iskandar Zulkarnain menuangkan cairan tembaga
pada dinding besi agar tidak dapat dilubangi dan
didaki oleh orang-orang Ya’juj dan Ma’juj. Hal

23

tersebut tenyata terbukti dengan adaya
perlindungan besi dari korosi dengan menggunakan
logam lain yang kurang reaktif di banding besi.

Ayat yang berkaitan dengan redoks yaitu Q.S
Al-Hadid ayat 25:

‫لَقَدْ أَ ْر َسلْنَا ُر ُسلَنَا ِبٱ ْلبَيِ َٰنَ ِت َوأَن َز ْلنَا َمعَ ُه ُم ٱ ْل ِك َٰتَ َب َوٱ ْل ِمي َزا َن‬
‫ِليَقُو َم ٱلنَّا ُس بِٱ ْل ِق ْس ِط ۖ َوأَن َز ْلنَا ٱ ْل َح ِديدَ ِفي ِه بَأْ ٌس َش ِديدٌ َو َم َٰنَ ِف ُع‬
‫ِللنَّا ِس َو ِليَ ْعلَ َم ٱَّ َّللُ َمن يَن ُص ُرۥهُ َو ُر ُسلَ ۥهُ ِبٱ ْلغَيْ ِب ۚ إِ َّن ٱََّّللَ قَ ِو ٌّى‬
‫َع ِزي ٌز‬

Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul
Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah
Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan
keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong
(agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha
Perkasa. (Q.S Al-Hadid: 25)

24

BAB II
Penutup

Glosarium

Elektrokimia : cabang ilmu kimia yang berkenaan dengan
interkonversi energi listrik dan energi kimia.

Redoks : istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi
atom-atom dalam sebuah reaksi kimia

Besi : unsur kimia dengan simbol Fe dan nomor atom 26

Korosi : kerusakan atau kehancuran material akibat adanya
reaksi kimia disekitar lingkungannya

Oksidasi : Reaksi dimana terjadi kenaikan bilangan oksidasi
Reduksi : Reaksi dimana terjadi penurunan bilangan
oksidasi
Elektron : Partikel Subatom yang bermuatan negatif dan
umumnya ditulis sebagai e-
Deret Volta : Urutan Logam-logam berdasarkan kenaikan
potensial elektrode standarnya

25

Rangkuman

1. Proses elektrokimia adalah reaksi redoks
(oksidasi-reduksi) dimana dalam reaksi ini
energi yang dilepas oleh reaski spontan diubah
menjadi listrik atau dimana energi listrik
digunakan agar reaksi yang nonspontan bisa
terjadi

2. Pelepasan oksigen dari suatu reaktan yang
mengandung oksigen dinamakan reduksi. Jika
dalam suatu reaksi ada zat yang mengalami
oksidasi dan ada zat yang mengalami reduksi
maka reaksi ini disebut reaksi redoks

3. Ada dua metode yang dapat digunakan untuk
meyetarakannnya, yaitu :
a. Metode bilangan oksidasi, yang digunakan
untuk reaksi yang berlangsung tanpa atau
dalam air, dan memiliki persamaan reaksi
lengkap (bukan ionik).

b. Metode setengah reaksi (metode ion
elektron), yang digunakan untuk reaksi

26

yang berlangsung dalam air dan memiliki
persamaan ionik.
4. Reaksi autoredoks atau reaksi disproporsionasi
adalah reaksi redoks dimana spesi yang sama
mengalami reaksi reduksi dan oksidasi
sekaligus
5. Alessandro Volta melakukan eksperimen dan
berhasil menyusun deret keaktifan logam atau
deret potensial logam yang dikenal dengan
deret Volta.
Li K Ba Ca Na Mg Al Nu Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn (H) Cu Ag Hg Pt
Au

27

SOAL LATIHAN

I. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Belerang mempunyai bilangan oksidasi paling tinggi

terdapat pada senyawa... D. H2S
A. HSO3-

B. H2SO4 E. H2SO3

C. SO2

2. Berikut ini adalah teori yang menjelaskan tentang redoks,

kecuali...

A. Penggabungan dan pelepasan oksigen

B. Serah terima elektron

C. Reduktor dan oksidator

D. Perubahan bilangan oksidasi

E. Penggunaan bersama elektron

3. Reaksi yang menyebabkan peningkatan bilangan oksidasi

adalah...
A. Cu2+ + 2e- → Cu
B. I2 + 2e- → 2I-
C. BrO3- + 6H+ + 6e- → Br- + 3H2O
D. Fe2+ → Fe3+ + e
E. O2 + O → O3

28

4. Bilangan oksidasi S dalam ion SO42- adalah...

A. +4 D. -4

B. 0 E. +2

C. +6

5. H2S dapat dioksidasi oleh KMnO4 menghasilkan

K2SO4 dan MnO2. Dalam reaksi ini setiap mol H2S

melepaskan...

A. 2 mol elektron

B. 4 mol elektron

C. 5 mol elektron

D. 7 mol elektron

E. 8 mol elektron

6. Diketahui potensial standar untuk reaksi sel seperti

berikut. E0 = 0,63 volt
Pb2+ + Zn → Pb + Zn2+ E0 = 0,57 volt
Cu2+ + Pb → Cu + Pb2+

Berdasarkan harga potensial sel di atas maka urutan

ketiga logam yang sesuai dengan urutan reduktor

yang menurun yaitu...

A. Zn, Cu, Pb D. Cu, Zn, Pb

B. Cu, Pb, Zn E. Pb, Zn, Cu

C. Zn, Pb, Cu

29

7. Logam yang dapat mencegah korosi pada besi yang

ditanam di dalam tanah adalah ....

A. Cu D. Ni

B. Mg E. Sn

C. Pb
8. Pada reaksi: Fe2O3 + 3CO → 2Fe + 3CO2 Oksidator

reaksi tersebut adalah...

A. Fe2O3 D. CO2

B. CO E. C

C. Fe
9. Pada reaksi: Cu2+ + Zn → Cu + Zn2+

Pernyataan yang benar yaitu...

A. Zn sebagai oksidator, Cu sebagai reduktor

B. Zn sebagai oksidator, Cu2+ sebagai reduktor

C. Zn sebagai reduktor, Cu sebagai oksidator

D. Zn sebagai reduktor, Cu2+ sebagai oksidator
E. Zn2+ sebagai oksidator, Cu2+ sebagai reduktor

10. Perhatikan persamaan reaksi berikut:
Cl2(g) + 2KOH(aq) → KCl(aq) + KClO(aq) + H2O(l)
Bilangan oksidasi klor berubah dari…

A. -1 menjadi +1 dan 0

B. +1 menjadi -1 dan 0

C. 0 menjadi -1 dan -2

30

D. -2 menjadi 0 dan +1
E. 0 menjadi -1 dan +1

II. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan
benar!
1. Setarakan reaksi berikut dengan metode bilangan
oksidasi!
a. Cr2O72_ + SO2 →Cr3+ + HSO4_
b. HNO3 + H2S → NO + S + H2O
2. Setarakan reaksi berikut dengan metode setengah
reaksi!
a. SO32- + CrO42-→ SO42-+ CrO42-
b. ClO3-+ N2H4 → Cl¯ + NO + H2O
3. a. Jelaskan fungsi jembatan garam dalam sel
elektrokimia!
b. Jelaskan reaksi perkaratan besi!
4. Diketahui: Zn2+(aq) | Zn(s) E° = -0,76 volt
Ag+ (aq) | Ag(s) E° = +0,80 volt
Tentukan:
a. elektrode yang berfungsi sebagai katode dan
anode,
b. besar potensial sel,
c. diagram sel redoks!
31

5. Kita semua pasti mengenal batu baterai. Ketika
kita menggunakan batu baterai tersebut, lama-
kelamaan batu baterai itu tidak dapat digunakan
lagi. Mengapa hal tersebut dapat terjadi?

Wisuda adalah impian setiap mahasiswa.
Namun kita perlu berjuang semester demi
semester untuk mewujudkannya. Jangan
Pernah Mengeluh

Mengumpulkan tugas itu adalah suatu
keharusan, sedangkan nilai bagus itu hanyalah
bonus

Bermimpilah dalam hidup, jangan hidup
dalam mimpi" (Andrea Hirata).

32

Daftar Pustaka

Alfa, Januar & Irwan, 2016. Buku Lengkap
Cerdas Pintar Kimia SMA/MA, Jakarta: Pena Mas
Publisher

Amallia, luthfia, 2015, Pengaruh Penggunaan
Small Notes Pada Metode Preview Question Read
Summarize Test (PQRST) Terhadap Hasil Belajar Materi
Pokok Konsep Reaksi Reduksi-Oksidasi Siswa Kelas X
SMAN 1 Kaliwungu , Skripsi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan, Universitas Negeri Semarang:
Semarang

Astutik, Trining puji. dkk, 2017, Identifikasi
Konsep Sukar Dan Kesalahan Konsep Reaksi Redoks,
Jurnal Fakultas Teknik Kimia, UIN Antasarin
Banjarmasin: Banjarmasin

Bukhari, 2017, Pendekatan Ilmu Fisika Dan
Matematika Konsep Reaksi Oksidasi-Reduksi (Redoks),
Jurnal Dedikasi, Universitas Abulyatama: Aceh

Chang, Raymond, 2003, Kimia Dasar, Jakarta : Erlangga

Handayani & Tri P. 2006. Identifikasi Salah
Konsep Reaksi Redoks dan Elektrokimia Siswa Kelas III
SMAN 1 Trenggalek. Skripsi tidak diterbitkan. Malang:
jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang.

Komarudin, Omang, 2010, Big Book Kimia SMA,
Jakarta: PT Kawah Media

33

Kurniasari, Desi. dkk, 2019, Integrasi Nilai-Nilai
Keislaman Pada Redoks dan ElektrokimaTerhadap
Rahasia Kekuatan Benteng Besi Iskandar Zulkarnain,
IAIN Kudus: Semarang

Partana, Crys Fajar, 2009, Mari Belajar Kimia,
Jakarta: Pusat Perbukuan

Putri, Profillia. dkk, 2016, Modul Paket Keahlian
Kimia Kesehatan Kelompok Kompetensi G Redoks dan
Elektrokimia, Jakarta

Rahayu, Iman, 2009, Praktis Belajar Kimia,
Jakarta: PT. Visindo Media Persada

Ratna, Ika Stri. dkk. 2018. X-Press UN SMA.MA
2019 Kimia Program IPA. Jakarta: Erlangga

Ridwan Harahap, Muhammad. 2016. Sel
Elektrokimia: Karakteristik dan Aplikasi. Diakses
tanggal 18 Maret 2021 dari
https://jurnal.arrainry.ac.id%3Eartikel/

Sukmanawati, Wening. 2009. Kimia Untuk SMA
dan MA kelas XII. Jakarta: PT. Sekawan Cipta Karya

Suyanta. 2013. Reaksi Redoks Dan Elektrokimia.
Modul PGMP Kimia. Di akses tanggal 14 Maret 2021
pukul 15.20 dari
https://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/modulplpg
redokselektrokimia.pdf

34

Taufik. 2009. Dzulkarnain Dalam Al-Qur’an.
Tesis, dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga

Takeuchi, Yashito, 2006, Teks Pengantar Kimia,
Tokyo: permission of Iwanami Shoten

http://ebook.itenas.ac.id/repository/25af4f15e896
d3e1a188b42108e09c25.pdf diakses pada 15 Maret 2021
pukul 19.30

https://materi78.files.wordpress.com/2013/06/red
oks_kim2_2.pdf diakses pada 20 Maret 2021 pukul 21.30

file:///C:/Users/Owner/Downloads/REDOKS%20
DAN%20ELEKTROKIMIA%20(Contoh)%20(1).pdf
diakses pada 17 Maret 2021 pukul 21.30

35


Click to View FlipBook Version