The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alifiahnr02, 2022-04-01 03:01:36

PIKSILASI EDISI 1

PIKSILASI EDISI 1

EDISI PERTAMA: MARET 2022

BULLETIN FOTOGRAFI DAN SASTRA

BERGERAK DAN
TERDESAK

Di depan Eropa, ia merangkak, meski bukan berarti tidak
bisa bersuara. Ia telah berjuang, melawan. Pemikirannya
atas kesetaraan di hadapan hukum membangkitkan
semangat juangnya, sekaligus membangunkan jiwa
pribumi atas penjajahan Eropa.

| MARET 2022 SALAM REDAKSI | 01

Bulletin yang Kami Buat
dengan Bahagia

Lupakan perihal tugas dan sederetan rumus, yang barangkali, tidak ada berguna di sini.
Mungkin Anda perlu sebuah bacaan ringan untuk banyak melepas penat, penat yang
menyiksa keseharian, penat yang begitu melelahkan. Seperti halnya bulletin ini. Kami
menyusunnya dengan bahagia, meskipun tidak bercanda.

Piksilasi tidak menawarkan sebuah lelucon atau kebercandaan yang lebih baik Anda cari di
ponsel. Kami menghadirkan sebuah karya visual disertai narasi-narasi kisah di dalamnya.
Pendeknya kami ingin bercerita. Sesuai dengan pengertiannya, piksilasi adalah potongan-
potongan adegan dalam film yang dibuat secara terus-menerus hingga membentuk
sebuah reka adegan yang utuh. Dan melalui potongan-potongan itu, kami berkisah.

Ini adalah edisi pertama. Menjadi yang pertama memang sebuah jalan berliku yang tidak
mudah bagi kami. Tapi itu sama sekali tidak mengurangi nilai kebahagiaan kami dalam
menyusun bulletin ini. Karena sebuah ketegangan hanya akan menimbulkan ketegangan
yang lain. Sehingga kalau Anda menemukan ketegangan tersebut, itu adalah sebuah reka
tegang yang sengaja dibuat. Kami bahagia dalam ketegangan.

Ada dua bagian dalam bulletin ini yang tidak harus dibaca secara berurutan. Yang pertama
adalah bagian fotografi. Di sini kami ingin menampilkan beberapa aksi pergerakan yang
dilakukan oleh mahasiswa dan aktivis masyarakat lainnya. Sastra menempati bagian kedua.
Di bagian itu, juga dilengkapi oleh ilustrasi-ilustrasi, yang semoga, menarik.

Pembuatan Piksilasi ini bukan lah perihal yang mudah, dan kami tetap bahagia. Kami
menikmati proses demi prosesnya. Keterlambatan pengumpulan, kami nilai sebagai
bentuk dari keterlarutan kami dalam kebahagiaan itu. Dan kesalahan-kesalahan yang ada
membuktikan bahwa kami memang sedang benar-benar belajar. Sehingga, peran Anda di
sini menyaksikan hasil belajar kami.

Berharap setiap proses yang kami lalui dapat menjadikan Piksilasi ini sebagai sesuatu yang
dinanti-nanti keberadaannya. Sekali pun penantian itu akan menjadi suatu hal panjang
yang kami sendiri juga tidak tahu di mana ujungnya. Seperti menemui jalan buntu, peran
Anda sebagai pembaca bisa menjadi sebuah peta yang mengantarkan kami pada antah
berantah.

Tidak ada kesempurnaan yang kami tampilkan pada bulletin ini. Kutipan yang paling sering
kami kutip adalah: buku yang sempurna adalah buku yang tidak pernah ditulis. Dan
ketidaksempurnaan itu lah yang akan menjadi sebuah catatan sejarah: bahwa kami pernah
gagal menyajikan kesempurnaan.

Redaksi

02 | EDITORIAL MARET 2022 |

Beragama sekali berganti-ganti. Artinya, bagus-tidaknya
dalam Fotografi foto ditentukan oleh kapan foto itu
dipublikasi. Jauh dari keabadian.
Mazhab dalam ilmu fikih, sangat beragam.
Bahkan, dalam mazhab Syafi’I sekalipun, Relevansi dalam hukum fikih, sering kali
masih terdapat banyak pendapat dan bukan perihal studi kasus yang dibahas di
penafsiran yang berbeda. Begitu pula dalam dalamnya. Melainkan, esensi atau nilai yang
fotografi. Banyak aliran dan pendapat yang terkandung. Sehingga, di kemudian hari,
berbeda dari para ahli dan professional, dari hukum yang nampak tidak relevan, dapat
yang merasa ahli sekali pun. ditemukan relevansinya, sebab esensinya.

Sejak Instragram memulai debutnya, sejak Dalam fotografi, sambil belajar menguasai
itulah fotografer memiliki ruangnya. teknik, perlu kiranya belajar untuk
Instragram membuka dimensi baru di dunia menciptakan nilai di dalamnya. Nilai ini lah
media sosial sebagai dunia visual. Selain yang akan membawa sebuah karya foto pada
karya fotografi, karya desain grafis juga keabadian. Sudah banyak rekam foto dari
mendapatkan angin segar, para kreator dapat zaman lampau yang hingga kini masih
bernafas lebih lega. mendapat pujian. Di sini lah fungsi fotografi
sebagai penghenti waktu dapat terwujud.
Pengaruh baiknya adalah, internet memiliki
lebih banyak sumber bagi pembelajar Mungkin perlu kiranya kita mempersering
otodidak. Namun, seperti belajar agama, diri untuk menikmati karya fotografer
salah memilih guru akan berarti keliru dalam ternama. Dari sana kita akan menyadari
memahami sesuatu. Dan itu lah fenomena bahwa foto yang baik bukan dari pewarnaan
belakangan ini. Sangat disayangkan, belakang atau hal-hal teknis lainnya. Melainkan dari
ini, tiba-tiba saja muncul guru fotografi yang dari hal-hal yang justru tidak nampak dalam
tidak jelas rekam jejaknya. Mereka menamai foto itu. Bukan kah foto dokumentasi perang
dirinya sebagai “Social Photographer”, di masa lalu hanya berwarna hitam-putih?
mungkin maksudnya juru foto yang karyanya
terbatas pada unggahan media sosial saja, Di sini lah proses kreatif menempati porsinya.
tidak menerbitkan buku, tidak mengadakan Banyak dari “guru” fotografi yang hanya
atau dimuat di pameran. mengajarkan teknik, teknik, dan teknik.
Memang mempelajari teknik dalam fotografi
Tidak semua memang ajaran yang diajarkan itu penting, karena seseorang takkan bisa
oleh para guru “Social Photographer” salah. break the rule sebelum ia menguasai rule itu
Ada benarnya, meski sulit ditemukan. Hal-hal sendiri. Sedangkan guru yang mengajarkan
yang terlupa dari ajaran mereka adalah untuk menciptakan suatu karakter dan
perihal proses serta standar keindahan foto kreativitas, tidak banyak jumlahnya.
yang klise, dan sering kali absurd. Foto
berkelas bagi mereka tidak lebih dari tren Dan sebagai saran sekaligus penutup dalam
emporal yang berusia singkat dan mudah tulisan yang sangat menggurui ini, kita harus
mencari guru yang tidak hanya mengajarkan
teknik, melainkan juga bagaimana berpikir
kreatif. Bukankah begitu?

Moch. Fajar Izzul Haq

DAFTAR ISI SUSUNAN
REDAKSI
04 07
Pelindung
FOTOGRAFI ESAI 1 KOLASE FOTO Rektor Universitas Brawijaya

Aksi IWD Aksi IWD Pembimbing
Arif Budi Prasetya, S.I.Kom,
08 10 M.I.Kom

FOTOGRAFI ESAI 2 KOLASE FOTO Penanggung Jawab
Emha Ilhami Rais
Aksi SPI Aksi SPI
Pemimpin Redaksi
Fotografi. Moch. Fajar Izzul Haq

13 19 Redaktur Pelaksana
Mahesa Fadhalika Ninganti
PUISI RESENSI MUSIK
Penulis
Wiji Thukul “Bunga dan Tembok” If You Tolerate This Your Mahesa Fadhalika Ninganti |
Children Will Be Next / Moch. Fajar Izzul Haq
14 Manic Street Preachers
Editor
PUISI 23 Alda Silvia Fatmawati | Alifiah
Nurul Izzah
Ruang Gelap RESENSI BUKU
Penulis Sastra
15 Kultur HAM di Negara Liberal Alifiah Nurul Izzah | Senia
Nefalina | Tita Tungga Dewi
PUISI 26
Kolumnis
Takdir Manusia RESENSI FILM Ach. Rizal Fahmi Ilhami | Ahmad
Daerobby | Alda Silvia Fatmawati
16 Di Balik 98 | Fingka Aprilia E. | Adila
Amanda Saputri
KRITIK SASTRA 28
Fotografer
Membandingkan Puisi CERBUNG Asa Amirsyah Al-Kindi | Moch.
Fajar Izzul Haq
17 Dari Balik Meja Kasir
Ilustrator
RESENSI BUKU 32 Ach. Rizal Fahmi Ilhami | Mila
Febriyanti
Biografi Tan Malaka OPINI
Layouter
Sastra. Sejauh Apa Sastra Memainkan Mahesa Fadhalika Ninganti | Mila
Perannya Febriyanti

@lpmkavling10
@lpmkavling10
@taz3417q
www.kavling10.com
[email protected]

04 | FOTOGRAFI ESAI MARET 2022 |

AKSI IWD

International
Women's Day

Penulis: Mahesa Fadhalika N. Fotografer: Asa Amirsyah

Puluhan mahasiswa baik perempuan secara nasional, etnis, linguistik, budaya,
maupun laki-laki ramai-ramai berkumpul di ekonomi maupun politik, sekaligus melihat
depan Balai Kota Malang untuk menyuarakan lebih dalam berbagai permasalahan yang
aksi dan dukungan terhadap kaum masih dihadapi perempuan.
perempuan di hari International Women’s
Day yang diperingati setiap tanggal 8 Maret. Jika dulu International Women’s Day
Puluhan mahasiswa tersebut berbaris berjajar menjadi momen untuk memperingati
sambil memegang poster yang salah satunya keberanian perempuan dalam membuat
bertuliskan “Each Time A Woman For Herself perubahan dan merubah konstruksi yang ada
She Stands Up For All Woman”. Menurut saya, pada perempuan, kini International Women’s
kalimat pada poster tersebut bermakna Day juga menjadi momen yang tepat untuk
“Setiap kali seorang perempuan membela refleksi diri terhadap apa saja yang sudah kita
dirinya sendiri, artinya dia sedang membela dapat dalam mencapai kesetaraan.
semua perempuan”. Jelasnya pada
International Women’s Day, hari di mana Sebenarnya, untuk memaknai International
perempuan diakui atas keberadaan mereka Women’s Day ini tidak harus dengan turun ke
tanpa memandang adanya konflik, baik jalan. Tetapi perempuan bisa memanfaatkan
momen ini untuk melihat kembali apakah isu-
isu yang menyangkut perempuan, seperti
kekerasan atau pelecehan seksual yang terjadi
baik di Indonesia maupun di seluruh dunia
sudah menurun atau belum angkanya.
Kemudian, mereka juga bisa melihat
kebijakan apa saja yang diterapkan oleh
berbagai negara untuk melindungi
perempuan dan seberapa banyak masalah
yang berhasil diselesaikan.

| MARET 2022 FOTOGRAFI ESAI | 05

Isu-isu perempuan yang sampai saat ini belum Dari sekian banyaknya massa aksi yang ikut
terselesaikan mulai dari kekerasan terhadap menyuarakan kebebasan perempuan dan
perempuan, pelecehan seksual, kesenjangan kesetaraan gender baik perempuan itu sendiri
kekuasaan antara laki-laki dan perempuan, maupun laki-laki, yang saya garis bawahi yaitu
pernikahan anak, sulitnya ruang berbicara untuk mereka semua berkumpul dan bahkan sampai
perempuan. Namun, isu-isu tersebut hanyalah terguyur hujan hanya untuk meraih “kesetaraan”.
sebagian dari banyaknya isu lainnya yang hingga Ya, seperti yang sudah saya sampaikan, hukum di
saat ini masih dirasakan oleh perempuan di negara kita terkait kekerasan terhadap
berbagai belahan dunia. perempuan masih molor. Bahkan muncul sebuah
Saat ini minim sekali ruang aman untuk pertanyaan “Apakah isu-isu yang berkaitan
perempuan yang membuat perempuan merasa dengan perempuan merupakan masalah besar
tidak nyaman dan selalu waspada di mana pun bagi suatu negara?”
mereka berada. Sehingga muncul pertanyaan
“Masih Adakah Ruang/Tempat Aman bagi Oleh karena itu, untuk membantu mengatasinya,
Perempuan?” penting bagi kita untuk melakukan aksi yang
Bahkan di kampus atau sekolah yang seharusnya berpotensi mendorong kemajuan sesama
sebagai tempat teraman setelah rumah kita perempuan. Ingat, tidak harus turun ke jalan!
sendiri pun tetap ada kekerasan di dalamya.
Tenaga pendidik yang seharusnya mendidik dan Bagaimana tidak, setiap tahunnya angka
membimbing mahasiswa/siswa justru menjadi kekerasan terhadap perempuan terus meningkat.
pelaku utama kekerasan. Lantas mengapa hal Namun di Indonesia kini terbit Permendikbud
tersebut dapat terjadi? Apa karena pelaku Ristek Nomor 30 Tahun 2021 yang sengaja
memiliki power? Atau memang aturan dan diterbitkan oleh Mendikbud Ristek yakni Nadiem
hukum yang berkaitan dengan perempuan Anwar Makarim pada akhir Agustus 2021 lalu.
merupakan hukum karet? Dalam Permen ini tentang Pencegahan dan
Sebetulnya masih banyak sekali pertanyaan di Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) di
kepala saya. Namun, saya rasa sulit untuk lingkungan perguruan tinggi.
menjawab pertanyaan tersebut satu persatu.
Namun alih-alih untuk mencegah serta
menangani kasus kekerasan seksual di lingkugan
kampus, Permen ini dinilai oleh sejumlah pihak
melegakan perzinahan di lingkungan kampus.
Menurut saya, adanya peraturan ini justru dapat
mengembalikan marwah perguruan tinggi yaitu
sebagai tempat edukasi yang aman dan nyaman
untuk perempuan.

06 | FOTOGRAFI ESAI MARET 2022 |

Pada aksi IWD (8/3) terdengar dari
salah satu massa yang berorasi, mereka
menuntut hak perempuan untuk dapat
memilih dan mengakhiri diskriminasi
dalam hal apapun.

Perempuan yang seharusnya

mendapatkan hak untuk dilindungi

dari orang sekitar dan mendapat

kebebasan dan keamanan dalam

berkegiatan tanpa ada rasa ketakutan

atau khawatir, tetapi kini ruang gerak

bagi perempuan semakin sempit. Kini

banyak perempuan yang posisinya

merasa terancam dan tidak aman

karena perempuan kerap kali menjadi

objek seksual oleh para oknum lelaki

yang tidak bisa mengendalikan

nafsunya, yang memiliki hati nurani

yang tumpul, dan tidak bermoral

kepada perempuan.

Ingat, perempuan bukan objek!



08 | FOTOGRAFI ESAI MARET 2022 |

AKSI PENGAWALAN

Pengadilan di Bumi
Manusia Hari Ini

Pemulis dan Fotografer: Moch. Fajar Izzul Haq

Proses pengadilan yang dihadiri
dan mendapat perhatian dari
masyarakat itu, mengingatkan saya
pada pengadilan yang dihadapi
keluarga Nyai Ontosoroh dalam
novel Bumi Manusia. Bukan perihal
kasusnya, melainkan bagaimana
sebuah kuasa menyingkirkan
keadilan itu sendiri.

Hari itu, adalah salah satu dari
beberapa proses pengadilan
dugaan kasus pelecehan seksual
oleh pemilik Sekolah Selamat Pagi
Indonesia, inisial JEP. Untuk
memberi dukungan pada saksi
yang hadir pada pengadilan yang
berjalan secara tertutup itu,
Komnas Perlindungan Anak Kota
Batu dan Pasuruan mengadakan
aksi damai. Masa aksi dan
simpatisan berkumpul di depan
kantor Pengadilan Negri Kota
Malang.

Berbagai macam banner

memenuhi bahu jalan, beberapa

disandarkan pada karangan bunga,

beberapa lainnya dibawa oleh

masa aksi, dan sisanya ditalikan

pada pohon atau tiang listrik.

Tulisannya besar-besar dengan

warna yang nyentrik. Begitu

mentereng, membuat sebagian

besar pengguna jalan raya

menyempatkan untuk menoleh.

| MARET 2022 FOTOGRAFI ESAI | 09

Berbagai macam tuntutan disampaikan, baik Masyarakat Pribumi waktu itu masih
melalui banner dan poster tersebut mau pun sedikit sekali yang mengetahui perihal
melalui orasi. Mereka menuntut penahanan Revolusi Prancis, alih-alih tergerak olehnya.
JEP, yang sampai pada hari itu belum ditahan. Terkecuali Minke. Tulisannya menggugah,
Dengan begitu, para pemerhati berkeyakinan membangkitkan semangat para petani
bahwa tidak ditahannya JEP akan berpotensi yang lahannya banyak disita oleh Pabrik
penghilangan barang bukti dan memberikan Gula di Tulangan.
tekanan serta ancaman pada siwa-siswa lain di
sekolah tersebut. Perjuangan Nyai Ontosoroh dan Minke di
Proses pengadilan JEP belum usai ketika depan pengadilan tak membuahkan
tulisan ini dibuat, yang itu menandakan bahwa apapun, kecuali kegagalan itu sendiri.
perjuangan harus tetap dilakukan tanpa Annelis, putri Nyai Ontosoroh sekaligus istri
mengenal ampun, terlebih terhadap penguasa. Minke, harus direlakan kepergiannya ke
Seperti halnya yang dilakukan oleh Nyai Belanda: untuk kemudian dibunuh dalam
Ontosoroh, Sanikem. Ia yang seorang nyai - ketidakkuasaan.
pribumi yang diperistri Eropa secara tidak sah
menurut hukum Eropa- harus menghadapi Begitu pula peranan Minke yang awalnya
hukum Eropa demi mempertahankan status ingin membela nasib para petani di
keibuannya atas putrinya, Annelis. Tulangan. Tak ada keberhasilan dan
Di depan Eropa, ia merangkak, meski bukan keadilan yang ia dapatkan, yang
berarti tidak bisa bersuara. Ia telah berjuang, masyarakat pribumi peroleh, melainkan
melawan. Pemikirannya atas kesetaraan di penindasan.
hadapan hukum membangkitkan semangat
juangnya, sekaligus membangunkan jiwa Para pribumi adalah debu di hadapan
pribumi atas penjajahan Eropa. Eropa di masa itu. Sehingga, adalah suatu
hal tabu apabila seorang pribumi
menuntut orang Eropa Totok maupun Indo
ke pengadilan.

Begitulan kiranya keadaan Hindia-Belanda
sebelum kemerdekaan. Kuasa kolonial
adalah suatu kekuatan tiada tara bagi
kaum inlander. Meskipun bukan berarti di
era setelah kemerdekaan keadilan
sepenuhnya milik rakyat. Sering kali
keadilan lemah di hadapan kuasa.

Seperti sejarah yang berulang, semangat
mencapai keadilan yang seadil-adilnya
telah tergambarkan oleh masa aksi di
depan gedung pengadilan negri hari itu.
Karena, “Dengan melawan kita tidak
sepenuhnya kalah.” Sekali pun sudah kalah,
“Kita telah melawan, sebaik-baiknya,
sehormat-hormatnya.”



Teriak Dahan
Teriakan dahan yang
bergoyang menimbulkan
tarian daun yang mirip
dengan gelombang suara.

1/50 f.5 -100

Yang Bergerak Bersuara
Dahan tumbuhan yang
dihembus angin
menggerakkan dedaunan,
menimbulkan suara gerisik.

1/10 f.32 -100

| MARET 2022 PUISI | 13

Bunga dan Tembok

oleh Wiji Thukul

Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak

Kau hendaki tumbuh
Engkau lebih suka membangun

Rumah dan merampas tanah



Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang tak

Kau kehendaki adanya
Engkau lebih suka membangun

Jalan raya dan pagar besi



Seumpama bunga
Kami adalah bunga yang
Dirontokkan di bumi kami sendiri



Jika kami bunga
Engkau adalah tembok itu
Tapi di tubuh tembok itu
Telah kami sebar biji-biji
Suatu saat kami akan tumbuh bersama
Dengan keyakinan: engkau harus hancur!



Dalam keyakinan kami
Di manapun – tirani harus tumbang!

Wiji Widodo merupakan nama asli dari seorang aktivis dan sastrawan
yang dikenal dengan Wiji Thukul. Wiji lahir di Sorogenen, Solo, Jawa
Tengah pada 23 Agustus 1963 dilahirkan dari keluarga Katolik. Nama
“Thukul” yang berarti tumbuh, disematkan kepadanya oleh Cempe Lawu
Warta ketika ia aktif berteater dengan Sarang Teater Jagat (Jagalan
Tengah). Ada tiga sajak Thukul yang populer dan menjadi sajak wajib
dalam aksi-aksi massa, yaitu Peringatan, Sajak Suara, dan Bunga dan
Tembok yang ketiganya ada dalam antologi “Mencari Tanah Lapang”
yang diterbitkan oleh Manus Amici, Belanda, pada 1994. Thukul terus
melawan dan tergabung dalam gerakan-gerakan yang menolak
pemerintah bersama para aktivis lainnya. Hingga pada 27 Juli 1996, jejak
Thukul tidak diketahui siapapun. Hingga ketika rezim Soeharto berhasil
dilengserkan pada 21 Mei 1998, Thukul belum juga keluar. Entah apa
yang sebenarnya terjadi, tak ada yang mengerti.

14 | PUISI MARET 2022 |

Ruang Gelap

oleh Tita Tungga Dewi

Ketika sukma mulai bercerita
Setengah mati, berharap sendu dan pilu
terkikis
Ketika kata mengalirkan fantasi
Gelap sudah

Di atas lembaran penuh tanya
Kehilangan terangkum dalam aksara
Melirik masa silam
Adakah masa kembali datang

Lihatlah langit, kini lara menari
Meratap di atas duri-duri kekejaman
Menghentak tarian pemicu anestesi
Mementas kegelapan dalam hariban masa

Dengarlah pendosa
Katakan pada puluhan masa yang
menghitam
Nyanyian angkara murka mulai
berdendang dalam kegelapan
Mengisahkan hitam putih sebuah
perjalanan

Ketika bait demi bait berbicara
Ingatlah pena takkan berhenti
Menggores jutaan kata
Hingga gelap sapa semesta

Ilustrator: Mila Febriyanti

| MARET 2022 PUISI | 15

Ilustrator: Mila Febriyanti Takdir Manusia

oleh Senia Nefalina

Dia lahir membawa harap dan cita keluarga
N​ amun sejak kecil berteman dengan kecewa

B​ ukan karena tak lahir dari keluarga kaya
​Lahir membawa kecewa pertamanya


​Gerutu ditulis di buku tua bekas ayahnya
Tentang pengalaman terlahir jadi manusia
​Bukan seperti kisah dari buku sang pencipta
​Kisahnya dimulai dari tangis bayi manusia


​Setiap babaknya dilewati dengan dinamika

​Tahun-tahun berlalu tanpa aba-aba
K​ ini sudah mencapai puncak tanda tanya

​Bagaimana menjadi manusia


Atas,​ menengah, jelata berebut jadi yang
utama

​Pikiran dalam kepala tak ada yang tahu isinya
a​ da kalanya kami membenci sesama
​Alasan pastinya, kami hanya manusia


​Sedikit yang diberi tahu tentang dunia
​Aku adalah manusia yang benci jadi manusia

B​ ukan karena kejamnya hidup atau sakitnya
tak berharta

S​ ebabnya, aku jadi penghancur juga


​Yang dibangun, hancur juga
​Yang diberi, habis juga

Y​ ang diperjuangkan, hilang juga
​Aku benci jadi manusia, karena nanti aku mati

juga


​Aku benci jadi manusia
​Karena kita harus tetap berusaha

​Karena kita harus tetap ada
​Karena kita harus tetap hidup bersama

16 | KRITIK SASTRA MARET 2022 |

Menulis Puisi Tidak Otomatis Menjadi Sastrawan

Moch. Fajar Izzul Haq

Di masa di mana Facebook dinilai tertinggal Rupanya, Wiji memang bukan sebatas penulis
dan hanya digunakan oleh orang-orang tua, puisi, ia adalah penyair, orang yang
barangkali anak muda masih perlu untuk membacakan dan mementaskan syairnya. Dan
menggunakannya kembali. Alasannya tentu statusnya sebagai sastrawan, beberapa kritikus
untuk belajar. Disadari atau tidak justru lebih masih memperdebatkan, sekalipun ia pernah
banyak orang-orang berkapasitas yang meraih penghargaan sastra: lama setelah ia
membagikan ilmunya, atau sekedar hilang.
menyalurkan pendapatnya, bahkan berdebat.

Sebagaimana yang terjadi beberapa waktu Terlepas dari ke-sastrawan-an Wiji, salah satu
lalu, di mana Saut Situmorang dan Malkan puisi Wiji yang memorable adalah Bunga dan
Junaidi mengkritisi perihal penghargaan sastra
yang diterima oleh Denny JA. Keduanya Tembok. Putranya, Fajar Merah,
memang sudah pantas dikatakan sebagai
sastrawan, atau setidaknya pegiat sastra memusikalisasikan puisi itu dan membawanya
berkapasitas. Sedang Denny JA sendiri, lebih
banyak dikenal sebagai seorang pengusaha ke panggung-panggung. Bunga dan Tembok,
dan pemengaruh media sosial, alih-alih
sastrawan. Dan penghargaan sastra yang merupakan perbandingan yang sama sekali
diperolehnya didapatkan melalui Asosiasi
Penulis Indonesia Satu Pena atas jenis puisi tidak setara: masyarakat yang lemah dan tirani
esai yang dianggap sebagai hal baru.
dengan kuasa tiada tara.

Sebagaimana seniman atau budayawan, gelar Bunga adalah perlambang kehidupan, sedang
sastrawan adalah gelar yang tidak jelas tembok, digambarkan dalam puisi tersebut,
bagaimana cara mendapatkannya. Dan ketika merupakan kekuatan yang tidak menghendaki
seseorang baru mendapat sebutan sastrawan, adanya bunga. Masa pemerintahan orde baru
akan menjadi sebuah perdebatan. Karena memang dikenal sebagai masa pembangunan
memang tidak ada ukuran atau standar pasti besar-besaran, hingga tanah-tanah rakyat
untuk mencapai gelar itu. Tidak seperti harus diambil secara paksa. Namun, melihat
jabatan yang dapat diperjuangkan secara rekam sejarah di masa itu, klausa membangun
berjenjang. rumah merampas tanah, memiliki arti yang
Hari ini, dua nama penulis ternama yang lebih dalam.
menjadi perdebatan perihal status ke-
sastrawan-annya adalah Boy Candra dan Fiersa Frasa membangun rumah, merupakan bentuk
Besari. Sekalipun jarang yang berdebat perihal
status mereka sebagai penulis. Ternyata, masuknya investor-investor luar negeri,
memang menulis saja bukan menjadi ukuran
untuk disebut sastrawan. sehingga pembangunan dapat terwujud. Dan
merampas tanah, selain diartikan secara

leksikal, juga menandakan adanya

pelanggaran terhadap hak-hak masyarakat.

Apa yang seharusnya menjadi hak masyarakat,

dirampas begitu saja atas nama

pembangunan.

Begitu pula Wiji Thukul. Penyair yang hilang Namun, semangat perjuangan tersebut, seolah
tiada matinya. Seperti perjuangan Jose Rizal di
ditelan orde baru itu, sudah banyak menulis Filipina dalam mengusir penjajahan Spanyol.
Telah kami sebar biji-biji, suatu saat kami
puisi-puisi perlawanan. Diksinya tajam, akan tumbuh bersama, yang pada akhirnya,
dibunuhnya Jose Riza dan hilangnya Wiji
kalimatnya tegas, sikapnya kuat seperti batu. Thukul, merupakan proses penyemaian benih-
benih perjuangan.
Di pentas-pentas atau bahkan forum rapat

Partai Rakyat Demokratik, ia begitu sering

membacakan puisi-puisinya, yang

membangkitkan semangat juang itu

| MARET 2022 RESENSI BUKU | 17

Dibalik Layar Ia Mencetuskan Republik

Fingka Aprilia E.

“… jika saya tiada berdaya lagi, maka saya akan menyerahkan pimpinan revolusi
kepada seorang yang telah mahir dalam gerakan revolusioner, Tan Malaka,” –
Sukarno.

Judul Sejarah terbentuknya proklamasi mencatat
Tan Malaka Bapak Republik nama-nama pahlawan yang membangun
yang Terlupakan negara. Sedikit kita ketahui mengenai Ibrahim
Datuk Tan Malaka sang penggagas awal konsep
Penulis Republik Indonesia. Otak dari terbentuknya 26
Tim Tempo buah pikir yang mengilhami mayoritas tokoh
besar pembentuk negara. Menyandang 5 jenis
Penerbit pekerjaan, 23 nama samaran, dan perjalanan
Tempo sepanjang 89 ribu kilometer bergerilya untuk
menghidupkan nama negara.
Tahun Terbit
2010 Menceritakan tentang perjalanan Ibrahim
Datuk Tan Malaka semasa hidupnya. Dengan
Tebal Buku memakai celana pendek dan topi perkebunan
x+ 184 Halaman ditenteng di tangan, Tan bergerak dari rumah
ke rumah untuk bertamu dan membahas
kemerdekaan secara diam-diam. Baginya,
kemerdekaan hanya dapat diraih oleh
Indonesia sendiri. Tan beranggapan bahwa
dengan diberikannya status kemerdekaan
malah membuat Indonesia tetap terbelenggu
di bawah pengaruh penjajah. “Kemerdekaan
harus direbut kaum pemuda, jangan sebagai
hadiah.”

Nama Tan jarang diketahui oleh rakyat,
utamanya pelajar. Sosok antihero dengan sifat
yang gigih mengorbankan masa mudanya
untuk melepas pengaruh penjajah dari
Indonesia. Pola pikirnya yang menginspirasi
tokoh-tokoh besar perlu diketahui oleh
masyarakat secara lebih luas.

18 | RESENSI BUKU MARET 2022 |

Seakan-akan namanya dihapus, tak “Kemerdekaan
pernah sekalipun buku sejarah di harus direbut
sekolah menyebut sosok Tan sebagai kaum pemuda,
pejuang kemerdekaan. Ironis sekali, jangan sebagai
sosok yang mendirikan sekolah
rakyat bersama kaum proletar hadiah.”
tergolong asing di kalangan pelajar
zaman sekarang. beliau hidup sampai dieksekusi

Buku yang setebal x+ 184 halaman ini tertulis dengan rapi dan dibungkus
merangkum jejak hidup Tan sejak dalam buku ini. Cover-nya yang
kelahiran di tanah Pandan Gadang
hingga napas terakhirnya. Buku ini menarik perhatian dengan
disusun dengan menimbang dari
berbagai sumber dengan sedemikian berwarnakan merah menyiratkan
rupa. Keberadaan buku ini telah
meluruskan fakta-fakta dibalik sifatnya yang gigih dan pemberani.
kemerdekaan.
Disertai dengan sosok figurnya yang
Pemakaian bahasa literatur yang
kuat akan percikan sejarah tercatat dibalut dalam seni ilustrasi.
pada buku ini. Penulisannya yang
lugas sehingga menarik perhatian Di luar dari segala kelebihan dan
orang awam. Pada bagian akhir buku kekurangannya, buku ini sangat
terdapat berbagai kolom yang ditulis layak untuk dibaca khususnya pada
oleh sejarawan dari dalam maupun kalangan pemuda yang turut
luar negeri. melupakan sosok di balik konsep
republik. Penting bagi generasi
Kelebihan dari buku ini yaitu adanya muda untuk mengetahui hal-hal
beberapa foto dokumentasi Tan yang yang diusut dalam buku ini. Tak
diambil saat beliau melakukan aksi. hanya untuk menginspirasi para
Selain itu, tim penulis melengkapi tokoh pendiri negara, diharapkan
buku ini dengan berbagai macam pola pikir Tan juga dapat
ilustrasi serta komik singkat untuk menginspirasi generasi muda
memudahkan para pembacanya Indonesia.
karena gaya bahasa yang digunakan
cenderung sulit dan tidak mudah
untuk dimengerti.

Buku ini merupakan wadah yang
sempurna bagi kalian yang ingin
menambah wawasan mengenai
tokoh Tan Malaka. Berawal dari

| MARET 2022 RESENSI MUSIK | 19

Keras dan Sendu, Dia juga menyuruhku menyaksikan
Pun Bisa Sebaliknya
Searching for Sugar Man, sebuah film
Ach. Rizal Fahmi Ilhami
dokumenter yang diperankan Malik
Saat jenuh mendengarkan lagu yang diputar
sekiranya dua hari sekali—atau bahkan lebih sering Bendjelloul hampir sepuluh tahun
daripada itu—sebagai pendengar setia lintas genre
lagu Haddad Alwi sampai Mayhem, dan dari Cinta yang lalu. Ini juga membuka
Rasul sampai Life Eternal, seringkali saya pergi ke
suatu tempat untuk mendapatkan wangsit irama cakrawala baru untukku. Film yang
yang sopan di telinga, serta panas dingin di hati.
Dari ingin bertobat, sampai ingin ber-moshing head menyampaikan pesan dimana setiap
bang, bakar rokok berikut dengan mejanya pula.
URRA! terjadinya sebuah revolusi, atau

Penulis buku Nice Boys Don't Write Rock ‘N katakanlah isu besar yang
Roll, Nuran Wibisono mengutarakan salah
satu wejangannya lewat tulisan di mojok.co, menyangkut orang banyak, pasti
"Algoritma cangkem alias rekomendasi
teman itu menjadi oase sekaligus ilham memiliki sebuah anthem-nya
terbaik. Kalau hanya mengandalkan beranda
Spotify, Soundcloud dan Youtube pasti tersendiri atau lagu yang mewakili
terlalu banyak pilihannya. Kebanyakan
informasi kadang membuat saya bingung pergerakan itu.
dan jenuh menyimaknya satu demi satu.”
Saat masih gencarnya kebijakan
Salah satu teman saya, si Jawa Timor (begitu apartheid di Afrika Selatan, bukan
teman-teman menyebutnya) yang lahir di hanya kulit hitam saja yang
Timor Leste tahun ‘98, tapi kemudian pindah menentang dan tokoh dewa Nelson
ke Banyuwangi karena peristiwa Operasi Mandela tetapi juga banyak kulit
Seroja pernah berkata, "Zal, coba dengerin hitam. Radio seringkali memutar
Sixto Rodriguez yang Sugar Man, I Wonder lagunya sixto rodriguez dan
dan I Think of You". Ia menyuruhku kepingan vinyl ribuan bahkan jutaan
mendengarkan beberapa lagu yang copy berhasil masuk ke telinga
disebutkannya tadi, sambil menaruh tasnya masyarakat Afrika Selatan (terhitung
dengan patch Jim morrison kebanggaannya. dari bukan bajakan), bahkan
"Oke, sek sak lagu e Bob Dylan (Oke, kabarnya seorang aktivis anti
sebentar habis lagunya Bob Dylan)" jawabku apartheid Steve biko adalah
dengan ekspresi yang biasa-biasa aja. penggemar berat sixto rodriguez.

Detik demi detik ku dengarkan lagu-lagu Ilustrator: Ach. Rizal Fahmi Ilhami
milik Rodriguez, hingga sampailah batinku
bergejolak. Wow. Ini lebih dari Bob Dylan. Di
saat yang sama aku berpikir, siapa yang lebih
dulu eksis?

20 | RESENSI MUSIK MARET 2022 |

“I wonder about the tears in children's Mereka berjuang dan berkoar pada
eyes pidato-pidato yang juga dengan mewakili
And I wonder about the soldier that dies kulit berwarna. lucunya, muncul
I wonder will this hatred ever end semboyan Amerika adalah tanah
I wonder and worry my friend kebebasan. Padahal mereka kulit putih
I wonder, I wonder, wonder don't you?” sadar telah mengkolonisasi tanah adat
suku indian membawa budak dari afrika
Begitulah penggalan lagu i wonder. Kira- dan mengeksploitasi alam habis-habisan
kira apa maksudnya? hmmm
“Blackbird singing in the dead of night
Kita mungkin berpikir musisi ini bahkan Take these sunken eyes and learn to see
terkenal di luar negerinya yaitu U.S.A All your life
pastilah hidupnya glamor dengan jadwal You were only waiting for this moment to
panggung yang padat. be free
Blackbird fly, blackbird fly
"Tidak, anda salah." Into the light of a dark black night”
Paul dan Sixto mengingatkan saya
Ringkas cerita seperti pekerja kreatif dengan lembut bahwa lagu perjuangan
yang lain roda selera yang menentukan tak perlu selalu ada teriakan akan berita
status quo anda, anda harus lebih cepat kehilangan atau teriakan sihir Harry
tanggap dengan industri dan banyak Potter.
kriterianya. Tahun 70 an terbilang lawas
bagi sixto yang ketinggalan, ya ia
tergerus pasar. Label tidak bisa
menyelamatkannya. Mengsedih :(

Sejarah apartheid telah membawa sixto
rodriguez menjadi bagiannya. Orang-
orang merasakan sixto bernyanyi untuk
mereka. Bahkan pemerintah Afrika
Selatan menyadari musik ini mendorong
semangat anti apartheid dan pada
akhirnya mengambil keputusan menyita
kepingan atau CD. Bukan hanya itu,
keputusan pemerintah bahkan merusak
dengan menggores kepingan vinyl.

Banyak musisi yang mengangkat seputar
apartheid dan rasisme. Salah satunya
band legendaris the beatles yang
dinyanyikan oleh Paul Mccartney
berjudul blackbird. Lagu ini ditujukan
kepada perjuangan kulit hitam afrika-
amerika akan hak mereka yang tidak
setara dengan kulit putih.

| MARET 2022 RESENSI MUSIK | 21

Paul dan Sixto mengingatkan saya Dalam salah satu artikel wawancara
dengan lembut bahwa lagu perjuangan dengan Bin Idris, lagu ini menceritakan
tak perlu selalu ada teriakan akan berita bagaimana munir yang meninggal
kehilangan atau teriakan sihir Harry diracun di atas pesawat saat perjalanan
Potter. ke belanda. Tetapi berbeda dari lagu-lagu
yang mengangkat tokoh munir, Bin Idris
Selanjutnya ada musisi solois Bin Idris. dalam subjektif saya seperti mengambil
Yang pada tahun 2016 merilis sebuah dari sudut pandang yang berbeda.
album dengan judul Bin Idris. Bin Idris Kerinduan, kekesalan, memori, dan
sendiri hanyalah nama panggung dari akhirnya pasrah akan keadaan lalu
Haikal Azizi, ya, itu nama aslinya. Sedikit bersiap diri menuju kepada-NYA.
mengenal solois ini, saya mengetahuinya
karena ia vokalis dan gitaris band Kau terapung di buai lautan
Sigmun, sebuah band yang selalu saya Jauh dan lupa jalan pulang
dengarkan sesaat setelah mandi sore di Hiruk pikuk ombak berbuih
pondok pesantren saat SMA dulu. santai, Menyembunyikan suara tangisanmu yang
boleh bawa hp kok saya gak nakal lirih
orangnya muehehehe. Oh Tuhan yang aku rindukan
Bukanlah semata hangatnya daratan
Bin Idris sangat berbeda dengan Sigmun Sendiri kau berdo'a
yang lebih nge-rock dengan distorsi yang Untuk keluarga yang tak lagi bersama
berat dan agak ke psychedelic rock Menguap lautan dan jadilah hujan
sedangkan projek Bin Idris sendiri lebih Semua yang terlepas dari genggam
ke blues, ambient atau folk dengan tangan
petikan akustiknya, ya walaupun folk di Semua yang telah terjadi padamu
amerika sendiri lebih ke tradisional yang Di atas perahu
kalau di sini seperti keroncong dll, tetapi Nyala pilu-pilu pergilah lekas
dari itu semua menurut saya adalah Nyala pilu-pilu pergilah lekas
nuansa yang diberikan, seperti anda Nyala pilu-pilu pergilah lekas
sedang berada di depan kafe atau rumah Nyala pilu-pilu pergilah lekas
hanya disinari lampu temaram atau
lampu jalan dengan alunan yang sendu Lagu lainnya adalah Tulang dan Besi. Bin
dan gelap tapi asik. Dengan catatan akan Idris mengatakan dalam wawancaranya
berhasil sihir ini jika anda sendiri sembari di majalah HAI.
menyantap kopi, beer atau makanan
ringan apalagi kalau sedang dalam "Tulang dan Besi itu tentang kasus Salim
masalah, anda akan hanyut terbawa arus Kancil. Sebenernya gue pribadi bukan
alunan petikan jari mas Haikal Azizi. orang yang terlalu peka sama isu-isu
sosial semacam itu, tapi ketika kasus
Oke kita pisahkan dulu pengenalannya Salim Kancil naik, gue lagi seneng-
sekarang bagaimana dengan lagunya? senengnya pasca Sigmun rilis single.
saya jujur sangat suka dengan liriknya Ketika lagi bahagia dan gue denger ada
yang tidak vulgar dalam arti kata liriknya orang yang nasibnya kayak gitu, miris kan
dibalut dengan kiasan seakan-akan rasanya. Lalu apa yang bisa gue lakuin? Ya
seperti puisi. Seperti dalam albumnya minimal, gue bikin lagu tentang itu”.
pada judul di atas perahu.

22 | RESENSI MUSIK MARET 2022 |

Tersebut cerita di atas tanah sengketa Sangat ramah dan asik bukan?
Tentang sekelompok orang yang
menolak diperkosa Sekarang pembahasan lirik. Keseharian
Kau hanya membela apa yang engkau warga desa dan bagaimana suasana sejuk
percaya nan alami kemudian ada lagi tentang
Kancil tak berdaya di hadapan serigala bagaimana ismam menyikapi warga kota
Saat dan tulang dan besi bertalu metropolitan dengan segala hiruk pikuk
Sebutan peketuk pintu rumahmu dan sikap orang-orangnya.
Engkau tergeletak berlumur debu
Semua yang telah direnggut darimu Aku Orang desa
Terkutuk mereka Tak tahu apa-apa
Dan bagi mereka Tinggal di Jakarta
Telah terbuka pintu neraka Ku…Heran
Jalanan Macet
Begitulah penggalan lirik dari tulang dan Udara tak bersih
besi. Hanya warga biasa desa selok awar- Ya kotor sana sini
awar yang melawan tambang pasir ilegal Jakarta
agar petani tetap bisa bertani dan hidup. Kalau di desa ku mendengar ayam
Mati dikeroyok 40 orang suruhan polisi Kalau di kota ku mendengar anjing
dan kades. Tulang badan dan Orang-orangnya pada sibuk semua
tengkoraknya beradu dengan besi, Ya kalau di senggol dikit
lehernya digergaji, disentrum diseret 2 Anjing lo! Tai Lo! Babi lo! Ngentot lo!
Km dibiarkan tergeletak di jalan. Mati.
Begitulah lagu berjudul tinggal di
Terakhir ada musisi baru dari lumajang Jakarta. Kemudian sinidiran kepada yang
Ismam saurus namanya. Berasal dari merasa pintar.
daerah lumajang yang tidak semegah
jakarta dan bandung bukan perkara Ya kalau kau merasa paling hebat di
dalam bermusik. Memang bukan kampung lo
masalah, lumajang yang banyak Ya selamat datang dulu di jakarta
hamparan sawah, ladang dan rumput
hijau serta orang-orangnya ramah Bukan hanya itu ismam juga mengangkat
menjadi inspirasi bermusik Ismam isu korupsi pada lagu
Saurus. Pagi hari, membuka jendela
menghirup angin segar, membakar rokok Aku kelaparan
sembari menunaikan ibadah ngopi Aku ketakutan
diselingi getuk dan jajanan pasar lalu Saat malam tiba
menyapa warga desa yang ramah. Jangan ambil hak kami

‘’arep nang ndi lek? (mau kemana lek?)” Selain itu ismam juga banyak mengambil
“PS an, yo ngaritlah! kon gak ndelok aku permasalahan di sekitarnya, coba saja
gowo arit tah? (Main PS, ya mencari dengarkan saja albumnya yang berjudul
rumput! kamu gak liat aku bawa arit)” orang desa.
“ojok lali full senyum maszeh (Jangan
lupa senyum)” Sekiranya begitulah Ismam Saurus.
“ senyum o dewe (senyum saja sendiri)”

| MARET 2022 RESENSI BUKU | 23

Kultur Hak Asasi Manusia di Negara Liberal

Ahmad Daerobby

Judul Buku terbitan Marjin Kiri ini mencoba memberikan
pandangan mengenai Hak Asasi Manusia dalam 8
Kultur Hak Asasi Manusia di pokok bahasan dan satu pengantar umum yang
Negara Iliberal ditulis Todung Mulya Lubis serta beberapa penulis di

setiap pokok bahasannya. Secara umum, buku ini
Penulis menjelaskan pandangan HAM di luar dari tradisi yang
berkembang yakni legal dan advokatif seperti produk
Andi Achdian, Daniel hukum seperti UU ataupun kesepakatan
Hutagalung, Geger Riyanto, Internasional, melainkan menggunakan perspektif
Hendrik Boli Tobi, Robertus non hukum yang menjurus pada politik, tradisi
Robet, Syaiful Arif, dan Wilson pemikiran hingga ideologi yang tak luput
dihantarkan dengan sejarah perkembangannya.


Editor Politik Identitas Zaman Kolonial (Wilson)

Robertus Robet dan Todung Berfokus pada latar kolonialisme di Indonesia, pada
Mulya Lubis bab ini diawali dengan dasar kemunculan politik

identitas yang semula digunakan sebagai
Penerbit “Recognition of Difference” yang menjanjikan
perjuangan nilai-nilai emansipatoris. Namun status
Marjin Kiri quo hari ini politik identitas lebih digunakan sebagai

alat untuk memajukan kelompok separatis,
intoleransi, chauvinism, patriarki dan otoritarianisme.
Tahun Terbit Dalam bab ini juga dijelaskan dua wajah politik
identitas yakni emansipatoris dan konservatif serta
2020 perkembangannya di Indonesia.


Ketakutan Terhadap Islam: Agama, Ras, dan
Tebal Buku Politik di Kota Kolonial Surabaya (Andi
Achdian)
264 Halaman
Dalam bab ini lebih berfokus pada pengembangan
bab sebelumnya yakni politik identitas khususnya
yang bersifat emansipatoris. Hal tersebut
termanifestasikan dalam organisasi Sarekat Islam (SI).
Selain itu, dalam bab ini juga berfokus pada latar
belakang Surabaya sebagai kota pelabuhan dan
industri dengan jumlah penduduk terbanyak. Kondisi
tersebut akhirnya membuat Surabaya secara alamiah
menjadi kota dengan basis massa pekerja dengan
latar belakang mereka sebagai kelas ketiga
(bumiputera) di bawah ras Cina dan Arab di kelas
kedua dan Eropa di kelas pertama.

24 | RESENSI BUKU MARET 2022 |

Perdebatan Seputar Identitas Negara di Kekhawatiran yang didasarkan pada masa
Awal Reformasi (Daniel Hutagalung dan lalu kelam Prabowo mengenai HAM kala ia
masih di militer. Namun, nyatanya
Robertus Robet) kepemimpinan Joko Widodo merupakan
sebuah degradasi hak asasi dan demokrasi di
Dalam bab ini, penulis memutar kembali Indonesia.
ingatan kita mengenai diskursus Pancasila
dalam 4 masa yakni era awal kemerdekaan dan Thomas Power menjelaskan kondisi
demokrasi liberal, era demokrasi terpimpin, kepemimpinan Joko Widodo sebagai
Orde Baru, dan Reformasi. Inti dari bab ini authoritarian turn dengan beberapa ciri
adalah menyajikan perdebatan ideologis yakni politisasi lembaga negara sebagai alat
menyangkut Pancasila dalam kehidupan pelanggeng kekuasaan, represi terhadap
bernegara. kekuatan oposisi dan kelompok tandingan,
pelemahan KPK hingga kompromi dengan
Identitas adalah Pembalasan, kekuatan militer lama. Secara spesifik hal ini
Politisasinya adalah Dampak Kezaliman: ditandai dengan pembubaran HTI,
pemberangusan aktivis kontra pemerintah,
Ekspektasi Moral, Relasi Antagonistis dan kuatnya isu-isu rasial yang dipolitisasi.
Terbayang, dan Politik Identitas (Geger
Ahli lainnya yakni Mietzner menamakan
Riyanto) Indonesia sebagai negara iliberal yang
dilandaskan pada sejarah organis negara
Dalam bab ini, Politik identitas kembali lagi dengan adanya kebijakan politik Joko
disinggung. Kali ini Geger Riyanto menyajikan Widodo yang mengakomodasi kelompok
beberapa pandangan ahli mengenai politik mayoritas Islam yang direpresentasikan
identitas. Dari apa yang sudah dipaparkan, langsung oleh Ma’ruf Amin sebagai Wakil
politik identitas menjurus pada dua Presiden. Negara organis sendiri dibahas lebih
pandangan. Di satu sisi berperan pemantik jauh dalam perspektif sejarah dengan
kekerasan yang ada, di lain sisi sebagai residu mengacu pada pembentukan negara
dari dinamika kompleks yang terjadi. Tak lupa Indonesia diawal kemerdekaan yang
geger juga memberikan pandangannya yang dicetuskan oleh Soepomo.
lebih kontemporer dan spesifik pada realitas. Ia
berpendapat bahwa politik identitas hari ini Perjumpaan Budaya Lokal di NTT
lebih digunakan sebagai kepentingan elektoral dengan Hak Asasi Manusia (Hendrik
dan memberikan sumbangsih besar terhadap
menguatnya konflik antar kelompok. Boli Tobi)

Meninjau Kembali Negara Organis Bab ini diawali dengan sejarah kelam
(Robertus Robet) perumusan negara yang minim ruang
terhadap HAM. Hal tersebut berdasar pada
Dalam bab ini, Robertus Robet yang berlatar karakter bangsa Indonesia yang terdiri dari
belakang akademisi sosiologi mencoba banyak suku dan budaya yang dinilai tidak
menggambarkan kondisi hak asasi dan cocok dengan konsep HAM. Ini merupakan
demokrasi Indonesia pasca Reformasi. Bab ini awal mula perdebatan antara konsep
diawali dengan kontestasi politik level nasional universalitas dan partikularitas HAM di
antara Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Indonesia. Minimnya ruang HAM pada awal
Hasil yang dimenangkan oleh Joko Widodo perumusan negara dan ditutup oleh rezim
tersebut memberikan angin segar bagi otoriter Soeharto yang menjadi kelemahan
beberapa pegiat HAM. Kabar baik tersebut Indonesia dalam pembentukan kultur HAM
bukan karena Joko Widodo yang memiliki kontemporer.
track record bagus dalam urusan HAM, namun
lebih didasarkan pada ketakutan bila
pesaingnya, Prabowo menjadi Presiden RI.

| MARET 2022 RESENSI BUKU | 25

Budaya Lokal, HAM dan Pembangunan “Indonesia tidak menginginkan orang Papua
di Papua (Wilson) melainkan tanah dan sumber daya alam yang
terdapat di tanah Papua”.
Dalam bab ini, Wilson mencoba memaparkan
permasalahan klasik mengenai penegakan Islam, Humanisme dan HAM (Syaiful
HAM di tanah Papua. Penulis seolah-olah
sudah sangat kecewa dan geram melihat Arif)
perkembangan penegakan HAM yang selalu
dijanjikan dari masa ke masa. Hal ini juga Syaiful Arif mencoba mengajak pembaca
seperti yang dirasakan Orang Asli Papua (OAP)
yang hampir tidak memiliki kepercayaan untuk menengok kembali sejarah Humanisme
terhadap pemerintahan pusat. Janji-janji
penegakan HAM berbalas operasi militer dan yang lahir dan berkembang di barat pasca
pelanggaran HAM bagi masyarakat Papua dark age. Humanisme modern ini berangkat
pasca Pepera 1969. Konflik-konflik antara
pemerintah pusat dengan masyarakat Papua dari kritik terhadap agama dan negara yang
juga bukti bahwa lemah dan minimnya
pengetahuan tentang budaya lokal Papua. berkelindan untuk memarjinalkan nilai-nilai

Budaya adalah satu-satunya ruang berlindung kemanusiaan. Sehingga dalam
masyarakat Papua di tengah kekerasan fisik,
struktur hingga psikologis. Indonesia yang perkembangannya, negara, agama dan tuhan
berstatus sebagai negara berkebudayaan, tak
akan bertindak sporadis untuk penetrasi jauh merupakan musuh dari kemanusiaan.
dalam budaya Papua. Budaya juga menjadi
wadah terakhir bagi masyarakat Papua dalam Namun, Islam sebagai satu agama besar
berekspresi. Namun kembali lagi, pemerintah
selalu membangun wacana tandingan bahwa mencoba memberikan perspektif HAM dalam
segala upaya masyarakat Papua berbau
budaya itu merupakan indikasi separatism. agama. Berlandaskan humanisme

Janji pemerintah juga hanya sekedar wacana komunitarian, Islam memandang manusia
politik semata, hal ini mengingat
implementasi yang dinilai nihil bahkan jauh berbeda dengan humanisme yang
cenderung berpotensi sebagai impunitas
seperti pembentukan tim terpadu dan Dewan berkembang di barat. Berangkat dari asumsi
Kerukunan Nasional. Berbagai pendekatan
dilakukan, salah satunya melalui aspek dasar manusia dalam bingkai Islam yang
antropologi. Namun kembali lagi, nalar
kekuasaan tidak dapat disembunyikan. termanifestasikan dalam tauhid, syariah dan
Percobaan dominasi isu Papua agar dapat
dikendalikan adalah ide utama alih-alih upaya mensejahterakan manusia. Pangkal dari
berselimut pendekatan antropologi. Ketakutan
akan pengadilan internasional adalah delik segala kegiatan agama berada pada ketiga
dari sekian banyak upaya yang dilakukan
pemerintah pusat. Sebagai penutup Bab ini, poin tersebut. Namun dalam praktiknya nilai
ungkapan Ali Moertopo sangatlah cocok
menggambarkan Bab ini. humanisme berada pada poin ketiga dengan

tidak dibenturkan poin sebelumnya. Dengan
tujuan Rahmatan lil ‘alamin sebagaimana

diajarkan Rasulullah, memuliakan

kemanusiaan merupakan salah satu tindakan

mengamalkan perbuatan Rasulullah.

Di akhir bab disimpulkan bahwa humanisme

liberal yang berkembang yang berpusat pada

manusia juga tidak sepenuhnya berjalan

semestinya. Pemenuhan individu sebagai

manusia seringkali mengorbankan masyarakat

sebagai dampak dari kontrak sosial. Ini yang

menimbulkan adanya ketimpangan kelas yang

pada akhirnya mengabaikan HAM.

Humanisme komunitarian mencoba berfokus

pada individu dalam satu kesatuan dengan

masyarakat. Perlindungan atas HAM dan

masyarakat berkeadilan merupakan

komitmen humanisme komunitarian.

26 | RESENSI FILM MARET 2022 |

Sekilas Tragedi di Tengah Krisis 98

Alda Silvia Fatmawati

imahlI imhaF laziR .hcA :rotartsulI Genre
Drama

Sutradara
Lukman Sardi

Pemain
Chelsea Islan, Boy William,
Donny Alamsyah, Ririn
Ekawati

Tahun
2015

Durasi
106 menit

Kala itu di tahun 1998, rentetan peristiwa besar terjadi di Indonesia. Runtuhnya rezim
Orde Baru dibarengi dengan mundurnya Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia
menjadi salah satu peristiwa bersejarah yang tidak akan terlupakan. Peristiwa yang
dinantikan oleh masyarakat Indonesia. Tak heran jika kemudian peristiwa ini diadaptasi
ke dalam sebuah film yang berjudul “Di Balik 98”. Film yang disutradarai oleh Lukman
Sardi ini dianggap cukup berani karena menyuguhkan peristiwa kelam bagi bangsa
Indonesia sekaligus membuka luka lama atas tertembaknya empat mahasiswa Trisakti
dalam aksi demo yang terjadi kala itu.

Film yang berlatar belakang sejarah ini memberi gambaran secara garis besar akan
masalah yang timbul akibat adanya rasisme, buruknya kepemimpinan, hingga sisi
kemanusiaannya. Dalam menghadapi krisis tersebut, kita diperlihatkan adanya
tindakan yang diambil atas sebab dan akibat yang mengharuskan seseorang untuk
melakukan sesuatu. Suatu tindakan yang dihadapkan dengan pilihan sulit dalam
hidupnya.

Paruh awal film ini dibuka dengan cukup menarik, penggambaran sikap kritis dari diri
seorang mahasiswa terhadap pemerintah. Pilihan untuk tidak diam saja atas apa yang
terjadi di tengah masyarakat, bersuara di tengah rezim yang otoriter. Mereka yang
sudah muak akan janji palsu yang terucap dengan mudah oleh pemerintah. Perjuangan
yang mereka lakukan cukup menyerap emosi penonton. Ditambah dengan sikap idealis
yang tidak menyurutkan semangat mereka untuk terus berjuang. Dengan berbagai
tuntutannya, mereka mengharap keadilan dan kemerdekaan atas kesengsaraan yang
dirasakan masyarakat terutama kepada rakyat kecil.

| MARET 2022 RESENSI FILM | 27

Setiap adegan yang ditampilkan dalam film Meskipun karakter yang dimunculkan oleh
ini mampu menarik penonton untuk ikut setiap tokohnya kuat, tetapi terdapat scene
menyaksikan tragedi yang terjadi pada tahun yang membuat penonton gagal merasakan
1998. Langit yang menghitam terhalang oleh situasi yang ada di dalamnya. Hal itu
asap kebakaran. Rasa takut, gelisah, marah, disebabkan oleh pemilihan efek suara yang
kecewa, diperlihatkan oleh setiap pemeran kurang tepat dalam penempatannya
yang terlibat. Orang-orang berjalan terburu- sehingga cenderung mengganggu momen-
buru, gang sempit yang sesak oleh momen yang disajikan.
segerombolan orang, teriakan dan suara
gemuruh yang terjadi di setiap sudut jalan, Berbagai sudut pandang yang diambil oleh
seakan menjadi mimpi buruk yang menjadi Lukman Sardi bukanlah suatu hal yang salah.
nyata. Film ini memang tampak ingin mewakili
semua lapisan masyarakat. Banyak
Peristiwa tersebut berbuntut pada kejadian permasalahan yang ingin dimunculkan agar
besar seperti penjarahan massal dan penonton dapat merasakan dari segala sisi.
penindasan yang dialami oleh masyarakat Namun, hal ini juga menjadi salah satu
keturunan Tionghoa. Kerusuhan ini yang kekurangan dari film “Di Balik 98”.
kemudian mengakibatkan beberapa tokoh
yang terlibat harus berpisah dengan Film ini kemudian menjadi terasa sesak oleh
keluarganya. banyaknya karakter yang ada, sehingga peran
dari tokoh utama pun tidak terlalu menonjol.
Pada dasarnya film ini memiliki modal yang Belum lagi alur cerita yang dapat dibilang
besar untuk dapat menggerakkan penonton. bertumpukan atau saling berhimpitan,
Seorang minoritas yang mendapat ancaman sehingga fokus cerita yang diambil kurang
atau perlakuan tidak baik sampai saat ini jelas dan tidak terlihat adanya dominasi
masih terjadi di sekitar kita sehingga orang tertentu. Seakan kita melihat dua film
akan dengan mudah ikut merasakan berbeda yang dipaksa menjadi satu. Apakah
kepahitan itu. Sayangnya, film ini belum film ini bisa dibilang kisah percintaan?
terlalu berani untuk menampilkan kejadian- Kekeluargaan? Film dokumenter? Politik?
kejadian di masa lalu. Kerusuhan serta Atau mungkin yang lainnya.
tragedi Trisakti terasa hanya lewat begitu
saja. Padahal tampaknya masyarakat Meski begitu, film “Di Balik 98” layak untuk
memiliki ekspektasi yang tinggi dari besarnya menjadi list tontonan kalian terutama kepada
sejarah di tahun 1998. Dan mengharap mahasiswa. Di mana kita diperlihatkan
sesuatu yang belum kita ketahui diungkap bahwa perjuangan yang gigih, semangat
dalam film ini. yang terus membara, akan membuahkan
hasil yang diharapkan. Sikap kritis dalam
Ekspektasi seorang penonton sangat menyikapi suatu permasalahan harus ada
memengaruhi penilaian terhadap suatu film. dalam diri setiap mahasiswa. Kita tidak bisa
Berdasarkan rating yang dimunculkan oleh tinggal diam atas tindakan yang semena-
Internet Movie Database, film ini mendapat mena dan ketidakadilan yang diberikan oleh
nilai 6.7/10. para penguasa terhadap rakyatnya. Perlu
adanya keberanian untuk menciptakan
Mungkin ekspektasi yang kurang terpenuhi perubahan.
yang menjadi salah satu alasan mengapa
rating yang didapatkan kurang memuaskan.

28 | CERBUNG MARET 2022 |

Di Balik Meja Kasir Ilustrator: Mila Febriyanti

Alifiah Nurul Izzah “Sepatu.. ma. Basah.., basah kanan-kiri,” keluh
Adi. Kuharap Adi tidak menjalani harinya
“Mamaaaa,” teriak anakku, Adi. Pakaiannya dengan cemberut dan tantrum. Aku eluhkan
basah tersiram teh hangatnya sendiri. Ku napas besar, seraya Adi melangkah
bukakan baju anak satu-satunya milikku itu menjauhiku menuju ruang kelasnya. “Hati-
perlahan. Ucapku tegas, “ayo, lekas mandi.” hati ya nak, jadi anak baik..,” lirihku pelan.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia
berlari kecil. Lucu sekali…, tapi bagaimana Hari-hariku sebagai kasir tidak mudah.
dengan seragam hari Seninnya ini? Padahal tahun 2006 ini menjadi harapanku
untuk terus mendukung keperluan Adi agar
Namaku Marni. Ibu satu anak yang sayangnya lebih baik dari sebelumnya. Impian untukku
tidak lagi bersuami. Sejak awal, perjodohanku didik ia sampai dewasa dan sukses
dengan Mas Yono tidak pernah berjalan berkeluarga, semakin hari semakin sulit saja.
dengan baik. Di malam kelahiran Adi saja dia Meja kasirku, nomor K01 sudah ku duduki
malah menuduhku berbuat zina dengan pria selama 5 tahun. Ya, aku jadi senior di
lain, perkara wajah hidung bulat Adi yang swalayan yang semakin hari semakin ramai
tidak mirip denganku atau dengannya ini.
sendiri. Jelas, aku sakit hati. Aku lama-lama
muak dengan pria tak berbudi itu. Sampai
akhirnya kubuat keputusan untuk pergi
membawa Adi lima belas tahun lalu dan… ya,
inilah nasibku. Single mom, kata orang
sekarang. Tanpa suami, ku hidupi aku dan
Adi seorang diri.

Gaji ku yang pas-pasan dengan UMR*, jelas
membuat kantongku kosong setiap akhir
bulan. Anakku Adi, punya kelainan mental
yang sebenarnya tidak di tahap yang begitu
parah. ADHD*, atau yang orang-orang biasa
sebut sebagai anak bagai cacing kepanasan,
membuat para penderitanya sulit fokus dan
tidak bisa diam, termasuk anakku. Masalah
teh tumpahnya pagi itu contohnya, yang
menjadi pengingat kekhawatiranku terhadap
masa depannya. Aku yang pas-pasan ini tak
kuat menjalani terapi rutin untuk Adi, mahal.
Bisa-bisa kami tidak makan dan tidur gelap-
gelapan tanpa listrik bukan?

Kayuhan sepeda tuaku masih kencang. Pedal
yang ujung sisinya patah dan kotor itu
sekarang basah karena kuterabas genangan
air yang cukup dalam.

| MARET 2022 CERBUNG | 29

Aku rindu kalimat “Mbak Mar, ayo makan!” “KASIR APA KAMU! MANA BOS MU, BERANI
dari karyawan yang lain. Sepertinya sudah KAMU TUDUH CUCU SAYA NGGAK-NGGAK
lama tak kudengar lagi. Semakin malam, HAH?” dan PLAK!. Merah pipiku ditampar. Air
penuhnya pengunjung membuat seisi mataku menetes. Aku sudah tak tahan lagi.
ruangan menjadi sesak. Laparku sejak pagi Bosku datang dan ikut memarahiku di depan
tak tertuntaskan. Aku tahu wajahku sudah semua orang. Tanpa mengusut masalah yang
pucat dan asam lambungku seperti sudah ada, dia bersikap baik dengan pelanggan tak
kutelan berkali-kali. “Pak No, saya boleh berbudi itu. Beda denganku, pekerja yang
istirahat?” tanyaku kepada manajer toko yang paling setia dengannya sampai saat ini
dari tadi melirik ke arahku galak. Sayang, ditikamnya pula keras-keras. Tak cukup
pertanyaanku lagi-lagi tidak dijawab. Tatapan dibentak, didorong badanku keras menabrak
dinginnya memberi simbol aku tak boleh mesin kasir.
main-main lagi.
Aku bangun dari jatuhku. Pelanggan yang
Masih kuingat kemarin soal protesku yang mengantri di barisan kasirku pergi ke meja
meminta beliau menaikkan gaji kami. Aku kasir lain. Tidak ingin terlibat, bahkan mereka
tidak sendirian, rekan sesama kasir dan juga tak sudi melihat kulitku yang membiru.
pekerja gudang swalayan meminta hak kami Ku pandangi meja kasir di depanku dengan
serentak. Bukan tanpa alasan, pasalnya tatapan kosong. Sulastri, rekan sesama kasirku
manajer kami ini seperti manusia bermuka menahan emosi. Kakiku keluar dari meja kasir,
topeng. Wajah tegas, dengan rahang tajam menutup akses kasirku, dan ku lanjutkan
dan kumis tampannya menyimpan rahasia melihat Risma si kasir baru itu ketakutan
busuk yang berkali-kali diperingatkan untuk menatap wajahku. Perlahan langkahku
tidak dibocorkan olehku yang memang bergerak maju ke depan. Melihat tiap-tiap
dekat dengan rekan sesama kasir dan sudah bola mata kasir yang semuanya kelelahan di
seperti sosok ibu panutan bagi mereka. Ia sana dan saat itulah aku mengerti sesuatu.
pernah mencabuli mantan karyawan kami Tatapan isyaratku sangat kuat. Menyihir satu
yang masih di bawah umur karena putus persatu dari mereka untuk bangkit, berjuang,
sekolah, menyuap pendapatan sampai melawan kebenaran.
ditegur berkali-kali oleh pemilik gedung,
menamparku enam kali karena baginya aku Langkahku perlahan belum terhenti dan tidak
hanyalah seorang yang tak becus, dan masih akan ku hentikan hingga meja kasir yang
banyak lagi. Lalu, kenapa aku masih bertahan paling akhir, meja ke lima belas. Suara
di sini? Semua demi Adi, dan itu jawabanku gemuruh dan amarah bosku di belakang tiba-
satu-satunya. tiba menghentakkan semua orang di sana.
Aku menoleh ke belakang, Risma sudah
Kepalaku semakin pusing bersamaan menangis di sana. Rupanya kakinya terkilir
dengan ketusnya pelanggan wanita akibat terlalu lama berdiri, tapi bosku tidak
bersanggul yang memarahiku. Katanya, aku mau tahu itu. Risma dianggap ringkih dan
lelet dan tidak becus meng-scan kode tidak memberikan senyuman kepada
produk. Andai dia tahu uang mesin ini ditilap pelanggan. Munafik sekali, benar-benar
si culas berdasi garis-garis biru yang di sana munafik ketika bosku yang lebih parah karena
itu. Amarahku benar-benar di atas puncak memarahinya di depan pelanggan.
saat cucunya memakan permen lolipop
besar sebelum membayar dengan Barulah, saat memasuki jam sembilan malam,
bungkusnya yang robek. Aku menegaskan ini swalayan sudah sepi, barisan kasir
adalah pelanggaran, tapi ibu–ibu usia dikumpulkan dalam satu barisan. Kulihat
pertengahan abad itu malah memarahiku beberapa kaki bergetar, entah karena takut
lebih keras. atau kelelahan berdiri. Diancam kami untuk

30 | CERBUNG MARET 2022 |

berbuat baik atau dimarahi di depan semua Semua orang menatapku kagum. Sekarang
orang dan dipecat. Lagi-lagi, aku muak. Aku mereka sama marahnya denganku.
muak dengan suara berat nan lantangnya itu.
Saya mau resign, Pak!” teriak Sulastri di
Kuangkat tanganku tinggi. “Mohon izin pak,” tengah-tengah barisan. Matanya berkaca-
ucapku lantang. Pak No menoleh dan kaca. Yang aku tahu, ia akhirnya sadar, selama
mencariku dalam amarahnya. Ia ini pekerjaannya tak pernah dihargai.
memanggilku ke depan dan bertanya, “mau Perkataan Sulastri diikuti hampir semua kasir
apa kamu Marni? Naik gaji? Sudah saya di swalayan ini. Pak No marah besar, “Semua
bilang berapa kali, kerja kamu dan teman- ini gara-gara kamu Marni!,” teriak bosku
teman kamu itu lelet! Kalian dalam puncak amarahnya.
ini memang tidak mengerti? Bodoh? Kita
sedang dikejar hutang! Kita harus promo Dug! bogem besar menyasar perutku.
besar-besaran supaya apa Marni?!” aku Tendangan demi tendangan, membekukan
memilih tidak menjawab. Sia-sia aku seluruh tubuhku sampai semua badanku
berbicara di depan orang arogan tidak punya sakit. Aku babak belur. Aku benar-benar
perasaan ini. Lagi, aku ditampar keras oleh babak belur dan benar-benar tidak bisa
bosku. Wajahku ditunjuk tunjuk seakan aku membuka satupun dari kedua buah mataku.
adalah biang masalah di sini. Padahal aku Benar-benar biadab.
tahu dari mana hutang itu berasal.
---------------------------------------
Pak No memulai bisnisnya dengan tidak
sehat. Pinjaman bank ia pakai baik-baik di Aku terbaring lemah di ranjang Puskesmas.
awalnya saja. Beliau cepat puas dengan hasil, Batinku berkata, “Aku benar-benar berakhir di
padahal kondisi ekonomi Reformasi masih sini.” Ya, aku berakhir nahas dengan detak
belum se-stabil yang diharapkan orang- jantung lemah dan dada yang sakit sekali bila
orang. Strategi pemasaran yang gegabah, ku gerakkan. Ternyata terdapat pergeseran
dilengkapi dengan sikap arogan dan suka tulang di sana yang hampir membawaku
bersenang-senangnya, tentulah membuat pulang menjemput ajal. Di sampingku, ada
swalayan ini mati-matian mempertahankan Adi, buah hatiku yang terlelap duduk di
perusahaan di tengah kejaran bunga bank. samping ranjangku. Air mataku menetes
Sifatnya yang denial dengan kenyataan dan melihatnya sedih. Aku paham, mau
mata yang melototiku malam ini sudah bagaimanapun aku di luar, aku adalah ibu
benar-benar harus kulawan. Baiklah, emosi yang tetap tidak akan pernah tega
ini ku pecahkan saat ini. membiarkan anakku bersedih.

“Saya tidak takut dengan Anda. Saya dan Esok paginya, seorang suster
semua karyawan di sini, saya tahu tidak ada
satupun dari kami yang tahan dengan sikap memabangunkanku. Ia bilang aku tak
Anda. Bapak lupa? Saya kasir pertama bapak
di sini. Saya benar-benar ingat bapak yang sadarkan diri sejak dua hari yang lalu.
dahulu, di awal bisnis, anda tidak pernah
menghargai saran saya.” Nafasku terengah- Spontan, aku bertanya siapa yang merawat
engah menahan amarah yang sudah
bertahun-tahun kupendam. Ku ceritakan anakku kepada suster berkulit sawo matang
semua kesalahannya dan bagaimana ia
dengan teganya menyalahkan kami bahkan itu. “Anu.., Ibu Sulastri kalau saya tidak salah
merendahkan kami, para karyawan.
ingat.” Firasatku benar. Sejak awal, hanya

Sulastri yang berani menatap mata Pak No

selain aku selama ini. “Anak putra ibu

sekarang di sekolah, Bu. Itu pesan Bu Sulastri

ke kami,” lanjutnya. Ingin sekali rasanya aku

berterima kasih dengan Sulastri sekarang

juga.

| MARET 2022 CERBUNG | 31

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, Sayang, Sulastri-lah yang gugur di medan
aku tak pernah melihat Sulastri demonstrasi hari ini. Semenjak itu, aku tahu
menjengukku. Bahkan saat aku sudah sehat bahwa kepergianku ke puskesmas menjadi
dimulai sejak hari ini pun aku tidak pernah tanda buruk nasib buruh sepertiku dan
lagi mendengar kabar tentangnya. Namun dirinya. Dijaganya Adi, anak remaja
tiba-tiba rasa penasaranku terjawab sudah. tanggungku dalam rumahnya. Tak terbayang
“Protes buruh kasir berakhir ricuh. Satu orang sebesar apa dedikasinya dalam merawat
meninggal dunia, sesaat lagi hanya di Kabar anakku. Tak tahu lagi harus berbuat apa, aku
Petang-” hanya bisa duduk menangis memandangi
tayangan berita di televisi.
Kututup mulutku. Aku kaget, panik, dan tidak
tahu harus berbuat apa. Teman-teman Sulastri disemayamkan esok hari. Aku harap
kasirku dulu membuat demonstrasi di depan akan ada banyak orang yang menghadiri
toko swalayan tempat kami bekerja dulu dan pemakamannya. Kejadian ini membuatku
aksi tersebut diperluas hingga menjadi aksi terpukul. Andai saja aku bisa menemaninya
yang jauh lebih besar bagi buruh-buruh di sana, akan ku usahakan apapun demi
bernasib serupa. kebaikan bersama. Kabar bagusnya, Pak No
sedang dalam investigasi kepolisian akibat
Kulihat wajah Marni dengan rambut ikalnya kasus suapnya yang ternyata merembet ke
berorasi di atas mobil truk. Dari bahasa orang-orang penting di negara ini. Aku harap
tubuhnya, aku tahu dialah yang menjadi dia segera dipenjara dan merana di sana.
orator utamanya. Jiwanya sudah tak lagi mau Berdiri di balik jeruji besi setidaknya lebih
ditindas orang lain. Badannya tak sudi lagi berat dibandingkan berdiri di balik meja kasir
ditendang orang lain. dari pagi hingga malam.

Ilustrator: Mila Febriyanti

32 | OPINI MARET 2022 |

Sejauh Apa Sastra Memainkan Perannya?

Adila Amanda Saputri

Mudahnya akses sosial media sekarang ini Plato memang memusuhi sastra. Pun,
dirinya bisa disebut sastrawan besar karena
memungkinkan semua orang menjadi dialog-dialog dalam bukunya merupakan
hasil karangannya sendiri. Ini menjadi
"penyair dadakan". Bagaimana tidak, dengan paradoks yang cukup menggelitik. Namun
tentunya agak terburu-buru jika kita
modal jari, siapapun bisa melontarkan kata- langsung menjatuhkan makian bahwa
Plato cukup bodoh karena tidak menyadari
kata (yang katanya) puitis yang memuat sisi nyastra pada dirinya. Karenanya perlu
diingat bahwasanya Plato mengecam sastra
percintaan atau kegalauan. Sesekali juga karena cakupan sastra pada masa itu
(agaknya) hanya terhadap tulisan yang
membual melalui kalimat-kalimat menceritakan sikap buruk dewa.

motivasional. Anggapan kesastraan ini kemudian direvisi
oleh muridnya, Aristoteles. Dia menganggap
Sastra masa kini bertebaran namun sastra tak hanya menjadi semata-mata
maknanya dipertanyakan. Sastra mengalami 'tiruan'. Sastra baginya adalah 'katarsis',
kemerosotan kualitas daripada periode- yakni sarana penyucian diri. Isinya
periode sebelumnya. Masyarakat seolah terstruktur oleh proses sebab-akibat.
memahami sastra sebagai sesuatu yang Dengan demikian, sastra tidak sekonyong-
meninabobokan mereka dari pahitnya susah konyong tercipta menjadi kata-kata
payah realita. Padahal jauh dari itu, sastra sembarangan, justru ia menyaring realitas
punya peran dan perjalanannya sendiri dari yang ada dari kacaunya konsep-konsep
waktu ke waktu. umum duniawi.

Sastra Kuno

Seorang filsuf kenamaan Yunani Kuno, Plato,
menganggap sastra sedikit negatif. Dia
menyebutnya 'mimesis', artinya duplikat
alam semesta. Dia menilai sastra tidak
rasional, penuh nafsu, dan emosional.
Bahkan dia tak segan-segan mengusir para
penyair dari negerinya yang membuat
karangan tentang dewa yang serakah,
korupsi, dan cacat moralitas karena
membawa pengaruh buruk terhadap moral
masyarakatnya.

Ilustrator: Mila Febriyanti

| MARET 2022 OPINI | 33

Kelahiran Kembali dan Dua Perspektif Sastra yang Diterima

Membicarakan sastra tentu tak boleh lupa Agaknya Kant dan Romantisisme tadi relevan
pada kelahiran Renaisans dengan jika dicocokkan dengan abad 19 di Indonesia
Shakespeare-nya. Humanisme Renaisans dengan sastrawan-sastrawan legendarisnya.
mempengaruhi corak sastra dengan manusia Lihat, bahkan kita lebih mudah merasakan
sebagai ciptaan tertinggi beserta kekayaan atmosfer perlawanan ketika membaca puisi-
jiwa dan pikirannya. Karenanya sastra di puisi Chairil Anwar daripada membaca buku
masa ini mengungkapkan kehebatan sejarah di sekolah. Kita lebih tersentuh ketika
sekaligus ketragisan manusia, seperti pada membaca Bumi Manusia daripada
kisah Romeo dan Juliet. mengamati periodisasi kemerdekaan di
poster-poster pendidikan. Membaca sajak
Edmund Burke berpendapat lain. W.S. Rendra atau cerita pendek karangan
Menurutnya, sastra tidak melulu menuntut Seno Gumira Ajidarma lebih mudah
hal-hal yang rasional, tetapi juga melibatkan mengena daripada membaca jurnal ilmiah
perasaan di dalamnya. Ia mencetuskan istilah dengan topik serupa.
sublime dan beauty, yang merupakan dua
kategori persepsi imajinasi. Keindahan sastra Sastra-lah yang pada akhirnya angkat bicara
didapat dari penggemblengan yang panjang ketika produk-produk jurnalistik dibredel.
dan penuh kesabaran, sehingga karya sastra Sejarah lebih diterima dengan cara demikian.
yang dihasilkan mengandung nilai-nilai Langgengnya sastra menjadi jembatan
kepuasan. penghubung beberapa generasi. Ia
mendekatkan masa lalu ke masa sekarang
Sejalan dengan Burke, Immanuel Kant seperti menonton realita dari balik jendela.
beranggapan bahwa bagaimana kita melihat
dunia didasari oleh dua hal, yakni akal dan Di sisi agama, kita bisa melihat kitab suci. Al-
pancaindera. Dengan sedikit cocoklogi, kita qur'an contohnya, menggunakan diksi pilihan
dapat menempatkan sastra dalam dua dan bahasa-bahasa halus alih-alih 'baku'. Al-
perspektif tersebut. Sastra yang berasal dari quran tak hanya mendikte teori-teori beserta
hasil berpikir, sedikit banyak juga pemecahan masalah seperti kitab skripsi,
dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman melainkan berkisah dan bersyair. Hal ini
dan latar belakang penulisnya. Oleh menjadikan al-qur'an lebih merdu didengar
sebabnya, sastra tak hanya semata-mata dan disuarakan, dengan makna yang
berisi imajinasi liar, tetapi juga mengokohkan iman, menenangkan hati.
dikembangkan dari cara penulis
menanggapi dunia di sekitarnya. Bagaimana dengan Sekarang?
Hari ini, seperti yang sudah disinggung di
Selanjutnya, era Romantisme melahirkan awal, dapat dilihat bahwa sastra mengalami
sastra yang menggebu-gebu. Ini dikarenakan kenaikan kuantitas namun merosot dalam
adanya keinginan kembali ke alam, ke sifat hal kualitasnya. Kebebasan berekspresi tidak
asal manusia. Romantisisme mengantarkan menjadikan sastra masa kini menggebu
imajinasi dan perasaan setiap orang menyala seperti di era sebelumnya, melainkan
seterang-terangnya, tanpa tabir yang mendekati arah berantakan.
menghalangi. Maka sastra di masa ini meluas
menjadi pengalaman-pengalaman yang
dimediasi bahasa.

34 | OPINI MARET 2022 |

Ironisnya, sesuatu yang disebut sastra lebih Pada suatu hari nanti
laris jika dikarang oleh artis papan atas. jasadku tak akan ada lagi
Kalaupun tidak, maka yang menyajikan kisah tapi dalam bait-bait sajak ini
ketinggian (bayangkan saja, anak SMA diam- kau tak akan kurelakan sendiri
diam menjadi CEO kelas dunia dan Pada suatu hari nanti
memimpin geng mafia terbesar sejagat raya. suaraku tak terdengar lagi
Dia lalu jatuh cinta dengan gadis teledor tapi di antara larik-larik sajak ini
yang hampir tak punya kelebihan apa-apa!). kau akan tetap kusiasati
Versi lainnya adalah yang penuh buaian Pada suatu hari nanti
motivasi "tidak apa-apa". Isinya menarik impianku pun tak dikenal lagi
pembaca lebih dalam ke jurang kemalasan namun di sela-sela huruf sajak ini
dengan dalih kesehatan mental. kau tak akan letih-letihnya kucari
(Sapardi Djoko Damono, Pada
Ini tentu saja menjadi awal dari kecacatan. Suatu Hari Nanti)
Peran sastra dialihfungsikan menjadi igauan
mimpi yang meninggalkan akal sehat.
Sangat kontras dengan masa-masa
sebelumnya.

Di titik ini dapat kita simpulkan bahwa sastra
memang tidak bisa d kebenaran yang sama
sekali baru. Sastra bukan meniru realitas
namun ia mengekspresikan persepsi dan
imajinasi. Ekspresi itu dikembangkan dari
peristiwa sehari-hari dengan cara yang
katakanlah tidak saintifik, namun punya nilai
keindahan.

Sastra tidak mampu mencetuskan teori-teori
ilmiah beserta bukti empiris, namun teori-
teori tersebut bisa dijadikan amunisi bagi
sastra untuk meluaskan jangkauan ilmu
pengetahuan dan sastra itu sendiri, serta
mengedukasi dengan metode yang fleksibel.
Seiring dengan perkembangannya, sastra
mewakili berbagai genre zaman. Naik-
turunnya nilai sastra ditentukan oleh
manusia, ruang dan waktu di baliknya.


Click to View FlipBook Version