The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by georirin064, 2022-11-30 22:25:05

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.3

JURNAL REFLEKSI MODUL 2.3

Julnal Refleksi Modul 2.3

Coaching Untuk Supervisi Akademik

Ririn Andriayani

Connection keterkaitan dengan peran saya sebagai
(Keterkaitan materi CGP angkatan V kabupaten Tuban yaitu
yang didapat dengan saya sebagai pendidik berperan menuntun
peran saya sebagai murid-murid saya sesuai kodranya,
sebagaimana pemikiran Ki Hadjar
CGP) Dewantara, saya harus mampu sebagai
coach bagi mereka, bahkan mungkin tanpa
saya sadari sebagai caoch bagi rekan-
rekan guru lain. proses coaching
menuntun murid-murid dalam
pembelajaran dan kolabrasi bersama
teman sejawat dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran yang kita lakukan.

Challenge (Adakah ide, Coaching memiliki tujuan dan prinsip lebih kearah
materi, atau pendapat memberdayakan, dan kemitraan lebih kepada membantu
dari narasumber yang seseorang untuk belajar daripada mengajarinya, sehingga
berbeda dari praktik yang melalui percakapan kreatif dan bermakna, dapat
saya jalankan selama ini?) membawa kemajuan pada mereka. Seorang coach juga
harus bersikap terbuka berusaha tidak menghakimi,
melabel, berasumsi, atau menganalisis pemikiran orang
lain maka dalam coaching ini adalah, bagaimana seorang
coach mampu melihat peluang baru dan masa depan
karena coach mendorong seseorang untuk fokus pada
solusi. Dari beberapa paradigma diatas, ternyata berbeda
dengan paradigma dan perilaku saya sebagai guru selama
ini. Pendapat dan ide terhadap terhadap strategi
pembelajaran yang saya lakukan yaitu harus mampu
membagi waktu dan bersikap terbuka terhadap
kebutuhan belajar, kebutuhan dasar, perkembangan, atau
perubahan perilaku siswa-siswa saya serta melakukan
coaching dalam menyelesaikan permasalahan yang ada
bersam rekan sejawat.

Concept ( Menceritakan Kita CGP harus mampu menjadi Sebagai coach dengan kehadiran penuh
konsep-konsep utama yang saya atau kemampuan untuk hadir sepenuhnya (jiwa dan raga) saat berhadapan
dengan coachee, sehingga badan, hati, dan pikiran selaras saat melakukan
pelajari dan menurut saya percakapan dengan coachee serta mendengarkan aktif atau menyimak, dan

yang terakhir yaitu kemampuan untuk mengajukan pertanyaan berbobot.
Tujuannya adalah untuk menggugah orang untuk berpikir dan dapat
penting untuk terus dibawa menstimulus pemikiran coachee, memunculkan hal-hal baru yang mungkin
selama menjadi Calon Guru belum terpikirkan sebelumnya dan yang dapat mengungkapkan coachee
Penggerak atau bahkan setelah untuk membuat sebuah aksi bagi pengembangan diri dan kompetensinya.
menjadi Guru Penggerak?) terkait dengan kemampuan menciptakan alur percakapan yang efektif dan
bermakna, maka dalam materi caoching yang saya pelajari, kita kenal yaitu

alur TIRTA.
TIRTA kepanjangan dari : T yaitu tujuan. Artinya antara coach dan coachee
perlu menentukan tujuan pembicaraan yang akan berlangsung dan idealnya
tujuan ini datang dari coachee. Huruf yang kedua dari kata TIRTA yaitu I. I
merupakan kepanjangan dari identifikasi. Artinya coach perlu melakukan
penggalian dan pemetaan situasi yang sedang dibicarakan, dan
menghubungkan dengan fakta yang ada pada saat sesi percakapan.
Misalnya coach bertanya kepada coachee "apa kekuatan Bapak/Ibu/saudara
dalam mencapai tujuan tersebut?". Huruf ketiga dari kata TIRTA adalah R,
yang merupakan kepanjangan dari rencana aksi, artinya alternatif solusi
untuk rencana yang akan dibuat. Misalnya "Apa ukuran keberhasilan
rencana aksi Bapak/Ibu?". Dan huruf terakhir dari kata TIRTA adalah TA
yaitu kepanjangan dari tanggung jawab yang artinya bagaimana seorang
coach mampu menuntun coachee membuat komitmen atas hasil yang
dicapai dan untuk langkah selanjutnya

Change (Apa perubahan Saya paham tentang bagaimana kita harusnya memandang
dalam diri Anda yang ingin dan memperlakukan murid dan orang lain saat kita
memposisikan diri sebagai coach, bagaimana seharusnya
Anda lakukan setelah menempatkan diri dalam proses menuntun murid atau
mendapatkan materi pada membantu rekan-rekan kita atau orang lain. Dan lebih
khusus lagi, bagaimana sebuah supervisi dapat berubah
hari ini? ) dari suasana menakutkan menjadi menyenangkan, dari

sebuah penilaian kinerja menjadi sebuah sharing dan
diskusi pengalaman dalam melakukan pembelajaran yang
berpihak pada murid, dan pada akhirnya menjadi sebuah
refleksi bermakna yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
atau pijakan bagi guru dalam melakukan pengembangan
kinerja dan profesionalitasnya sebagai guru yang berpihak
kepada murid dan orang lain.

Thank You


Click to View FlipBook Version