The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.
Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by reasioktamuliapanese, 2021-12-17 07:42:07

TEKNIK PENGOLAHAN MAKANAN

TEKNIK PENGOLAHAN MAKANAN

MODUL TEKNIK
PENGOLAHAN

MAKANAN

Reasi Oktamulia Panese
(2020007049)

PENGERTIAN TEKNIK PENGOLAHAN

Pengertian Teknik Pengolahan Makanan Teknik Pengolahan
Makanan yaitu membuat bahan makanan yang mentah
menjadi matang melalui proses pemanasan. Secara definitif
pengolahan makanan dapat diartikan sebagai sebuah proses
pemanasan pada makanan hingga menjadi lebih enak, mudah
dikunyah, dan mengubah bentuk penampilan dari bahan
makanan itu, serta mematikan bakteri yang merugikan
kesehatan.

Pengolahan makanan merupakan salah satu proses penerapan
panas dari bahan mentah menjadi matang dengan cara sesuai
untuk setiap bahan dasar dengan tujuan tertentu. Oleh karena
itu , proses memasak hanya berlangsung selama panas
mengenai bahan makanan. Untuk mengolahan sebuah
makanan sesuai dengan tujuannya, dikenal beberapa teknik
mengolah makanan. B. Tujuan Pengolahan Makanan -
Makanan mudah dicerna - Bebas dari bibit penyakit -
Menambahkan cita rasa - Meningkatkan penampilan makanan
& selera makan C. Penerapan Teknik Pengolahan Makanan
Teknik dasar pengolahan makanan adalah mengolah bahan
makanan dengan berbagai macam teknik atau cara. Adapun
teknik dasar pengolahan makanan dibedakan menjadi 2 yaitu,
teknik pengolahan makanan panas basah (moist heat cooking)
dan teknik pengolahan panas kering (dry heat cooking).

macam-macam teknik pengolahan



1.Sautéing



Sautéing atau menumis adalah teknik memasak yang
menggunakan sedikit minyak dengan suhu yang tinggi.
Makanan yang umumnya dimasak dengan teknik ini harus
dipotong kecil-kecil terlebih dahulu, baru kemudian
ditumis di minyak panas. Setelah agak kecoklatan, makanan
pun akan diaduk-aduk dengan spatula dan wajan sesekali
digoncangkan agar matangnya merata.



2. Stir frying



Teknik memasak satu ini mirip dengan sautéing, hanya saja
minyak yang digunakan cenderung lebih banyak. Stir frying
lebih sering digunakan untuk mengolah Chinese food.
Dengan menggunakan wok yang cukup besar, panas akan
ditransfer ke makanan melalui konduksi cairan. Saat
memasak pun, wok akan sesekali diguncang-guncangkan,
bahkan tak jarang sampai menyemburatkan api guna
mematangkan semua makanan dengan merata.

3. Pan frying



Sama halnya dengan sautéing, pan frying juga menggunakan
minyak sedikit yang bertujuan untuk melumasi wajan.
Perbedaannya terletak pada bahan makanan yang digunakan. Jika
sautéing hanya bisa diaplikasikan untuk bahan makanan dengan
potongan kecil, pan frying justru sebaliknya.

Bahan makanan yang digunakan untuk teknik memasak satu ini
harus berukuran lebih besar sehingga makanan hanya perlu dibalik
sesekali agar matangnya merata. Contoh makanan yang bisa diolah
dengan pan frying di antaranya beefsteak dan burger.





4. Shallow frying


Masih dalam kategori teknik memasak dengan media minyak, ada
lagi teknik menggoreng yang umum digunakan kebanyakan orang,
yaitu shallow frying. Teknik satu ini menggunakan minyak yang
tingginya hanya sepertiga atau setengah makanan. Umumnya,
shallow frying diaplikasikan untuk menggoreng daging, ikan,
perkedel, dan beberapa jenis gorengan lainnya.

5. Deep frying




Di antara teknik menggoreng lainnya, deep frying menjadi teknik
memasak yang paling banyak menggunakan minyak. Makanan
harus terendam dalam minyak panas agar matang merata.
Biasanya, diperlukan wajan khusus bernama deep fryer untuk
menggunakan teknik memasak ini, tapi kalau tidak punya kamu
bisa menggunakan wajan biasa yang berbentuk cembung.

Makanan yang dimasak dengan teknik deep frying biasanya
dilapisi dulu dengan tepung atau adonan tepung. Tujuannya untuk
melindungi dan mengunci kelembapan alaminya. Contohnya
adalah fried chicken dan French fries. Ada teknik khusus loh
dalam menggoreng French fries dengan teknik ini agar bahan yang
kamu goreng bisa memberikan tekstur crunchy yang sempurna,
cek rahasianya di sini ya.

6. Boiling

Kamu pasti pernah, dong, merebus telur. Nah, teknik merebus
makanan menggunakan air dinamai boiling. Bukan hanya air,
media yang digunakan pun bisa diganti dengan kaldu, santan, dan
cairan lainnya. Prosesnya dimulai saat air dipanaskan mencapai
100 derajat Celcius.

Supaya makanan cepat matang, panci dapat ditutup selama proses
memasak. Hal ini bertujuan agar uap air tertahan dan
menimbulkan panas. Teknik memasak ini paling sering
diaplikasikan untuk memasak sup.

7. Simmering



Tak jauh berbeda dengan boiling, teknik memasak simmering juga
menggunakan air sebagai media memasaknya. Perbedaannya,
suhu yang digunakan lebih rendah, yakni di bawah 100 derajat
celcius. Kamu harus selalu menjaga suhu panasnya dengan cara
mengecilkan api ketika air mulai mendidih. Biasanya simmering
dilakukan untuk mendapatkan saripati dari bahan makanan yang
direbus.



8. Poaching



Sekilas, teknik memasak satu ini memang terlihat mirip dengan
boiling, hanya saja proses poaching berjalan lebih lambat karena
dibutuhkan suhu yang lebih rendah untuk mengaplikasikan teknik
poaching. Suhu yang digunakan harus berada di angka 92 – 96
derajat Celcius. Makanan yang biasa dimasak dengan teknik ini
antara lain poached egg dan berbagai macam protein lainnya.

Tujuan pengolahan bahan makanan :

Meningkatan kualitas dan memperpanjang masa
simpan

Agar makanan mudah dicerna oleh tubuh, karena tidak
semua bahan paangan bisa di konsumsi dalam keadaan
mentah. Misalnya, telur akan lebih baik dicernakan
oleh tubuh jika dimakan setengah masak dari pada
mentah.

Memperbaiki aroma, warna, bentuk, dan tekstur bahan
makanan.

Meningkatkan gizi makanan, ada sebagian bahan
pangan yang nilai gizinya bertambah setelah di masak,
contohnya buah tomat. Lycopene pada buahtomat lebih
efektif dikonsumsi setelah di masak daripada saat
mentah

Membebaskan makanan dari jasad-jasad renik dan
bahan-bahan yangmembahayakan kesehatan


Click to View FlipBook Version