RINGKASAN MATERI
PENGERTIAN, JENIS, DAN KEDUDUKAN
SINEMATOGRAFI PENDIDIKAN
A. PENGERTIAN SINEMA PENDIDIKAN
Televisi merupakan salah satu media massa yang sangat popular saat
ini. Berbagai stasiun televisi bersaing menampilkan program-program untuk
menarik minat pemirsa. Diakui bahwa televisi sebagai bagian dari kebudayaan
audiovisual merupakan medium yang paling kuat pengaruhnya dalam
membentuk sikap dan kepribadian baru masyarakat secara luas.
Program siaran televisi/video merupakan bahan yang telah disusun
dalam suatu format sajian dengan unsur visual yang dilengkapi dengan unsur
audio. Dengan kekuatan audiovisual yang dimiliki, maka program siaran
televisi/video merupakan media yang sangat ampuh untuk menyampaikan suatu
pesan atau informasi.
Bentuk atau format program televisi/video adalah kerangka sajian
program televisi/video dengan karakteristik pola sajian tertentu. Dilihat dari tujuan
format televisi/video seperti yang kita amati dalam berbagai program televisi,
maka program televisi dapat dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:
informasi, pendidikan, hiburan, dan komersial. Selain dilihat dari tujuannya,
format acara televisi juga bisa dilihat dari segi alokasi waktu, jumlah pemain, dan
kerumitan produksi, serta dilihat dari segi tempat dan waktu produksi. Pada
intinya program acara di masing-masing stasiun televisi sangatlah beragam,
seperti: kuis, sinema elektronika (sinetron), berita, musik, ceramah, dialog, dan
lain sebagainya.
Uraian pada bab I bahan ajar ini difokuskan pada pengertian sinema
pendidikan, jenis-jenis sinetron, dan kedudukan sinetron pendidikan dalam
format program siaran televisi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “sinema” merupakan kata
benda (noun) yang memiliki dua arti, yaitu: 1) gedung tempat pertunjukkan film,
2) film; gambar hidup. Dalam konteks ini sinema difokuskan kepada arti kedua,
yaitu film atau gambar hidup. Pendidikan berarti proses mentransformasi nilai-
nilai positif atau edukatif dari seseorang kepada orang lain. Dengan demikian,
sinema pendidikan adalah film atau gambar hidup yang mengandung proses
mentransformasi nilai-nilai positif atau edukatif. Selanjutnya, berkembang istilah
sinetron (sinema elektronika), film yang dibuat untuk ditayangkan melalui layar
kaca atau televisi.
Kata “sinetron” merupakan kata yang sangat akrab di telinga
masyarakat Indonesia karena hampir semua stasiun televisi yang berkembang
saat ini di negara kita menayangkan program acara sinetron. Namun, banyak
masyarakat yang hanya tahu namanya saja dan tidak tahu apa sebenarnya
sinetron itu.
Sinetron singkatan dari sinema elektronika. Kata “elektronika” juga
merupakan kata benda yang berarti: 1) ilmu tentang penerapan sifat-sifat
elektron, misal: radio, televisi, 2) pengendalian kelistrikan pada mesin cetak
modern, dan sebagainya. Secara leksikal, sinetron adalah film yang dibuat
khusus untuk ditayangkan melalui layar kaca atau televisi.
Sinetron disebut juga drama televisi. Di masa lalu ketika stasiun televisi
hanya satu, yaitu TVRI (Televisi Republik Indonesia), nama program sinetron
belum dikenal. Program semacam itu di zaman TVRI disebut drama televisi,
teleplay atau sandiwara televisi. Program drama televisi biasanya diproduksi
dengan sepenuhnya menggunakan setting indoor, di dalam studio televisi. Tiga
atau empat set dibangun untuk kepentingan produksi drama televisi.
Pelaksanaan produksinya dapat dilakukan untuk siaran langsung atau pun
direkam terlebih dahulu.
Setelah terjadi perkembangan pertelevisian di Indonesia, sinetron di
dalam tata laksana produksi dan konsepnya menjadi sangat berbeda dengan
drama televisi. Peralatan shoting yang semakin canggih, setting di alam terbuka
(outdoor), pengggunaan efek-efek khusus sebagaimana pembuatan film layar
putih mewarnai pembuatan sinetron.
Berdasarkan makna kata”sinema”, penggarapan sinetron tidak jauh
berbeda dengan penggarapan film layar putih. Demikian pula dalam hal
penulisan naskah, naskah sinetron disebut juga skenario seperti skenario film.
Demikian pula tahapan penulisan dan format naskah tidak jauh berbeda. Yang
berbeda, film layar putih menggunakan kamera optik, bahan seluloid dan medium
sajiannya melalui proyektor dan layar putih, sedangkan sinetron menggunakan
kamera elektronik dengan video recorder. Bahannya pita di dalam kaset dan
penyajiannya dipancarkan dari stasiun televisi dan diterima melalui layar kaca
pesawat televisi di rumah-rumah. Secara ekstrem biasanya dikatakan bahwa
produksi film layar putih pengambilan gambar kebanyakan dengan sudut
pengambilan gambar (angle) lebar, sedangkan sinetron dengan sudut
pengambilan gambar yang lebih sempit (angle close shoot).
Sinetron sebagai suatu drama televisi memiliki alur cerita yang kuat dan
mengangkat realita kehidupan sehari-hari pemirsanya, sehingga tak heran kalau
banyak orang senang menonton sinetron. Melihat fenomena ini, para perancang
media pendidikan mendesain dan memproduksi sinetron yang di dalamnya
mengandung unsur-unsur pendidikan, sehingga lahirlah sinetron pendidikan.
Sesuai dengan namanya, unsur pendidikan dalam sinetron ini menjadi unsur
utama yang ditekankan atau ditonjolkan. Tujuan-tujuan pembuatan sinetron
pendidikan diarahkan untuk dapat mengubah sikap dan perilaku pemirsa sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki. Sinetron pendidikan adalah film yang dibuat
khusus untuk ditayangkan melalui layar kaca atau televisi yang isi ceritanya
mengandung nilai-nilai pendidikan, sehingga dapat mengubah sikap dan perilaku
pemirsanya sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
B. JENIS-JENIS SINETRON
Sinetron yang pada mulanya sebagai drama televisi mengalami
perkembangan yang pesat. Teknik produksi yang semakin canggih seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menghasilkan program
sinetron yang berkualitas semakin baik. Tidak mengherankan apabila sinetron
memiliki banyak penggemar dengan karakteristik dan keinginan yang sangat
beragam. Ada penggemar sinetron yang sangat menyukai kisah percintaan, ada
yang lebih suka cerita misteri, ada yang menggemari drama yang bersifat
lelucon, dan lain sebagainya.
Untuk dapat memuaskan keinginan para pemirsa televisi yang
kompleks dan haus hiburan, maka para pembuat program sinetron (house
production) berusaha memproduksi berbagai jenis sinetron dengan menonjolkan
salah satu ciri khasnya. Ada yang menonjolkan unsur kekuatan cerita dalam
sinetron yang diproduksi, ada yang menonjolkan unsur adu fisik/perkelahian, ada
pula yang menonjolkan unsur gaib/mistik, dan lain-lain. Berdasarkan
perkembangan produksi sinetron tersebut, maka lahirlah berbagai jenis sinetron,
seperti sinetron pendidikan sebagaimana diuraikan di atas, sinetron drama,
sinetron komedi, sinetron laga, dan sinetron misteri atau horor.
Berikut ini dipaparkan secara singkat jenis-jenis sinetron:
1. Sinetron drama: sinetron yang mengutamakan kekuatan cerita. Sinetron
jenis ini memiliki alur cerita yang menarik, berliku, dan dapat melarutkan
emosi pemirsa ke dalam cerita sinetron. Sinetron drama dikelompokkan
menjadi tiga jenis, yaitu: sinetron drama lepas (tanpa episode, sekali tayang
selesai), sinetron drama seri (terdiri dari beberapa episode dan cerita tidak
bersambungan), dan sinetron drama serial (terdiri dari beberapa episode
dan cerita bersambungan).
2. Sinetron komedi: sinetron yang menonjolkan unsur lelucon atau hal-hal
yang bisa membuat orang tertawa. Unsur komedi atau lawak menjadi roh
sinetron semacam ini. Sinetron ini menampilkan pemain-pemain dengan
adegan yang kocak, sehingga membuat pemirsa tertawa atau minimal
tersenyum menyaksikan sinetron jenis ini.
3. Sinetron laga (action): sinetron yang mengandalkan aksi keras (action)
para pemainnya. Adegan-adegan dalam sinetron jenis ini banyak diwarnai
aksi kekerasan seperti perkelahian, peperangan, pembunuhan,
perampokan, penculikan, dan sebagainya. Hal ini diciptakan untuk
membuat suasana yang menegangkan dalam diri pemirsa, sehingga
pemirsa tertarik untuk terus menyaksikan sinetron ini.
4. Sinetron misteri atau horor: sinetron yang mengedepankan unsur misteri
atau horror atau hal-hal yang bersifat gaib di luar kehidupan nyata manusia
(dunia lain). Sinetron jenis ini dibuat seseram mungkin agar pemirsa merasa
takut atau penasaran untuk terus menonton sinetron ini. Biasanya setting
sinetron jenis ini di tempat-tempat yang angker atau sengaja direkayasa
supaya kelihatan angker dengan penataan cahaya yang remang-remang
atau shoting pada malam hari.
Berdasarkan paparan di atas, kita mengenal lima jenis sinetron, yakni:
sinetron pendidikan, drama, laga, komedi, dan misteri. Namun, di lapangan
banyak dijumpai sinetron-sinetron yang ditayangkan oleh berbagai stasiun
televisi mengkombinasikan beberapa jenis sinetron dalam satu program sinetron.
Hanya saja, ada satu hal yang ditonjolkan, sehingga hal yang ditonjolkan tersebut
menjadi inti atau roh sinetron tersebut.
C. KEDUDUKAN SINETRON DALAM FORMAT PROGRAM SIARAN
TELEVISI
Format atau bentuk program siaran televisi sangat beragam Format
program siaran televisi dapat dilihat dari beberapa tinjauan. Tinjauan yang
digunakan dalam paparan ini untuk mengelompokkan bentuk atau format
program siaran televisi ditinjau dari: 1) tujuan pembuatan program, 2) alokasi
waktu, jumlah pemain, dan kerumitan produksi, dan 3) tempat dan waktu
produksi.
Format atau bentuk program siaran televisi dilihat dari tujuannya
ada empat jenis:
1. Program siaran informasi
Dalam format program siaran ini tujuan utama pembuatan program siaran
televisi adalah untuk menyampaikan informasi kepada pemirsa. Wujud
nyata dari program ini adalah program siaran berita, info terkini, news flash,
info sekilas, dan lain-lain.
2. Program siaran pendidikan
Kekuatan yang menjadi inti program ini adalah pendidikan karena tujuan
utamanya adalah mendidik masyarakat/pemirsa sesuai dengan tujuan yang
diinginkan, sehingga pemirsa mengalami perubahan sikap dan perilaku ke
arah yang lebih baik/positif. Contoh program siaran televisi semacam ini
adalah iklan layanan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan
dan kelestarian lingkungan, drama penyuluhan bahaya narkoba,
dokumenter tentang pelestarian peninggalan sejarah, dan lain-lain.
3. Program siaran hiburan
Sesuai dengan namanya, program ini bertujuan untuk menghibur pemirsa.
Contoh program siaran hiburan adalah berbagai jenis kuis, pertunjukan
musik, lawak, sinetron , telenovela, dan lain sebagainya.
4. Program siaran komersial/iklan
Tujuan utama program siaran semacam ini adalah untuk memasarkan
produk barang atau jasa sehingga dapat meningkatkan omset penjualan.
Contoh: info produk, iklan penawaran barang dan jasa, gebyar BCA, dan
lain-lain.
Bila dilihat dari tujuan program siaran televisi, maka sinetron pendidikan
termasuk program siaran pendidikan karena menonjolkan unsur pendidikan.
Walaupun dalam sinetron pendidikan juga ada unsur informasi, hiburan, dan juga
iklan bila diperlukan, itu bukanlah tujuan utama atau hal yang ditonjolkan.
Memang pada kenyataannya keempat jenis program siaran televisi di atas
merupakan satu kesatuan dalam penayangannya. Tergantung sekarang pada si
pembuat program dan si penayang program, tujuan mana yang dikedepankan.
Format atau bentuk program siaran televisi bila dilihat dari segi alokasi
waktu, jumlah pemain, dan kerumitan produksinya dikelompokkan menjadi dua:
1. Program siaran sederhana
Program siaran sederhana memerlukan alokasi waktu yang lebih sedikit
bila dibandingkan dengan program siaran yang kompleks. Selain itu jumlah
pemain yang terlibat dalam produksi program ini sedikit, bahkan hanya dengan
satu orang pemain pun program dapat berjalan, misalnya caramah keagamaan
oleh seorang kiai. Tingkat kerumitan produksinya relatif lebih rendah bila
dibandingkan dengan produksi program yang kompleks. Contoh program
sederhana adalah diskusi, wawancara, permainan, visual dan narasi,
dokumenter, dan lain-lain.
2. Program siaran kompleks
Program siaran ini memerlukan waktu yang lama dalam produksinya.
Waktu yang dibutuhkan dapat berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun, terutama untuk sinetron kolosal. Waktu untuk praproduksi,
produksi, dan pascaproduksi cukup lama. Jumlah pemain yang terlibat juga
cukup banyak. Selain itu, tingkat kerumitan produksinya tinggi. Contoh: majalah
udara, drama, sinetron.
Kedudukan sinetron pendidikan dalam pengelompokkan ini adalah
program siaran kompleks. Hal ini disebabkan proses pembuatan sinetron
pendidikan memerlukan kajian yang mendalam, waktu yang lama, jumlah pemain
yang banyak, dan tingkat kerumitan produksinya tinggi.
Ditinjau dari tempat dan waktu produksi, format program siaran televisi
dikelompokkan menjadi dua:
1. Program siaran langsung (live)
Saat kegiatan direkam dengan kamera video, saat itu pula gambar hasil
tangkapan kamera disiarkan, sehingga langsung dapat dinikmati oleh
pemirsa. Contoh:siaran langsung pertandingan sepak bola, siaran langsung
upacara bendera memperingati hari pahlawan, siaran langsung konferensi
tingkat tinggi ASEAN, dan lain sebagainya.
2. Siaran tunda (hasil rekaman)
Acara atau kegiatan tertentu direkam terlebih dahulu dengan kamera dan
hasil rekaman diputar dan disiarkan pada kesempatan yang lain, sehingga acara
yang direkam tersebut dapat mengalami proses editing dan dubbing.
Ditinjau dari tempat dan waktu produksi, program sinetron pendidikan
termasuk siaran tunda karena adegan yang direkam oleh kamera tidak disiarkan
langsung. Hasil rekaman melalui proses editing dan dubbing sesuai dengan
keperluan.
DAFTAR PUSTAKA
Combes, P. & Tiffin, John. 1978. Television Production for Education. London:
Focal Press Limited.
MacRae, Donald L., Michael R. Monty, and Douglas G. Worling. 1973.
Television Production an Introduction. Toronto : Methuen Publications.
Sadiman, A. S., Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito. 2002. Media
Pendidikan. Jakarta : Pustekkom Dikbud dan PT Raja Grafindo
Persada.
Sastro S., Darwanto. 1995. Televisi sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta :
Duta Wacana University Press.
Wibowo, Fred. 1997. Dasar-Dasar Produksi Program Televisi. Jakarta :
Gramedia Widiasarana Indonesia.
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN