Eksperimen Wajib 1
Tajuk: Kewujudan mikroorganisma Buku teks m/s 17
Title: The existence of microorganisms Eksperimen 1.1
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 1 Penyenggaraan dan kesinambungan hidup
Theme Maintenance and continuity of life
Bidang pembelajaran : 1.0 Mikroorganisma
Learning area Microorganisms
Standard kandungan : 1.1 Dunia mikroorganisma
Content standard World of microorganisms
Standard pembelajaran : 1.1.2 Menjalankan eksperimen bagi menunjukkan kewujudan mikroorganisma
Learning standard Conduct an experiment to show the precence of microorganisms
Standard prestasi : TP2 Memahami mikroorganisma dan dapat menjelaskan kefahaman tersebut
Performance standard Understand and explain microorganisms
Tujuan Untuk membandingkan pertumbuhan bakteria pada agar-agar nutrient steril yang dicoret
Aim dengan:
To compare the growth of bacteria on sterile nutrient agar that has been streaked with:
Pernyataan (a) jari tangan yang tidak dibasuh/unwashed fingers
masalah (b) jari tangan setelah dibasuh dengan air sahaja
Problem fingers that have been washed with water only
statement (c) jari tangan setelah dibasuh dengan sabun dan air
Hipotesis fingers that have been washed with soap and water
Hypothesis
Pemboleh Bagaimanakah tahap kebersihan jari tangan yang mencoret permukaan agar-agar nutrien
ubah steril mempengaruhi kadar pertumbuhan bakteria pada permukaan agar-agar nutrien
Variables steril tersebut?
How does the cleanliness level of the fingers which streak the surface of the sterile nutrient
agar affect the rate of bacterial growth on the surface of the sterile nutrient agar?
Apabila tahap kebersihan jari tangan yang mencoret permukaan agar-agar nutrien steril
bertambah, pertumbuhan bakteria pada permukaan agar-agar nutrien steril itu akan
berkurang.
When the cleanliness level of the fingers which streak the surface of the sterile nutrient agar
increases, the bacteria growth on the surface of the sterile nutrient agar will decrease.
(a) dimanipulasikan : Kebersihan jari tangan yang mencoret agar-agar nutrien steril
manipulated Cleanliness of the fingers which streak the sterile nutrient agar
(b) bergerak balas : Bilangan koloni bakteria pada agar-agar nutrien steril
responding Number of bacterial colonies on the sterile nutrient agar
(c) dimalarkan : Isi padu agar-agar nutrien steril di dalam piring Petri steril
constant Volume of sterile nutrient agar in the sterile Petri dish
141
Bahan Agar-agar nutrien steril, pita selofan dan pen penanda
Materials Sterile nutrient agar, cellophane tape and marker pen
Radas
Apparatus Empat piring Petri steril dengan penutup berlabel A, B, C dan D, dan silinder penyukat
Prosedur steril (10 cm3)/ Four sterile Petri dishes with lids labeled A, B, C and D, and sterile
Procedure measuring cylinder (10 cm3)
Agar-agar nutrien steril
Sterile nutrient agar
ABC D
1 Sediakan susunan radas seperti yang ditunjukkan dalam rajah.
Set up the arrangement of apparatus as shown in the diagram.
Langkah- 2 Coret permukaan agar-agar nutrien steril di dalam piring Petri A dengan jari tangan yang
langkah tidak dibasuh.
Steps Streak the surface of sterile nutrient agar in Petri dish A with unwashed fingers.
3 Basuh tangan dengan air dan ulang langkah 2 di dalam piring Petri B.
Wash your hands with water and repeat step 2 in Petri dish B.
4 Basuh tangan dengan sabun dan air dan ulang langkah 2 di dalam piring Petri C.
Wash your hands with soap and water and repeat step 2 in Petri dish C.
5 Piring Petri D tidak dicoret dengan jari tangan.
Petri D plate is not streaked with fingers.
6 Tutup semua piring Petri dengan penutup dan lekatkan penutup itu menggunakan pita
selofan.
Cover all the Petri dishes with lids and seal the lids by using cellophane tape.
7 Terbalikkan dan biarkan semua piring Petri di dalam almari gelap selama tiga hari.
Invert and leave all Petri dishes in the dark cupboard for three days.
8 Perhatikan bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir eksperimen.
Observe the number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the experiment.
9 Rekodkan sama ada sangat sedikit koloni, sedikit koloni, banyak koloni atau sangat banyak
koloni di dalam setiap piring Petri.
Record whether there are very few colonies, few colonies, many colonies or very many
colonies in each Petri dish.
1 Susunan radas seperti yang ditunjukkan dalam rajah disediakan.
Set up the arrangement of apparatus is set up as shown in the diagram.
2 Permukaan agar-agar nutrien steril di dalam piring Petri A dicoret dengan jari tangan
yang tidak dibasuh.
The surface of sterile nutrient agar in Petri dish A is streaked with unwashed fingers.
3 Tangan dibasuh dengan air dan langkah 2 diulang di dalam piring Petri B.
Your hands are washed with water and step 2 is repeated in Petri dish B.
4 Tangan dibasuh dengan sabun dan air dan langkah 2 diulang di dalam piring Petri C.
Your hands are washed with soap and water and step 2 is repeated in Petri dish C.
142
5 Piring Petri D tidak dicoret dengan jari tangan.
Petri D plate is not streaked with fingers.
6 Semua piring Petri ditutup dengan penutup dan penutup itu dilekat menggunakan pita
selofan.
All the Petri dishes are covered with lids and the lids are sealed by using cellophane tape.
7 Semua piring Petri diterbalikkan dan dibiarkan di dalam almari gelap selama tiga hari.
All Petri dishes are inverted and left in the dark cupboard for three days.
8 Bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir eksperimen
diperhatikan.
The number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the experiment is
observed.
9 Sama ada sangat sedikit koloni, sedikit koloni, banyak koloni atau sangat banyak
koloni direkodkan.
Whether there are very few colonies, a few colonies, many colonies or very many colonies
are recorded.
Keputusan Piring Petri Permukaan agar-agar nutrien Bilangan koloni bakteria
Result Petri dish Surface of nutrient agar Number of bacterial colonies
Perbincangan
Discussion A Dicoret dengan jari tangan yang Sangat banyak koloni
tidak dibasuh Too many colonies
Streaked with unwashed fingers Banyak koloni
Many colonies
B Dicoret dengan jari tangan yang
dibasuh dengan air sahaja Sedikit koloni
Streaked with fingers that have Few colonies
been less washed with water only
Sangat sedikit koloni
C Dicoret dengan jari tangan yang Very few colonies
dibasuh dengan sabun dan air [Jawapan murid/Student’s answer]
Streaked with fingers that have
been washed with soap and water
D Tidak dicoret dengan jari tangan
Not streaked with any fingers
1 Mengapakah agar-agar nutrien dan piring Petri disterilkan? TP2
Why are nutrient agar and Petri dishes sterilised?
Untuk membunuh bakteria.
To kill bacteria.
2 Terangkan mengapa piring Petri berkeadaan seperti yang berikut: TP2
(Eax)p lPaiirninwghPyetPreitrdiitduitsuhpesdaarne as follows:
dilekatkan penutup dengan pita selofan.
The Petri dishes are cover with lids and are sealed with cellophane tape.
Untuk memerangkap bakteria di dalam piring Petri.
To trap bacteria in Petri dishes.
(b) Piring Petri berkeadaan terbalik.
Petri dishes are inverted.
Untuk mencegah air yang terkondensasi daripada jatuh ke atas permukaan agar-agar
yang akan mempengaruhi pertumbuhan bakteria pada permukaan agar-agar.
To prevent condensed water from falling onto the agar surface which will affect the
growth of bacteria on the agar surface.
143
Kesimpulan (c) Piring Petri disimpan di dalam almari yang gelap.
Conclusion Petri dishes are stored in a dark cupboard.
Untuk menghalang cahaya terutama sinar matahari yang boleh mengurangkan
pertumbuhan bakteria.
To block light especially sunlight which can reduce the growth of bacteria.
3 (a) Antara piring Petri A, B dan C, yang manakah mempunyai bilangan koloni bakteria
yang paling banyak? Berikan sebab. TP2
Which of the Petri dishes A, B and C has the highest number of bacterial colonies?
Give a reason.
Piring Petri A. Agar bernutrien yang dicoret oleh jari tangan yang tidak dibasuh
mempunyai bilangan bakteria yang paling banyak.
Petri dish A. Nutrient agar that is streaked by unwashed fingers have the highest
number of bacteria.
(b) Antara piring Petri A, B dan C, yang manakah mempunyai bilangan koloni bakteria
yang paling sedikit? Berikan sebab. TP2
Which Petri dishes A, B and C has the least number of bacterial colonies? Give a
reason.
Piring Petri C. Agar bernutrien yang dicoret oleh jari tangan yang dibasuh dengan
sabun dan air mempunyai bilangan bakteria yang paling sedikit.
Petri dish C. Nutrient agar that is streaked with fingers washed with soap and water
have the least number of bacteria.
4 Apakah fungsi agar-agar nutrien steril di dalam piring Petri D? TP2
What is the function of sterile nutrient agar in Petri dish D?
Bertindak sebagai kawalan untuk membandingkan keputusan eksperimen.
Acts as a control to compare experimental results.
5 Adakah koloni bakteria bertumbuh pada agar-agar nutrien di dalam piring Petri D?
Berikan sebabnya. TP2
Are there colonies of bacteria growing on the nutrient agar in Petri dish D? Give a reason.
Ya. Permukaan agar bernutrien adalah terdedah kepada udara. Maka bakteria dalam
udara tumbuh dan membentuk koloni pada agar bernutrien di dalam piring Petri D.
Yes. The surface of the nutrient agar is exposed to air. Thus, bacteria in the air grow
and form colonies on the nutrient agar in the Petri dish D.
Hipotesis diterima. Apabila tahap kebersihan jari tangan yang menyapu permukaan
agar-agar nutrien steril ditambah, pertumbuhan bakteria pada permukaan agar-agar
nutrien steril itu akan berkurang.
Hypothesis is accepted. When the level of cleanliness of the fingers that wipe the surface of
sterile nutrient agar increases, the growth of bacteria on the surface of the sterile nutrient
agar will decrease.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
144
Eksperimen Wajib 2
Tajuk: Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma Buku teks m/s 20 – 27
Title: Factors affecting the growth of microorganism Eksperimen 1.2
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 1 Penyenggaraan dan kesinambungan hidup
Theme Maintenance and continuity of life
Bidang pembelajaran : 1.0 Mikroorganisma
Learning area Microorganisms
Standard kandungan : 1.1 Dunia mikroorganisma
Content standard World of microorganisms
Standard pembelajaran : 1.1.3 Menjalankan eksperimen untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi
Learning standard pertumbuhan mikroorganisma/Conduct an experiment to investigate factors
that affect the growth of microorganisms
Standard prestasi : TP2 Memahami mikroorganisma dan dapat menjelaskan kefahaman tersebut
Performance standard Understand and explain microorganisms
Langkah berjaga-jaga:
Precautionary steps:
1. Basuh tangan dengan sabun sebelum dan selepas menjalankan eksperimen.
Wash your hands with soap before and after the experiment.
2. Pakai sarung tangan semasa menjalankan eksperimen.
Wear gloves while conducting experiments.
3. Sterilkan semua bahan buangan terlebih dahulu sebelum dibuang.
Sterilise all waste first before being disposed
4. Rendam semua radas yang telah digunakan dalam disinfektan selepas menjalankan eksperimen.
Soak all apparatus that has been used in disinfectant after conducting experiments.
A. Kesan nutrien terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Effect of nutrients on the growth of Bacillus sp.
Tujuan Untuk mengkaji kesan nutrien terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Aim To study the effect of nutrient on the growth of Bacillus sp.
Pernyataan Apakah kesan nutrien terhadap pertumbuhan Bacillus sp.?
masalah What is the effect of nutrients on the growth of Bacillus sp.?
Problem
statement Bacillus sp. memerlukan nutrien untuk pertumbuhan.
Hipotesis Bacillus sp. needs nutrients for its growth.
Hypothesis
Pemboleh (a) dimanipulasikan : Kehadiran nutrien
ubah manipulated Presence of nutrient
Variables (b) bergerak balas : Bilangan koloni Bacillus sp.
responding Number of colonies of Bacillus sp.
: Isi padu larutan kultur Bacillus sp.
(c) dimalarkan
constant Volume of Bacillus sp. culture solution
145
Bahan Larutan kultur bakteria Bacillus sp., agar-agar nutrien steril, agar-agar tanpa nutrien
Materials steril dan pita selofan
Bacillus sp. culture solution, sterile nutrient agar, sterile non-nutrient agar and cellophane
Radas tape
Apparatus
Prosedur Dua piring Petri steril dengan penutup berlabel A dan B, dan dawai gelung
Procedure Two sterile Petri dishes with lids labelled A and B, and wire loop
1 Sediakan satu piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar nutrien steril dan label
A. Kemudian, sediakan satu piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar tanpa
nutrien steril dan label B.
Prepare a Petri dish that contains 10 cm3 of sterile nutrient agar and label it as A.
Prepare another Petri dish that contains 10 cm3 of sterile non-nutrient agar and label
it as B.
2 Sterilkan hujung dawai gelung dengan memanaskannya dalam nyalaan penunu Bunsen
sehingga dawai gelung membara.
Sterilise the end of a wire loop by heating it in the Bunsen burner flame until the wire
loop glows.
3 Selepas hujung dawai gelung disteril, biarkan dawai gelung steril menyejuk kepada
suhu bilik.
After the end of the wire loop is sterilised, let the sterile wire loop cool to room temperature.
4 Celupkan hujung dawai gelung ke dalam larutan kultur bakteria Bacillus sp..
Dip the end of the wire loop into the bacterial culture solution of Bacillus sp.
5 Gunakan hujung dawai gelung tersebut untuk memindahkan kultur bakteria ke atas
agar-agar nutrien steril dengan cara melumurkan kultur bakteria secara zigzag ke atas
agar-agar nutrien steril di dalam piring Petri A dan agar-agar tanpa nutrien steril di
dalam piring Petri B.
Use the end of the wire loop to transfer the bacterial culture onto sterile nutrient agar
by smearing the bacterial culture in a zigzag pattern on sterile nutrient agar in Petri
dish A and sterile agar without nutrient in Petri dish B.
Larutan kultur B
Bacillus sp.
Bacillus sp.
culture solution
A
Piring Petri
Petri dish
Larutan kultur bakteria Bacillus sp. Larutan kultur bakteria Bacillus sp.
dan agar-agar nutrien steril dan agar-agar tanpa nutrien steril
Bacillus sp. culture solution Bacillus sp. culture solution and sterile agar
and sterile nutrient agar non-nutrient
6 Tutup piring Petri A dan B, dan lekatkan penutup dengan pita selofan.
Cover Petri dishes A and B, and tape the lid with cellophane tape.
7 Terbalikkan piring Petri A dan B dan simpan di dalam almari gelap selama tiga hari.
Invert Petri dishes A and B and left in the dark cupboard for three days.
146
Piring Petri
Petri dish
Pita selofan Agar-agar nutrien
Cellophane tape Nutrient agar
Kultur Bacillus sp.
Bacillus sp. culture
Langkah- 8 Perhatikan bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir
langkah eksperimen.
Steps Observe the number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the experiment.
9 Rekodkan sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni di dalam setiap
piring Petri.
Record whether there are no colonies, a few colonies or many colonies in each Petri dish.
1 Satu piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar nutrien steril dan dilabelkan
A disediakan. Kemudian, satu piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar tanpa
nutrien steril disediakan dan dilabelkan B.
A Petri dish that contains 10 cm3 of sterile nutrient agar is prepared and labelled it
as A. Another Petri dish that contains 10 cm3 of sterile non-nutrient agar is prepared
and labelled it as B.
2 Hujung dawai gelung disteril dengan memanaskannya dalam nyalaan penunu Bunsen
sehingga dawai gelung membara.
The end of a wire loop is steriled by heating it in the Bunsen burner flame until the
wire loop glows.
3 Selepas hujung dawai gelung disteril, dawai gelung steril dibiarkan menyejuk kepada
suhu bilik.
After the end of the wire loop is sterilised, the sterile wire loop is let to cool to room temperature.
4 Hujung dawai gelung dicelup ke dalam larutan kultur bakteria Bacillus sp..
The end of the wire loop is dipped into the bacterial culture solution of Bacillus sp.
5 Hujung dawai gelung tersebut digunakan untuk memindahkan kultur bakteria dengan
cara melumurkan kultur bakteria secara zigzag ke atas agar-agar nutrien steril di
dalam piring Petri A dan agar-agar tanpa nutrien steril di dalam piring Petri B.
The end of the wire loop is used to transfer the bacterial culture in a zigzag pattern on
sterile nutrient agar in Petri dish A and sterile agar non-nutrient in Petri dish B.
6 Piring Petri A dan B ditutup, dan penutup dilekatkan dengan pita selofan.
Petri dishes A and B are covered, and the lids are taped with cellophane tape.
7 Piring Petri A dan B diterbalikkan dan disimpan di dalam almari gelap selama tiga hari.
Petri dishes A and B are inverted and kept in the dark cupboard for three days.
8 Bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir eksperimen
diperhatikan.
The number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the experiment is
observed.
9 Sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni di dalam setiap piring
Petri direkodkan.
Whether there are no colonies, a few colonies or many colonies in each Petri dish
is recorded.
147
Pemerhatian Piring Petri Kehadiran nutrien dalam Bilangan koloni bakteria
Observation Petri dish agar-agar Number of bacterial colonies
Soalan
Question Presence of nutrient in agar
Kesimpulan
Conclusion A Ada Banyak koloni
Present Many colonies
B Tiada Sedikit koloni
Absent A few colonies
[Jawapan murid/Student’s answer]
1 Bagaimanakah bilangan koloni bakteria dihubungkaitkan dengan pertumbuhan
bakteria? TP2
How is the number of bacterial colonies related to the growth of bacterial?
Semakin banyak bilangan koloni bakteria, semakin banyak pertumbuhan bakteria.
The more the number of bacterial colonies, the more the growth of bacterial.
2 Apakah fungsi nutrien dalam agar-agar dalam eksperimen ini? TP2
What is the function of nutrients in agar in this experiment?
Membekalkan makanan kepada bakteria.
Supply food to bacteria.
Hipotesis diterima. Bacillus sp. memerlukan nutrien untuk pertumbuhan.
Hypothesis is accepted. Bacillus sp. needs nutrients for its growth.
B. Kesan kelembapan terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Effect of humidity on the growth of Bacillus sp.
Tujuan Untuk mengkaji kesan kelembapan terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Aim To study the effect of humidity on the growth of Bacillus sp.
Pernyataan Apakah kesan kelembapan terhadap pertumbuhan Bacillus sp.?
masalah What is the effect of humidity on the growth of Bacillus sp.?
Problem
statement Kelembapan yang rendah merencatkan pertumbuhan Bacillus sp.
Hipotesis Low humidity retards the growth of Bacillus sp.
Hypothesis
Pemboleh (a) dimanipulasikan : Kelembapan agar-agar nutrien
ubah manipulated Moisture content of nutrient agar
Variables (b) bergerak balas : Bilangan koloni Bacillus sp.
Bahan responding Number of colonies of Bacillus sp.
Materials : Isi padu larutan kultur Bacillus sp.
(c) dimalarkan
constant Volume of Bacillus sp. culture solution
Larutan kultur bakteria Bacillus sp., agar-agar nutrien steril yang lembap dan pita selofan
Bacillus sp. culture solution., moist sterile nutrient agar, and cellophane tape
Radas Dua piring Petri steril dengan penutup berlabel C dan D, dawai gelung dan ketuhar
Apparatus Two sterile Petri dishes with lids labeled C and D, wire loop and oven
Prosedur 1 Sediakan dua piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar nutrien steril dan
Procedure labelkan sebagai C dan D.
Prepare two Petri dishes that contain 10 cm3 of sterile nutrient agar and label them as
C and D.
2 Panaskan piring Petri D yang mengandungi agar-agar nutrien steril di dalam ketuhar
sehingga kering. Keluarkan agar-agar nutrien yang kering dari ketuhar untuk
disejukkan kepada suhu bilik.
148
Heat the Petri dish D containing sterile nutrient agar in the oven until dry. Remove the
dried nutrient agar from the oven to cool to room temperature.
3 Ulang langkah 2 hingga 5 dalam Eksperimen A dengan menggantikan piring Petri A
dan B dengan piring Petri C dan D.
Repeat steps 2 to 5 in Experiment A by replacing Petri dishes A and B with Petri dishes
C and D.
4 Tutup piring Petri C dan D dan lekatkan penutup dengan pita selofan.
Cover Petri dishes C and D and tape the lids with cellophane tape.
CD
Piring Petri
Petri dish
Larutan kultur bakteria Bacillus sp. dan Larutan kultur bakteria Bacillus sp. dan
agar-agar nutrien steril yang lembap agar-agar nutrien steril yang kering
Bacillus sp. culture solution and moist sterile Bacillus sp. culture solution and dry sterile
nutrient agar nutrient agar
5 Terbalikkan piring Petri C dan D dan simpan di dalam almari gelap selama tiga hari.
Invert Petri dishes C and D and keep in the dark cupboard for three days.
6 Perhatikan bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir
eksperimen.
Observe the number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the
experiment.
7 Rekodkan sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni di dalam setiap piring
Petri.
Record whether there are no colonies, a few colonies or many colonies in each Petri
dish.
Langkah- 1 Dua piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar nutrien steril disediakan dan
langkah dilabelkan sebagai C dan D.
Steps
Two Petri dishes are prepared that contain 10 cm3 of sterile nutrient agar and is labelled
them as C and D.
2 Piring Petri D yang mengandungi agar-agar nutrien steril dipanaskan di dalam ketuhar
sehingga kering. Agar-agar nutrien yang kering dikeluarkan dari ketuhar untuk
disejukkan kepada suhu bilik.
The Petri dish D containing sterile nutrient agar is heated in the oven until dry. The
dried nutrient agar is removed from the oven to cool to room temperature.
3 Langkah 2 hingga 5 dalam Eksperimen A diulang dengan menggantikan piring Petri
A dan B dengan piring Petri C dan D.
Steps 2 to 5 in Experiment A are repeated by replacing Petri dishes A and B with Petri
dishes C and D.
4 Piring Petri C dan D ditutup dan penutup dilekatkan dengan pita selofan.
Petri dishes C and D are covered and the lids are taped with cellophane tape.
5 Piring Petri C dan D diterbalikkan dan disimpan di dalam almari gelap selama tiga hari.
Petri dishes C and D are inverted and kept in the dark cupboard for three days.
6 Bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri diperhatikan pada akhir
eksperimen.
The number of bacterial colonies is observed in each Petri dish at the end of the experiment.
7 Sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni di dalam setiap piring Petri
direkod.
Whether there are no colonies, a few colonies or many colonies in each Petri dish is recorded.
149
Pemerhatian Piring Petri Kelembapan agar-agar nutrient Bilangan koloni bakteria
Observation Petri dish Moist content of nutrient agar Number of bacterial colonies
Soalan
Question C Tinggi Banyak koloni
Kesimpulan High Many colonies
Conclusion
D Rendah Sedikit koloni
Low A few colonies
[Jawapan murid/Student’s answer]
Mengapakah agar-agar nutrien yang dikeluarkan dari ketuhar perlu disejukkan kepada
suhu bilik terlebih dahulu? TP2
Why does nutrient agar removed from the oven need to be cooled down first to room temperature?
Untuk mengelakkan bakteria daripada terbunuh oleh haba dalam agar-agar nutrien
panas.
To prevent bacteria from being killed by heat in hot nutrient agar.
Hipotesis diterima. Kelembapan yang rendah merencatkan pertumbuhan Bacillus sp.
Hypothesis is accepted. Low humidity retards the growth of Bacillus sp.
C. Kesan cahaya terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Effect of light on the growth of Bacillus sp.
Tujuan Untuk mengkaji kesan cahaya terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Aim To study the effect of light on the growth of Bacillus sp.
Pernyataan Apakah kesan cahaya terhadap pertumbuhan Bacillus sp.?
masalah What is the effect of light on the growth of Bacillus sp.?
Problem
statement Cahaya merencatkan pertumbuhan Bacillus sp.
Hipotesis Light retards the growth of Bacillus sp.
Hypothesis
Pemboleh (a) dimanipulasikan : Kehadiran cahaya
ubah manipulated Presence of light
Variables (b) bergerak balas : Bilangan koloni Bacillus sp.
responding Number of colonies of Bacillus sp.
Bahan : Isi padu larutan kultur Bacillus sp.
Materials (c) dimalarkan
Radas constant Volume of Bacillus sp.culture solution
Apparatus
Prosedur Larutan kultur bakteria Bacillus sp., agar-agar nutrien steril dan pita selofan
Procedure Bacillus sp. culture solution, sterile nutrient agar and cellophane tape
Dua piring Petri steril dengan penutup berlabel E dan F and dawai gelung
Two sterile Petri dishes with lids labeled E and F and wire loop
1 Sediakan dua piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar nutrien steril dan
labelkan sebagai E dan F./Prepare two Petri dishes that contain 10 cm3 of sterile nutrient
agar and label them as E.
2 Ulang langkah 2 hingga 5 dalam Experiment A dengan menggantikan piring Petri A
dan B dengan piring Petri E dan F.
Repeat steps 2 to 5 in Experiment A by replacing Petri dishes A and B with Petri dishes
E and F.
3 Tutup piring Petri E dan F dan lekatkan penutup dengan pita selofan.
Cover Petri dishes E and F and tape the lids with cellophane tape.
150
Dalam gelap/In dark Dalam cerah/In bright
E F
Piring Petri
Petri dish
Langkah- Larutan kultur bakteria Bacillus sp. dan agar-agar nutrien steril
langkah Culture bacteria solution Bacillus sp. and sterile nutrient
Steps
Pemerhatian 4 Terbalikkan piring Petri E dan F dan masing-masing simpan di dalam almari gelap
Observation dan kawasan cerah seperti berhampiran dengan tingkap selama tiga hari.
Invert Petri dishes E and F and leave in the dark cupboard and bright place such as
near to the window respectively for three days.
5 Perhatikan bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir
eksperimen.
Observe the number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the
experiment.
6 Rekodkan sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni di dalam setiap
piring Petri.
Record whether there are no colonies, a few colonies or many colonies in each Petri dish.
1 Dua piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar nutrien steril disediakan dan
dilabelkan sebagai E dan F.
Two Petri dishes that contain 10 cm3 of sterile nutrient agar is prepared and labelled
them as E and F.
2 Langkah 2 hingga 5 dalam Eksperimen A diulang dengan menggantikan piring Petri
A dan B dengan piring Petri E dan F.
Steps 2 to 5 in Experiment A ae repeated by replacing Petri dishes A and B with Petri
dishes E and F.
3 Piring Petri E dan F ditutup dan penutup dilekatkan dengan pita selofan.
Petri dishes E and F are covered and the lids are taped with cellophane tape.
4 Piring Petri E dan F diterbalikkan dan masing-masing disimpan di dalam almari gelap
dan kawasan cerah seperti berhampiran dengan tingkap selama tiga hari.
Petri dishes E and F are inverted and kept in the dark cupboard and bright place such
as near to the window respectively for three days.
5 Bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri diperhatikan pada akhir eksperimen.
The number of bacterial colonies in each Petri dish is observed at the end of the experiment.
6 Sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni di dalam setiap piring Petri
direkod.
Whether there are no colonies, a few colonies or many colonies in each Petri dish is
recorded.
Piring Petri Kehadiran cahaya Bilangan koloni bakteria
Petri dish Presence of sunlight Number of bacterial colonies
E
Gelap Banyak koloni
F Dark Many colonies
Cerah Sedikit koloni
Bright A few colonies
[Jawapan murid/Student’s answer]
151
Soalan Mengapakah piring Petri F tidak diletakkan di bawah sinaran matahari? TP2
Question Why is Petri dish F not placed under direct sunlight?
Kesimpulan Haba daripada sinaran matahari akan membunuh Bacillus sp.
Conclusion Heat from sunlight will kill Bacillus sp.
Hipotesis diterima. Cahaya merencatkan pertumbuhan Bacillus sp.
Hypothesis is accepted. Light retards the growth of Bacillus sp.
D. Kesan suhu terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Effect of temperature on the growth of Bacillus sp.
Tujuan Untuk mengkaji kesan suhu terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Aim To study the effect of temperature on the growth of Bacillus sp.
Pernyataan Apakah kesan suhu terhadap pertumbuhan Bacillus sp.?
masalah What is the effect of temperature on the growth of Bacillus sp.?
Problem
statement Pertumbuhan Bacillus sp. adalah paling pesat pada suhu bilik.
Hipotesis The growth of Bacillus sp. is the most at room temperature.
Hypothesis
Pemboleh (a) dimanipulasikan : Suhu
ubah manipulated Temperature
Variables (b) bergerak balas : Bilangan koloni Bacillus sp.
responding Number of colonies of Bacillus sp.
Bahan : Isi padu larutan kultur Bacillus sp.
Materials (c) dimalarkan
Radas constant Volume of Bacillus sp. culture solution
Apparatus
Larutan kultur bakteria Bacillus sp., agar-agar nutrien steril dan pita selofan
Bacillus sp. culture solution, sterile nutrient agar and cellophane tape
Tiga piring Petri steril dengan penutup berlabel G, H dan I, dawai gelung, peti sejuk,
inkubator dan termometer
Three sterile Petri dishes with lids labeled G, H and I, wire loop, refrigerator, incubator and
thermometer
Prosedur 1 Sediakan tiga piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar nutrien steril dan
Procedure labelkan sebagai G, H dan I.
Prepare three Petri dishes that contain 10 cm3 of sterile nutrient agar and label them
as G, H and I.
2 Ulang langkah 2 hingga 5 dalam Aktiviti A dengan menggantikan piring Petri A dan
B dengan piring Petri G, H dan I.
Repeat steps 2 to 5 in Activity A by replacing Petri dishes A and B with Petri dishes G,
H and I.
3 Tutup piring Petri G, H dan I dan lekatkan penutup dengan pita selofan.
Cover Petri dishes G, H and I and tape the lids with cellophane tape.
Larutan kultur bakteria Bacillus sp. dan
agar-agar nutrien steril
Culture bacteria solution Bacillus sp. and
sterile nutrient agar
GH I
Suhu bilik/Room temperature 5°C 70°C
152
4 Terbalikkan piring Petri G, H dan I. Simpan piring Petri G di dalam almari yang gelap
pada suhu bilik, piring Petri H di dalam peti sejuk pada suhu 5°C dan piring Petri I
di dalam inkubator pada suhu 70°C selama tiga hari.
Invert Petri dishes G, H and F. Keep Petri dish G in a dark cupboard at room temperature,
Petri dish H in the refrigerator at 5°C and Petri dish I in an incubator at 70°C for
three days.
5 Perhatikan bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir
eksperimen.
Observe the number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the
experiment.
6 Rekodkan sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni di dalam setiap
piring Petri.
Record whether there are no colonies, a few colonies or many colonies in each Petri
dish.
1 Tiga piring Petri yang mengandungi 10 cm3 agar-agar nutrien steril disediakan dan
dilabelkan sebagai G, H dan I.
Three Petri dishes that contain 10 cm3 of sterile nutrient agar is prepared and labelled
them as G, H and I.
2 Langkah 2 hingga 5 dalam Eksperimen A diulang dengan menggantikan piring Petri
A dan B dengan piring Petri G, H dan I.
Steps 2 to 5 in Experiment A are repeated by replacing Petri dishes A and B with Petri
dishes G, H and I.
3 Piring Petri G, H dan I ditutup dan penutup dilekatkan dengan pita selofan.
Petri dishes G, H and I are covered and the lids are taped with cellophane tape.
4 Piring Petri G, H dan I diterbalikkan. Piring Petri G disimpan di dalam almari
yang gelap pada suhu bilik, piring Petri H di disimpan di dalam peti sejuk pada
suhu 5°C dan piring Petri I disimpan di dalam inkubator pada suhu 70°C selama
tiga hari.
Petri dishes G, H and F are inverted. Petri dish G is kept in a dark cupboard at room
temperature, Petri dish H in the refrigerator at 5 °C and Petri dish I in an incubator
at 70 °C for three days.
5 Bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri diperhatikan pada akhir
eksperimen.
The number of bacterial colonies in each Petri dish is observed at the end of the
experiment.
6 Sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni direkod.
Whether there is are no colonies, a few colonies or many colonies is recorded.
Pemerhatian Piring Petri Suhu (°C) Bilangan koloni bakteria
Observation Petri dish Temperature (°C) Number of bacterial colonies
G Suhu bilik
Room temperature Banyak koloni
H 5 Many colonies
70 Sedikit koloni
I A few colonies
153 Sedikit koloni
A few colonies
[Jawapan murid/Student’s answer]
Soalan Mengapakah Bacillus sp. disimpan di dalam inkubator yang bersuhu tinggi? TP2
Question Why is Bacillus sp. kept in a high-temperature incubator?
Kesimpulan Untuk menunjukkan suhu yang tinggi tidak sesuai untuk pertumbuhan bakteria.
Conclusion To show that a high temperatures is not suitable for bacterial growth.
Hipotesis diterima. Pertumbuhan Bacillus sp. adalah paling pesat pada suhu bilik.
Hypothesis is accepted. The growth of Bacillus sp. is the most at room temperature.
E. Kesan nilai pH terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Effect of pH value on the growth of Bacillus sp.
Tujuan Untuk mengkaji kesan nilai pH terhadap pertumbuhan Bacillus sp.
Aim To study the effect of pH value on the growth of Bacillus sp.
Pernyataan Apakah kesan nilai pH terhadap pertumbuhan Bacillus sp.?
masalah What is the effect of pH value on the growth of Bacillus sp.?
Problem
statement Pertumbuhan Bacillus sp. adalah paling pesat pada nilai pH 7.
Hipotesis The growth of Bacillus sp. is most rapid at pH.
Hypothesis
Pemboleh (a) dimanipulasikan : Nilai pH
ubah manipulated pH value
Variables (b) bergerak balas : Bilangan koloni Bacillus sp.
responding Number of colonies of Bacillus sp.
Bahan : Isi padu larutan kultur Bacillus sp.
Materials (c) dimalarkan
constant Volume of Bacillus sp. culture solution
Radas
Apparatus Larutan kultur bakteria Bacillus sp., agar-agar nutrien steril yang lembap, asid hidroklorik
cair, larutan natrium hidroksida cair, air suling, dan pita selofan
Bacillus sp. culture solution, moist sterile nutrient agar, dilute hydrochloric acid, dilute
sodium hydroxide solution, distilled water, and cellophane tape
Tiga piring Petri steril dengan penutup berlabel J, K dan L, tiga bikar, tiga dawai gelung
dan tiga picagari
Three sterile Petri dishes with lids labeled G, H and I, three beakers, three wires loop and
three syringes
Prosedur 1 Sediakan susunan radas seperti yang ditunjukkan dalam rajah.
Procedure Set up the arrangement of apparatus as shown in the diagram.
Agar-agar nutrien steril dan 1 cm3 Agar-agar nutrien steril dan 1 cm3 Agar-agar nutrien steril dan
air suling asid hidroklorik cair 1 cm3 larutan natrium hidroksida cair
Sterile nutrient agar and 1 cm3 Sterile nutrient agar and Sterile nutrient agar and 1 cm3 dilute
distilled water 1 cm3 dilute acid hydrochloric sodium hydroxide solution
JKL
154
2 Ulang langkah 2 hingga 5 dalam Eksperimen A dengan menggantikan piring Petri A
dan B dengan piring Petri J, K dan L.
Repeat steps 2 to 5 in Experiment A by replacing Petri dishes A and B with Petri dishes
J, K and L.
3 Tutup piring Petri J, K dan L dan lekatkan penutup dengan pita selofan.
Cover Petri dishes J, K and L and tape the lids with cellophane tape.
Campuran larutan kultur Bacillus sp. Campuran larutan kultur Bacillus Campuran larutan kultur Bacillus
agar-agar nutrien dan air suling sp. agar-agar nutrien dan asid sp. agar-agar nutrien dan natrium
Mixture of Bacillus sp. culture solution, hidroklorik cair hidroksida cair
nutrient agar and distilled water Mixture of Bacillus sp. culture Mixture of Bacillus sp. culture
solution, nutrient agar and dilute solution, nutrient agar and dilute
hydrochloric acid sodium hydroxide solution
JK L
4 Terbalikkan piring Petri J, K and L dan simpan di dalam almari yang gelap selama
tiga hari.
Invert Petri dishes J, K and keepin a dark cupboard for three days.
5 Perhatikan bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir
eksperimen.
Observe the number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the
experiment.
6 Rekodkan sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak di dalam setiap piring
Petri.
Record whether there are no colonies, a few colonies or many in each Petri dish.
Langkah- 1 Susunan radas disediakan seperti yang ditunjukkan dalam rajah.
langkah The arrangement of apparatus is set up as shown in the diagram.
Steps
2 Langkah 2 hingga 5 dalam Eksperimen A diulang dengan menggantikan piring Petri
A dan B dengan piring Petri J, K dan L.
Steps 2 to 5 in Experiment A are repeated by replacing Petri dishes A and B with Petri
dishes J, K and L.
3 Piring Petri J, K dan L ditutup dan penutup dilekatkan dengan pita selofan.
Petri dishes J, K and L are covered and the lids are taped with cellophane tape.
4 Piring Petri J, K and L diterbalikkan dan disimpan di dalam almari yang gelap selama
tiga hari.
Petri dishes J, K and L are inverted and kept in a dark cupboard for three days.
5 Bilangan koloni bakteria di dalam setiap piring Petri pada akhir eksperimen
diperhatikan.
The number of bacterial colonies in each Petri dish at the end of the experiment is
observed.
6 Sama ada tiada koloni, sedikit koloni atau banyak koloni di dalam setiap piring Petri
direkod.
Whether there are no colonies,, a few colonies or many colonies in each Petri dish is
recorded.
155
Pemerhatian Piring Petri Nilai pH Bilangan koloni bakteria
Observation Petri dish pH value Number of bacterial colonies
Soalan J 7
Question Kurang daripada pH 7 Banyak koloni
Kesimpulan K Less than pH 7 Many colonies
Conclusion Lebih daripada pH 7 Sedikit koloni
L More than pH 7 A few colonies
Sedikit koloni
A few colonies
[Jawapan murid/Student’s answer]
Nyatakan satu aplikasi kesan nilai pH terhadap bakteria dalam kehidupan harian.
Terangkan. TP2
State one application of the effect of pH value on bacteria in everyday life. Explain?
Penggunaan ubat gigi untuk menggosok gigi/Antiseptik (larutan iodin) untuk menyapu
pada luka. Bahan tersebut mempunyai nilai pH yang tinggi/rendah yang dapat merencatkan
pertumbuhan mikroorganisma.
Use of toothpaste for brushing /Antiseptic (iodine solution) to apply on wounds. This material
has a high/low pH value that can retart the growth of microorganisms.
Hipotesis diterima. Pertumbuhan Bacillus sp. adalah paling pesat pada nilai pH 7.
Hypothesis is accepted. The growth of Bacillus sp. is most rapid at pH 7.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
156
Eksperimen Wajib 3
Tajuk: Kesan antibiotik terhadap pertumbuhan bakteria Buku teks m/s 37
Title: The effect of antibiotic on the growth of bacteria Eksperimen 1.3
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 1 Penyenggaraan dan kesinambungan hidup
Theme Maintenance and continuity of life
Bidang pembelajaran : 1.0 Mikroorganisma
Learning area Microorganisms
Standard kandungan : 1.3 Pencegahan dan rawatan mikroorganisma berbahaya
Content standard Prevention and treatment of diseases caused by microorganisms
Standard pembelajaran : 1.3.3 Menjalankan eksperimen mengkaji kesan antibiotik terhadap
pertumbuhan bakteria.
Learning standard Conduct an experiment to study the effect of antibiotics on bacteria
growth.
Standard prestasi : TP2 Memahami mikroorganisma dan dapat menjelaskan kefahaman tersebut.
P erformance standard Understand and explain microorganisms.
TP4 Menganalisis pengetahuan mengenai mikroorganisma dalam konteks
penyelesaian masalah mengenai kejadian atau fenomena alam
Analyse knowledge about microorganisms in context of problem solving
on events or natural phenomena
Tujuan Untuk mengkaji kesan kepekatan antibiotik (penisilin) terhadap pertumbuhan bakteria
Aim (Bacillus sp.)
Pernyataan To study the effect of concentration antibiotic (penicillin) on the growth of bacterial (Bacillus sp.)
masalah
Problem Apakah kesan kepekatan antibiotik terhadap pertumbuhan bakteria?
statement What is the effect of concentration of antibiotic on the growth of bacteria?
Hipotesis
Hypothesis Semakin tinggi kepekatan antibiotik, semakin rendah pertumbuhan bakteria.
Pemboleh The higher the concentration of antibiotic, the lower the growth of bacteria.
ubah
Variables (a) dimanipulasikan : Kepekatan antibiotik
manipulated Concentration of antibiotic
Bahan
Materials (b) bergerak balas : Luas kawasan jernih
responding Area of clear region
(c) dimalarkan : Jenis bakteria (Bacillus sp.)
constant Type of bacteria (Bacillus sp.)
Larutan kultur bakteria Bacillus sp., agar-agar nutrien steril, empat ceper kertas turas
berdiameter 6 mm, larutan penicillin dengan kepekatan yang berlainan seperti 10%,
20% dan 30% (atau ceper kertas turas berdiameter 6 mm dan tiga ceper penisillin yang
berkepekatan berlainan seperti 10, 20 and 30 unit penisilin), air suling, pen penanda
dan pita selofan
157
Radas Bacillus sp. bacterial culture solution, sterile nutrient agar, four filter paper discs of
Apparatus 6 mm in diameter, penicillin solution of different concentrations such as 10%, 20% and 30%
Prosedur (or filter paper disc 6 mm in diameter and three penicillin discs of different concentrations
Procedure such as 10, 20 and 30 units of penicillin), distilled water, marker pen and cellophane
tape
Piring Petri dengan penutup, picagari dan forsep steril
Petri dish with lid, syringe and sterile forceps
1 Tuangkan 1 cm3 larutan kultur bakteria Bacillus sp. ke atas agar-agar nutrien steril
di dalam sebuah piring Petri.
Pour 1 cm3 of Bacillus sp. on sterile nutrient agar in a Petri dish.
2 Gunakan forsep steril untuk meletakkan ceper kertas turas yang direndam dalam air
suling dan larutan penisilin dengan kepekatan 10%, 20% dan 30% ke atas agar-agar
nutrien dan kultur bakteria/Bacillus sp..
Use sterile forceps to place a filter paper disc soaked in distilled water and penicillin
solution with concentrations of 10%, 20% and 30% on the nutrient agar and bacterial
culture of Bacillus sp..
3 Tutup piring Petri. Lekatkan penutup dengan pita selofan dan simpan piring Petri di
dalam almari gelap selama tiga hari.
Cover the Petri dish. Tape the lid with a cellophane tape and keep the Petri dish in a
dark cupboard for three days.
Agar-agar Pita selofan
nutrien steril Cellophone tape
Sterile nutrient
agar Piring Petri/Petri dish
4 Perhati dan rekodkan kawasan jernih yang mengelilingi setiap ceper kertas sama ada
tiada, kecil, besar atau paling besar.
Observe and record the clear region surrounding each filter paper disc whether it is the
none, small, big or biggest.
5 Lakarkan pemerhatian anda./Sketch your observation.
Ceper kertas turas yang direndam dalam larutan penisilin 10% (atau ceper penisilin
10 unit penisilin)
Filter paper disc soaked in 10% penicillin solution (or 10-unit penicillin disc)
Agar-agar nutrien Piring Petri
steril dan kultur Petri dish
bakteria Bacillus sp.
Sterile nutrient agar Ceper kertas turas yang direndam dalam
and Bacillus sp. culture larutan penisilin 20% (atau ceper penisilin
Ceper kertas turas yang 20 unit penisilin)
direndam dalam air suling Filter paper disc soaked in 20% penicillin
Filter paper disc soaked in solution (or 20-unit penicillin disc)
distilled water
Ceper kertas turas yang direndam dalam larutan penisilin 30% (atau ceper
penisilin 30 unit penisilin)
Filter paper disc soaked in 30% penicillin solution (30-unit penicillin disc)
158
Langkah- 1 1 cm3 larutan kultur bakteria Bacillus sp. dituangkan ke atas agar-agar nutrien steril
langkah di dalam sebuah piring Petri.
Steps
1 cm3 of Bacillus sp. is poured on sterile nutrient agar in a Petri dish.
2 Forsep steril digunakan untuk meletakkan ceper kertas turas yang direndam dalam air
suling dan larutan penisilin dengan kepekatan 10%, 20% dan 30% ke atas agar-agar
nutrien dan kultur bakteria Bacillus sp..
A sterile forceps is used to place a filter paper disc soaked in distilled water and
penicillin solution with concentrations of 10%, 20% and 30% on the nutrient agar and
bacterial culture of Bacillus sp..
3 Piring Petri ditutup. Penutup dilekat dengan pita selofan dan piring Petri disimpan di
dalam almari gelap selama tiga hari.
The Petri dish is covered. The lid is taped with a cellophane tape and keep the Petri dish
in a dark cupboard for three days.
4 Kawasan jernih yang mengelilingi setiap ceper kertas diperhati dan direkod sama ada
tiada, kecil, besar atau paling besar.
The clear area surrounding each filter paper disc is recorded whether it is the none,
small, big or biggest.
5 Pemerhatian anda dilakarkan.
Your observation is sketched.
Pemerhatian Kepekatan antibiotik (% atau unit) Luas kawasan jernih (cm2)
Observation Concentration of antibiotic (% or unit) Area of clear region (cm2)
0 Tiada
None
10 Kecil
Small
20 Besar
Big
30 Paling besar
The biggest
[Jawapan murid/Student’s answer]
Air suling 10%
Distilled 0% 20%
water
30%
159
Soalan 1 Apakah tujuan penggunaan ceper kertas turas yang direndam dalam air suling dalam
Question eksperimen ini? TP2
Kesimpulan
Conclusion What is the purpose of using a filter paper disc soaked in distilled water in this experiment?
Bertindak sebagai kawalan.
Acts as a control.
2 Nyatakan definisi secara operasi bagi antibiotik. TP4/KBAT
State the operational definition for antibiotic.
Antibiotik ialah bahan yang menghasilkan kawasan jernih di atas permukaan agar
nutrien.
An antibiotic is a substance that produces a clear region on the surface of the nutrient
agar.
3 Berdasarkan pada pemerhatian kamu, terangkan bagaimana keluasan kawasan jernih
pada permukaan agar-agar nutrien dapat menunjukkan tindakan penisilin terhadap
pertumbuhan bakteria?
Based on your observation, explain how does the clear region on the surface of the
nutrient agar show the action of penicillin on the growth of bacteria?
Kawasan jernih yang terbentuk mengelilingi ceper yang mengandungi penisilin
berkepekatan tinggi adalah lebih besar daripada kawasan jernih yang mengelilingi
ceper yang mengandungi penisilin berkepekatan rendah. Hal ini menunjukkan bahawa
semakin tinggi kepekatan penisilin semakin rendah pertumbuhan bakteria.
The clear region around the filter paper disc which contain more concentrated penicillin
is larger than the clear region around the other filter paper disc which contain less
concentrated penicillin. This shows that the higher the concentration of the penicillin,
the lower the growth of the bacteria.
Hipotesis diterima. Semakin tinggi kepekatan antibiotik, semakin rendah pertumbuhan bakteria.
Hypothesis is accepted. The higher the concentration of antibiotic, the lower the growth of
bacteria.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
160
Eksperimen Wajib 4
Tajuk: Nilai kalori dalam sampel makanan Buku teks m/s 51
Title: Calorific value in food samples Eksperimen 2.1
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 1 Penyenggaraan dan kesinambungan hidup
Theme Maintenance and continuity of life
Bidang pembelajaran : 2.0 Nutrisi dan teknologi makanan
Learning area Nutrition and food technology
Standard kandungan : 2.1 Gizi seimbang dan nilai kalori
Content standard Balanced diet and calorific value
Standard pembelajaran : 2.1.2 Menjalankan eksperimen untuk menganggarkan nilai kalori dalam
sampel makanan
Learning standard Conduct an experiment to estimate the calorific value in food samples
Standard prestasi : TP1 Mengingat kembali pengetahuan dan kemahiran saintifik mengenai
P erformance standard nutrisi dan teknologi makanan
Recall the knowledge and science skills on nutrition and food technology
TP2 Memahami nutrisi dan teknologi makanan dan dapat menjelaskan
kefahaman tersebut
Understand and explain nutrition and food technology
Tujuan Untuk menganggarkan nilai kalori dalam beberapa sampel makanan dengan menggunakan
Aim kalorimeter
Pernyataan To estimate the calorific value of several samples of food using a calorimeter
masalah
Problem Sampel makanan yang manakah yang mempunyai nilai kalori paling tinggi?
statement Which food sample has the highest calorific value?
Hipotesis
Hypothesis Kacang tanah mempunyai nilai kalori yang paling tinggi berbanding dengan roti dan ikan
Pemboleh bilis.
ubah The calorific value of groundnut is higher than that of bread and anchovies.
Variables
(a) dimanipulasikan : Jenis sampel makanan
Bahan manipulated Type of food sample
Materials
Radas (b) bergerak balas : Perubahan suhu/ Nilai kalori makanan
Apparatus responding Change in temperature/Calorific value of food
(c) dimalarkan : Isi padu air
constant Volume of water
1 g kacang tanah, 1 g roti, 1 g ikan bilis dan air suling
1 g of groundnut, 1 g of bread, 1 g of anchovies, cotton wool and distilled water
Kaki retort, tabung didih, termometer, penghadang, plastisin dan jarum
Retort stand, boiling tube, thermometer, shield, plasticine, and needle
161
Prosedur 1 Sediakan susunan radas seperti yang ditunjukkan dalam rajah.
Procedure Set up the arrangement of apparatus as shown in the diagram.
2 Rekodkan jenis sampel makanan dan jisimnya, isi padu air di dalam tabung didih dan
suhu awal, Tl, pada termometer.
Record the type of food sample and its mass, the volume of water in the boiling tube and
the initial temperature, T1, on the thermometer.
3 Nyalakan sampel makanan.
Ignites the food sample.
Termometer
Thermometer
Kapas Penghadang
Cotton wool Shield
Tabung didih Kaki retort
Boiling tube Retort stand
Air suling
Distilled water
Sampel makanan
Food sample
Jarum
Needle
Plastisin
Plasticine
4 Perhati dan rekodkan suhu maksimum, T2, selepas sampel makanan habis terbakar.
Observe and record the maximum temperature, T2, after the food sample burns.
5 Hitung dan rekodkan nilai kalori bagi setiap sampel makanan dengan menggunakan
formula yang berikut:
Calculate and record the calorific value of each food sample using the following
formula:
Kandungan tenaga = 4.2 J g–1°C–1 × Jisim air (g) × Perubahan suhu air (°C)
Jisim sampel makanan (g) × 1000
Energy content = 4.2 J g–1 °C–1 × Mass of water (g) × Change in water temperature (°C)
Mass of food sample(g) × 1000
(Ketumpatan air = 1 g/cm3, oleh itu, 50 cm3 air = 50 g
Density of water 1 g/cm3, therefore, 50 cm3 air = 50 g)
Langkah- 1 Susunan radas seperti yang ditunjukkan dalam rajah disediakan.
langkah The arrangement of apparatus is sept up as shown in the diagram.
Steps
2 Jenis sampel makanan dan jisimnya, isi padu air di dalam tabung didih dan suhu awal,
T1, pada termometer direkod.
The type of food sample and its mass, the volume of water in the boiling tube and the
initial temperature, T1, on the thermometer are recorded.
3 Sampel makanan dinyalakan.
Ignites the food sample.
4 Suhu maksimum, T2 diperhati dan direkodkan selepas sampel makanan terbakar.
The final temperature (maximum temperature), T2 is observed and recorded after the
food sample burns.
5 Nilai kalori bagi setiap sampel makanan dihitung dan direkod dengan menggunakan
formula yang berikut:
The calorific value of each food sample is calculated and recorded using the following
formula:
162
Kandungan tenaga = 4.2 J g–1°C–1 × Jisim air (g) × Perubahan suhu air (°C)
Jisim sampel makanan (g) × 1000
4.2 J g–1 °C–1 Mass of water (g) × Change in water temperature (°C)
Energy content = × Mass of food sample(g) × 1000
(Ketumpatan air = 1 g/cm3, oleh itu, 50 cm3 air = 50 g
Density of water 1 g/cm3, therefore, 50 cm3 air = 50 g)
Pemerhatian Sampel makanan Kacang tanah Ikan bilis Roti
Observation Food sample Groundnut Anchovies Bread
Soalan 11
Question Jisim sampel makanan, m (g) 1
Mass of food sample (g)
Isi padu air (cm3) 10 10 10
Volume of water (cm3)
Jisim air (g) [Jawapan murid/Student’s answer]
Mass of water (g)
Suhu awal, T1 (°C)
Initial temperature, T1 (°C)
Suhu tertinggi, T2 (°C)
Highest temperature, T2 (°C)
Perubahan suhu, T2 – T1 (°C)
Change in temperature, T2 – T1 (°C)
Penghitungan/Calculation:
Hitungkan dan rekodkan nilai kalori bagi setiap sampel makanan dengan menggunakan
formula yang diberikan dalam prosedur.
Calculate and record the calorific value of each food sample using the formula given in procedure:
Sampel makanan Kacang tanah Ikan bilis Roti
Food sample Groundnut Anchovies Bread
Nilai kalori (kJ g–1) [Jawapan murid/Student’s answer]
Calorific value (kJ g–1)
1 Apakah yang dimaksudkan dengan nilai kalori makanan? TP2
What is meant by calorific value of food?
Jumlah tenaga yang dibebaskan daripada pengoksidaan atau pembakaran 1 g makanan
dengan lengkap.
The amount of energy released by the complete oxidation or combustion of 1 g of food.
2 (a) Adakah nilai kalori dalam sampel makanan yang ditentukan dengan menggunakan
tabung didih lebih besar atau lebih kecil daripada nilai kalori dalam sampel
makanan yang sebenar? TP1
Does the calorific value in the food sample determined using boiling tube bigger or
smaller the calorific value in the actual food sample?
Lebih kecil/Smaller
(b) Terangkan jawapan anda. TP2
Explain your answer.
Sebahagian haba telah hilang dalam bentuk cahaya. Sebahagian haba hilang ke
persekitaran manakala yang lain diserap oleh radas.
Some of the heat is lost in the form of light. Some of the heat is lost to the surrondings
while others are absorbed by the apparatus.
163
3 Berikan satu contoh sampel makanan lain yang boleh digunakan untuk menganggarkan
nilai kalori dengan menggunakan kalorimeter bagi setiap kelas makanan yang berikut:
Give one example of other food sample used to estimate calorific value by using a
calorimeter for each of the following food classes: TP1
(a) Karbohidrat./Carbohydrates.
Beras/Rice
(b) Lemak./Fat.
Minyak kelapa sawit/Palm oil
(c) Protein./Protein.
Putih telur/Egg white
4 Namakan satu kelas makanan yang tidak mempunyai nilai kalori. Berikan sebabnya.
Name one class of food that has no calorific value. Give the reason. TP2
Air. Air tidak boleh terbakar.
Water. Water cannot burn.
5 Rajah di bawah menunjukkan satu radas yang boleh digunakan untuk menentukan
dengan lebih jitu nilai kalori sample makanan. TP1
The diagram below shows an apparatus that can be used to determine more accurately
the calorific value of food sample.
Termometer Ke pam penuras
Thermoneter To filter pump
Pengacau
Stirrer
Air
Water
Gegelung pemindahan haba
Heat transferring coil
Makanan terbakar dalam mangkuk pijar
Food burns in cruciber
Tapak asbestos
Asbestos base
Elemen pemanas untuk membakar bahan makanan
Heating elements for burning food sample
Oksigen
Oxygen
Namakan alat ini.
Name this tool.
Kalorimeter bom
Bomb calorimeter
Kesimpulan Hipotesis diterima. Kacang tanah mempunyai nilai kalori yang paling tinggi berbanding
Conclusion dengan roti dan ikan bilis.
Hypothesis is accepted. The calorific value of groundnut is bigger than that of bread and
anchovies.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
164
Eksperimen Wajib 5
Tajuk: Kesan kekurangan makronutrien kepada tumbuhan Buku teks m/s 60 – 61
Title: The effects of macronutrient deficiency on plants Eksperimen 2.2
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 1 Penyenggaraan dan kesinambungan hidup
Theme Maintenance and continuity of life
Bidang pembelajaran : 2.0 Nutrisi dan teknologi makanan
Learning area Nutrition and food technology
Standard kandungan : 2.2 Keperluan nutrien oleh tumbuhan
Content standard Nutrient requirements in plants
Standard pembelajaran : 2.2.2 Menjalankan eksperimen untuk mengkaji kesan kekurangan makronutrien
Learning standard kepada tumbuhan.
Conduct an experiment to study the effect of macronutrients deficiency on
plants
Standard prestasi : TP2 Memahami nutrisi dan teknologi makanan dan dapat menjelaskan
Performance standard kefahaman tersebut.
Understand and explain nutrition and food technology
Tujuan Untuk mengkaji kesan kekurangan makronutrien (nitrogen, fosforus dan kalium) terhadap
Aim pertumbuhan tumbuhan/To study the effects of macronutrients (nitrogen, phosphorus and
Pernyataan potassium) deficiency on plant growth
masalah
Problem Apakah kesan kekurangan makronutrien (nitrogen, fosforus dan kalium) terhadap
statement pertumbuhan tumbuhan?/What are the effects of macronutrient (nitrogen, phosphorus
Hipotesis and potassium) deficiency on plant growth?
Hypothesis
Pemboleh Kekurangan makronutrien (nitrogen, fosforus dan kalium) merencat pertumbuhan tumbuhan.
ubah Deficiency of macronutrients (nitrogen, phosphorus and potassium) stunts the plant growth.
Variables
(a) dimanipulasikan/manipulated: Jenis larutan kultur/Type of culture solution
Bahan
Materials (b) bergerak balas/ responding: Pertumbuhan tumbuhan/Growth of plant
Radas (c) dimalarkan : Isi padu larutan kultur, saiz dan jenis anak benih, cahaya dan suhu
Apparatus constant Volume of culture solution, size and type of seedlings, light and temperature
Prosedur
Procedure Air suling, larutan kultur lengkap, larutan kultur tanpa nitrogen, larutan kultur tanpa
fosforus, larutan kultur tanpa kalium, anak benih jagung, kertas hitam dan kapas
Distilled water, complete culture solution, culture solution without nitrogen, culture solution
without phosphorus, culture solution without potassium, maize seedlings, sugar paper and
cotton wool
Tabung didih, tiub penghantar, pam udara, gabus
Boiling tube, connecting tube, air pump, cork
1 Sediakan susunan radas di bawah.
Set up the arrangement of apparatus below.
2 Letakkan radas di tepi tingkap.
Place the apparatus beside the window.
165
Anak benih Larutan kultur Larutan kultur Anak benih Larutan kultur
jagung tanpa nitrogen tanpa fosforus jagung tanpa kalium
Larutan kultur Maize Culture solution Without Maize Culture solution
knop lengkap seedling without nitrogen phosphorus seedling without potassium
Complete knop’s
culture solution Kapas culture solution Kapas
Cotton wool Cotton wool
Tabung didih Tabung didih
Boiling tube Boiling tube
Kertas hitam Kertas hitam
Black paper Black paper
Salur kaca Salur kaca
glass tube glass tube
3 Pamkan udara masuk ke dalam larutan kultur selama 5 minit setiap hari.
Pump the air into the culture solution for 5 minutes everyday.
4 Tukar larutan kultur di dalam setiap tabung didih sekali seminggu.
Change the culture solution in each boiling tube once a week.
5 Selepas dua minggu, perhati dan catatkan keadaan anak benih dari segi saiz tumbuhan,
warna daun dan pertumbuhan akar.
After two weeks, observe and record the conditions of the seedlings in terms of size of
plant, colour of leaves and growth of roots.
Langkah- 1 Susunan radas disediakan/The apparatus below is set up.
langkah 2 Radas diletakkan di tepi tingkap/The apparatus is placed beside the window.
Steps 3 Udara dipam masuk ke dalam larutan kultur selama 5 minit setiap hari.
Keputusan
Result The air is pumped into the culture solution for 5 minutes everyday.
Soalan 4 Larutan kultur di dalam setiap tabung didih ditukar sekali seminggu.
Question
Kesimpulan The culture solution in each boiling tube is changed once a week.
Conclusion
5 Selepas dua minggu, keadaan anak benih diperhatikan dan dicatatkan.
After two weeks, the conditions of the seedlings is observed and recorded.
Jenis larutan kultur Saiz Warna daun Pertumbuhan
Type of culture solution tumbuhan Colour of leaf akar
Plant size
Larutan kultur yang lengkap Biasa Root growth
Complete culture solution Normal
Larutan kultur tanpa nitrogen Lebih kecil Hijau Banyak
Culture solution without nitrogen Smaller Green A lot
Larutan kultur tanpa fosforus Lebih kecil
Culture solution without phosphorus Smaller Kuning Banyak
Larutan kultur tanpa kalium Lebih kecil Yellow A lot
Culture solution without potassium Smaller
Hijau tua Kurang
Dark green Less
Kuning Banyak
Yellow A lot
[Jawapan murid/Student’s answer]
1 Mengapakah tabung didih dibalut dengan kertas hitam? TP2
Why are the boiling tubes wrapped with black paper?
Untuk mengelakkan pertumbuhan alga pada dinding dalam tabung didih yang akan
menyerap nutrien dalam larutan/To prevent the growth of algae on the walls of the
boiling tube which absorb nutrients from the solution.
Hipotesis diterima. Kekurangan makronutrien (nitrogen, fosforus dan kalium) merencat
pertumbuhan tumbuhan/Hypothesis is accepted. Deficiency of macronutrients (nitrogen,
phosphorus and potassium) stunts plant growth.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
166
Eksperimen Wajib 6
Tajuk: Kesan suhu ke atas kadar tindak balas Buku teks m/s 127 – 129
Title: The effect of temperature on the rate of reaction Eksperimen 4.1
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 2 Penerokaan unsur dalam alam
Theme Exploration of elements in nature
Bidang pembelajaran : 4.0 Kadar tindak balas
Learning area Rate of reaction
Standard kandungan : 4.2 Faktor yang mempengaruhi kadar tindak balas
Content standard Factors affecting the rate of reaction
Standard pembelajaran : 4.2.1 Menjalankan eksperimen untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi
L earning standard kadar tindak balas
Carry out experiments to study factors affecting rate of reaction.
Standard prestasi : TP2 Memahami kadar tindak balas dan dapat menjelaskan kefahaman
Performance standard tersebut
Understands and explain rate of reaction
TP3 Mengaplikasikan pengetahuan mengenai kadar tindak balas dan dapat
melaksanakan tugasan mudah
Apply knowledge about rate of reaction and able to carry out simple tasks
TP4 Menganalisis pengetahuan mengenai kadar tindak balas dalam konteks
penyelesaian masalah mengenai kejadian atau fenomena alam
Analyse knowledge about rate of reaction in context of problem solving on
events or natural phenomena
Tujuan Untuk mengkaji kesan suhu bahan tindak balas terhadap kadar tindak balas
Aim To study the effect of temperature of reactants on the rate of reaction
Pernyataan
masalah Bagaimanakah suhu bahan tindak balas mempengaruhi kadar tindak balas?
Problem How does temperature of reactants affect the rate of reaction?
statement
Hipotesis Semakin tinggi suhu bahan tindak balas, semakin tinggi kadar tindak balas.
Hypothesis The higher the temperature of reactants, the higher the rate of reaction.
Pemboleh
ubah (a) dimanipulasikan : Suhu larutan natrium tiosulfat
Variables manipulated Temperature of sodium thiosulphate solution
Bahan (b) bergerak balas : Masa yang diambil untuk tanda X tidak kelihatan
Materials responding Time taken until ‘X’ is no longer visible
(c) dimalarkan : Kepekatan dan isi padu larutan natrium tiosulfat, kepekatan dan
constant isi padu asid sulfurik dan saiz kelalang kon
Concentration and volume of sodium thiosulphate solution,
concentration and volume of sulphuric acid and size of conical flask
Larutan natrium tiosulfat 0.2 mol dm–3, asid sulfurik, 1 mol dm–3 dan kertas putih dengan
tanda ‘X’ di bahagian tengah
0.2 mol dm–3 sodium thiosulphate solution, 1 mol dm–3 sulphuric acid, and a piece of white
paper with an ‘X’ at the centre
167
Radas Kelalang kon 250 cm3, silinder penyukat 50 cm3, silinder penyukat 10 cm3, jam randik,
Apparatus termometer, penunu Bunsen, tungku kaki tiga dan kasa dawai
Prosedur 250 cm3 conical flask, 50 cm3 measuring cylinder, 10 cm3 measuring cylinder, stopwatch,
Procedure thermometer, Bunsen burner, tripod stand and wire gauze
Langkah- 1 Dengan menggunakan pensel, tandakan ‘X’ pada sehelai kertas putih.
langkah Using a pencil, mark an ‘X’ on a piece of white paper.
Steps
2 Dengan menggunakan silinder penyukat 50 ml, sukat dan tuangkan 50 cm3 larutan
natrium tiosulfat 0.2 mol dm–3 ke dalam kelalang kon yang diletakkan di atas kertas
putih yang bertanda ‘X’.
Using the 50 ml measuring cylinder, measure and pour 50 cm3 of 0.2 mol dm–3 sodium
thiosulphate solution into the conical flask, which was then placed on the paper marked ‘X’.
Termometer
Thermometer
Kelalang kon Kelalang kon
Conical flask Conical flask
Panaskan X Kertas putih
Heat White paper
Larutan natrium tiosulfat Tanda ‘X’
Sodium thiosulphate solution ‘X’ mark
+
Asid sulfurik cair
Dilute sulphuric acid
3 Rekod suhu larutan natrium tiosulfat.
Record the temperature of the sodium thiosulphate solution.
4 Dengan menggunakan silinder penyukat 10 ml, sukat 5 cm3 asid sulfurik 1 mol dm–3.
Using a 10 ml measuring cylinder, measure 5 cm3 of 1 mol dm–3 sulphuric acid.
5 Dengan segera, tuang asid sulfurik ke dalam kelalang kon yang mengandungi 50 cm3
larutan natrium tiosulfat dan goncang kelalang itu. Mulakan jam randik.
Immediately, pour the sulphuric acid into the conical flask containing 50 cm3 of sodium
thiosulphate solution and shake the flask. Start the stopwatch.
6 Perhatikan pembentukan mendakan kuning sulfur pada bahagian atas kelalang kon.
Record masa apabila tanda ‘X’ pada kertas putih mula tidak kelihatan.
Observe the formation of the yellow precipitate of sulphur at the top of the conical flask.
Record the time when the ‘X’ mark on the white paper was no longer visible.
7 Ulang langkah 1 hingga 6 dengan meninggikan suhu larutan natrium tiosulfat sebanyak
5°C setiap kali.
Repeat steps 1 till 6. Each time, increase the temperature of the sodium thiosulphate
solution by 5°C.
8 Kemudian, plotkan dua graf./Then, plot two graphs.
(a) Graf suhu melawan masa/Graph of the temperature against time
(b) Graf suhu melawan 1/masa (kadar tindak balas)
Graph of the temperature against 1/time (rate of reaction)
1 Dengan menggunakan pensel, ‘X’ ditandakan pada sehelai kertas putih.
Using a pencil, an ‘X’ is marked on a piece of white paper.
2 Dengan menggunakan silinder penyukat 50 ml, 50 cm3 larutan natrium tiosulfat
0.2 mol dm–3 disukat dan dituangkan ke dalam kelalang kon yang diletakkan di atas
kertas putih yang bertanda ‘X’.
Using the 50 ml measuring cylinder, 50 cm3 of 0.2 mol dm–3 sodium thiosulphate
solution is measured and poured into the conical flask, which was then placed on the
paper marked ‘X’.
3 Suhu larutan natrium tiosulfat direkod.
The temperature of the sodium thiosulphate solution is recorded.
168
4 Dengan menggunakan silinder penyukat 10 ml, 5 cm3 asid sulfurik 1 mol dm–3
disukat.
Using a 10 ml measuring cylinder, 5 cm3 of 1 mol dm–3 sulphuric acid is measured.
5 Dengan segera, asid sulfurik dituang ke dalam kelalang kon yang mengandungi 50 cm3
larutan natrium tiosulfat dan kelalang itu digoncang. Jam randik dimulakan.
Immediately, The sulphuric acid is poured into the conical flask containing 50 cm3 of
sodium thiosulphate solution and shake the flask. The stopwatch is started.
6 Pembentukan mendakan kuning sulfur pada bahagian atas kelalang kon diperhatikan.
Masa apabila tanda ‘X’ pada kertas putih mula tidak kelihatan direkod.
The formation of the yellow precipitate of sulphur at the top of the conical Flask is observed.
The time when the ‘X’ mark on the white paper was no longer. Visible is recorded.
7 Langkah 1 hingga 6 diulang dengan meninggikan suhu larutan natrium tiosulfat
sebanyak 5 °C setiap kali.
Steps 1 till 6 are repeated. Each time, the temperature of the sodium thiosulphate solution
is increased by 5 °C.
8 Kemudian, dua graf diplotkan./Then, two graphs are plotted.
(a) Graf suhu melawan masa/Graph of the temperature against time
(b) Graf suhu melawan 1/masa (kadar tindak balas)
Graph of the temperature against 1/time (rate of reaction)
Keputusan Suhu larutan natrium Suhu bilik
Result tiosulfat (°C) Room 35 40 45 50
Temperature of sodium temperature
thiosulphate solution (°C)
Masa yang diambil untuk tanda ‘X’ 23 17 14 12 10
tidak kelihatan (s)
Time taken until ‘X’ is no longer
visible (s)
1 (s–1) / 1 (s–1) 0.043 0.059 0.071 0.083 0.100
masa time [Jawapan murid/Student’s answer]
(a) Graf suhu melawan masa / Graph of the temperature against time TP3/KBAT
Suhu (°C)/Temperature (°C)
70
60
50
40
30
20
10
Masa (s)
0 5 10 15 20 25 Time (s)
169
(b) Graf suhu melawan 1 / Graph of the temperature against 1 TP3/KBAT
masa masa
Suhu (°C)/Temperature (°C)
50
40
30
20
10 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 Ma1sa(s–1)
0 1 (s–1)
Time
Soalan 1 Apakah faktor yang mempengaruhi kadar tindak balas dalam eksperimen ini? TP2
Question What is the factor affecting the rate of reaction in this experiment?
Kesimpulan
Conclusion Suhu
The temperature
2 Bagaimanakah faktor di soalan 1 mempengaruhi kadar tindak balas? TP2
How does the factor in question 1 affect the rate of reaction?
Semakin tinggi suhu bahan tindak balas, semakin tinggi kadar tindak balas.
The higher the temperature of the reactants, the higher the rate of reaction.
3 Nyatakan definisi secara operasi bagi kadar tindak balas berdasarkan eksperimen ini.
State the operational definition for the rate of reaction based on this experiment.
TP4/KBAT
Kadar tindak balas adalah masa yang diambil bagi mendakan kuning terbentuk
sehingga tanda 'X' tidak lagi kelihatan.
The rate of reaction is the time taken for the yellow precipitate to form until mark ‘X’
disappaers.
Hipotesis diterima. Semakin tinggi suhu bahan tindak balas, semakin tinggi kadar
tindak balas.
Hypothesis is accepted. The higher the temperature of reactants, the higher the rate of
reaction.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
170
Eksperimen Wajib 7
Tajuk: Kesan kepekatan bahan tindak balas terhadap kadar tindak balas Buku teks m/s 129 – 130
Title: The effect of concentration of reactant on the rate of reaction Eksperimen 4.2
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 2 Penerokaan unsur dalam alam
Theme Exploration of elements in nature
Bidang pembelajaran : 4.0 Kadar tindak balas
Learning area Rate of reaction
Standard kandungan : 4.2 Faktor yang mempengaruhi kadar tindak balas
Content standard Factors affecting the rate of reaction
Standard pembelajaran : 4.2.1 Menjalankan eksperimen untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi
Learning standard kadar tindak balas
Carry out experiments to study factors affecting rate of reaction
Standard prestasi : TP1 Mengingat kembali pengetahuan dan kemahiran saintifik mengenai kadar
Performance standard tindak balas
Recall the knowledge and science skills on rate of reaction
TP2 Memahami kadar tindak balas dan dapat menjelaskan kefahaman
tersebut
Understands and explain rate of reaction
Tujuan Mengkaji kesan kepekatan bahan tindak balas terhadap kadar tindak balas
Aim To study the effect of concentration of reactants on the rate of reaction
Pernyataan
masalah Bagaimanakah kepekatan bahan tindak balas mempengaruhi kadar tindak balas?
Problem How does concentration of reactants affect the rate of reaction?
statement
Hipotesis Semakin tinggi kepekatan bahan tindak balas, semakin tinggi kadar tindak balas.
Hypothesis The higher the concentration of reactants, the higher the rate of reaction.
Pemboleh
ubah (a) dimanipulasikan : Kepekatan larutan natrium tiosulfat
Variables manipulated Concentration of sodium thiosulphate solution
Bahan (b) bergerak balas : Masa yang diambil untuk tanda ‘X’ tidak kelihatan
Materials responding Time taken until ‘X’ is no longer visible
(c) dimalarkan : Isi padu larutan natrium tiosulfat, kepekatan dan isi padu asid
constant sulfurik dan saiz kelalang kon
Volume of sodium thiosulphate solution, concentration and volume
of sulphuric acid and size of conical flask
Larutan natrium tiosulfat 0.20, 0.16, 0.12, 0.08, 0.04 mol dm–3, asid sulfurik 1 mol dm–3,
air suling dan kertas putih dengan tanda ‘X’ di bahagian tengah
0.20, 0.16, 0.12, 0.08, 0.04 mol dm–3 sodium thiosulphate solution, 1 mol dm–3 sulphuric acid,
distilled water and white paper with an ‘X’ marked at the centre
171
Radas Kelalang kon 250 cm3, silinder penyukat 50 cm3, silinder penyukat 10 cm3 dan jam randik
Apparatus 250 cm3 conical flask, 50 cm3 measuring cylinder, 10 cm3 measuring cylinder, stopwatch
Prosedur
Procedure 1 Dengan menggunakan pensel, tandakan ‘X’ pada sehelai kertas putih.
Using a pencil, mark an ‘X’ on a piece of white paper.
Langkah-
langkah 2 Dengan menggunakan silinder penyukat 50 cm3, sukat 50 cm3 larutan natrium tiosulfat
Steps 0.2 mol dm–3 and tuangkannya ke dalam kelalang kon. Letakkan kelalang itu di atas
tanda ‘X’ pada kertas putih itu.
Using the 50 cm3 measuring cylinder, measure 50 cm3 of 0.2 mol dm–3 sodium thiosulphate
solution and pour it into a conical flask. Place the flask on the ‘X’ mark on the white
paper.
Kelalang kon
Conical flask
Larutan natrium tiosulfat Kertas putih
Sodium thiosulphate solution
X White paper
+ Tanda ‘X’
Asid sulfurik cair ‘X’ mark
Silute sulphuric acid
3 Sukat 5 cm3 asid sulfurik 1 mol dm–3 dengan silinder penyukat 10 cm3.
Measure 5 cm3 of 1 mol dm–3 sulphuric acid with a 10 cm3 measuring cylinder.
4 Dengan segera, tuangkan asid sulfurik ke dalam kelalang kon yang mengandungi
50 cm3 larutan natrium tiosulfat dan goncangkan kelalang kon itu. Pada masa yang
sama, mulakan jam randik.
Immediately, pour the sulphuric acid into the conical flask containing 50 cm3 of sodium
thiosulphate solution and shake the flask. At the same time, start the stopwatch.
5 Perhatikan pembentukan mendakan kuning sulfur pada bahagian atas kelalang kon.
Rekodkan masa apabila tanda pangkah ‘X’ pada kertas putih mula tidak kelihatan.
Hitung 1/masa./Observe the formation of the yellow precipitate of sulphur at the top part
of the conical flask. Record the time when the ‘X’ mark on the white paper is no longer
visible. Calculate 1/time.
6 Ulang langkah 1 hingga 6 dengan menggunakan larutan natrium tiosulfat yang
mempunyai kepekatan yang berlainan seperti yang disenaraikan dalam jadual.
Repeat steps 1 to 6 using sodium thiosulphate solutions with different concentrations
as listed in the table.
7 Kemudian, plotkan dua graf./Then, plot two graphs.
(a) Graf kepekatan larutan natrium tiosulfat melawan masa
Graph of the concentration of sodium thiosulphate solution against time
(b) Graf kepekatan larutan natrium tiosulfat melawan 1/masa.
Graph of the concentration of sodium thiosulphate solution against 1/time.
1 Dengan menggunakan pensel, ‘X’ ditandakan pada sehelai kertas putih.
Using a pencil, an ‘X’ is marked on a piece of white paper.
2 Dengan menggunakan silinder penyukat 50 cm3, 50 cm3 larutan natrium tiosulfat
0.2 mol dm–3 disukat and dituangkannya ke dalam kelalang kon. Kelalang itu diletakkan
di atas tanda ‘X’ pada kertas putih itu./Using the 50 cm3 measuring cylinder, 50 cm3
of 0.2 mol dm–3 sodium thiosulphate solution is measured and poured it into a conical
flask. The flask is placed on the ‘X’ mark on the white paper.
3 5 cm3 asid sulfurik 1 mol dm–3 disukat dengan silinder penyukat 10 cm3.
5 cm3 of 1 mol dm–3 sulphuric acid is measured with a 10 cm3 measuring cylinder.
4 Dengan segera, asid sulfurik dituangkan ke dalam kelalang kon yang mengandungi
50 cm3 larutan natrium tiosulfat dan kelalang kon itu digoncang. Pada masa yang
sama, jam randik dimulakan.
Immediately, the sulphuric acid is poured into the conical flask containing 50 cm3 of sodium
thiosulphate solution and the flask is shaken. At the same time, the stopwatch is started.
172
5 Pembentukan mendakan kuning sulfur pada bahagian atas kelalang kon diperhatikan.
Masa apabila tanda pangkah ‘X’ pada kertas putih mula tidak kelihatan diperhatikan.
The formation of the yellow precipitate of sulphur at the top part of the conical flask is
observed. The time when the ‘X’ mark on the white paper is no longer visible is recorded.
6 Langkah 1 hingga 5 diulang dengan menggunakan larutan natrium tiosulfat yang
mempunyai kepekatan yang berlainan seperti yang disenaraikan dalam jadual.
Steps 1 to 6 are repeated using sodium thiosulphate solutions with different concentrations
as listed in the table.
7 Kemudian, dua graf diplotkan./Then, two graphs are plotted.
(a) Graf kepekatan larutan natrium tiosulfat melawan masa
Graph of the concentration of sodium thiosulphate solution against time
(b) Graf kepekatan larutan natrium tiosulfat melawan 1/masa
Graph of the concentration of sodium thiosulphate solution against 1/time
Keputusan Kepekatan larutan natrium tiosulfat 0.20 0.16 0.12 0.08 0.04
Result (mol dm–3)/Concentration of sodium
thiosulphate solution (mol dm–3) 20 23 32 46 95
Masa yang diambil untuk tanda ‘X’ tidak 0.050 0.043 0.031 0.022 0.011
kelihatan (s)
Time taken until ‘X’ is no longer visible (s) [Jawapan murid/Student’s answer]
1 (s–1) / 1 (s–1)
masa time
(a) Graf kepekatan larutan natrium tiosulfat melawan masa
Graph of the concentration of sodium thiosulphate solution against time
Kepekatan Na2S2O3(ak)/mol dm–3
Concentration of Na2S2O3(aq)/mol dm–3
0.20
0.16
0.12
0.08
0.04
Masa (s)
Time (s)
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
173
(b) Graf kepekatan larutan natrium tiosulfat melawan 1
masa
1
Graph of the concentration of sodium thiosulphate solution against masa
Kepekatan Na2S2O3(ak)/mol dm–3
Concentration of Na2S2O3(aq)/mol dm–3
0.20
0.16
0.12
0.08
0.04
0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 1 /s–1
Masa/Time
Perbincangan
Discussion 1 Nyatakan faktor yang mempengaruhi kadar tindak balas (1/masa) dalam eksperimen
Kesimpulan
Conclusion ini. TP1
State the factor that affects the rate of reaction (1/time) in this experiment.
Kepekatan larutan natrium tiosulfat/Kepekatan bahan tindak balas.
The concentration of sodium thiosulphate solution./The concentration of reactants.
2 Bagaimanakah faktor di soalan 1 mempengaruhi kadar tindak balas? TP2
How does the factor in question 1 affect the rate of reaction?
Semakin pekat bahan tindak balas, semakin tinggi kadar tindak balas.
The more concenetrated the reactant, the higher the rate of reaction.
Hipotesis diterima. Semakin tinggi kepekatan bahan tindak balas, semakin tinggi kadar
tindak balas.
Hypothesis is accepted. The higher the concenetration of reactants, the higher the rate of
reaction.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
174
Eksperimen Wajib 8
Tajuk: Kesan saiz bahan tindak balas terhadap kadar tindak balas Buku teks m/s 131 – 132
Title: The effect of the size of reactants on the rate of reaction Eksperimen 4.3
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 2 Penerokaan unsur dalam alam
Theme Exploration of elements in nature
Bidang pembelajaran : 4.0 Kadar tindak balas
Learning area Rate of reaction
Standard kandungan : 4.2 Faktor yang mempengaruhi kadar tindak balas
Content standard Factors affecting the rate of reaction
Standard pembelajaran : 4.2.1 Menjalankan eksperimen untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi
L earning standard kadar tindak balas
Carry out experiments to study factors affecting rate of reaction
Standard prestasi : TP2 Memahami kadar tindak balas dan dapat menjelaskan kefahaman
Performance standard tersebut
Understands and explain rate of reaction
Tujuan Untuk mengkaji kesan saiz bahan tindak balas pepejal terhadap kadar tindak balas
Aim To study the size of reactant on the rate of reaction
Pernyataan
masalah Bagaimanakah saiz bahan tindak balas mempengaruhi kadar tindak balas?
Problem How does the size of reactants affect the rate of reaction?
statement
Hipotesis Semakin kecil saiz bahan tindak balas pepejal, semakin tinggi kadar tindak balas.
Hypothesis The smaller the size of solid reactants, the higher the rate of reaction.
Pemboleh
ubah (a) dimanipulasikan : Saiz marmar
Variables manipulated Size of marble
Bahan (b) bergerak balas : Masa yang diambil untuk mengumpul 30.00 cm3 gas
Materials responding Time taken to collect 30.00 cm3 of gas
Radas (c) dimalarkan : Suhu, jisim marmar, kepekatan dan isi padu asid hidroklorik
Apparatus constant Temperature, mass of marble, concentration and volume of
hydrochloric acid
Cebisan marmar hancur bersaiz kecil, ketulan marmar bersaiz besar dan asid hidroklorik
cair 0.1 mol dm–3
Small pieces of marble chips, large pieces of marble chips and 0.1 mol dm–3 dilute hydrochloric
acid
Kelalang kon 250 cm3, silinder penyukat 50 cm3, penyumbat getah dengan salur penghantar,
buret, besen, neraca elektronik, kaki retort dengan pengapit dan jam randik
250 cm3 conical flask, 50 cm3 measuring cylinder, rubber stopper with delivery tube, burette,
basin, electronic balance, retort stand with clamp and stopwatch
175
Prosedur 1 Isi besen dan buret dengan air. Telangkupkan buret ke dalam besen seperti yang
Procedure ditunjukkan dalam rajah di bawah.
Fill the basin and burette with water. Invert the burette into the basin as shown in the
diagram below.
Buret Kaki retort
Burette Retort stand
Besen
Basin
Air
Water
2 Selaraskan aras air di dalam buret. Perhati dan rekodkan bacaan awal buret.
Adjust the water level in the burette. Observe and record the initial reading of the burette.
3 Sukat 40 cm3 asid hidroklorik 0.1 mol dm–3 dengan silinder penyukat dan tuangkannya
ke dalam kelalang kon.
Measure 40 cm3 of 0.1 mol dm–3 hydrochloric acid using the measuring cylinder and
pour it into the conical flask.
4 Timbang 2 g ketulan marmar yang besar dan masukkannya ke dalam kelalang kon.
Weigh 2 g of large marble pieces and put the chips into the conical flask.
5 Dengan segera, tutup kelalang kon dengan penyumbat getah yang disambungkan
dengan salur penghantar dan goncang kelalang kon itu. Mulakan jam randik pada
masa yang sama.
Immediately, cover the conical flask with a rubber stopper which is connected to a deliver
tube and shake the flask. Start the stopwatch at the same time.
Buret
Burette
Salur penghantar
Delivery tube
Kelalang kon Besen
Conical flask Basin
Asid hidroklorik cair Air
Dilute hydrochloric acid Water
Ketulan marmar
Marble chips
6 Perhatikan bacaan buret. Apabila 30.00 cm3 gas telah dikumpul, hentikan jam randik.
Perhati dan catatkan bacaan jam randik.
Observe the burette reading. When 30.00 cm3 of gas has been collected, stop the stop-
watch. Record the reading on the stopwatch.
7 Ulang langkah 1 hingga 6 dengan menggantikan ketulan marmar yang bersaiz besar
dengan cebisan marmar yang bersaiz kecil dengan jisim yang sama.
Repeat steps 1 to 6 by replacing the large pieces of marble chips with small pieces of
marble chips of the same mass.
176
Langkah- 1 Besen dan buret diisi dengan air. Buret ditelangkupkan ke dalam besen seperti yang
langkah ditunjukkan dalam rajah.
Steps
The basin and burette are filled with water. The burette is inverted into the basin as
shown in the diagram.
2 Aras air di dalam buret diselaraskan. Bacaan awal buret, diperhati dan direkodkan.
Adjust the water level in the burette. Observe and record the initial reading of the
burette.
3 40 cm3 asid hidroklorik 0.1 mol dm–3 disukat dengan silinder penyukat dan dituangkannya
ke dalam kelalang kon.
40 cm3 of 0.1 mol dm–3 hydrochloric acid is measured using the measuring cylinder
and it is poured into the conical flask.
4 2 g ketulan marmar yang bersaiz besar ditimbang dan dimasukkannya ke dalam
kelalang kon.
2 g of large marble chips is weighed and the chips is put into the conical flask.
5 Dengan segera, kelalang kon ditutup dengan penyumbat getah yang disambungkan
dengan salur penghantar dan kelalang kon itu digoncang. Jam randik dimulakan pada
masa yang sama.
Immediately, the conical flask is covered with a rubber stopper which is connected to
deliver tube and the conical flask is shaken, the stopwatch is started at the sam
time.
6 Bacaan buret diperhatikan. Apabila 30.00 cm3 gas telah dikumpul, hentikan jam randik.
Perhati dan catatkan bacaan jam randik.
The burette reading is observed. When 30.00 cm3 of gas has been collected, stop the stop-
watch. Record the reading on the stopwatch.
7 Langkah 1 hingga 6 diulang dengan menggantikan ketulan marmar yang bersaiz besar
dengan cebisan marmar yang bersaiz kecil dengan jisim yang sama.
Steps 1 till 6 are repeated by replacing the large pieces of marble with small pieces of
crushed marble of the same mass.
Keputusan Saiz marmar Masa yang diambil untuk mengumpul 30.00 cm3 gas (s)
Result Size of marble Time taken to collect 30.00 cm3 of gas (s)
Ketulan marmar
yang bersaiz besar
Large pieces of
marble chips
Ketulan marmar
yang bersaiz kecil
Small pieces of
marble chips
[Jawapan murid/Student’s answer]
177
Soalan 1 Bandingkan masa yang diambil untuk mengumpul 30.00 cm3 gas karbon dioksida yang
Question dihasilkan oleh tindak balas dengan menggunakan ketulan marmar bersaiz besar dan
Kesimpulan cebisan marmar bersaiz kecil. TP2
Conclusion
Compare the time taken to collect 30.00 cm3 of carbon dioxide gas produced by the
reaction using large-sized marble pieces and small-sized marble pieces.
Masa yang diambil oleh ketulan marmar bersaiz besar adalah lebih panjang daripada
masa yang diambil oleh cebisan marmar bersaiz kecil.
The time taken by large-sized marble pieces is longer than the time taken by small-sized
marble pieces.
2 Bandingkan kadar tindak balas yang menggunakan ketulan marmar bersaiz besar dan
kadar tindak balas yang menggunakan cebisan marmar bersaiz kecil. TP2
Compare the rate of reaction using large-sized marble pieces and the rate of reaction
using small-sized marble pieces.
Kadar tindak balas yang menggunakan ketulan marmar bersaiz besar adalah lebih
rendah daripada kadar tindak balas yang menggunakan cebisan marmar bersaiz kecil.
The rate of reaction using large-sized marble pieces is lower than the rate of reaction
using small-sized marble pieces.
3 Bagaimanakah saiz marmar mempengaruhi kadar tindak balas antara marmar dengan
asid hidroklorik? TP2
How does marble size affect the rate of reaction between marble and hydrochloric acid?
Apabila saiz marmar berkurang, kadar tindak balas meningkat.
As the size of the marble decreases, the rate of reaction increases.
Semakin kecil saiz bahan tindak balas pepejal, semakin tinggi kadar tindak balas.
The smaller the size of solid reactants, the higher the rate of reaction.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
178
Eksperimen Wajib 9
Tajuk: Kesan mangkin terhadap kadar tindak balas Buku teks m/s 133 – 134
Title: The effect of catalyst on the rate of reaction Eksperimen 4.4
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 2 Penerokaan unsur dalam alam
Theme Exploration of elements in nature
Bidang pembelajaran : 4.0 Kadar tindak balas
Learning area Rate of reaction
Standard kandungan : 4.2 Faktor yang mempengaruhi kadar tindak balas
Content standard Factors affecting the rate of reaction
Standard pembelajaran : 4.2.1 Menjalankan eksperimen untuk mengkaji faktor yang mempengaruhi
L earning standard kadar tindak balas
Carry out experiments to study factors affecting rate of reaction
Standard prestasi : TP2 Memahami kadar tindak balas dan dapat menjelaskan kefahaman
Performance standard tersebut
Understands and explain rate of reaction
TP3 Mengaplikasikan pengetahuan mengenai kadar tindak balas dan dapat
melaksanakan tugasan mudah
Apply knowledge about rate of reaction and able to carry out simple tasks
Tujuan Untuk mengkaji kesan kehadiran mangkin terhadap kadar tindak balas
Aim To study the effect of catalyst on rate of reaction
Pernyataan
masalah Bagaimanakah kehadiran mangkin mempengaruhi kadar tindak balas?
Problem How does the presence of a catalyst affect the rate of reaction?
statement
Hipotesis Jika mangkin hadir, maka kadar tindak balas meningkat.
Hypothesis Presence of catalyst increases the rate of reaction.
Pemboleh
ubah (a) dimanipulasikan : Kehadiran mangkin
Variables manipulated Presence of catalyst
Bahan (b) bergerak balas : Masa yang diambil untuk mengumpul 30.00 cm3 gas
Materials responding Time taken to collect 30.00 cm3 of gas
Radas (c) dimalarkan : Suhu, isi padu dan kepekatan asid hidroklorik
Apparatus constant Temperature, concentration and volume of hydrochloric acid
Ketulan zink bersaiz kecil, asid hidroklorik cair, 0.1 mol dm–3 dan larutan kuprum(II)
sulfat 0.5 mol dm–3
Zinc granules, 0.1 mol dm–3 dilute hydrochloric acid, and and 0.5 mol dm–3 copper(II)
sulfate solution
Kelalang kon 250 cm3, silinder penyukat 50 cm3, penyumbat getah dengan salur penghantar,
buret, besen, neraca elektronik, kaki retort dengan pengapit, spatula dan jam randik
250 cm3 conical flask, 50 cm3 measuring cylinder, rubber stopper with delivery tube, burette,
basin, electronic balance, retort stand with clamp, spatula and stopwatch
179
Prosedur Buret
Procedure Burette
Kelalang kon Besen
Conical flask Basin
Air
Asid hidroklorik cair Water
Dilute hydrochloric acid
Ketulan marmar
Marble chips
1 Isi besen dan buret dengan air. Telangkupkan buret ke dalam besen seperti yang
ditunjukkan dalam rajah.
Fill the basin and burette with water. Invert the burette into the basin as shown in the
diagram.
2 Selaraskan aras air di dalam buret. Perhati dan rekodkan bacaan awal buret.
Adjust the water level in the burette. Observe and record the initial reading of the burette.
3 Sukat 40 cm3 asid hidroklorik 0.1 mol dm–3 dengan silinder penyukat dan tuangkannya
ke dalam kelalang kon.
Measure 40 cm3 of 0.1 mol dm–3 hydrochloric acid using a measuring cylinder and pour
it into the conical flask.
4 Timbang 2 g ketulan zink dan masukkannya ke dalam kelalang kon.
Weigh 2 g of zinc pieces and put the zinc pieces into the conical flask.
5 Dengan segera, tutup kelalang kon dengan penyumbat getah dan goncang kelalang kon
itu. Mulakan jam randik pada masa yang sama.
Immediately, cover the conical flask with a rubber stopper and shake the conical flask.
Start the stopwatch at the same time.
6 Perhatikan bacaan buret. Apabila 30.00 cm3 gas telah dikumpul, hentikan jam randik.
Perhati dan catatkan bacaan jam randik.
Observe the burette reading. When 30.00 cm3 of gas has been collected, stop the stop
watch. Record the reading on the stop watch.
7 Ulang langkah 1 hingga 6 dengan menggantikan 40 cm3 asid hidroklorik cair 0.1 mol
dm–3 dengan campuran 40 cm3 asid hidroklorik cair 0.1 mol dm–3 dan 5 cm3 larutan
kuprum(II) sulfat 0.5 mol dm–3.
Repeat step 1 to 6 by replacing 40 cm3 of dilute hydrochloric acid 0.1 mol dm–3 with a
mixture of 40 cm3 of dilute hydrochloric acid 0.1 mol dm–3 and 5 cm3 of 0.5 mol dm–3
copper(II) sulphate solution.
Langkah- 1 Besen dan buret diisi dengan air. Buret ditelangkupkan ke dalam besen seperti yang
langkah ditunjukkan dalam rajah.
Steps
The basin and burette are filled with water. The burette is inverted into the basin as
shown in the diagram.
2 Aras air di dalam buret diselaraskan. Bacaan awal buret, diperhati dan direkodkan.
The water level in the burette is adjusted. The initial reading of the burette is observed
and recorded.
3 40 cm3 asid hidroklorik 0.1 mol dm–3 disukat dengan silinder penyukat dan dituangkannya
ke dalam kelalang kon.
40 cm3 of 0.1 mol dm–3 hydrochloric acid is measured using a measuring cylinder and
is poured into the conical flask.
4 2 g ketulan zink ditimbang dan dimasukkannya ke dalam kelalang kon.
2 g of zinc pieces is weighed and the zinc pieces are put into the conical flask.
180
5 Dengan segera, kelalang kon ditutup dengan penyumbat getah dan kelalang kon itu
digoncang. Jam randik dimulakan pada masa yang sama.
Immediately, the conical flask is covered with a rubber stopper and shake the conical
flask. The stopwatch is started at the same time.
6 Bacaan buret diperhatikan. Apabila 30.00 cm3 gas telah dikumpul, hentikan jam randik.
Perhatikan dan catat bacaan jam randik.
The burette reading is observed. When 30.00 cm3 of gas has been collected, stop the stop-
watch. Record the reading on the stopwatch.
7 Langkah 1 hingga 6 diulang dengan menggantikan 40 cm3 asid hidroklorik cair
0.1 mol dm–3 dengan campuran 40 cm3 asid hidroklorik cair 0.1 mol dm–3 dan 5 cm3
larutan kuprum(II) sulfat 0.5 mol dm–3.
Steps 1 to 6 are repeated by replacing 40 cm3 of dilute hydrochloric acid 0.1 mol dm–3
with a mixture of 40 cm3 dilute hydrochloric acid 0.1 mol dm–3 and 5 cm3 of 0.5 mol dm–3
copper(II) sulphate solution.
Keputusan Campuran dalam Masa yang diambil untuk mengumpul 30.00 cm3 gas (s)
Result kelalang kon Time taken to collect 30.00 cm3 of gas (s)
Mixture in the
conical flask
Ketulan zink dan
asid hidroklorik
cair
Zinc pieces and
dilute hydrochloric
acid
Ketulan zink, asid [Jawapan murid/Student’s answer]
hidroklorik cair dan
larutan kuprum(II)
sulfat
Zinc pieces, dilute
hydrochloric acid
and copper(II)
sulphate solution
181
Soalan 1 Bandingkan masa yang diambil untuk mengumpul 30.00 cm3 gas hidrogen yang
Question dihasilkan oleh tindak balas yang menggunakan campuran ketulan zink dan asid
Kesimpulan hidroklorik cair dengan yang menggunakan campuran ketulan zink, asid hidroklorik
Conclusion cair dan larutan kuprum(II) sulfat sebagai mangkin. TP2
Compare the time taken to collect 30.00 cm3 of hydrogen gas produced by the reaction
using mixture of zinc pieces and dilute hydrochloric acid and mixture of zinc pieces,
dilute hydrochloric acid and copper(II) sulphate solution as a catalyst.
Masa yang diambil oleh tindak balas yang menggunakan campuran ketulan zink dan
asid hidroklorik cair adalah lebih panjang daripada masa yang diambil oleh tindak
balas yang menggunakan campuran ketulan zink, asid hidroklorik cair dan larutan
kuprum(II) sulfat sebagai mangkin.
The time taken by the reaction using mixture of zinc pieces and dilute hydrochloric
acid is longer than the time taken by the reaction using mixture of zinc pieces, dilute
hydrochloric acid and copper(II) sulphate solution as a catalyst.
2 Bandingkan antara kadar tindak balas yang menggunakan zink dan asid hidroklorik
cair tanpa mangkin dengan kadar tindak balas yang menggunakan zink dan asid
hidroklorik serta larutan kuprum(II) sulfat sebagai mangkin. TP2
Compare the rate of reaction using zink and dilute hydrochloric acid without catalyst
and the rate of reaction using zinc and hydrochloric acid and copper(II) sulphate solution
as a catalyst.
Kadar tindak balas yang menggunakan zink dan asid hidroklorik cair tanpa mangkin
adalah lebih rendah daripada kadar tindak balas yang menggunakan zink dan asid
hidroklorik serta larutan kuprum(II) sulfat sebagai mangkin.
The rate of reaction using zink and dilute hydrochloric acid without catalyst is lower
than the rate of reaction using zinc and hydrochloric acid and copper(II) sulphate
solution as a catalyst.
3 Nyatakan faktor kadar tindak balas yang dikaji dalam eksperimen ini.
State the factor which affects the rate of reaction in this experiment.
Kehadiran mangkin./The presence of catalyst.
4 Bagaimanakah faktor tersebut mempengaruhi kadar tindak balas?
How does the factor affect the rate of reaction?
Mangkin meningkatkan kadar tindak balas.
Catalysts increase the rate of reaction.
5 Apakah peranan larutan kuprum(II) sulfat dalam eksperimen ini? TP1
What is the role played by copper(II) sulphate solution in this experiment?
Bertindak sebagai mangkin untuk meningkatkan kadar tindak balas.
Acts as a catalyst to increase the rate of reaction.
Hipotesis diterima. Jika mangkin hadir, maka kadar tindak balas meningkat.
Hypothesis is accepted. Presence of catalyst increases the rate of reaction.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
182
Eksperimen Wajib 10
Tajuk: Penghasilan sabun melalui proses saponifikasi Buku teks m/s 169 – 170
Title: Production of soup through saponification process Eksperimen 5.1
Nama murid/Name of student : Tingkatan/Form :
Nama guru/Name of teacher : Tarikh/Date :
Tema : 2 Penerokaan unsur dalam alam
Theme Exploration of elements in nature
Bidang pembelajaran : 5.0 Sebatian karbon
Learning area Carbon compounds
Standard kandungan : 5.5 Minyak sawit
Content standard Palm oil
Standard pembelajaran : 5.5.10 Menjalankan eksperimen menghasilkan sabun melalui proses saponifikasi
Learning standard Carry out an experiment to produce soap through saponification process
Standard prestasi : TP2 Memahami sebatian karbon dan dapat menjelaskan kefahaman tersebut
Performance standard Understands and explain carbon compounds
Tujuan Untuk menghasilkan sabun melalui proses saponifikasi
Aim To produce soap through the saponification process
Pernyataan
masalah Bagaimanakah sabun dihasilkan?
Problem How is soap produced?
statement
Bahan Minyak sawit, larutan natrium hidroksida pekat 5 mol dm–3, air suling, natrium klorida,
Materials kertas turas, kertas limus merah dan biru.
Palm oil, 5 mol dm–3 concentrated sodium hydroxide solution, distilled water, sodium chloride,
Radas filter paper, red litmus paper and blue litmus paper
Apparatus
Bikar, silinder penyukat, rod kaca, penunu Bunsen, tungku kaki tiga, kasa dawai, corong
Prosedur turas, kaki retort, spatula, tabung uji dan kelalang kon
Procedure Beaker, measuring cylinder, glass rod, Bunsen burner, tripod stand, wire gauze,filter funnel,
retort stand, spatula, test tube and conical flask
1 Masukkan 10 cm3 minyak sawit dan 50 cm3 larutan Rod kaca
Glass rod
natrium hidroksida pekat ke dalam sebuah bikar.
Pour 10 cm3 of palm oil and 50 cm3 of concentrated
sodium hydroxide solution into a beaker.
2 Didih dan kacaukan campuran itu secara perlahan- Minyak sawit
lahan selama 5 minit. Palm oil
Boil and stir the mixture slowly for 5 minutes.
+
Larutan natrium
hidroksida pekat
3 Tambahkan 50 cm3 air dan tiga spatula serbuk Panaskan Concentrated
natrium klorida./ Add 50 cm3 of water and three Heat sodium hyroxide
spatulas of sodium chloride powder. solution
4 Didih dan kacaukan campuran selama 5 minit.
Boil and stir the mixture for 5 minutes.
5 Biarkan campuran dalam bikar sejuk dan turas baki yang terhasil.
Allow the mixture in the beaker to cool down and filter the residue that is formed.
6 Bilas baki itu dengan sedikit air suling dan keringkan dengan kertas turas.
Rinse the residue with a little distilled water and dry with a filter paper.
183
Langkah- 7 Sentuh baki itu dengan jari dan goncangkannya dengan air dalam tabung uji.
langkah Touch the residue and shake it with water in a test tube.
Steps
8 Uji baki dengan kertas litmus merah dan biru lembap. Perhati dan rekodkan perubahan
Pemerhatian warna, jika ada./Test the residue with red and blue litmus papers. Observed and record
Observation the colour change, if any.
Perbincangan
Discussion 1 10 cm3 minyak sawit dan 50 cm3 larutan natrium hidroksida pekat dimasukkan ke
Kesimpulan dalam sebuah bikar./10 cm3 of palm oil and 50 cm3 of concentrated sodium hydroxide
Conclusion solution are put into a beaker.
2 Campuran itu dididih dan dikacau secara perlahan-lahan selama 5 minit.
The mixture is boiled and stirred slowly for 5 minutes.
3 50 cm3 air dan tiga spatula serbuk natrium klorida ditambah.
50 cm3 of water and three spatulas of sodium chloride powder are added.
4 Campuran dikacau dan dididih selama 5 minit.
The mixture is boiled and stirred for 5 minutes.
5 Campuran dalam bikar dibiarkan sejuk dan baki yang terhasil dituras.
The mixture in the beaker is left to cool down and the residue that is formed is filtered.
6 Baki itu dibilas dengan sedikit air suling dan keringkan dengan kertas turas.
The residue is rinsed with a little distilled water and is dried with a filter paper.
7 Baki itu disentuh dengan jari dan digoncangkannya dengan air dalam tabung uji.
The residue is touched and shaked with water in a test tube.
8 Baki diuji dengan kertas litmus merah dan biru lembap. Perubahan warna, diperhati
dan direkodkan, jika ada./The residue is tested with red and blue litmus papers. The
colour change is observed and recorded, if any.
Ujian terhadap pepejal putih Pemerhatian
Test on the white solid Observation
Sentuh dengan jari Licin
Touch with fingers Smooth
Goncang dengan air Banyak buih terhasil
Shake with water Bubbles are produced
Ujian dengan kertas litmus merah Bertukar menjadi biru
Test with a red litmus paper Changes to blue
Ujian dengan kertas litmus biru Tiada perubahan
Test with a blue litmus paper No change
[Jawapan murid/Student’s answer]
1 Lengkapkan persamaan perkataan untuk mewakili proses saponifikasi.
Complete the word equation to represent the saponification process. TP2
Minyak sawit Natrium hidroksida Sabun + Gliserol
Palm oil + Sodium hydroxide Soap Glycerol
(lemak/fat) (alkali/alkali)
2 Nyatakan fungsi natrium klorida./ State the function of sodium chloride. TP2
Untuk mengurangkan keterlarutan sabun dalam air.
To reduce the solubility of soap in water.
Sabun boleh dihasilkan melalui proses saponifikas.
Soap can be produced through the saponification process.
Tahap penguasaan penyiasatan saintifik: 12345
Tahap penguasaan sikap saintifik dan nilai murni: 1 2 3 4 5
184