The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alifiahnr02, 2022-05-30 06:52:11

Buletin Ketawanggede Edisi 2

Buletin Ketawanggede Edisi 2

K etawanggede

EDISI 2 Tahun 2022 Hitam Putih Brawijaya

REFLEKSI JEJAK
KEPEMIMPINAN
REKTOR
NUHFIL
HANANI

INDEPTH

Realisasi ULTKSP Sejak

Disahkannya Pertor

Nomor 70 Tahun 2020

FEATURE

Menilik Problematika
Pembangunan Kampus
Kediri

OPINI

Mengintip Kerjaan
Lord UB

SALAM REDAKSI

Salam Redaksi

Ketawanggede edisi kali ini membahas refleksi Beberapa tulisan sudah kami sajikan dengan
dari jejak kepemimpinan Rektor Nuhfil Hanani. menampilkan suatu kejadian, permasalahan, serta
Tidak dapat dipungkiri, kelangsungan kegiatan capaian atas kinerja yang telah dilakukan selama
mahasiswa baik akademik maupun non-akademik satu periode untuk membangun Brawijaya yang
sangat dipengaruhi oleh setiap kebijakan yang lebih baik.
dikeluarkan. Kampus Biru yang bersandang gelar
PTN-BH serta menjadi Kampus Merdeka, terlahir Harapannya tulisan ini mampu menjadi bahan
di masanya. Lalu sudahkah mahasiswa
merasakan kemerdekaan di dalamnya? evaluasi bagi terpilihnya rektor baru, Prof .
Menghirup nafas segar di setiap perubahan yang
terjadi. Widodo serta menjadi salah satu bahan kajian

mahasiswa dalam mengkritisi setiap kebijakan

kampus dan ikut serta dalam mengawal isu isu

yang terjadi. Utamanya, ketika melihat

Sejak saat itu, bahkan jauh sebelum saat itu, ketidakadilan yang muncul di tengah kita.
kami terus duduk tersenyum menuliskan sepatah
dua patah kata dari suguhan komedi yang Jika ingin memberikan suatu perubahan yang
ditayangkan berulang kali dengan naskah yang baik bagi Brawijaya, Rektorat perlu lebih
tak jauh berbeda pada era sebelumnya. Maka mendengarkan setiap aspirasi dari mahasiswa.
dari itu, terbitlah buletin Ketawanggede Edisi 2 Melibatkan mahasiswa dalam pembuatan
yang merupakan hasil dari tulisan kami. Tidak kebijakan. Dan lebih transparan serta terbuka
hanya sekedar tulisan, buletin ini menyajikan terhadap saran maupun kritik yang berdatangan.
informasi dengan wacana kritis dan analisa
mendalam terkait dengan masa kepemimpinan Entah sampai kapan tulisan ini akan diterbitkan.
Nuhfil Hanani. Namun, kebenaran harus terus disampaikan.
UAPKM UB akan tetap menjaga independensi
Segala bentuk permasalahan yang muncul di serta menjaga keberpihakan terhadap segala
bentuk permasalahan yang terjadi di sekitar kami
masa kepemimpinan kala itu, menjadi tantangan melalui karya karya jurnalistik.

sekaligus semangat bagi kami dalam Alda Silvia Fatmawati

mengungkap permasalahan yang ada.

Sudah pasti, tidak mudah mendapatkan data-
data yang kami perlukan dalam mengupas setiap
permasalahan. Mulai dari petinggi kamus yang
susah mengatur jadwal. Tiba-tiba nge-ghosting.
Atau bahkan sengaja menghindar untuk dimintai
keterangan.

Akan tetapi, konsekuensi tersebut sudah siap

kami terima sebagai insan pers mahasiswa yang

terus bergerak maju menjunjung tinggi

kebenaran. Untuk itu, banyak plan A, B, dan C

yang kita upayakan untuk mendapatkan

informasi yang kredibel.

i

SUSUNAN REDAKSI

SUSUNAN REDAKSI

Pelindung

Rektor Universitas Brawijaya

Pembimbing

Arif Budi Prasetya, S.I.Kom., M.I.Kom

Penanggung Jawab

Emha Ilhami Rais

Pemimpin Redaksi

Moch. Fajar Izzul Haq

Redaktur Pelaksana

Alda Silvia Fatmawati

Reporter

Fingka Aprilia Efendy, Alda Silvia F, Ayuni Kusumawati,
Lintang Pangesti, Moch. Fajar Izzul Haq, Mahesa
Fadhalika Ninganti, Oyuk Ivani Siagian, Wahyu
Rafianti F, Faisal Amrullah, Sayekti Margi R, Tita
Tungga Dewi, Alifiah Nurul Izzah

Infografis

Adilla Sekar Aulia Permatasari, Nafisah Aulia Rahma

Layouter

Melin Febriani, Herliana Bevita Anggie

Editor

Moch. Fajar Izzul Haq, Alda Silvia Fatmawati, Alifiah
Nurul Izzah, Mahesa Fadhalika Ninganti

Sastrawan

Aurora Renjani Kirana, Nurkholis Fahroni

Ilustrator

Husnul Khotimah, Herliana Bevita Anggie, Alya'
Firdaus, Rosa Rizqi Amalia

Karikaturis

Ach Rizal Fahmi Ilhami

Fotografer

Mahesa Fadhalika Ninganti, Tita Tungga Dewi

Komikus

Alya' Firdaus

Kolumnis

Tita Tungga Dewi, Adila Amanda, Ahmad Ahsani
Taqwiim, Ahmad Daerobby, Asa Amirsyah

@lpmkavling10

@lpmkavling10

@taz3417q

www.kavling10.com

[email protected]

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

SALAM REDAKSI LIPUTAN KHUSUS

i Salam Redaksi 20 Melihat Perkembangan RSGM Sejak 110
Hari Pembangunan
SUSUNAN REDAKSI ii 22
ARTIKEL
26
DAFTAR ISI iii Bentuk Pertanggungjawaban Moril

Calon Rektor Terhadap Keresahan
EDITORIAL
Mahasiswa UB

iv Rapor Merah Tidak Papa (?) 28 OPINI

30 Ketika Kacamata Maba Memandang
Kinerja Rektor
APA KATA MEREKA

1
31
LIPUTAN UTAMA Mengintip Kerjaan Lord UB
32
SASTRA
24
4 INDEPTH Ethikos
19

Kelangsungan Pelaksanaan Penelitian Mana Janji Pada Puan
UB

KOMIK
INDEPTH

Warisan
Universitas Bercorak Entrepreneurship
9 KILAS
INDEPTH

Mengusut Ulang Pembangunan
Realisasi ULTKSP Sejak Disahkannya Auditorium Graha Brawijaya

Pertor Nomor 70 Tahun 2020
KARIKATUR
14 FEATURE


Menilik Problematika Pembangunan
Kampus Kediri


INFOGRAFIS



17

12 Mengulik Masa Pimpinan Rektor Nuhfil Enak Jamanku Kan?






iii

EDITORIAL

Rapor Merah Tidak Papa (?)

Dan setelah tiga bulan, surat tugas pengurus
tidak turun lagi sampai hari ini. Maka tidak
heran kalau ULTKSP belum dapat menjalankan
fungsinya. Belum lagi, kurangnya sosialisasi
menjadikan unit ini semakin tidak dikenal.

Catatan kedua adalah perihal penelitian dan

pengembangan yang selalu menjadi

konsentrasi utama kampanye pemilihan rektor

tiap tahun. Bahkan hal ini juga menjadi bahan

kampanye Prof. Nuhfil ketika mencalonkan diri

Di akhir semester menjelang kenaikan kelas, ibu di tahun 2018, lantas direalisasikan dengan
saya datang ke sekolah untuk mengambil rapor.
Itu adalah ritual tiap semester bagi orang tua program ribuan PKM. Di tahun 2020, Prof.
saya yang setiap tahun menerima angka merah.
Sebuah koreksi yang menandakan tidak baik- Nuhfil mengadakan sayembara 1000 PKM dan
baik saja. Sampai pada kelas 4, saya harus
mengulang. bertambah menjadi 1500 PKM di tahun 2021.

Rapor dengan banyak nilai merah rupanya tidak Bentuk keseriusan lain adalah pemindahan
menjadi perhatian bagi kepemimpinan rektor di
Universitas Brawijaya, selain menjadi PR bagi wewenang penelitian dan pengembangan ke
rektor selanjutnya, itu pun kalau mau. Tidak pun
juga bukan masalah. Setiap rektor memiliki ciri Wakil Rektor 5, yang sebelumnya menjadi
khas dan programnya sendiri-sendiri, di samping
itu juga menjalankan rencana strategis yang wewenang Wakil Rektor 1.
disusun oleh Majelis Wakil Amanat. Dan rencana
strategis tersebut, tidak satu pun yang berusaha Akan tetapi, penambahan jumlah proposal PKM
menyelesaikan permasalahan warisan rektor tersebut, dari 1000 menjadi 1500 tidak lebih dari
sebelumnya. Akhirnya, PR-PR itu hanya akan peningkatan kuantitas. Sedang secara kualitas,
menumpuk dan terlupa, menumpuk dan terlupa, dapat terjawab dari hasil PIMNAS di tahun lalu.
menumpuk lagi dan terlupa. Dan penambahan dan pemindahan wewenang
ke WR 5, nyatanya baru dilakukan di bulan
Yang mentereng dalam catatan merah Januari lalu. Artinya Prof. Nuhfil baru bisa
kepemimpin Prof. Nuhfil adalah pembentukan memaksimalkan kinerja ini sekitar empat bulan
ULTKSP, yang sampai sekarang masih tinggal lalu.
nama. Keberadaannya juga belum menyeluruh di
semua fakultas. Bahkan bagi banyak mahasiswa Dari dua catatan merah tersebut sudah dapat
ULTKSP selalu menimbulkan tanya, “Apa itu?” menggambarkan dengan jelas bagaimana rapor
merah Prof. Nuhfil beserta catatannya. Tidak ada
Pembentukan Unit Layanan Terpadu Kekerasan yang tahu apakah program-program ini nantinya
Seksual dan Perundungan di tiap fakultas menjadi perhatian bagi Prof. Widodo di masa
berdasar pada Pertor nomor 70 tahun 2020. kepemimpinannya karena perihal ULTKSP dan
Sejak disahkannya pertor tersebut, ULTKSP berdiri lain-lain yang menjadi catatan kami beserta
di beberapa fakultas dengan pengangkatan seluruh mahasiswa Brawijaya, tidak pernah
pengurusnya selama tiga bulan. menjadi bahan kampanye semua calon rektor.
Dan bagaimana kelanjutan catatan merah
tersebut? Mari kita kawal bersama.

Pemimpin Redaksi, Moch. Fajar Izzul Haq

iv

Apa Kata Mereka? APA KATA MEREKA
Apa Kata Mereka?
Apa Kata Mereka? "Apa saja hal yang
dirasakan di masa
kepemimpinan Nuhfil

Hanani?"

"Pak Nuhfil ini orangnya berani mengambil keputusan yang penuh resiko,
itu kelebihannya. Fakta yang dihasilkan ketika menjadi rektor, ranking
Brawijaya dari Dikti pernah keluar dari 10 besar. Begitu satu tahun
memimpin, kita bekerja keras, akhirnya kita masuk menjadi rank 7, dan
sekarang rank 4 dan 5."

-Prof. Dr. Ir. Moch. Sasmito Djati, M.S.

"Pada saat perkuliahan dilakukan secara online, Putri merasa pihak
kampus kurang tangkas pada masa awal perkuliahan daring,
terutama pada fasilitas zoom yang masih dirasa sangat berantakan.
Namun, seiring berjalannya waktu, perkuliahan daring lebih kondusif
dan efektif."

-Putri, Mahasiswa FTP Angkatan 2019

"Selama ini dirasa baik-baik saja, banyak kebutuhan baik secara finansial
dan sarana/prasarana itu terpenuhi."

-Muhammad Najmudin, Pengawas Teknis Keamanan

Dulu itu sistem yang diterapkan untuk pemilik kantin CL yaitu sewa
pertahun sebesar Rp8.000.000, juga bisa menjual dagangan selain
makanan, seperti minuman, rokok, DLL, dan dikarenakan belum ada
sistem potongan 17% dari pendapatan per-hari, jadi untuk pembeli
bisa langsung bayar di tempat. Sedangkan sekarang, dikarenakan
pihak kantin sudah bekerja sama dengan pihak rektor dan kantor, jadi
sistem sewa dihilangkan dan diganti dengan sistem potongan 17%
per-hari, alhasil dari sistem pembayaran pun diganti. Sekarang ini
juga tidak bisa lagi menjual dagangan selain makanan, sehingga
pendapatan pun secara langsung menurun.

-Ibu Frida, Ibu Kantin Depot Pak No

1

APA KATA MEREKA Apa Kata Mereka?
Apa Kata Mereka?
"Apa evaluasi yang Apa Kata Mereka?
ingin disampaikan
untuk kepemimpinan
rektor yang
selanjutnya?"

"Mungkin dari segi kurikulum bisa lebih diperbarui. Putri juga berharap
untuk fasilitas di Fakultasnya sendiri yaitu FTP untuk ditingkatkan lagi,
baik dari segi kelas, kebersihan, DLL."

-Putri, Mahasiswa FTP Angkatan 2019

"Sebagai “Garda Terdepan”, diharapkan untuk pihak Rektor untuk

dapat dengan cepat dan tangkas dalam memenuhi

kebutuhan/permohonan yang kami sampaikan."

-Muhammad Najmudin, Pengawas Teknis Keamanan

Sebenarnya dari saya sendiri itu mengharapkan untuk sistem yang

diterapkan untuk pemilik kantin CL itu kembali ke sistem sewa dikarenakan

pedagang jadi memiliki kebebasan dalam mengatur keuangan, dagangan,

DLL. Namun, kami juga sebagai “Penumpang” di kampus TAKUT untuk

berbicara terlalu banyak. Intinya kami mengharapkan evaluasi yang terbaik

dari pihak kampus.

-Ibu Frida, Ibu Kantin Depot Pak No

12

Apa Kata Mereka? APA KATA MEREKA
Apa Kata Mereka?
Apa Kata Mereka? "Apa perbedaan yang
dirasa pada saat masa

kepemimpinan Nuhfil
Hanani dengan rektor

rektor sebelumnya?"

"Ada beberapa permohonan yang kami sampaikan pada rektor-rektor
sebelumnya, yang akhirnya direalisasikan oleh Pak Nuhfil. Sebenarnya
permohonan kami ada juga yang direalisasikan dan dikonsep pada masa
jabatan Pak Bisri (Rektor UB 2014-2018), permohonan yang direalisasikan
yaitu pengangkatan status, sedangkan permohonan tunjangan seperti
BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan itu direalisasikan pada masa
kepemimpinan Pak Nuhfil."

-Muhammad Najmudin, Pengawas Teknis Keamanan

"Apakah ada keluh kesah yang dirasakan pada
masa kepemimpinan Nuhfil Hanani?"

"Potongan 17% dari pendapatan per-hari untuk dapat berjualan di kantin
CL menurut kami terlalu besar, apalagi di masa pandemi kemarin kantin
menjadi sepi pembeli, sehingga pendapatan menurun. Permohonan-
permohonan kami juga ada yang tidak direalisasikan, seperti
pemasangan kanopi dan bantuan pada saat pandemi."

-Ibu Frida, Ibu Kantin Depot Pak No

Reporter: Asa Amirsyah

3

INDEPTH

Sumber: canva.com

Kelangsungan melainkan mahasiswa, dengan harapan dapat
Pelaksanaan meluluskan mahasiswa yang berintegritas,
Penelitian di UB berkualitas, serta berwawasan luas diiringi
dengan penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK).

Riset atau penelitian menjadi gambaran Berdasarkan visi-misi yang dibawakan, dapat
seberapa berkualitaskah pengelolaan sumber dilihat realisasinya pada kegiatan-kegiatan
daya manusia yang ada di dalamnya. Namun, penelitian yang berlangsung serta output
kuantitas kadang lebih diutamakan dibanding maupun capaian yang diperoleh melalui
kualitas. penelitian yang dilakukan.

MALANG-KAV.10 Tri Dharma Perguruan Tinggi Kelangsungan Penelitian

merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai Saat ini, kegiatan penelitian berada di bawah
Wakil Rektor 5 yang sebelumnya merupakan
dan dilakukan oleh setiap perguruan tinggi di bagian dari wewenang Wakil Rektor 1. Hal ini
merupakan salah satu wewenang setelah
Indonesia. Salah satu poin yang termasuk dalam berubahnya status UB menjadi Perguruan Tinggi
Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH). Adanya
Tri Dharma Perguruan Tinggi adalah kegiatan penambahan wakil rektor serta pemfokusan
tugas, diharapkan dapat membuat pelaksanaan
penelitian dan pengembangan. Kegiatan kegiatan yang ada di UB lebih terorganisir.

penelitian merupakan salah satu kegiatan yang

menjadi bagian terpenting bagi setiap

universitas sebagai tempat mengenyam

pendidikan. Dengan dilaksanakannya penelitian, Akan tetapi, penambahan Wakil Rektor 5 baru

akan menghasilkan SDM yang kritis, kreatif, dan saja disahkan pada Januari lalu. Artinya, wakil

inovatif. rektor yang baru hanya dapat memaksimalkan

kinerjanya sekitar empat bulan sebelum

Nuhfil Hanani selaku Rektor Universitas Brawijaya berakhirnya kepemimpinan Prof. Nuhfil. Selain itu,
periode 2018-2022, memberikan perhatian yang
cukup besar dalam pelaksanaan penelitian. Hal beberapa tugas maupun wewenang terpaksa
ini dibawakan dalam pemaparan visi misi pada
Pemilihan Rektor (Pilrek) 2018 lalu. Tentunya dialihtugaskan pada pejabat baru yang
penelitian tidak hanya ditujukan kepada dosen
menanganinya. Ini yang kemudian menjadi

pertanyaan, bagaimana proses adaptasi,

koordinasi, serta sinkronisasi yang dilakukan antar

4

INDEPTH

pihak. Belum lagi, adanya program baru yang

dibawakan oleh wakil rektor terpilih sehingga

tidak menutup kemungkinan terdapat

permasalahan yang belum teratasi dari

pemimpin sebelumnya dan tidak dilanjutkan di

kepemimpinan yang baru karena prioritasnya

sudah berbeda.

Jika melihat secara bersamaan, kelangsungan
riset sebelumnya hanya menghasilkan output
berupa publikasi jurnal atau tulisan lainnya,
tetapi saat ini hasil riset yang ada mampu
menghasilkan uang. Artinya, seorang peneliti
membutuhkan uang untuk melakukan riset agar
menghasilkan IPTEK yang kemudian melahirkan
inovasi yang dapat dijadikan sumber untuk
kembali mendapatkan uang.

“Jadi ada siklus, kalau dulu kan tidak karena kita Sumber: canva.com
tergantung pada anggaran pemerintah. Dengan
menjadi PTN-BH, UB menjadi lebih fleksibel dan laboratorium yang mana harus menunggu
harapannya nanti dana di universitas tidak hanya antrean yang cukup panjang karena ketatnya
dari UKT”, terang Dr. Bambang Susilo, MSc selaku protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Wakil Rektor 5 ketika diwawancarai awak
Kavling10 pada (19/5). Dapat dikatakan bahwa kendala di tahun 2020
tersebut sifatnya teknis. Meski begitu, dengan
Perubahan lain yang ditemukan dalam penelitian berbagai kendala yang ada penelitian dirasa
saat ini yaitu pengimplementasian Indonesian tetap berjalan secara efektif dan berlangsung
Center for Biodiversity and Biotechnology (ICBB). sebagaimana mestinya karena sudah terencana
Melalui ICBB, pembuatan proposal yang dan sudah diputuskan. Berbeda halnya pada
sebelumnya dilakukan secara manual menjadi pelaksanaan penelitian di tahun 2021 yang relatif
lebih mudah, sehingga Wakil Rektor 5 berharap lancar.
adanya peningkatan perangkingan nasional
karena sistem dalam pembuatan perencanaan “Di tahun 2021, yang mau penelitian sudah
penelitian sudah dipermudah dengan teknologi mempertimbangkan semuanya. Jadi relatif
yang ada. lancar, tetapi tetap itu jauh lebih berat
dibandingkan tahun-tahun 2019”, jelasnya.

“Meskipun di beberapa fakultas data belum Pernyataan tersebut bertolak belakang dengan
terintegrasi dengan baik, tetapi kalau sudah
diintegrasi, kita harapannya perangkingan Laporan Akuntabilitas Kinerja Universitas
nasional bisa menjadi lebih baik. Selama ini kan
kita masalahnya ada di data”, tambahnya. Brawijaya Tahun 2019. Di sana tercatat bahwa

selama tahun 2020 banyak kerjasama penelitian

dengan pihak ketiga, baik instansi pemerintah

Selain itu, Wakil Rektor 5, Dr. Bambang Susilo, maupun swasta, pelaksanaannya banyak yang
MSc., juga menganggap bahwa pelaksanaan
penelitian yang ada di UB secara keseluruhan ditunda karena alokasi anggaran kerja sama
berlangsung lancar. Namun, beberapa kendala
harus dihadapi di masa pandemi. Salah satu dialokasikan untuk penanganan pandemi Covid-
permasalahan yang muncul yaitu penggunaan
19.

5

INDEPTH

Untuk itu, dapat dikatakan bahwa segala bentuk Berbeda dari tahun sebelumnya, di mana
permasalahan yang dihadapi oleh wakil rektor terdapat program 1000 proposal, di tahun ini UB
sebelumnya belum sepenuhnya dipahami oleh kembali meningkatkan targetnya menjadi 1500
wakil rektor baru yang membawahi bidang proposal untuk meraih juara kembali di ajang
penelitian tersebut. Alhasil, permasalahan yang PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional).
seharusnya dijadikan bahan evaluasi, justru Peningkatan tersebut juga didukung oleh
terabaikan. perbaikan mekanisme dari tahun sebelumnya.

Pelaksanaan Penelitian Mahasiswa Melalui Pada tahun ini, RKIM sebagai lingkar riset di UB
Program 1500 Proposal menciptakan mekanisme baru yaitu berkolaborasi
dengan pihak rektorat. Tidak hanya berkolaborasi
Program 1500 proposal merupakan program yang dengan pihak rektorat, RKIM juga menjalin kerja
dicanangkan oleh UB untuk dapat meningkatkan sama dengan LPM riset dari berbagai fakultas
inovasi mahasiswa. Dengan adanya program ini untuk mengirimkan perwakilannya menjadi
diharapkan dapat diperoleh mahasiswa yang fasilitator dan informan pada ajang LP2PKM dan
memiliki minat di bidang keilmiahan. Rhobithotus PKM Dikti sebagai wujud pemerataan PKM di
Mufidah, selaku ketua divisi RKIM mengatakan seluruh fakultas.
bahwa realisasi program ini sudah terpenuhi
tetapi dari universitas menyeleksi kembali “Kalau untuk mekanisme, aku bisa bilang RKIM
proposal yang ada berdasarkan target yang menjadi kunci antara jembatan rektorat dengan
harus terpenuhi pada setiap bidangnya. jembatan mahasiswa. Jadi tidak langsung dari
rektorat ke mahasiswa. Dengan begitu, orang-
“First of all aku bisa ngomong kalau program orang rektorat sangat terbantu dengan adanya
1500 proposal ini adalah strategi dari UB karena kami, anak-anak mahasiswa terbantu dari
kalau kita hanya terpaku pada kualitas tidak adanya kami. Tapi, aku tidak menutup
kuantitas, kita tidak bisa menjadi juara umum. kemungkinan bahwasanya ini baru tahun
Sehingga ngejarnya UB adalah quantity after pertama aku menerapkan ini, jadi perlu waktu 5-
quality, tetapi tidak jomplang. Makanya kemarin 7 tahun lagi untuk mekanisme ini bisa berjalan
diadakan seleksi di tingkat Universitas Brawijaya. optimal”, lanjutnya.
Jadi semakin banyak proposal yang diajukan,
semakin banyak pula pilihan yang ada”, Program ini ditunjang oleh pihak-pihak universitas
ungkapnya. yang saat ini diisi oleh orang baru dan masih
muda. Sedangkan, bagi dosen senior berperan
1500 Proposal PKM dalam memberikan saran dan mem-backup.
Foto: Mahesa Fadhalika Ninganti Selain itu, program ini juga berjalan karena
pihak-pihak yang terlibat sangat terbuka
sehingga seringkali diadakan diskusi bersama.
Meski bukan berarti program ini berjalan tanpa
cela.

“Tetapi memang pada nyatanya kita itu

kekurangan dosen reviewer sehingga di tahun ini

dosen muda dan dosen senior yang

berpengalaman itu diseleksi oleh pihak internal

UB. Dengan adanya judgement dari reviewer,

mahasiswa dapat mengetahui jika

kepenulisannya masih perlu diperbaiki. Kalau UB

membuat program 1500 proposal itu bagus,

6

INDEPTH

tetapi dengan itu harus ada perbaikan dari “Memang disini support system-nya yang kurang,”
reviewer”, ungkapnya. ujar Sintya, PRISMA FP.

Tidak dapat dipungkiri juga bahwa UB memiliki Ia juga mengatakan bahwa dalam pelaksanaan
timeline yang terlalu mendadak dalam hal ini. program ini, mahasiswa masih mengalami
Akan tetapi, perihal waktu, masing-masing kebingungan terkait dengan buku panduan
universitas memang memiliki kecepatan yang maupun mekanisme yang harus diikuti dalam
berbeda-beda. penyusunan proposal. Permasalahan lain yaitu
padatnya jadwal pendampingan yang ada
“Kalau kalian merasa mendadak, itu adalah hal sehingga dirasa kurang efektif. Jadi secara
keseluruhan permasalahan muncul berdasarkan
tercepat yang dapat kami sampaikan ke teman- petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan yang
kurang jelas.
teman. Itu adalah timeline yang paling bagus
“Mungkin juknisan jadwal pendampingannya bisa
yang dapat kami berikan. Dengan dosen diperbaiki lagi,” lanjutnya.

reviewer diperbaiki sudah cukup. Kalau soal Capaian Pelaksanaan Penelitian

anak-anak under pressure itu memang Hasil riset penelitian dan pengabdian masyarakat
yang dilakukan oleh UB dapat dilihat tingkat
tantangan. PKM bukan soal menang atau tidak, capaiannya berdasarkan 7 indikator yang telah
ditetapkan. Indikator tersebut antara lain jumlah
tetapi juga tentang bangun karakter”, kerjasama riset internasional, jumlah HAKI, alokasi
anggaran penelitian, kinerja alokasi anggaran
pungkasnya. penelitian per dosen, jumlah pusat penelitian
unggulan, jumlah publikasi internasional, dan
Efektivitas Program Pada PIMNAS persentase jumlah buku yang diterbitkan hasil
penelitian.
Program 1500 proposal memang merupakan
salah satu upaya dalam menyukseskan Pimnas Persentase capaian dari setiap indikator yang
ke-34 tahun 2021. Yang mana sudah kita ketahui ada dipaparkan setiap tahunnya pada Laporan
bahwa pencapaian UB pada pagelaran Pimnas Akuntabilitas Kinerja Universitas Brawijaya. Jika
2018-2021 mengalami inkonsistensi. Padahal dilihat berdasarkan laporan kinerja tiga tahun
sepanjang tahun 2015-2017 UB mendapat gelar kebelakang, di tahun 2019 UB mengalami banyak
juara umum berturut-turut. kenaikan pada tiap indikatornya dengan
persentase sebesar 96%.
Adanya program tersebut ternyata belum cukup
mengantarkan UB menjadi perguruan tinggi Sedangkan, pada tahun 2020 sebesar 92.23%
dengan kelolosan tim terbanyak di pagelaran dari total pagu, dapat dilihat bahwa UB
Pimnas ke-34 kemarin. UB kemarin menduduki berupaya mengefisiensikan anggaran sebesar
peringkat 4 dengan 59 tim, itu di bawah UGM, 7.76% yang dapat digunakan sebagai saldo
IPB, da ITS. Padahal secara kuantitas, proposal luncuran di tahun 2021 dan dapat dialokasikan
yang dikirim UB lebih banyak daripada UGM, di ke kegiatan lain yang dapat menunjang indikator
mana UB mampu mengirim 1.000 proposal Kemendikbud.
sedangkan UGM hanya mengirimkan 800
proposal. Tidak tercapainya realisasi kegiatan di tahun
2020 dikarenakan munculnya pandemi Covid-19
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, upaya yang
dilakukan UB sebenarnya cukup terencana.
Namun, tentu masih terdapat beberapa hal yang
harus dikoreksi terkait juri yang belum benar-
benar memberikan hal yang sepenuhnya untuk
pendampingan serta pembaharuan reviewer
yang dipilih dari UB.

7

INDEPTH

yang memaksa Rektor UB untuk mengubah dapat diketahui bahwa terdapat
program prioritas termasuk kegiatan-kegiatan di
dalamnya untuk mengikuti himbauan pemerintah peningkatan pada jumlah publikasi nasional
sebagai wujud kesiapan UB untuk siaga Covid-19.
Namun, secara garis besar, kegiatan penelitian dosen yaitu di tahun 2018 dengan 1480 jurnal
yang ada di UB mengalami peningkatan tiap
tahunnya. Hal tersebut juga diungkapkan oleh dan 73 buku sedangkan di tahun 2019
Wakil Rektor 5.
terdapat 2059 jurnal dan 146 buku. Begitu
“Jadi publikasi ilmiah juga meningkat, ya paling
tidak tetap stabil begitu. Ya, memang ada pula kenaikan pada publikasi internasional
keluhan-keluhan dari mereka, tapi kebetulan
temen-temen dosen juga sudah terlatih, dosen yang semula 881 jurnal menjadi 1202
sehingga penelitian masih bisa berjalan dengan
baik”, ungkapnya. jurnal serta 23 buku. Tidak hanya itu, jumlah

Pernyataan tersebut juga didukung oleh data jurnal terindeks scopus juga mengalami
yang dipaparkan Rektor UB saat Dies Natalis ke-
57 pada (5/1), 2020. Berdasarkan data tersebut, peningkatan tiap tahunnya yaitu 693, 1197,

dan yang terakhir mencapai 1201.

Sesuai dengan kampanye Prof. Nuhfil tahun
2018 lalu, program-program penelitian
mengalami pasang-surutnya seiring dengan
masa pandemi. Artinya, hal ini akan menjadi
suatu catatan bagi Prof. Widodo sebaagai
rektor Universitas Brawijaya terpilih.

Kalau UB membuat

program 1500 proposal itu

bagus, tapi dengan itu

harus ada perbaikan dari

reviewer.

Rhobithotus Mufidah

Penulis: Alda Silvia Fatmawati, Ayuni

Kusumawati

Kontributor: Mahesa Fadhalika Ninganti
Editor: Mahesa Fadhalika Ninganti

8

INDEPTH

Universitas Bercorak
Entrepreneurship

Universitas bercorak entrepreneurship yang
unggul dan berstandar internasional menjadi visi
besar Universitas Brawijaya. Sebuah visi yang
belum cukup dibarengi dengan optimalisasi
usaha.

MALANG-KAV.10 Merepresentasikan

entrepreneurship dalam lingkup universitas selalu Universitas Brawijaya
Foto: Mahesa Fadhalika Ninganti
berhubungan dengan komunitas wirausaha yang

ada di dalamnya. Sejak 22 Oktober 2012,

Universitas Brawijaya telah memiliki komunitas

tersebut. Diprakarsai oleh dua orang mahasiswa, “Jadi Pak Nuhfil memang tidak langsung turun
tangan sebagai rektor, tetapi sudah memberikan
Adit dan Faisal, dengan organisasi bernama mandat kepada Wakil Rektor 3, Pak Abdul Hakim
untuk bisa membantu teman-teman dalam
Young Entrepreneur Society (YES) yang pengembangan usahanya. Jadi kita sebagai UKM
MW pun membantu untuk mensukseskan program
kemudian berubah nama menjadi Mahasiswa itu,” terang Shafa.

Wirausaha (MW).

Dengan slogan “To Be Great Entrepreneur”, MW Namun, hal ini dirasa masih kurang untuk sebuah
merealisasikannya melalui kegiatan-kegiatan
yang selalu diupayakan untuk dapat menstimulasi apresiasi. Padahal, mahasiswa merasa bahwa
mahasiswa agar mereka bisa belajar cara
mengelola serta mengembangkan bisnis. apresiasi dan dukungan moral sangatlah penting.

Apalagi dengan visi besarnya untuk menjadikan

“Tujuannya menampung para mahasiswa Universitas Brawijaya sebagai universitas

Universitas Brawijaya yang mungkin berminat di bercorak entrepreneurship yang unggul dan

bidang kewirausahaan untuk bisa kita bimbing berstandar internasional.

dalam minat wirausahanya tersebut,” ujar Shafa,

presiden direktur UKM MW 2022, pada awak “Kalau misal kita ngomongin Bapak Rektor, bisa
dibilang belum. Dia belum mengapresiasi secara
Kavling10 (17/4). langsung kepada anak-anaknya atau mahasiswa
yang berwirausaha. Entah informasi itu tidak
Cita-Cita Besar sampai ke beliau atau beliaunya acuh tak acuh
terhadap informasi tersebut,” tutur Tegar,
Dinamika kewirausahaan mahasiswa tak akan mahasiswa penerima Program Mahasiswa
Wirausaha 2021 saat diwawancarai awak Kavling
bisa lepas dari peran rektorat sebagai kepala 10 pada (18/4).

dalam segala keputusan dan kebijakan di dalam Perkembangan Kewirausahaan Universitas
Brawijaya
universitas. Begitu pula dalam empat tahun ke
Tuntutan zaman yang terus berkembang akan
belakang masa jabatan Prof. Nuhfil sebagai selalu melahirkan ide-ide baru. Sama halnya

rektor. Dalam wawancaranya, Shafa

menjelaskan bahwa rektor tak lepas tangan

terhadap perkembangan wirausaha di lingkup

Universitas Brawijaya dengan tetap memberikan

pengawasannya melalui mandat yang diberikan

kepada Wakil Rektor 3, Prof. Abdul Hakim.

9

INDEPTH

dengan perkembangan wirausaha. Di UB sendiri pelatihan dan webinar serta seminar nasional
ide-ide dan gagasan bisnis baru diharapkan kewirausahaan bagi mahasiswa yang lolos
selalu diwadahi dan dikembangkan tiap pendanaan.
tahunnya.

“Pendidikan dan pelatihan ini juga bisa

Melalui Konferensi Brawijaya Entrepreneur yang menstimulasi mereka untuk memberikan
dilakukan MW, nantinya ide-ide itu akan
dihimpun. Sebagai tindak lanjutnya yakni dengan semangat dalam menjalankan usaha mereka,
melakukan kolaborasi bersama BEM, EM, DPM,
dan LSO kewirausahan yang ada di UB untuk yang kedua yang berbeda dari tahun sebelumnya
melakukan penyebaran survei kewirausahaan
yang sering dijumpai pada tingkat fakultas. itu juga ada pelatihan penulisan Hak Karya

Intelektual (HKI),” ujar Shafa.

Hal itu dilakukan karena banyak mahasiswa UB Inovasi yang terus terjadi ini adalah bukti bahwa
yang berwirausaha, tetapi tidak terdata. MW kewirausahaan UB sedang melangkah maju. Hal
juga melakukan profiling kewirausahaan dengan ini didukung dengan banyaknya jejak
tujuan yang sama dengan harapan dapat wirausahawan muda UB yang mampu melahirkan
membantu mendukung perkembangan wirausaha dan mengembangkan bisnis modernnya.
mahasiswa UB.
“Aku pribadi menjadi saksi bahwa

pengembangan itu cukup baik juga karena

beberapa dari rekan aku waktu di UKM sekarang

red“Jadi (profiling,), kita bisa saling bantu untuk sudah jadi start up - start up yang keren abis dan

mendapatkan data-datanya karena dengan kita dia itu lahir dari rahim beberapa program-

berkolaborasi kita pun bisa saling dapat info. program yang sudah diinisiasi oleh UB itu sendiri,”

Tidak hanya MW yang memiliki data jelas Tegar.

kewirausahaan, tetapi juga setiap LSO. Bagian

BEM Ekrafnya juga punya,” terang Shafa pada Salah satunya ialah start up Chickin yang
digagas oleh Ashab Alkahfi dan dua rekannya.
kesempatan yang sama. Chickin Indonesia merupakan start up binaan
Badan Inovasi dan Inkubator Wirausaha
Meski begitu, berdasarkan realisasi yang ada, Universitas Brawijaya yang berhasil meraih
pendanaan dari luar negeri sebesar 2,5 juta US$
hasil dari pendataan yang dilakukan belum pada akhir tahun 2021. Bisnis ini juga telah
membawa pendirinya, Ashab Alkahfi dan
termanajemen secara optimal. Antusiasme yang Tubagus Syailendra, menjadi bagian dari Forbes
Indonesia 30 Under 30.
dibangun oleh pihak universitas dalam

menciptakan jiwa entrepreneurship masih

terbilang kurang. Beberapa program

kewirausahaan memang dibuat untuk mewadahi

ketertarikan mahasiswa dalam bidang ini.

Namun, beberapa aspek perlu untuk dievaluasi Sedangkan problem yang dihadapi dalam

dan diperbaiki kembali. melangsungkan program tersebut ialah

kurangnya koordinasi yang baik antara dosen

Adapun program kewirausahaan yang rutin pembimbing dengan mahasiswa sehingga

terlaksana tiap tahunnya, yaitu PMW. PMW atau memunculkan informasi yang simpang siur. Yang

Program Mahasiswa Wirausaha adalah program mana hal tersebut kemudian menjadi

prioritas Dikti yang pelaksanaannya penghambat bagi mahasiswa untuk

didelegasikan kepada perguruan tinggi. memanfaatkan kesempatan yang ada.

Shafa juga menjelaskan bahwa PMW ini bukan Penulis: Lintang Pangesti
sekedar acara pendanaan tapi benar-benar Editor: Alda Silvia Fatmawati
program dukungan pada mahasiswa yang
berwirausaha. Dalam PMW ini akan ada program

10

Universitas Bercorak
Entrepreneurship

11

INFOGRAFIS
12

INDEPTH

Realisasi ULTKSP Sejak Disahkannya
Pertor Nomor 70 Tahun 2020

Pertor Universitas Brawijaya No. 70 Tahun 2020
Foto: Tangkapan layar dokumen Pertor UB No. 70 Tahun 2020

ULTKSP berperan memberikan pencegahan serta memiliki tanggung jawab secara akademis,
pelayanan terhadap korban pelecehan seksual moral, etika, sopan santun, dan lain sebagainya
dan perundungan bagi civitas Universitas bagi masyarakatnya.
Brawijaya. Tapi eksistensinya kian pupus.
“Sewaktu PKK MABA bulan Juli 2021 lalu, saya
MALANG-KAV.10 Unit Layanan Terpadu dapat informasi dari EM sudah ada 14 fakultas
yang sudah menyediakan ULTKSP ini dan 3
Kekerasan Seksual (ULTKSP) resmi berdiri sejak fakultas sisanya masih belum pembentukan
ULTKSP”, ujar Lucky Endrawati saat diwawancarai
disahkannya Pertor Nomor 70 Tahun 2020. awak Kavling10 pada (19/09).

Dalam Pertor tersebut setiap fakultas diharuskan Menurut Lucky yang merupakan dosen Fakultas
Hukum (FH) yang juga berperan dalam
membentuk ULTKSP yang berfungsi sebagai penyusunan hingga pengesahan Pertor 70/2020
ini, ada beberapa fakultas yang memang sudah
penyelenggara pelayanan terpadu untuk korban memiliki lembaga yang hampir mirip dengan
ULTKSP yang ranahnya untuk mewadahi
kekerasan seksual dan/atau perundungan yang mahasiswa yang mengalami Kekerasan Seksual
dan Perundungan (KSP), namun sedikit berbeda
dikelola oleh Universitas Brawijaya dan peran serta tupoksinya.

dilaksanakan oleh Fakultas, Pascasarjana, Tetapi, peran dan fungsi ULTKSP ini jauh lebih
meluas, misalnya membantu korban dalam aspek
Pendidikan Vokasi, dan Program Studi Di Luar akademik, psikologi, hingga pendampingan
hukum jika korban membawanya ke jalur hukum.
Kampus Utama.

Lantaran banyaknya kasus kekerasan seksual dan
perundungan yang terjadi baik di dalam maupun
di luar kampus menjadi pemicu terbitnya Pertor
70 Tahun 2020. Dan tidak dapat dipungkiri, di
lingkungan Universitas Brawijaya (UB) sendiri tak
jarang terjadi kasus yang serupa. Sehingga, hal
ini menjadi sebuah peringatan besar bagi UB
sebagai instansi pendidikan tingkat tinggi yang

13

INDEPTH

Berdirinya ULTKSP pada wawancaranya dengan awak kavling
tempo hari.
Dengan munculnya peraturan rektor nomor 70
Tahun 2020, ULTKSP pun langsung dibentuk di Pelaporan korban secara langsung, dimaksudkan
tiap fakultas. untuk menjaga privacy korban. Selain itu, hal ini
juga diharapkan dapat mencegah adanya
“Sebenarnya muncul peraturan rektor nomor 70 kriminalitas. “Misalnya korban yang melapor
Tahun 2020 itu setelahnya langsung dibentuk justru sebaliknya malah pelaku, begitu. Jadi
ULTKSP di setiap fakultas. Jadi memang ULTKSP ini tidak hanya menangani tapi juga
sebelumnya, di universitas itu koordinasinya dari mencegah kemungkinan terjadi kekerasan
kemahasiswaan untuk ULTKSP di setiap fakultas. seksual dan perundungan,” ujar Lucky.
ULTKSP dibentuk dan dilaksanakan sejak tahun
2021 di setiap fakultas,” ungkap Ulifa dalam sesi Pertor ULTKSP ini memiliki intern dalam kampus
wawancara pada (14/04).

untuk melindungi serta mempertahankan hak-hak

Selain itu terdapat pembentukan Pusat Konseling korban. ULTKSP juga akan memberikan bantuan

Pencegahan Kekerasan Seksual dan untuk menindaklanjuti kasus yang dialaminya

Perundungan di awal Januari yang nantinya akan melalui pelaporan ke kepolisian. “ULTKSP di sini

berkoordinasi dengan ULTKSP yang ada di tiap bersedia mem-backup mereka serta

fakultas. Adanya badan konseling ini disebutkan mendampingi korban,” tambah Lucky.

bukan hal baru melainkan hanya bentuk

pergantian nama menyesuaikan dengan Dalam pernyataannya juga pada wawancara 11

diresmikannya pendirian ULTKSP tersebut. April 2022, ia menyebutkan bahwa ULTKSP akan

menanyakan kembali kepada korban apakah

“Kalau ULTKSP sudah ada sejak tahun 2021, kasus yang dilaporkan hendak diselesaikan

kalau Badan Bimbingan dan Konseling itu sudah secara internal atau eksternal dengan

ada sejak tahun 2017. Badan konseling itu melibatkan hukum. Jika pun mereka memilih untuk

menangani semua hal, jadi kasus kekerasan menempuh jalur hukum, maka pihak ULTKSP akan

seksual dan perundungan adalah sebagian kecil berusaha mendampingi pihak korban seiring

dari kasus yang kami tangani. Itu sudah kami dengan proses yang berjalan.

realisasikan sejak tahun 2017. Namun, dengan

adanya Pertor, dengan adanya ULTKSP di setiap Pelayanan ULTKSP

fakultas, kami badan konseling di universitas Sasaran dari ULTKSP ini tidak hanya untuk korban
yang kebanyakan dari kalangan mahasiswa,
butuh adanya koordinasi terkait pencegahan tetapi juga untuk seluruh civitas kampus UB
seperti dosen, karyawan, dan yang lainnya yang
kasus kekerasan seksual dan perundungan yang intinya berada dalam ruang lingkup UB.

marak terjadi akhir-akhir ini. Sehingga di Januari

2022, namanya menjadi Pusat Konseling

Pencegahan Kekerasan Seksual dan

Perundungan,” papar Ulifa pada (14/04). “Ketika ini berlaku untuk seluruh warga kampus
UB, maka ULTKSP ini harus diketahui oleh seluruh
Pelaporan dan Pendampingan warga yang aktif di kampus UB. Sehingga
keberadaannya tidak hanya sekedar nama saja”,
Dalam pelaksanaannya, pihak ULTKSP ujar Lucky pada (19/09).

mengharuskan korban untuk melapor, tanpa

melalui orang lain yang memberikan laporan

kepada pihak ULTKSP. Kemudian, mengenai Pihak ULTKSP berharap siapa saja yang
merupakan bagian dari UB dapat dengan mudah
penyelesaiannya ULTKSP sendiri menyerahkan mengakses dan menjangkau ULTKSP dengan
nyaman dan tanpa rasa takut dan terintimidasi.
kepada pelapor terkait tujuan pelaporan dan

bagaimana kasus tersebut ingin diselesaikan. Hal

ini dipaparkan oleh Lucky, 19 September 2021

14

INDEPTH

Sehingga, pihak ULTKSP dapat menyediakan Ezra juga menjelaskan jika sebelum penyusunan
tempat senyaman mungkin yang jauh dari warga Perdek tersebut sudah mempertimbangkan
kampus lainnya, namun tetap dengan mudah perubahan status UB menjadi PTN-BH. Dikatakan
dijangkau dan diakses oleh warga kampus. juga secara hukum, struktur, dan legalitas sudah
ada SK-nya. Begitu juga untuk dokumen seperti
“Misalnya korban yang melapor justru sebaliknya SOP.
malah pelaku, begitu. Jadi ULTKSP ini tidak hanya
menangani tapi juga mencegah kemungkinan “Termasuk kami juga dalam waktu dekat ini akan
terjadi kekerasan seksual dan perundungan.
Sekaligus memberi efek jera untuk pelaku-pelaku mengadakan pelatihan. Jadi, untuk mahasiswa-
lain yang melakukan tindakan tercela tersebut”,
ujar Lucky pada awak Kavling10 pada (19/09). mahasiswa yang ingin membantu kerja kami di

Eksistensi ULTKSP di Fakultas Ilmu Sosial dan ULTKSP terdiri dari perwakilan dari BEM maupun
Ilmu Politik
DPM. Karena sejujurnya mahasiswa tentu akan
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
termasuk salah satu fakultas yang sudah lebih nyaman jika berbicara dengan sesama
menyediakan ULTKSP sekitar bulan Juni atau
Agustus 2021. Di pos ULTKSP FISIP ini sudah ada mahasiswa sendiri. Jadi kami memang
empat orang pengurus yang memiliki SOP-nya
sendiri untuk penanganan kasusnya, termasuk membutuhkan bantuan dari mahasiswa sebagai
juga mekanisme untuk penanganan kasusnya.
(semi) konselor yang bersama-sama membantu

kami”, tambah Ezra.

Perubahan status UB menjadi PTN-BH sebenarnya
tidak berpengaruh secara signifikan dalam hal
ULTKSP ini. Namun, di dalam Perdek nantinya
akan ada semacam tupoksi untuk unit kerja
ULTKSP serta struktur ULTKSP.

“Kami juga punya forum pengaduan dan selama Dalam website FISIP sudah tersedia layanan-
beberapa bulan terakhir sudah menangani layanan yang salah satunya yaitu ULTKSP
beberapa kasus, ada yang kekerasan seksual dan berserta layanan untuk pengaduan dan
ada juga perundungan”, ungkap Pantri Muthriana pelaporan kasusnya. Di setiap gedung FISIP juga
Erza Killian pada (14/04). terdapat banner yang terkait termasuk QR Code
ULTKSP.
Erza selaku penggiat ULTKSP FISIP juga

menegaskan bahwa baru disediakan ruangan di

FISIP untuk mempermudah proses konseling serta Jika ada pelapor dianjurkan untuk scan QR
Code-nya yang secara langsung terkoneksi ke
agar mahasiswa lebih leluasa memberikan dalam form layanan aduan ULTKSP FISIP. Namun,
metode ini mengalami kendala yaitu sistemnya
klarifikasi dengan terduganya. FISIP sedang belum luring. Sehingga hanya ada dua cara
untuk bisa mengakses ULTKSP FISIP, yaitu lewat
menyusun Perdek sebagai turunan dari Pertor website yang bisa diakses secara daring dan
scan QR Code di banner. Dengan syarat, untuk
yang membahas serta mengkaji lebih detail scan QR Code itu kan harus hadir secara
langsung ke banner.
ULTKSP. Namun, dalam penyusunannya pihak

ULTKSP FISIP sangat berhati-hati untuk

memastikan semua hal yang tertuang dalam

Perdek maupun Pertor nantinya dapat

terakomodir dengan baik.

“Dan karena ada perubahan UB menjadi PTN-BH Untuk lebih dikenal dan diketahui oleh
itu struktur untuk ULTKSP sendiri masih agak
failed. Nunggu finalisasinya, khususnya untuk mahasiswa, ULTKSP FISIP mengeluarkan
pembagian wewenang dengan Badan Konseling
Mahasiswa (BKM)”, ujar Ezra. program kerja seperti pembuatan buku saku

dam pamphlet atau brosur yang bertujuan

agar mahasiswa lebih familiar dengan adanya

ULTKSP. Perekrutan mahasiswa dinilai juga bisa

15

INDEPTH

membantu sosialisasi terkait fungsi ULTKSP. dengan asal mengolah ULTKSP ini. Meskipun
bersifat terbuka, namun tetap menjaga privacy
“Untuk pengaduannya sendiri sebetulnya kami korban.
tidak mengharuskan korbannya yang ngadu, kami
sudah berdiskusi, jadi kalau pun pengaduan Selain itu, sosialisasi terkait eksistensi ULTKSP ini
dilakukan oleh teman korban atau kenalan cukup menjadi tanda tanya besar. Di mana masih
korban jadi untuk membuka banyak peluang banyak mahasiswa yang tidak mengetahui
sehingga lebih bisa banyak orang yang tahu adanya unit yang menangani kekerasan seksual
tentang terjadinya kekerasan seksual itu bisa dan perundungan.
melaporkan kepada kami”, ujar Ezra.

Beberapa saat lalu, Lucky sempat mengusulkan

Sehubungan dengan perkuliahan masih kepada bagian WR 3 untuk membuat quick

diadakan secara daring, pihak ULTKSP FISIP pun response melalui aplikasi atau membuat akun

mencanangkan pengadaan akun media sosial sosial media seperti Twitter, Instagram, dan

terkait ULTSP FISIP untuk memudahkan sebagainya untuk mendukung serta

mahasiswa mengakses dan penyebarluasan mensosialisasikan ULTKSP agar unit tersebut

informasi terkait hal tersebut. Namun, hal ini semakin dikenal banyak orang.

red.(terkait media sosial, ) akan di handle oleh

mahasiswa. Namun semua hal yang berkaitan dengan

sosialisasi pada mahasiswa, cenderung ditutupi

Karena kondisi perkuliahan kami yang masih dengan dalih menjaga nama baik kampus. Akan
luring ini agak sulit ya untuk mengakses informasi
ataupun ke kantor kami secara langsung. Jadi tetapi, Lucky berpendapat, hal ini justru
harapannya nanti kalau sudah luring mudah-
mudahan lebih banyak mahasiswa yang bisa berdampak sebaliknya. “Terkait birokrasinya juga
mendapatkan informasi tentang ULTKSP”, ujar
Ezra pada awak Kavling10 (14/04). terbilang sulit karena mereka (WR 3 beserta

Kendala Perealisasian ULTKSP di Tiap red.jajarannya,) berpatok jika sudah terbit Pertor
Fakultas
dianggap selesai. SK yang dikeluarkan oleh
Dalam menjalankan ULTKSP dibutuhkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Namun beberapa fakultas yang ULTKSP-nya sudah
sayangnya masih sedikit SDM yang dapat
menghandle ULTKSP ini. berjalan juga terbilang singkat, yaitu sekitar

kurang lebih 3 bulan dan tidak berlanjut,” jelas

Lucky.

Penulis: Mahesa Fadhalika Ninganti dan Wahyu

Rafianti

Kontributor: Oyuk Ivani Siagian dan Sayekti
Editor: Moch. Fajar Izzul Haq

“Terkait SDM ini memang sangat dibutuhkan
orang yang dapat menjaga privacy korban,
berpikir realistis, tidak mudah menyimpulkan, jadi
sangat dibutuhkan pelatihan khusus apalagi
dibutuhkan skill untuk mendorong seseorang
(korban) untuk dapat bercerita tentang kasusnya
ini,” ujar Lucky pada (19/09).

Lucky juga memaparkan terkait belum adanya
kerjasama lintas lembaga. Hal ini juga menjadi
kendala ULTKSP. Pada intinya, hal-hal yang
berkaitan dengan ULTKSP ini memerlukan SDM
yang perlu dilatih karena tidak semua orang bisa

16

FEATURE

Menilik Problematika Pembangunan
Kampus Kediri

Berbeda dengan Kampus II Dieng, Kampus III
Kediri UB melakukan banyak pembangunan
selama 5 tahun terakhir. Setelah Gedung I pada
Kampus III Kediri UB selesai dibangun, dilanjutkan
dengan selesainya pembangunan Gedung II.
Bahkan, beberapa hari yang lalu telah diresmikan
pembangunan Gedung III Kampus Kediri oleh
Prof. Nuhfil Hanani dan Wakil Walikota Kota
Kediri, di Kediri. Dengan pembangunan gedung
tersebut, maka Kampus III UB akan memiliki tiga
gedung utama.

Universitas Brawijaya Kampus Kediri Kesenjangan Sarana dan Prasarana di
Foto: Website Resmi UB Kampus Kediri Kampus III

S emenjak terpilih sebagai Rektor UB pada Meskipun saat ini Kampus III telah memiliki
masa 2018-2022, di bawah kepemimpinan
dua gedung yang sudah mulai berfungsi sejak

Nuhfil Hanani, Universitas Brawijaya melakukan beberapa tahun yang lalu, tetapi sarana dan

berbagai program dan pembangunan di prasarana yang ada di gedung Kampus III UB

berbagai sektor. Dalam sektor keilmuan, Nuhfil Kediri terbilang masih kurang memadai.

Hanani mencanangkan program 3 in 1 di mana Beberapa kali EKM UB Kediri telah membuat

terdapat tiga dosen yang akan mengajar, yaitu angket kuesioner yang dibagikan kepada

dosen praktisi, dosen umum, dan dosen luar para mahasiswa UB Kediri mengenai

negeri. Seperti dilansir dari Kompas. permasalahan fasilitas pembelajaran dan

gedung perkuliahan yang masih kurang.

Sektor sarana dan prasarana juga menjadi fokus Dilansir dari Manifestpers.id, EKM UB telah
pembangunan pada masa kepemimpinan Nuhfil menggaungkan permasalahan fasilitas serta
selama menjadi Rektor Universitas Brawijaya. sarana dan prasarana perkuliahan kepada
Dalam rentang waktu 5 tahun, banyak petinggi kampus sejak beberapa tahun silam.
pembangunan yang dilakukan di berbagai titik, Permasalahan yang dialami oleh mahasiswa
tidak hanya di Kampus Utama, tetapi juga di Kampus Kediri adalah fasilitas perkuliahan seperti
Kampus II dan Kampus III. laboratorium yang kurang memadai. Ini yang
kemudian membuat mereka harus melakukan
Saat ini, Gedung Fakultas Kedokteran Hewan perjalanan Kediri-Malang untuk menggunakan
laboratorium yang ada di Kampus Pusat.
yang terdapat pada Kampus II Dieng, hampir

selesai dibangun secara keseluruhan. Namun,

gedung ini sudah mulai digunakan dalam

beberapa tahun terakhir. Meskipun Hal ini juga disampaikan oleh salah satu
mahasiswa UB Kediri, yang tidak ingin
pembangunan tersebut bukan direncanakan di disebutkan namanya, panggil saja Budi. Dia
menjelaskan melalui voice notes bahwa meski
masa Nuhfil, tidak ada penundaan yang terjadi gedung yang ada di Kampus Kediri UB sudah
selesai dibangun, tetapi penggunaan dan
saat pembangunan. optimalisasi gedung kurang maksimal

17

FEATURE

sehingga gedung yang telah jadi tidak menyebabkan mahasiswa harus menempuh jarak
digunakan sebagaimana yang cukup jauh jika ingin menggunakan
kekurangan fasilitas. mestinya karena laboratorium saat hendak melangsungkan
perkuliahan karena mereka harus menuju UB
“Menurut saya, sarana dan prasarana (UB Kediri, Pusat terlebih dahulu.

red.) sendiri kurang memadai. Di mana masih Hal tersebut memperlihatkan kesenjangan yang

terdapat 2 gedung, yaitu gedung lama dan cukup tajam antara fasilitas pembelajaran di UB
gedung baru yang diresmikan beberapa bulan
yang lalu sehingga gedung baru tersebut belum Kediri dan UB Pusat. Meski hal ini masuk kedalam
maksimal digunakan untuk perkuliahan,” ungkap
Budi (bukan nama sebenarnya) dalam voice tanggung jawab Dekan UB Kediri, tetapi hal itu
notes, mahasiswa Fakultas Pertanian.
juga tidak menampik bahwa rektorat

menganaktirikan UB Kediri dan hanya fokus pada

pembangunan gedung tanpa memperhatikan

Kemudian, ia juga menerangkan bahwasanya fasilitas pembelajaran yang dibutuhkan oleh
belum terdapat fasilitas berupa masjid, kantin,
dan gazebo pada UB Kediri. mahasiswa UB Kediri.

“Hal itu disayangkan ya karena biaya perkuliahan Bukti kesenjangan yang dapat kita lihat dan
di UB Kediri dan UB Pusat sama, tapi fasilitas dirasakan secara langsung oleh mahasiswa
yang didapat berbeda,” lanjutnya. Kediri akan menjadi PR besar bagi rektor terpilih.
Meskipun masa kepemimpinan Prof. Nuhfil
Kurangnya fasilitas serta sarana dan prasarana Hanani hampir berakhir, tetapi permasalahan ini
cukup memberatkan para mahasiswa yang belum dapat terselesaikan. Padahal Kampus III
berkuliah di UB Kediri. Terlebih lagi di UB Kediri Kediri sudah berdiri semenjak tahun 2011. Ini
terdapat tiga fakultas saintek namun belum yang kemudian menjadi suatu permasalahan
memiliki laboratorium yang memadai dalam yang harus terus dievaluasi dan diperbaiki di
melakukan pembelajaran. Hal ini yang kemudian setiap masa kepemimpinan yang ada.

Menurut saya sarana dan prasarana di UB kediri
sendiri kurang memadai, dimana masih terdapat
2 gedung, yaitu gedung 1 gedung lama dan
gedung baru yang diresmikan beberapa bulan
yang lalu sehingga gedung baru tersebut belum
maksimal digunakan untuk perkuliahan. Hal itu
disayangkan ya karena biaya perkuliahan di UB
Kediri dan UB Pusat sama, tapi fasilitas yang
didapat berbeda.

Budi (nama samaran)

Penulis: Faisal Amrullah
Editor: Alda Silvia Fatmawati

18

KARIKATUR

Enak Jamanku Kan?

Karikaturis: Ach Rizal Fahmi Ilhami

19

LIPUTAN KHUSUS

Melihat Perkembangan RSGM Sejak 110
Hari Pembangunan

mulai tender sehingga bisa segera mulai
pengerjaan setelah ada pemenang tender,”
imbuhnya ketika diwawancarai awak Kavling10,
pada (10/5).

Proses pembangunan RSGM memang bukan

suatu hal yang mudah. Banyak tahapan dan

hambatan yang harus dilalui. Pasalnya,

pembangunan ini sempat terhenti karena

terkendala oleh dana sekaligus adanya pandemi

yang mengubah skala prioritas. Namun, saat ini

kendala perihal dana dirasa sudah tidak

ditemukan karena adanya kerja sama dengan

Institut Ekonomi Dunia Kiel (IFW) Jerman berupa

red.soft loan (pinjaman lunak,) guna pembelian

peralatan yang dibutuhkan oleh RSGM.

RSGM Universitas Brawijaya red.“(Jadi soft loan itu,) pinjaman lunak dari
Foto: Mahesa Fadhalika Ninganti
Jerman. Total soft loan sekitar 700 M, tapi soft
MALANG-KAV.10 Pembangunan RSGM yang
loan ini bukan hanya untuk RSGM tetapi juga
dicanangkan Mohammad Bisri ketika masih
menjabat sebagai Rektor Universitas Brawijaya untuk RS UB. Selain itu kita juga dapat hibah dari
hingga saat ini belum dapat terselesaikan.
Namun, pembangunan masih berlanjut dan terus Uni Eropa yang sebetulnya ada hubungannya
mengalami perkembangan khususnya sejak
diselesaikannya “110 Hari Pembangunan” RSGM dengan Covid-19, tapi kan yang saya tau (Covid-
sejak Desember lalu.
red.19, ) itu musiman, sehingga kami
Perkembangan tersebut disampaikan oleh drg.
Rudhanton Sidharta, Sp.Perio, selaku Koordinator mengembangkan untuk infeksi disease,” terang
PIU RSGM. Ia menyampaikan bahwa saat ini
pembangunan akan memasuki tahapan yang Prof. Dr. Ir. Moch. Sasmito, selaku Wakil Rektor IV
kelima. Pada tahap tersebut, pembangunan
berfokus pada arsitektur lantai tiga dan lantai pada (17/5).
empat, sedangkan untuk lantai satu dan dua
sudah selesai sejak bulan Desember lalu. Jika dihitung dari 700 miliar rupiah yang ada,

“Saat ini kita sedang membahas perencanaan pihak UB mendapat sekitar 90 miliar rupiah
electrical maupun climbing untuk lantai tiga
dan empat. Nah semoga saja bulan depan untuk dialokasikan dananya untuk alat RSGM.
sudah
Salah satunya pada unit dental dan dana

tersebut dipinjamkan tanpa adanya bunga.

Berbeda halnya dengan biaya yang

digunakan dalam pembangunan gedungnya,

karena menggunakan uang PNBP yang

dihasilkan dari UKT sebagian dan dari kerja

sama sebagian.

20

LIPUTAN KHUSUS

"Kalau yang RSGM ini gedungnya dari uang kita Menanggapi permasalahan yang dihadapi dalam

redsendiri (PNBP, .) dan kita bangun secara pembangunan RSGM, BEM FKG turut

bertahap sesuai dengan jadwal karena nanti soft memberikan tanggapannya. Mereka berharap

redloan-nya (alat-alat,.) akan datang 2023 agar Gedung RSGM dapat segera beroperasi

saat semester ganjil sehingga gedungnya harus karena adanya beberapa keluhan dari

jadi dulu,” imbuhnya. ketidakoptimalan yang mereka dapatkan jika

menggunakan fasilitas yang terdapat di RS UB.

Target dalam waktu terdekat ini juga dimiliki dan Selain itu, RS UB tidak hanya fokus kepada
disampaikan oleh Koordinator PIU RSGM yakni
RSGM dapat beroperasi dua lantai di bulan mahasiswa FKG melainkan mahasiswa FK juga
Agustus jika tidak terdapat kendala.
sehingga jumlahnya terbatas dan harus

menggunakan sistematika koas secara

bergantian.

“Jadi kita sedang mengejar waktu agar Agustus, “Nah ini yang jadi masalah, ketika RSGM belum
mahasiswa koas siap pindah dari RS UB ke RSGM jadi dan kuota untuk koas terbatas. Itu membuat
dan kemungkinan Agustus ini baru lantai 1 dan 2 mahasiswa koasnya itu numpuk gitu, nunggu
yang selesai,” ungkap drg. Rudhanton Sidharta, giliran untuk koas. Jadi istilahnya nanti jadi
Sp.Perio. banyak mahasiswa yang tidak lulus tepat waktu,”
terang Rizka Riza Zulfikar, sebagai Kastrat BEM
Selain perihal dana, susunan organisasi secara FKG, Minggu (15/5).
strukturnya juga sudah siapkan. Hanya saja untuk
penempatan posisinya belum ada karena Demi pengawalan isu RSGM di lingkup FKG itu
menunggu pembangunan sudah siap beroperasi sendiri, Rizka beserta segenap tim Kastrat-nya
sehingga tugas dan fungsinya jelas. berencana untuk menerangkan progres RSGM di
tahun ini kepada mahasiswa.
Pembangunan RSGM ini juga diharapkan dapat

menjadi program jangka panjang yang dapat

diteruskan oleh rektor selanjutnya. Hal tersebut “Data yang kita lihat sekarang sama data waktu

bukan menjadi suatu masalah pada kita diskusi publik tahun lalu masih sama. Kita

kepemimpinan rektor selanjutnya karena semua ada rencana dalam dua tahun ini untuk nge-

sudah terencana. follow up tentang progress setelah diskusi publik

red.110 hari (pembangunan RSGM, ), jadi agar

“Semua sudah terencana, tinggal nanti rektor nantinya mahasiswa tahu progres dalam satu

yang baru tergantung priority nya. Jadi, tahun itu gimana gitu,” tutupnya.

perencanaannya sudah pasti jalan dan dananya

juga sudah siap, ga mungkin ga dilakukan. Penulis : Sayekti Margi R. dan Alda Silvia F.
Kontributor : Fingka Aprilia Efendy
Bentar lagi juga disahkan di MWA (Majelis Wali Editor: Alifiah Nurul Izzah

redAmanat,.),” pungkas Prof. Sasmito.

21

ARTIKEL

Bentuk Pertanggungjawaban Moril
Calon Rektor Terhadap Keresahan

Mahasiswa UB

Penulis : Tita Tungga Dewi
Editor : Alda Silvia Fatmawati

Potret Keenam Bakal Calon Rektor
Sumber: Tita Tungga Dewi

P emilihan rektor (Pilrek) periode 2022 – Pasalnya, dalam pembangunan di PSDKU Kediri
2027 merupakan salah satu langkah awal
dalam menjadikan UB menjadi kampus yang lebih ini membutuhkan waktu 10 tahun agar dapat
baik dari program kerja sebelumnya. Setelah
resminya UB dari penyandang status BLU menjadi membangun 2 gedung perkuliahan. Hal ini
PTN-BH, mampu menjadikan UB sebagai kampus
yang berintegritas tinggi dengan standarisasi dilatarbelakangi dengan kurangnya peninjauan
internasional. Namun, hal tersebut tampaknya
juga menambah berbagai permasalahan yang pihak rektorat akan laboratorium Fakultas
tak luput dari keresahan-keresahan mahasiswa.
Keresahan-keresahan yang tertampung dalam Saintek. Kendati demikian, pihak rektorat UB
wadah aspirasi mahasiswa, tetapi tak cukup
membendung berbagai permasalahan UB di menunjukkan ketidakjelasan dalam
periode-periode sebelumnya.
pembangunan fasilitas yang belum memadai
Keresahan tersebut juga tertuang dalam diskusi
publik dan audiensi bersama tiga calon rektor UB serta dinilai terlalu tergesa-gesa.
pada (13/5) kemarin, yang berisi berbagai
tuntutan terkait permasalahan UB. Tuntutan Mengenai ketidakseriusan akan pembangunan
pertama mengenai permasalahan PSDKU Kediri
dimana dalam hal ini UB kurang meningkatkan fasilitas kampus utamanya di PSDKU Kediri ini, tak
fasilitas-fasilitas gedung perkuliahan.
ayal memunculkan berbagai tanda tanya

‘Apakah logis ketika, kenaikan UKT yang ada di

kampus Kediri disamakan dengan kampus pusat

Malang. Namun, pembangunan di PSDKU Kediri

masih belum mampu untuk dituntaskan?’. Melalui

pertanyaan inilah, menimbulkan spekulasi kepada

ketiga calon rektor UB terkait gagasan apa yang

nantinya mampu memberikan jawaban

utamanya. Bukan jawaban terbaik yang

diinginkan, tetapi suatu pembuktian dari sebuah

22

ARTIKEL

jawaban. calon rektor UB nantinya, ‘Apakah calon rektor UB
ini akan tetap, memberlakukan kebijakan
Tuntutan selanjutnya berisi tentang Uang Kuliah pemotongan UKT 50% untuk kedepannya serta
Tunggal (UKT) di masa pandemi Covid-19. mampu berkomitmen bahwa adanya status UB
Nyatanya, selain ketidaksigapan pemerintah menjadi PTN-BH ini tidak akan memengaruhi
dalam menangani krisis ekonomi Indonesia, kenaikan UKT nantinya?’. Hal ini patut
ternyata pihak rektorat UB juga terlihat sama dipertanyakan karena mahasiswa yang masih
dalam menghadapi masalah finansial mahasiswa menempuh perkuliahan di tahap skripsi
yang juga perlu ditekankan. Dalam hal ini, terkadang susah untuk memperoleh bantuan UKT
mahasiswa UB menuntut pihak rektorat agar khususnya di masa pandemi. Pada dasarnya,
lebih proaktif di perkuliahan daring terhadap UKT tuntutan-tuntutan mahasiswa merupakan suatu
mahasiswa pada masa pandemi Covid-19. bentuk implementasi yang selama ini diteriakkan,
Pasalnya, perkuliahan daring mahasiswa UB di tetapi tak didengar.
masa pandemi Covid-19 perlu ditindaklanjuti. Hal
ini dikarenakan, mahasiswa tidak merasakan Dengan adanya pemilihan rektor 2022 ini,
fasilitas secara fisik, tetapi justru mendapatkan
kenaikan UKT. akankah para calon rektor mampu

Hal ini tentu sudah dikaji oleh pihak rektorat mengoptimalisasi, membangun, serta
sebelumnya dengan pengurangan biaya UKT
untuk mahasiswa di atas semester 8 yakni menyelaraskan kebijakan-kebijakan yang mana
sebesar 50%. Namun, kuota bantuan UKT ini
masih tergolong sangat minim. Hal ini tentu sebelumnya belum terealisasikan dengan baik.
memunculkan sebuah pertanyaan umum kepada
Melalui berbagai tuntutan akan keresahan

mahasiswa UB, mampukah para calon rektor ini

mewujudkan program kerjanya dengan baik dan

optimal dalam mengatasi berbagai seluk beluk

permasalahan UB baik internal maupun eksternal.

Logo Pemilihan Rektor UB
2022-2027
Sumber: pilrek.ub.ac.id

23

KILAS

Gedung Kebudayaan Mahasiswa
Foto: Mahesa Fadhalika Ninganti

Mengusut Ulang Pembangunan
Auditorium Graha Brawijaya

M ahasiswa dalam menyalurkan kreativitas Untuk memaksimalkan fungsinya, pihak UB
dan karya-karyanya tentu memerlukan
wadah yang tepat, yang difasilitasi oleh pihak mengadakan perluasan untuk meningkatkan
kampus. Wadah tersebut dapat digunakan untuk
berbagai perhelatan yang memperlihatkan hasil daya tampung di dalam gedung tersebut.
karya mahasiswa, entah dalam acara pameran
seni maupun pertunjukan lainnya. Dalam Perluasan GKM UB bukan hanya direnovasi,
praktiknya, pihak UB sendiri memiliki Gedung
Kebudayaan Mahasiswa atau lebih dikenal tetapi juga dibangun dan ditata ulang seluruh
dengan singkatan GKM UB.
komponennya. Rekonstruksi ulang ini bertujuan
Jika melihat sejarahnya, GKM UB ini merupakan
salah satu gedung yang berdiri sejak tahun 1984, untuk meningkatkan beberapa sarana dan
yang berlokasi di Kampus Pusat UB, Malang.
Secara keseluruhan, fungsi dari adanya GKM UB prasarananya. Gedung yang sebelumnya
adalah untuk kegiatan seni dan pertunjukan
mahasiswa. Selain itu, mahasiswa sering bernama Gedung Kebudayaan Mahasiswa UB
menggunakan gedung ini sebagai kegiatan
organisasi kampus yang membutuhkan area tersebut pun ikut diganti menjadi Auditorium
indoor yang cukup luas.
Graha Brawijaya.

Awal mula rekonstruksi ulang tersebut terjadi
karena adanya pelelangan GKM UB yang lama,
yakni gedung yang ada sebelum dibangun.
Pelelangan tersebut berlangsung di akhir tahun
2020 hingga 2021 tanpa adanya timbal balik
antara pihak pemenang, PT. ADIKARYA dengan
pihak UB.

24

KILAS

Dalam hal ini, UB menjadi pihak yang banyak audiens. Tidak hanya itu, gedung yang
dulunya hanya berupa hall, kini ditambah dengan
menyediakan lahan, sedangkan yang memiliki pembangunan area rektorat baru. Ditambah lagi
dengan adanya peningkatan audio visual untuk
wewenang penuh mulai dari proses pelelangan sound system acoustic yang digadang-gadang
bernilai fantastis dapat meningkatkan kualitas
hingga tahap pembangunan gedung baru audio dalam gedung tersebut.

adalah Kementerian PUPR. Selain itu,

pembangunan Auditorium Graha Brawijaya murni

hibah dari Kementerian PUPR melalui sistem

pelelangan.

Kendati demikian, pembangunan Auditorium Selanjutnya, gedung rektorat yang lama akan
dialihfungsikan menjadi pusat administrasi. Hal ini
Graha Brawijaya ini tidak menghilangkan fungsi menambah dari fungsi keseluruhan sebelumnya
di mana adanya Auditorium Graha Brawijaya ini
keseluruhan dari GKM UB lama. Adanya mampu meningkatkan layanan kapasitas, juga
sarana dan prasarananya. Melalui kualitas
pembangunan ini justru menambah fungsi yang layanan yang produktif, efektif, serta efisien
tentu memunculkan harapan dari pihak UB agar
sebelumnya hanya untuk kegiatan seni, nantinya gedung tersebut menjadi gedung yang
memadai, baik secara kualitas maupun fasilitas.
pertunjukan, dan kegiatan mahasiswa lainnya,

sekarang bisa digunakan untuk pertemuan yang

lebih fleksibel dan dapat menampung lebih

Adanya rekonstruksi ulang Auditorium Graha

Brawijaya juga memunculkan polemik dari

beberapa mahasiswa terkait alasan mengapa

harus direkonstruksi ulang alih-alih melakukan

renovasi saja. Hal itu kemudian ditanggapi oleh

pihak UB bahwasanya GKM UB yang lama sudah

tidak layak dipakai jika dilihat dari struktur,

fungsi, serta kelayakan bangunannya.

Sebelumnya, pihak UB juga sudah melakukan

berbagai solusi alternatif selain rekonstruksi

ulang dengan melakukan renovasi kembali.

Namun renovasi tersebut justru kurang efektif dan

malah menambah kerusakan yang ada pada

GKM UB yang lama.

Oleh karenanya, pihak UB bersama dengan
Kementerian PUPR bekerjasama membangun
ulang GKM UB baru yang nantinya dikenal
dengan Auditorium Graha Brawijaya. Di mana
sebelumnya telah melalui proses penghapusan
gedung selama 6 bulan

Penulis : Adila Amanda, Tita Tungga Dewi
Editor : Alda Silvia Fatmawati

Gedung Kebudayaan Mahasiswa
Foto: Mahesa Fadhalika Ninganti

25

OPINI

Ilustrator: Husnul Khotimah

Ketika Kacamata M ahasiswa dalam menyalurkan kreativitas
Maba Memandang dan karya-karyanya tentu memerlukan
Kinerja Rektor
wadah yang tepat, yang difasilitasi oleh
Penulis : Ahmad Ahsani Taqwiim
Editor : Moch. Fajar Izzul Haq Tak lama lagi rektor akan berganti. Bapak Nuhfil

dalam pikiran saya, mahasiswa baru yang belum

pernah kuliah secara langsung di kampus, tidak

lebih dari bapak-bapak dengan gelar rektor.

Bahkan, tidak sedikit juga yang tidak mengenal.

Kebijakan-kebijakan yang beliau buat

sesungguhnya tidak terlalu terasa untuk

26

OPINI

kehidupan sehari-hari mahasiswa online seperti selama pademi, UB sedang melakukan
saya. Jujur saja, setelah membaca laporan
kinerja rektorat, dengan data-data yang luar pembangunan balairung agung yang nantinya
biasa banyak dan istilah-istilah yang cukup untuk
membuat alis berkerut, memang data di laporan akan digunakan sebagai gedung rektorat baru
kinerja menunjukkan data yang sebagian besar
positif, namun tidak menunjukkan hasil istimewa yang menurut saya kurang mendesak untuk
alias biasa saja.
dirampungkan dan kurang bijak untuk

diselesaikan di masa sulit ini.

Kinerja rektor pada jangka waktu empat tahun ini Terlepas dari itu semua, untuk meningkatkan
kualitas dari suatu perguruan tinggi pada
diakui atau tidak, semua program rektor belum kepemimpinan pak Nuhfil menurut saya cukup
bagus. Program-program seperti peningkatan
dapat terlaksana dengan baik, atau kinerjanya kualifikasi dosen, penambahan program studi
terakreditasi internasional, dan merdeka belajar
belum maksimal. Masih banyak program yang kampus merdeka adalah buktinya.

belum terlaksana dan berjalan dengan sesuai

rencana karena beberapa faktor yang

menghambat dalam menjalankan suatu program Namun hal-hal di atas sudah selayaknya
dilakukan oleh seorang rektor untuk membuat
yang harusnya dituntaskan. Namun setidaknya UB universitas menjadi lebih baik atau bisa dibilang
biasa aja. Sebagai seorang pemimpin suatu
setiap tahun mengeluarkan laporan kinerja yang universitas, memang diperlukan supportive leader
untuk menopang para pemimpin keilmuan atau
cukup membuat transparansi UB setidaknya bisa dosen. Sekian tulisan yang hanya berdasar dari
Lakin dan berita-berita yang didapat di kampus,
nampak oleh mahasiswa seperti kami. kenapa? Ya karena mau dari mana lagi sumber
data yang bisa didapat mahasiswa baru seperti
Salah satu indikator besar dalam laporan kinerja saya?

adalah penyerapan anggaran yang dialokasikan

juga melebihi 90%, meskipun dari tahun ke tahun

mengalami penurunan. Hal ini menurut saya

sangat disayangkan, karena salah satunya

mungkin adalah perubahan UB menjadi berstatus

PTN-BH yang membuat kucuran dana yang Mungkin saat Anda membaca tulisan ini,

diperoleh UB dari pemerintah menurun. Yang pengumuman rektor baru sudah keluar. Siapa

hasilnya akan mengorbankan mahasiswa untuk pun yang terpilih menjadi rektor ini, saya harap

menutupi kekurangan dana yang terjadi. Hal ini siapapun rektor yang terpilih selanjutnya dapat

dapat diketahui dengan bukti UKT mahasiswa menjalankan tugas sebagai rektorat dengan

yang tidak mengalami penurunan meskipun lebih baik dan amanah dan dapat melanjutkan

mayoritas kegiatan belajar mengajar di UB kinerja yang lebih baik lagi dan dapat

dilakukan secara daring yang membuat memaksimalkan keadaan pandemi yang

mahasiswa tidak menggunakan fasilitas apapun perlahan-lahan membaik sekarang ini.

di UB. Oleh karena itu, otomatis akan membuat

anggaran yang diperlukan untuk perkuliahan

berkurang jumlahnya jika dibandingkan

perkuliahan luring.

Sebagai mahasiswa, tetapnya UKT dalam
perkuliahan daring tentunya cukup untuk
membuat senyum mama papa pudar karena
rekening yang berkurang jumlahnya. Pasalnya,
fasilitas tidak ada yang dipergunakan dan tidak
ada, lantas, kemana ukt yang dibayarkan akan
pergi dananya? Di kondisi seret keuangan

27

OPINI

Mengintip Kerjaan
Lord UB

Penulis: Ahmad Daerobby
Editor : Alda Silvia Fatmawati

I ni merupakan tulisan yang memuat opini Ilustrator: Herliana Bevita Anggie
penulis tentang institusi pendidikan tempat ia
berburu dan meramu. Ingat ya ini opini, Pertama berangkat dari program rancangan Lord
pandangan subjektif penulis yang masih berburu kita yakni Rencana Strategis (Renstra) 2020 -
dan meramu ilmu di tempat megah, tetapi entah 2024 yang merupakan kelanjutan dari Renstra
kenapa terasa gerah. Terlebih lagi ketika masuk periode sebelumnya. Dalam Renstra ini, satu hal
edisi Pemira (Pemilihan Mahasiswa Raya), huhh yang dijadikan sebagai cita-cita UB kedepannya
bawaannya pengen marah-marah. Dan sekarang yakni PTN-BH. Hal ini tertuang di poin pertama
bumi Brawijaya lagi resah sama Pilrek (Pemilihan Renstra. Bahkan, cita-cita ini lahir di tahun 2012
Rektor)! Hadeh. dalam bentuk Perguruan Tinggi Negeri Badan
Hukum Pendidikan (PTNBHP) yang sebelumnya
Tapi dalam tulisan ini kita nggak bahas spesifik menggantikan Perguruan Tinggi Badan Hukum
soal Pilrek apalagi tema ngeselin kayak Pemira. Milik Negara (PTBHMN). Namun, cita-cita
Kali ini penulis ingin mencoba bertamasya tersebut harus tertunda akibat gagalnya
seputar apa saja sih yang sudah dilakukan rektor pengesahan UUBHP.
kita, ya Lord Nuhfil. Penulis nggak bahas banyak
soal apa yang dilakukan Lord kita selama Ketika UU No.12 Tahun 2012 lahir, UB pun
menjabat jadi rektor. Bukan malas atau takut langsung gaspuoll untuk merancang cita-cita
ditelepon rektorat pas tulisan ini publish, tetapi mereka. Peraturan yang silih berganti nama,
lebih ke bingung cari datanya. Ya, ini lah realita tetapi tak banyak berubah secara esensi,
yang miris di institusi pendidikan yang baru layaknya seorang anak penyakitan yang cuma
meraih gelar Keterbukaan Informasi Publik (KIP) 3 ganti nama dan modal selametan. Akan tetapi,
tahun berturut-turut. UB tetap fokus untuk mengejar cinta pertamanya
yang tak kunjung datang, hehe. Dari kenyataan
Bukannya nggak menyedihkan, tetapi memang ini bisa dilihat betapa tinggi "libido" Kampus Biru
aksesnya yang nggak tau pakai apa. Ada yang mengejar status Badan Hukum.
bilang sih untuk golongan goib aja. Mau minta
secara langsung pun berdasarkan pengalaman
konco senasib beda tanggungan, ya nggak bakal
dikasih. Ya intinya, “kon sopo cok” itu kalimat
kasar yang menggambarkan posisi penulis. Ya,
bukan siapa-siapa dan nggak berniat jadi siapa-
siapa, jadi jangan hujat ya, hehe.

Oke-oke, cukup kita basa-basinya. Kita mulai
obrolan yang lebih serius.

28

OPINI

Renstra tersebut bahkan mengacu pada rencana 1.527 Miliar dengan PNBP 1.002 Miliar.

Lord yang lebih visioner yakni pada Rancangan

Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) UB 2019- Jika melihat data di atas, masih banyak

2039. Dalam RPJP sudah ada indikator teknis pekerjaan rumah UB terutama dalam aspek

yang dibungkus dalam konsep “Milestone keuangan. Status PTN-BH yang menghadirkan

Pengembangan 20 Tahun” yang terbagi dalam 4 pajak akan menjadi tantangan besar bagi UB

babak. Lord Nuhfil kebagian di babak pertama untuk menjaga keuangannya tetap stabil.

dengan indikator ketercapaian yakni Terlebih lagi banyak spekulasi mengenai Uang

peningkatan peringkat UB diatas 800 besar QS Kuliah Tunggal (UKT), mahasiswa yang menjadi

World, 28 persen Program Studi terakreditasi sasaran utama ketika keuangan collapse. Ini

Internasional dan Penerimaan Negara Bukan seakan diamini dalam Renstra yang menjelaskan

Pajak (PNBP) non UKT sebesar 20 persen. Penulis bahwa tingginya minat dan pendapatan UKT

percaya bahwa indikator yang dirancang Lord sebagai faktor pendorong UB siap dengan status

sangat baik untuk UB kedepannya. Namun, PTN-BH. Bahkan, dalam analisis SWOT Renstra

apakah UB siap dengan konsekuensi lain yang Tahun 2020-2024, Lord kita mengakui

tidak banyak dibahas mengenai PTN-BH? pengelolaan unit usaha di UB masih belum

efektif. Tentu saja itu menjadi tantangan UB

Secara konsep, PTN-BH bukanlah hal yang untuk meningkatkan pendapatan melalui unit

secara otomatis berdampak buruk bagi usaha secara signifikan dalam menutupi beban

pendidikan Indonesia. Ada beberapa hal positif pajak yang diterima UB ketika berstatus PTN-BH.

dari konsep ini seperti otonomi penuh dalam

mengelola PTN (ekonomi, akademik, dll), memiliki Lebih jauh lagi, jika kita lihat "Tonggo deso" di
utara sana yang lebih dahulu PTN-BH, bisa dilihat
independensi dari negara, dapat mendirikan kenaikan biaya kuliah yang membuat dompet
bunda ketar-ketir. Hal yang tidak jauh beda
usaha sendiri, dan dapat membuka investasi. terjadi di "Kampus Kuning" dan "Kampus
Kerakyatan". Dari referensi diatas membuat
Secara umum, konsep ini menjadikan PTN penulis berpikir 18 kali, apakah PTN-BH cocok
untuk iklim pendidikan Indonesia atau lebih cocok
layaknya perusahaan swasta yang mengelola sama iklim kepentingan Indonesia yang kurang
lebih kayak "Sedot WC" lewat pajak, hehe?
secara mandiri, tetapi dimiliki oleh negara

sepenuhnya. Namun, disisi lain ada dampak

negatif yang dikhawatirkan muncul dengan

adanya konsep PTN-BH seperti kenaikan biaya

kuliah, pengenaan pajak, korporatisasi

pendidikan, dan mempersempit akses pendidikan

terutama bagi golongan ekonomi bawah. Penulis ingin mengingatkan kembali, ini hanyalah
opini dengan analisis dasar menggunakan seucrit
Lalu, bagaimana status quo UB menghadapi data. Bukan menjadi kebenaran ataupun
tantangan ini? Dilihat pada Renstra UB tahun pembenaran, hanya sebuah pandangan jalanan,
2020, untuk mencapai indikator ketercapaian sekian.
“Milestone Pembangunan 20 tahun”, UB
menempati peringkat 800+ QS World. Hal ini
berarti UB belum mencapai indikator pertama.
Dalam data yang sama, Program Studi
terakreditasi Internasional UB juga masih di
angka 20 persen dan akreditasi A nasional masih
di angka 53,41 dari target 80 persen. Terakhir
dari sisi keuangan, berdasarkan laporan
keuangan UB tahun 2020 tercatat pendapatan
1.441 Miliar, dengan PNBP 948 Miliar. Jumlah ini
menurun dari tahun sebelumnya yang berkisar

29

SASTRA

ETHIKOS

Oleh: Nurkholis Fahroni

Tikus-tikus tak selalu berdasi
Bertoga dan berkabel tubuhnya
Sebab jika kau tangkap dia
Licin dan bau tubuhnya
Klik-klik berdecit menjerit

Tikus-tikus tak selalu hitam
Ada jua sehijau daun
Seputih sorban
Semerah banteng
Sekuning jingga
Serupa bunglon rupanya

Kau harap apalagi tikus tikus itu
Kerjanya mencuri keju merongrong kayu
Memakan apa yang terlihat
Merusak apa yang diharap

Ilustrator: Alya' Firdaus
30

SASTRA

MANA Ilustrator: Rosa Rizqi Amalia
JANJI PADA

PUAN

Oleh: Aurora Renjani Kirana

Mana janji yang dulu digaungkan
Yang dikenalkan dalam awal pertemuan

Yang disuarakan sebagai jaminan
Tetapi nyatanya masih menjadi angan



Mana perlindungan yang dulu diagungkan

Kala keadaan kian mencekam puan
Tak lagi ada ranah aman

Di waktu yang kian membakar harapan



Tangan-tangan itu telah terkutuk
Mulut-mulut itu telah menjadi busuk

Hati nurani yang telah dibutakan
Pengaduan kini hanya menjadi selingan harian



Keberadaannya masih menjadi misteri
Antara ada dan tiada di tengah kami

Perlahan mulai terbukti
Bahwa hal itu belum tegar berdiri



Apalagi yang akan ditunggu
Haruskah kami mati, terjebak dalam belenggu
Sudah lama kami berdiam dalam ragu
Menunggu kepastian yang tak kunjung temu

31

KOMIK

WARISAN

Komikus: Alya' Firdaus

BPuRku
32

E-KETAWANGGEDE REFLEKSI JEJAK KEPEMIMPINAN REKTOR NUHFIL
EDISI 2 TAHUN 2022 HANANI

Buletin yang mengulas setiap fenomena yang ada di Brawijaya saat kepemimpinan Nuhfil
Hanani. Secara garis besar, tulisan-tulisan ini merupakan gambaran dari realisasi visi dan misi
Nuhfil Hanani yang Ia bawakan dalam membangun Brawijaya yang lebih baik.

Ditemukan pula fenomena-fenomena yang terjadi pada masa kepemimpinannya. Mulai dari
berubahnya status BLU UB menjadi PTN-BH, penyuksesan MBKM, adaptasi pandemi Covid-19,
serta permasalahan lainnya.

Hal itu yang kemudian kami sajikan dengan wacana kritis dan analisa mendalam berdasarkan
data-data yang diperoleh. Pembahasan lebih lengkap ada dalam Buletin Ketawanggede
yang juga dapat di unduh pada website resmi kavling10.com.


Click to View FlipBook Version