The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by Septian Yudha Kusuma, 2020-09-01 07:03:20

MODUL AKUNTANSI PENGANTAR

MODUL AKUNTANSI PENGANTAR

Bab VI

AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG

Aktivitas Perusahaan Dagang

Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa dan
Perusahaan Dagang

46

(*) Perhitungan Penjualan
(**) Perhitungan Harga Pokok Penjualan

47

Intensif Pelunasan Pembelian/Penjualan Kredit
1. Kadangkala penjual menawarkan insentif berupa potongan

harga dengan tujuan agar pembeli mau membayar sesuai kurun
waktu yang telah tertentu.
2. Kurun waktu & besarnya potongan tergantung kebijakan
masing-masing perusahaan.

Ilustrasi:
1. 1 Juni perusahaan menjual barang dagangan secara kredit senilai

Rp 1.000.000 dengan ketentuan 2/10, n/30.
Analisis: jika pembeli melunasi paling lambat tanggal 11 Juni,
maka mendapat potongan penjualan (Rp 1.000.000 x 2%) Rp
20.000. Pembeli harus melunasi maksimal tanggal 1 Juli.
2. 13 Juni perusahaan membeli barang dagangan secara kredit
senilai Rp 2.000.000 dengan ketentuan 2/10, n/EOM.
Analisis: jika perusahaan melunasi paling lambat tanggal 23 Juni,
maka mendapatkan potongan pembelian (Rp 2.000.000 x 2%)
Rp 40.000. perusahaaan harus melunasi maksimal tanggal 30
Juni.

48

Potongan Kuantitas
1. Potongan kuantitas diberikan jika pembeli membeli pada
jumlah tertentu.
2. Semakin besar pembelian, semakin besar potongannya.
3. Jumlah yang dicatat/dijurnal adalah jumlah bersih pembelian.
4. Contoh: Perusahaan USREG memberikan ptongan 20%
kepada pelanggan jika membeli 10-25 unit dan sebesar 30%
jika membeli >25 unit. Harga penawaran Rp 200.000 per unit.
Pelanggan X membeli 40 unit.
Analisis:
- Harga penawaran : Rp 200.000
- Potongan kuantitas : 30% x Rp 200.000 = Rp 60.000
- Harga penjualan : Rp 140.000 x 40 = Rp 5.600.000

Retur
1. Retur merupakan pengembalian barang persediaan yang telah
dibeli/dijual karena cacat, rusak, maupun tidak sesuai
pesanan.
2. Dalam kondisi tersebut, perusahaan dapat mempertahankan
barang tersebut maupun dikembalikan.
3. Jika dipertahankan dengan meminta pengurangan harga,
maka perlu jurnal atas pengurangan tersebut, dan sebaliknya.
4. Jika dikembalikan (retur), maka dibutuhkan jurnal untuk
mencatat retur tersebut.
5. Retur dapat terjadi terhadap transaksi pembelian maupun
penjualan baik tunai maupun kredit.

49

Sistem Pencatatan Persediaan
50

Bab VII

AKUNTANSI PEMBELIAN PERSEDIAAN

Akuntansi persediaan terdapat dua system dalam
pencatatan persediaan mengakibatkan adanya perbedaan
penjurnalan. Persediaan akhir maupun harga pokok
penjualan (HPP) akan menghasilkan nominal yang sama atau berbeda
tergantung metode persediaan yang digunakan.
Berikut adalah pencatatan akuntansi pembelian persediaan secara
tunai dan akuntansi pembelian persediaan secara kredit .

51

Akuntansi pembelian persediaan (beban angkut)
Akuntansi pembelian persediaan (pembayaran utang dagang)
Akuntansi pembelian persediaan (retur pembelian-tunai)

52

Akuntansi pembelian persediaan (retur pembelian-kredit)
Akuntansi pembelian persediaan (pengurangan pembelian)

Akuntansi pembelian persediaan (pembayaran utang dagang-retur
pembelian- pengurangan pembelian)

53

Bab VIII

AKUNTANSI PENJUALAN PERSEDIAAN

Akuntansi Penjualan Persediaan
Adanya dua sistem dalam pencatatan persediaan
mengakibatkan adanya perbedaan penjurnalan.
Persediaan akhir maupun harga pokok penjualan (HPP)
akan menghasilkan nominal yang sama atau berbeda tergantung
metode persediaan yang digunakan.
Akuntansi Penjualan Persediaan (Tunai)

Akuntansi Penjualan Persediaan (Kredit)

54

Akuntansi Penjualan Persediaan (Beban Angkut)
Akuntansi Penjualan Persediaan (Penerimaan Piutang
Dagang)
Akuntansi Penjualan Persediaan (Retur Penjualan-Tunai)

55

Akuntansi Penjualan Persediaan (Retur Penjualan-Kredit)
Akuntansi Penjualan Persediaan (Pengurangan Penjualan)
Akuntansi Penjualan Persediaan (Penerimaan Piutang
Dagang-Retur Penjualan-Pengurangan Penjualan)

56

Bab IX

METODE PENTENTUAN HARGA POKOK
PERSEDIAAN

Pengantar
Saat kita membeli persediaan sepanjang periode tertentu
dengan harga per unit sama, penentuan harga pokok barang
terjual dan nilai persediaan akhir akan mudah ditentukan.
Praktiknya, harga pembelian persediaan per unit seringkali berubah
sepanjang waktu. Masalah yang timbul adalah bagaimana penentuan
harga pokok barang terjual sedangkan harga pembelian berubah-
ubah?

57

Metode Penentuan Harga Pokok Persediaan
1. Metode Identifikasi Khusus
2. Metode Masuk Pertama Keluar Pertama/First In First Out (FIFO)
3. Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama/Last In Fisrt Out (LIFO)
4. Metode Rata-rata

Metode Indentifikasi Khusus
Merupakan metode yang ideal, yaitu metode yang dapat
mengatribusikan biaya-biaya per unit ke perusahaan tertentu, ciri:
1. Persediaa sedikit
2. Mudah diidentifikasi
3. Nilainya tinggi
4. Dapat dibedakan satu sama lain
Perhitungan persediaan akhir menggunakan indentifikasi khusus
dengan system perpetual dan periodic akan sama.

Metode FIFO
Metode ini mengasumsikan unit persediaan yang dibeli pertama akan
dijual terlebih dahulu, sehingga persesdiaan akhir adalah unit yang
dibeli terakhir.

Metode LIFO
Metode ini mengasumsikan unit persediaan yang dibeli terakhir akan
dijual terlebih dahulu, sehingga unit persediaan akhir adalah unit yang
dibeli pertama.

Metode Rata-rata
Merupakan metode dengan menghitung biaya setiap unit berdasarkan
rata-rata tertimbang dari unit serupa pada awal periode dengan unit
baru yang dibeli.

58

1. Metode rata-rata sederhana (Periodik)
2. Metode rata-rata tertimbang (Periodik)
3. Metode rata-rata bergerak (Perpetual)
Sistem Pencatatan Periodik
Ilustrasi:
Berikut disajikan data pembelian dan penjualan PT. Ada Apanya yang
bergerak dalam usaha jual beli mobil bulan Desember 2015:

(*) Tulisan warna merah hanya khusus transakasi dengan metode
identifikasi khusus

59

Perhitungan Persediaan Akhir (sistem pencatatan periodik -
IDENTIFIKASI KHUSUS)

Perhitungan Persediaan Akhir (sistem pencatatan periodik -
FIFO)

Perhitungan Pencatatan Akhir (sistem pencatatan periodik -
LIFO)

60

Perhitungan Persediaan Akhir (sistem pencatatan periodik –
Rata-rata Sederhana)

Perhitungan Persediaan Akhir (sistem pencatatan periodik –
Rata-rata Tertimbang)

+
− ℎ = +

= 4.000+4.687,5+4.500 = 4.395,83
3

61

Jurnal Transaksi Sistem Pencatatan Periodik
Laporan Laba Rugi - Sebagian

62

Sistem Pencatatan Perpetual
Perhitungan Persediaan Akhir (sistem pencatatan perpetual-
IDENTIFIKASI KHUSUS)

Ilustrasi
Berikut disajikan data pembelian dan penjualan PT. Apa

Adanya yang bergerak dalam usaha jual beli mobil bulan Desember
2015:

63

Kartu Persediaan (sistem pencatatan perpetual - FIFO)

Kartu Persediaan (sistem pencatatan perpetual - LIFO)

Kartu Persediaan (sistem pencatatan perpetual – Rata-rata
Bergerak)

64

Jurnal Transaksi

Laporan Labar Rugi - Sebagian
*PSAK 14 (Revisi 2008) tidak lagi memperbolehkan perusahaan
Metode LIFO

65

Bab X

JURNAL KHUSUS & BUKU BESAR PEMBANTU

Pendahuluan
Pembahasan sebelumnya, setiap transaksi dicatat pada
jurnal umum. Jika semua transaksi dicatat pada jurnal
umum lalu diposting ke buku besar, tidak efesien.
Mengingat perusahaan memiliku transaksi sejenis yang banyak,
sehingga dibutuhkan Jurnal Khusus dan Buku Besar Pembantu.
Jurnal Khusus
Jurnal khusus digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi khusus
atau sejenis. Umumnya perusahaan dagang memiliku 4 kelompok
transaksi yang dicatat pada jurnal khusus:
1. Jurnal Penjualan (mencatat penjualan kredit)
2. Jurnal Pembelian (mencatat pembelian kredit)
3. Jurnal Penerimaan Kas (mencatat penerimaan kas)
4. Jurnal Pengeluaran Kas (mencatat pengeluaran kas)
5. Selain keempat jurnal diatas, dicatat pada jurnal umum

66

Buku Besar Pembantu
1. Buku besar pembantu digunakan untuk memberikan informasi

yang lebih rinci yang diperlukan atas informasi yang terdapat pada
buku besar
2. Dalam perusahaan dagang, umumnya terdapat buku besar
pembantu seperti buku pembantu piutang dan buku pembantu
utang
3. Bentuk buku besar pembantu sama dengan bentuk buku besar
pada umumnya

Jurnal Penjualan

Contoh diatas menggunakan system pencatatn perpetual, jika
perusahaan menggunakan periodic, maka tidak perlu menjurnal Cost
of goods sold Dr dan Inventory Cr. Kolom diatas dapat juga ditambahkan
termin pada sebelah kiri Invoive No. sebagai tambahan informasi.

67

Contoh diatas adalah posting ke buku pembantu dimana perusahaan
harus memposting ke dalam buku besar pembantu Piutang untuk
setiap transaksi.

Diatas contoh posting ke buku besar dimana perusahaan melakukan
posting ke Buku Besar setiap minggu/bulan (tergantung kebijakan)

68

Jurnal Penerimaan Kas

Illustration: May transactions of Karns Wholesale Supply. Collections

from customers relate to the entries recorded in the sales journal in

Illustration G-5. The entries in the cash receipts journal are based on

the following cash receipts.

May 1 Stockholders invested $5,000 in the business.

7 Cash sales of merchandise total $1,900 (cost,

$1,240).

10 Received a check for $10,388 from Abbot Sisters in

payment of invoice No. 101 for $10,600 less a 2%

discount.

12 Cash sales of merchandise total $2,600 (cost,

$1,690).

17 Received a check for $11,123 from Babson Co. in

payment of invoice No. 102 for $11,350 less a 2%

discount.

22 Received cash by signing a note for $6,000.

23 Received a check for $7,644 from Carson

Bros. in full for invoice No. 103 for $7,800 less a

2% discount.

28 Received a check for $9,114 from Deli Co. in full for

invoice No. 104 for $9,300 less a 2% discount.

69

Contoh diatas menggunakan sistem pencatatan perpetual, jika
perusahaan menggunakan periodik, maka tidak perlu menjurnal Cost
of Goods Sold Dr. Dan Inventory Cr.

70

Jurnal Pembelian
Posting ke buku pembantu

Contoh diatas menggunakan sistem pencatatan perpetual, jika
perusahaan menggunakan periodik, maka akun Inventory Dr. diganti
dengan Purchases Dr.

Contoh diatas menggunakan sistem pencatatan perpetual, jika
perusahaan menggunakan periodik, maka akun Inventory Dr. diganti
dengan Purchases Dr.

71

Jurnal Pengeluaran Kas

Contoh diatas menggunakan sistem pencatatan perpetual, jika
perusahaan menggunakan periodik, maka akun Inventory Dr. diganti
dengan Purchases Dr.

72

Bab XI

JURNAL PENYESUAIAN DAN JURNAL PENUTUP
PERUSAHAAN DAGANG

JUrnal Penyesuaian.
Pada dasarnya, jurnal penyesuaian pada perusahaan dagang
maupun pada perusahaan jasa sama, hanya saja khusus untuk
perusahaan yang menggunakan metode pencatatan periodik,
wajib melaksanakan proses penyesuaian atas persediaan dan harga
pokok persediaan.
Tahap Penyesuaian
1. Memindahkan saldo awal akun Persediaan awal ke akun Harga

Pokok Penjualan
2. Mengakui nilai Persediaan akhir sesuai dengan perhitungan fisik
3. Memindahkan saldo akun Pembelian, Biaya Angkut Pembelian,

Retur Pembelian, Pengurangan Pembelian serta Potongan
Pembelian pada Harga Pokok Penjualan
Jurnal Penyesuaian Tambahan

73

Ilustrasi

PT. Muda Mudi jurnal Penyesuaian per 31 Desember 2015

Jurnal Penutup
Pada dasarnya, jurnal penutup pada perusahaan dagang maupun pada
perusahaan jasa sama, hanya saja khusus untuk perusahaan dagang
ditambahakan dengan menutup akun retur penjualan, potongan
penjualan dan pengurangan penjualan ke akun penjualan.

74

Jurnal Penutup Tambahan
75

Bab XII

AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Karakteristik Khusus Perusahaan Manufaktur
1. Perusahaan manufaktur membeli bahan baku,
kemudian mengolah bahan baku menjadi produk
jadi.
2. Proses bisnis di perusahaan maufaktur memiliki aktivitas

tambahan, yaitu pencatatan atas proses produksi.
3. Lazimnya, perusahaan manufaktur memiliki 3 jenis persediaan:

a. Persediaan Bahan Baku
b. Persediaan Produk Dalam Proses
c. Persediaan Produk Jadi
4. Sistem pencatatan perpetual dianjurkan dalam perusahaan
manufaktur dibandingkan dengan periodik

Komponen Biaya Produksi
1. Pengeluaran-pengeluaran langsung yang terkait dengan proses

produksi diperlakukan sebagai aset sampai produk yang
dihasilkan tersebut terjual.
2. Biaya produksi dibagi menjadi 3, yaitu:
a. Beban Bahan Baku Langsung = penggunaan bahan baku

yang berkaitan langsung dengan produk
b. Beban Tenaga Kerja Langsung = pengeluaran berupa upah

yang berkaitan langsung dengan produk
c. Beban Overhead Pabrik = pengeluaran yang bukan

merupakan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja
langsung

76

Pencatatan Akuntansi Atas Biaya Produksi
1. Perusahaan mencatat pembelian bahan baku
2. Pengakuan atas penggunaan bahan baku yang digunakan dalam

produk dalam proses
3. Perusahaan mengakui biaya tenaga kerja dan overhead pabrik ke

produk dalam proses
4. Saat produksi selesai, maka perusahaan mengakui produk jadi

Alur Akuntansi Dalam Perusahaan Manukfaktur

Pencatatan Beban Bahan Baku
1. Lazimnya, terdapat 2 transaksi berkaitan dengan bahan baku:

a. Pembelian bahan baku
1) Pencatatan pembelian bahan baku lazimnya
menggunakan metode pencatatan perpetual
2) Perusahaan dapat membentuk akun-akun persediaan
bahan baku langsung maupun tidak langsung
3) Penggunaan/pengalokasian bahan baku

77

4) Penggunaan bahan baku langsung akan dicatat pada
persediaan barang dalam proses

5) Penggunaan bahan baku tidak langsung akan dicatat
pada beban overhead pabrik

Ilustrasi
1. 1 Mei pembelian bahan baku secara kredit Rp. 42.400.000
2. 2 Mei penggunaan bahan baku Rp. 38.600.000 untuk

digunakan dalam proses produksi yang terdiri dari bahan
baku langsung Rp. 37.200.000 dan bahan baku tidak langsung
Rp. 1.400.000

Pencatatan Beban Tenaga Kerja
1. Ada 2 metode pencatatan berkaitan dengan beban tenaga kerja

produksi:
a. Metode bertahap

Yaitu dengan mengakui beban gaji lalu mengalokasikan
kepersediaan barang dalam proses (jika TKL) atau beban
overhead pabrik (jika TKTL)
b. Metode langsung
Yaitu dengan langsung mengalokasikan kepersediaan barang
dalam proses (jika TKL) atau beban overhead pabrik (jika
TKTL) saat pembayaran gaji.

78

Ilustrasi
3 Mei pembayaran upah gaji Rp. 49.628.999 serta
mengalokasikannnya ke TKL sebesar Rp. 35.648.000 dan TKTL
sebesar Rp. 13.980.000

Pencatatan Beban Overhead Pabrik
Pencatatan berkaitan dengan beban overhead pabrik terdiri atas 3
tahapan:
1. Pembayaran overhead pabrik
2. Pengalokasian beban ke beban overhead pabrik
3. Pembebanan beban overhead pabrik ke persediaan barang dalam

proses
Ilustrasi
1. 5 Mei membayar listrik pabrik Rp. 10.160.000
2. 6 Mei mengalokasikan beban listrik ke beban overhead pabrik

Rp. 10.160.000
3. 7 Mei sesuai perhitungan, besarnya beban overhead pabrik yang

dibebankan ke proses produksi sebesar Rp. 18.000.000

79

Pencatatan Produk Jadi dan Penjulannya
1. Pada gilirannya, proses produksi mengubah produk dalam

proses menjadi produk jadi
2. Produk jadi selanjutnya akan dijual oleh perusahaan
Ilustrasi
3. 8 Mei perusahaan menyelesaikan proses produksi dengan rincian

PDP-BBB Rp. 10.000.000 PDP-BTKL Rp. 30.000.000 dan
PDP-BOP sebesar Rp. 5.000.000 sebanyak 4.500 unit prod
4. 9 Mei menjual 4.000 unit produk seharga Rp. 15.000 dengan
harga pokok Rp. 10.000 kredit

80

Format Beban Produksi
Format Laporan Laba/Rugi

81

Bab XIII

PENCATATAN PENGOREKSI DAN RAGAM TRANSAKSI

Pencatatan Koreksi
1. Pada dasarnya, pencatatan akuntansi dikerjakan individu
yang amanah, memiliki keahlian akuntansi dan hati-hati
2. Namun, kadangkala masih terjadi kesalahan saat
pencatatan akuntansi, yang berwujud:
a. Lupa mencatat
b. Salah mencatat akun
c. Salah mencatat nilai moneter
d. Salah mencatat akun dan nilai moneter

Prinsip Dasar Pencatatan Koreksi
1. Pencatatan koreksi harus dilakukan segera setelah terdeteksi

adanya kesalahan
2. Kesalahan pencatatan tidak boleh menghapus maupun

mengubah pencatatan yang salah
3. Pencatatan pengoreksi harus berlandaskan pada persamaan

akuntansi serta mekanisme debet kredit

Metode Pencatatan Koreksi
1. Metode Sistematis

Yaitu dengan cara membatalkan jurnal yang salah, lalu melakukan
pencatatan yang benar
2. Metode Pintas
Yaitu dengan cara mengidentifikasi langsung akun maupun nilai
moneter yang harus dikoreksi
Aplikasi Pencatatan Pengoreksi-Metode Sistematis
Transaksi A: 1 Mei perusahaan Adil Seimbang membeli tunau Rp.
150.000 supplies kantor namun dicatat oleh bagian akuntansi sebagai
pelunasan utang Rp. 150.000 ke rekanan. Kesalahan diketahui tanggal

82

3 Mei dan langsung dikoreksi menggunakan metode sistematis (2
langkah).
Pencatatan yang salah:

Aplikasi Pencatatan Pengoreksi-Metode Ringkas
Transaksi A: 1 Mei perusahaan Adil Seimbang membeli tunau Rp.
150.000 supplies kantor namun dicatat oleh bagian akuntansi sebagai
pelunasan utang Rp. 150.000 ke rekanan. Kesalahan diketahui tanggal
3 Mei dan langsung dikoreksi menggunakan metode ringkas.
Analisis Fakta: Pencatatan yang seharusnya: akun Supplies Kantor
bertambah di debet dan Kas berkurang di kredit Rp. 150.000.
Pencatatan yang salah: akun Utang Usaha berkurang di debet dan Kas
berkurang di kredit Rp. 150.000. Koreksi yang harus dilakukan adalah
mengakui penambahan akun Supplies Kantor di debet Rp. 150.000
dan membatalkan pengurangan akun Utang Usaha di kredit Rp.
150.000, sedangkan akun Kas tidak perlu dikoreksi karena sudah
benar.

83

Aplikasi Pencatatan Pengoreksi-Metode Sistematis
Transaksi B: 10 Desember perusahaan Adil Seimbang membeli
kendaraan Rp. 134.000.000 secara kredit melalui Koperasi tetapi
dicatat secara salah oleh bagian akuntansi sebesar Rp. 143.000.000.
Tanggal 13 Desember kesalahan tersebut teridentifikasi dan langsung
dilakukan pencatatan pengkoreksi menggunakan metode sistematis.
Pencatatan yang salah:

Aplikasi Pencatatan Pengoreksi-Metode Ringkas
Transaksi B: 10 Desember perusahaan Adil Seimbang membeli
kendaraan Rp. 134.000.000 secara kredit melalui Koperasi tetapi
dicatat secara salah oleh bagian akuntansi sebesar Rp. 143.000.000.
Tanggal 13 Desember kesalahan tersebut teridentifikasi dan langsung
dilakukan pencatatan pengkoreksi menggunakan metode ringkas.
Analisis Fakta: Pencatatan yang seharusnya: akun Kendaraan
bertambah di debet Rp. 134.000.000 dan Utang Koperasi bertambah
di kredit Rp. 134.000.000. Pencatatan yang salah: akun Kendaraan di
debet dan Utang Koperasi di kredit Rp. 143.000.000, sehingga
kelebihan pencatatan Rp. 9.000.000 Koreksi yang harus dilakukan

84

adalah mengakui pengurangan akun Utang Koperasi di debet Rp.
9.000.000 dan pengurangan akun Kendaraan di kredit Rp. 9.000.000.
Aplikasi Pencatatan Pengoreksi-Metode Sistematis
Transaksi C: 20 Desember perusahaan Adil Seimbang memperoleh
penghasilan usaha Rp. 27.000.000 secara tunai, namun dicatat oleh

bagian akuntansi sebagai penerimaan kas Rp. 72.000.000 dari debitur
sebagai pelunasan piutang. Tanggal 23 Desember kesalahan tersebut
teridentifikasi dan langsung dilakukan pencatatan pengkoreksi
menggunakan metode sistematis.
Pencatatan yang salah:

Aplikasi Pencatatan Pengoreksi-Metode Ringkas
Transaksi C: 20 Desember perusahaan Adil Seimbang memperoleh
penghasilan usaha Rp. 27.000.000 secara tunai, namun dicatat oleh
bagian akuntansi sebagai penerimaan kas Rp. 72.000.000 dari debitur
sebagai pelunasan piutang. Tanggal 23 Desember kesalahan tersebut
teridentifikasi dan langsung dilakukan pencatatan pengkoreksi
menggunakan metode ringkas.

85

Analisis Fakta: Pencatatan yang seharusnya: akun Kas bertambah di
debet Rp. 27.000.000 dan Penghasilan Usaha bertambah di kredit Rp.
27.000.000. Pencatatan yang salah: akun Kas di debet dan Piutang
Usaha di kredit Rp. 72.000.000. Koreksi yang harus dilakukan adalah
mengakui pembatalan atas pengurangan akun Piutang Usaha di debet
Rp. 72.000.000, pengurangan akun Kas di kredit Rp. 45.000.000 (Rp.
72.000.000 – Rp. 27.000.000), dan penambahan akun Penghasilan
Usaha di kredit Rp. 27.000.000.

Ragam Transaksi Bisnis
1. Transaksi perusahaan sangatlah beragam, melibatkan pihak

internal maupun external, melibatkan kas maupun tidak
2. Semakin besar perusahaan, semakin besar pula dana yang

dikelola
3. Berikut 4 transaksi yang mencerminkan contoh keragaman

transaksi dunia bisnis
a. Transaksi barter
b. Transaksi pembelian paket
c. Transaksi dengan pemilik
d. Transaksi hibah dari pemerintah

86

Transaksi Barter
Transaksi Pembelian Paket
87

Transaksi Dengan Pemilik
Transaksi Hibah Dari Pemerintah

88

89


Click to View FlipBook Version